E.1 Pendahuluan.
Untuk mengeringkan daerah dataran rendah ada beberapa cara .Pemanfaatan (reklamasi) suatu
daerah terebut biasanya dilakukan dengan cara penimbunan tanah yang cukup tinggi agar aman
terhadap banjir tahunan. Cara lain adalah membiarkan daerah dataran rendah tersebut ( tanpa
penimbunan tanah) dan melaksanakan sistem polder untuk membebaskannya dari ancaman
banjir. Drainase Sitem polder banyak digunakan di daerah pantai seperti di wilayah Daerah
khusus Ibu kota Jakarta.
Air di dalam polder dikendalikan ketinggian nya dengan pompa air dan pintu air serta
duicker.
-1,0
T
LAUT
P
-2,20
D
Kolam
polder.
Gb.4.6.Denah Polder.
8
0 3
jam
Kapasitas pompa yang diperlukan: volume hujan dibagi waktu pemompaan= 673.537,60 : 24
jam = 7,784 m3 / dt.
Dipergunakan pompa 8 buah , masing-masing 1 m3 /dt = 8 m3 /dt.
Selanjutnya perhitungan dengan menggunakan tabel, dengan interval tinjauan perubahan
waktu untuk 30 menit. Sehingga besaran debit masuk dan pompa perlu disesuaikan dalam
satuan menit sebagai berikut:
Q pompa = 8 m3 /dt = 480 m3/ menit.
Q masuk jam ke 3 = 46,704 m3 /dt = 2802,24 m3/ menit (periksa hidrograf)
Q masuk jam ke 1 = 1/3. 46,704 m3 /dt = 934,08 m3 / menit
Q masuk jam ke 0,5 = 0,5 . 934,08 = 467,04 m3 / menit
Perubahan elevasi = E = perubahan volume dibagi luas kolam.
Tabel.4.3. Perhitungan perubahan elevasi air kolam, suatu polder.
Dari hasil perhitungan tabel tersebut diatas dapat diketahui dengan adanya aliran masuk
kekolam dan mulai dioperasionalkannya pompa pada jam ke satu akan didapat kenaikan
elevasi muka air dikolam sampai + 0,874 m dan akan turun kembali elevasinya mulai jam ke
8, dan seterusnya hingga elevasi yang dikehendaki.