Self Care Diabetes Militus
Self Care Diabetes Militus
Self care pada pasien diabetes melitus tipe 2 antara lain melalui
pemantauan glukosa darah sendiri, diet, olahraga, dan obat.
Pemantauan glukosa darah sendiri merupakan menjaga kadar
glukukosa darah sedekat mungkin kenormal. Diet merupakan
komponen esistensial dari penatalksanan dan perawatan diabetik.
Olahraga meningkatkan kebugaran fisik, memperbaiki keadaan
emosional, pengendalian berat badan dan meningkatkan kapasitas
kerja. Dan Obat menghambat sekresi atau kinerja insulin atau
keduanya atau melalui interksinya dengan agens anttidiabetik. (Black
& Hawks, 2014).
6
7
STIKes faletehan
8
2. Diet
Penatalaksanan diabetes melitus adalah komponen esistensial dari
penatalksanan dan perwatan diabetik. Tujuan umum dari
penatalaksaan diet adalah membantu klien dengan diabetes melitus
meningkatkan pengendalian metabolisme dengan mengubah
prilaku makan. Tujuan khusus meliputi; (1) Memperbaiki kadar
lemak dan glukosa; (2) mempasilitasi pengelolaan berat badan; (3)
memberikan nutrisi adekuat untuk seluruh tahap kehidupan (Black
& Hawks, 2015).
3. Olahraga
Komponen ketiga penatalaksanaan diabetes melitus adalah
program olahraga teratur, yang terdiri atas setidaknya 150 menit
STIKes faletehan
9
4. Obat
STIKes faletehan
10
2) Sumber insulin.
Insulin dibuat dengan teknologi dexyribonucleic acid
(DNA) rekombina (human insulin) dengan durasi kerja
berbeda (cepat, pendek, sedang dan lama). Puncak human
insulin lebih tepat dan dapat diprediksikan, memiliki
durasi kerja yang lebih pendek dan mengurangi
antigenisitas (kemampuan menghasilkan respon antigen)
dan human insulin tidak menyebabkan lipotaropi
STIKes faletehan
11
3) Insulin kerja-cepat.
Perkermbangan analaog insulin kerja-cepat disetujui pada
tahaun 1996 untuk memperkecil keterbatasan penyerapan
human insulin reguler. Insulin kerja-cepat analog insulin
lispro (Humalog) dan insulin aspart (Novolog) telah
menjadi dasar menejemen klien diabetes melitus tipe 2.
4) Terapi insulin.
STIKes faletehan
12
STIKes faletehan
13
5. Perawatan Kaki
a. Perawatan kaki
STIKes faletehan
14
STIKes faletehan
15
2. Unsur motivasi
Motivasi mempunyai tiga unsur utama yaitu kebutuhan, keinginan
dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak
seimbangan antara apa yang mereka harapkan. Keinginan
merupakan kekuatan mental yang berorentasi pada pemenuhan
STIKes faletehan
16
b. Motivasi Ekstrnal.
STIKes faletehan
17
3. Teori Motivasi
Menurut Stoner & Freeman (1995) dalam Nursalam (2015) teori
motivasi ada lima kategori:
1) Teori kebutuhan.
Teori kebutuhan berfokus pada kebutuhan orang untuk hidup
yang berkecukupan. Dalam artian teori kebutuhan merupakan
seseorang yang melakukan apa saja demi memenuhi
kebutuhannya pada saat belum mencapai kepuasaan tertentu
dalam kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak
akan lagi menjadi motivasi.
2) Teori Keadilan.
Teori keadilan merupakan evaluasi individu dari penghargaan
hasil kerjanya. Individu akan termotivasi jika hasil yang
mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka
kerjakan.
3) Teori Harapan
Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak untuk
keuntungan yang diperoleh dari tingkah laku. Teori harapan
terbagi tiga, diantaranya:
STIKes faletehan
18
b. Valensi
Hasil dari suatu tingkah laku tertentu yang mempunyai
kekuatan untuk memotivasi. Valeansi ini bervariasi dari
individu ke individu lain.
4) Teori Pengutan
Teori penguatan yang menunjukan bagaimana keuntungan dari
tingkah laku dimasa lampau akan mempengaruhi tindakan
dimasa depan dalam peroses belajar sekilas, proses ini
dinyatakan sebagai berikut.
Rangsangan Respons Keuntungan Respon Masa
Depan.
Dalam pandangan ini, tingkah laku sukarela seseorang terhadap
suatu situasi atau pristiwa merupakan penyebab dari
keuntungan tertentu. Teori penguatan menyangkut orang
mengenai pengalaman rangsangan respons keuntungan.
Menurut teori penguatan, seseorang akan termotivasi jika dia
memberikan responsan pada rangsangan terhadap pola tingkah
laku yang konsistensi sepanjang waktu.
STIKes faletehan
19
4. Tujuan Motivasi.
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang sehingga
mengarah perilaku. Tujuan merupakan pemberian arah pada
perilaku dan menjadi titik akhir sementara pencapaian kebutuhan.
Menurut Nursalam (2015), tujuan motivasi terdiri:
a. Meningkatkan tingkat aktivitas dan energi seseorang.
b. Menggerkan seseorang pada tujuan tertentu.
c. Meningkatkan minat terhadap aktivitas tertentu.
d. Mempengaruhi strategi dan proses kognitif dari seseorang.
5. Peranan Motivasi.
Peranan motivasi menurut Uno (2014) sebagai berikut:
a. Memberikan penguatan. Motivasi memperkuat seseorang
dalam pembelajaran jika dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan.
b. Memperjelas tujuan. Motivasi seseorang akan bertambah jika
sesuatu yang dipelajarinya sedikit sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya.
c. Menentukan keajenan dan ketekunan. Seseorang yang
termotivasi untuk sesuatu akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil
yang lebih baik
STIKes faletehan
20
C. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan merka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan dilam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Friedman, 2010).
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Friedman (2010) seperti berikut:
a. Nusler famili (keluarga inti), terdiri dari orang tua dan anak
yang masih menjadi tanggung jawabhya dan tinggal dalam satu
rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
STIKes faletehan
21
3. Fungsi Keluarga.
Undang-Undang No. 10 tahun (1992) dalam Ali (2010) membagi
fungsi keluarga menjadi 8 yaitu:
a. Fungsi keagamaan adalah:
1) Membina norma atau ajaran agama sebagai dasar dan
tujuan hidup seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan ajaran dan norma agama ke dalam
tingkah laku hidup sehari hari bagi seluruh anggota
keluarga.
3) Memberikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
dalam pengalaman ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang
keagamaan yang tidak atau kurang diperoleh di sekolah
atau masyarakat.
5) Membina rasa sikap dan praktik kehidupan beragama.
STIKes faletehan
22
STIKes faletehan
23
STIKes faletehan
24
4. Peran Keluarga.
Beberapa ahli keluarga sering kali mengungkapkan bahwa keluarga
sebagai kumpulan peran yang saling berinteraksi dan saling
bergantung yang berada dalam keadan keseimbangan yang dinamis
(Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).
STIKes faletehan
25
5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang
masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagi
tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa
dukungan sosial internal seperti dukungan dari suami, istri, atau
dukungan dari saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan
keluarga ekstrnal bagi keluarga inti. Dukungan keluarga membuat
keluarga mampu berfungsi dengan berbagi kepandaian dan aksi.
Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
kelurga (Friedman, 2010).
STIKes faletehan
26
STIKes faletehan
27
STIKes faletehan