Pengolahan Fisik PDF
Pengolahan Fisik PDF
1. BAB 2 : Penyaringan .
2. BAB 3 Pengendapan
3. BAB 4 Filtrasi.
21
BAB 2
PENYARINGAN
RINGKASAN
2. Prinsip kerja Penyaringan adalah melewatkan air melalui lubang atau celah
dengan ukuran bukaan lebih kecil dari ukuran benda benda yang hendak
dipisahkan.
3. Energi pemisahan diperoleh dari energi hidrolik dengan aliran air secara
gravitasi.
22
2.1. Umum
Unit operasi terdepan dalam suatu instalasi pengolahan air adalah unit Saringan
(Screen). Suatu Screen adalah suatu alat dengan bukaan (opening) dengan ukuran
yang seragam berfungsi untuk menahan padatan yang terdapat dalam air baku
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Penyaringan kasar (screening)
dimaksudkan untuk menyaring benda-benda kasar terapung atau melayang di air agar
tidak terbawa ke dalam unit pengolahan. Contoh benda benda kasar yaitu daun,
plastik, kayu, kain, botol plastik, bangkai binatang, dan sebagainya.
Screening biasanya menjadi bagian dari suatu bangunan penyadap air (intake, Gambar
2.2), yang terdiri atas batang-batang besi yang disusun berjajar/paralel (selanjutnya
disebut screen). Screening juga sering ditempatkan pada saluran terbuka yang
menghubungkan sungai (sumber air) menuju ke bak pengumpul (lihat Gambar 2.3).
23
Gambar 2.3 Potongan memanjang saluran dan screen dalam statu saluran.
Dalam pengoperasiannya, air akan mengalir melalui bukaan (space) di antara batang
besi. Bila air membawa benda kasar, maka benda ini akan tertahan oleh besi berjajar
tersebut. Benda kasar yang tetahan dalam batang batang screen akan menurunkan
luas bukaan sehingga menghambat laju aliran air yang berakibat pada terjadinya
penyumbatan dan meningkatkan kehilangan energi aliran atau headloss.
Headloss biasanya dihitung pada kondisi screen bersih dan pada kondisi screen
setengah tersumbat. Rumus untuk menghitung headloss pada screen adalah sebagai
berikut:
h = h1 h2 =
1
(
v sc2 v 2 ) (2.1)
2 gC d2
dengan:
h = headloss akibat aliran melewati screen, m
Cd = Koefisien debit (biasanya 0,84)
g = percepatan gravitasi, m/det2
vsc = kecepatan aliran di screen, m/det
v = kecepatan aliran sebelum screen, m/det
Perhitungan ini penting dilakukan untuk memastikan air bisa mengalir, yang
ditunjukkan dengan nilai headloss yang kecil. Hasil perhitungan juga dapat digunakan
untuk menentukan waktu pembersihan screen, terutama untuk screen yang
dibersihkan secara manual.
24
Pembersihan secara manual merupakan pembersihan yang menggunakan tenaga
manusia dengan cara mengambil (menggaruk) benda yang tersangkut di screen
dibawa ke atas atau disingkirkan dari screen. Pembersihan ini dilakukan secara
berkala dan tidak boleh melebihi kondisi setengah tersumbat karena dikhawatirkan
headlossnya melebihi batas yang ditentukan sehingga air tidak mengalir ke unit
pengolahan berikutnya.
Gambar 2.4 Pembersihan screen: (a) cara manual, (b) cara mekanis
25
BAB 3
PENGENDAPAN
RINGKASAN
3. Bak pengendap ideal tersusun oleh empat zona, yaitu zona inlet, zona
pengendapan, zona lumpur, dan zona outlet.
