F4 Gizi Ibu Hamili
F4 Gizi Ibu Hamili
Oleh:
Pendamping:
2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang banyak
untuk pemenuhan gizi ibu sendiri dan perkembangan janin yang dikandungnya.
Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi yang dimakan tetapi harus
ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kehamilan menyebabkan
meningkatnya metabolisme energi. Karena itu,kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Rahmaniar
dkk, 2011).
PRAKARSA Policy Update angka kematian ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup (Nurrizka dkk, 2013). Angka kematian ibu di provinsi Jawa Tengah tahun 2013
mengalami 2 peningkatan apabila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2013). Masalah gizi yang sering dihadapi
ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi. Menurut Depkes RI
tahun 2013, prevalensi ibu hamil KEK yaitu 24,2%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tenga tahun 2010 terdapat 13,91% ibu hamil KEK (Depkes, 2013).
adanya ketidak seimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang
dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko
kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat
bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013,
sekitar 146.000 bayi usia 0 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 28 hari) meninggal
setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per1000 Kelahiran Hidup, lima
puluh empat persen penyebab kematian bayiadalah latar belakang gizi (Depkes, 2013).
Kalori yang dibutuhkan tergantung aktivitas yang dilakukan ibu hamil dan
peningkatan Bassal Metabolic Rate (BMR). Untuk ibu hamil ditambahkan 300 kalori/hari
dari kebutuhan biasanya. Energi yang diberikan tinggi berfungsi untuk menyediakan
energi yang cukup agar protein tidak dipecah menjadi energi. Tambahan energi dapat
diperoleh dari nasi, roti, mie, jagung, ubi, kentang, dan sebagainya. Protein tinggi
diberikan untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan bayi. Penambahan
protein sebesar 10 g/kg BB/hari. Protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai
nilai biologis tinggi, misalnya daging, susu,3 telur, keju, produk susu dan ikan.A
Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, yaitu untuk membentuk otot,
Ibu Hamil yang mengalami KEK mempunyai risiko melahirkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) 5 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak KEK
(Hidayanti, 2004). Prevalensi ibu hamil KEK mengalami kenaikan selama krisis ekonomi
yaitu mencapai 24,9%. Meski mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan
adanya perbaikan ekonomi Indonesia pasca krisis, sampai dengan saat ini prevalensi ibu
hamil KEK masih cukup tinggi yaitu 24,2% (Depkes, 2013). Tingginya angka kurang gizi
pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia
Kondisi ibu yang tidak sehat atau kekurangan asupan zat gizi, membuat ibu tidak siap
menghadapi persalinan. Dalam masa kehamilan ibu membutuhkan zat gizi dalam jumlah
yang lebih besar dari saat tidak hamil. Kelebihan jumlah zat gizi tersebut selain untuk
menjaga kesehatan ibu juga dimanfaatkan untuk pertumbuhan janin. Bayangkan jika
seorang ibu yang hanya mengkonsumsi zat gizi sama jumlahnya dengan kondisi saat ia
tidak hamil. Ibu tersebut akan menderita kekurangan gizi, karena gizi yang ada dalam
tubuhnya telah diserap oleh janin. Ibu yang kekurangan zat gizi akan memperburuk
Seringkali bayi yang kurang mendapat suplai zat gizi dari ibu lahir prematur (lahir
belum cukup bulan), lahir dengan berat lahir rendah, atau sering kali bayi lahir dalam
keadaan meninggal, ibu mengalami pendarahan selama melahirkan, dan akibat-akibat lain
yang seringkali membahayakan kesehatan bayi. Meskipun bayi lahir selamat, namun bayi
pertumbuhan setelah lahir Pertumbuhan volume otak yang yang terhambat erat kaitannya
mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah dan perkembangan mental yang terhambat,
Cara mengukur gizi ibu hamil ada dua, yaitu dengan menggunakan metode
pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) dan dengan menggunakan pengukuran BMI.
Sedangkan metode dietetik adalah dengan mengetahui nilai gizi berdasarkan makanan
yang dikonsumsi.
