Anda di halaman 1dari 12

BAB 5

TEORI AKUNTANSI NORMATIF


KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

RESUME
Memenuhi tugas matakuliah
Teori Akuntansi
yang diajar Bapak Drs. Imam Subekti , Ak., M.Si., Ph.D.

Oleh Kelompok 4:
1. Hanifa Dwi Safitri 145020300111023
2. Nur Khasanatun Nafiah 145020301111007
3. Rita Indariatik 145020301111020

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
Maret 2017
PENDAHULUAN
Dalam waktu yang lama, praktik akuntansi keuangan kekurangan teori yang
disetujui secara umum yang menjelaskan tujuan pelaporan keuangan, karakteristik
kualitatif informasi keuangan yang dibutuhkan, atau memberikan petunjuk yang jelas
seperti untuk kapan dan bagaimana untuk mengetahui dan mengukur berbagai
elemen akuntansi. Pada kekosongan toeri yang disetujui, standar akuntansi
cenderung berkembang dalam cara ad hoc dengan berbagai ketidakkonsistensian
antara berbagai standar. Dengan mengembangkan kerangka kerja konseptual,
diharapkan akan memperbaiki pelaporan keuangan. Perbaikan ini akan memberikan
keuntuntungan pada berbagai pembaca laporan keuangan yaitu dapat membantu
mereka membuat keputusan yang lebih tepat.

APA YANG DIMAKSUD KERANGKA KERJA KONSEPTUAL AKUNTANSI?


Tidak ada definisi baku mengenai kerangka kerja konseptual. Namun, The
Financial Accounting Standards Board (FASB) di USA mendefinisikan kerangka
kerja konseptual sebagai sistem yang koheren dengan tujuan saling terkait dan
mendasar yang diharapkan untuk menjadi acuan standar yang konsisten. Dianggap
sebagai sistem yang koheren, kerangka kerja konseptual diharapkan dapat
menyediakan teori akuntansi yang memiliki karakteristik normatif. Mengacu pada
FASB, kerangka kerja konseptual menetapkan sifat, fungsi, dan batas-batas akuntansi
keuangan dan pelaporannya. Jika praktik pelaporan keuangan dikembangkan secara
logis dan konsisten, maka yang harus dikembangkan adalah beberapa konsensus
pada masalah penting seperti apa yang dimaksud pelaporan keuangan, apa yang
menjadi ruang lingkupnya, apa karakteristik atau atribut organisasinya yang
menunjukkan bahwa sebuah entitas harus menghasilkan laporan keuangan, apa
tujuan pelaporan keuangan, apa karakteristik kualitatif informasi keuangan yang
seharusnya diproses, apa elemen pelaporan keuangan, apa aturan perhitungan yang
sehatusnya digunakan dalam hubungannya pada berbagai elemen akuntansi, dan
seterusnya.
Dalam mengembangkan kerangka kerja konseptual untuk akuntansi, terdapat
beberapa building block yang harus dikembangkan.
1. Definisi pelaporan keuangan
Harus ada kesepakatan mengenai definisi pelaporan keuangan jika ingin
membuat kerangka kerja konseptual.
2. Definisi entitas pelaporan
Entitas sebagai subjek pelaporan keuangan harus jelas.
3. Tujuan
Tujuan umum pelaporan keuangan dianggap memberikan informasi yang
relevan dan dapat diandalkan.
4. Karakteristik kualitatif
Memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengevaluasi keputusan tentang
alokasi sumber daya yang langka.
5. Elemen
6. Dasar penentuan
7. Dasar perhitungan
8. Teknik perhitungan
9. Posisi keuangan
10. Tampilan
11. Perubahan dalam posisi keuangan
12. Compliance
13. Penerapan
14. Elevation: dasar vs detail
15. Metodologi penelitian/sesuai proses
16. Kebutuhan audit
17. Kebijakan (re: transisi)
18. Mengawasi penyesuaian
19. Tanggapan pada non-compliance