26
MATERI
3.1. Prasedimentasi
Prasedimentasi hanya diperlukan apabila dalam air baku terdapat partikel diskret atau
partikel kasar atau lumpur dalam jumlah yang besar. Pengendapan dilakukan dalam
bak berukuran besar (biasanya membutuhkan waktu detensi selama 2 hingga 4 jam)
dalam aliran yang laminer, untuk memberikan kesempatan lumpur mengendap tanpa
terganggu oleh aliran. Pengendapan berlangsung secara gravitasi tanpa penambahan
bahan kimia sebelumnya. Kecepatan pengendapan dapat dihitung dengan rumus
Stokes sebagai berikut:
g
Vs = (S g 1)d 2 (3.1)
18
atau
g (3.2)
Vs = ( s )d 2
18
dengan:
27
= viskositas kinematik, m2/detik
= viskositas absolut, N.detik/m2
Bak sedimentasi ideal. Sebuah aliran horizontal dalam bak sedimentasi menunjukkan
karakteristik, yang secara umum digunakan untuk melukiskan cara pengendapan
partikel diskrit :
a. aliran melalui bak terdistribusi merata melintasi sisi melintang bak
b. partikel terdispersi merata dalam air
c. pengendapan partikel yang dominan terjadi adalah type I
Sebuah bak sedimentasi ideal dibagi menjadi 4 zona (lihat Gambar 3.2), yaitu:
a. zona inlet
b. zona pengendapan
c. zona lumpur
d. zona outlet
Zona inlet. Dalam zona ini aliran terdistribusi tidak merata melintasi bagian
melintang bak; aliran meninggalkan zona inlet mengalir secara horisontal dan
langsung menuju bagian outlet.
Zona pengendapan. Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horisontal ke arah
outlet, dalam zona ini terjadi proses pengendapan. Lintasan partikel diskret tergantung
pada besarnya kecepatan pengendapan.
Zona lumpur. Dalam zona ini lumpur terakumulasi. Sekali lumpur masuk area ini ia
akan tetap disana
Zona outlet. Dalam zona ini, air yang partikelnya telah terendapkan terkumpul pada
bagian melintang bak dan siap melngalir keluar bak.
28
!
"
3.2. Sedimentasi
29
e. Air yang keluar melalui outlet diatur sedemikian, sehingga tidak mengganggu flok
yang telah mengendap. Biasanya dibuat pelimpah (weir) dengan tinggi air di atas
weir yang cukup tipis (1,5 cm).
(a) (b)
Gambar 3.3 Bak sedimentasi berbentuk segi empat: (a) denah, (b) potongan
memanjang
b. lingkaran (circular) - center feed. Pada bak ini, air masuk melalui pipa menuju
inlet bak di bagian tengah bak, kemudian air mengalir horisontal dari inlet
menuju outlet di sekeliling bak, sementara partikel mengendap ke bawah
(Gambar 3.4). Secara tipikal bak persegi mempunyai rasio panjang : lebar
antara 2 : 1 3 : 1.
(a) (b)
Gambar 3.4 Bak sedimentasi berbentuk lingkaran center feed: (a) denah, (b)
potongan melintang
c. lingkaran (circular) - periferal feed. Pada bak ini, air masuk melalui sekeliling
lingkaran dan secara horisontal mengalir menuju ke outlet di bagian tengah
lingkaran, sementara partikel mengendap ke bawah (Gambar 3.5). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tipe periferal feed menghasilkan short circuit
yang lebih kecil dibandingkan tipe center feed, walaupun center feed lebih
30
sering digunakan. Secara umum pola aliran pada bak lingkaran kurang
mendekati pola ideal dibanding bak pengendap persegi panjang. Meskipun
demikian, bak lingkaran lebih sering digunakan karena penggunaan peralatan
pengumpul lumpurnya lebih sederhana.
(a) (b)
Gambar 3.5 Bak sedimentasi berbentuk lingkaran periferal feed: (a) denah, (b)
potongan melintang
Vh
a b d
Vs VR
31
Zona Inlet atau struktur influen. Zona inlet mendistribusikan aliran air secara
merata pada bak sedimentasi dan menyebarkan kecepatan aliran yang baru
masuk. Jika dua fungsi ini dicapai, karakteristik aliran hidrolik dari bak akan
lebih mendekati kondisi bak ideal dan menghasilkan efisiensi yang lebih baik.
Zona influen didesain secara berbeda untuk kolam rectangular dan circular.
Khusus dalam pengolahan air, bak sedimentasi rectangular dibangun menjadi
satu dengan bak flokulasi. Sebuah baffle atau dinding memisahkan dua kolam
dan sekaligus sebagai inlet bak sedimentasi. Disain dinding pemisah sangat
penting, karena kemampuan bak sedimentasi tergantung pada kualitas flok.
