Case Anak Hiperbilirubin
Case Anak Hiperbilirubin
IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 406138149
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. K
Agama : Islam
Ayah Ibu
Agama Islam
ANAMNESA
Tanggal masuk Rumah sakit : hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015 jam 18.20 WIB
Tanggal pemeriksaan : hari Sabtu, tanggal 14 Maret 2015 jam 13.00 WIB
di Perina lantai 3 RSPI Sulianti Saroso
Pasien datang ke IGD RSPI Sulianti Saroso diantar kedua orangtuanya dengan
keluhan demam sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit ( demam hari ke - 2 ,
tanggal 9 Maret 2015 ), demam dirasakan naik mendadak, demam tidak disertai
kejang. Pasien sempat diberi obat Sanmol oleh ibunya sebanyak dua kali. Demam
sempat menurun kemudian naik lagi. Ibu pasien juga mengeluh anaknya tampak
kuning semenjak dua hari setelah melahirkan. Keluhan ini timbul setelah demam
muncul.
Pasien ini dilahirkan secara normal dari ibu yang baru pertama kali melahirkan
pada tanggal 8 Maret 2015 di Puskesmas yang dibantu persalinannya oleh bidan.
Setelah bayi dilahirkan, pasien sudah diberikan vitamin K sedangkan hepatitis B0
blum, kemudian sekitar 24 jam bayi tersebut langsung dibawa pulang oleh ibunya.
Selama perawatan di Puskesmas pasien tidak mengalami keluhan. Namun setelah
pasien dibawa pulang, pasien mengalami keluhan demam. Ibu pasien mengaku
sempat mengganti bungkus tali pusat anaknya dan membubuhi tali pusat dengan
bedak. Selama perawatan di Puskesmas bungkus tali pusat diganti oleh bidan.
Riwayat batuk, pilek dan kejag disangkal.
Pasien mendapat ASI sejak lahir dan menghisap kuat. Tapi semenjak sakit nafsu
minum ASI berkurang dan berat badan pasien juga menurun. Selama diberi ASI bayi
tidak muntah dan kembungBuang air kecil sudah keluar dengan frekuensi 4-5x
perhari sedangkan Buang air besar lancar dan tidak berwarna dempul.
RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak satu-satunya. Ayah pasien bernama Tn.B berusia 35 tahun,
bekerja sebagai karyawan swasta. Sedangkan ibu pasien bernama Ny. S berusia 31
tahun bekerja sebagai Ibu rumah Tangga. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
keluhan seperti ini.
DATA PERUMAHAN
Pasien dan kedua orangtuanya tinggal di rumah satu kamar. keadaan rumah cukup
bersih dan terdiri dari 2 buah jendela dimasing-masing ruangan, selalu dibuka
setiap pagi sehingga ventilasi udara dan cahaya matahari dapat masuk. Daerah
tempat tinggal pasien merupakan daerah padat penduduk
Riwayat Prenatal
Ibu pasien juga menyangkal memiliki riwayat asma, jantung maupun merokok
dan konsumsi obat-obatan selain vitamin penambah darah. Ibu pasien mengaku
bahwa sewaktu usia kandungannya berumur 7 bulan, ibu pasien tersebut sempat
mengalami hipertensi tapi tidak pernah kontrol. Riwayat asupan nutrsi selama hamil
baik kualitas dan kuantitasnya cukup.
Riwayat Persalinan
Keadaan bayi
PB : 47 cm
RIWAYAT IMUNISASI
Sejak dilahirkan pasien diberi ASI sekehendaknya posisi ibu duduk atau tiduran,
diberikan kurang lebih 5-10 menit pada kedua payudara secara bergantian. Jumlah
ASI yang dikeluarkan hanya sedikit.
PEMERIKSAAN FISIS
14 Maret 2015 jam 13.00 WIB di Perina lantai 3 RSPI Sulianti Saroso
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, tidak dispneu, tidak sianosis, tidak
pucat. Status gizi cukup.
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15
Panjang badan : 47 cm
Berat badan : 3200 gram
Suhu : 36,7 C
Nadi : 128 x/mnt
Pernafasan : 50 x/mnt
Kepala
Bentuk normal, ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam, distribusi
merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan, ubun-ubun besar dan
ubun - ubun kecil tidak menonjol, sutura tidak melebar.
Mata
Konjungtiva tidak anemis, tidak hiperemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor
diameter 3 mm, reflek cahaya +/+, mata tidak cekung.
Telinga
Bentuk normal, pinna teraba halus, mudah dilipat dan tidak dapat lurus kembali
spontan
Hidung
Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada darah, tidak ada deviasi septum, tidak ada
pernapasan cuping hidung,
Mulut
Tidak tampak perioral sianosis, mukosa mulut tidak kering, tidak teraba gigi, palatum
utuh.
Leher
Trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak teraba, kelenjar getah bening submandibula,
supraclavicula tidak teraba.
Dada
Paru - paru
Jantung
Ekstremitas
Akral hangat, tidak ada deformitas, lekukan plantar sedikit, capillary refill kuku -
kuku tangan dan kaki < 2 detik.
Tulang belakang
Kulit
Turgor baik,tidak ada vernix kaseosa, lanugo sedikit, sianosis (-), petechiae (-),
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Refleks patologis
Babinski : +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
ANAMNESA
Telah diperiksa seorang bayi perempuan berusia 3 hari, lahir secara spontan
pervaginam dari ibu G1P0A0 hamil cukup bulan dengan berat badan lahir 3100
gram setelah lahir bayi langsung dibawa pulang. Pasien datang ke IGD RSPI Sulianti
Saroso diantar kedua orangtuanya dengan keluhan demam sejak dua hari sebelum
masuk rumah sakit ( demam hari ke - 2 , tanggal 9 Maret 2015 ), demam dirasakan
naik mendadak, demam tidak disertai kejang. Pasien sempat diberi obat Sanmol oleh
ibunya sebanyak dua kali. Demam sempat menurun kemudian naik lagi. selama
perawatan di Puskesmas pasien tidak mengalami keluhan. Namun setelah pasien
dibawa pulang, pasien mengalami keluhan demam. Ibu pasien mengaku sempat
mengganti bungkus tali pusat anaknya dan membubuhi tali pusat dengan bedak.
Selama perawatan di Puskesmas bungkus tali pusat diganti oleh bidan.
Ibu pasien juga mengeluh anaknya tampak kuning semenjak dua hari setelah
melahirkan. Keluhan ini timbul setelah demam muncul.
Pasien diberi ASI setiap kali haus akan tetapi selama perawat di ruang perina
selama 4 hari di RSPI sulianto Saroso pasien diberi susu formula. Selama diberi ASI
bayi tidak muntah dan kembung. Ibu menyangkal selama kehamilan mengkonsumsi
obat obatan seperti vitamin dan ibu pasien sempat mengalami hipertensi pada usia
kehamilan 7 bulan. BAK dan BAB bayi tidak ada kelainan. Selama di Rumah sakit
bayi tersebut diberikan terapi sinar selama 2 hari karena bayi kuning. Pasien
tersebut belum mendapat imunisasi sejak lahir.
Pasien mendapat ASI sejak lahir dan menghisap kuat. Tapi semenjak sakit nafsu
minum ASI berkurang dan berat badan pasien juga menurun. Buang air kecil sudah
keluar dengan frekuensi 4-5x perhari sedangkan Buang air besar lancar dan tidak
berwarna dempul.
Pasien merupakan anak pertama. Ayah pasien bernama Tn.B berusia 35 tahun,
bekerja sebagai karyawan swasta. Sedangkan ibu pasien bernama Ny. S berusia 31
tahun bekerja sebagai Ibu rumah Tangga. Keluarga pasien tidak ada yang megalami
keluhan seperti ini.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 Maret 2015
Hematokrit 46 35 - 43
M.C.H 34 23 - 31
M.C.H.C 33 26 - 34
C- Reaktif Protein
Lekosit Negative ( CRP < 0,5
13,5 6,0 )- 17,0 CRP < 6
M.C.H 35 23 - 31
M.C.H.C 34 26 - 34
Hasil Remarks Nilai normal Satuan
DIAGNOSA
DIAGNOSA BANDING
PENGOBATAN
Medikamentosa
Non medikamentosa
- ASI/PASI.
PROGNOSA
Ad vitam : dubia ad bonam
Tanggal
11/03/2015 jam
Demam (+) kuning(+) BAK dan BAB normal, BAK dan BAB normal,Minum
S
ASI kurang
Obs. Febris
A Ikterus ( hiperbilirubin )
IVFD D5 NaCL 5:1 15 tpm
Visin drip + asam klavulanat 3 x 125 mg
P Gentamycin 1x7,5 mg
PCT drip
Septic marker
Demam (-), kuning dibadan mulai berkurang, BAK dan BAB normal, Minum ASI
membaik
Obs. Febris
Ikterus ( hiperbilirubin )
IVFD D5 NaCL 5:1 12 tpm
Visin drip + asam klavulanat 3 x 125 mg
Gentamycin 1x7,5 mg
Ampicilin 3x125 mg
PCT drip
Septic marker
Foto terapi 1 LP
Tanggal
Demam (-), kuning dibadan mulai berkurang, BAK dan BAB normal, Minum ASI
membaik
KU: TSS, CM
BB : 2850 gram
Suhu: 36.5C
Nadi:108 x/menit
RR: 40x/menit
Kepala: normosefali
Mata: CA -/- , SI +/+, mata cekung -,sekret -/-
Hidung: sekret (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut: Tidak tampak perioral sianosis, mukosa mulut tidak kering, tidak teraba gigi,
palatum utuh
Leher: pembesaran KGB (-)
Thorax: retraksi (-)
- Pulmo: vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
- Cor: BJ I dan II N, G (-), M(-)
Abdomen: rata, supel, timpani, BU (+),umbilikius masih melekat, tepi hiperemis sudah
berkurang , sedikit layu warna kehitaman, nanah (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
Kulit: turgor kulit baik,sedikit dingin, sianosis (-), ikterik berkurang
Ikterus ( hiperbilirubin )
Demam (-), kuning dibadan mulai berkurang, BAK dan BAB normal, Minum ASI
membaik
KU: TSS, CM,
BB : 3200
Suhu: 37C
Nadi: 130 x/menit
RR: 42 x/menit
Kepala: normosefali
Mata: CA-/-, SI +/+, mata cekung -, sekret -/-
Hidung: sekret (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut:
Tidak tampak perioral sianosis, mukosa mulut tidak kering, tidak teraba gigi,
palatum utuh.
Leher: pembesaran KGB (-)
Thorax: retraksi (-)
- Pulmo: vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
- Cor: BJ I dan II N, G (-), M(-)
Abdomen: rata, supel, timpani, BU +, umbilikius masih melekat, tepi hiperemis
sudah berkurang , sedikit layu warna kehitaman, nanah (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
Kulit: turgor kulit baik, sianosis (-), ikterik ( -)
Ikterus ( hiperbilirubin )
Ikterus ( hiperbilirubin )
Boleh Pulang
ANALISA KASUS
Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara : infeksi antenatal, intranatal dan
pasca natal.
Infeksi pascanatal adalah infeksi pada tali pusat akibat penggunaan alat atau akibat
perawatan yang tidak steril akibat infeksi silang. Pengobatan yang diberikan berupa
antipiretik dan antibiotika spektrum luas contohnya golongan penisilin ataupun
aminoglikosida.
Pada pasien ini terdapat demam ( suhu 38,9 derajat selsius ) yang diakibatkan
infeksi pada tali pusatnya disertai tanda lokal yang berupa tali pusat berwarna
gelap, layu disekitarnya hiperemis dan terdapat sisa bedak yang dibubuhi. Pada
kasus ini diberikan paracetamol, ampicilin dan gentamisin.
Hiperbilirubinemia
Anamnesis ,
diketahui bahwa warna kuning tampak pada pasien sejak hari kedua, kuning
tampak jelas pada kedua mata, wajah, dada, punggung dan perut ( diatas umbilikus )
dan menghilang sebelum dua minggu. Pada pasien ini kemungkinan terjadinya
hiperbilirubinemia yang disebabkan ikterus fisiologis.
Kadar bilirubin tidak terkonjugasi pada bayi cukup bulan dapat mencapai 6-8mg/dL
pada usia 3 hari, kemudian berangsur menahun. Pada bayi prematur, awitan ikterus
terjadi lebih dini dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghilang mencapai 2
minggu.
Ikterus neonatorum adalah keadaaan klinis bayi yang ditandai oleh pewarnaan
ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi pigmen bilirubin tak terkonjugasi
yang berlebih. Ikterus secara klinis aka mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar
bilirubin darah 5-7 mg/dL.
IKterus fisiologis
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu
pertama > 2mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin akan
mencapai kadar lebih tinggi ( 7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih lambat. Bisa
terjadi dalam 2-4 minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu.
Pada pasien ini buang air kecil dan buang air besar berwarna kuning yang
menandakan tidak ada obstruksi saluran cerna.
Pemeriksaan fisik,
ditemukan kulit bayi tampak kuning pada kedua mata, wajah, dada, punggung dan
perut ( diatas umbilikus ), menurut skala kremer ini termasuk dalam KREMER 2
dengan kadar bilirubin 5,4-12,2 mg% pada bayi cukup bulan. Dan hal ini sesuai
dengan kadar bilirubin total pasien yaitu 10,64 mg/dL.
Keterangan
0 Tidak ada
1 Wajah dan leher
5 >15 mg%
5 >10,5 mg%
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan
Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin dapat mencapi kadar
bilirubin yang lebih tinggi dan penurunan lebih lambat.
Sesuai dengan rekomendasi 4.1 : kemungkinan penyebab ikterus pada bayi yang
menerima fototerapi atau bilirubin serum total meningkat cepat dan tidak dapat
dijelaskan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
- kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak pada daerah
resiko rendah
- kulit hitam
Penatalaksanaan
pada pasien ini Fototerapi dengan Blue Light. Keadaan pasien ini berangsur
membaik, kuning mulai memudar hari ke 2 dan mulai menghilang pada hari ke 3.
Dan pasien diperbolehkan pulang.
Sehat Sakit
Cukup bulan
Breastfeeding jaundice adalah ikterus yang disebabkan oleh kekurangan asupan ASI.
Timbul pada hari kedua atau hari ketiga pada produksi ASI masih banyak.
Untuk neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan ( bukan BBLR) hal ini tidak
perlu dikhawatirkan karena bayi dibekali dengan cadagan lemak coklat, glikogen
dan cairan yang dapat mempertahankan metabolisme selama 72 jam. Walaupun
demikian keadaan ini dapat memicu terjadinya hiperbilirubinemia, yang disebabkan
peningkatan sirkulasi enterohepatik akibat kurangnya asupan ASI.
Ikterus pada bayi tidak selalu disebabkan breastfeeding jaundice saja tapi dapat saja
merupakan hiperbilirubinemia fisiologis.