Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1.1. Gambaran Umum Penelitian

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian mengenai pengaruh dari konsentrasi

kepemilikan dan leveranga terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual, pada

perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI. Berdasarkan teknik

pengambilan sampel dengan perusahaan dalam tingkat kepemilikan saham, tingkat

hutang dan tingkat pengungkapan modal intelektual, dapat diketahui dari seluruh

perusahaan logam dan sejenisnya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yang

memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 42 sampel dari 14

perusahaan. Adapun rincian jumlah sampel perusahaan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

53
54

Tabel 4.1
Perincian Pemilihan Sampel
No. Kriteria Perusahaan

1. Populasi Perusahan Logam selama tahun 33


pengematan
2. Perusahaan Logam yang Mengalami Delisting (10)
selama tahun pengamatan
3. Perusahaan Logam yang mengalami kerugian (5)
selama tahun pengamatan
4. Perusahaan logam yang tidak mengumumkan (2)
pengungkapan modal intelektual selama tahun
pengamatan
5 Jika terdapat sampel yang tidak lengkap dan (2)
tidak sesuai dengan penelitian penulis, maka
dikeluarkan dari sampel perusahaan yang
listing selama 2013-2015.
Jumlah Observasi
Periode 2014-2016 48 Observasi
12 Perusahaan x 3 Tahun
Sumber : Indonesian capital market directory, (data diolah)

Berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan,

penelitian sekarang memperoleh sampel sebanyak 48 data perusahaan dari 14

perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI. Data yang diperlukan dalam

penelitian sekarang merupakan data yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data tersebut

berupa laporan tahunan dan laporan keuangan periode tahun 2014-2016.

4.1.1.2. Data Sampel Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

Berdasarkan penggunaan metode purposive sampling, maka perusahaan yang

menjadi sampel sebanyak 14 perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI
55

dengan periode laporan keuangan tahun 2014-2016, berikut data perusahaan logam

dan sejenisnya antara lain :

Tabel 4.2
Data Sampel Perusahaan Logam Dan Sejenisnya
No. Kode Nama Perusahaan
1. ALKA Alakasa industrindo Tbk.
2. ALMI Alumindo ligh mental industryTbk.
3. BAJA Saranacenter bajatama Tbk.
4. BTON Betonjaya manunggalTbk.
5. CTBN Citra tubindo Tbk.
6. GDST Gunawan dianjaya steel Tbk.
7. INAI Indah aluminium industry Tbk.
8. ISSP Steel pipe industry of indonesia Tbk.
9. JPRS Jaya pari steel Tbk.
10. KRAS Karakatau steel Tbk.
11. LION Lion metal woks Tbk.
12. LMSH Lion mesh prima Tbk.
13. NIKL Pelat timah nusantara Tbk.
14. TBMS Tembaga mulia ssemanan Tbk.
Sumber: Data diolah sendiri, 2017

4.1.2 Analisis Data dan Uji Hipotesis

4.1.2.1 Data Hasil Penelitian

4.1.2.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif.

Menurut Nurgiyantoro, et al., (2004) analisis deskriptif digunakan untuk menyajikan

dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan

atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mean, standar deviasi, maksimum dan minimum.


56

Mean digunakan untuk mengetahui data yang bersangkutan. Standar deviasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari

rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang

bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang

bersangkutan.

Untuk memperoleh gambaran umum terhadap data yang digunakan dalam

penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Konsentrasi kepemilikan 42 .16 .98 .4387 .17999
Leverage 42 .06 7.99 1.9279 1.91111
pengungkapan modal intelektual 42 .20 .28 .2428 .01941
Valid N (listwise) 42
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Tabel 4.3 di atas memperlihatkan gambaran secara umum hasil uji analisis

deskriptif variabel dependen dan independen. Berdasarkan tabel di atas, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsentrasi Kepemilikan

Dapat dilihat dari tabel 4.3 di atas bahwa kebijakan dividen memiliki nilai

terendah sebesar 0,16, nilai tersebut dimiliki oleh PT Saranacenter Bajatama

Tbk tahun 2016 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,98 dimiliki oleh PT

Karakatau steel Tbk tahun 2016. Nilai standar deviasi menunjukkan angka
57

sebesar 0,17999 lebih kecil dari nilai rata-rata dari arus konsentrasi

kepemilikan perusahaan logam dan sejenisnya di BEI periode tahun 2014-

2016 yakni sebesar 0,4387 menunjukkan sebaran data konsentrasi

kepemilikan dalam kondisi cukup baik.

2. Leverage

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa kebijakan hutang terendah

sebesar 0,06 nilai tersebut dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk tahun 2014

sedangkan yang tertinggi sebesar 7,99 dimiliki oleh PT Tembaga Mulia

Semanan Tbk tahun 2014. Nilai standar deviasi menunjukkan angka sebesar

1,91111 lebih kecil dari nilai rata-rata Leverage perusahaan logam dan

sejenisnya di BEI periode tahun 2014-2016 yakni sebesar 1,9279

menunjukkan sebaran data Leverage dalam kondisi baik.

3. Pengungkapan modal intelektual

Dapat dilihat dari tabel 4.3 di atas bahwa nilai perusahaan memiliki nilai

terendah sebesar 0,20, nilai tersebut dimiliki oleh PT Tembaga Mulia

Semanan Tbk tahun 2014 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,28 dimiliki oleh

PT Jaya Pari Steel Tbk tahun 2016. Nilai standar deviasi menunjukkan angka

sebesar 0,01941 lebih kecil dari nilai rata-rata Pengungkapan modal

intelektual perusahaan logam dan sejenisnya di BEI periode tahun 2014-2016

yakni sebesar 0,2428 menunjukkan sebaran data Pengungkapan modal

intelektual dalam kondisi cukup baik.


58

4.1.2.1.2 Analisis Verifikatif

Pada bagian ini akan disajikan tentang analisis koefisien korelasi, koefisien

determinasi, serta uji hipotesis yaitu uji F dan uji t. Data-data yang diperoleh melalui

laporan keuangan untuk seluruh variabel berskala ordinal sehingga data tersebut

harus dikonversikan untuk meningkatkan pengukuran dari skala ordinal ke skala

interval. Teknik yang digunakan adalah metode interval berurutan dengan bantuan

microsoft excel 2007 dan hasil pengkonversian dapat dilihat di lampiran. Dengan

demikian semua data yang sudah dinaikan dari skala ordinal ke skala interval ini

dapat digunakan sebagai data input untuk analisis data.

4.1.2.1.3 Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2012: 147) Uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel dependend dan independen keduanya

mempunyai distribusi normalatau tidak. Data yang baik dan layak digunakan adalah

data yang memiliki distibusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi

SPSS 21 untuk pengujian data sampel setiap variabel. Uji normalitas yang dapat

digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), Grafik histogram dan uji P-plot.
59

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .01721164
Most Extreme Differences Absolute .067
Positive .067
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .431
Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,431

dengan nilai signifikan sebesar 0,992 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data

dalam penelitian sekarang berdistribusi normal, H0: diterima yaitu data residual

berdistribusi normal. Dalam penelitian ini selain menggunakan uji komologorov-

smirnov, uji normalitas datapun dilakukan dengan menggunakan grafik histogram.

Berikut ini adalah gambar grafik histogram uji normalitas data sebagai berikut:
60

Gambar 4.1
Gambar grafik hasil uji normalitas
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Pada gambar 4.3 menunjukan bahwa data berdistribusi normal karena grafik

histogram menunjukan bentuk simetris atau tidak condok ke kiri maupun ke kanan.

Selanjutnya uji normalitas data dapat dilihat pada gambar grafik P-plot berikut

Gambar 4.2
Grafik p-plot hasil uji normalitas
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017
61

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

4.1.2.1.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Identifikasi statistik untuk menggambarkan

gejala multikoliniearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance

Inflation Factors (VIF). Ghozali (2011) menyebutkan bahwa data dinyatakan bebas

dari masalah multikoliniearitas jika memiliki syarat nilai tolerance > 0,10 atau nilai

VIF < 10. Berikut ini adalah hasil pengujian multikoliniearitas.

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikoliniearitas
Variabel Tolerance VIF Standar VIF Keterangan
Konsentrasi Kepemilikan 0,894 1,119 < 10 Lolos Uji
Leverage 0,894 1,119 < 10 Lolos Uji
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai VIF konsentrasi

kepemilikan 1,119 dan nilai VIF leverage sebasar 1,119. Berdasarkan hasil pengujian

multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel independen tersebut memiliki

nilai VIF sebesar kurang dari 10, sehingga dinyatakan lolos uji multikolinieritas.

2. Uji Autokorelasi
62

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada

korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan penggunaan

pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan

uji non parametric Run Test ataupun uji parametric melalui Durbin-Watson Test, uji

statistik Q: Box-Pierce, Ljung Box dan uji Langrange Multiplier. Pada penelitian ini

menggunakan uji non parametric run test dalam menguji gejala autokorelasi.

Run Test of Randomness pada prinsipnya bertujuan untuk melihat apakah

residual yang sedang diteliti merupakan data acak (random) dari model regresinya.

Pengujian terhadap keacakan ini untuk menghindari kebiasan yang terjadi dalam

penarikan kesimpulan terhadap keadaan yang diuji. Jika ternyata residual yang

sedang diteliti tidak melibatkan unsur acak, maka model tersebut tidak dapat

digunakan untuk dianalisis lebih lanjut.

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan run test
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .462a .214 .173 .01765 1.515
a. Predictors: (Constant), Leverage, Konsentrasi kepemilikan
b. Dependent Variable: pengungkapan modal intelektual
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan hasil output tentang pengujian autokorelasi menggunakan run

test dapat diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 1,515. Hasil tersebut

menyatakan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 2,280 > 0,05 sehingga model
63

tersebut memiliki nilai residual yang acak (random) dengan menerima H0.

Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 42, serta k =

2 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar 1,407 dan dU

sebesar 1.606 (lihat lampiran) dengan nilai DW 1,515. Karena DW terletak diantara

dU dan (4-dU)= 1,407 < 1,515 < 2,394 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima

yang artinya tidak ada Autokorelasi atau tidak terdapat autokorelasi positif maupun

negatif pada data yang diuji.

3. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien

regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi

dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak

menyesatkan, maka situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model

regresi. Menurut Gujarati (2012:406) untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas

digunakan uji- rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen

terhadap nilai absolut dari residual hasil regresi. Jika nilai koefisien korelasi antara

variabel independen dengan nilai absolut dari residual signifikan, maka

kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen)

Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji rang

spearman, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
64

Uji heteroskedastisitas
Correlations
Konsentrasi
kepemilikan Leverage ABS_RES
Spearman's rho Konsentrasi Correlation Coefficient 1.000 -.295 .293
kepemilikan
Sig. (2-tailed) . .058 .049
N 42 42 42
Leverage Correlation Coefficient -.295 1.000 .197
Sig. (2-tailed) .058 . .011
N 42 42 42
ABS_RES Correlation Coefficient .293 .197 1.000
Sig. (2-tailed) .049 .011 .
N 42 42 42
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan hasil uji Spearman yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa dari uji di atas lihat nilai Sig. pada 2 variabel konsentrasi kepemilikan (X1)

dengan nilai 0,049 dan leverage (X2) bernilai 0,011 terhadap ABS_RES. Semuanya

nilai Sig. < 0,05 berarti terdapat gejala heteroskedastisitas atau H0 ditolak. Oleh

karena itu dapat dijelaskan bahwa varian dari residual tidak homogen.

4.1.2.1.5 Analisis Koefisien determinasi

Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari

variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen. Jika nilai koefisien

determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya adalah variasi dari variabel dependen

tidak dapat diterangkan oleh variabel independen sama sekali. Sementara jika R2=1,

artinya variasi dari variabel dependen secara keseluruhan dapat diterangkan oleh

variabel independen. Dengan kata lain, jika R2 = 1, maka semua titik pengamatan
65

berada tepat pada garis regresi ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai 0 = R2 =

1. (Nachrowi, 2006)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh koefisien determinasi digunakan rumus

sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Nilai Koefisien Determinasi

r = Nilai Koefisien Korelasi

Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel 4.8
Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .462a .214 .173 .01765

a. Predictors: (Constant), Leverage, Konsentrasi kepemilikan


Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa pengaruh konsentrasi kepemilikan dan

leverage terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual diperoleh nilai R sebesar

0,462. Selanjutnya nilai koefisien determinasi menggunakan rumus:

KD = r2 x 100%

= (0,462)2 x 100%

= 21,4%
66

Dengan demikian dapat diketahui besarnya variasi dari variabel tingkat

pengungkapan modal intelektual dapat diterangkan oleh variabel konsntrasi

kepemilikan dan leverage yaitu sebesar 21,4 % dan sisanya sebasar 78,6 %

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

4.1.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas pada variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh konsntrasi kepemilikan

dan leverage terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual pada perusahaan

logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Hasil

regresi linier berganda terhadap variabel independen yaitu konsntrasi kepemilikan

dan kebijakan leverage dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .268 .009 29.976 .000
Konsentrasi kepemilikan .503 .016 .488 3.247 .072
Leverage .001 .002 .127 1.848 .041
a. Dependent Variable: pengungkapan modal intelektual
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Y = (0,268) konsentrasi kepemilikan (0,503) + leverage (0,001)


67

a. Nilai konstanta sebesar 0,268 artinya jika variabel konsentrasi kepemilikan

dan leverage bernilai nol (tetap atau tidak ada perubahan), maka tingkat

pengungkapan modal intelektual bernilai sebesar 0,268.

b. Nilai koefisien regresi konsentrasi kepemilikan sebesar 0.503 artinya jika nilai

variabel konsentrasi kepemelikan meningkat sebesar satu satuan maka tingkat

pengungkapan modal intelektual meningkat sebesar 0.503 dengan anggapan

variabel lainnya konstan.

c. Nilai koefisien regresi leverage sebesar 0,001 artinya jika nilai variabel

leverage meningkat sebesar satu satuan maka tingkat pengungkapan modal

intelektual meningkat sebesar 0,001 dengan anggapan variabel lainnya

konstan.

4.1.2.3 Uji Hipotesis

4.1.2.3.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan signifikasi pengaruh dari suatu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2012:98).

Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis kebijakan dividen (X1)

dan kebijakan hutang (X2) terhadap nilai perusahaan secara parsial. Rumus yang

digunakan sebagai berikut:

2
thitung = 12
68

Sumber: Ghozali (2012:98)

Keterangan:

t hitung = nilai t

r = nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada tingkat

signifikan 5% dengan DK n-2.

Tabel 4.10
Hasil uji T
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .268 .009 29.976 .000
Konsentrasi kepemilikan .503 .016 .488 3.247 .072
Leverage .001 .002 .127 1.848 .041
a. Dependent Variable: pengungkapan modal intelektual
Sumber: Data sekunder sudah diolah dengan IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Tingkat Pengungkapan

Modal Intelektual.

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh nilai THitung untuk variabel konsentrasi

kepemilikan sebesar 3.247 sedangkan Ttabel 1.683 dengan tingkat signifikan 0,072

oleh karena itu Thitung> Ttabel yaitu 3,247 > 1.683 dan nilai signifikannya 0,072>0,05

maka Ho diterima. Hal ini berarti konsentrasi kepemilikan berpengaruh tidak


69

signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual, sehingga hasil hipotesis

pertama tidak terbukti kebenarannya.

-3.247 -1,683 0 1,683 3.247

Gambar 4.3
Hasil Penghitungan Kurva Uji Dua Pihak Konsentrasi Kepemilikan Terhadap
Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual
Sumber : hasil olah data IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai Thitung yaitu 1.771

berada dalam daerah penolakan Ho, artinya Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh

terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual.

2. Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh nilai THitung untuk variabel leverage sebesar

1,848 sedangkan Ttabel 1,683 dengan tingkat signifikan 0,041 oleh karena itu Thitung >

Ttabel yaitu 1,848 > 1,683 dan nilai signifikannya 0,041 > 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak. Hal ini berarti leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

modal intelektual.
70

-1,848 -1,683 0 1,683 1,848

Gambar 4.4
Hasil Penghitungan Kurva Uji Dua Pihak
Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual
Sumber : hasil olah data IBM SPSS v13, 2017

Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai Thitung yaitu -1,980 berada

dalam daerah penerimaan Ho, artinya leverage berpengaruh terhadap tingkat

pengungkapan modal intelektual.

4.1.2.3.1.1 Uji Simultan (Uji F)

Variabel konsentrasi kepemilikan (X1) dan leverage (X2) secara individu

dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel tingkat pengungkapan modal

intelektual, apabila variabel tersebut memiliki nilai signifikansi (sig) 0,05.

Hasil analisis uji F dalam penelitian ini adalah seperti yang tercantum dalam

table di bawah ini :


71

Tabel 4.11
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .003 2 .002 5.296 .009a

Residual .012 39 .000

Total .015 41

a. Predictors: (Constant), Leverage, Konsentrasi kepemilikan

b. Dependent Variable: pengungkapan modal intelektual


Sumber : hasil olah data IBM SPSS v13, 2017

Tingkat signifikansi dari yang digunakan dalam pengujian ini ialah = 5%,

derajat kebebasannya ialah df1 (jumlah variabel - 1) = 3 - 1 = 2 dan df2 (n jumlah

variabel) = 42 - 3 = 39. Setelah melihat Ftabel, maka hasil yang diperoleh untuk

Ftabel ialah sebesar 3,24. Dari tabel di atas, mengungkapkan bahwa nilai F hitung

adalah 5,296 dengan tingkat probabilitasnya 0,009. Dari kedua perhitungan,

diketahuilah bahwa F hitung> F tabel yaitu 5,296 > 3,24 dan nilai probabilitasnya 0,009 <

0,05, yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh konsentrasi kepemilikan (X1) dan

leverage (X2) memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama adalah

signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual.

Berdasarkan uji hipotesis tersebut maka digunakan uji dua pihak seperti

gambar berikut ini.


72

-5.296 -3,24 0 3.24 5,296

Gambar 4.5
Hasil Perhitungan Kurva Uji Dua Pihak Konsentrasi Kepemilikan Dan
Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual
Sumber : diolah sendiri 2017

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa thitung yaitu 5,296 berada dalam daerah

penolakan Ho, artinya konsentrasi kepemilikan dan leverage secara simultan atau

bersama-sama adalah signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual.

4.1.3 Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian statistik terhadap data diperoleh peneliti

mendapatkan gambaran mengenai variabel konsentrasi kepemilikan, leverage dan

tingkat pengungkapan modal intelektual serta pengaruh konsentrasi kepemilikan dan

leverage terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual secara parsial maupun

simultan pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI. adapun hal

tersebut dapat dibahas sebagai berikut:


73

1. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Tingkat Pengungkapan

Modal Intelektual

Hasil penelitian variabel konsentrasi kepemilikan terhadap tingkat

pengungkapan modal intelektual pada perusahaan logam dan sejenisnya yang

terdaftar di BEI pada tabel dengan bantuan IBM SPSS v13, menyatakan bahwa

variabel konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal

intelektual. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian terhadap regresi,

didapatkan nilai koefesien regresi sebesar 0,503 dengan tingkat signifikan 0,072.

Sedangkan nilai tHitung (3.247) > ttabel (1,683) maka artinya Ho diterima. Hal ini berarti

konsentrasi kepemilikan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengungkapan

modal intelektual.

Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan akan tetapi arah koefisien

regresi telah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi konsentrasi kepemilikan yang dimiliki oleh perusahaan dapat meningkatkan

pengungkapan intellectual capital namun pengaruhnya tidak signifikan. Tidak

berpengaruhnya konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual

mengindikasikan bahwa pemilik saham mungkin tidak membutuhkan pelaporan

pertanggungjawaban yang baik dari pihak manajemen dan Dewan Komisaris. Di sisi

lain, konsentrasi kepemilikan yang tinggi dapat menyebabkan kebijakan atau

keputusan sepihak karena adanya voting right (hak suara) dalam RUPS, sehingga

hasil yang dicapai tidak maksimal, kebijakan perusahaan tidak efektif dan pencapaian

tujuan kurang baik. Dengan keadaan itu, maka governance dalam perusahaan kurang
74

optimal sehingga secara otomatis pengungkapan modal intelektual tidak

terungkapkan dengan luas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh White et al. (2007) dan Nugroho (2012) yang menyatakan tidak ada

hubungan antara tingkat pengungkapan modal intelektual dengan konsentrasi

kepemilikan.

Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan konsentrasi

kepemilikan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual, ditolak.

2. Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan Modal intelektual

Sementara itu hasil penelitian variabel leverage terhadap tingkat

pengungkapan modal intelektual pada perusahaan logam dan sejenisnya yang

terdaftar di BEI tahun 2014-2016 pada tabel dengan bantuan IBM SPSS v13,

menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

modal intelektual. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian terhadap regresi,

didapatkan nilai koefesien regresi sebesar 0,001 dengan tingkat signifikan 0,041.

Sedangkan nilai tHitung (1,848) >ttabel (1,683) artinya, maka Ho ditolak. Hal ini berarti

leverange berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara leverange terhadap tingkat

pengungkapan modal intelektual. Artinya, perusahaan dengan leverage yang tinggi

memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi leih banyak. Perusahaan dengan

leverage yang tinggi juga akan mendapat perhatian dari kreditur untuk memastikan

bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian hutang. Hasil penelitian ini sesuai

dengan pernyataan Jensen dan Meckling (1976), terdapat potensi transfer kekayaan
75

dari debt-holders kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan yang

memiliki leverage yang tinggi sehingga menimbulkan biaya keagenan yang tinggi.

Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh signifikan antara leverage dengan

tingkat pengungkapan modal intelektual. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang

menyatakan leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal

intelektual, dapat diterima.

3. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Dan Leverage terhadap Tingkat

Pengungkapan Modal Intelektual.

Hasil penelitian variabel Konsentrasi Kepemilikan Dan Leverage terhadap

Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual dengan bantuan IBM SPSS v13

menyatakan bahwa variabel konsentrasi kepemilikan dan leverage secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal Intelektual hal ini

dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan pengaruh sebesar 21,4 %.

Dengan probabilitas signifikansi variabel sebesar 0,009.

Karena dalam pengujian Anova (Uji F), diperoleh hasil bahwa Fhitung >

Ftabel yaitu 5,296 > 3,24 dan nilai probabilitasnya 0,009 < 0,05. Dimana angka

tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel independen konsentrasi

kepemilikan dan leverage secara secara simultan atau bersama-sama adalah signifikan

terhadap tingkat pengungkapan modal pada perusahaan logam dan sejenisnya yang

terdaftar di BEI periode 2014-2016. Dari hasil yang diperoleh ini, sesuailah dengan

hipotesis yang ketiga (H3) yaitu konsentrasi kepemilikan dan leverage secara secara
76

simultan atau bersama-sama adalah signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal

pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2014-2016.

Anda mungkin juga menyukai