Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa pembentukan kata biasa disebut dengan morfologi. Hingga kini telah banyak
dibicarakan berbagai bentuk kata dalam bahasa Indonesia beserta pengertian-pengertian yang
diwakilinya. Dengan kata lain telah diberikan tinjauan tentang ciri bentuk kata beserta tugasnya
dalam pemakaian bahasa. Pengetahuan tentang ciri-ciri penting sekali, karena bahasa
sesungguhnya tidak lain daripada tanda bunyi bebas yang selalu terikat pada suatu sistem,
diketahui oleh masyarakat bahasa berdasarkan perjanjian. Jadi pada hakikatnya bahasa adalah
bunyi.
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh
bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tulisan,
dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik secara efektif dan logis. Semua warga negara
Indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban
bergaul di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian
Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi
mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata
laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih
dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh
terjaga.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian dari pembentukan kata ?
1.2.2 Bagaimana proses-proses pembentukan kata ?
1.2.3 Bagaimana konstruksi morfologi ?
1.2.4 Definisi Kalimat Efektif ?
1.2.5 Memahami Kalimat Efektif?
1.2.6 Bagaimana Penerapan Kalimat Efektif?

BAHASA INDONESIA | 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembentukan Kata


Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem yang
berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata.[1]

2.2 Proses Pembentukan Kata


Cara pembentukan kata disebut Proses morfologi dengan menghubungkan morfem yang
satu dengan morfem yang lain. Morfem adalah fonem-fonem atau urutan fonem-fonem.
Fonem yaitu tiap bunyi.[2]
Yang termasuk morfologi antara lain:[3]
1. A. Afiksasi
Yaitu proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Jenis-jenis afiks:
a) Prefiks, yaitu afiks yang diletakkan di muka dasar. Contohnya: me-, di-, ber-, ke-,
ter-, pe-, per-.
b) Infiks, yaitu afiks yang diletakkan didalam dasar kata. Contohnya: -el-, -er-, -em-, -
in-,
c) Sufiks, yaitu afiks yang diletakkan di belakang kata. Contohnya: -an, -kan, -i.
d) Simulfik, yaitu afik yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang
dileburkan pada dasar kata dan mempunyai fungsi membentuk verba atau
memverbalkan nomina, ajektifa atau kelas kata lain. Contoh: kopi-ngopi, soto-
nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate.
e) Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur satu dimuka bentuk dasar kata dan
satu dibelakang bentuk dasar kata. Contoh: ke-an (keadaan), per-an
(persahabatan).
f) Superfiks/suprafiks , yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri
suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental,
afiks ini tidak ada dalam bahasa indonesia, biasanya kata superfiks atau suprafiks
dapat dijumpai dalam bahasa jawa. Contoh: suwe (lama) menjadi suwi (lama
sekali).
g) Interfiks, yaitu jenis infiks yang muncul diantara dua unsur dalam bahasa
indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru contohnya : -n- dan -o-
,Pada gabungan indonesia dan logi menjadi indonesianologi.
h) Transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan dasar kata menjadi terbagi bentuk
ini terdapat dalam bahasa-bahasa Afro-Asiatika, seperti dalam bahasa arab
contohnya : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb.
Menjadi katab(menulis), kitab (buku), kaatib (penulis).
i) Kombinasi afiks, yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung dengan
dasar kata. Contoh: memperkatakan, mempercayakan.

BAHASA INDONESIA | 2
B. Reduplikasi
Ada tiga macam bentuk reduplikasi, yaitu:
1. Reduplikasi Fonologis
Yaitu bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna, karena pengulangannya
bersifat fonologis yang artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem. Contohnya:
dada, pipi, paru-paru, dan lain sebagainya.

1. Reduplikasi Morfemis
Yaitu bentuk kata yang mengalami perubahan makna gramatikal atas leksem yang
diulang, sehingga terjadilah satuan yang berstatus kata. Contohnya: beres menjadi kata
beres-beres.

2. Reduplikasi Sintaktis
Yaitu proses yang tejadi atas leksem yang menghasilkan satuan yang berstatus klausa
(berada di luar cakupan morfologi). Contoh: jauh-jauh, asam-asam.

