Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik dan Salah
Satu Syarat Menempuh Sarjana Strata 1 (S1)
Disusun oleh:
Ririn Ariningsih
3332121470
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak lupa saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kerja praktik
dengan judul Sistem Kendali Transfer Bench Menggunakan PLC Siemens S7-300
Pada Section Mill PT. Krakatau Wajatama Cilegon, Banten.
Laporan ini disusun sebagai hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan di
Section Mill PT. Krakatau Wajatama Cilegon Banten yang merupakan salah satu
syarat akademis untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktik (KP) di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam melakukan kerja praktik hingga penyusunan laporan ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan berupa data tertulis, proses penyusunan laporan
maupun dukungan moril. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan Petunjuk dan Rahmat-Nya.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril serta materiil
dalam pelaksanaan kerja praktik dan pembuatan laporan.
3. Bapak Dr. Supriyanto, S.T., M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Rocky Alfanz, S.T., M.Sc. Selaku koordinator kerja praktik di Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Dr. Romi Wiryadinata, S.T., M.Eng. Selaku dosen pembimbing kerja
praktik penulis.
6. Bapak Syamsul Hidayat selaku KASI Instrumen PT. Krakatau Wajatama,
yang membimbing dan memberikan arahan konsentrasi pada laporan kerja
praktik ini.
7. Bapak Safarudin Selaku KARU Instrumen PT. Krakatau Wajatama yang juga
memberikan informasi tentang PT. Krakatau Wajatama
8. Mas Dikki, Mas Okta, Mas Imam Selaku karyawan PT. Krakatau Wajatama
dan teman selama penulis menjalani kerja praktik di pabrik.
9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iv
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak
luput dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang
membangun untuk ke depannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
orang yang membaca dan menjadi motivasi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tema Judul dan Batasan Masalah 1
1.2 Latar Belakang 1
1.3 Tujuan Praktik 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB II TINJAUAN UMUM PT KRAKATAU WAJATAMA
2.1 Gambaran Umum PT Krakatau Wajatama 4
2.2 Bidang Usaha 6
2.2.1 Pasar 7
2.2.2 Struktur Organisasi 8
2.3 Visi dan Misi Perusahaan 8
2.4 Waktu Kerja 9
2.5 Logo Perusahaan 10
2.6 Gambaran Divisi Penjamin dan Pengendalian Kualitas 10
2.7 Gambaran Divisi Perawatan 11
2.8 Gambaran Divisi Teknologi dan pengembangan Usaha 12
BAB III DASAR TEORI
3.1 Transfer Bench 14
3.2 Bagian-Bagian Sistem 15
3.3 Programmable Logic Control 18
3.3.1 Fungsi PLC (Programmable Logic Control) 19
vi
3.3.2 Perangkat Keras PLC 20
3.3.3 Kelebihan PLC 22
3.3.4 Kekurangan PLC 22
3.4 Simatic Manager Ladder Logic untuk Pemograman S7-300 23
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Prinsip Kerja Transfer Bench 25
4.2 Program PLC 27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.14 FC 2 untuk pengaturan auto cycle sequence pada (a) Start Transfer, (b)
Brake 35
Gambar 4.15 Network 14 pada FC 2 untuk pengaturan auto 1 cycle Sequence 36
Gambar 4.16 Network 15 pada FC 2 untuk pengaturan auto 1 cycle sequence 37
Gambar 4.17 Network 16 pada FC 2 untuk pengaturan auto 1 cycle sequence 37
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
bench maka menggunakan PLC Siemens SIMATIC S7-300 dan software yang
digunakan adalah SIMATIC MANAGER.
4
5
Kemampuan teknis Krakatau Steel yang tinggi sudah diakui menurut standar
internasional sejak dahulu kala. Bahkan pada 1973 Perseroan sudah memperoleh
sertifikat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada tahun 1977 memperoleh
sertifikat API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifikat ISO 9001 menjadi ISO
9001:2000 pada 2003. Sementara itu, SGS Internasional memberikan sertifikat ISO
14001 pada 1997 atas komitmen Perseroan pada kesadaran lingkungan dan
keselamatan kerja.
Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT.
Krakatau Steel (Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan
melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT. Krakatau
Steel (Persero) Tbk. Membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 17,9 triliun dan
laba bersih Rp 1,02 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan
aset senilai Rp 21,5 triliun memiliki 8.023 karyawan.
PT. Krakatau Steel menjadi bagian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai
Keputusan Presiden No.44 tanggal 28 Agustus 1989. Perusahaan melakukan
perluasan dengan membentuk anak perusahaan yang terdiri dari:
1. PT. Krakatau Wajatama
2. PT. Krakatau Engineering
3. PT. Krakatau Tirta Industri
4. PT. Krakatau Daya Listrik
5. PT. Krakatau Bandar Samudra
6. PT. KHI Pipe Industries
7. PT. Krakatau Information Technology
8. PT. Krakatau Latinusa
9. PT. Krakatau Industrial Estate Company
10. PT. Krakatau Medika
6
2. Section mill (Pabrik Baja Profil) yang beroperasi sejak 1978 dengan kapasitas
produksi 45.000 ton pertahun dan dikembangkan menjadi 150.000 ton per tahun
mulai Juli 1998. Produk yang dihasilkan yaitu Equal Angels (L), H Beam (H), I
Beam (I), Wide Flange (WF), dan Channel (U).
2.2.1 Pasar
1. Pasar produk baja tulangan antara lain:
a. Pembangunan properti (Apartemen, Hotel, Mall, Real Estate)
b. Infrastruktur (Fly over, Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, Terminal Bis,
Irigasi)
c. Industri (Pergudangan dan Pabrik)
d. Utilities (Power plant, Substation, TPA, Irigasi)
e. Pertambangan, Oil and Gas (Pabrik dan Insfrastrukturnya)
2. Pasar produk baja profil antara lain:
a. Transmisi listrik
b. Industri (pergudangan dan pabrik) dan gedung
c. Tower atau menara seluler.
Direktur
Utama
Sekretaris
Divisi Divisi
Perusahaan
Penjualan Divisi SDM Produksi
dan Umum
Satuan Divisi
Pengawas Divisi
Logistik Divisi Perawatan
Intern
Pembendaha
raan
Divisi Teknologi Divisi PPP
dan dan PHP
Divisi
Pengembangan
Akuntansi
Usaha Divisi PPP
dan SI
dan PHP
3. Selaras
4. Improvement
b. Waktu kerja bergilir (Shift) diatur setiap 8 jam sehari, denga catatan shift pada
malam hari ditetapkan menjadi 7 jam kerja dengan 1 jam kerja dihitung sebagai
kelebihan jam kerja yang akan dikompensasikan dengan tunjangan shift.
Pembagiannya diatur dalam Tabel 2.3
II 06:00 14:00 8 8 -
Gambar 3.1 Production Flow Chart Section mill dan Bar mill
14
15
Transfer Bench adalah alat untuk memindahkan baja dari roll table stand 4
(edging stand) menuju ke roll table stand 5 (finishing stand) . Supaya baja bergerak
menuju roll table stand 5 maka dog transfer yang berbentuk baja dengan panjang
tertentu akan mendorong baja karena telah dihubungkan oleh reducer atau gearbox
yang telah tersambung oleh motor tiga fasa yang telah diperintahkan oleh operator
melalui PLC. Motor dihubungkan oleh drive motor untuk meng-inverter tegangan
AC yang dimiliki oleh motor. Sedangkan rotary encoder yang terpasang pada
motor digunakan untuk menghasilkan nilai pulsa perputaran untuk menghitung
jumlah putaran yang terjadi saat memindahkan baja menuju ke stand 5.
3. Drive motor
Drive motor merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan cara
mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. Pengaturan nilai
frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran
17
dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara
sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih
kecil ataupun menjadi lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang
berbeda atau dapat diatur.
4. Rotary Encoder
Rotary Encoder umumnya menggunakan sensor untuk menghasilkan serial
pulsa yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi dan arah dari perputaran
18
motor untuk menghitung jumlah putaran yang terjadi pada saat memindahkan
baja menuju stand 5 .
5. Panel Kendali
Digunakan untuk memudahkan pengoperasian transfer bench oleh
operator.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukkan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukkan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.
Catu daya tidak digunakan untuk memberikan daya secara langsung ke input
maupun output, yang berarti input dan output murni merupakan saklar. Maka
pengguna harus menyediakan sendiri catu daya untuk input dan output pada
PLC. Dengan cara ini maka PLC itu tidak akan mudah rusak.
4. Rangkaian input PLC
Kemampuan suatu sistem otomatis tergantung pada kemampuan PLC
dalam membaca sinyal dari berbagai piranti input, contoh sensor. Untuk
mendeteksi suatu proses dibutuhkan sensor yang tepat untuk tiap-tiap kondisi.
Sinyal input dapat berupa logika 0 dan 1 (ON dan OFF) ataupun analog.
Pada Jalur Input terdapat rangkaian antarmuka yang terhubung dengan
CPU. Rangkaian ini digunakan untuk menjaga agar sinyal-sinyal yang tidak
diinginkan tidak langsung masuk ke dalam CPU. Selain itu juga rangkaian ini
berfungsi sebagai tegangan dari sinyal-sinyal input yang memiliki tegangan
kerja yang tidak sama dengan CPU agar menjadi sama. Contoh, jika CPU
menerima input dari sensor yang memiliki tegangan kerja sebesar 24 VDC maka
tegangan tersebut harus dikonversi terlebih dahulu menjadi 5 VDC agar sesuai
dengan tegangan kerja CPU.
Rangkaian ini digunakan untuk menjaga agar sinyal-sinyal yang tidak
diinginkan tidak langsung masuk ke dalam CPU. Selain itu juga rangkaian ini
berfungsi sebagai tegangan dari sinyal-sinyal input yang memiliki tegangan
kerja yang tidak sama dengan CPU agar menjadi sama.
5. Rangkaian output PLC
Suatu sistem otomatis tidak akan lengkap jika sistem tersebut tidak
memiliki jalur output. Output sistem ini dapat berupa analog maupun digital.
Keluaran analog digunakan untuk menghasilkan sinyal analog sedangkan
output digital digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan jalur,
misalnya piranti output yang sering dipakai dalam PLC adalah motor, relai,
selenoid, lampu, dan speaker.
Seperti pada rangkaian input PLC, pada bagian output PLC juga dibutuhkan
suatu antarmuka yang digunakan untuk melindungi CPU dari peralatan
eksternal. Antarmuka output PLC sama dengan antarmuka input PLC.
22
25
26
Panel Lampu
Kendali Indikator
Approach Maximum
Dog Transfer
Roll Table
1. Network 1
input timer reset (R) tidak mempunyai efek jika timer tidak dalam kondisi running.
Nilai time current adalah nilai TV awal dikurangi time ellapse sejak timer di-start.
2. Network 2
3. Network 3
pengereman pada transfer bench dalam keadaan siap dan dalam keadaan normally
close maka permanent transfer motor akan aktif.
4. Network 4
5. Network 5
6. Network 6
7. Network 7
Network 7 digunakan untuk start 1 cycle transfer forward. Dalam keadaan awal
transfer 1 cycle executing dalam keadaan normally open dan jika transfer 1 cycle
31
executing aktif dalam keadaan normally close maka positive edge mendeteksi
perubahan yang terjadi dari bit 0 menjadi bit 1 maka transfer 1 cycle untuk forward
menjadi set dengan bit yang terbaca yaitu 1 sedangkan backward menjadi reset
dengan bit yang terbaca dari 1 menjadi 0.
8. Network 8
normally open. Jika start pada 1 cycle transfer forward telah aktif atau dalam
keadaan normally close dengan bit 1 dan transfer dalam posisi didepan dalam
keadaan normally close karena kondisi awalya yaitu normally close maka transfer
motor forward akan ter-reset bit yang terbaca dari 1 menjadi bit 0 dan selanjutnya
Transfer Motor backward akan di-set menjadi bit 1 dari bit sebelumnya yaitu 0.
9. Network 9
Pada network 9 yaitu pengaturan untuk start 1 cycle transfer forward. Dengan
kondisi awalnya yaitu start 1 cycle transfer backward dalam keadaan normally
open, dog transfer dengan posisi di belakang dengan keadaan normally close,
transfer 1 cycle executing dalam keadaan normally close selanjutnya permanent
33
conditional dalam keadaan normally close dan auto mode transfer motor dalam
keadaan normally open. Jika start 1 cycle backward aktif atau dalam keadaan
normally close, dog transfer dalam keadaan di belakang dengan keadaan normally
close, transfer 1 cycle executing dan permanent condition dalam keadaan normally
close dan yang terakhir auto mode transfer motor dalam keadaan normally close
maka start 1 cycle transfer forward akan ter-reset, transfer backward akan ter-reset
dan temp2 akan ter-reset dengan bit yang terbaca dari 1 menjadi 0.
10. Network 10
Pada network 10 digunakan untuk forward order untuk transfer forward yaitu
pada kondisi awal interger condition transfer forwad dalam keadaan normally open
auto mode dalam keadaan normally close, motor desk forward dalam keadaan
normally open, dog transfer dalam posisi depan dengan keadaan normally open,
34
transfer motor backward dalam keadaan normally close, dan start 1 cycle transfer
forward dalam keadaan normally open. Jika kondisi transfer forward di push
button, meja transfer forward di push button atau start 1 cycle transfer forward
dalam keadaan normally close dan posisi dog transfer dalam keadaan di depan maka
start transfer forward akan aktif.
11. Network 11
(a)
(b)
Gambar 4.14 FC 2 untuk Pengaturan Auto 1 Cycle Sequence pada (a) Start
Transfer, (b) Brake
36
13. Network 14
14. Network 15
Network 15 digunakan untuk start order pada transfer motor forward. Pada
kondisi awal brake retired dalam keadaan normally open dan start transfer forward
dalam keadaan normally open. Jika brake retired di push button atau telah aktif dan
start transfer forward di push button maka transfer motor forward akan aktif.
15. Network 16
Sedangkan pada network 16 digunakan untuk start order pada transfer motor
backward. Pada kondisi awal pengereman dalam keadaan normally open dan start
backward dalam keadaan normally open. Jika transfer pengereman berhenti dalam
keadaan normally close dan start transfer backward dalam keadaan normally close
maka transfer motor backward akan aktif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari proses kerja praktik yang dilaksanakan selama 1 bulan di PT. Krakatau
Wajatama, Pabrik Section mill, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Section mill yaitu pabrik baja profil yang mencetak batang baja. Produk yang
dihasilkan yaitu Equal Angels (L), H beam (H), I beam (I), Wide flange (WF),
dan Channel (U).
2. Transfer bench salah satu alat yang ada di pabrik baja profil, digunakan untuk
mentransfer baja dari stand 4 ke stand 5 dikarenakan tempat yang terbatas.
3. Proses kerja dari transfer bench yaitu drive pada motor harus dalam keadaan on
atau sudah diaktifkan, drive motor akan aktif, setelah drive motor aktif maka
tombol emergency stop tidak ditekan atau tidak dalam keadaan open, sistem
break sudah siap. Setelah motor aktif maka dog transfer akan bekerja
mendorong batangan baja ke roll table backward.
4. Untuk pengoperasian transfer bench masih menggunakan PLC Ingelectric atau
PLC bahasa M, namun untuk memudahkan peremajaannya di hubungkan
menggunakan PLC Siemens S7-300. Agar lebih mudah mengendalikan PLC
Siemen S7-300 maka digunakan software PLC Simatic Manager.
5.2 Saran
1. Perlu adanya pemahaman yang mendasar baik teori maupun praktik dalam
melakukan perawatan dan perbaikan pada transfer bench, hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah pelacakan kesalahan atau kerusakan yang ada.
2. Dalam melaksanakan maintenance atau perawatan sebaiknya dilakukan secara
berkala sehingga kedepannya dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan
alat yang tidak diinginkan.
3. Penguasaan teknik perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
mutlak diperlukan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
38
DAFTAR PUSTAKA
D. Bailey dan E. Wright, Practical SCADA for industry, Oxford: Newnes, 2003.
I. Setiawan. 2005. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan
Sistem Kendali. Yogyakarta: Penerbit Andi.
M. Ali Setyo. 2015. Sistem Kendali Recycle Valve Pada Gas Compressor Dengan
Menggunakan PLC Di CCP 120 MW PT. Krakatau Daya Listrik. Laporan
Kerja Praktik : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
R. Regata. 2013. Pengendaliaan Slab Extractor Pada Reheating Furnace Tipe
Walking Beam Dengan PLC Simatic S7-300. Laporan Praktik Insdustri :
Universitas Negeri Yogyakarta.
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48