Zona outlet atau struktur efluen. Seperti zona inlet, zona outlet atau struktur
efluen mempunyai pengaruh besar dalam mempengaruhi pola aliran dan
karakteristik pengendapan flok pada bak sedimentasi. Biasanya weir/pelimpah
dan bak penampung limpahan digunakan untuk mengontrol outlet pada bak
sedimentasi. Selain itu, pelimpah tipe V-notch atau orifice terendam biasanya
juga dipakai. Diantara keduanya, orifice terendam yang lebih baik karena
memiliki kecenderungan pecahnya sisa flok lebih kecil selama pengaliran dari
bak sedimentasi menuju filtrasi.
pelimpah
Settler
Diffuser wall
32
BAB 4
FILTER
RINGKASAN
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat menjelaskan prinsip filtrasi dengan
berbagai jenis filter dan media. Operasi pengaliran air pada berbagai filter dapat
dilihat pada Gambar 4.1. Ringkasan materi bab ini adalah sebagai berikut:
1. Mekanisme filtrasi yang dominan dalam filter pasir cepat adalah mechanical
straining, yaitu tertangkapnya partikel oleh media filter karena ukuran partikel
lebih besar daripada ukuran pori-pori media, sedangkan mekanisme filtrasi
dalam filter pasir lambat adalah proses biologis.
3. Filter karbon aktif merupakan media untuk proses adsorpsi yang ditujukan
untuk menghilangkan bahan organik dalam air.
33
MATERI
Proses yang terjadi pada unit filter adalah penyaringan (filtrasi). Filtrasi merupakan
proses alami yang terjadi di dalam tanah, yaitu air tanah melewati media berbutir
dalam tanah dan terjadi proses penyaringan. Dengan meniru proses alam ini,
dikembangkan rekayasa dalam bentuk unit filter. Tujuan filtrasi adalah untuk
menghilangkan partikel yang tersuspensi dan koloidal dengan cara menyaringnya
dengan media filter. Selain itu, filtrasi dapat menghilangkan bakteri secara efektif dan
juga membantu penyisihan warna, rasa, bau, besi dan mangan.
Selain pasir sebagai media filter, terdapat juga membran dan karbon aktif sebagai
media filtrasi dengan tujuan yang lebih khusus. Membran biasanya digunakan sebagai
media filter untuk proses penyaringan bahan yang ukurannya jauh lebih kecil
34
dibandingkan ukuran partikel (suspended solid). Karbon aktif digunakan untuk media
adsorpsi dengan tujuan untuk menghilangkan bahan organik.
a. Bak filter. Bak ini merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan
ukuran bak tergantung debit pegolahan (minimum dua bak)
35
Gambar 4.2 Bagian-bagian filter
Pengoperasian filter pasir cepat adalah sebagai berikut:
Selama proses filtrasi berlangsung, partikel yang terbawa air akan tersaring di
media filter. Sementara itu, air terus mengalir melewati media pasir dan
penyangga, masuk lubang/orifice, ke pipa lateral, terkumpul di pipa manifold,
dan akhirnya air keluar menuju bak penampung (lihat Gambar 4.3).
Partikel yang tersaring di media lama kelamaan akan menyumbat pori-pori
media sehingga terjadi clogging (penyumbatan). Clogging ini akan
meningkatkan headloss aliran air di media. Peningkatan headloss dapat dilihat
dari meningkatnya permukaan air di atas media atau menurunnya debit filtrasi.
Untuk menghilangkan clogging, dilakukan pencucian media.
Pencucian dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada media
(backwash) dengan tujuan untuk mengurai media dan mengangkat kotoran
yang menyumbat pori-pori media filter. Aliran air dari manifold, ke lateral,
keluar orifice, naik ke media hingga media terangkat, dan air dibuang
melewati gutter yang terletak di atas media (lihat Gambar 4.4).
Bila media filter telah bersih, filter dapat dioperasikan kembali.
36
$
&
''
''
&
Filter pasir lambat adalah filter yang mempunyai kecepatan filtrasi lambat.
Dibandingkan filter cepat, kecepatan filtrasi pada filter lambat sekitar 20 50 kali
lebih lambat, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,4 m/jam. Kecepatan yang lebih lambat ini
disebabkan ukuran media pasir juga lebih kecil (effective size = 0,15 0,35 mm).
Filter pasir lambat cukup efektif digunakan dalam menghilangkan kandungan bahan
organik dan organisme pathogen dari air baku yang mempunyai kekeruhan relatif
rendah. Filter pasir lambat banyak digunakan untuk pengolahan air dengan kekeruhan
air baku di bawah 50 NTU. Efisiensi filter pasir lambat tergantung pada distribusi
ukuran partikel pasir, ratio luas permukaan filter terhadap kedalaman dan kecepatan
filtrasi.
Filter pasir lambat bekerja dengan cara pembentukan lapisan gelatin atau biofilm yang
disebut lapisan hypogeal atau Schmutzdecke di beberapa milimeter bagian atas
lapisan pasir halus. Lapisan ini mengandung bakteri, fungi, protozoa, rotifera, dan
37
larvae serangga air. Schmutzdecke adalah lapisan yang melakukan pemurnian efektif
dalam pengolahan air minum. Selama air melewati Schmutzdecke, partikel akan
terperangkap dan organik terlarut akan teradsorpsi, diserap dan dicerna oleh bakteri,
fungi dan protozoa.
Proses yang terjadi dalam schmutzdecke sangat kompleks dan bervariasi, tetapi yang
utama adalah mechanical straining terhadap kebanyakan bahan tersuspensi dalam
lapisan tipis yang berpori-pori sangat kecil kurang dari satu mikron. Ketebalan lapisan
ini meningkat terhadap waktu hingga mencapai sekitar 25 mm, yang menyebabkan
aliran mengecil.
Pengujian kualitas air dilakukan secara berkala sampai standar dilampaui. Ketika
kecepatan filtrasi turun sampai tingkat tertentu, filter harus dicuci dengan mengambil
lapisan pasir bagian atas setebal sekitar 25 mm.
Kerugian filter pasir lambat adalah besarnya kebutuhan lahan, yaitu sebagai akibat
dari lambatnya kecepatan filtrasi.
Secara umum, filter pasir lambat hampir sama dengan filter pasir cepat. Filter lambat
tersusun oleh bak filter, media pasir, dan sistem underdrain (Gambar 4.5). Perbedaan
filter cepat dan filter lambat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
38
Gambar 4.5 Skema filter pasir lambat
Tabel 4.1 Kriteria untuk Filter Pasir Cepat dan Filter Pasir Lambat
Kriteria Filter Pasir Cepat Filter Pasir Lambat
Kecepatan filtrasi 4 21 m/jam 0,1 0,4 m/jam
2
Ukuran bed Kecil, 40 400 m Besar, 2000 m2
Kedalaman bed 30 45 cm kerikil, 60 70 cm 30 cm kerikil, 90 110 cm
pasir, tidak berkurang saat pasir, berkurang 50 80 cm
pencucian saat pencucian
Ukuran pasir Effective size >0,55 mm, Effective size 0,25-0,3 mm,
uniformity coefficient <1,5 uniformity coefficient 2-3
Distribusi ukuran media Terstratifikasi Tidak terstratifikasi
Sistem underdrain Pipa lateral berlubang yang Sama dengan filter cepat atau
mengalirkan air ke pipa utama batu kasar dan beton berlubang
sebagai saluran utama
Kehilangan energi 30 cm saat awal, hingga 275 cm 6 cm saat awal, hingga 120 cm
saat akhir saat akhir
Filter run (jarak waktu 12 72 jam 20 60 hari
pencucian)
Metoda pembersihan Mengangkat kotoran dan pasir Mengambil lapisan pasir di
ke atas dengan backwash permukaan dan mencucinya
Jumlah air untuk 1 6% dari air tersaring 0,2 0,6% dari air tersaring
pembersihan
Pengolahan pendahuluan Koagulasi-flokulasi- Biasanya tidak ada bila
sedimentasi kekeruhan kurang dari 50 NTU
Biaya konstruksi Relatif tinggi Relatif rendah
Biaya operasi Relatif tinggi Relatif rendah
Biaya depresiasi Relatif tinggi Relatif rendah
Sumber: Schulz dan Okun (1984)
39
4.3. Filter Membran
Penggunaan membran dalam pengolahan air bertujuan untuk pemisahan substansi dari
larutan. Membran mampu menyaring partikel dalam larutan yang tidak nampak oleh
mata telanjang, bahkan membran mikrofiltrasi dapat menahan yeast (3 hingga 12
mikron) dan mikrofiltrasi yang lebih kecil dapat menahan bakteri terkecil
(Pseudomonas diminuta, 0,2 mikron). Gambar 4.6 menunjukkan perbadingan ukuran
polutan yang dapat dipisahkan dengan berbagai teknik pengolahan. Aplikasi membran
berdasarkan ukuran pori-pori membran dan mekanisme kerja membran atau proses
pemisahannya dapat dikelompokkan menjadi:
Mikrofiltrasi, ukuran pori sekitar 0,05 10 mikron
Ultrafiltrasi, ukuran pori sekitar 0,005 10 mikron
Dialisis, ukuran pori sekitar 0,0005 0,1 mikron
Elektrodialisis, ukuran pori sekitar 0,0005 0,01 mikron
Reverse Osmosis, ukuran pori sekitar 0,0005 0,008 mikron
Elektro dialisis
P ertukaran Io n
Dialisis
Ultrafiltrasi
Ultrasentrifugasi
M ikro filtrasi
Sentrifugasi
Sedimentasi
Filtrasi Kain
Gambar 4.6 Rentang teknik pemisahan dengan membran dibandingkan dengan teknik
lain (Reynolds, 1996)
40
Tabel 4.2 memberikan gambaran perbandingan berbagai teknik membrane.
