Anda di halaman 1dari 8

Ide Kreatif Long term impact or

Kemiskinan Pemerintah short term impact

Economic Welfare means


increase state-society relation

Kemiskinan memunculkan ide kreatif pemerintah dalam membentuk hubungan negara dan masyarat
yang kuat

Kemiskinan identik dengan sesuatu yang tidak dimiliki, sesuatu yang di anggap tidak mampu bahkan
sebuah masalah bagi negara. akan tetapi dengan kemiskinan sendiri bahwa sebagai bentuk dalam
membentuk hubungan antara negara dan masyarakat . salah satunya dengan kemiskinan sendiri , akan
memunculkan ide-ide kreatif dalam memberikan solusi. Dalam tulisan ini mengambil beberapa contoh
negara yang menjadikan kemiskinan tolak ukur dalam membentuk ide-ide kreatif contohnya saja
pemerintahan di malaysia,

Pada 1970 setelah merdeka, angka kemiskinan Malaysia mencapai 49 persen. Pada 2004 Malaysia
berhasil mengurangi angka kemiskinan 5,7 persen dan menurun hingga 3,5 persen pada 2007.

Kebijakan pemerintah Malaysia memberantas kemiskinan mulai dilakukan secara serius, khususnya
pada kaum Melayu Bumiputra, setelah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan kaum Melayu,
Tiongkok, dan India pada 13 Mei 1969. Kesenjangan ekonomi terjadi karena dominasi orang Tiongkok
yang menguasai berbagai sektor perekonomian. Akhirnya, dibuatkanlah sebuah program dasar
ekonomi baru (DEB) yang sampai saat ini cukup efektif membantu mengurangi angka kemiskinan.

DEB merupakan sebuah konsep pemerintah untuk memberantas kemiskinan yang bertujuan
membuka peluang pekerjaan seluas-luasnya dan menaikkan taraf hidup rakyat hingga mereka
memiliki kualitas hidup yang baik. DEB merupakan program jangka panjang yang direncanakan selama
20 tahun.

DEB membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membuka lapangan usaha dan
peluang pekerjaan dengan cara mendatangkan investor dan memberikan pendampingan dan bantuan
modal.

Pemerintah juga memberikan jaminan kemudahan dan keamanan kepada investor sehingga lapangan
kerja terbuka luas. Malaysia juga berhasil mendatangkan sekitar 2 juta pekerja asing, yang 1,2 juta di
antaranya adalah tenaga kerja Indonesia (TKI). Pemerintah Malaysia mendapat pekerja murah dan
pajak keimigrasian yang besar setiap tahun untuk devisa negara dari pajak keimigrasian para pekerja
asing.

Untuk mengatasi kemiskinan, pemerintah Malaysia tidak hanya fokus pada pembangunan ekonomi.
Pemerintah Malaysia meningkatkan taraf hidup rakyatnya dengan cara memfokuskan pembangunan
pada sektor pendidikan. Para dosen dan mahasiswa dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan gelar
S-1, S-2, dan S-3. Pemerintah juga memberikan pendidikan murah kepada rakyat. Dengan demikian,
wajar hampir 70-80 persen dosen kampus-kampus di Malaysia saat ini memegang gelar doktor (S-3).
Malaysia berhasil mendatangkan 50 ribu mahasiswa asing dan menargetkan pada 2010 jumlah
mahasiswa asing mencapai 100 ribu orang.

Infrastruktur yang memprioritaskan kualitas hidup masyarakat diutamakan, jalan mulus, jembatan,
klinik kesehatan, fasilitas sekolah lengkap, serta beasiswa bagi pelajar berprestasi. Mahasiswa kurang
mampu boleh mengajukan pinjaman yang akan dibayar setelah mereka bekerja sehingga tidak alasan
bagi rakyat miskin untuk tidak melanjutkan pendidikan.

Pada 2006 Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi melancarkan Rancangan Malaysia
Kesembilan (RMK9) yang telah menargetkan bahwa Malaysia akan menjadi negara maju pada 2020
dan angka kemiskinan akan ditekan mencapai 2,8 persen pada 2010. RMK9, salah satunya, bertujuan
menyamaratakan pertumbuhan ekonomi antara pusat dan daerah. Strategi pemberantasan
kemiskinan yang dilakukan adalah membagi daerah-daerah di Malaysia dalam beberapa koridor.

