PENDAHULUAN
BAHASA INDONESIA | 1
BAB II
PEMBAHASAN
BAHASA INDONESIA | 2
B. Reduplikasi
Ada tiga macam bentuk reduplikasi, yaitu:
1. Reduplikasi Fonologis
Yaitu bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna, karena pengulangannya
bersifat fonologis yang artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem. Contohnya:
dada, pipi, paru-paru, dan lain sebagainya.
1. Reduplikasi Morfemis
Yaitu bentuk kata yang mengalami perubahan makna gramatikal atas leksem yang
diulang, sehingga terjadilah satuan yang berstatus kata. Contohnya: beres menjadi kata
beres-beres.
2. Reduplikasi Sintaktis
Yaitu proses yang tejadi atas leksem yang menghasilkan satuan yang berstatus klausa
(berada di luar cakupan morfologi). Contoh: jauh-jauh, asam-asam.
Selain yang disebutkan diatas, reduplikasi juga dibagi menjadi beberapa bagian lagi,
diantaranya:
1. Dwipurwa
Yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Contohnya:
tetangga, lelaki, sesama.
2. Dwilingga
Yaitu pengulangan leksem. Contohnya: pagi-pagi.
3. Dwilingga salin swara
Pengulangan leksem dengan variasi fonem. Contohnya: mondar-mandir, pontang-
panting.
4. Dwiwasana
Yaitu pengulangan bagian belakang leksem. Contohnya: pertama-tama, sekali-kali.
5. Trilingga
Yaitu merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. Conthnya:
cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-der-dor.
C. Komposisi
Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Deskripsi tersebut
jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang berbeda dari frase (gabungan kata, bukan
gabungan leksem).
Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem
BAHASA INDONESIA | 3
1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen kompositum tidak dapat disisipi
apapun. Contoh: buta warna, tuna susila.
2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu masing-masing tidak dapat
diafiksasikan atau dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya mungkin untuk
semua komponennya sekaligus. Contoh: kereta api menjadi perkeretaapian.
3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak dapat dipertukarkan. Contoh:
pulang pergi, bumi hangus.
D. Abreviasi
Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga
jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang
hasil prosesnya disebut kependekan. Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia).
Jenis-jenis kependekan:
1. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan
huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah
Khusus Ibukota).
2. Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem.
Contoh : Prof (Profesor).
3. Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak
memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/,
/pe/
4. Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan
leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak akan.
5. Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang
menggabarkan konsep dasar kuantitas satuan atau unsur. Contoh : g (gram), cm ( senti
meter).
E. Derivasi Balik
BAHASA INDONESIA | 4
2.3 Kontruksi morfologi ( Konstruksi Kata )
Kontruksi morfologi adalah bentukan daripada kata yang mungkin merupakan morfem tunggal
atau gabungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain.[4]
1. A. Derivasi dan Infleksi
Derivasi adalah konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya, sedangkan
infleksi konstruksi yang menduduki distribusi yang sama dengan dasarnya.
Contoh:
1. Anak itu menggunting kertas
Gunting
2. Makanan itu sudah busuk
Makan
3. Nana ingin menjadi pelari
Lari
Di bawah ketiga konstruksi itu dituliskan dasar daripada konstruksi itu dan ternyata
dasar itu masing-masing tidak dapat menduduki distribusi yang sama dengan
konstruksi itu. Hal ini terbukti karena tidak didapat memperoleh kalimat-kalimat:
Anak itu gunting kertas, makan itu sudah busuk dan Nana ingin menjadi lari. Jadi
ketiga konstruksi itu termasuk derivasi.
Contoh: 1. Saya membaca buku itu.
Baca
2. Engkau mendengar suara itu.
Dengar
3. Saya memasak ikan
Masak
Di bawah ketiga konstruksi itu dituliskan dasar daripada konstruksi itu dan ternyata
dasar itu masing-masing dapat menduduki distribusi yang sama dengan konstruksi itu.
Hal ini terbukti karena tidak didapat memperoleh kalimat-kalimat: Saya baca buku itu,
engkau dengar suara itu, dan saya masak ikan. Jadi ketiga konstruksi itu termasuk
infleksi.
B. Pemajemukan
Adalah konstruksi yang terdiri atas dua morfem, atau dua kata atau lebih. Contoh:
I II
BAHASA INDONESIA | 5
Rumah sakit Anak sakit
Pada deretan I tidak dapat disisipkan morfem lain, sedangkan pada deretan II dapat. Jika kita bisa
mengatakan orang yang mandi, anak yang sakit, kaki nya meja, tetapi tidaklah sabun yang mandi,
rumah yang sakit, atau kaki nya tangan. Konstruksi-konstruksi pada deretan I itu disebut
majemuk, yang pada deretan II disebut frasa.
