Anda di halaman 1dari 1

Kritisi implementasi JKN

Sejak diimplementasikannya program kesehatan nasional dari BPJS yaitu Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dari 1 Januari 2014, masih ada beberapa kendala yang menghadang diterapkannya
program berskala nasional ini di seluruh penjuru tanah air hingga sekarang. Target JKN untuk
mencapai universal health coverage adalah pencakupan seluruh warga negara Indonesia secara
bertahap, dimulai dari pekerja sektor formal kemudian diikuti dengan pekerja sektor informal,
dimana direncanakan pada tahun 2019 seluruh warga negara Indonesia akan tercakup kedalam
program JKN1. Berdasarkan sumber pada tahun 2014, kepesertaan JKN telah mencapai 126,9 juta
penduduk Indonesia, yakni sudah melebihi 50% dari seluruh jumlah penduduk. Hal ini melebihi
target yang ditetapkan untuk kepesertaan JKN pada tahun 2014 yakni sebesar 121 juta jiwa2. Namun,
jumlah yang sedemikian banyak tidak diikuti dengan kualitas pendaftaran dan sistem administrasi
yang mumpuni. Masih banyak peserta JKN yang sudah terdaftar namun belum dapat merasakan
manfaatnya karena masalah administrasi yang tidak kunjung selesai, bahkan ada peserta yang sudah
terdaftar sejak April 2014 namun hingga sekarang masih belum mendapatkan kartu dan seluruh
manfaat yang bisa didapatkannya dengan JKN oleh karena proses administrasi setelah pendaftaran
yang berbelit, tidak jelas, dan penanganannya lama. Tidak hanya itu, padahal semenjak dirinya
terdaftar sebagai peserta JKN, ia telah membayar iuran bulanan dari gajinya sebagai pekerja tanpa
mendapatkan manfaat apapun3. Selain itu, untuk mencakup lebih banyak peserta, terutama yang
terdaftar sebagai pekerja, pihak BPJS juga telah mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk
mendaftarkan seluruh pekerjanya menjadi peserta JKN melalui peraturan pemerintah yang baru.
Namun demikian, perusahaan-perusahaan yang telah mendaftarkan diri kedalam BPJS dengan tepat
waktu dan sesuai peraturan, masih mengalami kendala dari segi administratif yakni kartu bagi
pekerja yang telah didaftarkannya belum juga siap walaupun perusahaan telah membayar iuran per
bulan. Selain itu ada empat permasalahan BPJS Kesehatan dari segi administratif. Pertama, sistem
pendaftaran sangat lama. Kedua, lokasi pelayanan BPJS tidak terakomodasi dengan baik. Ketiga,
penagihan sistem komputerisasi. Keempat, hubungan industrial yang kurang bagus antara
pengusaha dan karyawan3.

Referensi:

1. Forum Tingkat Tinggi Pembelajaran Antar Negara untuk Perluasan Cakupan Sektor Informal
Menuju Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
http://kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article?id=319.html
2. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Capai 126,9 Juta.
http://www.antaranews.com/berita/451077/peserta-jaminan-kesehatan-nasional-capai-
1269-juta
3. Sistem BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Dianggap Belum Siap.
http://www.jawapos.com/baca/artikel/16380/sistem-bpjs-ketenagakerjaan-dan-kesehatan-
dianggap-belum-siap

Anda mungkin juga menyukai