Reverse TDS 100 < 1 nm Tekanan > 200 psi Ion garam dan bahan
Osmosis 36000 mg/l (> 14 kg/cm2) koloid
Sumber: Kawamura, S. (1991)
4.3.1. Mikrofiltrasi
4.3.2. Ultrafiltrasi
41
organik berat molekul rendah. Aplikasi ultrafiltrasi banyak pada pemisahan
protein.
Membran ultrfiltrasi biasanya tersusun oleh dua lapis; lapisan sangat tipis (1-5
mikron) dan lapisan lebih tebal (25-50 mikron) di atasnya yang mempunyai
pori-pori halus.
4.3.3. Dialisis
Dialisis merupakan pemisahan solute dari ion atau zat berukuran molekul yang
berbeda pada larutan menggunakan membran permeabel selektif. Driving
force untuk dialisis adalah perbedaan konsentrasi solute yang melewati
membran. Dalam sel dialisis secara batch, larutan yang didialisis dipisahkan
dari pelarutnya dengan membran semipermeabel. Ion atau molekul yang lebih
kecil dapat menembus membran, sementara itu ion dan molekul yang lebih
besar tidak menembus karena ukuran relatif pori membran lebih kecil.
4.3.4. Elektrodialisis
Sebuah stack elektrodialisis mempunyai tiga sel (lihat Gambar 4.7). Stack
membran tersusun oleh:
- umpan air baku
- elektroda (katoda dan anoda)
- membran (anion-permeable dan cation-permeable)
- outlet air produk
- outlet konsentrat
42
Air Tawar
(Produk)
Air Garam
+
+ + +
+
Anoda +
+ Katoda
(+)
- (-)
- (a)
- - -
- -
A C A C A C
Air Laut
(a)
+ + + + +
+ +
-
- - -
- - -
(b)
43
anion-permeable. Sebaliknya anion dapat menembus membran anion-
permeable, dan akan tertahan oleh membran cation-permeable. Kompartemen
dibuat berselang-seling antara yang berkonsentrasi ion yang lebih besar atau
lebih kecil daripada konsentrasi ion di umpan. Sebagai hasilnya, aliran dari
stack mengandung air produk, yang mempunyai konsentrasi elektrolit rendah,
dan larutan garam, yang mempunyai konsentrasi elektrolit tinggi. Sel dalam
stack disambungkan dengan aliran paralel. Gas sering terbentuk pada
elektroda, seperti hidrogen pada katoda dan oksigen serta klor pada anoda.
Reverse osmosis meliputi pemisahan pelarut (solvent), seperti air, dari larutan
garam dengan menggunakan membran semi permeabel dan tekanan
hidrostatik. Perhatikan gambar sketsa sel dialisis (Gambar 4.8a.). Aliran
pelarut menembus membran semi permeabel menuju larutan garam di
sebelahnya hingga terjadi konsentrasi yang setimbang. Fenomena ini disebut
osmosis (Gambar 4.8b). Tekanan hidrostatik yang terjadi selama kondisi
setimbang disebut tekanan osmotik. Jika dari arah yang sebaliknya diberikan
gaya yang lebih besar daripada tekanan osmotik, maka akan terjadi pengaliran
pelarut menembus membran semi permeabel menuju arah yang berlawanan
dengan osmosis. Proses demikian disebut reverse osmosis (Gambar 4.8c).
44
Membran
Tekanan
Tek.
