Lapkas Xiv Rcti Oke
Lapkas Xiv Rcti Oke
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan
massyarakat di seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita hipertensi terus
bertambah: terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika yang
menderita hipertensi, Thailand 17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Maalaysia
29,9%. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar 6-15%.
KKS INTERNA 1
KRISIS HIPERTENSI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan akan timbulnya atau telah terjadi
kalainan organ target.
1. Hipertensi Emergensi ditandai dengan tekanan darah diastolik > 120 mmHg,
disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang disebabkan oleh 1 atau lebih
penyakit atau kondisi akut. Keterlambatan pengobatan akan menyebabkan
timbulnya kematian. Tekanan darah harus diturunkan sampai batas tertentu
dalam 1 sampai beberapa jam.
2. Hipertensi urgensi ditandai dengan tekanan darah diastolik > 120 mmHg dan
dengan tanpa kerusakan atau komplikasi minimal dari organ sasaran. Tekanan
darah harus diturunkan dalam waktu 24 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral.
2.2 Etiologi
KKS INTERNA 2
KRISIS HIPERTENSI
3. Stress lingkungan
4. Hilangnya eksistensi jaringan dan atreisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak teratur minum obat.
Kehamilan
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
Pengguna NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi, seperti : Luka bakar,
trauma kepala, penyakit vascular/kolagen.
2.3 Patofisiologi
KKS INTERNA 3
KRISIS HIPERTENSI
KKS INTERNA 4
KRISIS HIPERTENSI
1. Bidang neurologi:
Sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan, kejang, defisit neurologis fokal,
gangguankesadaran (somnolen, sopor, coma).
2. Bidang mata:
Funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema papil.
3. Bidang kardiovaskular
Nyeri dada, edema paru.
4. Bidang ginjal:
Azotemia, proteinuria, oligouria.
5. Bidang obstetri
Preklampsia dg gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat,
nyeriabdomen kuadran atas.
Hipertensi berat dengan tekanan darah >180/120 mmHg disertai dengan satu atau
lebih kondisi akut berikut:
KKS INTERNA 5
KRISIS HIPERTENSI
Hipertensi berat dengan tekanan darah >180/120 mmHg, tetapi dengan minimal
atau tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada table 01.
1. Funduskopi KW I atau KW II
2. Hipertensi post operasi
3. Hipertensi tak terkontrol/tanpa diobati pada perioperative
2.6 Diagnosis
2.7 Penatalaksanaan
1. Hipertensi Urgensi
KKS INTERNA 6
KRISIS HIPERTENSI
A. Penatalaksanaan Umum
KKS INTERNA 7
KRISIS HIPERTENSI
menit dan puncaknya antara 2-4 jam. Dosis awal awal bisa diberikan
0,1-0,2 mg kemudian berikan 0,05-0,1 setiap jam sampai tercapainya
tekanan darah yang diinginkan, dosis maksimal 0,7 mg. Efek samping
yang paling sering adalah sedasi, mulut kering dan hipotensi ortostatik.
5. Nifedipine adalah golongan calcium channel blocker yang memiliki
pucak kerja antara kerja antara 10-20 menit. Nifedipine kerja cepat tidak
dianjurkan oleh FDA untuk terapi hipertensi urgensi karena dapat
menurunkan tekanan darah yang mendadak dan tidak dapat
diprediksikan sehingga berhubungan dengan kejadian stroke.
2 . Hipertensi Emergensi
A . Penatalaksanaan Umum
KKS INTERNA 8
KRISIS HIPERTENSI
darah pada arteri coroner.. Pada keadaan diseksi aorta akut pemberian
obat-obatan -blocker (labetalol dan esmolol) secara IV dapat diberikan
pada terapi awal, kemudian dapat dilanjutkan dengan obat-obatan
vasodilatasi seperti nitroprusside.
Kidney Failure. Acute kidney injury bisa disebabkan oleh atau merupakan
konsekuensi dari hipertensi emergensi. Acute kidney injury ditandai
dengan proteinuria, hematuria, oliguria, atau anuria. Pemberian
nitroprusside IV telah digunakan secara luas namun nitroprusside sendiri
dapat menyebabkan keracunan sianida atau tiosianat. Pemberian
fenoldolam secara parenteral dapat menghindari potensi keracunan sianida
akibat dari pemberian nitroprusside dalam terapi gagal ginjal.
Hyperadrenergic state. Hipertensi emergensi dapat disebabkan karena
pengaruh obat-obatan seperti katekolamin, klonidin dan penghambat
monoamine oksidase. Penghambat monoamine oksidase dapat
mencetuskan timbulnya hipertensi atau klonidin yang dapat menimbulkan
sindrom withdrawal. Pada orang-orang dengan kelebihan zat seperti
pheochromocytoma, tekanan darah dapat dikontrol dengan pemberian
sodium nitroprusside (vasodilator arteri) atau phentolamine IV (ganglion-
blocking agent). Golongan -blockers dapat diberikan sebagai tambahan
sampai tekanan darah yang diinginkan tercapai.
