Beberapa saat kemudian, bel sekolah pun terdengar. Aya dan teman-
teman barunya masuk ke kelas. Mereka pun saling berkenalan, dan Aya pun
duduk satu bangku dengan Rahma.
Detik demi detik tlah berlalu. Setya pun memiliki rasa suka terhadap
Aya. Namun apa? Setya pun tidak bercerita kepada sahabat-sahabatnya,
melainkan Setya hanya bercerita kepada Ahmat seorang saja. Saat, Setya
bercerita tentang Aya terhadap Ahmat, Ahmat pun memberi saran bahwa,
berjuanglah pada orang yang kamu sayang. Setya pun memfikirkan,
Bagaimana caranya? Aku kan bukan anak cinta. Mana mungkin aku bisa
mendapatkan gadis secantik dia. Merayu saja tidak jago, apalagi mengambil
hatinya. Ucap Setya dalam hatinya.
Hari demi hari tlah terlewati, saatnya sekolah dimulai lagi. Tiba
disekolah, Aya dan Setya yang saling menatap berpapasan diam dengan
seribu kata. Seakan-akan mereka tidak kenal. Aya menghampiri sahabat-
sahabatnya yang sedang duduk. Aya bertanya, Itu siapa?. Itu Ari kakak
kelas kita. Aku pernah menyukainya, tapi ah, sudahlah Jelas Manda.
Sahut Mita, Memangnya kenapa Ay? Kamu suka ya sama dia? Aya
menjawab, Apaan sih kalian ini? Ngaco deh. (Sambil menutup muka dan
tertawa-tawa)
Saat jam istirahat, Aya tidak sengaja melihat Ari sedang asyik
bercandaan dengan Mita. Namun Mita melihat Aya yang sedang
memerhatikan mereka berdua. Mita meninggalkan Ari, dan mengejar Aya
sambil berteriak, Aya, berhenti! Mita berdiri sejenak. Ada tangan yang
menepak pundaknya, Setya berkata, Berhenti Mita! Biar aku yang
menghampirinya. Ucap Setya. Mita hanya menunduk, berarti iya.
Aya duduk ditaman. Aya menangis. Aya merenung. Lalu, Setya datang
menghampiri Aya, lalu berkata, Usap air matamu Aya!(Sambil memberikan
tisu kepada Aya), Aya pun menoleh dan menatap wajah Setya.
Terimakasih Setya. Silahkan kalau ingin duduk. Ucap Aya. Setya duduk
disamping Aya, lalu ia berkata, Kamu kenapa menangis? Kasihan pipinya
lho Ay. Nanti cantik nya hilang, hehe. Rayu Setya. Aku cemburu, aku
sedang menyukainya salah satu kakak kelas kita. Tapi ia malah dekat
dengan sahabatku sendiri, Mita. Aku juga kecewa dengannya, ia tidak bisa
menjaga perasaan seseorang. Curhat Aya terhadap Setya. Setya pun
menjawab, Aya, ketahuilah, lebih baik dicintai daripada mencintai.
Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita akan membuat kita terpuruk,
jatuh, dan sakit hati. Terutama kamu, kalau kamu menangis, tidak nafsu
makan, nanti kamu sakit. Lalu, yang khawatir siapa? Orang-orang yang
menyayangi mu Aya. Mata Aya terpejam sejenak. Aya pun coba
menenangkan diri. Tak lama, Aya meninggalkan Setya dan kembali ke kelas.
Jam istirahat, Mita menghampiri Aya, Hai Aya, sudah nggak marah
kan sama aku? Hmmm, aku bawakan brownis cokelat kesukaan kamu. Ya
hitung-hitung tanda aku minta maaf sama kamu, hehe. Tanpa basa-basi,
Aya menerima brownis tersebut lalu berkata, Terimakasih.
Kurang lebih sekitar 15 menitan, perut Aya terasa sakit. Manda melihat
wajah Aya tampak pucat langsung melapor pada Bu Nita, Bu Nita, perut
Aya terasa sakit. Wajah Aya pucat bu. Kekhawatiran Manda terungkap. Bu
Nita juga menjawab dengan bingung, Emm, begini saja, bawa Aya kerumah
sakit dengan Pak Joko ya? Manda dan sahabat-sahabatnya mengantarkan
Aya kerumah sakit bersama Pak Joko. Tiba dirumah sakit, dokternya berkata
bahwa Aya harus dirawat inap dirumah sakit. Bu Nita masuk ke kelas 8A,
lalu mengatakan, Anak-anak, salah satu teman kelas kita sakit dan kabar
dari Pak Joko, ia akan opname dirumah sakit. Padahal, olimpiade akan
dilaksanakan besok ini, dan adakah disini yang bersedia menggantikan
Aya? Mita mengacungkan jarinya, lalu berkata, Aku saja bu, kepintaran ku
melebihi kepintaran Aya. Les ku di les termahal, aku juga les privat kok bu.
Mita menyombongkan diri.
22 Februari 2015, ya tepat tanggal itu. Aya sedih tidak bisa mengikuti
olimpiade matematika. Dengan bangga hati, Mita lah yang akhirnya
menggantikan posisinya. Mita tak masuk 50 besar yang akan dikirim ke
jakarta. Bu Nita sedih, karena muridnya tidak bisa mengharumkan nama
sekolahnya.
2 hari kemudian, Aya boleh pulang dari rumah sakit dan melanjutkan
sekolahnya lagi, tepat 24 Februari. Aya menemui Mita, Kamu puas Mit?
Merebut orang yang aku suka, menggodai orang yang sayang tapi bukan
sama kamu, dan melukai aku supaya aku tidak bisa ikut olimpiade
matematika itu. Iya? Kamu puas Mit? Bentak Aya. Mita menjawab,
Maksudmu, Setya? Setya kah yang sayang sama kamu? Hahaha. Mustahil
ay! Sadar dong, maklum deh habis sakit. Setya yang mendengar itu
langsung berkata, Ya, aku memang menyayangi Aya. Mita kaget
mendengar perkataan yang keluar dari mulut Setya, Mita pun melawan,
Setya? Aya itu nggak ada rasa sama kamu. Daripada kamu sakit bertubi-
tubi lebih baik mencintai yang pasti saja, aku contohnya. Setya menjawab,
Diam Mita! Kamu telah melukai orang yang aku sayang. Aya mendengar
itu, langsung menangis. Terharu biru. Lalu, Setya berbicara kepada Aya,
Aya? Aku menyukaimu. Bahkan aku sudah terlanjur sayang. Salahkah aku
Ay? Aya menjawab, Tidak salah. Aku senang, ternyata kamu juga
mempunyai rasa yang sama. Setya menjawab, Mari kita rangkai cerita
cinta kita berdua tanpa harus pacaran Ay. Aya membalas dengan senyuman
disertai air mata bahagianya.