Anda di halaman 1dari 9

KBGT

(Kerja Bengkel Gambar Teknik)

Dikerjakan oleh :

Nama : Muhammad Raja Fadillah


Kelas : X ELIND 2
Mapel : KBGT(Kerja Bengkel & Gambar Teknik)

DINAS PENDIDIKAN KOTA PANGKALPINANG


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PANGKALPINANG
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
Material teknik dapat dikategorikan menjadi logam dan non logam. Dalam dunia teknik
mesin, logam (terutama logam besi atau baja) merupakan material yang paling banyak dipakai,
tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam sering digunakan
karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam.
Material-material dalam kelompok logam disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya
besi, alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung unsur
non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Logam
merupakan material yang sering dipakai dalam berbagai aplikasi bidang. Dalam pengembangan
menuju industrial estate, penggunaan logam sangat diperlukan. Misalnya dalam bidang kelautan,
penggunaan logam sangat diperlukan untuk pembuatan kapal, bangunan lepas pantai, maupun
pada pintu bendungan.

Material teknik, logam, logam murni, logam paduan

Berbagai jenis bahan telah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Penggunaannya pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Didalam industri
manufaktur tidak akan lepas dari dengan satu bidang ilmu teknik yang berhubungan dengan
material. Secara umum meterial teknik diklasifikasikan menjadi 2 (dua) golongan yakni logam
(metal) dan non logam (non metal). Jika ditinjau dari sudut pandang susunan unsur dasar, logam
(metal) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu logam murni dan logam alloy (logam paduan). Sedangkan
non logam dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu keramik, komposit, dan polimer.

Tiga Bahan Material Dasar


Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik
dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat ditempa,
mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam berbagai kadar.

Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi
(Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua atau lebih
jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama
lain dalam keadaan cair.

Logam murni adalah suatu logam yang memiliki sifat-sifat:

kadar kemurnian 99,9%


kekuatan tarik rendah
titik lebur tinggi
daya hantar listrik baik
daya tahan terhadap karat baik

Contoh-contoh logam murni adalah emas, timah, seng, dan aluminum. Biasanya kaleng
menggunakan aluminium murni, sementara kabel listrik menggunakan tembaga murni.

ALUMINIUM EMAS

TIMAH
(aplikasi berupa kawat timah) SENG
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni karena pada
logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan sebagai
material pabrikasi seperti kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam
asalnya, kekuatan tarik dapat diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangkan, titik lebur dapat
diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya. Sifat-sifat tersebut itulah yang tidak
dimiliki logam murni sehingga dapat tambahkan unsur logam lainnya untuk mengeluarkan
kelebihan-kelebihan dari sifat-sifat tersebut. Material logam dikelompokan menjadi dua yaitu :

A. Logam Besi (ferrous)


Logam ferro adalah logam besi (Fe). Besi merupakan logam yang penting dalam bidang
teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan konstruksi dan
lain-lain. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat arang atau
karbon (C). Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah
unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung unsur lain seperti:
silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur
dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi
unsur zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama
kekerasannya.

Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang akan
menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai bahan
untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih harus
diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang
dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun
setengah jadi. Logam Besi (ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu:
1. Baja (steel)
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana besi sebagai unsur dasar
dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja kurang dari 1,4%
berat sesuai grade-nya. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain selain
karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn), silikon (Si), Kromium (Cr),
vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal aplikasi, baja sering digunakan sebagai bahan
baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan
rumah tangga, dan lain-lain. Menurut ASM handbook vol 1:139 (1993), baja dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya seperti kadar karbon dan paduan yang
digunakan. Berikut merupakan klasifikasi baja berdasarkan komposisi kimianya :

Baja Karbon (Carbon Steel)


Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur pengeras
besi yang efektif dan murah. Oleh karena itu, pada umumnya sebagian besar baja hanya
mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan persentase
kandungan karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu pengklasifikasian baja.
Berdasarkan kandungan karbon, baja paduan rendah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1) Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta
struktur mikronya terdiri atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya,
baja karbon rendah merupakan jenis baja yang diproduksi dalam jumlah terbesar. Baja
kabon rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara semua karbon,
midah dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi
kekerasannya rendah dan tahan aus. Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur
bangunan, pipa gedung, jembatan, kaleng, pagar, dan lain-lain.

2) Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)


Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6% C. Baja
karbon menengah memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah,
kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih
sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik. Baja
ini lebih kuat daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan
yang lebih rendah, serta dapat diberi perlakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya.
Baja karbon menengah banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas,
baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.
3) Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C dan memiliki
tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Biji karbon
tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools. Salah
satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja karbon ini digunakan dalam
pembuatan pegas dan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu,
baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan industri lain seperti pembuatan kikir,
pisau, mata gergaji, cetakan, pisau, dan pegas.

Contoh aplikasi dalam industri

CUP BRUSHES KNOT : untuk PISAU ZIG ZAG : Pisau ini banyak
menghilangkan kotoran yang di gunakan pada industri farmasi.
melekat pada permukaan logam yang
sudah sangat berat dan awet dalam
pemakaian.

Baja Paduan (Alloy Steel)


Menurut Amanto, 1999, baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan
satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molibdenum, kromium, vanadium, dan
wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat
kekuatan, kekerasan, dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda memberikan
sifat khas pada baja. Misalnya baja yang dipadu dengan Ni dan Cr akan menghasilkan baja
yang mempunyai sifat keras dan ulet. Berdasarkan kadar paduannya baja paduan dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1) Baja paduan rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt
misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
2) Baja paduan menengah (Medium Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%-10% wt
misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
3) Baja paduan tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari 10%
wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

Menurut Amstead, 1993 secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang unggul daripada
baja karbon biasa, diantaranya:
Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.
Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisisnya tidak banyak berubah.
Memiliki butiran halus dan homogen.

Contoh aplikasi dalam industri

RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR


: untuk menentukan nilai atau besaran suatu
temperatur/suhu dengan menggunakan elemen
sensitif dari kawat platina, tembaga, atau nikel
murni, yang memberikan nilai tahanan yang
terbatas untuk masing-masing temperatur
didalam kisaran suhunya.

MESIN EKSTRAK VACUUM


EVAPORATOR MULTI EFFECT : untuk
penenang proses Ekstraksi dan
pengkonsentrasian cairan dalam farmasi,
kimia, makanan, susu produk industri,
terutama yang berlaku untuk berkonsentrasi
obat termal di bawah system vakum dan
suhu rendah.
2. Besi Cor (cast iron)
Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C 3-4,5%. Paduan ini memiliki
sifat mampu cor yang sangat baik namun memiliki elongasi yang relatif rendah. Oleh
karenanya proses pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses pembentukan,
melainkan melalui proses pemotongan (pemesinan) maupun pengecoran.Dari warna patahan,
dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu Besi Cor Putih yang terdiri dari struktur ledeburit
(coran keras), struktur campuran antara perlit dengan ledeburit yang disebut Besi
Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta ledeburit masih terdapat sejumlah unsur
karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi Cor Kelabu. Jenis dari ketiga besi cor
tersebut sangat tergantung dari kandungan dan komposisi antara C dan Si serta laju
pendinginannya, dimana laju pendinginan yang tinggi akan menghasilkan struktur besi cor
putih sedangkan laju pendinginan yang lambat akan menghasilkan pembekuan kelabu. Contoh
material berbahan cast iron :

CAST IRON CENTRIFUGAL PUMP : Pompa


yang biasa digunakan pada industri minyak
bumi, sebagian besar pompa yang digunakan
dalam fasilitas gathering station, suatu unit
pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum
diolah/dipasarkan.

B. Logam Non Besi (Non Ferrous)


Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur besi
(Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan
logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali
logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat
yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat,
sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis
logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan
laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan memperbaiki
sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk paduan baja
antara lain, nikel, kromium, molebdenum, wollfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam
non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.
Molibdenum

Nikel

Magnesium
Wolfram

Titanium

Anda mungkin juga menyukai