Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Dwi Sulistiyani


NIM :14.1072
Ruang :

I. MASALAH UTAMA
Harga Diri Rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri Faktor yang
mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag
tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal seperti: Trauma seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam. (Yoedhas, 2010).
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami evaluasi diri yang negative tentang kemampuan atau diri.
(Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri
negative mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet,
2007)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan
tingkah laku dancita cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan
tingkah laku dan cita-cita.
2. Rentang Respon
Respon Adaftif Respons Maladaptif
Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan pikiran/Delusi
Persepsi Akurat Ilusi Halusinasi
Emosi Konsisiten Reaksi emosi berlebihan Berespon Emosi
Perilaku Sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Isolasi Sosial

3. Penyebab
a. Faktor predisposisi
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua yang tidakrealistis
3) Kegagalan yang berulang kali
4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5) Ketergantungan kepada orang lain
6) Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1) Citra tubuh yang tidak sesuai
2) Keluhan fisik
3) Ketegangan peran yang dirasakan
4) Perasaan tidak mampu
5) Penolakan terhadap kemampuan personal
6) Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

4. Tanda dan dan gejala harga diri rendah


a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan
akibat tindakan terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
d. Percaya diri kurang
e. Menciderai diri
5. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan
gangguan interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku
kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Isolasi social merupakan suatu keadaan dimana individu dan kelompok
mengalami kebutuhan meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk melakukan kontak.

III. MASALAH
A. Pohon Masalah
Isolasi Sosial = Menarik diri akibat

Core Problem
Gangguan konsep diri = Harga diri

Koping individu tidak efektif Penyebab

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan ingin diakui jati dirinya.
2) Klien mengatakan tidak ada lagi yang peduli dengannya.
3) Klien mengatakan tidak bisa apa-apa.
4) Klien mengatakan dirinya tidak berguna.
5) Klien mengkritik dirinya sendiri.
6) Klien mengatakan enggan berbicara duluan dengan orang lain.
b. Data Objektif
1) Merusak diri sendiri
2) Menarik diri dari hubungan sosial
3) Tampak mudah tersinggung
4) Suara pelan dan tidak jelas.
5) Kurang energy
6) Kurang spontan
7) Apatis (Acuh terhadap lingkungan)
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan
koping individu tidak efektif.
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Perencanaan
Tgl No Dx Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Gangguan konsep TUM: Klien


diri: harga diri memiliki konsep diri
rendah. yang positif

TUK:

1. Klien dapat
membina 1. Setelah kali interaksi, klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-
hubungan saling menunjukkan eskpresi wajah gunakan prinsip komunikasi terapeutik :
percaya dengan bersahabat, menun-jukkan
perawat. Sapa klien dengan ramah baik verbal
rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau maupun non verbal.
menyebutkan nama, mau Perkenalkan diri dengan sopan.
menjawab salam, klien mau Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
duduk berdampingan dengan yang disukai klien.
perawat, mau mengutarakan Jelaskan tujuan pertemuan.
masalah yang dihadapi. Jujur dan menepati janji.
Tunjukan sikap empati dan menerima klien
apa adanya.
Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar klien.
2. Klien dapat 2. Setelah kali interaksi klien 2.1. Diskusikan dengan klien tentang:
mengidentifikasi menyebutkan:
aspek positif dan Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
kemampuan yang o Aspek positif dan lingkungan.
dimiliki. kemampuan yang Kemampuan yang dimiliki klien.
dimiliki klien.
o Aspek positif keluarga.
2.2 Bersama klien buat daftar tentang:
o Aspek positif lingkung-
Aspek positif klien, keluarga, lingkungan.
an klien.
Kemampuan yang dimiliki klien.
2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi
penilaian negatif.

3. Klien dapat me- 3. Setelah kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien
nilai kemampuan menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat dilaksanakan.
yang dimiliki un- yang dapat dilaksanakan. 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
tuk dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya.

4. Klien dapat 4. Setelah kali interaksi klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
merencanakan membuat rencana kegiatan dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien:
kegiatan sesuai harian
dengan kegiatan mandiri.
kemampuan yang kegiatan dengan bantuan.
dimiliki 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang


dapat klien lakukan.

5. Klien dapat 5. Setelah kali interaksi klien 5.1. Anjurkan klien untuk melaksanakan
melakukan melakukan kegiatan sesuai kegiatan yang telah direncanakan.
kegiatan sesuai jadual yang dibuat. 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan
rencana yang klien.
dibuat. 5.3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien.
5.4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
6. Klien dapat 6. Setelah kali interaksi klien 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
memanfaatkan memanfaatkan sistem cara merawat klien dengan harga diri rendah.
sistem pendu- pendukung yang ada di
kung yang ada. keluarga. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama
klien di rawat.

6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di


rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2003). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC:


Jakarta.
Keliat, Budi Anna. (2001). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakartaa
Stuart dan Sundeen. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Towsend. (2005). Buku Saku diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai