Anda di halaman 1dari 22

A.

KONSEP PERAWATAN MANDIRI (SELF CARE) DIABETES


MELITUS

Self care pada pasien diabetes melitus tipe 2 antara lain melalui
pemantauan glukosa darah sendiri, diet, olahraga, dan obat.
Pemantauan glukosa darah sendiri merupakan menjaga kadar
glukukosa darah sedekat mungkin kenormal. Diet merupakan
komponen esistensial dari penatalksanan dan perawatan diabetik.
Olahraga meningkatkan kebugaran fisik, memperbaiki keadaan
emosional, pengendalian berat badan dan meningkatkan kapasitas
kerja. Dan Obat menghambat sekresi atau kinerja insulin atau
keduanya atau melalui interksinya dengan agens anttidiabetik. (Black
& Hawks, 2014).

1. Pemantauan Glukosa Darah Sendiri (PGDS)


Menurut Black & Hawks (2014) kunci utama memenejemen
diabetes melitus adalah menjaga kadar glukukosa darah sedekat
mungkin kenormal atau dengan jarak target yang disepakati oleh
klien dan penyedia pelayanan keshatan. Pemantauan glukosa darah
sendiri memberikan umpan balik segera dan data pada glukosa
darah. Pemantauan glukosa darah sendiri direkomendasikan untuk
semua klian diabetes melitus, pemantauan glukosa darah sendiri
sebuah cara untuk mengetahui bagaimana tubuh berespon terhadap
makanan, insulin, aktivitas dan stres. Bagi klin diabetes melitus
tipe 2 frekunsi dan waktu pemantauan glukosa darah sendiri
disepakati bersama antara klien dan penyedia pelayanan kesehatan.
Jika klien dengan diabetes melitus tipe 2 dengan obat-obat oral.
Pemantauan glukosa darah sendiri tidak dimonitor sering klien
diabetes melitus tipe 2 mendapat insulin. Waktu ekstra untuk kadar
pemantauan glukosa darah sendiri seharusnya termasuk sebagai
berikut; (1) Ketika memulai obat baru atau sering; (2) ketika

6
7

memulai obat yang mempengaruhi kadar glukosa darah; (3) Ketika


sakit atau dibawah banyak stres atau tekanan; (4) Ketika menduga
kadar bahwa kadar glukosa terlalu tinggi sebaliknya; (5) Ketika
kehilangan atau penambahan berat badan; (6) Ketika ada
perubahan dosis obat, rencana diet, atau rencana aktivitas fisik.

Pemeriksaan fisik, riwayat medis dan uji laboratorium dilakukan


untuk mengkaji klien dengan diabetes melitus. Manifestasi klinis
meyakinkan adanya diabetes melitus, akan tetapi uji laboratorium
dibutuhkan menegakan diagnosis:
a. Kadar gukosa darah puasa
Sempel glukosa darah puasa diambil saat klien tidak makan
selain minum air selama paling tidak 8 jam. Sampel darah ini
secara umum mecerminkan kadar glukosa dari produksi hati.
Jika klien mendapatkan cairan dekstrosa intravena (IV), hasil
pemeriksan harus dianalisi dengan hati-hati. Pada klien yang
diketahui memiliki diabetes melitus, makanan dan insulin
tidak diberikan sampai setelah sempel diperoleh. Diagnosis
diabetes melitus dibuat ketika kadar glukosa darah klien >126
mg/dl. Nilai antara 110-125 mg/dl mengidentifikasikan
intoleransi glukosa puasa. Pengukuran kadar glukosa darah
puasa memberikan indikasi paling baik dari keseluruhan
homeastasis glukosa dan metode terpilih untuk mendiagnosis
diabetes melitus.

b. Kadar glukosa darah sewaktu


Klien mungkin juga didiagnosis diabetes melitus berdasarkan
manifestasi klinis dan kadar glukosa darah sewaktu >200
mg/dl. Sempel glukosa darah sewaktu-waktu tanpa puasa.
Peningkatan kadar glukos darah mungkin terjadi setelah
makan, situasi penuh stres dan dalam sempel yang diambil dari
lokasi IV atau dalam kasus diabetes melitus.

