alam semesta yang telah melimpahkan ridho dan rahmat-Nya sehingga kita tetap
dapat berkumpul pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Salawat serta salam
tidak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa Islam
dari zaman jahiliyah hingga zaman modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat kita rasakan saat ini, semoga kita semua termasuk umatnya yang
mendapatkan syafaat di hari akhir kelak. Aamiin.
Majunya ilmu pengetahuan saat ini yang bertujuan untuk memudahkan
aktifitas kita sehari- hari juga tidak dapat kita pungkiri menjadikan semakin
banyaknya permasalahan yang harus dihadapi dalam berbagai aspek kehidupan salah
satunya adalah dalam bidang kesehatan. Dengan semakin berkembangnya tuntutan
kebutuhan hidup sekarang ini membuat masyarakat lebih berorientasi pada masalah
dunia, sehingga justru lebih berisiko memunculkan stress yang berakibat pada
gangguan kesehatan mental.
Sehat menurut WHO tidak terbatas pada sehat jasmani saja. Dewasa ini,
semakin banyak individu yang mengalami gangguan pada nilai kesehatan mentalnya
khususnya depresi. Pengenalan kesehatan mental tidak ternyata sudah ada sejak era
kejayaan Islam, ilmuwan Islam telah mendiskusikan konsep psikologi, psikiatri dan
psikoterapi dan hubungannya dengan kesehatan mental, contohnya Abu Bakar Ar-
Razi, ilmuwan Muslim pertama yang mengenalkan metode psikoterapi yang
dipublikasikan daam bukunya yang berjudul El-Mansuri dan At-Tib ar-Ruhani
Gangguan depresi berat merupakan salah satu yang paling sering terjadi
kurang lebih 15% pada semua kelompok usia dan lebih sering terjadi pada perempuan
dua kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki. Menurut PPDGJ III diagnostik
gangguan depresi jika didapatkan trias depresi yaitu afek depresif, hilangnya energi,
berkurangnya minat dan kegembiraan yang bertahan minimal selama 2 minggu
disertai dengan gejala lain seperti berkurangnya konsentrasi dan perhatian, harga dan
kepercayaan diri, merasa bersalah dan tidak berguna, pesimis, adanya ide bunuh diri,
gangguan tidur dan nafsu makan berkurang. Depresi dapat menimbulkan gangguan
aktivitas sosial hingga kematian.
Lalu, bagaimana Al-Quran menyikapi depresi? Dalam ilmu kesehatan jiwa,
dipercaya bahwa depresi disebabkan oleh banyak faktor yaitu faktor organobiologik,
genetik, psikososial dan kepribadian. Sedangkan dalam Al-Quran, penyebab depresi
adalah khauf yaitu takut dan hazan yaitu sedih atau cemas. Selanjutnya cemas dan
stress tersebut dapat menyebabkan individu mengalami stress dan dalam ilmu
kesehatan jiwa selanjutnya akan menurunkan beberapa neurotransmitter tubuh
sehingga menyebabkan depresi. Allah telah berfirman dalam Al-Quran surat Yunus
[10]: 62:
Ingatlah, sesungguhnya para kekasih Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Selanjutnya dalam surat Al-Baqarah [2:155]
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
Dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6, yang berbunyi:
Referensi
1. Al-Quran Al-Karim
2. Elvira, Sylvia D, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
FK UI; 2014.
3. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta: Nuh Jaya; 2001.
4. Sabry MW, Vohra A, Role of Islam in the management of Psychiatric disorder.
Indian J Psychiarty. 2013 jan;55(2):205-14
5. Ramadhan D. Mengatasi depresi dengan psikoterapi Islam.. Semiar Asean 2nd
psychology and humanity. Feb 2016. h115-21