SEKILAS SEJARAH PERKEMBANGAN KERANGKA KERJA


KONSEPTUAL
Tidak satupun pembuat standar di dunia yang berhasil mengembangkan
kerangka kerja konseptual yang lengkap dan banyak aktifitas bisa dianggap menjadi
bagian-bagian. Salah satu negara yang aktif dalam mengembangkan kerangka kerja
yang berhubungan dengan pelaporan keuangan adalah Amerika. Beberapa pekerjaan
termasuk mengembangkan teori yang menentukan bagaimana akuntansi harus
dilakuakn, ketika penelitian lain berhubungan mengenai pengembangan deskripsi
teori bagaimana akuntansi dilakukan pada umumnya.
Tahun 1961 dan 1962, Accounting Research Division of the American Institute of
Certifite Public Accountants (AICPA) menugaskan Moonitz dan Sprouse untuk
melakukan penelitian.
Ahli teori ini menetapkan bahwa praktik akuntansi seharusnya berpindah ke
sistem yang berdasarkan nilai terkini daripada biaya historis. Ini dianggap terlalu
berbeda dari prinsip/aturan yang disetujui secara umum oleh AICPA dan
kemudian diabaikan.
Tahun 1965, AICPA menugaskan Grady.
Tahun 1970, APB Statement no 4 diterbitkan dengan judul Basic Conceps and
Accounting Principles Underlying the Financial Statements of Business
Enterprise.
Pernyataan tersebut berdasar dari penelitian yang dilakukan Grady. Karena
pernyataan itu mencerminkan prinsip akuntansi yang disetujui secara umum saat
itu, maka ia memiliki probabilitas tinggi diterima oleh AICPA. Namun, di sana
terihat banyak masalah dengan tidak adanya kesepakatan mengenai peran dan
tujuan pelaporan keuangan, definisi yang tepat, aturan pengakuan dan pengukuran
untuk elemen akuntansi, dan sebagainya.
Tahun 1971, AICPA membentuk Trueblood Committee.
Tahun 1973, Trueblood Committee mendaftar 12 tujuan akuntansi dan 7
karakteristik kualitatif yang informasi keuangan harus miliki (relevan dan
materialitas, bentuk dan substansi, reliabilitas, bebas dari keterpihakan,
komparabilitas, konsistensi, mudah dipahami).
Tujuan 1 laporan keuangan untuk menyediakan informasi yang berguna untuk
mengambil keputusan ekonomi.
Tujuan 2 disediakan oleh Trueblood Committee yang menyatakan bahwa laporan
keuangan utamanya adalah untuk melayani para pengguna yang memiliki
keterbatasan wewenang, kemampuan, atau sumber daya untuk mendapatkan
informasi dan yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber utama
informasi tentang kegiatan organisasi.
Trueblood committee mengetahui bahwa berbagai metode yang berbeda
digunakan untuk kelas aset dan liabilitas yang berbeda.
Tahun 1974, Accounting Principles Board di Amerika berganti menjadi Financial
Accounting Standard Board (FASB).
Tahun 1978, FASB menerbitkan Statement of Financial Accounting Concepts no.
1 yaitu Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Perusahaan.
Tahun 1985, SFACs 6 terbit yaitu Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan
Keuangan Perusahaan Bisnis, membuat FASB muncul sebagai pilihan pendekatan
yang mendeskripsikan praktik terkini.
FASB menunjukkan berbagai pendekatan penilaian yang umum digunakan, yaitu:
biaya historis, biaya terkini (biaya penggantian), nilai pasar terkini (nilai keluar),
nilai bersih diakui (jumlah kenaikan dari harga jual, dikurangi biaya asosiasi
