ABSTRAK
Kelurahan Cigugur Tengah merupakan salah satu Pemerintahan yang berada di Kecamatan Cimahi Tengah,
mendapatkan beberapa bantuan dari Pemerintah, diantaranya bantuan dana Rutilahu. Dalam proses
pembangunan sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode Electre. Metode Electre merupakan salah
satu metode pengambilan keputusan multi kriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan
perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode ini dipilih
karena mampu menyelesaikan rekomendasi dari kasus multi kriteria dalam penentuan calon penerima bantuan
dana Rutilahu. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat membantu pengambilan keputusan
pada bagian BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) program bantuan dana Rutilahu dengan cepat dan tepat
dengan hasil yang objektif dan tidak memihak pada salah satu penduduk.
432
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
433
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
akan dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat keputusan. Sehingga, wighted normalized
dihasilkan, dengan kata lain Electre digunakan untuk matrix adalah V RW adalah yang ditulis
kasus-kasus dengan banyak alternatif. Namun, hanya persamaan (2.2).
sedikit kriteria yang dilibatkan. Suatu alternatif
dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika v11 v ... v
12 1n
satu atau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan
V v21 v v
... 2n =
dengan kriteria dari alternatif yang lain) dan sama 22
..
dengan kriteria lain yang tersisa (Kusumadewi, ... ... ... ...
2006).
vm1 v m2
... vmn
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyelesaian masalah menggunakan metode Electre
adalah sebagai berikut : w1 r11 wr ... wr
2 12 n 1n
RW w1 r 21 wr wr
2 22
... n 2n
1. Normalisasi matriks keputusan ... ... ... ...
Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah
w1 r m1 wr 2 m2
... wn r mn
menjadi nilai yang compareable. Setiap
normalisasi ij r
dapat dilakukan dengan Dimana W adalah :
persamaan (2.1) :
w1 0 0 ... 0
W
0 w 2
0 ... , dan
... ... ... ...
0 0 0 ... wn
434
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
n
w 1 max( v vmn ln); m, n, d klv
max( v vln); m, n 1,2,3,...
i 1 mn
(2.2)
d kl
mn
(2.6)
3. Menentukan concordance dan discordance Selanjutnya diperoleh matriks discordance :
index
Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l
d d ... d
( k , l 1,2,3,..., m dan k 1 ) kumpulan kriteria J
12 13
1n
D d 21 d d
... ... 2n
dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan 23
discordance. Bilamana sebuah kriteria dalam satu ... ... ... ... ...
alternatif termasuk concordance adalah :
d m1 d m2 d m3
...
C kl
j , vkj vij , untuk j 1,2,3,..., n
5. Menentukan matriks dominan concordance
(2.3) dan discordance
Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah a. Concordance
discordance, yaitu bila : Matriks dominan concordance dapat dibangun
dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan
D kl
j , k kj v , untuk j 1,2,3,..., n
ij
membandingkan setiap nilai elemen matriks
concordance dengan nilai threshold.
(2.4)
Keterangan :
= himpunan concordance. c c
C kl
kl
v kj
= indeks dari matriks V. Dengan nilai threshold , adalah :
(2.9)
c kl jc w w j
(2.5) b. Discordance
Untuk membangun matriks dominan
Sehingga matriks concordance yang dihasilkan discordance juga menggunakan bantuan nilai
adalah : threshold, yaitu :
d
n n
c c ... c
12 13 1n
d k 1 l 1 kl
m * (m 1)
C c21 c c
... 23
... 2n
... ... ... ... ... (2.10)
cm1 c c ...
m2 m3 Dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai
matriks dominan discordance ditentukan sebagai
b. Discordance berikut :
Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen
pada matriks discordance adalah dengan
membagi maksimum selisih nilai kriteria yang g 1 , jika d kl
d dan g 0 , jika
kl kl
termasuk dalam subset discordance dengan
d kl
d
maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang
ada, secara matematisnya adalah : (2.11)
435
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
436
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
6. Indeks 6 (W6) diisi dengan angka 2 yang 3. Menentukan himpunan concordance dan
menunjukkan bobot untuk kondisi discordance index.
pembuangan akhir (WC). Menentukan himpunan concordance seperti pada
7. Indeks 7 (W7) diisi dengan angka 1 yang Persamaan (2.5), sebagai berikut :
menunjukkan bobot untuk kondisi sumber air
minum. C 12
V 11 V 21 1,8972 0,9486
| x |
2 2 2 2
10 3,1622 Tabel 3. Himpunan Concordance
2 111
C Himpunan
x 11
2
0,6234
kl
R 11 C12 {1,3,6,7}
x 1
3,1662
C13 {1,3,5,6,7}
C14 {1,2,3,6,7}
x 21
1
0,3162 C21 {2,3,4,5,6}
R 21
x 1
3,1662
C23 {1,2,3,5,6,7}
C24 {2,3,4,5,6}
x 31
1
0,3162 C31 {2,4,5,6}
R 31
x 1
3,1662 C32 {1,4,6,7}
C34 {2,4,6}
x 2 C41 {1,2,3,4,5,6,7}
R 41
0,6234
41
x 3,1662 C42 {1,3,4,5,6,7}
1
C43 {1,3,5,6,7}
Dan seterusnya sampai | x7 | sehingga didapat Menentukan himpunan discordance seperti pada
matriks R hasil normalisasi seperti pada Persamaan Persamaan (2.6), sebagai berikut :
(2.2), sebagai berikut :
D 12
V 11 V 21 1,8972 0,9486
0,6324 0,2582 0,5547 0,2357 0,3162 0,5 0,5883
0,3162 0,7746 0,5547 0,4714 0,6324 0,5 0,3922
R V V 22 0,7746 2,3238
0,3162 0,5164 0,2773 0,7071 0,3162 0,5 0,3922 12
0,6324 0,2582 0,5547 0,4714 0,6324 0,5 0,5883
2. Pembobotan pada matriks yang telah V 13
V 23 2,2188 2,2188
dinormalisasi.
Matriks V merupakan hasil perkalian R dengan V 14
V 24 0,9428 1,8856
W (bobot), dimana W={3, 3, 4, 4, 2, 2, 1}. Untuk
mencari matriks V dihitung berdasarkan pada V 25 0,6324 1,2648
Persamaan (2.3), sebagai berikut : V 15
437
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
Dan seterusnya hingga D . 43 max | 0,7746 2,3238 |; | 0,9428 1,8856 |; | 0,6324 1,2648 |
D
12
| 1,8972 0,9486 |; | 0,7746 2,3238 |; | 2,2188 2,2188 |;
Tabel 4. Himpunan Discordance max | 0,9428 1,8856 |; | 0,6324 1,2648 |; | 1 1 |;
| 0,5883 0,3922 |
D kl Himpunan
D12 {2,4,5} max | 1,5492 |; | 0,9428 |; | 0,6324 |
D13 {2,4} | 0,9486 |; | 1,5492 |; | 0,9428 |; | 0,6324 |;
max
D14 {4,5} | 0,1961 |
D21 {1,7}
D23 {4} 1,5492
1
D24 {1,7} 1,5492
C 12
W 1 W 3 W 5 W 6 W 7 1 1 1
0,6123 0,8496 0,6123
3 4 2 2 1 12 D
0,5884 1 1
W 1 W 2 W 3 W 6 W 7
C 12
0 1 0,8496
3 3 4 2 1 13 5. Menentukan threshold dari matriks dominan
concordance dan discordance.
dan seterusnya hingga C . Threshold didapat dari penjumlahan seluruh
43
Nilai dari komponen matriks disusun berdasarkan elemen matriks dibagi ukuran matriks.
himpunan concordance dengan bobot (W) dan Menghitung matriks dominan concordance
dijumlahkan, sehingga menghasilkan matriks menggunakan persamaan (2.10), sebagai berikut
concordance sebagai berikut : :
10 12 13 15 15 15 11 10 9 19 16 12
10 12 13 C
15 15 15 4 * (4 1)
C
11 10 9 156
13
19 16 12 12
438
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
3. KESIMPULAN
Pada penelitian ini telah menghasilkan sebuah
sistem untuk menentukan calon penerima bantuan
dana rumah tidak layak huni dengan menerapkan
metode Electre. Metode Electre pada sistem ini
dapat melakukan proses eliminasi dan menghasilkan
alternatif yang lebih mendominasi alternatif lainnya
dalam merekomendasikan calon penerima bantuan
dana Rutilahu dengan kriteria yaitu kondisi luas
ruangan, kondisi jenis lantai, kondisi jenis atap,
439