FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II
Hormon
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahuwataala, Tuhan yang Maha Esa dimana
atas kehendak-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang HORMON
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagi sumber, penyusun
menggunakan buku panduan dan internet.. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar.
Makalah ini memuat tentang HORMON yang merupakan tugas dalam
mata kuliah Farmakologi Toksikologi III. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan keritiknya.Terima kasih.
penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
[3]
untuk diagnosis danterapi untuk kelainan hormon di klinik. Interaksi
berbagai hormon ini juga menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping
beberapa jenis obat.
I.3 Tujuan
1. Mengetahui anatomi kelenjar tiroid
2. Mengetahui pengertian hormon
3. Mengetahui kerja hormon hipofisis anterior
4. Mengetahui penggunaan obat hormon
5. Mengetahui analog dan antagonis hormon
6. Mengetahui kerja kelenjar hipotalamus
7. Mengetahui kerja kelenjar hipofisis
8. Mengetahui hormon tiroid dan antitiroid
9. Mengetahui kerja hormon tiroid
10. Mengetahui obat antitiroid
[4]
BAB II
ISI
II.1 Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm ,
yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari
lekukan faring antara brachial pauch pertama dan kedua. Dari bagian
tersebut timbul difertikulum , yang kemudian membesar , tumbuh kearah
bawah mengalami migrasi kebawah yang akhirnya melepaskan diri dari
faring. Sebelum lepas , ia berbentuk sebagai dugtus tiroklosus , yang
berawal dari poramen sekum dibasis lidah. Pada umumnya dugtus ini akan
menghilang pada usia dewasa , tetapi pada beberapa keadaan masih
menetap , sehingga dapat terjadi kelenjar disepanjang jalan tersebut , yaitu
antara kartilago tiroid dengan basis lidah.
Kelenjar tiroid terletak dibagian bawah leher , terdiri atas dua lobus
, yang dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakhea dua dan tiga.
Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar ini pada fasia pratrakhea
sehingga pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan
terangkatnya kelenjar kearah krania yang merupakan ciri khas kelenjar
tiroid. Sifat inilah yang digunakan diklinik untuk menentukan apakah
suatu bentukan dileher berhubungan kelenjar tiroid atau tidak. Setiap lobus
[5]
tiroid yang berbentuk lonjong berukuran panjang 2.5-4 cm , leher 1.5-2 cm
dan tebal 1-1,5 cm berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan
masukan yodium. Pada orang dewasa beratnya berkisar antara 10-20 gr.
Faskularisasi kelenjar tiroid termasuk amat baik. A.Tiroidea supperior
berasal dari a.karotis komunis atau a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior
dari a.subklavia, dan a.tiroid ima berasal dari a.brachiosefalik salah satu
cabang arkus aorta. Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala
kapiler dan limfatik , sedangkan sistem fenannya berasal dari fleksus
perifolikular yang menyatu dipermukaan membentuk vena teroidea
superior, lateral dan inferior. Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5
ml/gr kelenjar/menit : dalam keadaan hipertoroidism aliran ini akan
meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bissing aliran darah
dengan jelas di ujung bawah kelenjar.
[6]
tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan
sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau
aktivitas tertentu (Anonim, 2011).
[7]
(GH=somatotropin), prolaktin (PRL), laktogen plasenta (LP). Kelompok
kedua berbentuk glikoprotein yaitu tirotropin (TSH); lituenizing hormon
(LH), hormon pemacu folikel (FSH), dan gonadotropin plasenta manusia
(HCG). Hormon glikoprotein terdiri dari dua sub unit yaitu dan , yang
masing-masing mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat. Spesifisitas
hormon ini ditentukan oleh sub unit dan gugus karbohidratnya.
Kelompok ketiga adalah kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH),
lipotropin (LPH) dan hormon-hormon lain.
[8]
Sekarang telah diketahui biosentetis, hormon ini di masing-masing
organ, mekanisme kerja di reseptornya pada tingkat selular dan molecular.