Koridor utara meliputi Perlis, Kedah, Perak Utara, dan Pulau Pinang. Koridor timur meliputi Pahang,
Trengganu, dan Kelantan. Koridor selatan meliputi Johor Bahru, Sabah, dan Serawak.

Dalam pemetaan wilayah yang banyak dihuni penduduk miskin, pemerintah Malaysia memfokuskan
pembangunan ekonomi pada beberapa sektor sesuai potensi daerah, seperti daerah wisata, penghasil
ikan, pertanian, pusat pendidikan dan pelatihan, industri, dan makanan halal. Metode seperti itu
cukup efektif meningkatkan taraf hidup rakyat dan setiap daerah memiki image wilayah dan fokus
pada potensi daerah yang ada.

Pemerintah tidak hanya fokus membuka lapangan kerja, tetapi juga membangun kemandirian
penduduk untuk berusaha memberikan bantuan modal dan keahlian kepada penduduk daerah miskin
agar mampu meningkatkan penghasilan mereka. Misalnya, di kawasan nelayan, mereka dibimbing
untuk mengolah ikan menjadi berbagai bahan makanan olahan dan bisa diekspor ke luar negeri.
Dengan begitu, nelayan secara tidak langsung mendapatkan penghasilan tambahan.

Di daerah penghasil pertanian, dikembangkan teknologi-teknologi pertanian yang diberikan secara


murah kepada masyarakat sehingga mereka mampu meningkatkan pendapatan, mulai bibit, alat
pertanian, teknologi pengolahan, hingga pendistribusian. Bahkan, riset yang bagus untuk pertanian
dipraktikkan langsung kepada petani.

Di daerah yang memiliki potensi wisata, pemerintah membangun berbagai infrastruktur untuk
mendatangkan wisatawan, seperti membuka akses jalan, pembangunan resor, kemudahan
transportasi, dan mendatangkan investor lokal dan asing untuk membuka pusat wisata keluarga di
sana.
Dengan demikian, penduduk setempat juga mendapat kesempatan baik melalui lapangan pekerjaan
ataupun melakukan wirausaha. Untuk membangun akses daerah, pemerintah Malaysia berhasil
memberikan kemudahan kepada rakyat dan investor dengan cara membuka sistem pesawat harga
murah Air Asia untuk membuka akses wisata, ratusan tujuan dalam dan luar negeri dibuka, dan Air
Asia bisa masuk ke daerah-daerah yang jauh seperti Sabah dan Serawak. Pemerintah juga berhasil
menjadikan Malaysia sebagai pusat transit dunia menyaingi Singapura.

Selanjutnya melihat perbandingan di pemerintahan indonesia

jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode 1976-2007 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada
tahun 1976 penduduk miskin sekitar 54,2 juta jiwa (sekitar 44,2 juta jiwa di perdesaan, dan sekitar 10
juta jiwa di perkotaan). Angka ini pada tahun 1980 berkurang hingga menjadi sekitar 42,3 juta jiwa
(sekitar 32,8 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,5 juta jiwa di perdesaan), atau berkurang sekitar
21,95 persen dari tahun 1976. Pada tahun 1990 jumlah penduduk miskin berkurang hingga menjadi
sekitar 27,2 juta jiwa (sekitar 17,8 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,4 juta jiwa di perdesaan), atau
berkurang sekitar 35,69 persen dari tahun 1980. Pada tahun 1996 jumlah penduduk miskin mengalami
kenaikan hingga mencapai sekitar 34,5 juta jiwa (sekitar 24,9 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,6
juta jiwa di perdesaan). Dibandingkan dengan tahun 1990, angka ini menurun sekitar 20,87 persen.
Namun, pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin kembali meningkat hingga menjadi sekitar 38,4
juta jiwa. Sementara, pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin menurun hingga menjadi sekitar
37.17 juta jiwa. Fluktuasi jumlah penduduk miskin di Indonesia disebabkan karena terjadinya krisis
ekonomi, pertambahan jumlah penduduk tiap tahun, pengaruh kebijakan pemerintah dan
sebagainya.(Badan Pusat Statistik).

Analisis tren tingkat kemiskinan antara kondisi Maret 2007 dan Maret 2008 dimaksudkan untuk
mengetahui perubahan tingkat kemiskinan selama setahun terakhir. Garis kemiskinan pada periode
Maret 2007-Maret 2008 mengalami peningkatan sebesar 9,56 persen, yaitu dari Rp.166.697,- per
kapita per bulan pada Maret 2007 menjadi Rp.182.636,- per kapita per bulan pada Maret 2008. Hal
yang sama juga terjadi di perkotaan dan di perdesaan masing-masing meningkat sebesar 9,02 persen
dan 10,21 persen. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta
orang (15,42 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2007 yang berjumlah 37,17
juta (16,58 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta (Tabel 4.3). Jumlah
penduduk miskin di daerah perdesaan turun lebih tajam dari pada daerah perkotaan. Selama periode
Maret 2007-Maret 2008, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,42 juta, sementara di
daerah perkotaan berkurang 0,79 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan
dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2007, sebagian besar (63,52 persen)
penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sementara pada bulan Maret 2008 persentase ini
hampir sama yaitu 63,47 persen. (Badan Pusat Statistik).

Krisis Ekonomi tahun 1998 memberikan hantaman yang besar terhadap perekonomian nasional,
termasuk meningkatnya angka kemiskinan masyarakat yang naik menjadi 49,50 Juta atau sekitar 24,23
% dari jumlah penduduk Indonesia, dari hanya 34,01 Juta (17,47 %) pada tahun 1996. Untuk
mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi tersebut, pemerintah kemudian menetapkan
upaya penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas pemerintah Indonesia.

Pelaksanaan program penanggulanan kemiskinan yang dilakukan sejak tahun 1998 sampai saat ini,
secara umum mampu menurunkan angka kemiskinan Indonesia yang berjumlah 47,97 Juta atau
sekitar 23,43 % pada tahun 1999 menjadi 30,02 Juta atau sekitar 12,49 % pada tahun 2011.
Berdasarkan Worldfactbook, BPS, dan World Bank, di tingkat dunia penurunan jumlah penduduk
miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan negara lainnya. Tercatat pada rentang tahun
2005 sampai 2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin
per tahun sebesar 0,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian negara lain misalnya
Kamboja, Thailand, Cina, dan Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1% per tahun.

Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai
dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan
kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan
yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen Pemerintah baik
pusat maupun daerah.

Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan


Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk
mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 % pada akhir tahun 2014.

Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan percepatan penanggulangan
kemiskinan, yaitu:

Menyempurnakan program perlindungan sosial

Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar

Pemberdayaan masyarakat, dan

Pembangunan yang inklusif

Terkait dengan strategi tersebut diatas, Pemerintah telah menetapkan instrumen penanggulanang
kemiskinan yang dibagi berdasarkan empat klaster, masing-masing:

Klaster I - Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga

Klaster II Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat

Klaster III Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil
Masalah Indonesia Malaysia
Program Terdapat empat strategi dasar yang telah mengeluarkan Malaysia
pemerintah ditetapkan dalam melakukan Kesembilan (RMK9) yang telah
percepatanpenanggulangan kemiskinan, menargetkan bahwa Malaysia akan
yaitu: menjadi negara maju pada 2020
Menyempurnakan program yang tujuannya menyamaratakan
perlindungan sosial pertumbuhan ekonomi antara
Peningkatan akses masyarakat pusat dan daerah. Dengan cara
miskin terhadap pelayanan dasar pemberantasan kemiskinan yang
Pemberdayaan masyarakat, dan dilakukan adalah membagi daerah-
Pembangunan yang inklusif daerah di Malaysia dalam beberapa
koridor.
Terkait dengan strategi tersebut diatas,
Pemerintah telah menetapkan instrumen Program dasar ekonomi baru (DEB)
penanggulanang kemiskinan yang dibagi merupakan sebuah konsep
berdasarkan empat klaster, masing-masing: pemerintah untuk memberantas
kemiskinan yang bertujuan
Klaster I - Program bantuan sosial membuka peluang pekerjaan
terpadu berbasis keluarga seluas-luasnya dan menaikkan taraf
hidup rakyat hingga mereka
Klaster II Program memiliki kualitas hidup yang baik
penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan Terdiri dari :
masyarakat
membuka peluang
Klaster III Penanggulangan pekerjaan seluas-luasnya
Kemiskinan Berbasis membuka kesempatan
Pemberdayaan Usaha Ekonomi seluas-luasnya kepada
Mikro dan Kecil masyarakat untuk
membuka lapangan usaha
dan peluang pekerjaan
dengan cara
mendatangkan investor
dan memberikan
pendampingan dan
bantuan modal.
memberikan jaminan
kemudahan dan keamanan
kepada investor sehingga
lapangan kerja terbuka
luas.
Pemerintah Malaysia
meningkatkan taraf hidup
rakyatnya dengan cara
memfokuskan
pembangunan pada sektor
pendidikan. Para dosen dan
mahasiswa dikirim ke luar
negeri untuk mendapatkan
gelar S-1, S-2, dan S-3.
Sehingga di akhir tahun
2010
Infrastruktur yang
memprioritaskan kualitas
hidup masyarakat
diutamakan, jalan mulus,
jembatan, klinik kesehatan,
fasilitas sekolah lengkap,
serta beasiswa bagi pelajar
berprestasi.
pemerintah membangun
berbagai infrastruktur
untuk mendatangkan
wisatawan, seperti
membuka akses jalan,
pembangunan resor,
kemudahan transportasi,
dan mendatangkan
investor lokal dan asing
untuk membuka pusat
wisata keluarga

