BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbica mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya
perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi informasi.
Perkembanga yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen harus mampu
mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan
produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang
lingkup pekerjaan harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang
baik.
Untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada
baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud manajemen dan apa yang dimaksud proyek.
Jadi, manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber
daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan
sumber daya tertentu pula.
BAB II
PEMBAHASAN MANAJEMEN PROYEK
Jadi, manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber
daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan
sumber daya tertentu pula.
Seringkali proyek-proyek dibuat dalam porsi ruang-lingkup yang sangat luas tetapi
disusun secara kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat dianalisa sebagai
satu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dengan dengan
ruang-lingkup yang lebih kecil, kira-kira mendekati ukuran minimun yang layak dan baik
ditinjau secara administrasi, teknis, maupun ekonomi. Sama halnya bila kita ingin
menganalisa pertambahan yang terjadi secara berurutan atau tahapan-tahapn kegiatan
yang berbeda satu sama lain, maka lebih baik membuat ruang-lingkup proyek yang lebih
sempit .
1. Saat tim manajemen proyek Bechtel memasuki Irak setelah perang tahun 2003, tim
tersebut harus cepat memobilisasi tenaga internasional yang terdiri atas pekerja kasar,
profesional di bidan konstruksi, juru masak, tenaga medis, dan tenaga keamanan. Mereka
harus mengakses jutaan ton suplai untuk membangun kembali pelabuhan, jalan raya,
sekolah, dan sistem kelistrikan.
3. Saat Hard Rock Cafe mensponsori Rockfest yang didatangi lebih dari 100.000
penggemar pada konser tahunannya, manajer proyeknya telah memulai perencanaan
sekitar sembilan bulan sebelumnya. Penggunaan paket peranti lunakMS Project; setiap
detail yang jumlahnya ratusan dapat dipantau dan dikendalikan. Saat sebuah kelompok
band tidak dapat mencapai Rockfest dengan bus karena kemacetan yang luar biasa,
manajer proyek Hard Rock siap dengan cadangan helikopter.
Kompleksitas proyek yang semakin bertambah dan siklus hidup produk/jasa yang
menurun. Perubahan ini berasal dari kesadaran tentang nilai strategis dari persaingan
berbasis waktu dan keharusan melakukan perbaikan kualitas yang terus-menerus. Setiap
pengembangan produk/jasa baru adalah kejadian yang unik sebuah proyek.
Penjadwalan proyek adalah tantangan yang sulit bagi manajer operasi. Risiko pada
manajemen proyek sangat tinggi. Kelebihan biaya dan keterlambatan yang tidak
diperlukan terjadi karena penjadwalan dan pengendalian yang buruk.
Manajemen proyek meliputi tiga fase:
2. Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk aktivitas khusus
dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan aktivitas lain.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen proyek yang sangat penting,
yaiti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang
diperlukan untuk mencapai sasaran. Hal ini berarti pertama-tama menentukan sasaran
yang hendak dicapai kemudian mencoba menyusun urutan langkah-langkah kegiatan
untuk mencapainya. Di dalam perusahaan, dibentuklah suatu organisasi proyek untuk
memastikan program yang telah ada tetap berjalan dengan lancar secara harian,
sementara proyek baru dapat berhasil diselesaikan. Seperti halnya perusahaan
konstruksi, organisassi proyek adalah cara efektif untuk menugaskan orang-orang dan
sumber daya fisik yang diperlukan.
2. Pekerjaan tersebut unik atau tidak begitu biasa dalam organisasi yang ada,
Anggota tim proyek secara sementara ditugaskan pada sebuah proyek dan membuat
laporan pada manajer proyek. Manajer yang memimpin proyek mengkoordinasikan
aktivitas dengan departemen lain dan membuat laporan langsung pada manajemen
puncak. Manajer proyek mendapatkan sorotan dalam perusahaan dan bertanggung jawab
memastikan bahwa (1) seluruh aktivitas yang diperlukan diselesaikan dalam urutan yang
tepat dan waktu yang tepat; (2) proyek selesai sesuai dengan anggaran; (3) proyek
memenuhi sasaran kualitas; (4) orang-orang yang ditugaskan pada proyek mendapatkan
motivasi, arahan, dan informasi yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan mereka.
