Anda di halaman 1dari 22

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : PEMBANGUNAN KEBUN HMT 30 HA


Lokasi : KABUPATEN ACEH BESAR
Tahun Anggaran : 2017

A. PENDAHULUAN
Setelah kami mempelajari dokumen tender dan gambar rencana, untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas kiranya perlu dibuat suatu metode pelaksanaan
yang terarah dan efektif. Sehingga diharapkan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi rencana dan tepat waktu. Sebelum dimulainya pekerjaan perlu dibentuk suatu
manajemen pelaksanaan, persiapan dan fasilitas pendukung pelaksanaan dan program
keselamatan kerja sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya terarah dan dapat
berjalan sebagaimana yang diharapkan.

I. PEMBUATAN SAFETY PLAN


Membentuk Organisasi Pelasanaan dan Keselamatan Proyek
Membuat Daftar Material Yang Perlu Penanganan Khusus
Membuat Daftar Alat Yang Perlu Penangan Khusus
Membuat Daftar Tenaga Kerja Yang Memerlukan Keahlian Tertentu
Indentifikasi Sumber Bahaya dan Penanganannya
Site Plan Keselamatan Kerja
Program Kebersihan

II. MENYIAPKAN PERALATAN, SARANA PENUNJANG, KESELAMATAN KERJA DAN ALAT


PELINDUNGAN DIRI
Alat Pemadam Kebakaran
Rambu-rambu Keselamatan Kerja
Intruksi-intruksi Keselamatan Kerja
Sarana Penunjang : DireksiKeet, Barak Karja, Gudang, MCK Sementara,
Penyedian Air, Area Parkir Alat dan Area Stok Material
Alat Pelindung Diri : Helm, Sarung Tangan, Sepatu Safety, Masker dan Kotak
P3K

III. KERJASAMA DENGAN RUMAH SAKIT, PUSKESMAS TERDEKAT SERTA


MENGASURANSIKAN TENAGA KERJA KE JAMSOSTEK PENANGANAN KECELAKAAN
KERJA
KECELAKAAN

LAPORAN UNIT KESELAMATAN

CHECK KONDISI KORBAN


PERAWATAN/TIDAK

PERBAIKANOLE
DILAKSANAKAN
H KONTRAKTOR
PENGOBATAN
DI PROYEK (P3K)

CAT. LAPORAN
KECELAKAAN

PROSES
PENYEMBUHAN

SELESAI

TRAFFIC MANAGEMENT
Mengingat waktu pelaksanaan pekerjaan yang singkat, maka beberapa pekerjaan
dilakukan secara bersamaan, maka lalulintas di dalam lokasi proyek jangan
sampai terganggu, dapat dilakukan dengan beberapa cara :
- Arus lalulintas masuk dan keluar satu arah, untuk menghindari tertumpuknya
lalulintas kenderaan keluar dan menuju proyek telah ditentukan arahnya
- Ditempatkan rambu-rambu penunjuk arah dan larangan yang jelas di lokasi
proyek
- Untuk buangan material galian dan material lainnya di lakukan pada kondisi
lalulintas tidak sedang padat, atau malam hari menyesuaikan kondisi jalan
keluar utama
I. LINGKUP PEKERJAAN
Adapun lingkup pekerjaan dalam pelaksanaan Pekerjaan ini adalah Pembangunan
embung, dan pekerjaan persiapan yang menunjang Objek Kerja tersebut, secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Administrasi dan Dokumentasi
2. Papan Nama Pekerjaan

B. PEKERJAAN PEMBANGUNAN KEBUN HMT 30 HA


1. Gampong Lambada Kec. Seulimum Lokasi 1 (15 Ha)
a. Pengukuran Lahan
b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
c. Pembuatan Pagar Duri :
1) Batang Hidup/Kuda-Kuda dia. 5-6 cm jarak 60 cm
2) Peregangan Kawat Duri Galvanis 4 Urat
d. Pengolahan Lahan :
1) Penggemburan Lahan/Pembajakan
2) Penanaman Bibit Rumput Brachiaria Humdicola (BH) dalam polibek
dengan jarak tanam 150 cm
3) Perawatan dan Pemupukan dengan Pupuk Organik

2. Gampong Lambada Kec. Seulimum Lokasi 2 (5 Ha)


a. Pengukuran Lahan
b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
c. Pembuatan Pagar Duri :
1) Batang Hidup/Kuda-Kuda dia. 5-6 cm jarak 60 cm
2) Peregangan Kawat Duri Galvanis 4 Urat
d. Pengolahan Lahan :
1) Penggemburan Lahan/Pembajakan
2) Penanaman Bibit Rumput Brachiaria Humdicola (BH) dalam polibek
dengan jarak tanam 150 cm
3) Perawatan dan Pemupukan dengan Pupuk Organik

3. Gampong Aneuk Glee Kec. Seulimeum ( 7 Ha )


a. Pengukuran Lahan
b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
c. Pembuatan Pagar Duri :
1) Batang Hidup/Kuda-Kuda dia. 5-6 cm jarak 60 cm
2) Peregangan Kawat Duri Galvanis 4 Urat
d. Pengolahan Lahan :
1) Penggemburan Lahan/Pembajakan
2) Penanaman Bibit Rumput Brachiaria Humdicola (BH) dalam polibek
dengan jarak tanam 150 cm
3) Perawatan dan Pemupukan dengan Pupuk Organik

4. Gampong Lam Aling Kec. Cot Glie (3 Ha)


a. Pengukuran Lahan
b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
c. Pembuatan Pagar Duri :
1) Batang Hidup/Kuda-Kuda dia. 5-6 cm jarak 60 cm
2) Peregangan Kawat Duri Galvanis 4 Urat
d. Pengolahan Lahan :
1) Penggemburan Lahan/Pembajakan
2) Penanaman Bibit Rumput Brachiaria Humdicola (BH) dalam polibek
dengan jarak tanam 150 cm
3) Perawatan dan Pemupukan dengan Pupuk Organik

II. METODE PELAKSANAAN KERJA


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Setelah diterima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pemilik proyek, segera
dilaksanakan pekerjaan persiapan antara lain : Mobilisasi dan demobilisasi,
Pembersihan lapangan, Papan nama proyek, Dewatering, Pasangan bouwplank
dan setting out, Cetak dan pasang prasasti kegiatan dan lain-lain yang dianggap
perlu.

1. Administrasi dan Dokumentasi


Setelah fisik pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai oleh pengawas/direksi
pekerjaan kamiakan melakukan pengukuran dan menghitung ulang kembali
guna untuk pembuatan gambarpurna pelaksanaan pekerjaan dan volume
pekerjaan telah dalam masa pelaksanaan pekerjaankami akan membuat
laporan yang terdiri dari harian, mingguan dan bulanan serta mencakup
keadaan/cuaca dan segala dampak yang terjadi selama pelaksanaan.
Pembuatan laporan(harian, mingguan dan bulanan) akan kami sertakan
dokumentasikan (foto) dimana dokumentasiini berguna sebagai bukti adanya
kegiatan dilokasi pekerjaan, dokumentasi juga terdiri darisebelum pelaksanaan
pekerjaan (0%), saat pekerjaan mencapai 50% dan saat pekerjaan
telahselesai 100%, semua dokumentasi yang ada akan kami berikan kepada
pihak direksi pekerjaan.
2. Papan Nama Pekerjaan
Papan kegiatan/papan Nama Pekerjaan merupakan tempat menempelkan
informasi tentang kegiatan sarana dan prasarana yang sedang dikerjakan dan
yang perlu diketahui masyarakat umumnya. Sebagai sarana informasi
kegiatan, papan kegiatan/papan proyek juga menjadi salah satu sarana
edukasi prinsip transparansi dan akuntabilitas bagi masyarakat dan pemilik
proyek. Pelaksana pekerjaan wajib menyediakan Papan Nama Proyek yang
mencantumkan nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor dan mengenai ukuran layout dan peletakan papan
nama proyek di pasang sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.

DINAS ..........................................

CONTOH PAPAN NAMA PROYEK

B. PEKERJAAN PEMBANGUNAN KEBUN HMT 30 HA


1. Gampong Lambada Kec. Seulimum Lokasi 1 (15 Ha)
a. Pengukuran Lahan
Hal yang paling mendasar adalah memastikan bahwa lahan yang dilaksanakan
adalah sesuai dengan lokasi yang disebutkan dalam Kontrak dan Sertifikat
Tanah yang dimiliki oleh Owner, karena semua acuan perletakan bangunan
dan infrastrukturnya, harus mengacu pada batas-batas lahan yang benar.

Langkah pemeriksaan dan pematokan batas lahan adalah sebagai berikut :


Jastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai
dengan data Badan Pertanahan Nasional
Jika belum ada patok dari BPN, sebaiknya diminta pihak BPN atau
pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas lahan yang sesuai
dengan data mereka jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor)
atau tidak terlindungi dengan baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan
cor dan memasang titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok
dan lindungilah patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik dan
mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda warna atau
bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint
Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan
Pengawas atau Owner harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh
pengukuran berikutnya
titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan
cross check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar
desain atau gambar konstruksi. Jika terjadi perbedaan maka harus
dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain
Periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang
dimiliki Owner
Buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan
seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama
pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta
menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada
bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan
Jika diperlukan, dapat dibuat patok-patok pinjaman untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya.

b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Tahap Kedua yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
membersihkan lahan pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.

c. Pembuatan Pagar Duri :


1) Batang Hidup/Kuda-Kuda dia. 5-6 cm jarak 60 cm

2) Peregangan Kawat Duri Galvanis 4 Urat


d. Pengolahan Lahan :
1) Penggemburan Lahan/Pembajakan
2) Penanaman Bibit Rumput Brachiaria Humdicola (BH) dalam polibek
dengan jarak tanam 150 cm
3) Perawatan dan Pemupukan dengan Pupuk Organik
GALIAN TANAH PONDASI
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik
sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula
yaitu potensi kegempaan, longsor dan potensi gerusan karena arus dan
sebagainya. Setelah melakukan tahab Pekerjaan Persiapan di antaranya
mobilisasi, pembersihan lapangan, pasangan bouwplank dan sudah
mempersiapan peralatan untuk dewatering maka selanjutnya dilakukan :
1.1 Memenuhi syarat-syarat konstruksi bangunan embung diantaranya :
- Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu
banjir.
- Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya
dukung tanah di bawahnya
- Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan
oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah
- Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air
minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi
- Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa
pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak
menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung

1.2 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan


penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disutujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar yang telah di setujui bersama.
1.3 Galian embung menggunakan alat excavator, volume galian di sesuaikan
dengan kondisi lapangan. Dan sesuai dengan gambar yang telah di
setujui bersama berdasarkan acuan dokumen.

2. GALIAN TANAH SALURAN DAN PEMBENTUK KOLAM

1.1 Galian Tanah Saluran


Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian
tanah dengan excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck
untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai stock untuk
material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah.
Tidak lupa pula turut memperhatikan/mengontrol alur aliran air atau
air tadah (air dari tanah dan hujan) untuk dapat mengendalikan air
(air tanah / permukaan) agar tidak mengganggu/menghambat proses
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan
bagian struktur yang berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah
(Dawatering), pengontrolan ini menggunakan peralatan pompa air
untuk menghisab dan membuang air tersebut.

1.2 Pembentuk Kolam

Pembentukan bentuk kolam sesuai dengan gambar yang terdapat


dalam dokumen dan mengikat dengan volume kerja yang terdapat
dalam penawaran yang di sampaikan atau telah di setujui. Pada saat
galian harus memperhatikan :
1. Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga
harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari.
2. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka
elevasi mercu bendung dapat ditetapkan.
3. Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit
banjir
4. Potensi dan distribusi angkutan sedimen
5. Tinggi muka air pada debit banjir
.
3. PASANGAN PONDASI BATU GUNUNG/BATU KALI

3.1 Setelah pekerjaan galian tanah saluran dan pembentuk kolam


selesai, maka dilanjutkan dengan pekerjaan pasangan pondasi batu
gunung/batu kali. Apabila tanah labil, maka akan dipasang batu kosong
sedemikian rupa sehingga kedudukan pondasi dapat stabil dan duduk
dengan baik. Pasangan batu kosong tersebut dipasang dan disusun diatas
pasir urug, Batu disusun secara kompak dan rapi dengan ukuran
ketebalan sesuai dengan gambar atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.
3.2 Pasangan batu dikerjakan dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
Batu yang dipakai dalam pasangan ini adalah batu yang bersih dan
disetujui oleh direksi pekerjaan. Sedangkan material lain seperti semen,
pasir dan air digunakan sesuai dengan spesifikasi pada beton bertulang.
3.3 Pekerjaan pasangan batu tidak akan dilaksanakan pada waktu hujan,
karena dapat mengikis adukan dari pasangan batu. Batu yang dipakai
terlebih dahulu dibasahi dengan air 3-4 jam sebelum dipakai.
3.4 Campuran yang digunakan pada pasangan batu adalah 1 Pc : 4 Ps dalam
satuan volume serta air secukupnya sampai dihasilkan kepekatan yang
sesuai dengan keperluan yang diinginkan.
3.5 Semua pasangan batu akan dirawat dengan memakai air serta dengan
cara yang disetujui oleh direksi.
3.6 Apabila pasangan batu telah selesai dikerjakan, tetapi masih ada
pasangan batu yang keluar dari jalur atau tidak mendatar, maka akan
kami bongkar dan kami perbaiki sesuai dengan petunjuk direksi.

