Referat ADHD - Dr. IRa
Referat ADHD - Dr. IRa
Oleh:
Jordy (406151083)
November 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat mengenai Gangguan
defisit atensi/ hiperaktivitas (attention-deficit/hyperactivity- ADHD) atau Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) guna memenuhi salah satu persyaratan
dalam menempuh Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara di Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan referat ini, yaitu :
1. Bapak Sugeng, selaku pimpinan Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Tangerang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalankan masa
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa.
2. dr. Yenni Dewi Purnamawati, Sp.KJ (K), selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa,
sekaligus pembimbing yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan
kepaniteraan dan mempelajari Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Dharma Graha.
3. dr. Ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K) selaku dokter pembimbing yang telah memberikan
banyak waktu dan bimbingan kepada penulis selama Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Jiwa.
4. dr. Irmansyah, Sp.KJ (K) selaku dokter yang memberikan bimbingan kepada penulis
selama Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa.
5. dr. Rosmalia Suparso, Sp.KJ (K) selaku dokter yang memberikan bimbingan kepada
penulis selama Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa.
6. dr. Irmansyah, selaku dokter yang memberikan bimbingan kepada penulis selama
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa.
7. Perawat dan petugas Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Tangerang.
8. Seluruh staff medis dan nonmedis Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Tangerang.
9. Rekan - rekan anggota Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara.
Penulis menyadari penulisan laporan referat mengenai Gangguan defisit atensi/
hiperaktivitas (attention-deficit/hyperactivity- ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian
Tangerang, November2015
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
2
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
2.1. Definisi
Gangguan defisit atensi/ hiperaktivitas (attention-deficit/hyperactivity-
ADHD) adalah kondisi neuropsikiatri yang mempengaruhi anak sebelum sekolah,
anak sekolah, remaja dan dewasa diseluruh dunia terdiri atas pola tidak menunjukkan
atensi yang persisten dan atau perilaku yang impulsif serta hiperaktif, yang bersifat
lebih berat daripada yang diharapkan pada anak usia dan tingkat perkembangan yang
serupa.1,15 Untuk memenuhi kriteria diagnosis ADHD, beberapa gejala harus ada
sebelum usia 7 tahun, meskipun banyak anak tidak terdiagnosis hingga usia mereka
lebih dari 7 tahun, saat perilaku mereka menimbulkan masalah di sekolah dan
ditempat lain. Hendaya akibat tidak adanya atensi dan/atau hiperaktivitas-mpulsivitas
harus ada pada sedikitnya dua keadaan dan mengganggu fungsi secara sosial,
akademik dan aktivitas ekstrakurikular yang sesuai perkembangan. Gangguan ini
tidak boleh ada di dalam perjalanan gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia,
atau gangguan psikotik lain, serta tidak boleh disebabkan oleh gangguan jiwa lain.1
2.2. Epidemiologi
Laporan - laporan mengenai insiden ADHD di Amerika Serikat bervariasi
dari 2 hingga 20 persen pada anak - anak sekolah dasar. Angka konservatif adalah
kira - kira 3 hingga 7 persen pada anak - anak sekolah dasar prapubertas. Orangtua
dari anak - anak dengan ADHD menunjukkan meningkatknya insiden hiperkinesis,
sosiopati, gangguan penggunaan alkohol, serta gangguan konversi. Gejala ADHD
sering muncul pada usia 3 tahun, tetapi diagnosis umunya tidak dibuat hingga anak
masuk ke dalam lingkungan sekolah terstruktur, seperti prasekolah atau taman kanak
- kanak, ketika informasi guru tersedia yang membandingkan perhatian dan
impulsivitas anak yang dicurigai dengan teman sebayanya.1
3
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
2.3. Etiologi
Penyebab ADHD tidak diketahui. Faktor dugaan yang turut berperan untuk
ADHD mencangkup pajanan toksik pranatal, prematuritas, dan cedera mekanis
pranatal pada sistem saraf janin.1 zat aditif, pewarna, pengawet dan gula telah
diajukan mungkin menyebabkan perilaku hiperaktif namun belum ada
pembuktiannya.15 Dan ada beberapa pendapat mengatakan etiologi ADHD sebagian
besar berasal dari genetik, berkisar 75%. Sebagian besar anak dengan ADHD
terdapat adanya kerusakan struktural terutama pada sistem saraf pusat.15
Faktor Genetik. Bukti adanya dasar genetik untuk ADHD mencangkup
concordance lebih tinggi pada kembar monozigot dibandingkan dizigot. Saudara
kandung anak hiperaktif juga memiliki risiko kira-kira dua sampai delapan kali untuk
memiliki gangguan dibandingkan populasi umum.1,15 Saudara kandung tersebut dapat
mempunyai gejala hiperaktif yang menonjol sedangkan saudara kandung yang lain
dapat mempunyai gejala defisit atensi yang menonjol. Pola biologis anak-anak
dengan gangguan ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk ADHD dibandingkan
orangtua adoptif.1 Tujuh puluh persen dari anak ADHD masuk dalam kategori
komorbid psikiatrik, termasuk gangguan belajar, gangguan cemas, gangguan mood,
dan gangguan penyalahgunaan zat.15 Cook dan teman-temannya menemukan
hubungan antara Dopamin Transporter Gene (DAT1) dengan ADHD. Penelitian
berdasarkan keluarga dan populasi yang berhubungan dengan Dopamine 4 Receptor
Seven-Repeae Allele Gene ( DRD4) dengan ADHD.15
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
4
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
5
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
6
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
7
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
8
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
9
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
10
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
11
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
12
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
13
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
14
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
15
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
o Sering berlari atau memanjat dalam disituasi yang tidak sesuai (anak
remaja atau orang dewasa mungkin merasa gelisah pada situasi yang
sama)
16
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Ada bukti jelas bahwa gejala mengganggu kualitas fungsi sosial, edukasi
dan pekerjaan
17
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
2.4.6. Evaluasi
Yang termasuk evaluasi ADHD adalah:3
Kuesioner untuk orang tua dan guru (contohnya Connors, Burks).
Evaluasi psikologis anak dan keularga, termasuk tes IQ dan tes psikologis.
Pemeriksaan perkembangan, mental, nutrisi, fisik, dan psikososial
18
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
19
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
20
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
21
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
22
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
2.7. Terapi
Non-farmakologis
a. Intervensi Psikososial
23
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
b. Intervensi Diet
Ada sedikit bukti mengenai keuntungan pemberian suplemen mineral (besi,
magnesium, seng) pada ADHD/gangguan hiperkinetik. Beberapa bukti menyebutkan
kadar seng yang rendah pada rambut dan urin berkaitan dengan respon yang buruk
terhadap methylphenidate, meskipun belum terdapat studi yang menyebutkan bahwa
suplementasi seng dapat memperbaiki respon terhadap obat. Beberapa studi
menunjukkan bahwa tingkat seng yang rendah pada anak-anak dengan ADHD.
Namun terlalu dini untuk merekomendasikan suplemen zinc. Juga seng dapat
berinteraksi dengan beberapa obat stimulan anak. Suplementasi asam lemak
esensial mungkin bermanfaat, khususnya pada individu yang kadar asam lemak tak
24
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Farmakoterapi
Agen farmakologis yang terlihat memilikiefektivitas yang signifikan serta
catatan keamanan yang sangat baik di dalam terapi ADHD adalah stimulan SSP,
termasuk sediaan metilfenidat lepas - segera dan lepas - lama (Ritalin, Ritalin SR,
Concerta, Metadate CD, Metadate ER), dekstroamfetamin (Dexedrine, Dexedrine
spansul), dan kominasi dextroamfetamine dengan garam amfetamin
(Adderall,Adderal XR). Satu bentuk tambahan metilfenidat yang hanya mengandung
D-enantiomer, deksmetilfenidat (Foculin), baru - baru ini ditemukan di pasara,
ditujukan untuk memaksimalkan efek target dan meminimalkan efek samping pada
individu dengan ADHD yang mendapatkan respon parsial dan metilfenidat. Agen lini
kedua dengan bukti efektivitas untuk beberapa anak dan remaja dengan ADHD
mencakup antidepresan seperti bupropion (Wellbutrin,Wellbutrin SR), venlafaksin
25
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah
Denyut nadi
Berat badan
Tinggi badan
Dianjurkan bahwa anak dan remaja akan diterapi dengan stimulan diperiksa
tinggi, berat badan, dan tekanan darah serta denyut nadinya setiap tiga bulan dan
pemeriksaan fisik setiap tahun.1
26
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
BAB III
KESIMPULAN
27
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Greb JA. Gangguan defsit atensi. Dalam : Kaplan - Sadock
Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid Dua. Tangerang
Binarupa Aksara Publisher; 2010. Hal 597 - 601
3. Attention deficit hyperactivity disorder oleh Davis Zieve dan Fred K. Berger diunduh pada
tanggal 16/11/2015 pada pukul 18.25 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002518/
28
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
6. Nair J, Ehimare U, Beitman BD, Nair SS, Lavin A. Clinical review : evidence-base
diagnosis and treatment of ADHD Children; 2010
7. Reiff MI, Banez GA, Culbert TP. Children who have attentional disorders: diagnosis and
evaluation. Pediatr Rev. 1993;14:455465.
8. Sadock BJ. Attention-Deficit Disorder. In : Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry. Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia; 2010.
9. SIGN. Management of attention deficit and hyperkinetic disorders in children and young
people. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Guidelines Network. 2009.
10. Elvira SD, Hadisukanto G,2010. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
11. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder. Available from
http://www.nimh.nih.gov/publicat/adhd.cfm
12. Konofal E, Lecendreux M, Deron J, Marchand M, Cortese S, Zaim M, et al. Effects of iron
supplementation on attention deficit hyperactivity disorder in children. Pediatr Neurol
2008;38(1):20-6.
13. Millichap JG & Yee MM., 2012. Managing ADHD with Nutrition. Available from
http://www.uvm.edu/medicine/ahec/documents/ADHDdietHandout20130322.pdf
14.Clayton EH, Hanstock TL, Garg ML, Hazell PL. Long chain omega-3 polyunsaturated fatty acids in
the treatment of psychiatric illnesses in children and adolescents. Acta Neuropsychiatrica.
2007;19(2):92-103.
15. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Child psychiatry. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P.
Kaplan & sadock's synopsis of psychiatry 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer.
2015
29