Tim manajemen proyek memulai tugasnya dengan baik sebelum pelaksanaan proyek
sehingga perencanaan dapat dikembangkan terlebih dahulu. Salah satu fase awalnya
adalah menetapkan tujuan-tujuan proyek secara cermat, selanjutnya memecah proyek
menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dengan baik. Struktur penguraian kerja
menetapkan proyek dengan membaginya menjadi subkomponen (atau tugas) utama, yang
selanjutnya dibagi lagi menjadi komponen yang lebih detail, dan akhirnya menjadi
seperangkat aktivitas dan biaya yang terkait. Pembagian proyek menjadi tugas yang kecil
dan lebih kecil lagi memang sulit, tetapi sangat penting dalam mengelola proyek serta
membuat penjadwalan yang berhasil. Jumlah bruto kebutuhan akan orang, suplai, dan
peralatan juga diperkirakan dalam fase perencanaan ini.
Struktur penguraian kerja umumnya menurun dalam ukuran dari atas ke bawah dan
dimasukkan seperti berikut.
Tingkat
1 Proyek
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas
proyek. Pada fase ini, manajer memutuskan lamanya setiap aktivitas memerlukan waktu
dan menghitung banyaknya orang dan bahan yang diperlukan pada setiap fase produksi.
Manajer juga membuat diagram penjadwalan terpisah untuk kebutuhan personel
berdasarkan jenis keterampilan ( misalnya: manajemen, keteknikan, atau penuangan
beton).
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path
Method) adalah dua teknik jaringan yang digunakan secara luas, kemampuan
mempertimbangkan hubungan dan ketergantungan dari seluruh aktivitas. Dalam proyek
yang kompleks, di mana penjadwalan hampir selalu terkomputerisasi, PERT dan
CPMmemiliki keunggulan dibandingkan diagram gantt yang lebih sederhana.
Pendekatan apa pun yang dilakukan manajer proyek, penjadwalan proyek membantu
dalam bidang berikut.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untu setiap aktivitas.
4. Membantu penggunaan orang, uang, dan sumber daya bahan dengan mengidentifikasi
bottleneck kritis (hal-hal yang mungkin menghambat suatu proyek).
... meskipun sasaran telah ditetapkan dengan jelas, disertai organisasi dan
kepemimpinan yang kuat dan motivasi yang kuat, namun kecil kemungkinannya untuk
berhasil mencapai sasaran jika tidak disertai pengawasan dan pengendalian yang cukup.
Forward Pass
Backward Pass
Aturan waktu selesai paling lambat
Dimulai dengan aktivitas terakhir dari suatu proyek.
1. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung dari hanya satu aktivitas , LF-nya sama
dengan LS dari aktivitas yang secara langsung mengikutinya.
2. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung dari lebih dari satu aktivitas, maka LF
adalah minimum dari seluruh nilai LS dari aktivitas-aktivitas yang secara langsung
mengikutinya, yaitu:
LS = Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)
Waktu mulai paling lambat (LS) dari suatu aktivitas adalah selisih dari waktu selesai paling
lambat (LF) dan waktu aktivitasnya, yaitu:
LS = LF waktu aktivitas
Menghitung waktu mulai paling awal dan selesai paling awal untuk Milwaukee Paper
Karena aktivitas mulai tidak mempunyai pendahulu, kita mulai dengan menetapkan
ES sebagai 0.artinya, aktivitas mulai dapat dimulai pada akhir minggu 0 yang sama
dengan awal minggu 1. jika aktivitas mulai mempunyai ES=0, maka EF juga 0 karena
waktu aktivitas 0.
Aktivitas A dan B, keduanya hanya mempunyai mulai sebagai pendahulu
langsungnya. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling awal, ES untuk kedua
aktivitas A dan B sama dengan 0, yaitu EF dari aktivitas mulai. Sekarang, menggunakan
aturan waktu selesai paling awal, EF untuk A adalah 2(=0+2) dan B adalah 3(=0+3).