Selain yang disebutkan diatas, reduplikasi juga dibagi menjadi beberapa bagian lagi,
diantaranya:

1. Dwipurwa
Yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Contohnya:
tetangga, lelaki, sesama.
2. Dwilingga
Yaitu pengulangan leksem. Contohnya: pagi-pagi.
3. Dwilingga salin swara
Pengulangan leksem dengan variasi fonem. Contohnya: mondar-mandir, pontang-
panting.
4. Dwiwasana
Yaitu pengulangan bagian belakang leksem. Contohnya: pertama-tama, sekali-kali.
5. Trilingga
Yaitu merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. Conthnya:
cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-der-dor.

C. Komposisi
Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Deskripsi tersebut
jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang berbeda dari frase (gabungan kata, bukan
gabungan leksem).
Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem

BAHASA INDONESIA | 3
1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen kompositum tidak dapat disisipi
apapun. Contoh: buta warna, tuna susila.
2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu masing-masing tidak dapat
diafiksasikan atau dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya mungkin untuk
semua komponennya sekaligus. Contoh: kereta api menjadi perkeretaapian.
3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak dapat dipertukarkan. Contoh:
pulang pergi, bumi hangus.

D. Abreviasi
Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga
jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang
hasil prosesnya disebut kependekan. Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia).
Jenis-jenis kependekan:
1. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan
huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah
Khusus Ibukota).
2. Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem.
Contoh : Prof (Profesor).
3. Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak
memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/,
/pe/
4. Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan
leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak akan.
5. Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang
menggabarkan konsep dasar kuantitas satuan atau unsur. Contoh : g (gram), cm ( senti
meter).

E. Derivasi Balik

Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya berdasarkan pola-pola yang


ada tanpa mengenal unsur-unsurnya. Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak
diramalkan. Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena mengira bentuk
itu merupakan padanan pasif dari memungkiri (padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah
kata mungkir). Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan fonem
dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.

BAHASA INDONESIA | 4
2.3 Kontruksi morfologi ( Konstruksi Kata )
Kontruksi morfologi adalah bentukan daripada kata yang mungkin merupakan morfem tunggal
atau gabungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain.[4]
1. A. Derivasi dan Infleksi
Derivasi adalah konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya, sedangkan
infleksi konstruksi yang menduduki distribusi yang sama dengan dasarnya.
Contoh:
1. Anak itu menggunting kertas
Gunting
2. Makanan itu sudah busuk
Makan
3. Nana ingin menjadi pelari
Lari
Di bawah ketiga konstruksi itu dituliskan dasar daripada konstruksi itu dan ternyata
dasar itu masing-masing tidak dapat menduduki distribusi yang sama dengan
konstruksi itu. Hal ini terbukti karena tidak didapat memperoleh kalimat-kalimat:
Anak itu gunting kertas, makan itu sudah busuk dan Nana ingin menjadi lari. Jadi
ketiga konstruksi itu termasuk derivasi.
Contoh: 1. Saya membaca buku itu.
Baca
2. Engkau mendengar suara itu.
Dengar
3. Saya memasak ikan
Masak

Di bawah ketiga konstruksi itu dituliskan dasar daripada konstruksi itu dan ternyata
dasar itu masing-masing dapat menduduki distribusi yang sama dengan konstruksi itu.
Hal ini terbukti karena tidak didapat memperoleh kalimat-kalimat: Saya baca buku itu,
engkau dengar suara itu, dan saya masak ikan. Jadi ketiga konstruksi itu termasuk
infleksi.

B. Pemajemukan
Adalah konstruksi yang terdiri atas dua morfem, atau dua kata atau lebih. Contoh:

I II

Sabun mandi Orang mandi

BAHASA INDONESIA | 5
Rumah sakit Anak sakit

Kaki tangan Kaki meja

Pada deretan I tidak dapat disisipkan morfem lain, sedangkan pada deretan II dapat. Jika kita bisa
mengatakan orang yang mandi, anak yang sakit, kaki nya meja, tetapi tidaklah sabun yang mandi,
rumah yang sakit, atau kaki nya tangan. Konstruksi-konstruksi pada deretan I itu disebut
majemuk, yang pada deretan II disebut frasa.