Osmotik
n
= RT (4.1)
V
di mana:
= tekanan osmotik, atm
= koefisien osmotik
= jumlah ion yang terbentuk dari satu molekul elektrolit
n = jumlah mol elektrolit
V = volume pelarut, liter
R = konstanta gas
T = temperatur absolut, OK
45
Diagram skematik unit reverse osmosis secara kontinyu dapat dilihat pada
Gambar 4.9. Larutan garam umpan ditekan sehingga perbedaan tekanan di
antara dua kompartemen lebih besar daripada perbedaan tekanan osmotik.
Meskipun perpindahan pelarut akan dimulai jika perbedaan tekanan melebihi
perbedaan tekanan osmotik, kecepatan perpindahan massa pelarut akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya perbedaan tekanan. Secara praktis,
tekanan yang digunakan untuk aliran umpan adalah 1720 sampai 5520 kPa.
Tekanan disain tergantung pada perbedaan tekanan osmotik antara larutan
umpan dan produk, karakteristik membran, dan temperatur.
Lar. Garam
bertekanan
Air Produk
Buangan Garam
Membran
Parameter disain yang utama adalah produksi per satuan luas membran dan
kualitas air produk. Produksi diukur dengan flux air melewati membran
(misal: l/hari-m2). Besarnya flux membran tergantung pada karakteristik
membran (ketebalan dan porositas) dan kondisi sistem (temperatur, perbedaan
tekanan, konsentrasi garam, kecepatan aliran).
46
Tekanan yang diberikan pada proses reverse osmosis berkisar antara 20
sampai 100 bar, jauh lebih tinggi dibandingkan tekanan operasi pada proses
mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi. Material membran sangat berpengaruh pada
efisiensi pemisahan. Material yang digunakan pada proses ini diusahakan
memiliki afinitas yang besar terhadap pelarut (air) dan afinitas yang rendah
terhadap zat terlarut. Pemilihan material menjadi sangat penting karena secara
langsung akan menentukan sifat intrinsik membran.
Membran reverse osmosis banyak digunakan pada proses desalinasi air laut
dan air payau. Material yang digunakan umumnya bersifat hidrofilik,
mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap air dan kelarutan yang sangat
rendah terhadap zat terlarut. Material yang digunakan antara lain dari
golongan ester selulosa seperti selulosa diasetat dan selulosa triasetat tetapi
material ini tidak tahan terhadap zat kimia, bakteri, dan suhu yang ekstrim.
Material lainnya adalah poliamida. Poliamida memiliki selektivitas yang tinggi
terhadap gara tetapi material ini kurang begitu tahan terhadap klorin.
Dalam pengolahan air, karbon aktif digunakan sebagai adsorben untuk menyisihkan
rasa, bau, atau warna yang disebabkan oleh kandungan bahan organik dalam air,
produk samping disinfeksi, pestisida, dan bahan organik sintetis lainnya.
47
Pengoperasian proses adsorpsi berbeda antara karbon aktif berbentuk bubuk dan
butiran. Karbon aktif bubuk biasanya dibubuhkan pada air yang diolah dan diaduk
secara merata agar terjadi kontak, setelah itu diendapkan. Pada karbon aktif butiran,
karbon aktif dijadikan sebagai media filter dalam sebuah kolom adsorpsi (lihat
Gambar 4.10) yang dipasang setelah filter pasir konvensional atau disebut post
filtration.
(
) * + (
$, -*
. * /
( -
* /
. /
48
1 1 1 1 (4.2a)
= +
x q mb C q m
m
b. Persamaan Freundlich:
1
x (4.3)
= KC n
m
x 1 (4.3a)
ln = ln K + ln C
m n
Untuk mengatasi kondisi demikian, maka perlu dilakukan regenerasi, yaitu pencucian
karbon aktif dengan air bersih dan bahan tertentu atau dilakukan regenerasi dengan
pemanasan karbon aktif dalam furnace.
49
Daftar Bacaan
Droste, Ronald L., Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment,
John Wiley & Sons, Inc., New York, 1997
Fair, Gordon M., Geyer, John C., dan Okun, Daniel A., Water and Wastewater
Engineering, Volume 2: Water Purification and Wastewater Treatment and
Disposal, John Wiley and Sons Inc. New York, 1981
Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G., Water Work Engineering: Planning,
Design & Operation, Prentice Hall PTR, Texas, 2000
Reynolds, Tom D. dan Richards, Paul A., Unit Operations and Processes in
Environmental Engineering, PWS Publishing Company, Boston, 1996
Schulz, C.R. dan Okun, Daniel A., Surface Water Treatment for Communities
in Developing Countries, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1984
50