Parameter yang digunakan dalam pengukuran status gizi ibu hamil dengan menggunakan
metode antropometri adalah lingkar lengan atas (LILA) dan berat badan dengan
Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini memenng merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang
sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko kekurangan energi
protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja.
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil
maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun
a. Mengetahui resiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) WUS, baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan
KEK.
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila
ukuran LILA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut
mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas
atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti risiko KEK
Cara Pengukuran
LILA.
h. Membaca hasil pengukuran LILA.
2. Metode Pengukuran BMI
Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisa
dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang
dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang
ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat
berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan
sehingga rumusnya dapat dibuat. Dengan berbekal beberapa rumus ideal tentang berat
badan, saya (penulis) dapat kembangkan menjadi rumus berat badan ideal untuk ibu
BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
o Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca
o Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat
0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai
ibu hamil perlu di laksanakan di setiap desa secara komprehensif dan terpadu,
meliputi pelayanan pemeriksaan fisik meliputi BB, TB, Lila dan pemeriksaan ANC,
BAB II
PERMASALAHAN
Kronik) di Jawa Timur mempunyai prevalensi KEK tertinggi sebesar 21,9%. Kekurangan
Energi Kronik banyak dipengaruhi oleh banyak factor yaitu pendidikan, kemiskinan,
lingkungan yang buruk, kebiasaan makan,dan kondisi kesehatan yang buruk yang akan
mempengaruhi status gizi serta mengganggu pertumbuhan janin. Oleh karena itu kegiatan
posyandu atau ANC terpadu pada trimester awal kehamilan sangat penting dilakukan agar
terjadi penurunan resiko kematian atau kecacatan pada ibu atau janin.
BAB III
PERENCANAAN DAN INTERVENSI
pada ibu dengan KEK selama 20 hari di laksanakan selasa pada 10 Mei 2017 sampai
30 Mei 2017 dilaksanakan puluk 7.30 sampai selesai bertempat di Poli KIA di
BAB IV
PELAKSANAAN
Kegiatan ANCT di Poli KIA di Puskesmas Pajarakan Kab. Probolinggo dilakukan setiap hari
selasa dan rabu secara rutin. Pada tanggal 30 mei 2017 di dapatkan 1 inbu hamil menderita
KEK (Kekurangan Energi Kronik). Kegiatan ini di ikuti oleh 1 dokter interensip, 3 orang dan
tgl keluhan TD BB Umur TFU Letak Djj Hasil Lab Nasehat yang
20/3/ Mual,pusing 90/70 41kg 11-12mggu 3 jari Ball - HB: 12,4 Makan sedikit
Hiv : NR
17 diatas + Lila 21 tapi sering
Istirahat cukup
simpisis
10/5/ Tidak ada 100/6 42,7 25-26 mggu 16 kep + Lila 22 Makan makanan
17 keluhan 0 bergizi
30/5/ Tidak ada 110/80 45,4 26-27 mggu 16 kep + Lila 22 Makan makanan
Hb: 12,6
17 keluhan yang bergizi
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring :
Kegiatan ANCT dilakukan rutin pada hari selasa dan rabu di poli KIA
Puskesmas Pajarakan
Petugas kesehatan hadir tepat waktu sebelum pelayanan dimulai
Evaluasi :
Angka kehadiran pasien pada selasa 30 mei 2017 sebanyak 10 orang yang
Kegiatan ANCT dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 mei 2017 di poli
dengan baik.
mei 2017. Untuk mengurangi terjadinya KEK pada ibu hamil perlu dilakukan promosi
kesehatan yaitu berupa penyuluhan secara berkala pada ibu hamil atau ibu yang baru
pertama kali hamil tentang definisi KEK sampai akibat yang ditimbulkan untuk bayi
di dalam kandungan.
DAFTAR PUSTAKA
Bachyar, Bakri. 2001. Penilaian status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
http://www.glitter-graphics.com/
http://wwwdiam-diamdaribintang.blogspot.com/
Lampiran