STIKes faletehan
8

c. Kadar glukosa darah setelah makan


Kadar glukosa darah setelah makan dapat diambil dan
digunakan untuk mendiagnosis diabetes melitus. Kadar
glukosa darah setelah makan diambil setelah 2 jam makan
setandar dan mencerminkan efisisensi ambilan glukosa yang
diperantai insulin oleh jaringan perifer. Secara normal, kadar
glukosa darah seharusnya kembali kekadar glukosa puasa
didalam 2 jam. Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan >200
mg/dl selama tes toleransi glukosa oral (OGTT) memperkuat
diagnosis diabetes melitus. Pada lansia kadar glukosa setelah
makan lebih tinggi, secara sepesifik meningkat 5-10 mg/dl per
dekade setelah usia 50 tahun karena penurunan normal
toleransi glukosa berhubungan dengan usia. Merokok dan
minum kopi dapat mengarah kepada peningkatan nilai palsu
saat 2 jam, sedangkan stress dan olahraga dapat mengarah
kepada penurunan nilai palsu.

2. Diet
Penatalaksanan diabetes melitus adalah komponen esistensial dari
penatalksanan dan perwatan diabetik. Tujuan umum dari
penatalaksaan diet adalah membantu klien dengan diabetes melitus
meningkatkan pengendalian metabolisme dengan mengubah
prilaku makan. Tujuan khusus meliputi; (1) Memperbaiki kadar
lemak dan glukosa; (2) mempasilitasi pengelolaan berat badan; (3)
memberikan nutrisi adekuat untuk seluruh tahap kehidupan (Black
& Hawks, 2015).

3. Olahraga
Komponen ketiga penatalaksanaan diabetes melitus adalah
program olahraga teratur, yang terdiri atas setidaknya 150 menit

STIKes faletehan
9

perminggu. Manfaat olahraga sama bagi setiap orang, dengan atau


tanpa diabetes melitus: meningkatkan kebugaran fisik,
memperbaiki keadaan emosional, pengendalian berat badan dan
meningkatkan kapasitas kerja. Pada penderita diabetes melitus,
olahraga meningkatkan ambilan glukosa oleh sel obat, yang
kemungkinan mengurangi kebutuhan akan insulin. Olahrag juga
mengurangi kolestrol dan trigliserid, yang mengurangi resiko
penyakit kardiovaskuler. Penyandang diabetes melitus harus
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan primernya sebelum
memulai atau mengganti program olahrga. Kemampuan untuk
mempertahankan program olahraga dipengaruhi banyak faktor
yang berbeda, termasuk keletihan dan kadar glukosa. Mengakji
gaya hidup yang lazim pada orang tersebut sebelum menetapkan
olahraga sama pentingnya sebelum merencanakan diet. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan mencangkup kebisan olahraga
pasien, lingkungan tempat tinggal, dan porum komunitas. Olahraga
yang dinikmati orang tersebut mungkin akan dilakukan seumur
hidup. Gunakan alas kaki yang sesuai, inspeksi kaki setiap hari dan
setelah olahraga, hindari olahraga dalam cuaca panas atau dingin
ekstrim dan hindari berolahraga sela masa kontrol glukosa buruk.

Olahraga teratur dapat mencegah penyandang dm tipe 2 pada


individu beresiko tinggi. Berikut adalah panduan umum program
olahraga; (1) sebelum memulai program lakukan penapisan medis
untuk hipertensi, neuropati, retinopati, dan nefropati yang
sebelumnya tidat terdiagnosis; (2) mulai program dengan olahraga
ringan dan secara bertahap tingkatkan intentitas dan durasi; (3)
berolahraga minimal 150 menit semingu dalam sesi pendek dan
teratur; (4) masukan latihan tahanan (penguatan otot) dan latihan
aerobik dengan impak rendah dalam porogram.

4. Obat

STIKes faletehan
10

Menurut Bilous & Donelly (2014) banyak obat dapat


mempengaruhi kontrol diabetik dan meneyebabkan hiperglikemia
atau hipoglikemia dengan menghambat sekresi atau kinerja insulin
atau keduanya atau melalui interksinya dengan agens antidiabetik.
Hipoglikemia dapat disebabkan atau diperburuk oleh banyak obat.
a. Obat anti diabetes oral.
Menurut Black & Hawks (2014) intervensi farmakologi
seharusnya depertimbangkan ketika klien tidak dapat
mencapai kadar glukosa darah normal atau hampir normal
terapi diet dan olahraga. Kelas utama obat anti diabetes oral
termasuk sulfoniurea, bigaunid, meglitinid, tiazolidinedion,
inhibitor alfa-glukosidase, inkretin mimeti, dan
amylonomimetik.

a. Insulin adalah obat yang merupakan kadar glukosa darah. Ini


biasanay tersedia dalam bentuk suntikan yang disuntikan
sendiri (Black & Hawks, 2014);
1) Terapi insulin.
Kelain dengan diabetes melitus tipe 2 tidak bergantung
pada insulin eksogen untuk bertahan hidup. Namun klien
dengan diabetes melitus tipe 2 mungkin butuh untuk
memakai insulin guna mengendalikan glukosa adekuat,
khususnya pada saat stres atau sakit.

2) Sumber insulin.
Insulin dibuat dengan teknologi dexyribonucleic acid
(DNA) rekombina (human insulin) dengan durasi kerja
berbeda (cepat, pendek, sedang dan lama). Puncak human
insulin lebih tepat dan dapat diprediksikan, memiliki
durasi kerja yang lebih pendek dan mengurangi
antigenisitas (kemampuan menghasilkan respon antigen)
dan human insulin tidak menyebabkan lipotaropi

STIKes faletehan
11

(gangguan metobilisme lemak mengarah kehilangan


lemak subkutan) pada temapt injeksi. Insulin bekerja
untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan
memperbaiki trnsfor glukosa ke dalam sel dan
menghambat perubahan glikogen dan asam amino ke
dalam glukosa.

3) Insulin kerja-cepat.
Perkermbangan analaog insulin kerja-cepat disetujui pada
tahaun 1996 untuk memperkecil keterbatasan penyerapan
human insulin reguler. Insulin kerja-cepat analog insulin
lispro (Humalog) dan insulin aspart (Novolog) telah
menjadi dasar menejemen klien diabetes melitus tipe 2.

Kedua analog memberikan banyak manfaat dalam


mencapai pengendalian glukosa dan mungkin bertujuan
untuk mencegah atau memeperlambat kompilikasi terkait
diabetes melitus. Humalog dan novolog tersedia sebagai
insulin premixed mengandung komponen kerja-cepat dan
kerja-sedang. Humalog mix 75/25 mengandung 75%
insulin lipro dalam bentuk kristal protamine (kerja sedang)
dan 25% larutan (kerja cepat) insulin lispro. Novolag mix
70/30 mengandung campuran 70% insulin aspart bentuk
kristal protamine (kerja sedang) dan 30% larutan (kerja
cepat) insulin aspart. Pembrian insulin campuran
menghasilkan glikeia lebih normal pada klien
dibandingkan pengguna insulin tunggal. Ketika insulin
kerja cepat dicampurkan dengan insulin kerja sedang atau
kerja lama, insulin seharusnya diberikan didalam 15 menit
sebelum makan.

4) Terapi insulin.

STIKes faletehan
12

Terapi insulin biasanya berbeda-berbeda setiap individu.


Untuk klien dengan diagnosis diabetes melitus baru,
rajimen sederhan dengan dosis tepat mungkin digunakan
pertama kali. Permulaan dosis insulin 0,5 unit/kg/hari. Dua
pertiga dosis umumnya diberikan pada pagi hari dan
sepertiga diberikan malam hari. Tim pelayanan kesehatan
bekerja untuk menyesuiakan jumlah dan waktu injeksi
untuk memperhalus pola normal. Jadi dosis dapat
tingkatkan.

Algoritma adalah pedoman detail untuk membantu klien


menyesuaikan sendiri dosis harian insulin, berdasarkan
kepada kadar pemantauan gula darah sendiri, asupan
makan, aktivitas fisik dan kebiasn rutin normal (misalnya
sakit atu stres). Pedoman ini mengunakan pendekatan
prospektif (prediktif) terhadap pengendalain glukosa
darah.

5) Dosis insulin sangat bervariasi karena pengaruh berbagai


tipe insulin. Figur 45-2 mengambarkan contoh variasi
rejimen insulin. Didalam penentuan dosis, tim pelayanan
kesehatan harus mempertimbangkan baik perasaratan
pasien dan respons klien terhadap insulin. Setelah
stabilisasi awal. Tim membantu klien belajar bagiman
membuat penyesuaian didalam dosis insulin, waktu,
asupan makanan dan olahraga fluktuasi kadar glukosa
darah yang tidak dapat dijelaskan sering terjadi. Tim
membantu klien merasa percaya diri dalam kemampuan
klien untuk mengembalikan diabetes melitus.

