Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Kulit merupakan salah satu zat organik terbesar dari tubuh dimana kulit
membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Luas permukaan kulit manusia dewasa
sebesar 1,5 2 m2, dengan berat sekitar 3 kg dan berperan sebagai lapisan pelindung tubuh
terhadap pengaruh dari luar, baik pengaruh fisik maupun kimia (Setiadi, 2007: 24-25).
1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Gambar 1. Anatomi Kulit


Kulit merupakan organ tubuh yang penting, merupakan permukaan luar tubuh organisme
dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar
1. Melindungi jaringan terhadap kerusakan fisika-kimia, terutama kerusakan mekanik dan
terhadap masuknya mikro organisme,
2. Mencegah terjadinya pengeringan berlebihan, akan tetapi penguapan air yang secukupnya
tetap terjadi,
3. Bertindak sebagai pengatur panas dengan melakukan kontriksi dan dilatasi pembuluh
darah kulit serta pengeluaran keringat,
4. Bertindak sebagai alat pengindera dengan reseptor yang dimilikinya yaitu reseptor
tekanan, suhu, dan nyeri (Mutchler, Ernts, 1991 : 577).
Penyerapan perkutan merupakan gabungan fenomena penembus suatu senyawa dari
lingkungan luar ke bagian luar kulit sebelah dalam dan fenomena penyerapan struktur kulit ke
dalam peredaran atau getah bening. Pada pengobatan setempat sering diperlukan penembusan zat
aktif kedalam struktur kulit yang lebih dalam hal tersebut penting bila konsentrasi dalam jaringan
yang terletak dibawah daerah pemakaian harus cukup tinggi untuk efek yang dikehendaki.
Sebaliknya penyerapan oleh pembuluh darah harus sesedikit mungkin agar timbulnya efek
sistemik dapat dihindarkan. Pada penelitian efek sistemik zat aktif harus masuk ke peredaran
darah dan selanjutnya dibawa ke jaringan yang kadang-kadang terletak jauh dari tempat
pemakaian dan pada konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek farmakologi (J,Aiache, 1982 :
443-444).
Kulit merupakan jaringan perlindungan yang lentur dan elastic, menutupi seluruh
permukaan tubuh dan merupakan 5 % berat tubuh. Kulit sangat berperan pada pengaturan suhu
tubuh dan mendeteksi adanya ransangan dari luar serta untuk pengeluaran kotoran (J, Aiashe,
1982 : 444).
Struktur kulit terdiri atas lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis.
a. Epidermis
Epidermis terdiri dari beberapa lapis epitel pipih bertanduk dengan ketebalan 40m
sampai 1,6 mm. Epidermis yang paling lemah adalah dikelopak mata dan yang paling kuat
adalah pada bagian yang paling banyak digunakan yaitu telapak kaki dan tangan.
(Mutschler,Ernst, 1982: 578). Lapisan epidermis terdiri dari 4 lapisan utama yang susunannya
lebih dikenal dengan istilah strata yang tersusun dari luar ke dalam berturut-turut : stratum
corneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basal
(germinativum). Kehidupan jaringan epidermis dimulai dari lapisan terdalam yaitu sel-sel yang
selalu membelah kearah luar yang kemudian berkembang menjadi sel-sel bersegi banyak dan
membentuk lapisan-lapisan yang disebut stratum spinosum. sel-sel tersebut ke arah luar
membentuk lapisan-lapisan menjadi stratum granulosum, seterusnya membentuk stratum
korneum (Grassi Mario, 2007: 53).
1) Lapisan Tanduk (stratum corneum)
Lapisan terluar epidermis adalah stratum korneum yang ketebalannya berkisar 1%-10%
dari total lapisan kulit dan merupakan penghalang utama. Lapisan ini mencegah kehilangan air
kulit sekitar 0,4 mg/cm2/jam dlam kondisi normal atau setara dengan 150 g/hari termasuk
transpirasi. Lapisan ini sangat kering mengandung 15% air dan terdiri dari beberapa lusin sel-
sel mati berbentuk gepeng yang tersusun tumpang tindih yang disebut korneosit, mengandung
sekitar 65% keratin yaitu suatu protein yang dihasilkan selama deferensiasi.
2) Lapisan bening (stratum lusidum)
Stratum lucidum (lapisan jernih) terletak tepat di bawah stratum corneum, merupakan
lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleiden, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
kaki.
3) Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir) tersusun oleh sel keratinosit yang berbentuk
polygonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.
4) Lapisan bertaji (stratum spinosum)
Stratum spinosum (lapisan Malpighi) memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti
berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut
protein. Cairan limfe masih ditemukan mengiritasi sel-sel dalam lapisan Malpighi ini.
5) Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Stratum germinativum (lapisan basal) adalah lapisan terbawah epidermis. Di dalam
stratum germinativum terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi
yang berfungsi membentuk pigmen melanin (Trenggono,2007: 12).
b. Dermis
Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk, dermis
terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastis, yang berada dalam substansi dasar
yang bersifat koloid dan terbentuk dari gelatin mukopolisakarid. Serabut kolagen dapat mencapai
72% dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak.
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Di
dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan
kelenjar palit.
1) Kelenjar keringat

Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu

saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-

pori keringat. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang

sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas,

latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat

yaitu :

- Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu

keringat yang mengandung 9597% air dan mengandung beberapa

mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan

sampingan dari metabolism seluler.

- Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting

susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)

menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta

berbau khas pada setiap orang.

b) Kelenjar palit

Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan

kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke

dalam kandung rambut (folikel). Pada umumnya, satu batang rambut hanya

mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada

saluran folikel rambut.

c. Hipodermis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun (Grassi, Mario,2007: 58).

Anda mungkin juga menyukai