KKS INTERNA 9
KRISIS HIPERTENSI
2.8 Prognosis
KKS INTERNA 10
KRISIS HIPERTENSI
gagal jantung kongertif disertai uremia (48%), infark miokard (1%) dan diseksi
aorta (1%).Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif
dan penanggulangan yang tepat pada dekade terakhir.
KKS INTERNA 11
KRISIS HIPERTENSI
DAFTAR PUSTAKA
KKS INTERNA 12
KRISIS HIPERTENSI
BAB III
LAPORAN KASUS
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Artina Simamora
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kawin : Menikah
Agama : Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pertemuan no 19 kec. Medan perjuangan kota medan
Suku : Batak
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : sakit kepala
Telaah :
- Hal ini dialami os 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Dan memberat
dalam 1 hari ini, sakit kepala tidak berhubungan dengan aktivitas berat,
nyeri pada otot tidak dijumpai, serta sakit kepala tidak disertaidengan rasa
berputar-putar.
- Lemah anggota gerak tubuh sebelah tidak dijumpai.
- Mual dan muntah tidak dijumpai
- Riwayat hipertensi selama 1 tahun dijumpai dan minum obat tidak teratur
- Demam tidak dijumpai, batuk tidak dijumpai, sesak nafas tidak dijumpai,
BAK sedikit disangkal oleh os. BAK keruh tidak dijumpai, BAK nyeri
tidak dijumpai, BAK keluar batu tidak dijumpai, BAK berdarah tidak
dijumpai.BAB berdarah tidakdijumpai, BAB berlendir tidak dijumpai,
BAB berwarna hitam tidak dijumpai.
RPT : hipertensi selama1 tahun yang lalu.
RPO : tidak jelas
KKS INTERNA 13
KRISIS HIPERTENSI
KKS INTERNA 14
KRISIS HIPERTENSI
- Batas Jantung
o Batas jantung atas: ICR III Sinistra
o Batas jantung kanan: linea parasternalis dextra
o Batas jantung kiri: ICR V, 1 cm medial LMCS
- Jantung : HR: 106 x/i, regular, gallop (-), murmur (-), suara katup
M1>M2, P2>P1, A2>A1, A2>P2
Thoraks Belakang
- Inspeksi : Normochest, simetris fusiformis
- Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
- Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
- Auskultasi : SP: Vesikuler ; ST: -
Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Soepel, H/L/R tidak teraba, nyeri tekan (-) pada
epigastrium
- Perkusi : Tymphany
- Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
Pinggang : Tapping pain (-/-)
Inguinal : Pembesaran KGB (-)
Genitalia : Tidak dijumpai kelainan
Ekstremitas Superior : Oedema (-)
Ekstremitas Inferior : Oedema (-)
KKS INTERNA 15
KRISIS HIPERTENSI
RESUME:
- Hal ini dialami os 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Dan memberat
dalam 1 hari ini, sakit kepala tidak berhubungan dengan aktivitas berat,
nyeri pada otot tidak dijumpai, serta sakit kepala tidak disertaidengan rasa
berputar-putar.
- Mual dan muntah tidak dijumpai
- Riwayat hipertensi selama 1 tahun dijumpai dan minum obat tidak teratur
- Demam tidak dijumpai, batuk tidak dijumpai, sesak nafas tidak dijumpai,
BAK sedikit disangkal oleh os. BAK keruh tidak dijumpai, BAK nyeri
tidak dijumpai, BAK keluar batu tidak dijumpai, BAK berdarah tidak
dijumpai.BAB berdarah tidakdijumpai, BAB berlendir tidak dijumpai,
BAB berwarna hitam tidak dijumpai.
DIAGNOSIS BANDING
- Hipertensi urgency
- Hipertensi emergency
KKS INTERNA 16
KRISIS HIPERTENSI
DIAGNOSIS SEMENTARA
- Hipertensi urgency
TERAPI:
- Bed Rest
- Diet rendah garam
- IVFD RL20 gtt/i makro
- Inj. Furosemid / 8 jam
- Captopril 2x25 mg
FOLLOW UP
Tanggal 14-15 Januari 2015
S : sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), nyeri pinggang (+)
O :
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 170-160/90 mmHg
Nadi : 80-90 x/i
RR : 20 x/i
Temperature : 36,5-36,7C
Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-)
Leher : TVJ R-2 cmH20, pembesaran KGB (-)
Thorax : SP: Vesikuler ; ST: -
Abdomen : Soepel, H/L/R tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas: Superior dan Inferior dalam batas normal
A :
- Hipertensi stg 2
P :
- Bed Rest
- Diet rendah garam
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Captopril 2x25 mg
KKS INTERNA 17
KRISIS HIPERTENSI
- Amlodipin 1x 10 mg
KKS INTERNA 18
KRISIS HIPERTENSI
KKS INTERNA 19