Kecuali itu, dari hasil banyak uji klinik terkontrol, indikasinya bertambah
luas. Demikian pula estrogen yang berasal dari kuda hamil yang yang
dikenal sebagai conjugated equine estrogen, makin banyak digunakan
untuk wanita pasca menopause. Telah diperkenalkan beberapa preparat
yang dapat berefek agonis atau antagonis pada reseptor estrogen,
tergantung dari jaringan dimana hormon ini bekerja, disebut sebagai
selective reseptor modulator (SERM) dan digunakan untuk oesteoporosis
pasca menopause. Antagonis reseptor progesterone dan beberapa derivate
progesterone, misalnya megestrol asetat, juga mulai banyak digunakan dan
berguna untuk kanker kelenjar mammae. Juga tanaman yang mengandung
fitoestrogen diperkenalkan meski masih memerlukan lebih banyak uji
klinik. Tentu saja semua jenis preparat di atas, meski berguna secara
klinis, tidak lepas dari efek samping yang harus selalu diperhatikan.
[9]
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
[10]
Pemberian hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal dengan segala
akibatnya.Terapi dengan hormon yang tepat hanya mungkin dilakukan bila
dipahami segala kemungkinan kaitan aksi hormon dalam tubuh penderita.
[11]
Hypothalamus terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Bagian posterior dengan mammilary bodies
b) Bagian dorsal dengan thalamus
c) Bagian ventral dengan sphenoid bone
Fungsi Hipotalamus :
a) menjaga kemantapan suhu tubuh,
b) mengendalikan tekanan darah,
c) memastikan keseimbangan cairan, dan
d) bahkan pola tidur yang tepat.
[12]
Misalnya, ketika terjadi penurunan tiba-tiba tekanan darah,
informasi dikirimkan, dan mengabari hipotalamus tentang perubahan
tekanan ini, lalu hipotalamus memutuskan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk menaikkannya dan menyampaikan keputusannya kepada
pembantunya.
Fungsi Hipofisis :
a) mempengaruhi sel-sel jaringan tertentu,
b) mengatur kerja kelenjar-kelenjar hormon lain yang jauh letaknya.
c) Kelenjar pituitari juga memberikan perintah pada kelenjar-kelenjar
untuk meneruskan perintah itu ke sel-sel lain dalam tubuh.
[13]
Hormone nontropik adalah Hormon hipofisis yang langsung
bekerja pada jaringan tubuh yaitu Hormon pertumbuhan (GH) atau
somatotropin dan Hormon prolaktin (PRL).
Hipofisis Posterior
Adalah Bagian belakang kelenjar Hipofisis, hanya tempat
menyimpan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan
yang dibutuhkan, hormon-hormon ini dilepaskan dengan perintah dari
hipotalamus. Hormon-hormon itu adalah:
a. Vasopresin (hormon antidiuretik)
b. Oksitosin
[14]
Hormon hipofisis anterior pengeluarannya diatur oleh
neuropeptida (hormon pelepas atau penghambat) yang dihasilkan dari
kelenjar hipotalamus. Interaksi hormon pelepas (hormon releasing)
dengan reseptornya menyebabkan terjadinya sintesis dan pelepasan
hormon hipofisis (hormon stimulating) masuk ke sirkulasi.
[15]
pengeluaran hormon dari kelenjarnya, dan ada pula yang merusak kelenjar
dengan radiasi ionisasi. Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada
hormon dikelenjar, tapi diganakan sebagai terapi ajuvan, bermanfaat untuk
megatasi gejala tirotoksikosis.
[16]
Penurunan jumlah yodium hanya akan berpengaruh terhadap jumlah
hormone tiroid yang keluar dari kelenjar.
b) Farmakokinetik
Transfor Tiroid. Pada keadaan normal yodium di sirkulasi dalam
95% sebagai yodium organic dalam bentuk tiroksin dan 5 % sebagai
yodida berada di triyodotironin.
[17]
Biotransformasi Dan Ekskresi. Tiroksin lambat sekali
dieliminasi dari tubuh, dengan masa paruh 6-8 hari. Pada
hipertiroidisme masa paruhnya memendek 3-4 hari, dan pada
hipotirodisme memanjang 9-10 hari. Perubahan ini dapat
menggambarkan adanya perubahan dalam kecepatan metabolismenya.
Bila pengikatnya dengan TBG meningkat maka klirensnya akan
terganggu, hal ini terjadi karena estrogen dapat menginduksi
peningkatan asam sialat dalam TBG yang terbentuk, dan menyebabkan
klirensnya menurun. Keadaan sebaliknya akan terjadi bila ikatannya
dengan protein menurun atau terjadi hambatan pengikatan oleh
beberapa obat. T3yang ikatannya dengan protein tidak terlalu kuat,
masa paruhnya hanya sekitar 1 jam.
[18]
Stimulasi TRH oleh TSH dapat dihambat oleh somatotropin,
dopamine, dan glukokortikoid.