6) Tempat injeksi dalam teori LeMone, Burke & Bauldoff


(2015) area tubuh mana pun yang memilki jaringan

STIKes faletehan
13

subkutan dapat digunakan untuk injeksi insulin, beberapa


temapt tertentu direkomendasikan, kecepatan absorpsi dan
puncak kerja insulin berbeda-beda bergantung pada
tempatnya. Tempat yang memungkinkan absorpsi paling
cepat adalah abdomen, diikuti otot deltoid, kemudian
paha, dan selanjutnya panggul, karena absorpsoi cepat
abdomen adalah tempat rekomendasi. Tingkat
meminimalkan injeksi yang menyakitkan; (1) injeksikan
insulin pada suhu ruagan; (2) pastikan tidak ada
gelembung udara didalam spuit sebelum injeksi; (3)
tunggu alkohol dikulit hingga kering dengan sempurna
sebelum injeksi; (4) lemaskan otot di area injeksi; (5)
tusuk kulit dengan jarum dengan cepat; (6) jangan
menganti arah jarum selama penusukan atau penarikan;

7) jangan gunakan kembali jarum yang sudah tumpul ketika


memberikan insulin, dengan perlahan cubit lipatan kulit
dan injeksikan jarum pada sudut 90 derajat. Jika orang
tersebut sangat kurus, sudut 45 drajat dapat dilakukan
untuk menghindari injeksi kedalam otot. Aspirasi untuk
memeriksa apakah ada darah tidak perlu. Jangan memijat
tempat setelah injeksi, karena ini dapat menggangu
absorpsi; rotasi tempat direkomendasikan. Jarak antara
injeksi harus sekitar 2,5 cm (hindari area dalam radius 5
cm di sekitar umbilkikus). Insulin tidak boleh diinjeksikan
kepada area yang akan digerakan (misalnya paha sebelum
jalan jauh) atau kompres hangat akan diberikan; latihan
atau panas dapat meningkatkan kecepatan absorpsi dan
menyebabkan awitan dan puncak kerja lebih cepat.

5. Perawatan Kaki
a. Perawatan kaki

STIKes faletehan
14

Perawtan kaki merupkan upaya pencegahan kaki diabetes.


Kaki adalah organ yang sering terkena komplikasi bagi
penderita diabetes, selain mengenai jantung, ginjal, mata,
hati dan organ lainnya (Anik, 2013). Oleh karena itu,
perawatan kaki pada penderita diabetes tidak kalah
pentingnya untuk menghindari amputasi.

b. Senam kaki diabetes


Senam kaki adalah kegiatan tau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Anik,
2013).

Langkah-langkah senam kaki dibetes melitus menurut Anik


(2013) antara lain:
1) Posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan
kaki menyentuh lantai.
2) Letakan tumit di lantai, jajarkan kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokan kembali ke bawah
seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
3) Letakan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak
kaki diatas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakan
dilantai dengan tumit kaki diangkat keatas. Cara ini
dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4) Letakan tumit kaki dilantai, bagian ujung kaki diangkat
keatas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan
pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5) Letakan jari-jari kaki dilantai, tumit diangkat dan buat
pergerakan memutar dengan pergerakan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

STIKes faletehan
15

6) Angkat salah satu lutut kaki, luruskan dan gerakan jari-


jari kaki kedepan turunkan kembali secara bergantian
kekiri dan kekanan, diulangi sebanyak 10 kali.
7) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat
kaki tersebut dan gerakan ujung jari kaki ke arah wajah
lalu turunkan kembali kelantai, ulangi sebanyak 10 kali.
8) Angkat kedua kaki, luruskan, pertahankan posisi
tersebut dan gerakan pergelangan kaki ke depaan dan
kebelakang, ulangi sebanyak 10 kali.
9) Luruskan salah satu kaki, angkat, putar kaki pada
pergelangan kaki dan tuliskan pada udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian.
10) Letakan sehelai koran dilantai, bentuk koran itu menjadi
bola dengan kedua belah kaki, kemudian buka bola itu
menjadi lembaran seperti semuala, cara ini dilakukan
hanya sekali saja.
B. KONSEP MOTIVASI
1. Pengertian
Motivasi berasal dari kata movere dalm bahasa latin artinya
bergerak, yang berbagi hal yang biasnya terkandung dalam
berbagai definisi tentang motivasi yaitu keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran, dan inisiatif (Uno, 2014). Menurut
Stoner & Freeman (1995) dalam Nursalam (2015) motivasi adalah
proses menejemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang
tergerak.

2. Unsur motivasi
Motivasi mempunyai tiga unsur utama yaitu kebutuhan, keinginan
dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak
seimbangan antara apa yang mereka harapkan. Keinginan
merupakan kekuatan mental yang berorentasi pada pemenuhan

STIKes faletehan
16

harapan atau pencapaian tujuan. Keinginan yang berorentasi pada


tujuan tersebut merupakan inti dari pada motivasi (Nursalam,
2015).

Pada dasarnya motivasi mempunyai siklus (melingkar), yaitu


timbulnya motivasi memicu perilaku tertuju kepada tujuan (goal)
dan pada akhirnya tujan tercapai, motivasi itu berhenti. Tapi
motivasi akan kembali pada keadaan semula apabila ada suatu
keperluan lagi (Robins, 2002 dalam Nursalam, 2015).

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua menurut Sadirman (2003)


dalam Nursalam (2015) yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi Internal.
Motivasi yang berasal dari dalam dri seseorangan yang
menimbulkan kebutuhan dan keingen. Kekuatan ini akan
mempengaruhi pikirannya yang akan mengarahkan prilaku
orang tersebut. Motivasi internal terbagi dua, diantaranya
fisiologi yang merupakan motivasi alamiah seperti rasa lapar,
haus dan Pisikologis, terdapat tiga kategori:
1) Kasih sayang merupakan motivasi untuk menciptakan
kehangatan, keharmonisan, kepusan batin atau emosi
dalam berhubungan.
2) Mempertahankan diri merupakan motivasi untuk
melindungi keperibadian, menghindari luka fisik dan
pisikologi.
3) Memperkuat diri merupakan motivasi untuk
mengembangkan keperibadian, berprestasi dan
mendapatkan pengakuan dari olang lain.

b. Motivasi Ekstrnal.

STIKes faletehan
17

Motivasi yang timbul dari luar atau lingkungan, misalnya:


motivasi dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian,
hukuman atau celaan yang diberikan oleh guru, teman atau
keluarga.

3. Teori Motivasi
Menurut Stoner & Freeman (1995) dalam Nursalam (2015) teori
motivasi ada lima kategori:
1) Teori kebutuhan.
Teori kebutuhan berfokus pada kebutuhan orang untuk hidup
yang berkecukupan. Dalam artian teori kebutuhan merupakan
seseorang yang melakukan apa saja demi memenuhi
kebutuhannya pada saat belum mencapai kepuasaan tertentu
dalam kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak
akan lagi menjadi motivasi.

2) Teori Keadilan.
Teori keadilan merupakan evaluasi individu dari penghargaan
hasil kerjanya. Individu akan termotivasi jika hasil yang
mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka
kerjakan.

3) Teori Harapan
Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak untuk
keuntungan yang diperoleh dari tingkah laku. Teori harapan
terbagi tiga, diantaranya:

a. Harapan hasil presentasi


Individu mengharapkan keuntungan yang sesuai dari
tingkah lakunya. Harpan ini nantinya akan mempengaruhi
keputusan tentang bagai mana cara individu bertingkah
laku.

STIKes faletehan
18

b. Valensi
Hasil dari suatu tingkah laku tertentu yang mempunyai
kekuatan untuk memotivasi. Valeansi ini bervariasi dari
individu ke individu lain.

c. Teori presentasi usaha


Harapan orang yang mengenai tingkat keberhasilan mereka
dalam melaksanakan tugas yang sulit akan berpengaruh
pada tingkah laku. Tingkah laku seseorang sampai tingkat
tertentu akan bergantung pada tipe hasil yang diharapkan.
Beberapa hasil berfungsi sebagai imbalan instrinsik yaitu
imbalan yang di rasakan langsung oleh orang yang
bersangkutan. Imbalan ekstrinsik (misalnya: bonus, pujian,
dan promosi) diberikan oleh pihak luar seperti supervisor
atau kelompok kerja.

4) Teori Pengutan
Teori penguatan yang menunjukan bagaimana keuntungan dari
tingkah laku dimasa lampau akan mempengaruhi tindakan
dimasa depan dalam peroses belajar sekilas, proses ini
dinyatakan sebagai berikut.
Rangsangan Respons Keuntungan Respon Masa
Depan.
Dalam pandangan ini, tingkah laku sukarela seseorang terhadap
suatu situasi atau pristiwa merupakan penyebab dari
keuntungan tertentu. Teori penguatan menyangkut orang
mengenai pengalaman rangsangan respons keuntungan.
Menurut teori penguatan, seseorang akan termotivasi jika dia
memberikan responsan pada rangsangan terhadap pola tingkah
laku yang konsistensi sepanjang waktu.

STIKes faletehan
19

4. Tujuan Motivasi.
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang sehingga
mengarah perilaku. Tujuan merupakan pemberian arah pada
perilaku dan menjadi titik akhir sementara pencapaian kebutuhan.
Menurut Nursalam (2015), tujuan motivasi terdiri:
a. Meningkatkan tingkat aktivitas dan energi seseorang.
b. Menggerkan seseorang pada tujuan tertentu.
c. Meningkatkan minat terhadap aktivitas tertentu.
d. Mempengaruhi strategi dan proses kognitif dari seseorang.

5. Peranan Motivasi.
Peranan motivasi menurut Uno (2014) sebagai berikut:
a. Memberikan penguatan. Motivasi memperkuat seseorang
dalam pembelajaran jika dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan.
b. Memperjelas tujuan. Motivasi seseorang akan bertambah jika
sesuatu yang dipelajarinya sedikit sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya.
c. Menentukan keajenan dan ketekunan. Seseorang yang
termotivasi untuk sesuatu akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil
yang lebih baik

Tiga hal yang terpenting dalam motivasi yaitu hubungan antara


kebutuhan, keinginanan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena
seseorang merasakan sesuatu yang kurang, baik berupa pisiologis
maupun pisikologis. keinginanan merupakan arahan untuk
memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu
siklus motivasi.

STIKes faletehan
20

C. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan merka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan dilam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Friedman, 2010).

2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Friedman (2010) seperti berikut:
a. Nusler famili (keluarga inti), terdiri dari orang tua dan anak
yang masih menjadi tanggung jawabhya dan tinggal dalam satu
rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Ekstended family (keluarga besar) satu keluarga yang terdiri


dari satu atau dua keluarga inti yang tingal dalam satu rumah
dan saling menunjang satu sama yang lain.
c. Singel pernt family satu keluarga yang dikepalai oleh satu
kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang
masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri


tanpa anak, tingal dalam satu rumah yang sama.

e. Blended family suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan


pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa
anak hasi perkawianan terdahulu.

f. Three generation family keluarga yang terdiri dari tiga


generasi, yaitu kakek , nenek, bapak, ibu dan anak dalam satu
rumah.

STIKes faletehan
21

g. Single adult living alone bentuk keluarga yang hanya terdiri


dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

h. Middle oge keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri


paruh baya.

3. Fungsi Keluarga.
Undang-Undang No. 10 tahun (1992) dalam Ali (2010) membagi
fungsi keluarga menjadi 8 yaitu:
a. Fungsi keagamaan adalah:
1) Membina norma atau ajaran agama sebagai dasar dan
tujuan hidup seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan ajaran dan norma agama ke dalam
tingkah laku hidup sehari hari bagi seluruh anggota
keluarga.
3) Memberikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
dalam pengalaman ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang
keagamaan yang tidak atau kurang diperoleh di sekolah
atau masyarakat.
5) Membina rasa sikap dan praktik kehidupan beragama.

b. Fungsi budaya adalah:


1) Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan
norma budaya masyarakat dan bangsa yang ingin di
pertahankan.
2) Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan
budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas keluarga sebagai sarana anggotanya untuk
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh
negatif globalisasi dunia.

STIKes faletehan
22

4) Membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya


untuk mengadakan kompromi atau adaptasi dan praktik
(positif) serta kehidupan globalisasi dunia.
5) Membina kluarga yang sesuai seralas dan seimabang
dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menunjang
terwujuudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtra.

c. Fungsi cinta kasih adalah:


1) Menumbuh kembangkan potensi simbol cinta kasih
sayang yang telah ada diantara anggota kelurga dalam
simbol nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara
optimal dan terus menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi diantara
anggota keluarga yang satu dan yang lainnya secara
kuantitaf dan kualitatif.
3) Membina praktik kecintaan dalam kehiduapan duniawi
dan uhkrawi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan
seimabang.
4) Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai
pola hidup ideal menuju keluarga kecil bagia dan sejahtra.

d. Fungsi perlidungan adalah:


1) Rasa aman diantara anggota keluarga. Bebas dari rasa
tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar
anggota keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun pisikis
dari bebagai bentuk anacaman dan tantangan yg datang
dari luar maupun dalam.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan kemanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagi dan sejahtra.

STIKes faletehan
23

e. Fungsi reproduksi adalah:


1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi angota keluarga ataupun
sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah
membentuk keluarga dalam hal usia kedewasaan fisik dan
mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang
berkaitan dengan waktu melahirkan jarak antara kelahiran
dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam
keluarga.
4) Mengembangkan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga keil bahagi dan sejahtera.

f. Fungsi sosial adalah:


1) Menyadari merencanakan, dan menciptakan lingkungan
dan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisai
anak yang pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan meciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat anak dapat mencari pemecahan dari
berbagi konflik dan permasalahan yang di jumpai baik
dilingkungan masyarakat maupun skolahnya. Mau
membina proses pendididkan dan sosialisasi anak tentang
hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pematangan
dan kewedasan baik pisik maupu mental, yang tidak atau
kurang di berikan lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermangfaat postif
bagi anak, tetapi juga bagi orangtua untuk perkembangan

STIKes faletehan
24

dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil


bahagia dan sejahtra.

g. Fungsi ekonomi adalah:


1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di
dalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang
perkembangan hidup keluarga.
2) mengelola ekonomi keluarga sehingga keserasian,
keselamatan, dan keseimbanagan antara pemasukan dan
pengluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar
rumah dan perhatiannya terhadap anggota rumah tangga
berjalan secara serasi, selaras, dan seimabang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai
modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.

h. Fungsi pelestarian lingkungan adalah:


1) Membina kesadaran dan perktik kelestarian lingkungan
internal keluarga.
2) Membina kesadran, sikap, dan praktik pelestarian hidup
eksternal keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang antara
lingkungan keluarga dan lingkungan hidup.

4. Peran Keluarga.
Beberapa ahli keluarga sering kali mengungkapkan bahwa keluarga
sebagai kumpulan peran yang saling berinteraksi dan saling
bergantung yang berada dalam keadan keseimbangan yang dinamis
(Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).

STIKes faletehan
25

Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan


yang berhubungan dengan individu dalam populasi dan satuan
tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
(Ali, 2010):
a. Ayah sebagai pemimpin keluarga, pencari napkah, pendidikan,
perlindung atau pengayoman dan pemberian rasa aman kepada
keluarga. Selain itu sebagai anggota masyarakat atau kelompok
sosial tertentu.
b. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-
anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat.
c. Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai demgan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang
masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagi
tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa
dukungan sosial internal seperti dukungan dari suami, istri, atau
dukungan dari saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan
keluarga ekstrnal bagi keluarga inti. Dukungan keluarga membuat
keluarga mampu berfungsi dengan berbagi kepandaian dan aksi.
Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
kelurga (Friedman, 2010).

House dan Khan (1985) dalam Friedman (2010) menerangkan


bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan, diantaranya:
a. Dukungan emosional, keluarga sebagai tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

STIKes faletehan
26

pengusahaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari lingkungan


emosional meliputi lingkungan yang mewujudkan dalam
bentuk alfiksi adanya kepercayan, perhatian, mendengarkan
dan didengarkan. Dukungan emosional keluarga merupakan
bentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa
memberikan perhatian, kasih sayang dan empati.

b. Dukungan informasi keluarga berfungsi sebagai sebuah


pengumpulan dan penyebar informasi. Menjelasakan tentang
pemberian saran dan sugesti, iformasi yang dapat digunakan
untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan
ini dapat menekan munculnya suatu stressor karna informasi
yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugsti yang khusus
pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah
nasehat, susulan, saran dan penunjuk pemberian informasi.

c. Dukungan instrumental kelurga merupakan suatu dukungan


atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk pemberian
bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu.

d. Dukungan penilaian keluarga bertindak sebagai pemberi umpan


balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah,
sebagai sumber palidator identitas anggota keluarga
diantaranya memberi suport penghargaan dan perhataian.
Dukungan penilaian merupakan suatu dukungan keluarga
dalam bentuk memberikan umpan balik dan penghargaan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keluarga harus


memberikan dukungan yang positif agar penatlaksaan dalam
pengelolan diabetes melitus tipe 2 tercapai dengan baik dan
terhindar dari komplikasi.

STIKes faletehan
27

STIKes faletehan

Anda mungkin juga menyukai