C. Endosentrik dan Eksosentrik

Apabila konstruksi distribusinya sama dengan kedua (ketiga) atau salah satu unsur-unsurnya
disebut endosentrik. Apabila konstruksi itu berlainan distribusinya dari salah satu daripada
unsur-unsurnya disebut eksosentrik.
Contoh endosentrik:
1. Rumah sakit itu baru dibangun
2. Rumah itu baru dibangun

Contoh eksosentrik:
1. Kedua orang itu mengadakan jual beli
2. Kedua orang itu mengadakan jual
3. Kedua orang itu mengadakan beli

2.4 Definisi Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat efektif lebih mengytamakan keefektifan kalimat itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepadua, dan kelogisan .

a. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah adanya kesepadanan atau keseimbangan
antara pikiran, gagasan, dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat ini
diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, seperti tercantum dibawah ini:

BAHASA INDONESIA | 6
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek atau
predikat sebuah kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan
di, dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi Ijazah SLTA..
seharusnya
Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah SLTA.

2. Tidak terdapat subjek yang ganda.


contoh:
Penyusunan disertasi ini saya dibimbing oleh para promotor.
seharusnya
Penyusunan disertasi ini dibimbing oleh para promotor.
Saya dibimbing oleh para promotor ketika menyusun disertasi
ini.

3. Kata penghubung antarkalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal.


Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga tidak bisa memilih presiden
Adiknya menjadi jura renang. Sedangkan kakaknya jura menari.
Seharusnya
Kami datang agak terlambat sehingga tidak bisa memilih presiden
Adiknya menjadi jura renang sedangkan kakaknya jura menari.

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.


contoh:
a) Mahasiswa Unikom itu yang berasal dari Sumatera..
b) Kampus Unikom yang terletak di Jalan Dipati Ukur 112 Bandung
Perbaikannya sebagai berikut.
c) Mahasiswa Unikom itu berasal dari Sumatera.
d) Kampus Unikom terletak di Jalan Dipati Ukur 112 Bandung

b. Keparalelan
Yang di maksud keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya
juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.

BAHASA INDONESIA | 7
Contoh:
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas mata
kuliah translation dan pengetikan naskah asing.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dan pengetikan.

Kalimat a tidak ada kesetaraan karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari
bentuk yang berbeda, yaitu menerjemahkan dan penegtikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan
cra menyejajarkan kedua bentuk itu.
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas mata
kuliah translation dan mengetik naskah asing.
Kaliamat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata membaca, mengedit, dan pengetikan. Kalimat harus diubah
menjadi predikat nominal, sebagai berikut.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dan mengetik
hasil terjemahan.

c. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Pada sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu
memberikan penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
1) Meletakan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
Contoh:
Harapan Rektor Unikom adalah agar mahasiswa lulus tepat waktu. Penekanannya
adalah: Harapan Rektor Unikom
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan meletakkan dalam posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang logis
Contoh:
Pencuri itu berlari, merangkak, dan meloncat agar tidak terlihat orang.
Seharusnya:
Pencuri itu merangkak, meloncat dan berlari agar tidak terlihat orang.
3) Melakukan pengulangan kata-repetisi
Contoh:
Saya suka akan kedermawanan mereka, saya suka akan keramahan mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Dia bukan anak yang malas dan bodoh, tetapi rajin dan cerdas.
5) Mempergunakan partikel penekanan-penegasan

BAHASA INDONESIA | 8
Contoh:
Saudaralah yang harus datang ke tempat itu.

d. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Kareana ia sakit keras, dia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.
b. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah mereka mendengar
aba-aba dari panitia.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
c. Kareana sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.
d. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah mendengar aba-aba
dari panitia.

2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat


pada hiponimi kata.
Kata hijau sudah mencakupi kata warna.
Kata merpati sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
Ia menakai baju warna hijau.
Dimana engkau menangkap burung merpati itu?
Dapat diubah menjadi
Ia memakai baju hijau
Di mana engkau mengankap merpati itu?

3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu


kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas
Kata turun bersinonim dengan ke bawah
Kata naik bersinonim dengan saja
Kata sejak bersinonim dengan dari
Perhatikan kalimat-kalimat dibhaw ini:
Dia hanya belajar komputer saja.

BAHASA INDONESIA | 9
Sejak dari tadi ia menunggu temannya.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi:
Dia hanya belajar komputer.
Sejak tadi ia menunggu temannya.
atau
Dia belajar komputer saja.
Dari tadi ia menunggu temannya.

4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang


berbentuk jamak.
Misalnya:

Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku


para ibu-ibu para ibu
beberapa bapak-bapak beberapa bapak

e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat
dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut:
Istri lurah yang cerewet itu.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a- memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, lurah atau istri lurah.
Kalimat b- memiliki makna ganda yaitu berapa jumlah uang seratus ribu rupiah atau dua puluh
lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut:
Yang diceritakan menceritakan tentang pengaruh teknologi informasi dan kenakalan
remaja. Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan
dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Yang diceritakan adalah pengaruh teknologi informasi dan kenakalan remaja.

f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan
tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang tidak padu. Misalnya:
Kemajuan teknologi dalam benuk alat transpor memungkinkan manusia berpindah
tempat dari pulau ke pulau, dari desa ke desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu
sebagai lembaga yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek
moyang dengan menyampaikan kepada generasi muda.

BAHASA INDONESIA | 10
Silakan diperbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu. Kalimat yang padu
mempergunakan pola aspek-agen-verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
persona.
Makalah itu saya sudah kerjakan..
Saran yang disampaikannya kami perhatikan.
Kalimat daiatas tidak menunjukan kepaduan aspek sebab terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk:
Makalah itu sudah saya kerjakan.
Saran yang disampaikannya akan kami perhatikan.
kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membahas daripada persiapan pemilu.
Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan
Komputer.
Seharusnya:
Mereka membahas persiapan pemilu.
Buku ini membahas manfaat penguasaan komputer.

g. Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat dibawah ini:
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Kalimat di atas tidak logis atau tidak masuk akal. Kalimat yang logis sebagai berikut:
Rektor Unikom kami persilahkan.
Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini.

2.5 Memahami Kalimat Efektif

Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi


dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam
sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.

Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya


memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur
tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap
strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.

BAHASA INDONESIA | 11
Contoh:

1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.

B. Transformasi kalimat

Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses mengubah
bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi
kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain.

Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:

1. Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.


Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat
diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada di dalam kalimat.

Contoh:

a. Ibu Ruminah seorang guru.


b. Ibu, Ruminah seorang guru.
c. Ibu Ruminah, seorang guru.
d. Ibu, Ruminah, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan menjadi
kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud berbeda. Kalimat b) yang berprofesi sebagai
guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu Ruminah; dan
d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan Ruminah. Tanda baca (,) yang
merupakan perhentian sebentar memiliki makna yang dalam.

Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca dapat
mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa dipahami
pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.

Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan
transfornasi jeda.

Contoh:

BAHASA INDONESIA | 12
a. Aduh.
b. Aduh!
c. Aduh?1
d. Aduh.?
e. Aduh?

2. Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.


Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas yang
(monovalen)

Contoh:

a. Almari itu dipakai tempat baju.


b. Almari itu dijual.
Bentuk transformasinnya:

a. Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.


b. Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.
Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi depan
(bagian depan/kontur depan)

Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan kalimat


transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan dideskripsikan
berurutan.

Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan diskripsi


mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk kalimat transformasi
aposisi.

Contoh kalimat:

a. Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.


b. Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun kepadaku.
c. Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.
Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi:

Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b.

Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun. Kelogisan


eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis.

BAHASA INDONESIA | 13
3. Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas dan.
Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara/kalimat
koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata dan.

Contoh:

a. Hujan turun dan pohon tumbang.


b. Ayah pergi dan ibu pulang.
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti kalimat
diatas.

Contoh:

a. Hujan turun dan sudah wisuda.


b. Ibu menjahit dan teroris bergerak.
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis nampak
memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.

4. Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.


Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi
untuk menghasilkan ketidaksamaan.

Contoh:

a. Ida makan, atau Ibu tidur.


b. Ida makan, tetapi Ibu tidur.
c. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
d. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.

5. Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tidak benar.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan pandangan
subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki penulis.
Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang
dibuat.

Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan
opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan menggunakan kata tugas
tidak benar.

Contoh:

a. Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini.

BAHASA INDONESIA | 14
b. Tidak benar, rakyat belum makmur.
Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang
terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat
opini ini adalah kondisi psikologis penuis.

Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius manakala
digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena.

6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi.

Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif dan


negasi dalam bentuk kalimat.

Contoh:

a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
Transformasi total ini juga berdsarkan transfomasi disjungtif yang
mempergunakan kata atau dan tetapi

2.6 Penerapan Kalimat Efektif

1. Kalimat Efektif dan Penerapan EYD


2. Kalimat Efektif dan Pilihan Kata (DIKSI)
3. Kalimat Efektif dan Kesepadanan Serta Kesatuan
4. Kalimat Efektif dan Kesejajaran Bentuk
5. Kalimat Efektif dan Penekanan Ide Pokok
6. Kalimat Efektif dan Penghematan Kata
7. Kalimat Efektif dan Variasi Struktur

1. Kalimat Efektif Dan Penerapan EYD

EYD merupakan kaidah yang berisi aturan tata tulis bahasa Indonesia yang harus diikuti
dalam penulisan kecuali ada pertimbangan khusus seperti masalah hukum, nama diri /
pribadi, keilmuan (Misalnya : Soekaro, Universitas Padjadjaran)

2. Kalimat Efektif Dan Pilihan Kata (Diksi)

o Diksi adalah pemilahan, pemilihan, dan penempatan kata ketika seseorang sedang
berbahasa.
o Kata-kata yang digunakan dalam tulisan dipilih untuk menyampaikan informasi.
o Kata bersinonim ialah kata yang bentuknya berbeda namun maknanya serupa.

BAHASA INDONESIA | 15
o Dalam membangun kalimat efektif, harus digunakan kata yang tepat.

3. Kalimat Efektif Dan Kesepadanan Serta Kesatuan


o Kalimat yang lengkap dapat terdiri atas unsur - unsur kalimat yang meliputi subjek,
predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
o Kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek dan predikat, antara predikat
dan objek, serta dengan keterangan atau pelengkap.
o Kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan
pikiran.

Contoh:
Banyak orang yang pro dan kontra terhadap RUU Sisdiknas.

4. Kalimat Efektif Dan Kesejajaran Bentuk

Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) didalam penyusunan kalimat efektif ialah


penggunaan bentuk bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dan
dipakai dalam susunan serial.
Frasa (kelompok kata) disejajarkan dengan frasa . Demikian juga, kata benda, kata kerja,
dan kata sifat, disejajarkan dengan kata benda, kata kerja, atau kata sifat.

Contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali tentara imperalis dari bumi Asia
Afrika akan mempercepat perwujudan cita cita segenap bangsa AsiaAfrika yang hendak
menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan makmur.

6. Kalimat Efektif dan Penekanan Ide Pokok

a. Posisi Kata dalam Kalimat

Delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) akhirnya
sepakat memulai perundingan tentang perdamain diAceh.
Pimpinan Gerakan Aceh Merdeka(GAM) dan delegasi pemerintah Indonesia akhirnya
sepakat memulai perundingan tentang perdamaian di Aceh.
Akhirnya delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
sepakat memulai perundingan tentang perdamaian di Aceh.
Perundingan tentang perdamaian di Aceh akhirnya sepakat dimulai oleh delegasi
pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka(GAM).

b. Urutan Logis

BAHASA INDONESIA | 16
Penderitaan para pengungsi itu susah, sulit, dan tragis.
Yang dating saat itu para lurah, camat, dan para bupati se-Propinsi Sumatera Selatan.

c. Pengulangan Kata

Pembangunan dapat dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi,
tidak hanya dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi
budaya.