[19]
Pertumbuhan Dan Perkembangan. Hormone tiroid mempunyai
peran yang sangat penting pada pertumbuhan otak. Apabila hormone
tiroid tidak ada pada usia 0-6 bulan pasca persalinan dapat terjadi
retardasi mental yang ireversibel (kretinisme)dan akan diikuti oleh
gangguan morfologik multipel pada otak. Pemberian hormone tiroid
dalam masa 2 minggu pasca melahirkan dapat mencegah
berkembangnya gangguan morfologik tersebut.
[20]
Hormone tiroid mengatur kemampuan hormone lain untuk
menambah akumulasi siklik AMP dengan jalan mengurangi aktitas
fosfodiestarase mikrosom yang dapat menghidrolisis siklik AMP.
e) Gangguan Fungsi
Hipofungsi tiroid. Hipotiroidisme disebabkan karena difisiansi
yodium pada daerah non-endemik dimana yodium cukup tersedia,
yang ditandai dengan tingginya antibody terhadap peroksidase
tiroid di sirkulasi dan kadar tiroglobulin, macam-macam
hipotiroidisme.
Hipotiroidisme primer terjadi akibat kegagalan kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormone tiroid yang cukup.
Hipotiroidisme sekunder terjadi akibat efek stimulasi dari TSH
yang kurang akibat gangguan pada adenohipofisis.
Hipotiroidisme tersier terjadi akibat gangguan hipotalamus
Hipotiroidisme Congenital terjadi pada bayi yang baru lahir, dan
timbulnya retardasi mental.
Hipotiroidisme non-goiter umumnya berhubungan dengan
degenerasi dan atrofi kelenjar atau terjadi setelah oprasi tiroid atau
destruksi akibat yodium radioaktif.
Hipotiroidisme dengan goiter terjadi bila ada gangguan hormone
tiroid yang hebat. Denagn ciri-ciri muka sangat ekspresif, bengkak,
pucat. Kulit dingin dan kering, pada wanita dapat timbul gangguan
haid.
Subclinical hyperthyroidisme adalah keadaan apabila ada beberapa
gejala hiperteriodisme dengan kada TSH plasma yang rendah
denagn kadar T3 dan T4 yang normal. Tes Fungsi Tiroid. Dengan
[21]
radioimmunoassay, chemiluminescent, dan enzyme-linked
immunoassay, sekarang dapat dilakukan pengukuran kadar T4, T3,
dan TSH darah, dan diagnosis laboratorium gangguan fungsi tiroid
menjadi lebih baik. Sekarangtelah tersedia recombinant human
TSH (thyrotropin alpha, tirogen), dalam bentuk preparat suntikan
yang digunakan untuk mengetahui kapasitas jaringan tiroid dalam
mengambil yodium radioaktif dan melepaskan tiroglobulin, pada
keadaan normal atau pada keganasan.
f) Indikasi
Thyroid Hormone Replacement Therapy
Tiroksin merupakan obat pilihan utama untuk replacement
therapy pada hipotiroidisme atau kretinisme, karena potensinya
konsisten dan lam kerjanya panjang (7 hari), absorpsinya di usus
halus bervariasi dan tidak lengkap. Tujuan terapi ini untuk
mencapai kisaran kadar TSH normal (0,5-5,0 IU/mL), bila terapi
berlebihan akan terjadi suspense TSH sampai subnormal dan dapat
menyebabkan osteoporosis dan disfungsi jantung.
Hipotiroidisme subklinis.
Merupakan suatu hipotiroidisme dengan sedikit gejala klinis
yang disertai peningkatan TSH plasma. Terapi dilakukan dengan
levotiroksin untuk menormalkan TSH, dan hasilnya sangat
bervariasi. Hipotiroidisme pada masa kehamilan dapat
menyebabkan gangguan mental dan fisik fetus. Karenanya sangat
dianjurkan untuk pemeriksaan TSH pada kehamilan dini, terutama
pada para ibu yang tinggal di daerah endemic.
Koma Miksedema.
Sindroma ini jaranga terjadi, dan disebabkan oleh
hipotioridisme yang hebat dan berlangsung lama. Keadaan ini
[22]
termasuk sangat berbahaya, yang meskipun segera diobati,
mortalitasnya 60%. Dosis tiroksin yang digunakan harus
disesuaikan dengan keadaan stabilitas hemodinamik, adanya
gangguan jantung, dan keadaan keseimbangan elektrolit pasien.