4. HAMPARAN BATU KOSONG

Apabila tanah labil pada lantai kerja ikatan batu pondasi maka akan
dipasang batu kosong sedemikian rupa sehingga kedudukan pondasi
dapat stabil dan duduk dengan baik. Pasangan batu kosong tersebut
dipasang dan disusun diatas pasir urug, Batu disusun secara kompak dan
rapi dengan ukuran ketebalan sesuai dengan gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas

Begitu juga pada lantai embung setelah pembentuk kolam dengan


kedalaman embung yang telah di tentukan maka tanah lantai kerja
embung di padatkan dan dihampar batu kosong sampai rata permukaan
dengan di lakukan pemadatan kembali dan di tabur dengan pasir di atas
batu kosong tersebut, sebelum melakukan pengecoran lantai.

5. URUGAN TANAH KEMBALI

Hasil galian yang cocok dengan spesifikasi dan akan digunakan kembali
untuk penimbunan akan ditempatkan pada lokasi tertentu disekitar galian.
Sedangkan bahan galian yang tidak cocok dengan spesifikasi akan dibuang
dari lokasi pekerjaan. Semua pekerjaan ini akan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk direksi dan melakukan perapian pada bibir sayap kiri
kanan embung sampai dengan air masuk dan pintu air keluar.
6. BETON COR LANTAI EMBUNG

6.1 Persiapan Peralatan


a. Semua peralatan untuk pencampuran dan pengangkutan beton
harus bersih.
b. Semua sampah atau kotoran harus dihilangkan dari cetakan yang
akan di isi beton.
c. Peralatan yang dominan di gunakan pada pekerjaan ini adalah
Mollen (Concrete Mixer)

6.2 Adukan Beton


a. Semua bahan beton harus di aduk secara seksama dan harus
dituangkan seluruhnya sebelum pencampur di isi kembali
b. Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan molen yang
telah disetujui oleh direksi.
c. Mesin pencampur di putar dengan kecepatan yang disarankan oleh
pabrik pembuat.
d. Pencampuran dilakukan terus-menerus selama sekurang-kurangnya
1 menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur.

6.3 Pengecoran
a. Pengecoran beton dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus dicabut pada saat
beton dicor.
b. Beton dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk
menghindari terjadinya degregasi akibat penanganan kembali atau
segregasi akibat pengaliran.
c. Dalam pengecoran sangat di perhatikan elevasi lantai yang mana
telah di sepakati ke arah mana di alirkan air.
d. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Semua
beton dibasahi dengan air siraman/rendaman sesuai dengan yang
ditentukan oleh direksi. Perawatan harus dimulai segera setelah
beton cukup mengeras. Air yang digunakan dalam penyiraman
sesuai dengan spesifikasi air yang digunakan untuk mengaduk
beton.

7. PLESTERAN 1 : 2

a. Setelah pekerjaan pasangan batu selesai dikerjakan, maka dilakukan


pekerjaan siara/plesteran pada pasangan batu tersebut.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, celah-celah batu dikorek dan
dibersihkan terlebih dahulu.
c. Adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah 1 Pc : 2 Ps, serta air
secukupnya untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang
diinginkan.
d. Semua proses atau tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
akan dimintakan/persetujuan dari direksi pengawas.

8. PLAT BETON BERTULANG, T = 12 CM


8.1 Beton K225

No Uraian Pekerjaan Campuran


1 Pada semua/tempat-tempat yang menggunakan beton K- 225

A. Bahan/Spesifikasi Yang Digunakan


a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972).

b. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03, serta Penimbunan kerikil dengan
pasir dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.

c. Pasir
Pasir beton berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat syarat yang
tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.

d. Air
Air yang digunakan air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan bahan organis atau bahan bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini dipakai air
bersih yang dapat diminum.

B. Besi Beton Polos

- Fabrikasi :

Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop


drawing Pembesian & Bending schedule disetujui. Pemotongan
dilakukan dengan Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai Shop
drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan
fabrikasi harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli.
Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan ketat agar tidak
terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan
terlebih dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.

- Pemasangan :

Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut


ke lokasi pekerjaan. Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop
drawing. Diameter besi dan jarak antar besi harus dicheck dengan
benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan
berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas pemasangan.

C. Bekisting
- Fabrikasi :

Bekisting untuk sloof, kolom dan dinding sebelum diaplikasikan


sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di workshop kayu,
dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Sedangkan untuk
balok dan plat lantai tidak perlu difabrikasi di work shop. Ukuran
dan bentuk akan dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada
shop drawing yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.

- Pemasangan :

Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan,


dan segera dipasang sesuai dengan posisinya yang tertera di shop
drawing. Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin,
bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan kayu bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran, dan
batas batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
memenuhi ketentuan ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
D. Membongkar Bekisting/Perawatan Beton
1. Membongkar Bekisting
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran
bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut :
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan
palu agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push
pull.
- Lepaskan paku yang melekat pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar
segera diangkat.

2. Perawatan Beton
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem
kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

9. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air L = 80 cm


Pekerjaan Ini terdiri dari persiapan, penyediaan, pemasangan dan
pemeliharaan pintu ulir, untuk type dan ukuran serta pemasangan akan
dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis pekerjaan ini, semua pintu akan
dibuat di bengkel yang khusus dan ahli dalam pekerjaan tersebut setelah
mendapat persetujuan direksi.
KEBIJAKAN K3

A. SAFETY PROGRAMME

- SAFETY PATROL
Melakukan patrol tiap senin siang bersama semua top management
lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja di lapangan.

- GENERAL CLEANING AND HOUSE KEPPING.


Melakukan pembersihan secara masal yang melibatkan seluruh pekerja dan
seluruh subkontraktor di lapangan untuk menciptakan lapangan kerja yang
selalu bersih dan rapih setiap sabtu siang.

B. FLOW KOORDINASI DENGAN PIHAK LUAR


EMERGENCY RESPON PROSEDURE FOR ACCIDENT

C. PENANGANAN KEBAKARAN

D. TRAINING KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


- SAFETY AWARENEES
Untuk meningkatkan kepedulian dari pelaksana lapangan dan subkontraktor
kami memberikan pelatihan keselamatan kerja yang berkaitan dengan
kegiatan lapangan yang akan berlangsung.
- FIRE HANDLING
Memberikan pelatihan tentang basik fire safety, cara penanggulangan dan
upaya pencegahannya

- FIRST AID
Memberikan pelatihan tentang pertolongan pertama pada korban
kecelakaan untuk kecelakaan kecelakaan kecil yang sifatnya umum dan
tidak berat yang dapat di lakukan di klinik proyek.

E. K3 TERHADAP SISTIM SANITASI / TOILET

PENJELASAN K3 KEPADA MANDOR


F. PEMERIKSAAN TERHADAP RAMBU RAMBU K3, TABUNG PEMADAM, PAGAR,
P3K

PENGADAAN TIM KESEHATAN UNTUK PEMERIKSAAN PEKERJA (MISAL : 2


MINGGU SEKALI)
G. KECELAKAAN BERAKIBAT MENINGGAL

H. PENANGANAN KECELAKAAN BERAT / RINGAN YANG TERJADI PADA STAF /


PEKERJA

Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang tepat waktu, tepat


mutu dan tepat biaya tanpa menggabaikan aspek-aspek kesehatan,
keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup sehingga tercapai sasaran
pekerjaan yang diharapkan, dengan penerapan program perbaikan
berkelanjutan melalui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dengan cara :
Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
sasaran dan program K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala
agar selaras, baik dengan perkembangan kondisi perusahaan, peraturan
atau standar yang berlaku dan harapan

a. Pelanggan.
b. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan
dengan K3, serta mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan
operasi.
c. Melakukan identifikasi bahaya sesuaidengan sifat dan skala resiko -
resiko K3.
d. Menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaran
K3.
e. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan
Sistem manajemen K3.
f. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen
K3
g. Memelihara program lindungan lingkungan terhadap kegiatan di semua
lokasi proyek.
h. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada
semua personil secara berkala
i. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya
maupun yang tidak berbahaya, termasuk mengendalikan potensibahaya
terhadap pekerja.
j. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
k. Meninjau Aspek Manajemen K3 secara periodik agar selalu relevan.

Sasaran K3 dan Program K3


a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Accident
Rate = 0).
b. Meningkatkan kesesuaian pada Undang undang dan Peraturan K3
lainnya
c. Meningkatkan Kesehatan para Karyawan

BANDA ACEH, 31 MEI 2017


PENAWAR
CV. HARKAT BUANA

DYRA MAISARAH
DIREKTRIS

Anda mungkin juga menyukai