Apabila konstruksi distribusinya sama dengan kedua (ketiga) atau salah satu unsur-unsurnya
disebut endosentrik. Apabila konstruksi itu berlainan distribusinya dari salah satu daripada
unsur-unsurnya disebut eksosentrik.
Contoh endosentrik:
1. Rumah sakit itu baru dibangun
2. Rumah itu baru dibangun
Contoh eksosentrik:
1. Kedua orang itu mengadakan jual beli
2. Kedua orang itu mengadakan jual
3. Kedua orang itu mengadakan beli
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat efektif lebih mengytamakan keefektifan kalimat itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepadua, dan kelogisan .
a. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah adanya kesepadanan atau keseimbangan
antara pikiran, gagasan, dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat ini
diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, seperti tercantum dibawah ini:
BAHASA INDONESIA | 6
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek atau
predikat sebuah kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan
di, dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi Ijazah SLTA..
seharusnya
Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah SLTA.
b. Keparalelan
Yang di maksud keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya
juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
BAHASA INDONESIA | 7
Contoh:
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas mata
kuliah translation dan pengetikan naskah asing.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dan pengetikan.
Kalimat a tidak ada kesetaraan karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari
bentuk yang berbeda, yaitu menerjemahkan dan penegtikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan
cra menyejajarkan kedua bentuk itu.
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas mata
kuliah translation dan mengetik naskah asing.
Kaliamat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata membaca, mengedit, dan pengetikan. Kalimat harus diubah
menjadi predikat nominal, sebagai berikut.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dan mengetik
hasil terjemahan.
c. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Pada sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu
memberikan penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
1) Meletakan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
Contoh:
Harapan Rektor Unikom adalah agar mahasiswa lulus tepat waktu. Penekanannya
adalah: Harapan Rektor Unikom
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan meletakkan dalam posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang logis
Contoh:
Pencuri itu berlari, merangkak, dan meloncat agar tidak terlihat orang.
Seharusnya:
Pencuri itu merangkak, meloncat dan berlari agar tidak terlihat orang.
3) Melakukan pengulangan kata-repetisi
Contoh:
Saya suka akan kedermawanan mereka, saya suka akan keramahan mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Dia bukan anak yang malas dan bodoh, tetapi rajin dan cerdas.
5) Mempergunakan partikel penekanan-penegasan
BAHASA INDONESIA | 8
Contoh:
Saudaralah yang harus datang ke tempat itu.
d. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Kareana ia sakit keras, dia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.
b. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah mereka mendengar
aba-aba dari panitia.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
c. Kareana sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.
d. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah mendengar aba-aba
dari panitia.
BAHASA INDONESIA | 9
Sejak dari tadi ia menunggu temannya.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi:
Dia hanya belajar komputer.
Sejak tadi ia menunggu temannya.
atau
Dia belajar komputer saja.
Dari tadi ia menunggu temannya.
e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat
dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut:
Istri lurah yang cerewet itu.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a- memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, lurah atau istri lurah.
Kalimat b- memiliki makna ganda yaitu berapa jumlah uang seratus ribu rupiah atau dua puluh
lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut:
Yang diceritakan menceritakan tentang pengaruh teknologi informasi dan kenakalan
remaja. Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan
dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Yang diceritakan adalah pengaruh teknologi informasi dan kenakalan remaja.
f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan
tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang tidak padu. Misalnya:
Kemajuan teknologi dalam benuk alat transpor memungkinkan manusia berpindah
tempat dari pulau ke pulau, dari desa ke desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu
sebagai lembaga yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek
moyang dengan menyampaikan kepada generasi muda.
BAHASA INDONESIA | 10
Silakan diperbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu. Kalimat yang padu
mempergunakan pola aspek-agen-verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
persona.
Makalah itu saya sudah kerjakan..
Saran yang disampaikannya kami perhatikan.
Kalimat daiatas tidak menunjukan kepaduan aspek sebab terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk:
Makalah itu sudah saya kerjakan.
Saran yang disampaikannya akan kami perhatikan.
kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membahas daripada persiapan pemilu.
Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan
Komputer.
Seharusnya:
Mereka membahas persiapan pemilu.
Buku ini membahas manfaat penguasaan komputer.
g. Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat dibawah ini:
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Kalimat di atas tidak logis atau tidak masuk akal. Kalimat yang logis sebagai berikut:
Rektor Unikom kami persilahkan.
Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini.
BAHASA INDONESIA | 11
Contoh:
1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.
B. Transformasi kalimat
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses mengubah
bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi
kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain.
Contoh:
Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca dapat
mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa dipahami
pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.
Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan
transfornasi jeda.
Contoh:
BAHASA INDONESIA | 12
a. Aduh.
b. Aduh!
c. Aduh?1
d. Aduh.?
e. Aduh?
Contoh:
Contoh kalimat:
BAHASA INDONESIA | 13
3. Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas dan.
Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara/kalimat
koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata dan.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
5. Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tidak benar.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan pandangan
subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki penulis.
Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang
dibuat.
Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan
opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan menggunakan kata tugas
tidak benar.
Contoh:
BAHASA INDONESIA | 14
b. Tidak benar, rakyat belum makmur.
Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang
terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat
opini ini adalah kondisi psikologis penuis.
Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius manakala
digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena.
Contoh:
a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
Transformasi total ini juga berdsarkan transfomasi disjungtif yang
mempergunakan kata atau dan tetapi
EYD merupakan kaidah yang berisi aturan tata tulis bahasa Indonesia yang harus diikuti
dalam penulisan kecuali ada pertimbangan khusus seperti masalah hukum, nama diri /
pribadi, keilmuan (Misalnya : Soekaro, Universitas Padjadjaran)
o Diksi adalah pemilahan, pemilihan, dan penempatan kata ketika seseorang sedang
berbahasa.
o Kata-kata yang digunakan dalam tulisan dipilih untuk menyampaikan informasi.
o Kata bersinonim ialah kata yang bentuknya berbeda namun maknanya serupa.
BAHASA INDONESIA | 15
o Dalam membangun kalimat efektif, harus digunakan kata yang tepat.
Contoh:
Banyak orang yang pro dan kontra terhadap RUU Sisdiknas.
Contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali tentara imperalis dari bumi Asia
Afrika akan mempercepat perwujudan cita cita segenap bangsa AsiaAfrika yang hendak
menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan makmur.
Delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) akhirnya
sepakat memulai perundingan tentang perdamain diAceh.
Pimpinan Gerakan Aceh Merdeka(GAM) dan delegasi pemerintah Indonesia akhirnya
sepakat memulai perundingan tentang perdamaian di Aceh.
Akhirnya delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
sepakat memulai perundingan tentang perdamaian di Aceh.
Perundingan tentang perdamaian di Aceh akhirnya sepakat dimulai oleh delegasi
pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka(GAM).
b. Urutan Logis
BAHASA INDONESIA | 16
Penderitaan para pengungsi itu susah, sulit, dan tragis.
Yang dating saat itu para lurah, camat, dan para bupati se-Propinsi Sumatera Selatan.
c. Pengulangan Kata
Pembangunan dapat dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi,
tidak hanya dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi
budaya.
b. Penggunaan Hiponimi
- Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahanya (lampu)neon.
- Laju inflasi (bulan) Januari tahun lalu sebesar 0,7%, sedangkan (bulan) April tahun
ini 1,5%.
- (Warna) kuning dan merah mendominasi suasana pemilu 1999.
- Beliau dilahirkan di (Kota)Yogyakarta pada 1924. Gejala (penyakit) TBC pada
dirinya sudah lama diketahui.
- Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh neon
- Laju inflasi Januari tahun lalu sebesar 0,7%, sedangkan April tahun ini 1,5%.
- Kuning dan merah mendominasi suasana pemilu 1999.
- Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada 1924.
- Gejala TBC pada dirinya sudah lama diketahui.
- Kalimat yang pendek belum tentu mencerminkan kalimat yang baik atau efektif.
BAHASA INDONESIA | 17
- Kalimat yang panjang pun belum tentu selalu rumit dan tidak efektif. Kalimat yang
panjang pun, karena yang akan diungkapkan cukup banyak dan perlu rinci, dapat
lebih efektif.
- Dalam suatu tulisan keduanya dapat dipadukan untuk menghindari kejenuhan
pembaca.
- Variasi kalimat dapat dilakukan juga dengan memanfaatkan berbagai jenis kalimat
yang ada.
- Ada tiga macam jenis kalimat ditinjau : kalimat berita, tanya, dan kalimat perintah.
- Dengan variasi kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah akan
menyegarkan tulisan.
BAHASA INDONESIA | 18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem yang
berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata.
Proses-proses pembentukan kata:
1. Afiksasi
2. Reduplikasi
3. Komposisi
4. Abreviasi
5. Derivasi Balik
Konstruksi morfologi:
1. Derivasi dan Infleksi
2. Pemajemukan
3. Endosentrik dan Eksosentrik
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
1. Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
2. Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.
3. Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas dan.
4. Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
5. Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tiadak
benar.
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi
dalam bentuk kalimat.
BAHASA INDONESIA | 19
DAFTAR PUSTAKA
- http://cikgunoorsgi.blogspot.com/2011/01/proses-pembentukan-kata.html\
- https://ml.scribd.com/doc/46898049/Proses-Pembentukan-Kata
- http://kopidangula.blogspot.com/2011/08/proses-pembentukan-kata.html
- https://ml.scribd.com/doc/9678469/Membetulkan-Dan-Mengefektifkan-
Kalimat
- http://monggominarak.blogspot.com/2011/03/bahasa-indonesia-kalimat-
efektif.html
- http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html
BAHASA INDONESIA | 20