Tetapi yang berlebihan justru dapat bersifat fatal.
Kretinisme.
Keberhasilan terapi kretinisme sangat tergantung pada saat
dimulainya terapi, jika terapi di mulai sejak bayi lahir umumnya
gangguan perkembangan fisik dan mental dapat dicegah. Kadar
tiroksin bebas harus dipertahankan pada nilai di atas normal.
Hormone-replacement I ini harus disertai monitoring pertumbuhan,
perkembangan motorik, meturasi tulang, dan keamjuan
perkembangan si bayi.
[23]
mg, sedangkan suntikan 10 ml mengandung 0,1 mg/ ml dan 0,5
mg/ ml.
Na-liotironin (T3) tablet 0,005 mg, 0,025 mg dan 0,05mg.
Untuk penghambat sintesis hormon tiroid ada 4 jenis
Antitiroid, menghambat sintesis hormon langsung
Penghambat ion, yang memblok mekanisme transpor yodida
Yodium konsentrasi tinggi
Yodium radioaktif
Farmakokinetik
Antitiroid
Terdistribusi 20 L 40 L
[24]
12 minggu, setelah itu dosis dikurangi, atau dilihat perkembangannya.
Sebaiknya pemberian tidak langsung dihentikan
Farmakodinamik
Efek samping jarang sekali timbul, pada propiltiourasil dan
metimazol biasanya sama. Untuk metimazol efek samping seringkali
tergantung dosis. Agranulositosis adalah dengan 0,44% pada
propiltiourasil dan 0,12% dengan metimazol, jumlah yang sangat
sedikit tetapi cukup berbahaya.
Efek lain adalah purpura rash, nyeri dan kaku sendi pada
pergelangan dan tangan, nefritis pada pemakaian dosis tinggi.
Antitiroid digunakan untuk terapi simptomatik pada tiroidisme. Efek
terapi muncul 3-6 minggu terapi, tergantung berat-ringan penyakit,
dosis obat, dan jumlah hormon yang tersedia. Antitiroid tidak
berbahaya pada kehamilan, tapi lebih baik dikurangi pada masa
trimester ketiga, menghindari goiter fetus. Propiltiourasil tablet, 50 mg
biasanya diberikan dosis 100 mg tiap 8 jam. Metimazol tablet 5 mg
dan 10 mg dengan dosis 30 mg sekali sehari. Karbimazol, derifat
metimazol, tablet 5 mg dan 10 mg, dosis sama dengan metimazol.
[25]
BAB III
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil makalah yang telah dibuat maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti yang menggerakkan)
adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel.
Definisi dari hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
2. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang
selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
3. Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor
hormon
4. Antagonis Hormon adalah obat atau zat kimia yang menghambat
sintesis, sekresi maupun kerja hormon pada reseptornya, sehingga
terjadi penurunan atau peningkatan aktivitas hormon bersangkutan.
5. Obat antitiroid yaitu Na-levotiroksin (T4) tablet dan suntikan IV, tiap
tablet mengandung 0,25 mg, 0,05 mg, 0,1 mg, 0,15 mg, 0,2 mg, dan 0,3
mg, sedangkan suntikan 10 ml mengandung 0,1 mg/ ml dan 0,5 mg/ ml.
Na-liotironin (T3) tablet 0,005 mg, 0,025 mg dan 0,05mg.
6. Untuk penghambat sintesis hormon tiroid ada 4 jenisAntitiroid,
menghambat sintesis hormon langsung, Penghambat ion, yang
memblok mekanisme transpor yodida, Yodium konsentrasi tinggi,
Yodium radioaktif.
V.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama
untuk tenaga kefarmasian agar bisa memberikan obat dan informasi
penyakit dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak akan ada efek samping
atau kerugian yang ditimbulkan .
[26]
Daftar Pustaka
Barbara kozie, glenora Erb, rita olivieri. 1991. Fundamental of nursing: concepts,
process, and practice. Canada. Addison-wesly publishing company.
Carpenito, Juall Lynda. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta: EGC
Gan Gunawan, Sulistia, 2009, Farmakologi dan Terapi, Jakarta : FKUI
Karch, Amy M. 2003. Buku Ajar Farmakologi Keperawatan. Jakarta: EGC
Katzung, Bertam G, 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika :
Jakarta
Katzung B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology, 10th Edition. San
Fransisco
[27]