Karena aktivitas A mendahului aktivitas C, ES dari C sama dengan EF dari A(=2).
Jadi, EF dari C adalah 4(=2+2).
Aktivitas D, dimana A dan B adalah pendahulu langsungnya. Aktivitas A mempunyai
EF=2 dan B mempunyai EF=3. dengan menggunakan aturan waktu selesai paling awal,
ES dari D = Max (EF dari A, EF dari B) = Max (2, 3) = 3.
EF dari D sama dengan 7(= 3 + 4). Selanjutnya sama
Menghitung waktu mulai paling lambat dan selesai paling lambat untuk Milwaukee
Paper
Dimulai dengan menetapkan nilai LF adalah 15 minggu pada aktivitas H. Artinya,
menentukan waktu selesai paling lambat untuk keseluruhan proyek sama dengan waktu
selesai paling awal. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling lambat, LS dari
aktivitas H sama dengan 13(=15-2).
Karena aktivitas H adalah satu-satunya aktivitas penerus bagi kedua aktivitas F
dan G maka LFnya sama dengan 13. Jadi, LS dari G adalah 8(=13-5) dan LS dari F
adalah 10(=13-3).
Dan seterusnya hingga pada aktivitas C yang merupakan pendahulu langsung dari
dua aktivitas E dan F. Dengan menggunakan aturan waktu selesai paling lambat,
LF dari C = Min (LS dari E, LS dari F) = Min (4, 10) = 4
LS dari C adalah 2(=4-2). Pada akhirnya. LF dan LS dari aktivitas mulai sama dengan 0
Waktu Longgar dan Jalur Kritis
Jalur ES EF LS LF Pada Jalur Kritis
aktivitas LS - ES
A 0 2 0 2 0 Ya
B 0 3 1 4 1 Tidak
C 2 4 2 4 0 Ya
D 3 7 4 8 1 Tidak
E 4 8 4 8 0 Ya
F 4 7 10 13 6 Tidak
G 8 13 8 13 0 Ya
H 13 15 13 15 0 Ya
Perkiraan Waktu (dalam minggu) untuk proyek Milwaukee Paper
Aktivitas Optimistis Realistis Pesimistis Waktu yang Variansi
(a) (m) (b) Diperkirakan [(b-a)/6]2
t=(a+4m+b)/6
A 1 2 3 2 0.11
B 2 3 4 3 0.11
C 1 2 3 2 0.11
D 2 4 6 4 0.44
E 1 4 7 4 1.00
F 1 2 9 3 1.78
G 3 4 11 5 1.78
H 1 2 3 2 0.11
B. Crashing
Pada kasus proyek diatas, proyek dapat di percepat dengan metode crashing. Di
antaranya penambahan jam kerja lembur= 4 jam (alternatif 1),penambahan regu
kerja(alternatif 2).
Pada setiap metoda perhitungan crashing terjadi pembengkakan biaya daripada
perhitungan normal.
Biaya crash per periode =
Diketahui aktivitas A: membuat spesifikasi dan kriteria
Waktu normal = 3 minggu
Waktu crash = 1 minggu
Biaya normal = 30.000
Biaya crash = 34.000
Jawab = = = Rp 2.000/hari
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya
organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan
sumber daya tertentu pula.
2. Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk aktivitas khusus
dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan aktivitas lain.
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas
proyek. Suatu pendekatan penjadwalan proyek adalah diagram Gantt, PERT, dan CPM.
3.2. Saran
Kami berharap dengan jadinya makalah ini, pembaca dapat menerima dengan baik
dan tertarik dalam setiap isinya. Jika, ada beberapa kesalahan dan kekurangan kami
mohon maaf serta kami menerima kritikan dan saran yang membangun untuk dapat
menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bagi kita semua.
Daftar Pustaka
Barry Render and Jay Heizer. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
Suharto Iman. 2001. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga
Suharto Iman. 2002. Manajemen Proyek Industri. Yogyakarta: Erlangga
Internet:
http://bayuzu.blogspot.com/2010/09/pengertian-ruang-lingkup-manajemen.html