PENDAHULUAN
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada
kehamilan muda (trimester I). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tapi dapat pula timbul
Bila wanita hamil memuntahkan segala yang dimakan dan diminum sehingga berat
badannya menurun lebih dari 3 kg atau 10 % dari berat badan kehamilan, turgor kulit
berkurang, diuresis berkurang, dan terdapat aseton dalam urin, sehingga mengganggu
aktivitas pekerjaan sehari-hari dan dapat memperburuk keadaan umum, keadaan ini disebut
2
Frekuensi kejadian hiperemesis gravidarum adalah 5 dari 1000 kehamilan. Mual
muntah terjadi 50-90% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita
hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah. Mual dan
muntah ini terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.4 Mual dan muntah
pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke 9 sampai ke 10, memberat pada
minggu ke 11 sampai ke 13 dan berakhir pada minggu ke 12 sampai ke ke 14. Hanya 1-10%
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pencegahan serta penatalaksanaan yang baik
1|Page
dan tepat akan sangat membantu. Dengan adanya penanganan yang baik, prognosis
2|Page
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. SD
Umur : 20 Tahun
Suku : Sarmi
Pekerjaan : IRT
Alamat : Polimak
II. Anamnesis
- Keluhan Utama :
minggu yang lalu. Mual dan muntah sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
3|Page
dan dirasakan semakin berat sejak 1 minggu terakhir. Awalnya mual dan
muntah hanya di rasakan pada pagi hari saja (2-3 kali), namun sejak 1 minggu
SMRS muntah yang dialami semakin sering (5-10 kali per hari) dengan
3/
jumlah 4 -1 gelas vit. Isi yang dimuntahkan berupa lendir, makanan dan
semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat
istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh mules-mules di daerah bawah perut,
seperti biasanya, nafsu makan berkurang, bibir terasa kering, BAB dan BAK
dirasakan kurang.
- Riwayat Haid :
Menarche usia 12 tahun, siklus haid teratur (28 hari), lama haid kurang lebih 7
hari. Nyeri berlebih saat menstruasi tidak dirasakan pasien. HPHT 10-04-
2014, TP 17-01-2014.
- Riwayat Pernikahan :
- Riwayat Obstetri :
G1P0A0
4|Page
Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi, Asma, Penyakit Jantung, Alergi Obat,
Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai swasta
(tukang ojek).
Berat badan : 55 kg
Tanda-tanda Vital :
Nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7 0C
Status Generalis :
gallop (-)
5|Page
Paru : Suara napas vesikuler (+/+), Rhonkhi (-/-),
Wheesing (-/-)
menurun.
Status Ginekologi :
6|Page
USG tanggal 19-06-2014
Kesan : Tampak janin intrauterin tunggal hidup - sesuai usia kehamilan 9 minggu
PH 6 4,6 8,5
urin
+1 : 15-30 mg/dL
Protein Negatif
+2 : 100 mg/dL
+3 : 300 mg/dL
+4 : 1000 mg/dL
urin
+1 : 15-100 mg/dL
Glukosa Negatif
+2 : 200 mg/dL
+3 : 500 mg/dL
+4 : 1000 mg/dL
7|Page
Urobilin Normal Normal
V. Diagnosa Kerja
- Anvomer B6 3 x 1 tablet
VII. Prognosis
8|Page
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan Hiperemesis gravidarum grade I karena
berdasarkan anamesis ditemukan adanya gejala mual dan muntah yang berat, dimana keluhan
tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari hari dari pasien. Pasien mengeluh muntah
terus-menerus (5-10 kali per hari), susah makan dan minum, serta nyeri di uluh hati. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, turgor
kulit menurun, dan bibir kering. Tanda kehamilan yang diperoleh pada anamnesis pasien ini
adalah adanya riwayat terlambat haid sejak 10-04-2014, pasien juga sudah dilakukan tes
kehamilan dan hasilnya positif hamil, sedangkan pada pemeriksaan USG didapatkan hasil
Hal ini sesuai dengan kepustakaan, dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah
kadang-kadang begitu hebat dimana segala yang dimakan dan diminum dapat dimuntahkan
sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu aktivitas sehari-hari, berat
Pada pasien ini secara klinis diklasifikasikan sebagai hyperemesis gravidarum tingkat
I. Hal ini sesuai dengan dengan klasifikasi secara klinis tingkat I, yaitu muntah terus-
menerus, keadaan umum lemah, adanya intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat
badan menurun, nyeri epigastrium, nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan
darah menurun, mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, urin sedikit tetapi
masih normal. 1
9|Page
a. Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
10 | P a g e
9) oliguria dan konstipasi.
2) Keadaan umum makin menurun, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat,
berlangsung lama.
Pada pasien ini memenuhi 4 indikasi untuk dirawat pada hiperemesis gravidarum.
terapi di rumah sakit ditujukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian infus cairan,
mengatasi kelaparan dengan pemberian glukosa secara infus atau makanan berkalori tinggi
dengan sonde, pasien juga diberi vitamin yang cukup, mengobati neurosis dengan psikoterapi
dan sedative. 3
Penatalaksanaan pada pasien ini, diberikan terapi cairan berupa RL : D5% = 2:2.
Terapi cairan diberikan untuk mengatasi dehidrasi, menggantikan kalori yang hilang dan
untuk mencegah pemecahan lemak. Tatalaksana ini sesuai dengan kepustakaan yaitu stop
11 | P a g e
makanan per oral 24-48 jam.1,3 Makanan diberikan per infus berupa glukosa dan larutan
diberikan sebanyak kurang lebih 3000 cc sehari atau lebih menurut kebutuhan ibu. Kemudian
pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan berupa Ondansentron 1ampul tiap 8 jam intra
vena dan Ranitidin 1 ampul tiap 12 jam secara intra vena. Obat anti emetic (ondansentron)
diberikan dengan pertimbangan bahwa ondansentron lebih aman (efek teratogenik tidak ada),
obat ini diharapkan dapat merangsang motilitas lambung tanpa merangsang pengeluaran
asam lambung, kandung empedu, atau pankreas.3 Pemberian ranitide diharapkan agar
menekan produksi asam lambung pada pasien. Vitamin yang diberikan yaitu vitamin B1, B6
dan B12 (Neurobion) dan B6 (mediamer B6), untuk mengurangi muntah yang berat (B6
terbukti sangat efektif), dan untuk mencegah neuropati dan membantu melancarkan
metabolisme Karbohidrat.3,5
Tatalaksana awal dan utama pada mual muntah tanpa komplikasi adalah istirahat dan
menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan pedas, makanan berlemak, dan
suplemen besi. Perubahan pola diet sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman
dalam porsi yang kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat
ringan. Pada hiperemesis gravidarum, obat-obatan diberikan setelah rehidrasi dan kondisi
hemodinamik stabil. Pemberian obat secara intravena dipertimbangkan bila toleransi oral
pasien buruk. Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin),
antihistamin yang disarankan adalah doxylamine dan dipendyramine dengan tujuan untuk
menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1 dan secara tidak langsung
prokinetik.5
Pada pemeriksaan urin pasien didapatkan aseton dalam urin (+2) pasien. Pemeriksaan
keton urin dilihat untuk mengetahui masih terjadi metabolisme yang tidak sempurna pada
12 | P a g e
penderta ini. Dengan adanya muntah yang terus menerus mengakibatkan berkurangnya
cadangan energi karena pasien tidak dapat makan dan minum sama sekali. Tubuh akan mulai
beradaptasi dengan mengambil jalur lain untuk memperoleh energi yakni melalui jalur
gluconeogenesis dengan mengoksidasi asam lemak. Oksidasi asam lemak ini memiliki
kerugian yakni meningkatkan kadar keton dalam urin akibat hasil dari oksidasi tidak
sempurna yakni tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroks butirik dan aseton.
Penumpukan benda keton dalam urin sebagai akibat dari ketoasidosis metabolik dan
ketonemia dapat menyebabkan peningkatan suhu dan gangguan hepar seperti jaundice.
Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan ibu menjadi sering mengantuk dan perlambatan
intelektual dan menyebabkan ibu menjadi sering mengantuk dan perlambatan intelektual dan
Mual dan muntah pada pasien hiperemesis yang berlangsung secara terus menerus
dapat menyebabkan komplikasi baik pada ibu maupun janinnya. Pada ibu dapat terjadi
penurunan 10-20% berat badan, dehidrasi, abnormalitas elektrolit seperti hiponatremia akibat
muntah terus menerus (dapat menyebabkan letargi, sakit kepala, konfulsi, mual, muntah dan
kejang), hipokalsemia (kelemahan otot rangka, aritmia jantung), defisiensi vitamin B12 dan
B6 (anemia dan neuropati perifer) pada janin dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat
dan prematuritas.8
Prognosis pada pasien ini adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan umum pasien
selama dilakukan perawatan di rumah sakit semakin membaik. Keluhan mual sudah
berkurang dan muntah sudah tidak dialami pasien. Pasien juga sudah mulai makan dan
minum sedikit-sedikit tapi diulang tiap 2-3 jam, pasien sudah mampu melakukan aktivitas
seperti makan dan mandi sendiri. Kemudian pada pemeriksaan urin didapatkan ketonuria
negatif.
13 | P a g e
BAB IV
diketahui secara pasti. Penanganan yang diberikan pada pasien ini yaitu terapi cairan, diet dan
umum, keluhan mual dan muntah dan pemeriksaan ketonuria didapatkan hasil negatif.
Pada ibu disarankan untuk tenang dan cukup istirahat selama kehamilan. Diet diatur
dengan frekuensi yang sering tetapi dengan jumlah yang sedikit (small frequent feeding).
Serta bagi keluarga diharapkan mendukung dan membantu dalam menciptakan lingkungan
tempat tinggal yang nyaman bagi ibu. Antenatal care yang teratur sangat membantu ibu dan
janin sehingga apabila ada kelainan yang terjadi dapat ditangani lebih dini.
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.medscape.com/article/254751-overview.html
Jakarta:EGC.2013.hal 69-73
4. Cunningham FG, dkk. Penyakit saluran cerna. Dalam obstetri Williams, edisi 21.
http://www.biomedcentral.com/1741-7015/8/46
7. Hasibuan DE. Pengelolaan kebutuhan cairan. Diunduh 03 juli 2014. Tersedia dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23134/4.pdf
15 | P a g e