7. Kalimat Efektif dan Penghematan Kata

a. Pengulangan unsur kalimat


Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin
perusahaan.
Hadirin serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan.
Hadirin serentak berdiri begitu mengetahui mempelai memasuki ruangan

b. Penggunaan Hiponimi
- Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahanya (lampu)neon.
- Laju inflasi (bulan) Januari tahun lalu sebesar 0,7%, sedangkan (bulan) April tahun
ini 1,5%.
- (Warna) kuning dan merah mendominasi suasana pemilu 1999.
- Beliau dilahirkan di (Kota)Yogyakarta pada 1924. Gejala (penyakit) TBC pada
dirinya sudah lama diketahui.
- Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh neon
- Laju inflasi Januari tahun lalu sebesar 0,7%, sedangkan April tahun ini 1,5%.
- Kuning dan merah mendominasi suasana pemilu 1999.
- Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada 1924.
- Gejala TBC pada dirinya sudah lama diketahui.

8. Kalimat Efektif Dan Variasi Struktur

a. Penempatan Unsur-Unsur Kalimat

Dari kapal yang besar itu kami turun perlahan. (K S P)


Kesulitan bernafas dapat diatasi dengan cara pasien terus menerus diawasi secara ketat
diruang perawatan.
Hasrat lain yang mendorong orang mencari uang adalah ingin dipuji

b. Variasi Panjang Pendek Kalimat

- Kalimat yang pendek belum tentu mencerminkan kalimat yang baik atau efektif.

BAHASA INDONESIA | 17
- Kalimat yang panjang pun belum tentu selalu rumit dan tidak efektif. Kalimat yang
panjang pun, karena yang akan diungkapkan cukup banyak dan perlu rinci, dapat
lebih efektif.
- Dalam suatu tulisan keduanya dapat dipadukan untuk menghindari kejenuhan
pembaca.

c. Pemilihan Jenis Kalimat

- Variasi kalimat dapat dilakukan juga dengan memanfaatkan berbagai jenis kalimat
yang ada.
- Ada tiga macam jenis kalimat ditinjau : kalimat berita, tanya, dan kalimat perintah.
- Dengan variasi kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah akan
menyegarkan tulisan.

d. Pemilihan Bentuk Aktif dan Pasif

- Kalimat aktif apabila subjeknya melakukan suatu perbuatan.


- Umumnya, predikat kalimat aktif berupa kata kerja yang berawalan me-, ber-,dan ada
pula yang tidak menggunakan awalan(aus).
- Kalimat pasif apabila subjek kalimat tersebut tidak berperan sebagai pelaku, tetapi
sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh predikat.
- Karya ilmiah umumnya cenderung menggunakan kalimat pasif untuk lebih
menunjukkan hasil dari suatu perbuatan, dari pada pelakunya.
- Kalimat pasif dapat berciri predikatnya menggunakan imbuhan di-dan imbuhan ter-.

BAHASA INDONESIA | 18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem yang
berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata.
Proses-proses pembentukan kata:
1. Afiksasi
2. Reduplikasi
3. Komposisi
4. Abreviasi
5. Derivasi Balik
Konstruksi morfologi:
1. Derivasi dan Infleksi
2. Pemajemukan
3. Endosentrik dan Eksosentrik
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
1. Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
2. Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.
3. Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas dan.
4. Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
5. Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tiadak
benar.
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi
dalam bentuk kalimat.

BAHASA INDONESIA | 19
DAFTAR PUSTAKA

- http://cikgunoorsgi.blogspot.com/2011/01/proses-pembentukan-kata.html\
- https://ml.scribd.com/doc/46898049/Proses-Pembentukan-Kata
- http://kopidangula.blogspot.com/2011/08/proses-pembentukan-kata.html
- https://ml.scribd.com/doc/9678469/Membetulkan-Dan-Mengefektifkan-
Kalimat
- http://monggominarak.blogspot.com/2011/03/bahasa-indonesia-kalimat-
efektif.html
- http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html

BAHASA INDONESIA | 20

Anda mungkin juga menyukai