dengan harga jual), dan nilai sekarang arus kas masa depan.
Di Australia, pekerjaan pada kerangka kerja konseptual dimulai pada tahun
1980an dan diterbitkan Statement of Accounting Concept pertama di tahun 1990.
Sampai akhir, telah diterbitkan 4 SAC ketika SAC ke lima yang diharapkan
menjawab permasalahan belum juga terbit.
Di United Kingdom, pergerakan awal mengembangkan petunjuk dalam hal
tujuan dan identifikasi pengguna laporan keuangan serta metode yang digunakan
pada pelaporan keuangan telah tersedia oleh paper diskusi yang terbit tahun 1976,
yaitu The Corporate Report. Paper tersebut sangat peduli mengenai hak-hak
masyarakat dalam hal akses mereka terhadap informasi keuangan tentang operasional
entitas dalam komunitas mereka. Pandangan yang diambil adalah bahwa jika
masyarakat memberikan izin organisasi untuk beroperasi, maka organisasi memiliki
akuntabilitas kepada masyarakat termasuk kewajiban untuk memberikan informasi
tentang kinerja keuangan.Tahun 1991, Accounting Standard Board mengadopsi
Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements milik
International Accounting Standard Committee (IASC) dan meninggalkan pengertian
lebih luas dari hak-hak pengguna yang diungkapkan dalam The Corporate Report.
Kerangka kerja IASC secara umum konsisten dengan kerangka kerja Amerika dan
Australia.
BUILDING BLOCK KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Definisi Entitas Pelaporan
Sebuah entitas diklasifikasikan sebagai entitas pelaporan ditentukan oleh
informasi yang dibutuhkan pengguna, dan bergantung pada pendapat profesional.
Ketika informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan tidak dinyatakan bisa
diakses oleh pengguna yang dinilai tidak bergantung pada tujuan umum laporan
keuangan untuk membuat dan mengevaluasi keputusan alokasi sumber daya, entitas
dianggap sebagai entitas pelaporan. Statements of Accounting Concepts (SAC) 1
menunjukkankan faktor yang bisa mengindikasikan suatu entitas pelaporan
termasuk:
Pemisahan manajemen dengan orang-orang yang berkepentingan ekonomi dalam
entitas.
Saat penyebaran kepemilikan meningkat dan/atau pemisahan manajemen dan
kepemilikan meningkan, maka semakin besar kemungkinan entitas akan dianggap
sebagai entitas pelaporan.
Kepentingan/pengaruh ekonomi/politik entitas ke/dari pihak lain.
Saat dominasi entitas di pasar meningkat dan/atau pengaruh potensial atas
kesejahteraan pihak eksternal meningkat, maka semakin besar kemungkinan
entitas akan dianggap sebagai entitas pelaporan.
Karakteristik keuangan entitas.
Saat jumlah penjualan, nilai aset, tingkat utang, jumlah pelanggan, dan jumlah
karyawan meningkat, maka semakin besar kemungkinan entitas akan dianggap
sebagai entitas pelaporan.
Pendekatan yang diterapkan dalam australia menuju mendefinisikan entitas
pelapor sangat subjektif dan dapat menyebabkan pendapat yang saling bertentangan
tentang apakah suatu entitas adalah entitty pelaporan atau tidak. Menariknya, hukum
Australia telah mengembangkan kriteria yang lebih obyektif untuk menentukan
kapan sebuah perusahaan diwajibkan untuk memberikan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi.

Fungsi Umum Pelaporan Keuangan


Secara umum terdapat tiga elemen yang mendasari fungsi pelaporan keuangan yakni:
1. Decision usefulness atau membantu pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Stewardship atau penilaian terhadap pelayanan manajemen.
3. Accountability atau kewajiban untuk menyajikan rekening akun atas transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan dan mempertanggungjawabkannya kepada para
pemegang kepentingan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan ketiga elemen tersebut maka menurut FASB, fungsi dari
pelaporan keuangan secara umum adalah menyediakan informasi yang berguna
untuk disajikan bagi investor potensial, kreditur, dan para pengguna lainnya dalam
membuat keputusan yang rasional baik dalam hal investasi atau pemberian pinjaman.
Sedangkan menurut Chamber Modelof Accounting Continously Contemporary
Accounting in Chapter 4 fungsi dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi tentang kemampuan adaptasi sebuah perusahaan.

Pengguna Laporan Keuangan


Terdapat tiga pihak yang memiliki kepentingan sebagai pengguna laporan keuangan:
1. Penyedia sumber daya: pekerja, pemberi pinjaman, pemasok, investor, dan
lainnya.
2. Penerima barang dan jasa: pelanggan.
3. Pihak-pihak yang melakukan fungsi pengawasan resensi: regulator, pemerintah,
analis, persatuan pekerja, media, persatuan buruh, dan masyarakat secara umum.
Berdasarkan ketiga pihak tersebut, SFAC 1 menyimpulkan bahwa laporan
keuangan digunakan oleh investor potensial dan pengguna lain yang memiliki
kepentingan keuangan secara langsung seperti pemegang saham, analis, pengacara,
dan lembaga regulasi. Sedangkan menurut SAC 3 tujuan umum laporan keuangan
yakni harus memiliki kepentingan bagi pengguna yang cakap dalam memahami
pentingnya praktek-praktek kontemporer yang digunakan dalam meninjau laporan
keungan.

Informasi Kualitatif Dalam Laporan Keuangan


Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dibagi menjadi dua yaitu primer
dan sekunder. Dari sisi primer, laporan keuangan harus relevan dan reliabel dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Relevan berarti laporan keuangan mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi
keputusan alokasi sumber daya yang terbatas dan mempunyai nilai prediktif serta
nilai umpan balik bagi pengambil keputusan
2. Reliabel berarti merepresentasikan infromasi yang bebas dari kesalahan dan bias
dan disajikan sesuai dengan fungsinya.
Sedangkan dari sisi sekunder, laporan keuangan harus memenuhi aspek:
1. Dapat dibandingkan oleh setiap pihak yang menggunakan laporan keuangan
tersebut
2. Keseragaman
3. Konsistensi dengan perspektif efisiensi
4. Tepat waktu
Laporan keuangan tidak dapat disajikan secara netral dan bebas dari bias
dikarenakan dalam pembuatan standar laporan keuangan dipengaruhi oleh tekanan
para pemegang kepentingan dan beberapa instansi pembuat laporan keuangan
biasanya disusun oleh non akuntan sehingga tidak bisa terbebas dari kemungkinan
bias dan bebas dari human error.

Definisi dan Pengakuan Elemen Pelaporan Keuangan


Berdasarkan SAC 4 terdapat 5 elemen akuntansi yang terdiri atas aset, liabilitas,
ekuitas, beban, dan pendapatan. Sedangkan berdasarkan SFAC 3 dan 6 terdapat 10
komponen dalam pelaporan keuangan yakni aset, liabilitas, ekuitas, investasi,
distribusi, penghasilan komprehensif, pendapatan, beban, laba, dan rugi.

Definisi dan Pengakuan Aset


Berdasarkan Standard of Accounting Concept (SAC) 4 paragraf 14, definisi dari aset
adalah:
...sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu, dan darinya diharapkan terdapat aliran manfaat di masa yang akan
datang.
Dari definisi ini, terdapat 3 karakteristik kunci, yaitu:
a. Harus memiliki manfaat di masa depan
b. Entitas pelapor harus mengontrol manfaat ekonomi masa depan
c. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kontrol entitas pelapor atas
manfaat ekonomi masa depan harus terjadi.
SAC 4 menjelaskan bahwa manfaat ekonomi masa depan dapat dibedakan
dari sumber manfaat. Definisi ini mengacu pada manfaat dan bukan sumber daya.
Dengan demikian, baik sebuah benda atau hak yang diungkapkan sebagai aset
tergantung pada kemungkinan manfaat ekonomi yang akan mengalir. Apabila tidak
ada manfaat ekonomi, maka objek tidak bisa diungkapkan sebagai aset.
Contoh: Mesin akan diungkapkan sebagai aset karena memilika manfaat masa depan
(menghasilkan output berupa produk), tetapi pada situasi tertentu bisa jadi mesin
tersebut tidak memenuhi syarat sebagai aset karena telah usang tidak dapat
digunakan dan tidak memiliki nilai sisa (scrap).
Kerangka kerja konseptual tidak mengharuskan item harus memiliki nilai
dalam pertukaran sebelum dapat diakui sebagai aset. Namun manfaat ekonomi dapat
dihasilkan daripenggunaan berkelanjutan dalam sebuah organisasi.
Berdasarkan SAC 4 paragraf 24, kontrol berkaitan dengan kapasitas entitas
pelapor untuk mendapatkan keuntungan dari aset dan untuk menolak atau mengatur
akses orang lain untuk manfaat tersebut. Paragraf 25 menyatakan bahwa kapasitas
kontrol normalnya berasal dari hak hukum. Meskipun demikian, keberlakuan hukum
bukan prasyarat untuk membangun adanya kontrol. Kesadaran akan kontrol
diperlukan (bukan kepemilikan hukum) sebelum aset ditampilkan dalam tubuh
neraca entitas, meskipun seringkali aset dimiliki oleh entitas.
Pengakuan aset memiliki beberapa kriteria (SAC 4 par. 38), yaitu:
a. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkandung
dalam aset akan terwujud.
b. Aset memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

Definisi dan Pengakuan Liabilitas


Liabilitas didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang
mana menimbulkan kewajiban saat ini bagi entitas kepada entitas lain sebagai hasil
dari transaksi atau kejadian lain di masa lampau. Terdapat 3 karakteristik kunci dari
liabilitas, yaitu:
a. harus ada disposisi masa depan yang diharapkan dari manfaat ekonomi
kepada entitas lain
b. harus menjadi kewajiban saat ini
c. transaksi atau kejadian masa lampau harus dibuat sebagai kewajiban
Kriteria pengakuan liabilitas konsisten dengan aset dan elemen lain dari akuntansi.
Liabilitas harus diakui apabila: (SAC 4)
a. besar kemungkinan bahwa pengorbanan manfaat ekonomi akan diperlukan
b. jumlah kewajiban dapat diukur secara andal.

Definisi dan Pengakuan Beban


Terdapat dua pendekatan berbeda yang dapat diterapkan untuk menentukan
laba (pendapatan dikurangi beban). Dua pendekatan tersebut sering disebut
pendekatan aset/liabilitas dan pendekatan pendapatan/beban. Menurut SAC 4
paragraf 117 beban adalah
...konsumsi atau kerugian dari manfaat ekonomi masa depan dalam bentuk
pengurangan aset atau peningkatan kewajiban entitas, selain yang berkaitan dengan
distribusi kepada pemilik, yang mengakibatkan penurunan ekuitas selama periode
pelaporan
Berdasarkan paragraf 132, pengakuan beban terjadi ketika:
a. terdapat kemungkinan konsumsi atau kerugian manfaat ekonomi masa depan
yang menghasilkan penuurunan aset dan/atau terjadinya penambahan
liabilitas
b. konsumsi atau kerugian dari manfaar ekonomi dapat diukur secara andal.
Apabila sumber daya digunakan atau terjadi kerusakan oleh entitas, tetapi
entitas tidak memiliki kontrol terhadap sumber daya tersebut, kemudian tidak ada
kewajiban maupun denda yang dikenakan, maka tidak ada beban yang akan diakui
oleh entitas tersebut.
Contoh: Entitas menyebakan pencemaran lingkungan, tetapi tidak ada denda terkait
dengan pencemaran tersebut, kemudian tidak ada beban yang diakui, dan pelaporan
laba tidak terpengaruh, meskipun pencemaran yang ditimbulkan tergolong
berbahaya. Inilah yang disebut sebagai keterbatasan akuntansi keuangan.Sejumlah
pendekatan eksperimental telah diadopsi oleh sejumlah entitas untuk mengakui
eksternalitas operasi yang dihasilkan, yang mana biasanya akan diabaikan oleh
sistem tradisional akuntansi, termasuk yang diusulkan oleh berbagai proyek kerangka
konseptual (full-cost accounting).

Definisi dan Pengakuan Pendapatan


Menurut SAC 4 paragraf 111 pendapatan didefinisikan sebagai:
....arus masuk atau perangkat tambahan lainnya atau tabungan di arus
keluar dari manfaat ekonomi masa depan dalam bentuk peningkatan aset atau
pengurangan kewajiban dari entitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi oleh
pemilik, yang mengakibatkan kenaikan ekuitas selama periode pelaporan.
Dalam pendekatan Australia dan IASC, pendapatan dapat dikenali dari hubungan
perdagangan normal, serta dari transfer non-timbal balik seperti hibah, sumbangan,
hibah, atau di mana kewajiban dibebaskan. Definisi FASB membatasi pendapatan
untuk transaksi yang berkaitan dengan operasi besar atau pusat yang sedang
berlangsung. Dalam conceptual framework Australia, pendapatan akan diakui pada
saat:
a. besar kemungkinan inflow atau perangkat lain, atau tersimpan dalam arus
keluar dari manfaat ekonomi masa depan yang telah terjadi
b. dapat diukur secara andal

Definisi Ekuitas
Berdasarkan SAC 4 paragraf 78, ekuitas didefinisikan sebagai kepentingan sisa
dalam aset entitas setelah dikurangi dengan liabilitas. Dalam hal pengakuan ekuitas,
karena ekuitas merupakan hak residual atas aset setelah dikurangi liabilitas, maka
kriteria pengakuan aset dan liabilitas memberikan kriteria untuk pengakuan ekuitas.

Prinsip-Prinsip Pengukuran
Hingga saat ini masih sangat sedikit pedoman (prescipe) dalam prinsip pengukuran
yang disediakan oleh kerangka konseptual. Di Australia SAC berkaitan dengan
pengukuran sangat diharapkan. Pernyataan FASB memberikan deskripsi berbagai
pendekatan untuk mengukur elemen tanpa memberikan pedoman.

Manfaat Terkait Kerangka Kerja Konseptual


a. Standar akuntansi harus lebih konsisten dan logis
b. Peningkatan kompitabilitas standar akuntansi internasional
c. Penyusun standar harus lebih bertanggung jawab atas keputusan mereka
d. Komunikasi antara penyusun standar dan konstituennya harus ditingkatkan
e. Pengembangan standar akuntansi harus lebih ekonomis
f. Ketika konsep standar akuntansi mencakup isu tertentu, mungkin akan
menguranngi kebutuhan pengembangan standar tambahan
g. Menekankan peran kegunaan pelaporan keuangan dari pada membatasi
kepedulian pengelolaan

Kerugian Kerangka Konseptual


a. Organisasi kecil mungkin merasa terbebani dengan persyaratan pelaporan
b. Biasanya mengabaikan transaksi yang tidak terlibat dalam pasar atau
pertukatan hak milik
c. Semakin memperkuat pentingnya kinerja ekonomi relatif terhadap kinerja
sosial
d. Kodifikasi praktik yang ada

Kerangka Konseptual Sebagai Sarana Melegitimasi Badan Penetapan Standar


Kerangka konseptual digunakan sebagai perangkat untuk membantu memastikan
keberadaan berkelanjutan profesi akuntansi, meningkatkan kemampuan profesi untuk
mengatur diri sendiri, sehingga menangkal intervensi pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai