A. PENDAHULUAN
Setelah kami mempelajari dokumen tender dan gambar rencana, untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas kiranya perlu dibuat suatu metode pelaksanaan
yang terarah dan efektif. Sehingga diharapkan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi rencana dan tepat waktu. Sebelum dimulainya pekerjaan perlu dibentuk suatu
manajemen pelaksanaan, persiapan dan fasilitas pendukung pelaksanaan dan program
keselamatan kerja sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya terarah dan dapat
berjalan sebagaimana yang diharapkan.
PERBAIKANOLE
DILAKSANAKAN
H KONTRAKTOR
PENGOBATAN
DI PROYEK (P3K)
CAT. LAPORAN
KECELAKAAN
PROSES
PENYEMBUHAN
SELESAI
TRAFFIC MANAGEMENT
Mengingat waktu pelaksanaan pekerjaan yang singkat, maka beberapa pekerjaan
dilakukan secara bersamaan, maka lalulintas di dalam lokasi proyek jangan
sampai terganggu, dapat dilakukan dengan beberapa cara :
- Arus lalulintas masuk dan keluar satu arah, untuk menghindari tertumpuknya
lalulintas kenderaan keluar dan menuju proyek telah ditentukan arahnya
- Ditempatkan rambu-rambu penunjuk arah dan larangan yang jelas di lokasi
proyek
- Untuk buangan material galian dan material lainnya di lakukan pada kondisi
lalulintas tidak sedang padat, atau malam hari menyesuaikan kondisi jalan
keluar utama
I. LINGKUP PEKERJAAN
Adapun lingkup pekerjaan dalam pelaksanaan Pekerjaan ini adalah Pembangunan
embung, dan pekerjaan persiapan yang menunjang Objek Kerja tersebut, secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Administrasi dan Dokumentasi
2. Papan Nama Pekerjaan
DINAS ..........................................
Apabila tanah labil pada lantai kerja ikatan batu pondasi maka akan
dipasang batu kosong sedemikian rupa sehingga kedudukan pondasi
dapat stabil dan duduk dengan baik. Pasangan batu kosong tersebut
dipasang dan disusun diatas pasir urug, Batu disusun secara kompak dan
rapi dengan ukuran ketebalan sesuai dengan gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
Hasil galian yang cocok dengan spesifikasi dan akan digunakan kembali
untuk penimbunan akan ditempatkan pada lokasi tertentu disekitar galian.
Sedangkan bahan galian yang tidak cocok dengan spesifikasi akan dibuang
dari lokasi pekerjaan. Semua pekerjaan ini akan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk direksi dan melakukan perapian pada bibir sayap kiri
kanan embung sampai dengan air masuk dan pintu air keluar.
6. BETON COR LANTAI EMBUNG
6.3 Pengecoran
a. Pengecoran beton dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus dicabut pada saat
beton dicor.
b. Beton dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk
menghindari terjadinya degregasi akibat penanganan kembali atau
segregasi akibat pengaliran.
c. Dalam pengecoran sangat di perhatikan elevasi lantai yang mana
telah di sepakati ke arah mana di alirkan air.
d. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Semua
beton dibasahi dengan air siraman/rendaman sesuai dengan yang
ditentukan oleh direksi. Perawatan harus dimulai segera setelah
beton cukup mengeras. Air yang digunakan dalam penyiraman
sesuai dengan spesifikasi air yang digunakan untuk mengaduk
beton.
7. PLESTERAN 1 : 2
b. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03, serta Penimbunan kerikil dengan
pasir dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
c. Pasir
Pasir beton berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat syarat yang
tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
d. Air
Air yang digunakan air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan bahan organis atau bahan bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini dipakai air
bersih yang dapat diminum.
- Fabrikasi :
- Pemasangan :
C. Bekisting
- Fabrikasi :
- Pemasangan :
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan kayu bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran, dan
batas batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
memenuhi ketentuan ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
D. Membongkar Bekisting/Perawatan Beton
1. Membongkar Bekisting
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran
bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut :
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan
palu agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push
pull.
- Lepaskan paku yang melekat pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar
segera diangkat.
2. Perawatan Beton
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem
kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
A. SAFETY PROGRAMME
- SAFETY PATROL
Melakukan patrol tiap senin siang bersama semua top management
lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja di lapangan.
C. PENANGANAN KEBAKARAN
- FIRST AID
Memberikan pelatihan tentang pertolongan pertama pada korban
kecelakaan untuk kecelakaan kecelakaan kecil yang sifatnya umum dan
tidak berat yang dapat di lakukan di klinik proyek.
a. Pelanggan.
b. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan
dengan K3, serta mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan
operasi.
c. Melakukan identifikasi bahaya sesuaidengan sifat dan skala resiko -
resiko K3.
d. Menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaran
K3.
e. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan
Sistem manajemen K3.
f. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen
K3
g. Memelihara program lindungan lingkungan terhadap kegiatan di semua
lokasi proyek.
h. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada
semua personil secara berkala
i. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya
maupun yang tidak berbahaya, termasuk mengendalikan potensibahaya
terhadap pekerja.
j. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
k. Meninjau Aspek Manajemen K3 secara periodik agar selalu relevan.
DYRA MAISARAH
DIREKTRIS