Tujuan Memberantas kemiskinan dalam jangka Dalam pemetaan wilayah yang


waktu cepat karena mengingat banyak dihuni penduduk miskin,
pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pemerintah Malaysia
cepatnya angka kemiskinan dengan cara memfokuskan pembangunan
memberikan bantuan sosial mayoritas ekonomi pada beberapa sektor
program pemerintah sesuai potensi daerah, seperti
daerah wisata, penghasil ikan,
pertanian, pusat pendidikan dan
pelatihan, industri, dan makanan
halal. Metode seperti itu cukup
efektif meningkatkan taraf hidup
rakyat dan setiap daerah memiki
image wilayah dan fokus pada
potensi daerah yang ada dengan
rencana jangka panjang

Kekurangan Program pemerintah saat ini hanya dapat di -


rasakan hanya sebagian masyarakat karena
banyak masyarakat indonesia yang belum
terjamah oleh pemerintah

pengaruh kebijakan pemerintah

Minimnya lapangan pekerjaan di indonesia

Kurangnya peningkatan SDM , justru


mengarah pada bantuan sosial sehingga
membuat masyarakat malas
Solusi Memberikan skill kepada Sdm agar -
meningkatkan angka kesejahteraan hidup
seperti berwirausaha

Ada inisiatif dari masyarakat dan negara


untuk berubah

Memberikan sebuah inovasi baru dalam


mengatasi kemiskinan

Dalam tulisan akhir ini terlihat jelas bahwa sebenarnya bukan salah pemerintah maupun masyarakat
, tetapi bagaimana sebuah negara dan masyarakat memaknai kemiskinan . baik atau buruk
merupakan persepsi tersendiri. Jelas pemerintah yang berhasil salah satunya pemerintah malaysia
yang pemerintah memberikan ide-ide kreatif sehingga menumpas kemiskinan terlihat pada grafik
kemiskinannnya. Kelebihan pemerintah malaysia lebih analisis , merencanakan secara matang dan
tahu betul kondisi kemiskinan. Sedangkan pemerintah indonesia dikenal dengan jumlah penduduk
yang tinggi, kemiskinan menjadi sebuah masalah besar di indonesia. lebih menitik beratkan bantuan
sosial karena dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dalam jangka waktu cepat namun pemberian
bantuan secara terus menerus analoginya setiap hari makan apel seumur hidup apel. Jadi ketika saya
sudah mendapat uang dari pemerintah untuk apa saya mencari uang karena saya udah di jamin hidup
dengan bantuan setiap tahunnya. Seharusnya lebih penanaman skill sehingga ada yang bisa di perbuat
dari masyarakatnya , dari pemerintah sendiri juga harus memberikan pelatihan khusus di pelosok
wilayah agar masyarakatnya tidak manja oleh pemerintah kalau perlu bantuan sosial di ganti dengan
pelatihan skill agar masyarakat dapat mencukupi kesejahteraannya bukan karena bantuan sosial.
Kembali ke topik kemiskinan, walaupun kemiskinan dianggap sesuatu hal negatif maka akan menjadi
sesuatu hal yang menyusahkan/ penyakit. Jika dianggap positif maka akan lebih baik karena
menyadarkan pemerintah dan masyarakat sehingga ujungnya menguatkan hubungan antar negara
dan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai