Anda di halaman 1dari 207

PT PERTAMINA EP -PPGM

Bab- 5
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

5.1. PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HULU


5.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
5.1.1.1. Kualitas Udara
A. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material
diprakirakan negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara
awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan mobilisasi peralatan dan material, kualitas
lingkungan udara = 2. Angka kualitas lingkungan udara = 2 diperoleh berdasarkan :
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material meliputi pengangkutan peralatan dan
bahan bangunan. Peralatan berat yang akan digunakan untuk pembangunan
bangunan utama dan penunjang antara lain backhoe , traktor, truk, trailer , bis, dan
lain-lain.
Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan
beberapa parameter udara seperti SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (berasal dari emisi gas
buang beberapa kendaraan berat yang beroperasi) serta peningkatan kadar debu

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-1


PT PERTAMINA EP -PPGM

akibat mondar-mandirnya kendaraan pada jalan maupun lahan terbuka. Kegiatan ini
akan berlangsung sementara dengan frekuensi mobilitas sedang, sehingga dampak
diklasifikasikan sebagai dampak negatif sedang (-2). Angka ini diperoleh berdasarkan
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dari Kep.Ka. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997
diprakirakan antara 200 299, yang berarti apabila salah satu dari parameter kualitas
udara ambien tersebut masuk pada indeks 200 299, berarti kualitas lingkungan = 2
(jelek).

Tabel 5.1. Konversi ISPU Menjadi Skala Kualitas Lingkungan


Skala Kualitas
ISPU Kategori Kategori
Lingkungan
< 50 Baik 5 Sangat baik
51 100 Sedang 4 Baik
101 199 Tidak sehat 3 Sedang
200 299 Sangat tidak sehat 2 Jelek
>300 berbahaya 1 Sangat jelek

Derajat kepentingan dampak kualitas udara diuraikan sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Mobilitas peralatan dan material akan mempunyai dampak negatif pada manusia,
khususnya bagi penduduk di sepanjang jalur mobilisasi. Rata-rata permukiman
penduduk berada di sepanjang jalur mobilisasi sehingga diprakirakan cukup banyak
warga masyarakat yang terkena dampak kegiatan ini. Oleh karena itu kriteria ini
penting (P).
b) Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan pengangkutan alat dan bahan serta tenaga kerja untuk pengembangan
lapangan akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke lokasi rencana
kegiatan pemipaan dan fasilitas produksi gas serta LNG. Kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi peralatan berat dan material yang sangat banyak yang diangkut
dengan kendaraan berbadan besar dengan wilayah yang akan terkena dampak
cukup luas. Oleh karena wilayah penyebaran dampak luas, maka kriteria ini
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-2


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Jumlah kendaraan yang akan mondar mandir dan mobilitas kendaraan serta alat
berat cukup banyak namun bersifat sementara. Oleh karena itu, kriteria dampak ini
menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah penduduk sekitar jalur
mobilisasi, flora dan fauna darat serta laut. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan selesai, kondisi akan kembali seperti
sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

2. Pembukaan dan pematangan lahan


Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pematangan lahan diprakirakan negatif
kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) = 4 dan pada
saat ada kegiatan pematangan lahan, kualitas lingkungan udara diprakirakan = 3.
Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh berdasarkan :
Kegiatan pematangan lahan meliputi pengurugan dengan batuan keras dan tanah di
beberapa tempat yang perlu diurug sebagai tempat pondasi bangunan gedung.
Peralatan yang akan digunakan untuk pengurugan, antara lain backhoe, traktor, truk,
bull dozer, dump truck, dan lain-lain, sehingga sangat potensial munculnya
peningkatan kadar debu.
Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan
PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara sebagai akibat pengurugan).
Kegiatan ini akan berlangsung sementara dan dampak terlokalisir di dalam lokasi
proyek, sehingga kualitas udara diklasifikasikan dalam kondisi sedang.
Indeks Standar Pencemar Udara saat ada kegiatan ini berdasarkan perhitungan
diprakirakan antara 101 199 yang berarti kondisi lingkungan sedang (skala 3).
(berdasarkan perhitungan ISPU Kep.Ka. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997).

Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100
akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-3


PT PERTAMINA EP -PPGM

Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-
faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pembukaan dan pematangan lahan menyebabkan penurunan kualitas udara
terutama meningkatnya kandungan debu dan PM10 karena debu akan terbawa angin
di sekitar lokasi kegiatan. Jumlah manusia yang akan terkena dampak kecil hanya
yang berada di lokasi kegiatan karena lokasinya telah terlokalisir, maka kriteria
dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas namun lokasi telah terlokalisir.
Kriteria ini termasuk tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya relatif kecil. Oleh karena itu
maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna darat di
areal pematangan lahan yang cukup luas tersebut. Oleh karena itu kriteria dampak
ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif, karena parameter kualitas udara yang tersebar
tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria
ini tergolong tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, kualitas
udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting
(TP).

3. Konstruksi BS dan GPF


Kegiatan konstruksi BS dan GPF meliputi pembangunan fondasi struktur dan
perlengkapan fasilitas produksi dan persiapan pemboran serta pendirian bangunan-
bangunan dan pemasangan perlengkapannya. Prakiraan besaran dampak yang terjadi
pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif sedang (-2).
Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4)

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-4


PT PERTAMINA EP -PPGM

dengan prakiraan kondisi kualitas udara saat kegiatan berlangsung adalah skala 2.
Dasar pertimbangan skala lingkungan skala 2 diuraikan sebagai berikut :
Luasan kegiatan konstruksi BS (3 lokasi) cukup luas, yaitu 45 Ha.
Kualitas udara ambien diprakirakan akan mengalami penurunan antara lain karena
meningkatnya kandungan seperti: PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di
udara ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon karena emisi gas buang beberapa
kendaraan berat).
Diprakirakan ISPU dengan adanya kegiatan ini berkisar antara 200 299, yang berarti
kondisi lingkungan jelek (skala 2)
Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100
akan turun menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299.

Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-
faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi BS dan GPF ini dampak tidak mengenai manusia dalam
jumlah yang banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan
konstruksi 3 BS menempati areal yang luas sekitar 45 Ha, tetapi telah terlokalisir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan konstruksi kompleks BS dan GPF akan dirasakan oleh manusia
dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh
karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut. Dengan
demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG
selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-5


PT PERTAMINA EP -PPGM

4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara normal


Kegiatan pemasangan pipa diprakirakan akan menurunkan kualitas udara. Dampak yang
terjadi pada kegiatan ini adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupakan silisih antara
rona awal 4 dengan kondisi udara saat kegiatan berlangsung. Dasar pertimbangannya
adalah:
Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan
beberapa parameter, terutama PM10 (bertambahnya kandungan debu di udara karena
proses galian dan penimbunan tanah di sekitar galian). Selain itu juga disebabkan
meningkatnya kandungan SO 2, CO, NO2 , dan hidrokarbon yang disebabkan karena
emisi gas buang kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas penggalian dan
pemasangan pipa.
Indeks Standar Pencemara Udara pada saat kegiatan berdasarkan perhitungan
diprakirakan antara 101 199, yang berarti skala kualitas lingkungan = 3 (sedang).
Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan awal yang semula baik (skala 4) dengan
ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199.
Berikut diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya banyak. Oleh karena
itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang
dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif sekitar 35 km
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena
itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-6


PT PERTAMINA EP -PPGM

5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara


Horisontal Directional Drilling
Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM
Bakiriang secara Horisontal Directional Drilling diprakirakan negatif kecil (-1). Angka
ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada
kegiatan pemasangan pipa penyalur gas, kualitas lingkungan udara menjadi sedang
(skala 3). Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh karena meningkatnya kadar
debu akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Gas buang dari
Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkan penurunan kualitas udara
secara lokal.Indeks standar pencemar udara saat ada kegiatan ini berdasar perhitungan
diprakirakan antara 100 199 (berdasar perhitungan ISPU, Kep. Ka.BAPEDAL No. 107
Tahun 1997). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan yang semula baik (skala 4)
dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199.
Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-
faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya tidak banyak. Oleh
karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang
dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif sekitar 35 km
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena
itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-7


PT PERTAMINA EP -PPGM

6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar Pantai SM Bakiriang


Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar
pantai SM Bakiriang diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas
lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemasangan
pipa penyalur gas, kualitas lingkungan udara menjadi sedang (skala 3). Angka kualitas
lingkungan udara = 3 diperoleh karena meningkatnya kadar debu akibat aktivitas
penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Gas buang dari Mesin Diesel dan
generator pembangkit listrik menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal.
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan diprakirakan antara 101-199
yang berarti kondisi lingkungan adalah sedang (skala 3). Dengan demikian kondisi
lingkungan yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan mengalami penurunan
menjadi kondisi lingkungan sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199.
Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas nelayan di pantai namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria
dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang
dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif lebih dari 35 km
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena
itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-8


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Operasi
1. Pemboran sumur pengembangan
Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan
pengoperasian pembangkit utama dan pelengkapnya adalah negatif sedang (-2).
Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal (skala 4) dengan
skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung (2). Kualitas udara ambien diprakirakan
akan mengalami penurunan antara lain karena meningkatnya kandungan seperti: SO2 ,
CO dan NO2 . Diprakirakan saat ada kegiatan ini ISPU berkisar antara 200-299 yang
berarti kondisi kualitas lingkungan jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi kualitas
lingkungan udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi
kondisi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai Tabel 5.1).
Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-
faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan pemboran sumur pengembangan ini dampak tidak mengenai
manusia dalam jumlah yang banyak, hal ini dikarenakan lokasi sumur berada di
dalam hutan yang jauh dari pemukiman. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan
pemboran sumur pengembangan berlangsung di lokasi pemboran yang sudah
terlokalisir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan selama operasi
pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak hanya fauna di sekitar lokasi
pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak
adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan
selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-9


PT PERTAMINA EP -PPGM

2. Operasional fasilitas produksi gas (BS dan GPF)


Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan operasional produksi di GPF diprakirakan
negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik
(skala 4) dan pada saat ada kegiatan operasional produksi di GPF, kualitas lingkungan
udara menjadi jelek (skala 2). Angka 2 diperoleh berdasarkan :
Limbah yang mengandung gas dari emisi penggerak turbin, penggerak mesin dan
flare stack akan menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitarnya.
Emisi dapat meningkat secara signifikan selama operasi tidak normal, namun jangka
waktunya pendek.
Indeks Standar Pencemar Udara pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan antara
200 299 yang berarti skala kualitas jelek (2).
Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara awal yang semula baik (skala 4)
dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai
Tabel 5.1). Berdasarkan hasil pemodelan dengan tinggi stack 20 m konsentrasi
maksimum penyebaran emisi terjadi pada jarak 1665 m dengan konsentrasi SO2 =
3 3 3
0,00929 gr/m , NOx = 2,66gr/m , dan CO = 0,3755 gr/m . Dari hasil pemodelan
kondisi konsentrasi tersebut jauh berada di bawah baku mutu. Selengkapnya disajikan
pada Lampiran 15. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak
lingkungan terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap operasional produksi di GPF dihasilkan limbah yang mengandung gas
dari emisi limbah dari penggerak turbin, penggerak mesin dan flare stack akan
menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitarnya dan berdampak terhadap
manusia baik pekerja di GPF maupun penduduk sekitar operasional GPF. Oleh
karena itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena dampak kegiatan
operasioanal produksi di GPF dapat tersebar pada areal yang cukup luas dengan
radius 2 km.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan oleh selama
operasioanal produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-10


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah hanyalah flora dan
fauna disekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan
terkena dampak adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai,
kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi produksi gas
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kualitas udara. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan
mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan jelek (skala 2) akan
mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199 (sesuai Tabel
5.1), sehingga besaran dampak menjadi positif kecil (+1).
Berikut ini dijelaskan tentng derajat kepentingan dampk lingkungan kualitas udar akibat
penghentian operasi gas.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia
yang bekerja di pabrik. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas tetapi sudah terlokalisir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas udara
akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna di
sekitar lokasi operasi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-11


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional selesai, kualitas udara
akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

5.1.1.2. Kebisingan
A. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki atau bunyi pada tempat
dan waktu yang salah (Canter dan Hill, 1979). Ada tiga jenis kebisingan, yaitu (1) sesaat
pada suatu waktu, (2) sering pada beberapa tempat dan (3) terus menerus pada
beberapa tempat. Skala kualitas lingkungan kebisingan menurut Canter dan Hill, 1979
adalah sebagai berikut.

Tabel 5.2. Skala Kualitas Lingkungan Kebisingan


Tingkat Kebisingan dB(A)
Skala Kualitas Lingkungan
(1) (2) (3)
Sangat baik (5) < 60 < 55 < 52
Baik (4) 60 70 55 63 52 59
Sedang (3) 70 80 63 71 59 64
Jelek (2) 80 90 71 82 64 77
Sangat jelek (1) > 90 > 82 > 77
Keterangan : (1) sesaat pada suatu waktu
(2) sering pada beberapa tempat
(3) terus menerus pada beberapa tempat

Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material meliputi pemindahan peralatan ke dan
dari lokasi proyek, pengangkutan bahan bangunan, dll. Peningkatan lalu lintas
kendaraan berat berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek, dampak
ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan
mobilisasi peralatan berat dan material diprakirakan negatif kecil (-1).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-12


PT PERTAMINA EP -PPGM

Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal baik (skala 4)
terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan yaitu sedang (skala
3) dengan jenis kebisingan sering pada beberapa tempat. Prakiraan 3 berdasarkan :
Kegiatan ini meliputi pengangkutan pemindahan peralatan ke lokasi proyek,
pengangkutan bahan bangunan. Prakiraan kebisingan ini adalah 90 dB(A), namun
pemukiman terletak 25 meter dari jalan sehingga kebisingan yang diterima adalah
67 dB(A), nilai tersebut adalah berada di skala kualitas lingkungan 3. (perhitungan ada
pada Lampiran 12). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(A)
yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi sedang (skala 3)
dengan peningkatan kebisingan 67 dB(A). (sesuai Tabel 5.2)
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Mobilitas peralatan dan material mempunyai dampak meningkatkan kebisingan.
Tingkat kebisingan pada jalur mobilisasi alat berat sekitar 80 100 dB(A). Menurut
Owen (1995) kebisingan dump truck 100 dB(A). Apabila digunakan perhitungan line
source noise, tingkat kebisingan akan turun secara logaritmis. Oleh karena itu
kriteria ini tidak penting (TP).
b) Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas meliputi desa-desa yang dilalui oleh
mobilitas peralatan berat dan material ini. Oleh karena wilayah penyebaran dampak
luas, maka kriteria ini penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Jumlah kendaraan yang akan mondar mandir dan mobilitas kendaraan serta alat
berat cukup banyak namun bersifat sementara. Oleh karena itu, kriteria dampak ini
menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak selain manusia adalah fauna darat.
Oleh karena itu kriteria ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan terakumulasi karena tidak ada faktor yang menyebabkan
terjadinya biomagnifikasi. Oleh karena itu kategori dampak tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan selesai, kondisi akan kembali seperti
sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-13


PT PERTAMINA EP -PPGM

2. Pembukaan dan pematangan lahan


Kegiatan pemukaan pematangan lahan meliputi pekerjaan penggalian, penimbunan,
perataan lahan untuk lokasi BS dan jalur pipa. Karena lokasi BS berada sekitar 25 m
dari permukiman, maka tidak akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan
kebisingan. Dampak yang terjadi adalah dari pemukaan dan pematangan lahan untuk
lokasi pipa (trunkline pipe) yang berjarak 60 km dengan lebar 20 m atau seluas 120 ha
dan akan melewati pemukiman dengan jarak terdekat 25 m. Kondisi lingkungan
diprakirakan akan menurun dari kondisi baik (skala 4) menjadi sedang (skala 3),
sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif kecil (-1). Angka ini berasal
dari prakiraan kebisingan yang ditimbulkan sekitar 85 db(A) dan dampak yang diterima
di pemukiman terdekat sekitar 62 dB(A), angka ini berada di skala 3 (sedang) (hasil
perhitungan terlampir). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A)
yang berarti kondisi baik (skala 4) akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan
peningkatan kebisingan sebesar 62 dB(A) (sesuai Tabel 5.2).
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pembukaan dan pematangan lahan akan menyebabkan peningkatan kebisingan di
sekitar lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan akan melewati beberapa area pemukiman
sehingga dampak yang ditimbulkan adalah kriteria penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak hanya di sekitar sepanjang jalur pipa
(trunkline). Dengan demikian kriteria ini termasuk tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan intensitasnya kecil dan dampak
akan berlangsung sementara. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting
(TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak hanya fauna darat di areal
pemukaan lahan tersebut. Oleh karena itu kriteria dampak ini tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tingkat kebisingan tidak akan
menyebabkan syaraf manusia terkena dampak (tingkat kebisingan di area
pematangan lahan tapak proyek sekitar 50 60 dB(A) tetapi tidak terus menerus.
Akan terakumulasi apabila > 85 dB(A) terus menerus selama 8 jam. Maka tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-14


PT PERTAMINA EP -PPGM

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak


Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, tingkat
kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

3. Kegiatan konstruksi BS dan GPF


Kegiatan konstruksi BS dan GPF akan berlangsung sementara, diprakirakan akan
meningkatkan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya. Tingkat kebisingan yang
diprakirakan timbul berkisar 61 dB(A). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang
semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi
sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 61 dB(A).
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi GPF dan BS ini, jumlah manusia yang akan terkena
dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan
mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena
itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan konstruksi
GPF dan BS menempati areal yang luas.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kebisingan kegiatan konstruksi GPF dan BS akan dirasakan oleh manusia
dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh
karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna serta biota
di areal konstruksi GPF dan BS. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena kebisingan tidak akan mengalami
bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting
(TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, tingkat kebisingan akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-15


PT PERTAMINA EP -PPGM

4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara normal


Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Normal Drilling
berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas
penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara,
sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif
kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA)
baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan
pemasangan pipa penyalur gas kebisingan sesaat akan menjadi sekitar 70 dB(A). Angka
tersebut termasuk skala kualitas lingkungan 3. Hasil perhitungan terlampir. Dengan
demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala
4) akan mengalami penurunan kondisi menjadi sedang (skala 3) yang peningkatan
kebisingan menjadi 70 dB(A).
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya banyak. Oleh karena
itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena cukup luas sekitar
60 km.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena
itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-16


PT PERTAMINA EP -PPGM

5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara


Horisontal Directional Drilling
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horizontal
Directional Drilling berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat
aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung
sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan
negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal
(RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada
kegiatan pemasangan pipa penyalur. Perkiraan peningkatan kebisingan adalah sekitar
70 dB(A), angka tersebut berada di skala kualitas lingkugnan 3. Dengan demikian
peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4)
mengalami penurunan menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan
menjadi 70 dB(A). Hasil perhitungan terlampir.
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya tidak banyak. Oleh
karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), pipa menggunakan
Horisontal Directional Drilling sehingga luas persebaran dampak kecil.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena
itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kebisingan akan kembali
seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-17


PT PERTAMINA EP -PPGM

6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar Pantai SM Bakiriang


Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara sejajar pantai SM
Bakiriang berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas
penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara,
sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif
kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA)
baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan
pemasangan pipa penyalur gas = 3. Peningkatan kebisingan diprakirakan sekitar 70
dB(A), angka tersebut berada pada skala kualitas lingkungan 3. Dengan demikian
peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4)
mengalami penurunan menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan
menjadi 70 dB(A). Hasil perhitungan terlampir.
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas nelayan di pantai namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria
dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena cukup luas sekitar
137 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu
maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna terutama
terumbu karang di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu
kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisigan yang tersebar
tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria
ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kebisingan akan kembali
seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-18


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Operasi
1. Operasi produksi di GPF
Kegiatan operasi produksi di GPF menggunakan peralatan utama, seperti kompresor,
genset dan pompa-pompa menggunakan mesin berbahan bakar gas berpotensi
meningkatkan kebisingan ke sekitar area produksi, dampak ini berlangsung selama
operasi produksi, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan operasi
produksi di GPF diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan
skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas
lingkungan pada saat ada kegiatan operasi produksi GPF = 3. Peningkatan kebisingan
diprakirakan sekitar 65,04 dB(A), angka ini berada pada skala kualitas lingkungan 3.
Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi
baik (skala 4) menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi
65,04 dB(A). Hasil perhitungan terlampir.
Kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Kebisingan pada tahap operasional produksi di GPF dari peralatan utama, seperti
kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan mesin berbahan bakar gas,
dan lain-lain terhadap hanya berdampak pada pekerja di GPF. Oleh karena itu
kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan
operasioanal produksi di GPF berlangsung di lokasi yang sudah terlokalisir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan akan dirasakan oleh selama operasioanal produksi di GPF
berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah hanyalah flora dan
fauna di sekitar lokasi operasional GPF. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai,
tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-19


PT PERTAMINA EP -PPGM

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi produksi gas
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kebisingan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan
mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan sedang (skala 3)
akan mengalami perubahan kembali menjadi baik (skala 4), sehingga besaran dampak
positif sedang (+1). Angka ini berasal dari kondisi saat operasi adalah 65,04 dB(A)
kondisi sedang (skala 3), menjadi seperti kondisi semula 55 dB(A) yaitu baik (skala 4).

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Kegiatan penghentian operasi gas akan berdampak positif terhadap pemukiman
sekitar. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan tingkat kebisingan
akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna
disekitar lokasi operasi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-20


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.1.3. Erosi Tanah


A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Kegiatan Pembukaan Lahan dan Penyiapan lahan diprakriakan akan berdampak pada
peningkatan erosi permukaan. Erosi akan terjadi karena vegetasi penutup lahan hilang
dan pengelupasan tanah oleh kegiatan pembukaan lahan dan penyiapan lahan untuk
pemboran sumur, pembangunan fasilitas produksi gas dan gas cair serta dan untuk jalur
pipa. Kemudian di lokasi yang sama kegiatan pembangunan fasilitas produksi gas dan
gas cair serta kegiatan pemasangan akan menambah resiko terjadinya erosi. Tingkat
erosinya sendiri dipengaruhi oleh lima faktor penyebab erosi antara lain kepekaan tanah
dan hujan. Tetesan hujan menghantam (impact) dan melepaskan agregat tanah
sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan dan proses erosi. Kondisi seperti ini
akan berlangsung terus selama permukaan lahan yang terbuka tersebut kembali
tertutup dengan bangunan-bangunan atau vegetasi. Hasil perhitungan erosi saat rona
awal masing-masing daerah dengan berbeda penutup lahan telah dijelaskan pada Bab
III. Dengan melihat kondisi erosi di tempat-tempat yang penggunaan lahannya untuk
perladangan seperti di Sukamaju mempunyai tingkat erosi sangat tinggi (10.074,17
ton/ha/tahun) dengan skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Daerah semak seperti di
daerah Minahaki dengan besarnya tanah yang tererosi sekitar 3.872, 18 ton/ha/tahun)
dengan skala kualitas lingkungan sedang (skala 3) dan pada daerah dengan
penggunaan lahan hutan seperti di wilayah Maleorejo mempunyai tingkat erosi yang
kecil yakni sekitar 11,47 ton/ha/tahun, dengan skala kualitas lingkungan sedang
(skala 3). Untuk kepentingan pengelolaan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan
pengembangan gas matindok maka yang harus diperhatikan oleh pemrakarsa adalah
ladang-ladang gas yang berada di wilayah dengan erosi yang sangat rendah, karena
harus bnar-benar mengelola setempat mungkin agar supaya tidak terjadi peningkatan
erosi seperti di kedua daerah lainnya tersebut. Oleh karena itu apabila terjadi
pembukaan dan pematangan lahan maka faktor C (crop) akan berubah total menjadi
lahan terbuka tanpa penutup lahan (bare land) dengn nilai C mendekat 0,9. Dengan
demikian diperkkarakan besarnya erosi akan menjadi sekitar 9 kali lebih besar di daerah
hutan, atau tiga kali lebih besar didaerah semak, sehingga kualitas lingkungannya
menjadi sangat buruk (skala 1). Dengan demikian besaran dampak yang terjadi adalah
negatif sedang (-2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-21


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak erosi akibat pembukaan lahan tersebut baik terhadap
proyek, dampak lokal dan regional, maka mendasarkan pada 6 (enam) kriteria penentu
tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak akibat adanya erosi tanah diprakirakan
adalah cukup banyak, mengingat rencana pemboran untuk setiap lokasi pemboran
2
membutuhkan lahan sekitar 100 x 100 m . dengan jumlah pemilik atau penggarap
kurang lebih 5-10 orang per lokasi. Sebagian besar lahan berupa lahan lahan
berbukit hingga topografi berombak dan bergelombang dengan penutup lahan
hutan, semak dan ladang. Ditempat lokasi pemboran akan diratakan dan
dipadatkan, sehingga meskipun terjadi erosi hanya pada lahan rencana lokasi
pemboran seluas 17 ha (17 sumur pengembangan) tersebut. Lokasi-lokasi sumur
tersebut pada kenyataan jauh dari permukiman penduduk, sehingga cukup banyak
dari aspek manusia terkena dampak akibat erosi. Dengen petimbangan tersebut
maka sifat tingkat kepentingan dampak ditinjau dari manusia terkena dampak
adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dilihat dari luas wilayah persebaran dampak, dampak akibat kegiatan ini bersifat
2
penting (P) karena dampak terjadi dalam luasan 100 x 100 m per sumur. Jumlah
sumur pengembangan sebanyak 18 buah di 5 lapangan gas yaitu Donggi, Maleo
Raja, Matindok,Minahaki dan Sukamaju. Rencana pengembangan pemboran yang
akan dilakukan wilayah operasional lapangan gas tersebut sebanyak 18 buah,
dengan luas lahan sekitar 18 ha secara kumulatif luas wilayah persebaran
dampaknya cukup luas dan masuk katergori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dengan dilakukannya pemadatan tanah pada rencana lokasi pemboran yang
memenuhi standard untuk pemasangan alat-alat pemboran kejadian erosi ini akan
kurang intensif dan kemungkinan akan terhenti akibat operaional produksi gas
nanti. Dengan demikian, bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dengan terjadinya erosi ini tanah tidak dapat berfungsi dalam waktu yang lama
sebagai lahan sawah tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan. Akan terdapat banyak
komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya erosi tanah, seperti
hidrologi, komponen biologi (vegetasi dan zat renik tanah), kesuburan tanah, dan
sosial ekonomi masyarakat, sehingga bobot dampaknya adalah penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-22


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak dari kegiatan ini terhadap erosi tanah, tidak bersifat kumulatif. Dengan
demikian, bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan terhadap erosi tanah
pada dasarnya dapat diperbaiki untuk mencegah terjadinya erosi lebih lanjut atau
tanah dapat berbalik ke keadaan semula. Dengan mempertimbangkan hal tersebut
maka bobot dampak adalah tidak penting (TP).

5.1.1.4. Sistem Drainase dan Irigasi


A. Tahap Konstruksi
1. Pemasangan pipa dan penyaluran gas
Lebih dari 7 (tujuh) sungai besar yang bermuara diperairan laut Selat Peleng di
kabupaten bangai yang nantinya akan terpotong oleh kegiatan pemasangan pipa
penyalur gas (transmision line) dari Donggi ke Kintom. Sungai tersebut bermata air di
daerah pegunungan/perbukitan yang berada diseblah timur Kabupaten Bvanggai dan
mengalir dengan pola aliran secara general parlel dan masing-masing sungai
mempunyai pola dendritik. Perubahan dari daerah pegunungan/perbukitan ada yang
agak halus, tetapi ada juga yang tegas dari miring kedatar. Di daearh hilir sebagian
besar air sungai dipergunakan sebagai air irigasi pada kawasan Toili Hilir, atui Hilir, dan
Luwuk. Sungai-sungai beserta debitnya cukup besar, seperti misalnya S. Singkoyo (64
m3 /detik), S. Mantahang (41 m 3/detik), S. Toili (40 m3/detik), S. Batui (85,2 m 3 /detik),
3 3 3
S. Simorang (24 m /detik), S. Mendono (60 m /detik) dan S. Tangkiang (60 m /detik)
dan sawah irigasi 8.895,36 Ha (BAPPEDA Kab. Banggai, 2006). Kondisi saluran baik alur
sungai maupun irigasi saat ini cukup baik, sehingga ditinjau dari segi fungsi irigasi
adalah baik (skala 4). Dengan adanya kegiatan pemasangan pipa gas maka fungsi
irigasi dan drainase untuk sementara berkurang sehinga kuantitasnya akan berkurang
akibat tidak lancarnya debit aliran karena terganggu pemasangan pipa dan diperkirakan
3
menjadi sekitar 10-15 m /detik, dan skala kualitas lingkungannya menjadi buruk (skala
2). Dengan demikian besaran dampak yang terjadi adalah sedang dengan skala -2
(negatif 2).
Derajat kepentingan dampak gangguan sistem drainase dan irigasi akibat pemasnagan
pembukaan lahan tersebutbaik terhadap proyek, dampak lokal dan regional, maka
mendasarkan pada 6 (enam) kriteria penentu tingkat kepentingan dampak adalah
sebagai berikut:

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-23


PT PERTAMINA EP -PPGM

a) Jumlah manusia yang terkena dampak


Manusia yang akan terkena dampak adalah para petani pengguna air (P3A) dataran
rendah dataran aluvial dataran pantai Kabupaten Bangai unutk airigasi sawah
mereka, sehinga jum lah manusia terkena dampak akibat pemasangan pipa
penyalur gas ini banyak. Dengan demikian ditinjau dari faktor manusia terkena
dampak maka gangguan sistem drainase dan irigasi ini dikatagorikan kedalam
katagori penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat teganggunya sistem drainase dan irigasi
ini cukup lua hampir seluruh lahan persawahan didataran rendah aluvial dan
dataran pantai di Kabupaten Banggai. Dengan demikian maka dampaknya
dikatagorikan kedalam dampak penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa penyalur gas ini tidak
lama dengan intensitas hanya sekali saja selama proyek pengembangan gas
Matindoks. Oleh karena itu dampak terganggunya drainase dan irgasi ditinjau dari
segi lama dan intensitasnya dampa adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya pemasangan pipa penyalur gas ini tampak banyak komponen lain yang
terkena dampak seperti misalnya lalulintas (kemacetan, kecelakaan lalulintas),
kemungkinan terjadi genangan air (hidrologi), persepsi masyarakat dan lainnya.
Dengan demikian dampa terganggunya drainas dan irigasi akibat kegitan
pemasangan pipa penyalur gas ini dikatagorikan kedalam dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan pemasangan piapa gas ini hanya sesaat dan tidak akan terjadi kumulatif
dampak trhadp gangguan drainase dn irigasi. Dengan demikian ditinjau dari sifat
kumulatif dampak maka dampak ini dikatagorikan kedalam dampak tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap gangguan drainase dan irigasi ini segera pulih kembali normal
sepeti sebelumnya setelah pemasangan pipa penyalur gas selesai.Oleh karena itu
ditinjau dari berbalik dan tidak berbaliknya dampak maka dampak yang terjadi
dikatagorikan kedalam dampak tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-24


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.1.5. Kualitas Air Permukaan


A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi BS dan fasilitas produksi Gas (GPF)
Kegiatan konstruksi BS dan GPF yang akan berlangsung sementara, diprakirakan akan
menurunkan kualitas air sungai akibat tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan
bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang
dialirkan ke sungai. Hal ini akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan.
Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan konstruksi BS dan GPF =
2. Angka ini berasal dari kualitas lingkungan air permukaan awal (RLA) = 4 dan pada
saat ada kegiatan konstruksi BS dan GPF, kualitas air permukaan = 2. Angka ini berasal
dari peningkatan nilai kekeruhan serta minyak dan lemak pada saat kegiatan. Besarnya
nilai kekeruhan sekitar 45-90 NTU yang berarti kondisi lingkungan air permukaan adalah
jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi yang semula baik (skala 4) akan mengalami
penurunan menjadi jelek (skala 2).

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi BS dan GPF ini, jumlah manusia yang akan terkena
dampak ini relatif banyak, yaitu penduduk yang berada di sekitar aliran sungai.
Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena sungai akan
melewati beberapa desa.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara sehingga dampak bersifat tidak penting
(P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak selain manusia adalah flora dan
fauna yang hidup di sungai. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami
bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting
(TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air permukaan
akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-25


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Operasi
1. Pemboran sumur pengembangan
Material sand blasting (grit) cuttings yang dicuci dan dibuang ke sungai selama
pengeboran, air bekas hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang
dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai (air permukaan).
Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan ini dilakukan = 2.
Angka ini berasal dari tingkat rona lingkungan awal (RLA) = 4 dan pada saat ada
kegiatan pemboran sumur pengembangan, RLA diperkirakan = 2. Angka ini berasal dari
salah satu parameter yang menyebabkan penurunan kualitas air permukaan yaitu
kekeruhan pada saat uji hidrotest. Nilai penurunan kekeruhan menjadi 45-90 NTU yang
berarti kondisi kualitas air permukaan adalah jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi
kualitas lingkungan semula baik (skala 4) akan turun menjadi jelek (skala 2).
Tingkat kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Material sand blasting (grit) cuttings yang dicuci dan dibuang ke sungai selama
pengeboran, air bekas hydrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang
dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai dan berdampak
terhadap manusia yang menggunakan sungai tersebut. Oleh karena itu kriteria
dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena aliran sungai akan
terbawa sampai hilir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan selama operasi
pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota air disekitar
lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak
adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan
selesai, kualitas air akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-26


PT PERTAMINA EP -PPGM

2. Kegiatan operasi produksi di GPF


Limbah cair dari bekas air formasi setelah diolah untuk membuang minyak bebasnya
dan kemudian dibuang ke sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air permukaan/
irigasi. Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan dilakukan adalah
negatif sedang (2) dengan kandungan minyak dan lemak sekitar 11-15 ppm. Angka
ini berasal dari tingkat rona lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) yang mempunyai
kandungan minyak dan lemak sekitar 1-5 ppm dan pada saat ada kegiatan operasi
produksi di GPF, kondisi lingkunagn diprakirakan menjadi jelek (skala 2).

Tingkat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap operasional produksi di GPF dihasilkan limbah cair dari bekas air formasi
setelah diolah untuk membuang minyak bebasnya dan kemudian dibuang ke sungai
akan berpotensi menurunkan kualitas air permukaan dan berdampak terhadap
penduduk yang menggunakan sungai tersebut. Oleh karena itu kriteria dampaknya
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena aliran sungai akan
mengalir sampai hilir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan operasi produksi di GPF akan dirasakan oleh selama operasioanal
produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota air di sungai
sekitar lokasi GPF. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena
dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai,
kualitas air akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting
(TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-27


PT PERTAMINA EP -PPGM

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi produksi gas
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kualitas air permukaan/sungai. Dari prakiraan dampak yang terjadi
diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas
lingkungannya sedang (skala 3) dimana kandungan minyak dan lemak pada air
permukaan 6-10 ppm akan mengalami perubahan kembali menjadi baik (skala 4)
dengan kadar minyak dan lemak sekitar 1-5 ppm, sehingga besaran dampak positif
kecil (+1).

Tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut :


a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia
yang bekerja di area operasional gas. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup terlokalisir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas air
permukaan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna
disekitar lokasi operasional gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi
komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air permukaan
tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria
ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi gas selesai,
kualitas air permukaan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-28


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.1.6. Kualitas Air Laut


A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF
Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas air laut akibat kegiatan konstruksi
BS dan GPF adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupakan selisih antara kualitas
lingkungan air laut awal baik (skala 4) dengan skala kualitas saat kegiatan berlangsung
kondisi menurun menjadi sedang (skala 3). Dasar pertimbangan skala lingkungan 3
diuraikan sebagai berikut : c uttings selama pengeboran, air bekas hydrotest,
pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan
akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan dan oleh karena air sungai ini
bermuara di laut maka akan menyebabkan penurunan kualitas air laut dan
mempengaruhi kehidupan biota laut.
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Lumpur Pengeboran yang water-based dan tidak beracun untuk kedalaman bagian
atas pengembangan sumur, cuttings selama pengeboran, air bekas hydrotest,
pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan
akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan dan oleh karena air sungai
ini bermuara di laut maka akan menyebabkan penurunan kualitas air laut, sehingga
manusia yang terkena dampak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting
(P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), air laut yang luas
merupakan pengencer polutan yang cukup efektif
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara selama kegiatan konstruksi GPF dan BS.
Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak biota laut sekitar area konstruksi
GPF dan BS. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami bio-
akumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air laut akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-29


PT PERTAMINA EP -PPGM

2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui laut (alternatif-3)


Pada saat kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui laut diprakirakan akan terjadi
penurunan kualitas air laut akibat peningkatan kekeruhan. Kegiatan pemasangan pipa
penyalur gas melewati laut (alternatif-3) sehingga pada kegiatan konstruksi seperti
penggalian dasar laut untuk pemasangan pipa akan menimbulkan penurunan kualitas
air laut terutama karena peningkatan kekeruhan. Prakiraan dampak dari kegiatan
tersebut terhadap penurunan kualitas air laut adalah negatif sedang (-2). Angka ini
berasal dari kondisi rona lingkungan awal baik (skala 4) akan mengalami penurunan
menjadi kondisi jelek (skala 2) yang diakibatkan peningkatan kekeruhan menjadi sekitar
45-90 NTU (skala kualitas lingkungan 2).

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya
aktivitas penduduk di tepi pantai yang umumnya bermatapencaharian sebagai
nelayan. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kekeruhan yang
terjadi akibat kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar pantai cukup luas.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil. Oleh karena
itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah biota laut di sepanjang
perairan yang dipasang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu
kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air laut akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-30


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Operasi
1. Pemboran sumur pengembangan
Prakiraan dampak pada kualitas air laut ketika kegiatan pemboran sumur
pengembangan ini dilakukan adalah negatif kecil (- 1). Angka ini berasal dari RLA baik
(skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemboran sumur pengembangan, diperkirakan
menurun menjadi sedang (skala 3). Dasar pertimbangan skala lingkungan = 3 yaitu
apabila semua sumur telah diselesaikan, maka water-based mud tersebut akan dibuang
ke laut/sungai. Kira-kira 2000 sampai 2500 bbl water-based mud diperkirakan akan
dibuang dari masing-masing sumur, atau total kira-kira 7.500 bbl.

Tingkat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Lumpur Pengeboran yang water-based dan tidak beracun untuk kedalaman atas
pengembangan sumur setelah diteliti dibuang ke laut, namun tidak berdampak
terhadap manusia dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu kriteria dampaknya
tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan
pemboran sumur pengembangan berlangsung di lokasi pemboran yang sudah
terlokalisir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan oleh selama
operasi pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting
(TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota air disekitar
lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak
adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan
selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-31


PT PERTAMINA EP -PPGM

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi produksi gas
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kualitas air laut. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan
mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya sedang (skala 3)
akan mengalami perubahan kembali seperti semula menjadi baik (skala 4), sehingga
besaran dampak positif sedang (+ 1).

Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia
yang bekerja di area produksi gas. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup terlokalisir
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas air laut
akan kembali seperti sedia kala. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut di perairan
sekitar lokasi area produksi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi
komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi gas selesai,
kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-32


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.1.7. Transportasi Darat


A. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja
(1) Kelancaran lalulintas
Bangkitan arus lalulintas selama tahap konstruksi yang diakibatkan oleh lalulintas
angkutan material (kendaraan pengangkut pipa baja) akan menciptakan tundaan
lalulintas, khususnya di ruas jalan yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili.
Diperkirakan lalulintas angkutan tersebut yang melintas maksimum sebesar 10
kendaraan/jam atau 100 kendaraan/hari, maka kinerja ruas jalan adalah sebagai
berikut.

Tabel 5.3. Kinerja Ruas Jalan Ada Kegiatan Mobilisasi dan


Demobilisasi Peralatan
RLA Ada kegiatan konst
Jam
V C DS Skala V C DS Skala
sibuk
(smp/j) (smp/j) (V/C) (smp/j) (smp/j) (V/C)
Ruas Kintom-Batui
Pagi 108 2.620 0,060 5
128 2.406 0,048 5
Siang 96 2620 0,036 5
116 2.552 0.044 5
Sore 54 2620 0,020 5
74 2574 0.028 5
Ruas Batui-Toili
Pagi 92 2.620 0,035 5 112 2.406 0,047 5
Siang 76 2620 0,029 5 96 2.552 0,038 5
Sore 44 2620 0,016 5 64 2574 0,025 5
Ruas Toili-Toili Barat
Pagi 74 2.620 0,0282 5 94 2.406 0,039 5
Siang 52 2620 0,0198 5 74 2.552 0,029 5
Sore 36 2620 0,0137 5 56 2574 0,022 5

Sumber: Pengolahan Data Lapangan dengan MKJI, Tahun 2007

Berdasarkan hasil hitungan dengan metoda MKJI dapat diperkirakan bahwa adanya
tambahan lalulintas kendaraan pengangkut material tidak mengubah skala kualitas
lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran
dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-33


PT PERTAMINA EP -PPGM

(2) Keselamatan berlalulintas


Kondisi rona awal lingkungan untuk parameter keselamatan pengguna jalan dapat
diinformasikan bahwa sudah cukup rawan terjadi kecelakaan {(skala 3 atau Tingkat
Kerawanan Lalulintas (TKRi) = 3,3)}, sehingga adanya bangkitan lalulintas
kendaraan pengangkut material dan peralatan konstruksi diperkirakan akan
meningkatkan jumlah kejadian kecelakaan menjadi 2 kali selama tahap konstruksi
per tahun.

6
2 x 10
TKR 5,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 929 x 365

Dengan demikian skala kualitas lingkungan yang semula skala 3 (agak rawan
kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehingga besaran
dampaknya menjadi 2 (negatif 2).

Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut:


lebar perkerasan minimal untuk lalulintas hanya 4,5 meter (kurang dari 5,5
meter),
banyaknya hewan ternak yang dibiarkan di pinggir jalan
banyaknya pejalan kaki yang berjalan di badan jalan
kecepatan laju kendaraan rata-rata di jalan lurus berkisar 60-70 km/jam
adanya penyempitan jalan akibat penggunaan parkir di badan jalan (kawasan
perkotaan/perdagangan)
penyempitan lebar jalan di jembatan

Keselamatan pengguna jalan perlu diperhatikan, khususnya pada saat ada


kendaraan pengangkut yang berukuran besar melewati kawasan pemukiman dan
perkotaan. Manuver kendaraan pengangkut tersebut dapat membahayakan
pengguna jalan lain yang diakibatkan oleh sempitnya ruas jalan dan jembatan,
pejalan kaki di badan jalan maupun adanya hewan ternak yang berkeliaran di
perkerasan jalan. Bila pengguna jalan kurang waspada dapat terjadi kecelakaan.
Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan
pengangkut peralatan dan material adalah pengguna jalan propinsi mulai dari

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-34


PT PERTAMINA EP -PPGM

Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan
kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan
menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang
terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan mobilisasi peralatan
dan material adalah seluruh jalan yang dijadikan rute angkutan material,
sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya mobilisasi peralatan selama tahap
konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada
komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan
kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan
dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan transportasi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut hanya
berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan material
yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada
saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan
demikian dampak yang terjadi tidak dianggap penting (TP).

(3) Kerusakan jalan dan jembatan


Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempat-
tempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan
dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim
penghujan.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-35


PT PERTAMINA EP -PPGM

Jenis kerusakan jalan yang ada di wilayah studi dapat dibedakan sebagai berikut:
Jalan bergelombang, akibat lemahnya daya dukung tanah dasar (akibat tergenang
air/banjir) atau saluran drainase jalan yang kurang berfungsi serta adanya
lalulintas angkutan barang, seperti truk pengangkut CPO berukuran besar serta
angkutan barang untuk mengangkut hasil bumi.
Erosi pada badan jalan akibat gerusan ombak
Runtuhnya pangkal jembatan ( Abutment),akibat erosi sungai.

Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut material/bahan konstruksi


dengan MST > 8 ton dan pembebanan yang berulang, akan mempercepat tingkat
kerusakan jalan dan jembatan.

Dasar penentuan skala kualitas lingkungan untuk parameter kerusakan jalan adalah
dari selisih nilai ITP (Indeks Tebal Perkerasan ) sebelum ada kegiatan dibandingkan
dengan setelah ada kegiatan. Untuk menentukan ITP masing-masing lokasi ruas
jalan di dasarkan asumsi sebagai berikut.
CBR tanah dasar = 5 %
Curah hujan 900 mm/tahun
Kelandaian: < 6%
Adanya angkutan material dengan menggunakan Dump Truck (DT) selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
Kerusakan terjadi bila: ITP1 < ITP2
Prakiraan dampak kerusakan untuk ruas jalan di masing-masing ruas jalan disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 5.4. Lintas Ekivalen Rencana Kegiatan di Tiap Lokasi


Kondisi rona awal Kondisi Mobilisasi Kendaraan Material
Ruas Jalan
BB BS TB TS MP DT LEP BB BS TB TS MP DT LEA
Kintom-Batui 0 0 0 9 14 0 2,70 0 0 50 11 18 50 60,90
Batui-Toili 0 0 0 18 46 0 5,40 0 0 50 23 59 50 64,35
Toili-Toili Barat 0 0 0 16 52 0 4,83 0 0 50 20 66 50 63,62

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-36


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.5. Indeks Tebal Perkerasan di Tiap Lokasi

Ruas Jalan ITP1 LEP LEA LET LER ITP2 Ket


Kintom-Batui 5,45 2,70 60,90 31,80 15,90 5,80 ITP1 < ITP2
Batui-Toili 5,30 5,40 64,35 34,88 17,44 5,50 ITP1 < ITP3
Toili-Toili Barat 5,30 4,83 63,62 34,22 17,11 5,60 ITP1 < ITP4

Keterangan:
KR : Kendaraan Ringan LET : Lintas Ekivalen Tengah
TK : Truk Kecil LEA : Lintas Ekivalen Akhir
TS : Truk Sedang LER : Lintas Ekivalen Rencana
TB : Truk Berat LHR : Lalulintas Harian Rata-rata
BB : Bus Besar ITP1: Indeks Tebal Perkerasan sebelum ada kegiatan
LEP : Lintas Ekivalen Permulaan ITP2: Indeks Tebal Perkerasan setelah ada kegiatan

Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala
3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya
menjadi 2 (negatif 2).

Rute angkutan material akan melalui jalan lingkungan yang hanya merupakan jalan
tanah diperkeras batu (Makadam), sehingga diprakirakan akan mengalami
kerusakan. Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban
kendaraan yang tinggi (MST > 10 Ton). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak
akibat kegiatan mobilisasi peralatan, dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan
melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan. Kerusakan
jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga
dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila
terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas
tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting ( P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Mobilisasi ini dilakukan selama kegiatan konstruksi, sehingga dampak yang
terjadi dianggap penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-37


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak


Adanya mobilitas kendaraan pengangkut yang keluar masuk lokasi tapak proyek
berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna
jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak
negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah
besar/bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada
perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas


(1) Gangguan kelancaran lalulintas
Gangguan kelancaran terhadap lalulintas diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa
yang memotong ruas jalan. Meskipun lalulintas yang ada berdasarkan hasil
pengamatan kondisi rona awal masih sangat baik, namun bila pemasangan pipa
tersebut memotong jalur utama akan sangat mengganggu kelancaran (terjadi
tundaan lalulintas bila tidak diatur khususnya hak berjalan pada masing-masing
arah). Kondisi tingkat kelancaran lalulintas yang ada saat ini masih sangat lancar,
yaitu ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai DS (Degree of Saturation) yang masih
< 0,20 (atau skala 5) untuk semua ruas jalan di wilayah studi. Namun dengan
adanya pemasangan pipa yang memtong jalan, maka jumlah lajur yang digunakan
hanya satu (separuh jalan), sehingga DS pada salah satu arah yang terhenti
menjadi DS=1,0. Bila dirata-rata untuk kedua arah, yaitu:
DS = (0,035 + 1,0)/2 = 0,502 (skala 3/sedang)
Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter kelancaran lalulintas yang
semula 5 (sangat baik) turun menjadi skala 3 (sedang), sehingga besaran
dampaknya adalah -2 (negatif 2).

Pemasangan pipa penyalur pipa gas yang meotong ruas jalan, akan mengakibatkan
gangguan kelancaran lalulintas. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak, dapat
diuraikan sebagai berikut:

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-38


PT PERTAMINA EP -PPGM

a) Jumlah manusia yang terkena dampak


Manusia yang akan terkena dampak dapat adalah pengguna jalan yang
kebetulan melintasi jalan yang terpotong oleh pemasangan pipa gas. Namun
mengingat kondisi lalulintas yang ada belum padat dan masih banyak jalur
alternatif serta tidak harus menutup ruas jalan, sehingga dampak yang terjadi
dapat dianggap tidak penting (TP).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pemasangan pipa
gas dapat dirasakan oleh seluruh jalan yang melintas di ruas jalan tersebut,
sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa hanya dalam waktu
singkat, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya pemasangan pipa gas berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan
khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan
kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Dampak gangguan kelancaran lalulintas hanya berdampak sesaat saja, karena
pekerjaan pemasangan hanya dalam waktu singkat. Dengan demikian dampak
yang terjadi dianggap tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan terhadap parameter kelancaran lalulintas hanya
bersifat sementara dan bila dilakukan pengaturan terhadap arus lalulintas, maka
kelancaran arus lalulintas pada ruas jalan kembali normal. Dengan demikian
dampak yang terjadi tidak penting (TP).

(2) Gangguan keselamatan lalulintas


Pemasangan pipa yang memotong ruas jalan berpotensi pada munculnya
kerawanan lalulintas. Adanya penggalian sehingga minimbulkan lubang dan
timbunan di badan jalan. Lubang dan timbunan tersebut sangat membahayakan
pengemudi maupun pejalan kaki di waktu malam hari, sehingga memerlukan alat
penerangan di lokasi kegiatan Diperkirakan dengan adanya aktivitas pemasangan
pipa yang memotong ruas jalan, akan terjadi peningkatan jumlah kecelakaan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-39


PT PERTAMINA EP -PPGM

sebesar 3 kali , sehingga didapatkan kriteria kondisi tingkat keselamatan pengguna


jalan sebagai berikut:

3 x 10 6
TKR 9,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 829 x 365

Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas


yang semula 3 (cukup) turun menjadi 1 (sangat jelek), sehingga besaran
dampaknya -2 (negatif 2).
Rawan kecelakaan dapat terjadi sewaktu pelaksanaan pemasangan pipa, karena
adanya galian dan penimbunan di badan jalan. Berdasarkan tingkat kepentingan
dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak adalah semua pengguna jalan yang
melintasi jalan yang terpotong oleh kegiatan pemasangan pipa. Dampak yang
diakibatkan bisa fatal, bila tidak dikelola dengan baik, sehingga dampak yang
terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pemasangan pipa
tersebut dapat meluas karena pengguna jalan bisa berasal dari wilayah lain,
sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa penyalur gas adalah
selama tahap pemasangan di tempat tersebut, maka dampak yang terjadi
dianggap tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Dampak yang ditimbulkan bisa berdampak pada komponen lain, yaitu
keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan
rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting
(P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Dampak terhadap hanya parameter keselamatan berlalulintas sifatnya sesaat
saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang terjadi dapat terbalikkan bila dilakukan pengelolaan. Dengan
demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-40


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Operasi
1. Penyaluran kondesat dan sulfur dengan transportasi darat
(1) Gangguan kelancaran lalulintas
Bangkitan arus lalulintas selama tahap operasii yang diakibatkan oleh lalulintas
angkutan kondensat akan menyebabkan tundaan lalulintas, khususnya di ruas jalan
yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili. Diperkirakan lalulintas angkutan tersebut
yang melintas maksimum sebesar 20 kendaraan/jam atau 200 kendaraan/hari,
maka kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat


Ada Kegiatan Penyaluran Kondesat
RLA
dan Sulfur dengan transportasi darat
Jam sibuk Selisih DS
V C DS2
DS1
(smp/j) (smp/j) (V/C)
Ruas Kintom-Batui
Pagi 0,060 148 2406 0,14 0,080
Siang 0,036 136 2552 0,12 0,840
Sore 0,020 84 2574 0,07 0,050
Ruas Batui-Toili
Pagi 0,035 132 2406 0,055 0,020
Siang 0,029 116 2552 0,045 0,016
Sore 0,016 84 2574 0,033 0,017
Ruas Toili-Toili Barat
Pagi 0,0282 114 2406 0,047 0,0118
Siang 0,0198 92 2552 0,036 0,0162
Sore 0,0137 76 2574 0,030 0,0163
Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007

Dari hasil hitungan di atas dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas
kendaraan pengangkut kondensat mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap
perubahan kinerja ruas jalan atau tidak mengubah skala kualitas lingkungan pada
parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran dampaknya adalah
nihil (besaran dampak nol).

(2) Gangguan keselamatan berlalulintas


Dengan adanya pengangkutan kondesat lewat jalan darat, Diperkirakan akan ada
penambahan jumlah kendaraan menjadi 1029 kendaraan/hari dan peningkatan
jumlah kejadian kecelakaan bila tidak dikelola dengan baik sebesar 3 (tiga)
kejadian/tahun yang merupakan akumulasi dari berbagai kegiatan selama tahap
konstruksi.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-41


PT PERTAMINA EP -PPGM

3 x 10 6
TKR 7,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 1029 x 365

Berdasarkan hasil hitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa skala kualitas


lingkungan untuk parameter keselamatan pengguna jalan setelah ada bangkitan
kendaraan pengangkut kondesat akan menurunkan skala kualitas lingkungan
parameter keselamatan pengguna jalan yang semula skala 3 (agak rawan
kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehinga besaran
dampaknya menjadi 2 (negatif 2).

Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut:


Pertumbuhan lalulintas yang akan datang dan adanya kegiatan industri lainnya
yang tercampur dalam arus lalulintas di ruas jalan yang sama.
Peningkatan aktivitas di sekitar jalan sesuai dengan perkembangan wilayah dan
kegiatan berusahan.

Pertumbuhan penduduk yang beraktivitas dan bermukim di sekitar jalan yang


dilalui oleh angkutan kondensat, sehingga rawan konflik dengan pejalan kaki.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan
pengangkut kondensat adalah pengguna jalan yang dilalui oleh angkutan
tersebut. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan,
sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah
tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi menjadi
penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pengangkutan
kondensat adalah seluruh jalan sepanjang lebih dari 30 km, sehingga dampak
yang terjadi menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pengangkutan kondensat selama
tahap konstruksi, maka dampak yang ditimbulkan penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-42


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak


Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada
komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan
kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan
dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan transportasi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut kondensat hanya
berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan kondensat
yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada
saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan
demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).

(3) Kerusakan jalan dan jembatan


Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempat-
tempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan
dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim
penghujan. Pengangkutan kondensat lewat jalan darat akan melalui jembatan dan
jalan kabupaten maupun provinsi (klas IIIa dan III b) dengan kekuatan maksimum
8 ton. Diprakirakan jembatan lama dan jalan tersebut akan mengalami kerusakan.
Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban kendaraan
yang tinggi (MST > 10 ton). Muatan sumbu terberat kendaraan yang melampui
daya dukung perkerasan jalan, dapat mengakibatkan jalan menjadi bergelombang
(Skala 1/sangat jelek). Hal ini didasarkan kenyataan di lapangan, yaitu pada
umumnya badan jalan sangat labil akibat muka air tanah yang tinggi.
Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala
3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya
menjadi 2 (negatif 2).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan pengangkutan kondensat


lewat jalan darat, dapat diuraikan sebagai berikut:

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-43


PT PERTAMINA EP -PPGM

a) Jumlah manusia yang terkena dampak


Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan
melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan kondensat.
Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain,
sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom dan Batui
sehingga bila terjadi kerusakan jembatan dan jalan akan memutuskan/
mengganggu jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi
dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pengangkutan kondensat ini dilakukan selama kegiatan operasional, sehingga
dampak yang terjadi dianggap penting (P).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya mobilitas kendaraan pengangkut kondensat yang keluar masuk lokasi
tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi
pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga
dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah
besar/bersifat akumulatif, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting
(P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada
perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

C. Tahap Pasca Operasi


1. Pembongkaran dan Demobilisasi peralatan
(1) Gangguan kelancaran lalulintas

Proses demobilisasi peralatan pada tahap pasca operasi dilakukan secara bertahap,
sehingga kegiatan tersebut tidak menimbulkan bangkitan arus lalulintas yang besar.
Hal ini ditunjukkan dari hasil hitungan nilai derajat kejenuhan yang merupakan
perbandingan antara volume lalulintas dengan kapasitas ruas jalan sebagai berikut:

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-44


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.7. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui Ada Demobilisasi Peralatan


Ada Kegiatan Penyaluran Kondesat dan
RLA
Jam sibuk Sulfur dengan transportasi darat Selisih DS
V C DS2
DS 1
(smp/j) (smp/j) (V/C)
Ruas Kintom-Batui
Pagi 0,060 313 2.406 0,13 0,070
Siang 0,036 281 2.552 0,11 0,840
Sore 0,020 169 2.574 0,06 0,040
Ruas Batui-Toili
Pagi 0,035 297 2.406 0,123 0,098
Siang 0,029 261 2.552 0,102 0,0712
Sore 0,016 159 2.574 0,062 0,046
Ruas Toili-Toili Barat
Pagi 0,0282 289 2.406 0,120 0,0918
Siang 0,0198 237 2.552 0,093 0,0722
Sore 0,0137 151 2.574 0,059 0,0413
Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007

Dari hasil hitungan di atas dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas
kendaraan pada saat demobilisasi peralatan mempunyai pengaruh sangat kecil
terhadap perubahan kinerja ruas jalan atau tidak mengubah skala kualitas
lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran
dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol).

(2) Gangguan keselamatan berlalulintas


Kondisi tingkat keselamatan di ruas jalan didasarkan pada jumlah kejadian
kecelakaan dan volume lalulintas haruian rata-rata. Jumlah kejadian kecelakaan di
wilayah studi, yaitu diperkirakan rata-rata 2 kali per tahun dan jumlah LHR (Lalu
lintas harian rata-rata) sebesar 691 kendaraan/hari, maka didapatkan kriteria
kondisi tingkat keselamatan pengguna jalan sebagai berikut:

6
2 x 10
TKR 7,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 691 x 365

Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas


yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan
kecelakaan), sehinga besaran dampaknya menjadi 2 (negatif 2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-45


PT PERTAMINA EP -PPGM

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan
pengangkut peralatan adalah pengguna jalan provinsi mulai dari Luwuk sampai
Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan,
sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah
tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat
dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan demobilisasi
peralatan adalah seluruh jalan yang dijadikan rute pengangkutan, sehingga
dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya demobilisasi peralatan berlangsung
singkat, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan
khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan
kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan transportasi akibat demobilisasi kendaraan pengangkut peralatan
hanya berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak
penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya demobilisasi peralatan hanya bersifat
sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di
sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).

(3) Kerusakan jalan dan jembatan


Demobilisasi peralatan, akan memunculkan lalulintas kendaraan berat yang
mengangkut peralatan konstruksi, sehingga muatan sumbu terberat kendaraan
pengangkut, MST > 10 ton. Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut
peralatan konstruksi dengan MST > 10 ton dan pembebanan yang berulang, akan
menyebabkan jalan menjadi bergelombang. Dengan demikian skala kualitas tingkat

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-46


PT PERTAMINA EP -PPGM

kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat
jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi 2 (negatif 2).

Demobilisasi peralatan akan melintasi ruas jalan utama dan jembatan dengan
kondisi yang bervariasi. Bila dilintasi oleh kendaraan yang memiliki MST > 10 ton,
maka dikhawatirkan akan terjadi kerusakan jalan dan jembatan. Berdasarkan
tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan demobilisasi peralatan, dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan
melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute demobilisasi peralatan.
Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain,
sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila
terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas
tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Demobilisasi ini dilakukan hanya dalam waktu singkat, sehingga dampak yang
terjadi dianggap tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu
keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan
rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting
(P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah
besar/ bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting
(P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada
perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-47


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.2. Komponen Biologi


5.1.2.1. Vegetasi
A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Penutupan lahan oleh vegetasi akan menurun karena kegiatan pembukaan dan
pematangan lahan. Pembukaan lahan ini terjadi di lokasi-lokasi sumur, fasilitas produksi
gas, dan jalur pipa seluas lebih dari 130 ha. Sebagian besar areal bervegetasi yang
akan dibuka merupakan areal budidaya (persawahan dan kebun) dan semak, namun
demikian lokasi sumur bor ternyata ada yang terletak dekat dengan hutan. Di areal
hutan kemelimpahan pohon adalah 230 pohon/ha (skala 4), dan di areal perkebunan
kemelimpahan pohon sekitar 106 pohon/ha, sementara di areal persawahan tidak
dijumpai pepohonan. Sehingga prakiraan dampak pada vegetasi pepohonan pada areal
persawahan, hutan dan kebun campur dapat dihitung melalui pendekatan N= k.l. (N:
kelimpahan komunitas pohon yang hilang; k : kehilangan pohon/ha ; l : luas lahan (ha)
untuk pengembangan proyek). Adanya pembukaan lahan untuk kegiatan ini
menyebabkan pengurangan pohon sebesar = (0 pohon x 30) + (230 pohon x 40) +
(106 pohon x 5) = 19.700 pohon di seluruh areal kegiatan PPGM. Dibandingkan dengan
kemelimpahan pepohonan keseluruhan di areal studi, jumlah pepohonan yang dibuka di
dalam hutan memang relatif kecil, namun akses jalan yang dibangun untuk
pemasangan pipa (ROW) di SM Bakiriang terutama dengan pemasangan pipa jalur
alternatif-1 yaitu sejajar jalan Provinsi yang telah ada tetap dapat berpotensi untuk
terjadinya illegal logging, sehingga vegetasi hutan di sekitar lokasi kegiatan akan
mengalami resiko kerusakan (skala 1). Secara hipotetik, dampak pada vegetasi ini akan
menjadi dampak penting pada tahap konstruksi dan besaran dampak yang ditimbulkan
menjadi negatif besar (-3).

Penurunan keanekaragaman flora darat di hutan akan terjadi karena selain hilangnya
pepohonan, pepohonan yang nantinya akan tumbuh di areal yang terbuka tidak
beranekaragam. Bila kemudian areal hutan yang dibuka (dengan ID 1,327) kemudian
dijadikan areal kebun, maka kalau dianalogikan dengan kondisi yang sudah ada akan
menurun menjadi 0,61.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-48


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampaknya sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya kegiatan pematangan lahan, tumbuhan yang ada dalam tapak proyek akan

habis dibersihkan. Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada
karena lahan tersebut milik pemrakarsa dan tidak ada yang memanfaatkan lahan ini
sebelumnya sehingga sifat dampak dikategorikan menjadi tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak


Wilayah yang akan terkena dampak hanya kecil sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena
wilayah penyebaran dampak tidak luas, maka kriteria ini menjadi tidak penting

(TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitasnya kecil namun dampak berlangsung lama sehingga kriteria dampak

menjadi tidak penting (P).


d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen yang terkena dampak, akibat pembersihan lahan dari penutupan

vegetasi adalah hilangnya habitat fauna yang menempati area tersebut. Hilangnya
habitat fauna di lokasi kegiatan akan mempengaruhi konsumen atasnya.
Terputusnya rantai makanan menyebabkan ketidakstabilan ekosistem di habitat
tersebut sehingga kategori dampak menjadi penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak bersifat kumulatif, akan saling mempengaruhi oleh karena itu kriteria ini
tergolong penting (P).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak


Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, akan
dilakukan penanaman pohon sebagai peneduh/penghijauan. Oleh karena itu kriteria

dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-49


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Pasca Operasi


1. Revegetasi
Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora darat pada tahap pasca
operasi adalah kegiatan revegetasi. Dengan berakhirnya masa produksi, maka areal
bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar dibersihkan dan lahan terbuka di restorasi
(pemulihan ke kondisi semula) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan
revegetasi ini akan menyebabkan tumbuhnya semak belukar sehingga penutupan lahan
oleh vegetasi meningkat. Kegiatan revegetasi diprakirakan akan menimbulkan dampak
positif sedang (+2) pada flora darat. Skala kualitas lingkungan saat pasca operasi
produksi akan meningkat dari skala 1 (kondisi akibat pembukaan lahan yaitu
pengurangan sebesar 19.700 pohon) menjadi skala 3 ( mendekati kondisi semula).

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, karena masyarakat sekitar
dapat memanfaatkan vegetasi penutup pada lahan yang semula terbuka, untuk
berbagai keperluan antara lain tempat mencari rumput/herba untuk makanan
ternak mereka. Selain itu adanya revegetasi lahan dengan penghijauan
menyebabkan terjadinya perubahan iklim setempat yang akan banyak dinikmati
masyarat sekitar proyek. Dampak yang terjadi dikategorikan menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak positif yang terjadi hanya sebatas pada area yang di
revegetasi, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak
menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak
Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain misalnya
suhu harian menjadi menurun sehingga akan meningkatkan kualitas habitat yang
potensial dapat mendukung kehidupan banyak jenis fauna. Oleh karena itu bobot
dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka
kembali, sehingga dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-50


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.2.2. Satwa Liar


A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Satwa liar, terutama yang hidup di SM Bakiriang, akan terganggu oleh kebisingan,
getaran dan kehadiran para pekerja pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi
peralatan/material/pekerja dan kegiatan pembukaan dan pematangan lahan.
Pembukaan lahan untuk pemasangan jalur pipa alternatif-1 yang dipasang sejajar Jalan
Provinsi yang sudah ada di SM Bakiriang dan untuk konstruksi BS dan sumur
pengembangan di Sukamaju yang berbatasan dengan hutan SM Bakiriang juga akan
menurunkan kualitas dan luasan habitat satwa liar. Habitat burung maleo akan
berkurang, karena pepohonan tertentu yang menjadi pakan alami Maleo akan
berkurang. Jadi Burung Maleo yang saat ini masih sering dijumpai dekat sumur
Sukamaju-1, setelah adanya pemboran sumur pengembangan Sukamaju-2 dan
pembangunan fasilitas produksi gas (BS) akan menjadi bergesar masuk ke dalam hutan
SM Bakiriang. Satwa liar di SM Bakiriang juga akan mengalami resiko gangguan, bila
ROW rencana pemasangan jalur pipa alternatif-1 yang dipasang sejajar jalan provinsi
yang sudah ada di SM Bakiriang digunakan oleh para pemburu untuk masuk hutan dan
ROW sendiri yang terbuka berarti juga memperluas lahan terbuka. Dampak pada satwa
liar merupakan dampak turunan dari pembukaan lahan yang bervegetasi yang menjadi
habitatnya. Jadi kegiatan pada tahap konstruksi ini akan menyebabkan penurunan
keanekaragaman satwa liar. Keanekaragaman jenis satwa di areal kegiatan kondisinya
baik (skala 4), dengan keanekaragaman jenis yang ada sebanyak 30 dan terdapat 4
jenis dilindungi. Kegiatan persiapan lahan diprakirakan akan menyebabkan
berkurangnya keanekaragaman dan kelimpahan fauna akibat hilangnya vegetasi
penutup lahan yang merupakan habitatnya (termasuk persediaan pakan, tempat
istirahat, mencari pakan, dan tempat berkembang biak). Anggota populasi sebagian
jenis yang hidup di areal kegiatan akan mati karena tidak sempat pindah karena
kemampuan mobilitasnya yang rendah dan waktu pelaksanaan persiapan lahan yang
cepat. Sebagian lainnya, terutama yang memiliki mobilitas tinggi misalnya kelompok
burung, masih mampu menyelamatkan diri dengan pindah ke tempat sekitar areal
kegiatan. Di tempat pengungsiannya kehadiran populasi baru ini akan mempengaruhi
keseimbangan populasi yang sudah ada sebelumnya, sehingga akan terjadi suatu
keseimbangan populasi yang baru. Adanya kegiatan diperkirakan akan terjadi migrasi
fauna penting di area tapak proyek sehingga kelimpahan dan keanekaragaman satwa
liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya menjadi turun menjadi 26 jenis fauna dan tidak
ada lagi jenis dilindungi (skala 2) dan dampak negatif yang muncul sedang (-2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-51


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat kebisingan
maupun hilangnya habitat dari kegiatan pembukaan lahan relatif kecil. Keberadaan
fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi
tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena
adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian
kriteria dampak menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung cukup lama, oleh karena itu kategori
dampak menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar
lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini
akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori
dampak menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif. Kategori dampak menjadi penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik,sehingga kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).

2. Konstruksi fasilitas BS dan GPF


Kegiatan konstruksi block station dan fasilitas produksi gas diprakirakan akan
meningkatkan kebisingan, debu dan emisi gas buang ke lingkungan sekitarnya.
Kebisingan merupakan salah satu jenis pengganggu utama bagi fauna. Fauna yang
terpengaruh adalah burung, mammalia, dan reptilia. Burung mempunyai kepekaan yang
cukup tinggi terhadap kebisingan, sehingga selama kegiatan tersebut fauna akan
bermigrasi pindah menjauhi sumber kebisingan mencari tempat yang baru. Terdapat 30
jenis fauna di area kegiatan dan diantaranya ada 4 jenis fauna dilindungi (skala 4),
namun apabila kebisingan hilang fauna akan segera kembali ke habitat asalnya
sehingga besaran dampak yang terjadi adalah kecil (-1).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-52


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat kebisingan
yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan bangunan utama dan penunjang
sangat kecil. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu
kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena
adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian
kriteria dampak menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak ringan sehingga daya toleransi yang terkena dampak (densitas
dan diversitas fauna) masih relatif tinggi. Lamanya dampak berlangsung hanya
sebentar, yakni fauna akan melakukan migrasi selama kegiatan yang menimbulkan
kebisingan berlangsung. Oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting
(TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar
lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini
akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori
dampak menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif, karena intensitasnya relatif kecil dan sementara.
Kategori dampak tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, setelah kebisingan hilang fauna akan kembali pada habitat
asalnya. Oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).

3. Pemasangan pipa penyalur gas


Kegiatan pemasangan pipa secara umum tidak akan mengurangi komunitas vegetasi
alam sebagai habitat fauna. Namun mengingat bahwa pada segmen tertentu
pemasangan jalur pipa akan melalui SM Bakiriang yang merupakan area konservasi
satwa dilindungi maka kajian yang lebih detail terhadap pemasangan jalur pipa yang
akan melewati SM Bakiriang dilakukan dengan cara 3 alternatif.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-53


PT PERTAMINA EP -PPGM

Kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 (pemasangan secara normal/digali) dan


alternatif-2 (pemasangan dengan dibor/HDD) secara emperik tidak akan mengurangi
komunitas vegetasi alam secara significant dan pemasangan pipa dalam tanah juga
tidak akan mempengaruhi jalur migrasi burung Maleo ke pantai untuk bertelur, karena
migrasinya dilakukan dengan terbang dari dalam kawasan hutan di bagian utara menuju
pantai yang berada di bagian selatan. Walaupun demikian beberapa jenis hewan
dilindungi SM Bakiriang yang masih dijumpai antara lain babi rusa dan burung
rangkong, maka keberadaannya di sekitar lokasi proyek perlu mendapat perhatian.
Beberapa jenis satwa sensitif dan bersifat shy, sehingga menjauhi keramaian misalnya
lalulalang kendaraan untuk konstruksi, sedangkan jenis-jenis toleran akan bertahan di
sekitar proyek. Dari kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2,
dampak yang ditimbulkan terhadap satwa liar negatif sedang (-2) dan hanya terjadi
selama kegiatan pemasangan pipa berlangsung.
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna yang ditimbulkan
dari kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2 secara langsung
tidak ada. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu
kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena
adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian
kriteria dampak menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak ringan sehingga daya toleransi yang terkena dampak (densitas
dan diversitas fauna) masih relatif tinggi. Lamanya dampak berlangsung hanya
sebentar, yakni fauna akan melakukan migrasi selama kegiatan berlangsung. Oleh
karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar
lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini
akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori
dampak menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-54


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak bersifat kumulatif, sehingga kategori dampak penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting
(TP).

Sementara itu kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-3 akan dilakukan melalui jalur
pantai SM Bakiriang dan laut. Pada lokasi SM Bakiriang terdapat beberapa jenis satwa
yang dilindungi. Salah satu diantaranya adalah burung Maleo. Jenis burung ini akan
melakukan migrasi di daerah pantai untuk bertelur. Dengan adanya kegiatan
pemasangan pipa jalur alternatif-3 yang melalui jalur pantai dan laut, maka akan
memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelestarian satwa ini (-3). Kondisi
satwa liar yang semula mempunyai kualitas lingkungan skala 4 (terdapat jenis satwa
dilindungi antara lain : burung maleo, raja udang, elang, tarsius) turun menjadi skala 1
(hilangnya satwa dilindungi dari lokasi kegiatan).

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak akibat kepunahan satwa liar (burung Maleo)
yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan pipa alternatif-3 secara langsung tidak
ada. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu
kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena
adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian
kriteria dampak menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan dampak yang terjadi lama, sehingga dikategorikan dampak penting
(P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Kepunahan satwa dilindungi (burung Maleo) akan mempengaruhi banyaknya
komponen lain yang terkena dampak, sehingga dikategorikan dampak penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-55


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak bersifat kumulatif, karena intensitasnya besar dan permanen. Kategori
dampak menjadi penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak tidak berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi penting (P).

B. Tahap Pasca Operasi


1. Revegetasi
Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada satwa pada tahap pasca operasi
adalah kegiatan revegetasi. Areal bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar dan
dibersihkan akan direvegetasi dan diprakirakan akan memulihkan keanekaragaman dan
kelimpahan satwa. Kondisi yang semula ada 26 jenis fauna (skala 2) diperkirakan
menjadi mendekati semula yaitu terdapat 30 jenis dan kembalinya beberapa jenis
fauna dilindungi (skala 4). Hal ini karena kegiatan revegetasi menyebabkan area yang
semula tidak berpenutup hijauan seperti lahan bekas sumur gas, area sekitar pipa
penyalur gas, daerah sekitar BS dan GPF serta fasilitas pendukung lainnya akan menjadi
hijau kembali. Habitat satwa yang semula terpotong-potong akan menjadi
bersambungan lagi menjadi habitat luas. Jadi kegiatan penanaman kembali secara tidak
langsung akan berdampak positif sedang (+2) pada satwa.

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan revegetasi dapat menaikkan keanekaragaman satwa sehingga pada
akhirnya akan menguntungkan masyarakat banyak. Oleh karena itu dampak
menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas pesebaran dampak positif yang terjadi relatif tidak luas, sehingga
dikategorikan dampak tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak
menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain yaitu
habitat satwa yang semula terpotong-potong akan bersambungan lagi menjadi

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-56


PT PERTAMINA EP -PPGM

habitat luas. Proses suksesi akan semakin meningkatkan stabilitas ekosistem di


wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan dampak positif lain misalnya
menekan populasi species hama dan meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut.
Oleh karena itu bobot dampak menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka
kembali, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).

5.1.2.3. Biota Air Tawar


A. Tahap Konstruksi
1. Konstruksi Block Station (BS)
Kegiatan konstruksi Block Station (BS) diprakirakan berdampak pada biota air tawar.
Dari kegiatan ini akan dilakukan uji hidrostatik. Sebelum pra commisioning fasilitas,
akan digunakan air tawar untuk hydrotest bejana tekan dan pipa penyalur. Setelah
beberapa kali hydrotest, maka air yang kurang lebih 20.000 meter kubik akan dialirkan
ke sungai yang akan mengalir ke laut bebas. Pembuangan air sisa uji hidrostatik ini
diprakirakan dampak menimbulkan dampak pada kualitas air sungai dan pada akhirnya
mengganggu kehidupan biota sungai. Indeks keanekaragaman yang rona awal sebesar
1,23 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman
< 1. Dampak yang ditimbulkan terhadap plankton dan benthos merupakan dampak
negatif kecil (-1 ).

Derajat kepentingan dampak


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Adanya pembuangan air sisa uji hydrotest ke sungai menyebabkan, kelimpahan dan
keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan
berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan,
sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di
perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-57


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak
menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar namun berlangsung sesaat, sehingga dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem
perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya.
Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak,
dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat tidak kumulatif karena hanya berlangsung sesaat, sehingga
dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, karena hanya berlangsung
sesaat sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).

2. Pemasangan pipa penyalur gas


Kegiatan pemasangan pipa diprakirakan berdampak pada biota air tawar. Dari kegiatan
ini akan dilakukan uji hidrostatik. Sebelum pra commisioning fasilitas, akan digunakan
air tawar untuk hydrotest pipa penyalur. Setelah beberapa kali hydrotest, maka air yang
kurang lebih 20.000 meter kubik akan dialirkan ke sungai yang akan mengalir ke laut
bebas. Disamping itu kegiatan pemasangan pipa yang melewati sungai juga akan
menimbulkan kekeruhan. Pembuangan air sisa uji hidrostatik dan kekeruhan ini
diprakirakan dampak menimbulkan dampak pada kualitas air sungai dan pada akhirnya
mengganggu kehidupan biota sungai. Indeks keanekaragaman yang semula/kondisi
rona awal sebesar 1,23 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan
indeks keanekaragaman < 1. Dampak yang ditimbulkan terhadap plankton dan benthos
merupakan dampak negatif kecil (-1 ).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-58


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Adanya pembuangan air sisa uji hydrotest ke sungai menyebabkan, kelimpahan dan
keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan
berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan,
sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di
perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak
menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar namun berlangsung sesaat, sehingga dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem
perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya.
Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak,
dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat tidak kumulatif karena hanya berlangsung sesaat, sehingga
dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, karena hanya berlangsung
sesaat sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Operasi
1. Pemboran sumur pengembangan
Water-based mud yang digunakan untuk pemboran sumur direncanakan sebelum
dibuang ke sungai dan laut akan di cek dulu kualitasnya. Apabila ada unsur-unsur yang
melebihi baku mutu maka akan diolah dahulu, demikian pula limbah cair dari kegiatan
pemboran ini (buangan air uji coba hydrostatik). Apabila pengolahannya berjalan kurang
sempurna maka kegiatan ini diprakirakan akan berdampak langsung pada biota

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-59


PT PERTAMINA EP -PPGM

sungai/air tawar. Indeks keanekaragaman yang semula sebesar 1,23 (skala 3)


diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak
negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pemboran sumur pengembangan terhadap biota
air tawar adalah negatif kecil (-1).

Derajat kepentingan dampak


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Limbah cair dari kegiatan pemboran sumur pengembangan yang dibuang ke sungai
menyebabkan, kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama
maupun benthos akan berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan
keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang
biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak
dari kegiatan ini menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak
menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional,
sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem
perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya.
Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak,
dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya
menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, sehingga kategori dampak
menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-60


PT PERTAMINA EP -PPGM

2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (BS dan GPF)


Dampak pada biota air tawar merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air
akibat operasi produksi gas dan gas cair. Perubahan kualitas, seperti peningkatan TSS
(total suspensi suspended) , kekeruhan, dan film minyak akan mempengaruhi biota air
khususnya plankton dan benthos yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan ikan
yang mungkin menjadi sumber ekonomi masyarakat. Limbah cair ini sebelum dialirkan
ke sungai akan diolah dahulu, sehingga kualitasnya memenuhi baku mutu. Namun
demikian kualitas air yang dibuang tetap akan lebih buruk dibandingkan dengan
keadaan awal. Menurunnya kualitas air permukaan akan memberikan dampak turunan
terhadap kehidupan biota sungai. Kondisi populasi plankton, benthos di perairan sungai
sekitar lokasi kegiatan yang semula indeks keanekaragamannya sebesar 1,23 (skala 3)
diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak
negatif yang ditimbulkan dari kegiatan operasi fasilitas produksi gas, terhadap biota air
tawar adalah negatif kecil (-1).
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Limbah cair bekas air formasi dari kegiatan pengoperasian fasilitas produksi gas,
yang dibuang ke sungai, menyebabkan kelimpahan dan keanekaragaman plankton
sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Akibatnya akan
mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak
langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan.
Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak
menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional,
sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem
perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya.
Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak,
dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-61


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak bersifat tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya
menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, sehingga kategori dampak
menjadi tidak penting (TP).

5.1.2.4. Biota Air Laut


A. Tahap Konstruksi
1. Pemasangan pipa
Pemasangan pipa jalur alternatif-3 melalui laut diprakirakan akan menyebabkan
kekeruhan dan terjadi penurunan persentase penutupan terumbu karang hidup.
Persentase kerusakan yang ditimbulkan relatif kecil yaitu sekitar kurang dari 5% (skala
1) dari penutupan yang ada. Namun demikian keberadaan terumbu karang ini sangat
penting bagi habitat biota laut lainnya, seperti ikan yang bernilai ekonomi tinggi.
Demikian halnya kekeruhan yang diakibatkan oleh kegiatan ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan plankton, benthos sehingga akan terjadi penurunan kelimpahan
dan keanekaragaman plankton, benthos dari skala 3 dengan indeks keanekaragaman
1,13 - 1,28 menjadi < 1 (skala 2) sehingga dampaknya relatif kecil (-1).
Tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Akibat adanya gangguan biota laut termasuk terjadinya penurunan persentase
penutupan karang hidup maka akan berdampak langsung pada masyarakat yang
biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan sehingga dampak yang ditimbulkan
dari kegiatan ini menjadi tidak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang tidak luas, sehingga dampak menjadi
tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung sesaat selama pemasangan pipa,
sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting
(TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-62


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak


Terumbu karang merupakan habitat ikan dan organisme perairan lain (benthos)
yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan
pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini
sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi
penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul merupakan dampak tidak terbalikkan, karena menyebabkan
mati/rusaknya terumbu karang sebagai habitat biota air laut. Dengan matinya
terumbu kemelimpahan ikan pada suatu perairan menjadi berkurang bahkan hilang.
Dampak tersebut merupakan dampak penting (P).

5.1.3. Komponen Sosial


5.1.3.1. Kependudukan
A. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja
Penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi meliputi: untuk pemboran masing-masing
sumur pengembangan sebanyak 118 orang, operasional 2 BS-GPF sebanyak 52 orang,
dan untuk pengangkutan kondensat dan sulfur sebanyak 28 orang. Dari total kebutuhan
tenaga kerja tersebut sekitar 23,23% merupakan tenaga unskill yang dapat diisi oleh
penduduk lokal, dan 76,77% lainnya merupakan tenaga skill dengan keahlian tertentu
yang akan didatangkan dari luar daerah. Kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya
jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah studi dan diprakirakan akan terus
meningkat sejalan dengan meningkatnya berbagai aktivitas operasional pengembangan
2
gas ini. Kondisi kepadatan penduduk di wilayah studi saat ini adalah 27 jiwa/km yang
termasuk dalam kriteria sangat baik (skala 5). Kedatangan para pekerja luar daerah
tersebut tidak akan begitu berpengaruh terhadap kepadatan penduduk yang ada.
Diprakirakan kenaikan kepadatan penduduk maksimal hanya akan menjadi sekitar 31
2
jiwa/km atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1). Dengan demikian tingkat
kepadatan penduduk akan turun menjadi baik atau mempunyai skala 4.

Derajat kepentingan dampak:

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-63


PT PERTAMINA EP -PPGM

a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak


Dari sekitar 198 orang yang akan terlibat sebagai tenaga kerja pada tahap operasi,
sekitar 152 orang diantaranya merupakan tenaga skill dan umumnya akan diisi oleh
pendatang dari luar daerah. Jumlah ini tidak akan begitu berpengaruh terhadap
kondisi kependudukan. Dilihat dari jumlah manusia yang terkena dampak, kriteria
ini termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Para pendatang umumnya akan terkonsentrasi di suatu lokasi berdekatan dengan
lokasi fasilitas operasi. Luas persebaran dampaknya menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Meskipun para pekerja akan dipekerjakan selama operasional pengembangan gas
ini, namun mengingat bahwa jumlah pekerja yang terlibat tidak banyak, maka
intensitas dampak yang terjadi relatif kecil. Dengan demikian kriteria ini menjadi
tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hdup lain yang terkena dampak adalah kesempatan usaha
dan pendapatan masyarakat. Bobot dampaknya termasuk penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak penerimaan tenaga kerja ini terhadap komposisi kependudukan tidak
bersifat kumulatif. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sifat dampak komposisi kependudukan dapat terbalikkan ketika masa kerja berakhir
dan tidak diperpanjang lagi. Bobot dampaknya tidak penting (TP).

5.1.3.2. Pola Kepemilikan Lahan


A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
Luas lahan yang akan dibebaskan untuk berbagai fasilitas di bagian hulu adalah sekitar
295 Ha yang meliputi: untuk lokasi 17 sumur pengembangan seluas 68 Ha, Manifold
Station (MS) seluas 3 Ha, Block Station (BS) dan GPF seluas 30 Ha, jalur pipa flow line
14 Ha, jalur pipa trunk line 120 Ha dan pembuatan jalan baru atau peningkatan jalan
yang sudah ada sekitar 60 Ha. Lahan yang akan dibebaskan umumnya berupa lahan
sawah dan tegal atau kebun. Total luas lahan sawah, ladang/huma, tegal/kebun
dan perkebunan yang ada di wilayah studi adalah sekitar 48.193,15 Ha; dengan
perincian luas lahan sawah sekitar 14.528,05 Ha, ladang/huma 2.338 Ha, tegal/kebun
14.903,25 Ha dan perkebunan seluas 16.423,85 Ha. Rata-rata penguasaan atau

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-64


PT PERTAMINA EP -PPGM

2
kepemilikan lahan sawah oleh masyarakat adalah antara 2.501 25.000 m dan
kepemilikan ladang serta kebun rata-rata adalah antara 5.001 50.000 Ha. Bila rata-
rata kepemilikan sawah oleh penduduk adalah 1 Ha dan untuk ladang/kebun sekitar 3
Ha, diprakirakan luasan sawah yang ada di wilayah studi dimiliki oleh sekitar 14.528
orang dan untuk ladang/kebun sekitar 5.747 orang. Sementara itu responden yang
memiliki lahan sawah dengan status milik sendiri adalah sekitar 39,17% atau sekitar
0,65% dari total pemilik lahan; dan responden yang memiliki ladang/kebun adalah
73,75% atau sekitar 3,08% dari total pemilik lahan. Jika luas lahan yang akan
dibebaskan untuk kegiatan di hulu adalah 295 Ha, dan bila diasumsikan 25%
diantaranya merupakan lahan sawah dan 75% lainnya berupa lahan kebun, maka akan
terdapat sekitar 74 orang pemilik sawah atau 0,51% dari total pemilik lahan sawah dan
74 orang pemilik lahan kebun atau sekitar 1,28% dari total pemilik lahan kebun yang
akan mengalami perubahan kepemilikan lahan. Dilihat dari persentasenya, jumlah
penduduk yang akan kehilangan lahan memang relatif sangat kecil, namun mengingat
bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang utama, maka
meskipun persentase penduduk yang akan kehilangan lahannya kurang lebih hanya
1,79% dampaknya dikategorikan negatif sedang (-2). Dengan demikian pola
kepemilikan lahan di wilayah studi yang semula kondisinya sedang (3) karena
kepemilikan sawah dan ladang atau kebun oleh masyarakat sekitar 56,46% akan turun
menjadi sangat buruk atau berskala 1.
Derajat kepentingan dampak pembebasan lahan dan tanam tumbuh terhadap pola
kepemilikan lahan adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi sumur pengembangan,
MS, BS-GPF, jalur pipa, dan peningkatan atau pembuatan jalan baru akan
berdampak terhadap pola kepemilikan lahan di sekitar tapak proyek. Lahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan ini sekitar 295 Ha, jika rata-rata kepemilikan lahan
sawah dan ladang/kebun di sekitar tapak proyek masing-masing sekitar 1 Ha dan 3
Ha setiap petani, maka terdapat sekitar 74 orang petani padi sawah atau sekitar
0,51% dari total pemilik lahan sawah dan 74 orang pemilik ladang/kebun atau
sekitar 1,28% terhadap total pemilik ladang/kebun yang akan kehilangan status
kepemilikan lahannya. Perubahan kepemilikan lahan yang ada relatif kecil, namun
mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang
utama, maka perubahan yang ada akan sangat dirasakan oleh penduduk yang
kehilangan lahannya. Oleh karena itu dampaknya dikategorikan sebagai dampak
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-65


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena meliputi 3 kecamatan
di wilayah studi.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Mengingat lahan merupakan sumber utama penghasilan penduduk, maka dilihat
dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bobot dampak perubahan
kepemilikan lahan dikategorikan penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat pengadaan lahan
diantaranya adalah perubahan penggunaan lahan, hilangnya mata pencaharian dan
turunnya pendapatan para petani dan buruh tani. Dampak yang timbul dapat
dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak berupa perubahan status kepemilikan lahan tidak dapat berbalik, atau tidak
dapat dipulihkan. Namun mengingat dalam perubahan kepemilikan lahan disertai
dengan adanya penggantian atau kompensasi sesuai kesepakatan, maka
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

5.1.3.3. Pendapatan Masyarakat


A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan ini untuk bagian hulu khususnya
adalah tenaga unskill sebanyak 157 orang yang potensial dapat diisi oleh tenaga kerja
lokal. Tingkat pendapatan rata-rata keluarga responden dan masyarakat yang selama ini
umumnya menekuni bidang pertanian berkisar hingga Rp. 750.000,00. Tingkat
pendapatan sebesar ini termasuk dalam kriteria buruk atau mempunyai skala kualitas
lingkungan 2. Kegiatan ini akan berdampak positif terhadap tingkat pendapatan warga
masyarakat khususnya yang secara langsung terlibat dalam berbagai kegiatan
konstruksi. Diprakirakan tingkat pendapatan mereka akan lebih besar dari UMK (Upah
Minimum Kabupaten) yang berlaku. Tingkat penghasilan mereka bisa mencapai sekitar
Rp. 1.000.000,00 per bulan. Kenaikan pendapatan secara langsung ini dapat dinikmati
oleh tenaga kerja yang dapat terekrut oleh proyek yakni sekitar 1,22% terhadap total
pencari kerja atau sekitar 0,28% dari total penduduk usia produktif di wilayah hulu yang
meliputi Toili, Toili Barat dan Batui.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-66


PT PERTAMINA EP -PPGM

Kenaikan pendapatan secara tidak langsung juga akan dapat dinikmati oleh penduduk
lokal yang membuka usaha untuk memenuhi keperluan tenaga kerja. Jika diasumkan
setiap jenis usaha yang dibuka oleh penduduk lokal dapat melayani kebutuhan sektiar
15 20 orang, maka dengan adanya tenaga kerja sebanyak 157 orang diprakirakan
akan terdapat sekitar 10 orang penduduk yang akan membuka usaha. Jika rata-rata
penghasilan mereka dari membuka usaha sekitar Rp. 500.000,00/bulan setiap orangnya,
maka diprakirakan di wilayah studi setiap bulannya akan terjadi peningkatan
pendapatan secara langsung maupun tidak langsung sebesar:
tenaga kerja (unskill) = 127 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 127.000.000,00
penduduk yang membuka usaha = 10 x Rp. 500.000,00 = Rp. 5.000.000,00 +
Rp. 132.000.000,00
Bila kenaikan pendapatan tersebut dirata-ratakan terhadap jumlah total penduduk di
wilayah hulu yang sebanyak 89.002 jiwa, maka setiap bulannya setiap penduduk akan
menerima manfaat dari adanya proyek sebesar Rp. 1.483,11 atau sekitar Rp. 7.415,56
untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Dengan demikian
kenaikan pendapatan ini sebenarnya relatif hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
penduduk saja dan tidak begitu signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan
warga masyarakat di bagian hulu pada umumnya. Besaran dampak yang ditimbulkan
adalah positif kecil (+1) karena kenaikan pendapatan hanya sekitar Rp 7.415,56 per
keluarga per bulan, sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2)
akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat atau dampak positif dari
kegiatan ini relatif sangat sedikit, yakni sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja
dan sekitar 0,28% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak yaitu adanya kesempatan kerja khususnya bagi tenaga unskill relatif hanya
dapat dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak begitu besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat
relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau
bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-67


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh
terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat
dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi
semula yang rata-rata buruk, manakala kegiatan proyek telah berakhir.

2. Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF)


Jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam konstruksi BS dan GPF sebanyak 112
orang yang meliputi tenaga skill 39 orang dan unskill 73 orang. Tenaga unskill
umumnya akan dapat dipenuhi dari penduduk lokal yang berarti nantinya akan
memperoleh manfaat secara langsung dari proyek. Namun bila dibandingkan terhadap
jumlah total pencari kerja dan jumlah total penduduk usia produktif, persentase
penduduk yang memperoleh manfaat langsung dari proyek masing-masing hanya
sekitar 0,57% dan 0,13%.

Tingkat penghasilan dan atau pendapatan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini
dipastikan mempunyai standar yang lebih tinggi, paling tidak melebihi standar Upah
Minimum Kabupaten yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Banggai, yakni
sekitar Rp. 750.000,00/orang/bulan. Bila diasumsikan tingkat pendapatan untuk tenaga
unskill yang terlibat langsung dalam proyek sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan,
sementara untuk tenaga skill bila dirata-ratakan sebesar Rp.3.000.000,00; maka dalam
1 bulan di wilayah studi akan beredar uang sebanyak:

dari tenaga unskill = 73 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 73.000.000,00


dari tenaga skill = 39 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 117.000.000,00 +
Rp. 190.000.000,00

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-68


PT PERTAMINA EP -PPGM

Adanya peningkatan pendapatan akan berakibat terhadap naiknya permintaan terhadap


barang dan jasa yang berarti pula ikut menggerakkan roda perekonomian di wilayah
tersebut. Namun diprakirakan uang yang akan beredar di wilayah studi pada umumnya
yang berasal dari tenaga unskill , sedangkan pendapatan dari tenaga skill akan lebih
banyak dibelanjakan di luar daerah.

Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang


memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. Namun mengingat tenaga kerja yang
terlibat dalam kegiatan ini hanya sekitar 112 orang, maka penduduk yang akan
membuka usaha juga relatif sedikit. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang
warga masyarakat yang akan membuka usaha dengan tingkat pendapatan rata-rata
sekitar Rp. 500.000,00/bulan, maka jumlah total penghasilan warga masyarakat
tersebut dari kesempatan usaha yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00.
Dengan demikian di wilayah studi setiap bulannya akan terdapat kenaikan pendapatan
khususnya dari penduduk lokal sebesar Rp. 78.000.000,00 yang bila dibagi rata
terhadap total penduduk, setiap penduduk untuk setiap bulannya hanya akan menikmati
kenaikan pendapatan sekitar Rp. 876,38 atau sebesar Rp. 4.381,92 untuk setiap kepala
keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Dengan demikian kenaikan pendapatan ini
sebenarnya relatif hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil penduduk saja dan tidak
begitu signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan warga masyarakat di
bagian hulu pada umumnya mengingat tingginya harga berbagai bahan kebutuhan
pokok. Besaran dampak yang ditimbulkan adalah positif kecil (+1) karena kenaikan
pendapatan hanya sekitar Rp 4.381,92 per keluarga per bulan, sehingga tingkat
pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) karena hanya sekitar Rp. 500.000,00
setiap bulan akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat atau dampak positif dari
kegiatan ini secara langsung yakni melalui kesempatan kerja yang ada hanya sekitar
0,57% terhadap jumlah total pencari kerja dan sekitar 0,13% terhadap jumlah total
penduduk usia produktif. Mengingat tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini
sedikit, maka jumlah penduduk yang akan membuka usaha juga relatif sangat
sedikit yakni sekitar 10 orang. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-69


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak begitu besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat
relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau
bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh
terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat
dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi
semula yang rata-rata buruk, manakala kegiatan proyek telah berakhir.

3. Pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang


(1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi (alternatif-1)
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang dilakukan secara normal drilling
dan sejajar dengan jalan provinsi ketika melalui SM Bakiriang, akan melibatkan
sekitar 156 orang yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill
sekitar 84 orang. Kenaikan pendapatan yang secara langsung dapat dinikmati
warga masyarakat setempat adalah dari tenaga unskill yang terlibat. Jika
tingkat pendapatan untuk tenaga unskill sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan,
maka kenaikan pendapatan yang ada adalah = 84 x Rp. 1.000.000,00 =
Rp. 84.000.000,00.

Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang


memanfaatkan kesempatan usaha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para
tenaga kerja konstruksi. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga
masyarakat sekitar tapak proyek yang akan terlibat dalam berbagai kesempatan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-70


PT PERTAMINA EP -PPGM

usaha yang ada dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan,
maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha
yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian total kenaikan
pendapatan yang dapat dinikmati warga masyarakat lokal sekitar tapak proyek
adalah sekitar Rp. 89.000.000,00 setiap bulan.

Kenaikan pendapatan ini merupakan dampak positif, namun bila dibandingkan


dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah hulu, maka rata-rata kenaikan
pendapatan yang dapat dinikmati setiap penduduk adalah sekitar Rp 999,98/bulan
atau sekitar Rp 4. 999,89/bulan untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang
anggota keluarga. Jumlah ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kenaikan
harga berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian besaran dampak
yang ada yaitu kurang lebih Rp 4.999,89 per keluarga per bulan adalah positif kecil
(+1) sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula kondisinya buruk (skala
2) hanya akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang menikmati langsung manfaat atau dampak positif
dari kegiatan ini sekitar 84 orang atau sekitar 0,65% dari total pencari kerja dan
sekitar 0,15% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak begitu besar dan dampak akan berlangsung dalam
waktu yang relatif pendek atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat
dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh
terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-71


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Peningkatan pendapatan yang ada relatif sangat kecil, sehingga ditinjau dari
kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai
tidak penting (TP). Ketika kegiatan proyek berakhir, tingkat penurunan
pendapatan yang ada tidak akan begitu dirasakan oleh oleh warga masyarakat.

(2) Secara Horizontal Directional Drilling (alternatif 2)


Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang dilakukan dengan pemboran secara
horizontal ketika melalui SM Bakiriang, akan melibatkan sekitar 156 orang yang
meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84 orang. Kenaikan
pendapatan yang secara langsung dapat dinikmati warga masyarakat setempat
adalah dari tenaga unskill yang terlibat. Jika tingkat pendapatan untuk tenaga
unskill sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka kenaikan pendapatan yang ada
adalah = 84 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 84.000.000,00.

Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang


memanfaatkan kesempatan usaha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para
tenaga kerja konstruksi. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga
masyarakat sekitar tapak proyek yang akan terlibat dalam berbagai kesempatan
usaha yang ada dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan,
maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha
yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian total kenaikan
pendapatan yang dapat dinikmati warga masyarakat lokal sekitar tapak proyek
adalah sekitar Rp. 89.000.000,00 setiap bulan.

Kenaikan pendapatan ini merupakan dampak positif, namun bila dibandingkan


dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah hulu, maka rata-rata kenaikan
pendapatan yang dapat dinikmati setiap penduduk adalah sekitar Rp. 999,98/bulan
atau sekitar Rp. 4. 999,89/bulan untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang
anggota keluarga. Jumlah ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kenaikan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-72


PT PERTAMINA EP -PPGM

harga berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian besaran dampak


yang ada yaitu Rp 4.999,89 per keluarga per bulan adalah positif kecil (+1)
sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula kondisinya buruk (skala 2)
hanya akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang menikmati langsung manfaat atau dampak positif
dari kegiatan ini sekitar 84 orang atau sekitar 0,65% dari total pencari kerja dan
sekitar 0,15% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung dalam waktu
yang cukup panjang karena pemasangan pipa dengan pemboran secara
horizontal ini cukup rumit. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh
terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Peningkatan pendapatan yang ada relatif sangat kecil, sehingga ditinjau dari
kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai
tidak penting (TP). Ketika kegiatan proyek berakhir, tingkat penurunan
pendapatan yang ada tidak akan begitu dirasakan oleh oleh warga masyarakat.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-73


PT PERTAMINA EP -PPGM

(3) Pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut (alternatif3)


Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut akan melibatkan sekitar
156 orang yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84
orang. Kenaikan pendapatan yang secara langsung dapat dinikmati warga
masyarakat setempat adalah dari tenaga unskill yang terlibat. Jika tingkat
pendapatan untuk tenaga unskill sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka
kenaikan pendapatan yang ada adalah = 84 x Rp. 1.000.000,00 = Rp.
84.000.000,00.

Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang


memanfaatkan kesempatan usaha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para
tenaga kerja konstruksi. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga
masyarakat sekitar tapak proyek yang akan terlibat dalam berbagai kesempatan
usaha yang ada dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan,
maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha
yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian total kenaikan
pendapatan yang dapat dinikmati secara langsung warga masyarakat sekitar tapak
proyek adalah sekitar Rp. 89.000.000,00 setiap bulan.

Kenaikan pendapatan ini merupakan dampak positif, namun bila dibandingkan


dengan jumlah penduduk yang ada maka rata-rata kenaikan pendapatan yang
dapat dinikmati setiap penduduk adalah sekitar Rp. 3.587,00/bulan. Jumlah ini
relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan
hidup sehari-hari. Dengan demikian besaran dampak yang ada yaitu sekitar Rp
17.935,00 per keluarga per bulan termasuk positif kecil (+1) sehingga tingkat
pendapatan masyarakat yang semula kondisinya buruk (skala 2) hanya akan
meningkat menjadi sedang atau berskala 3.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang menikmati langsung manfaat atau dampak positif
dari kegiatan ini sekitar 84 orang atau sekitar 0,34%. Angka ini relatif sangat
kecil bila dibandingkan dengan jumlah total penduduk yang ada. Oleh karena
itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-74


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung dalam waktu
relatif lama karena pemasangan pipa di pantai lebih rumit dan jalurnya menjadi
lebih panjang. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh
terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Peningkatan pendapatan yang ada relatif sangat kecil, sehingga ditinjau dari
kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai
tidak penting (TP). Ketika kegiatan proyek berakhir, tingkat penurunan
pendapatan yang ada tidak akan begitu dirasakan oleh warga masyarakat.

4. Penglepasan tenaga kerja


Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat.
Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang
selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas konstruksi. Penurunan pendapatan
juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini membuka usaha untuk
memenuhi keperluan hidup para tenaga kerja proyek. Namun mengingat bahwa sejak
awal telah disepakati melalui kontrak kerja bahwa keterlibatan tenaga kerja yang
terekrut proyek bersifat sementara yakni selama masa konstruksi, maka para tenaga
kerja relatif telah siap menghadapi kegiatan penglepasan tenaga kerja. Dampak yang
ditimbulkan kegiatan ini adalah negatif kecil (-1) karena penduduk yang akan
mengalami penurunan pendapatan yakni yang terlibat dalam proyek hanya sektiar
0,35%, sehingga tingkat pendapatan masyarakat akan kembali menjadi buruk (2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-75


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan
penglepasan tenaga kerja relatif sedikit, yakni sekitar 0,35% dari jumlah penduduk.
Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena meskipun kecil
tetapi dampak tidak hanya dialami oleh penduduk yang tersentral di sekitar tapak
proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya yang selama ini terlibat dalam
proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh
karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga
akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau
berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau
berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

C. Tahap Operasi
1. Pemboran sumur pengembangan
Kegiatan pemboran untuk setiap sumur pengembangan akan melibatkan sekitar 118
orang yang meliputi 108 orang tenaga skill dan unskill hanya 10 orang. Jika diasumsikan
akan terjadi 3 pemboran sumur secara bersamaan, maka akan terdapat tenaga kerja
skill yang terlibat sebanyak 324 orang dan tenaga unskill sebanyak 30 orang yang

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-76


PT PERTAMINA EP -PPGM

umumnya akan diisi oleh penduduk lokal. Kenaikan pendapatan secara langsung ini
dapat dinikmati oleh tenaga kerja yang dapat terekrut oleh proyek yakni sekitar 0,23%
terhadap total pencari kerja atau sekitar 0,005% dari total penduduk usia produktif di
wilayah hulu yang meliputi Toili, Toili Barat dan Batui.

Meskipun tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja yang terlibat dalam operasional
pengembangan gas ini dipastikan lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang
bekerja di luar kegiatan ini, namun mengingat bahwa tenaga kerja lokal yang dapat
terlibat dalam kegiatan ini relatif terbatas, maka peningkatan pendapatan yang ada
dianggap tidak signifikan bagi masyarakat di wilayah studi. Termasuk adanya
kesempatan berusaha yang dapat dibuka pada kegiatan ini juga tidak akan banyak
memberikan peningkatan pendapatan bagi penduduk lokal. Para tenaga skill
diprakirakan umumnya tidak akan bertempat tinggal dan atau membelanjakan
penghasilannya di sekitar tapak proyek. Namun karena aktivitas pemboran cukup
intensif, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 50-100 orang yang akan membuka
usaha untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja, khususnya unskill. Besaran
dampak yang ada adalah positif kecil (+1) karena kenaikan pendapatan hanya
dinikmati oleh sekitar 0,005% penduduk yang terekrut proyek dan 0,11% penduduk
yang berpeluang membuka usaha. Namun bagaimanapun hal ini tetap memberikan
kontribusi positif sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) akan
meningkat menjadi sedang atau berskala 3.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang dapat menikmati manfaat atau dampak positif dari
kegiatan pemboran sumur pengembangan relatif sangat sedikit, karena aktivitas ini
banyak membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Meskipun terdapat
juga penduduk lain yang memperoleh manfaat dari jasa penyedia berbagai
kebutuhan para tenaga kerja seperti penginapan/pondokan, usaha warung makan,
dan lain sebagainya, namun diprakirakan jumlahnya tetap sedikit, yakni hanya
sekitar 10 orang saja. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting
(TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-77


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Meskipun dampak akan berlangsung dalam kurun waktu yang relatif cukup
panjang, namun intensitasnya kecil. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak
penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari peningkatan pendapatan
adalah peningkatan kualitas atau kesejahteraan penduduk, termasuk kesehatan
masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat
dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi
semula yang rata-rata buruk, manakala operasional pengembangan gas telah
berakhir.

2. Operasi produksi di GPF


Fasilitas produksi gas BS-GPF yang akan dioperasionalkan sebanyak 2 unit dan akan
melibatkan sekitar 52 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 24 orang
(46,15%) dan unskill sebanyak 28 orang atau 53,85%. Meskipun tingkat pendapatan
rata-rata tenaga kerja yang terlibat dalam operasional pengembangan gas ini dipastikan
lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja di luar kegiatan ini, namun
mengingat bahwa tenaga kerja lokal yang dapat terlibat dalam kegiatan ini sangat
terbatas, maka peningkatan pendapatan yang ada dianggap tidak signifikan bagi
masyarakat di wilayah studi. Termasuk adanya kesempatan berusaha yang dapat dibuka
pada kegiatan ini juga tidak akan banyak memberikan peningkatan pendapatan bagi
penduduk lokal. Para tenaga skill diprakirakan tidak akan bertempat tinggal dan atau
membelanjakan penghasilannya di sekitar tapak proyek. Oleh karena itu diprakirakan
hanya beberapa orang saja yang akan membuka usaha sekedar untuk memenuhi
kebutuhan para tenaga unskill disamping mengingat skala kegiatan ini juga tidak begitu
besar. Mengingat bahwa kenaikan pendapatan hanya akan dinikmati oleh sekitar 0,05%
yang direkrut proyek dan 0,009% penduduk yang membuka usaha, maka besaran
dampak yang ada adalah positif kecil (+1). Tingkat pendapatan masyarakat yang
semula buruk (2) akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-78


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang dapat menikmati manfaat atau dampak positif dari
kegiatan pengoperasian fasilitas produksi gas BS-GPF relatif sangat sedikit, karena
aktivitas ini banyak membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Meskipun
terdapat juga penduduk lain yang memperoleh manfaat dari jasa penyedia berbagai
kebutuhan para tenaga kerja seperti penginapan/pondokan, usaha warung makan,
dan lain sebagainya, namun diprakirakan jumlahnya sangat sedikit. Oleh karena itu
bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Meskipun dampak akan berlangsung dalam kurun waktu yang relatif cukup panjang,
namun intensitasnya kecil. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting
(TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari peningkatan pendapatan
adalah peningkatan kualitas atau kesejahteraan penduduk, termasuk kesehatan
masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat
dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi
semula yang rata-rata buruk, manakala operasional pengembangan gas telah
berakhir.

D. Tahap Pasca Operasi


1. Penglepasan tenaga kerja
Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat.
Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang
selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas pengembangan gas ini. Penurunan
pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini terlibat secara tidak

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-79


PT PERTAMINA EP -PPGM

langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal yang ada. Tenaga
kerja lokal yang dapat terlibat langsung dalam proyek adalah sekitar 0,10% dan yang
membuka usaha diprakirakan sekitar 0,01% sehingga dampak penurunan pendapatan
termasuk negatif kecil (-1). Tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2)
yakni sekitar Rp 500.000,00 per bulan akan menjadi sangat buruk (1) yakni kurang dari
Rp 500.000,00 per bulan.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan
penglepasan tenaga kerja diprakirakan tidak cukup banyak, yakni tenaga kerja yang
selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dengan operasional
pengembangan gas yaitu sekitar 0,11% dari total usia produktif. Oleh karena itu
bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Meskipun dampaknya kecil tetapi ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak
dikategorikan penting (P) karena dampak tidak hanya dialami oleh penduduk yang
tersentral di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya yang
selama ini terlibat dalam proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh
karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga
akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau
berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau
berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-80


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.3.4. Kesempatan Berusaha


A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan
Kegiatan ini akan lebih banyak menggunakan tenaga unskill dan diprakirakan akan
terdapat sekitar 157 orang yang terlibat di dalamnya. Sudah tentu hal ini merupakan
peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan.
Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para
pekerja proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja,
warung-warung makan, dan lain sebagainya.

Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu
banyak, maka diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 10 orang saja yang akan
memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Sebagian masyarakat yang
terlibat dalam aktivitas informal ini ada yang menjadikannya sebagai sumber
penghasilan utama maupun sampingan. Diharapkan dari setiap warga masyarakat yang
memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga di sekitarnya
sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang
ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat.

Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha
mengingat di sekitarnya merupakan lahan sawah dan ladang atau kebun. Pada suatu
kawasan permukiman selama ini rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha.
Dengan demikian kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk
(2) karena jumlahnya relatif masih terbatas dan jenis usaha yang ada umumnya masih
terkait dengan alam. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada
akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya sekitar 10 11 unit
usaha yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian
kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat.
Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Junlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan
pembukaan dan pematangan lahan relatif sedikit yakni hanya sekitar 10 orang. Hal
ini terjadi mengingat tenaga kerja konstruksi yang terlibat di sini umumnya adalah
tenaga unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya
dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-81


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar
tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang
kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat
dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

2. Konstruksi BS dan GPF


Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 112 orang yang merupakan tenaga skill sebanyak
39 orang dan unskill sebanyak 73 orang. Sudah tentu hal ini merupakan peluang usaha
yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan. Jenis-jenis
usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para pekerja
proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja,
penginapan atau pondokan, jasa cuci pakaian/laundry, warung-warung makan, dan lain
sebagainya.

Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu
banyak dan tenaga skill yang rata-rata tingkat penghasilannya tinggi akan lebih banyak
memanfaatkan fasilitas yang ada di perkotaan, maka diprakirakan hanya akan terdapat
sekitar 10 orang saja yang akan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada, inipun
akan lebih banyak dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal. Sebagian masyarakat yang
terlibat dalam aktivitas informal ini ada yang menjadikannya sebagai sumber

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-82


PT PERTAMINA EP -PPGM

penghasilan utama maupun sampingan. Diharapkan dari setiap warga masyarakat yang
memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga di sekitarnya
sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang
ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat.

Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha
mengingat di sekitarnya merupakan lahan sawah dan ladang atau kebun. Di setiap
wilayah permukiman rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha. Dengan
demikian kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2)
karena jenis usaha yang ada umumnya masih terkait dengan alam dengan jumlah yang
juga relatif terbatas. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada
akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya 4 5 unit usaha yang
melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini
berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat.
Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan
pembangunan BS dan GPF relatif sedikit yakni hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi
mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa dari kesempatan usaha
yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah tenaga kerja unskill yang berasal
dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai
dampak tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar
tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang
kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat
dikategorikan sebagai dampak penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-83


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang


(1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas secara total akan melibatkan sekitar 156
orang yang merupakan tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84
orang. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak
begitu banyak dan tenaga skill yang rata-rata tingkat penghasilannya tinggi akan
lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di perkotaan, maka diprakirakan
hanya akan terdapat maksimal 10 orang saja yang akan memanfaatkan
kesempatan usaha yang ada, inipun akan lebih banyak dimanfaatkan oleh tenaga
kerja lokal.

Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha
mengingat di sekitarnya merupakan lahan sawah dan ladang atau kebun. Di setiap
wilayah permukiman rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha. Dengan
demikian kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2)
karena jenis usaha yang ada umumnya masih terkait dengan alam dengan jumlah
yang juga relatif terbatas. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha
yang ada akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya sekitar
4 5 orang usaha yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini.
Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan
usaha masyarakat. Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya
kegiatan pemasangan pipa ini relatif sedikit yakni maksimal hanya sekitar 10
orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa
dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah
tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-84


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di
sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-
barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya
dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

(2) Secara Horizontal Directional Drilling (HDD)


Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas secara horizontall drilling akan melibatkan
sekitar 156 orang tena kerja yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga
unskill sekitar 84 orang. Diprakirakan tenaga kerja skill yang terlibat dalam kegiatan
ini rata-rata tingkat penghasilannya tinggi dan akan lebih banyak memanfaatkan
fasilitas yang ada di perkotaan. Dengan demikian kesempatan usaha yang dibuka
penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan akan lebih banyak dimanfaatkan oleh
tenaga kerja lokal. Jika diasumsikan setiap jenis usaha yang dibuka akan dapat
melayani 15 20 orang, maka akan terdapat sekitar 5 6 orang penduduk lokal
yang akan memanfaatkan kesempatanusaha yang ada. Dengan demikian
kesempatan berusaha oleh masyarakat yang selama ini kualitasnya buruk (2)
karena di setiap wilayah permukiman jenis usaha yang berkembang umumnya
masik terkait dengan alam dan jumlahnya relatif sangat terbatas, akan dapat
meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya berbagai usaha yang melayani
aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini
berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-85


PT PERTAMINA EP -PPGM

Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya
kegiatan pemasangan pipa ini relatif sedikit yakni maksimal hanya sekitar 10
orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa
dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah
tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di
sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif cukup besar dan dampak dapat berlangsung cukup
lama karena pemasangan pipa dengan teknik ini relatif lebih rumit. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-
barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya
dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

(3) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut


Kegiatan pemasangan pipa penyalur melalui jalur laut akan melibatkan sekitar 156
orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill
sekitar 84 orang. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan ini tidak begitu banyak dan tenaga skill yang rata-rata tingkat
penghasilannya tinggi akan lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-86


PT PERTAMINA EP -PPGM

perkotaan, maka diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 5 6 orang saja yang
akan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada, inipun akan lebih banyak
dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal. Kesempatan berusaha oleh masyarakat
selama ini kualitasnya buruk (2) karena rata-rata paling banyak hanya terdapat 10
orang yang membuka usaha di suatu wilayah permukiman. Dengan adanya
kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi
sedang (3). Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap
kesempatan usaha masyarakat. Meskipun kesempatan usaha yang ada relatif
sedikit, diharapkan akan dapat melibatkan warga di sekitarnya sebagai rekanan
bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang ada dapat
dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat.
Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya
kegiatan pemasangan pipa ini relatif sedikit yakni maksimal hanya sekitar 10
orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa
dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah
tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di
sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif cukup besar dan dampak dapat berlangsung cukup
lama karena pemasangan pipa dengan teknik ini relatif lebih rumit dan jalur
pipa menjadi lebih panjang. Dengan demikian bobot dampaknya adalah
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-
barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya
dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-87


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

B. Tahap Operasi
1. Pemboran sumur pengembangan
Pada kegiatan pemboran sumur pengembangan, kesempatan berusaha juga muncul
diantaranya akibat adanya tenaga kerja yang terlibat di dalamnya. Untuk setiap sumur
pengembangan diprakirakan akan terdapat sekitar 118 orang yang terlibat sebagai
tenaga kerja, yang meliputi tenaga skill sebanyak 108 orang dan unskill 10 orang. Jika
secara paralel akan terdapat 3 sumur yang dibor, maka jumlah tenaga kerja skill yang
terlibat adalah 324 orang dan tenaga unskill sebanyak 30 orang. Disamping para tenaga
kerja tersebut, diprakirakan akan cukup banyak pula para pendatang lainnya yang
berupaya mencari nafkah dari wilayah yang semakin berkembang ini. Kondisi ini
merupakan peluang usaha yang cukup baik bagi penduduk lokal.

Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka oleh penduduk lokal adalah upaya pemenuhan
berbagai barang dan jasa yang secara langsung terkait dengan proyek maupun tidak
langsung untuk dapat memenuhi kebutuhan para pekerja proyek dan para pendatang
lainnya, diantaranya adalah penyediaan kebutuhan barang dan jasa, penginapan/
pondokan, usaha cuci pakaian/laundry, warung-warung makan, dan lain sebagainya.
Mengingat kegiatan ini sangat tinggi intensitasnya dan berlangsung terus menerus,
maka diprakirakan akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan
kesempatan ini untuk membuka usaha. Dengan demikian kegiatan ini berdampak
positif sedang (+2) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kesempatan berusaha
oleh masyarakat yang semula kualitasnya buruk (2) karena hanya ada sekitar 10 orang
yang membuka usaha di setiap wilayah, akan meningkat menjadi baik atau mempunyai
skala 4.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Kegiatan pemboran sumur pengembangan akan lebih banyak melibatkan tenaga
kerja dengan spesifikasi khusus, sehingga jumlah tenaga kerja lokal yang dapat

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-88


PT PERTAMINA EP -PPGM

terlibat relatif sangat terbatas. Namun mengingat kegiatan pemboran sumur


berjalan secara paralel, maka akan terdapat lebih banyak tenaga kerja lokal yang
dapat terlibat. Disamping itu akan terdapat pula cukup banyak pendatang lainnya
yang berupaya mencari nafkah di daerah yang semakin berkembang ini. Hal ini
merupakan kesempatan usaha yang cukup baik bagi penduduk lokal. Diprakirakan
akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan usaha ini.
Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), mengingat kesempatan
berusaha ini dapat lebih berkembang ke daerah-daerah lain di sekitarnya.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena total tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan ini cukup banyak, disamping adanya para pendatang yang lain. Dampak
juga dapat berlangsung lama mengingat jumlah sumur yang dibor sebanyak 17
buah. Bobot dampaknya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan mobilitas penduduk
maupun barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali ketika kegiatan ini berhenti. Dengan demikian bobot dampaknya
dikategorikan penting (P).

3. Kegiatan operasi produksi di GPF


Pada kegiatan operasi fasilitas produksi gas di GPF akan dioperasionalkan sebanyak 2
unit fasilitas dan melibatkan sekitar 52 orang karyawan yang meliputi 28 orang tenaga
skill dan 24 orang tenaga unskill. Disamping para tenaga kerja tersebut, diprakirakan
akan cukup banyak pula para pendatang lainnya yang berupaya mencari nafkah dari
wilayah yang semakin berkembang ini. Kondisi ini merupakan peluang usaha yang
cukup baik bagi penduduk lokal.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-89


PT PERTAMINA EP -PPGM

Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka oleh penduduk lokal adalah upaya pemenuhan
berbagai barang dan jasa yang secara langsung terkait dengan proyek maupun tidak
langsung untuk dapat memenuhi kebutuhan para pekerja proyek dan para pendatang
lainnya, diantaranya adalah penyediaan kebutuhan barang dan jasa, penginapan/
pondokan, usaha cuci pakaian/laundry, warung-warung makan, dan lain sebagainya.
Mengingat jangka waktu operasi produksi di GPF relatif panjang, yakni minimal hingga
20 tahun, maka diprakirakan wilayah ini akan cukup ramai dengan banyaknya para
pendatang sehingga kesempatan usaha yang ada juga menjadi semakin besar.
Diprakirakan akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan
ini untuk membuka usaha. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif sedang
(+2) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kesempatan berusaha oleh masyarakat
yang semula kualitasnya buruk (2) akan meningkat menjadi baik atau mempunyai
skala 4.

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Diprakirakan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan
usaha yang ada di wilayah studi sebagai akibat adanya tenaga kerja yang secara
langsung terlibat dalam kegiatan ini, maupun secara tidak langsung melalui
kontraktor-kontraktor lokal serta cukup banyaknya pendatang lain yang berupaya
mencari nafkah di wilayah ini. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan
sebagai dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), mengingat kesempatan
berusaha ini dapat lebih berkembang ke daerah-daerah lain di sekitarnya.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama sejalan dengan
operasional fasilitas produksi. Bobot dampaknya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan mobilitas penduduk
maupun barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-90


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali ketika kegiatan ini berhenti. Dengan demikian bobot dampaknya
dikategorikan penting (P).

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi produksi gas
Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca operasi akan berdampak terhadap kesempatan
usaha yang selama ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Namun diprakirakan tidak
semua kesempatan usaha yang selama ini telah dirintis dan dikembangkan warga
masyarakat secara otomatis akan tutup dengan dihentikannya operasi produksi gas dan
dilepaskannya tenaga kerja. Masih akan terdapat jenis-jenis usaha yang tetap buka,
khususnya yang telah berkembang baik, meskipun tenaga kerja operasi produksi gas
diberhentikan. Diprakirakan hanya sekitar 10% khususnya jenis-jenis usaha yang
selama ini menyediakan makan-minum yang akan tutup. Dampak yang ditimbulkan
kegiatan ini adalah negatif kecil (-1), sehingga kesempatan berusaha masyarakat
yang semula buruk (2) karena di setiap wilayah rata-rata hanya terdapat sekitar 10-25
orang yang membuka usaha, akan menjadi sangat buruk (1).
Derajat kepentingan dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan berusaha akibat
berhentinya operasi produksi gas relatif sedikit yakni sekitar 10%. Beberapa jenis
usaha yang relatif telah mapan diprakirakan tidak akan terpengaruh dengan kondisi
ini. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek yang selama ini
memanfaatkan kesempatan usaha yang ada.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak berlangsung dalam kurun waktu
tertentu saja (bersifat sementara) hingga penduduk lokal mendapatkan kembali
kesempatan berusaha. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-91


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan kesempatan
berusaha adalah turunnya pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk
yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari penurunan kesempatan berusaha tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau
berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

5.1.3.5. Proses Sosial


A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bila tidak disertai dengan adanya
kejelasan tentang proses pelaksanaannya dan nilai ganti lahannya akan menimbulkan
berbagai interpretasi di kalangan warga masyarakat. Dimungkinkan satu kelompok
masyarakat akan berbeda pendapat dengan kelompok masyarakat yang lain, bahkan
antara masyarakat dengan pemrakarsa. Bila kondisi ini dibiarkan terus berkembang,
tidak mustahil akan dapat menyebabkan hubungan sosial antar warga masyarakat dan
antara warga masyarakat dengan pemrakarsa menjadi terganggu. Diprakirakan akan
terdapat sekitar 114 orang yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan dan hal
ini berpotensi menimbulkan keresahan atau konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat
terjadi karena lahan adalah sumber nafkah utama mayoritas penduduk yang dalam
pengolahannya sering melibatkan pihak lain di luar anggota keluarga sehingga
keresahan akan dialami oleh lebih banyak warga masyarakat dan tidak terbatas hanya
pada pemilik lahan. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang resah terkait
proses pembebasan lahan atau besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif
sedang (-2). Proses sosial dalam warga yang semula kondisinya baik (4) karena
hubungan harmonis dirasakan lebih dari 75% penduduk akan turun menjadi buruk atau
mempunyai skala 2.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-92


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia terkena dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi tapak proyek ini bila
tidak dilaksanakan sebaik mungkin, akan berdampak terhadap proses sosial,
khususnya keresahan atau konflik baik antara warga masyarakat maupun antara
masyarakat dengan pemrakarsa. Diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk
yang akan mengalami keresahan bahkan konflik terkait kegiatan pembebasan lahan.
Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan
akan terjadi di 3 kecamatan wilayah studi.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak terhadap proses sosial (keresahan atau konflik sosial) akibat proses
pembebasan lahan yang tidak transparan akan dapat berlangsung dalam kurun
waktu yang lama dengan intensitas cukup besar, maka bobot dampaknya
dikategorikan penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya gangguan proses
sosial adalah munculnya kerawanan sosial yang dapat mengganggu keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Gangguan proses sosial tidak bersifat kumulatif mengingat warga masyarakat
umumnya bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi. Dampak yang ada
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dapat berbalik atau dipulihkan karena terhadap
lahan yang dibebaskan untuk proyek akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai
harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik
lahan akan mencari lahan pengganti untuk lahan yang telah dilepaskan. Bobot
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

2. Penerimaan tenaga kerja setempat


Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap
proses sosial yang ada dalam masyarakat. Selama ini terdapat sekitar 12.848 orang
penduduk lokal yang masih menganggur atau mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan
konstruksi pada bagian hulu ini memberikan kesempatan kerja untuk 268 orang yang

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-93


PT PERTAMINA EP -PPGM

meliputi 111 orang tenaga skill dan 157 orang lainnya sebagai tenaga unskill . Warga
masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja pada proyek akan merasa cemburu dan
tidak puas terhadap penduduk yang dapat diterima bekerja, baik yang berasal dari
daerah setempat maupun dari luar daerah. Jika diasumsikan bahwa seluruh tenaga skill
yang tertampung proyek berasal dari luar daerah, maka persentase penduduk lokal
yang dapat diterima bekerja pada proyek sebagai tenaga unskill adalah sekitar 1,22%
terhadap total pencari kerja.

Sementara itu rasa tidak puas dan kecemburuan juga muncul dari penduduk lokal yang
diterima bekerja pada proyek terhadap para tenaga kerja skill yang umumnya berasal
dari luar daerah. Pekerja lokal akan merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah
tenaga skill cukup banyak (41,42%) dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih tinggi
dibandingkan pekerja lokal. Mereka umumnya masih akan beranggapan bahwa
merekalah yang lebih berhak menikmati semua ini dibandingkan para pendatang.
Kondisi ini pada akhirnya akan memicu terjadinya ketidakharmonisan hubungan sosial
bahkan konflik dalam masyarakat. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama
ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis, baik itu antara
warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja dengan warga masyarakat yang
dapat diterima bekerja, maupun antara para pekerja pendatang dengan pekerja lokal.
Kondisi ini akan menyebabkan munculnya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam
masyarakat. Namun mengingat bahwa jumlah total tenaga kerja konstruksi ini memang
relatif sedikit dan relatif proporsional antara tenaga kerja pendatang dengan tenaga
kerja lokal, diprakirakan gangguan proses sosial yang ada relatif kecil yakni kurang dari
20% atau dengan besaran dampak -1, sehingga kondisi proses sosial dalam masyarakat
yang selama ini baik (4) akan berubah menjadi sedang (3).
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk berbagai aktivitas konstruksi di bagian hulu
adalah 268 orang, yang meliputi tenaga skill 41,42%, dan unskill 58,58%. Kondisi
ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat
diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para
pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan
tenaga pendatang. Namun mengingat proporsi tenaga kerja lokal yang diterima
lebih besar dibandingkan dengan tenaga pendatang, maka diprakirakan gangguan
proses sosial yang ada relatif kecil. Bobot dampaknya tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-94


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek.
Bobot dampaknya tidak penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak tidak akan berlangsung lama, karena
umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka terhadap pendatang sehingga
gangguan proses sosial yang ada mudah dipulihkan. Kategori dampaknya termasuk
tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya ketidakharmonisan
hubungan sosial dalam masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah
kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan ganguan keamanan serta ketertiban
dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat
diperbaiki melalui komunikasi yang intensif, baik diantara para pekerja pendatang
dengan penduduk lokal maupun antara penduduk lokal yang terekrut sebagai
tenaga kerja dengan penduduk lain yang tidak terekrut. Oleh karena itu bobot
dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja ini bila dlihat dari sifat berbalik atau tidak berbalik dampak dapat
dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi
dapat dipulihkan.

B. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF
Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 112 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga
skill sebanyak 39 orang dan unskill sebanyak 73 orang. Kondisi ini berdampak terhadap
proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung
proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 34,82%
dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-95


PT PERTAMINA EP -PPGM

didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat
penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang
berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan
munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidak-
harmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal
pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat
berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat
memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya
para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan
sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini cukup besar (-2),
sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan
sosial dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai
skala 2.
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga
unskill dan itupun hanya sekitar 0,57% dari total pencari kerja di wilayah studi.
Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak
dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para
pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan
tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang
diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak
proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi.
Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh
banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang
masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses
sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta
ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-96


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang
dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan
terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak
termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang


(1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi
Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi
tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini
berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat.
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang
menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat
juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan,
dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar
daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan
mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi
inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan
kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan
diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya.
Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan
sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik
sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja,
yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar
warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini negatif sedang (-2),
sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan
sosial dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau
mempunyai skala 2.
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai
tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di wilayah

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-97


PT PERTAMINA EP -PPGM

studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang


kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga
terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara
tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan
gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga
masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak
proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi.
Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh
banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama
sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya
proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap
pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak
akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak
termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

(2) Secara Horizontal Directional Drilling (HDD)


Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga
skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak
terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat
terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-98


PT PERTAMINA EP -PPGM

tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak
yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan
tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para
tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai
gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang
diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial
yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja
dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula
relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling
kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan
terdapat lebih dari 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan
adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat.
Besaran dampak terhadap pola interaksi sosial adalah negatif sedang (-2), sehingga
kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial
dialami oleh lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai
skala 2.
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai
tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di
wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat
yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan
juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu
antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan
gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga
masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak
proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi.
Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh
banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama
sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-99


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak


Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya
proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap
pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak
akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak
termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

(3) Melalui jalur laut


Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi
tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini
berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat.
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang
menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat
juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan,
dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar
daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan
mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi
inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan
kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan
diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya.
Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan
sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik
sosial. Diprakirakan terdapat lebih dari 40% penduduk, khususnya para pencari
kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial
antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini negatif sedang (-2),
sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan
sosial dialami lebih dari 75% penduduk akan turun menjadi buruk atau mempunyai
skala 2.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-100


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai
tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di
wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat
yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan
juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu
antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan
gangguan proses sosial yang dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot
dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak
proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi.
Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh
banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama
sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya
proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap
pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak
akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak
termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-101


PT PERTAMINA EP -PPGM

C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk berbagai aktivitas operasional akan melibatkan
sebanyak 198 orang yang meliputi tenaga skill sebanyak 152 orang (76,77%) dan
tenaga unskill sebanyak 46 orang atau sekitar 23,23%. Diprakirakan penduduk lokal
hanya akan dapat mengisi kesempatan kerja sebagai tenaga unskill dan inipun hanya
dapat diraih oleh 0,36% pencari kerja yang ada di wilayah hulu. Kondisi ini berdampak
terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Sementara itu
tenaga skill yang terlibat juga lebih banyak dibandingkan dengan tenaga unskill, dan
dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para
tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya
atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan
dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah
terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan
penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat
akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya
dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang
akan merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga
masyarakat atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Dengan demikian
kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial
dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah tenaga kerja yang diterima untuk berbagai aktivitas operasional adalah 198
orang, yang pada umumnya (76,77%) merupakan tenaga skill. Kondisi ini
memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat
diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para
pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan
tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang
dirasakan cukup banyak (sekitar 40%) oleh warga masyarakat. Bobot dampaknya
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-102


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek.
Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga
bobot dampaknya termasuk kategori penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat terganggunya proses sosial
adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta
ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat
diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan
penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial
yang terjadi dapat dipulihkan.

2. Kegiatan operasi produksi di GPF


Kegiatan operasional 2 fasilitas produksi gas di GPF potensial menimbulkan dampak
negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan
adanya kesempatan kerja untuk 52 orang namun umumnya (54%) didominasi oleh
tenaga kerja dengan keahlian tertentu. Warga masyarakat yang umumnya tidak
memiliki keahlian atau ketrampilan di bidang pengembangan gas diprakirakan akan
merasa cemburu terhadap para pendatang yang justru dapat mengisi kesempatan kerja
yang ada di wilayah mereka. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini
terjalin baik (skala 4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75%
penduduk akan dapat berubah menjadi kurang harmonis khususnya antara para pekerja
pendatang dengan penduduk lokal. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat
di sini relatif sangat kecil, maka diprakirakan gangguan proses sosial akan dialami
kurang dari 20% warga masyarakat atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1)
sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi sedang (3).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-103


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan direkrut sebanyak 52 orang
tenaga kerja yang umumnya mempunyai keahlian tertentu. Dipastikan bahwa para
tenaga kerja ini umumnya berasal dari luar daerah. Kondisi ini akan menimbulkan
kecemburuan bagi warga masyarakat lokal yang tidak direkrut dalam tahap operasi
ini yang pada akhirnya akan memunculkan gangguan proses sosial dalam
masyarakat. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat relatif sangat kecil
yakni hanya sekitar 0,22% maka gangguan proses sosial yang muncul juga relatif
kecil yakni kurang dari 20%. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dalam kegiatan ini dampak relatif hanya dirasakan oleh warga masyarakat yang
terkonsentrasi di tapak kegiatan. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak ini akan berlangsung lama, namun mengingat
masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang maka dalam
perjalanannya mereka akan dapat bergaul dengan pendatang. Bobot dampaknya
termasuk kategori tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kemungkinan adanya
kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas khususnya di sekitar tapak proyek.
Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat
diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan
penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak proses sosial dalam masyarakat akibat kegiatan ini dikategorikan tidak
penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.

3.1.3.6. Pelapisan Sosial


A. Tahap Operasi
1. Kegiatan operasi produksi di GPF
Operasional fasilitas produksi di GPF membutuhkan tenaga kerja yang meliputi tenaga
skill dan unskill. Dipastikan hampir semua tenaga skill tersebut akan berasal dari luar

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-104


PT PERTAMINA EP -PPGM

daerah dan mempunyai tingkat pendidikan/ketrampilan yang tinggi, tingkat penghasilan


yang besar dan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal.
Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata
sosial di wilayah studi. Kondisi ini dapat diperparah bila kebetulan para pendatang
merasa bahwa mereka memang mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga
tidak mau berbagaul dan membaur dengan masyarakat lokal. Pada tahap operasi ini
diprakirakan akan terdapat sekitar 352 orang tenaga kerja skill dan 54 orang tenaga
unskill. Dilihat dari persentasenya jelas bahwa tenaga kerja skill yang sebanyak 86,69%
mendominasi berbagai aktivitas proyek dan dalam perjalanannya akan pula
berpengaruh terhadap kondisi sosial kemasyarakatan. Diprakirakan perubahan pelapisan
sosial yang ada cukup mencolok dari kondisi sosial masyarakat yang semula umumnya
bermatapencaharian dalam bidang pertanian dengan tingkat penghasilan rendah.
Setidaknya akan terjadi perubahan kelas-kelas sosial yang meliputi tingkat pendidikan,
pekerjaan dan ekonomi masyarakat dengan persentase sekitar 60% atau besaran
dampaknya negatif sedang (-2). Dengan demikian pelapisan sosial dalam masyarakat
yang pada awalnya kualitasnya baik (4), karena hanya sekitar 12% penduduk
menyatakan bahwa sebenarnya ada yang secara ekonomi penduduk cukup kuat dan
berpengaruh terhadap terbentuknya pelapisan sosial dalam masyarakat, akan turun
menjadi buruk (2).
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Adanya pelapisan sosial ini dirasakan oleh hampir semua warga masyarakat di
wilayah studi. Bobot dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek.
Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga
bobot dampaknya termasuk kategori penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya pelapisan sosial
adalah kecemburuan warga lokal terhadap pendatang, gangguan proses sosial,
kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban
dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-105


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak kegiatan ini terhadap pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja
pendatang dengan penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama.
Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dari adanya pelapisan sosial dalam masyarakat akibat ini dikategorikan
tidak penting (TP) karena dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.

5.1.3.7. Sikap dan Persepsi Masyarakat


A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh merupakan salah satu kegiatan penyebab
timbulnya persepsi masyarakat. Persepsi negatif terhadap perusahaan atau pemrakarsa
akan muncul bila proses pembebasan lahan tidak dilakukan melalui musyawarah dan
mufakat dan tidak ada kesepakatan dalam hal nilai ganti rugi. Selama ini masyarakat
relatif bersikap biasa-biasa saja terhadap proyek-proyek yang telah berjalan, namun
untuk kegiatan ini sekitar 78,33% masyarakat menyetujui meskipun dengan beberapa
saran dan harapan; sehingga kualitas awal lingkungan ditinjau dari sikap dan persepsi
masyarakat adalah baik (4). Adanya pembebasan lahan yang tanpa disertai nilai
penggantian lahan secara jelas pada akhirnya akan memunculkan berbagai pandangan
seperti hilangnya matapencaharian atau bidang usaha yang selama ini mereka tekuni di
kegiatan pertanian, turunnya pendapatan masyarakat dan sulitnya mendapat lahan
pengganti di luar daerah karena keterbatasan akses dan dana. Jumlah penduduk yang
lahannya akan dibeli untuk proyek 1,38%, namun mengingat bahwa lahan merupakan
sandaran hidup sebagian besar penduduk, dan dalam pengusahaannya melibatkan
cukup banyak tenaga kerja, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk
yang mengkhawatirkan munculnya masalah dalam kegiatan pembebasan lahan atau
besaran dampaknya termasuk dalam kriteria negatif sedang (-2). Dengan demikian
kualitas lingkungan yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk
mengkhawatirkan munculnya masalah dalam pembebasan lahan akan turun menjadi
buruk atau mempunyai skala 2.
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan kehilangan lahannya untuk proyek diprakirakan sekitar
1,38% terhadap total penduduk yang memiliki lahan di wilayah studi. Mengingat

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-106


PT PERTAMINA EP -PPGM

lahan pertanian umumnya merupakan sumber pokok penghasilan penduduk, maka


kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang tidak dilakukan dengan
transparan akan berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat di
sekitarnya. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan
akan dilakukan di 3 kecamatan dalam wilayah studi.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat berlangsung dalam kurun waktu yang
lama dengan intensitas cukup besar. Bobot dampaknya dikategorikan sebagai
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak akibat sikap dan persepsi
negatif masyarakat terhadap proses pembebasan lahan diantaranya adalah
munculnya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam
masyarakat. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif, mengingat warga masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan cenderung bersifat terbuka dan mudah diajak berkomunikasi
sehingga berbagai permasalahan yang muncul dapat segera diselesaikan. Bobot
dampak dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul dari kegiatan pembebasan
lahan dan tanam tumbuh bersifat berbalik atau dapat dipulihkan karena penduduk
yang lahannya dibebaskan akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga
umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan
akan mencari lahan pengganti terhadap lahan yang telah dilepaskan. Bobot
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

2. Penerimaan tenaga kerja setempat


Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap
sikap dan persepsi yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya
kesempatan kerja untuk pembangunan berbagai fasilitas di wilayah hulu yang

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-107


PT PERTAMINA EP -PPGM

membutuhkan sekitar 268 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 111
orang (41,42%) dan unskill sekitar 157 orang (58,58%). Tenaga unskill dipastikan akan
banyak diisi oleh penduduk lokal dan tenaga skill lebih banyak berasal dari luar daerah.
Jadi tidak banyak penduduk lokal yang dapat terlibat dalam proyek. Para tenaga skill
dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola
hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat
menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah
terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan
penduduk lokal pada umumnya. Pada gilirannya hal ini akan memunculkan sikap dan
persepsi negatif masyarakat. Namun mengingat bahwa jumlah tenaga kerja lokal yang
terekrut proyek lebih banyak jika dibandingkan dengan tenaga kerja luar daerah, maka
masyarakat yang akan berpersepsi negatif terhadap proyek juga relatif sedikit yakni
hanya sekitar 20% atau mempunyai besaran dampak negatif kecil (-1). Sikap dan
persepsi warga masyarakat terhadap proyek yang sebelumnya berkualitas baik (4)
karena sekitar 21% penduduk yang diprakirakan merasa tidak puas dengan proyek,
akan turun menjadi sedang (3).
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja
selain tenaga kerja lokal juga dari luar daerah, yakni sebanyak 268 orang. Tenaga
kerja skill yang direkrut umumnya berasal dari luar daerah dan tenaga unskill akan
banyak berasal dari penduduk lokal. Namun mengingat bahwa jumlah diantara
keduanya relatif berimbang, bahkan lebih banyak yang berasal dari penduduk lokal,
maka sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap pemrakarsa hanya
ditunjukkan oleh sekitar 20% warga masyarakat. Dengan demikian kriteria
dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi penduduk baik di
sekitar tapak proyek maupun di luarnya yang meliputi 3 kecamatan di wilayah studi.
Kriteria dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak tidak akan berlangsung lama, karena
umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi
sehingga sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul relatif dapat segera
diatasi. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-108


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya sikap dan persepsi negatif
masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial yang dapat
mengarah pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bobot dampaknya
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan bersifat kumulatif selama berbagai upaya pengelolaan terus
dilakukan. Selain itu warga masyarakat sekitar proyek bersifat terbuka dan mudah
diajak berdialog sehingga berbagai permasalahan yang ada relatif dapat
diselesaikan dengan mudah dan cepat. Bobot dampak tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi
positif manakala upaya pengelolaan dampak terus dilakukan. Dengan demikian
kriteria ini menjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja
Kegiatan ini diprakirakan berdampak negatif pada sikap dan persepsi masyarakat karena
lalulintas kendaraan proyek di jalan sekitar menuju lokasi proyek meningkat. Dampak
ikutannya adalah masalah kebisingan, debu, dan potensi adanya kemacetan dan
kecelakaan lalulintas. Sikap dan persepsi negatif juga muncul terkait adanya mobilisasi
tenaga kerja yang melibatkan sekitar 268 orang, sementara itu masih banyak penduduk
lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Pada sisi yang lain dari total
tenaga kerja yang direkrut 41,42% diantaranya merupakan tenaga skill yang dipastikan
akan lebih banyak diisi tenaga kerja dari luar daerah dan tingkat penghasilannya pun
jauh lebih tinggi. Kondisi ini akan memunculkan kecemburuan, kesenjangan sosial dan
ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk
lokal pada umumnya. Besaran dampak negatif ini adalah sedang (-2) karena sekitar
80% penduduk mengkhawatirkan kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut.
Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-109


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan mobilisasi dan demobilisasi
peralatan, material dan tenaga kerja cukup banyak, yaitu penduduk yang berada di
sepanjang jalur mobilisasi dan demobilisasi, dan penduduk lokal lainnya yang tidak
tertampung proyek. Dengan demikian kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi beberapa wilayah di
sepanjang jalur mobilisasi dan demobilisasi yang tercakup dalam 3 kecamatan di
wilayah studi, bahkan di luarnya. Kriteria dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak dari kegiatan ini bersifat sementara yakni selama kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi berlangsung. Bobot dampaknya masuk dalam kategori tidak penting
(TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampak
menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga kiterianya tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat dapat berbalik manakala upaya
pengelolaan dampak terus dilakukan. Bobot dampak menjadi tidak penting (TP).

2. Konstruksi BS dan GPF


Kegiatan ini berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat sebagai akibat
turunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan, turunnya kualitas air permukaan,
terganggunya biota air tawar dan gangguan proses sosial khususnya kecemburuan
penduduk lokal terhadap para tenaga kerja pendatang. Sikap dan persepsi negatif
terhadap proyek dirasakan lebih dari 23% warga masyarakat, sehingga kondisi sikap
dan persepsi masyarakat terhadap proyek yang semula baik (4) akan turun menjadi
buruk (2), sehingga besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-110


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Manusia yang terkena dampak kegiatan ini cukup banyak, diprakirakan lebih dari
23% penduduk di sekitar tapak proyek. Dampak termasuk kategori penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya di sekitar tapak proyek saja
tetapi juga di daerah-daerah lain sekitarnya yang meliputi 3 kecamatan dalam
wilayah studi. Bobot dampaknya menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena kegiatan ini cukup kompleks dan intensif
dengan jangka waktu cukup lama. Bobot dampaknya termasuk penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif
masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan terganggunya
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat
konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat akan dapat berbalik atau diperbaiki manakala
berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya
termasuk tidak penting (TP).

3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang


(1) Pemasangan pipa secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang meliputi penggalian tanah dan
penimbunan kembali lubang galian akan menimbulkan debu dan kebisingan yang
dapat mengganggu kesehatan warga masyarakat yang ada di sekitarnya,
penurunan kualitas air permukaan dan gangguan terhadap satwa liar. Pada
beberapa lokasi pemasangan pipa akan terdapat lubang galian pipa dan
penimbunan material galian yang dapat mengganggu kelancaran lalulintas dan
dapat menimbulkan kemacetan. Dengan terlibatnya tenaga skill sebanyak 46,15%

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-111


PT PERTAMINA EP -PPGM

yang dipastikan berasal dari luar daerah dan tingkat penghasilannya jauh lebih
tinggi, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kecemburuan khususnya dari
tenaga kerja lokal sehingga mengganggu proses sosial dalam masyarakat. Berbagai
dampak negatif yang muncul tersebut menyebabkan sekitar 20% penduduk
mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya
negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang sebelum proyek
berlangsung mempunyai kualitas baik (4) akan turun menjadi sedang (3).

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini relatif sedikit yakni kurang
dari 20% total pencari kerja. Dampak relatif hanya dirasakan para tenaga lokal
yang merasa iri dan cemburu terhadap para tenaga kerja pendatang. Kategori
dampak termasuk tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak kegiatan pemasangan pipa penyalur gas terutama
terkonsentrasi di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya menjadi tidak
penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung relatif sementara yaitu selama kegiatan pemasangan pipa
dengan intensitas yang tidak begitu beasr. Bobot dampak termasuk dalam
kategori tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Mengingat dampak hanya dialami oleh sebagian kecil saja warga masyarakat,
maka kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas relatif
kecil. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan saat
konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Persepsi masyarakat akan berbalik menjadi positif saat upaya pengelolaan juga
dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-112


PT PERTAMINA EP -PPGM

(2) Pemasangan pipa penyalur gas secara Horizontal Directional Drilling


(HDD)
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang meliputi penggalian tanah dan
penimbunan kembali lubang galian akan menimbulkan debu dan kebisingan yang
dapat mengganggu kesehatan warga masyarakat yang ada di sekitarnya,
penurunan kualitas air permukaan dan gangguan terhadap satwa liar. Pada
beberapa lokasi pemasangan pipa akan terdapat lubang galian pipa dan
penimbunan material galian yang dapat mengganggu kelancaran lalulintas dan
dapat menimbulkan kemacetan. Dengan terlibatnya tenaga skill sebanyak 46,15%
yang dipastikan berasal dari luar daerah dan tingkat penghasilannya jauh lebih
tinggi, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kecemburuan khususnya dari
tenaga kerja lokal sehingga mengganggu proses sosial dalam masyarakat. Berbagai
dampak negatif tersebut pada akhirnya akan menyebabkan sekitar 20% penduduk
mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya
negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang sebelum proyek
berlangsung mempunyai kualitas baik (4) akan turun menjadi sedang (3).
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini relatif sedikit yakni kurang
dari 20% total pencari kerja di wilayah studi. Dampak relatif hanya dirasakan
para tenaga lokal yang merasa iri dan cemburu terhadap para tenaga kerja
pendatang. Kategori dampak termasuk tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak kegiatan pemasangan pipa penyalur gas terutama
terkonsentrasi di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya menjadi tidak
penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung relatif sementara yaitu selama kegiatan pemasangan pipa
dengan intensitas yang tidak begitu beasr. Bobot dampak termasuk dalam
kategori tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Mengingat dampak hanya dialami oleh sebagian kecil saja warga masyarakat,
maka kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas relatif
kecil. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-113


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan saat
konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Persepsi masyarakat akan berbalik menjadi positif saat upaya pengelolaan juga
dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).

(3) Pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut


Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut yang diantaranya akan
meletakkan pipa di bawah dasar laut akan berdampak terhadap rusaknya pantai
yang merupakan tempat bertelur burung maleo, rusaknya karang, turunnya kualitas
air laut dan terganggunya biota air laut. Pada kegiatan ini akan terlibat tenaga skill
sebanyak 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan. Tenaga skill ini
dipastikan berasal dari luar daerah dan mempunyai tingkat penghasilan jauh lebih
tinggi sehingga kondisi ini akan dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan
khususnya dari tenaga kerja lokal yang akhirnya akan mengganggu proses sosial
dalam masyarakat. Berbagai dampak negatif tersebut pada akhirnya akan
menyebabkan sekitar 20% penduduk mempunyai sikap dan persepsi negatif
terhadap proyek atau besaran dampaknya negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi
masyarakat yang sebelum proyek berlangsung mempunyai kualitas baik (4) akan
turun menjadi sedang (3).

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini relatif sedikit yakni kurang
dari 20% total pencari kerja di wilayah studi. Dampak relatif hanya dirasakan
para tenaga lokal yang merasa iri dan cemburu terhadap para tenaga kerja
pendatang. Kategori dampak termasuk tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak kegiatan pemasangan pipa penyalur gas terutama
terkonsentrasi di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya menjadi tidak
penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung relatif sementara yaitu selama kegiatan pemasangan pipa
dengan intensitas yang tidak begitu beasr. Bobot dampak termasuk dalam
kategori tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-114


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak


Mengingat dampak hanya dialami oleh sebagian kecil saja warga masyarakat,
maka kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas relatif
kecil. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan saat
konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Persepsi masyarakat akan berbalik menjadi positif saat upaya pengelolaan juga
dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).

4. Penglepasan tenaga kerja


Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para tenaga kerja konstruksi, hal ini
akan memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan
muncul adalah pengangguran baik pada tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung
dengan proyek maupun penduduk lokal yang selama berlangsungnya kegiatan
konstruksi membuka usaha untuk memenuhi keperluan para tenaga kerja. Namun
kegiatan penglepasan tenaga kerja ini tidak begitu berpengaruh terhadap para tenaga
kerja proyek mengingat sudah adanya kesepakatan masa kerja yang tertuang dalam
kontrak kerja. Namun mengingat bahwa tidak semua tenaga kerja siap menghadapi
kegiatan ini maka diprakirakan akan terdapat sektiar 1,22% tenaga kerja yang
kemudian berpersepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya adalah negatif
kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya sekitar
20% pencari kerja yang mengkhawatirkan munculnya dampak negatif, akan tutun
menjadi sedang (3).
Derajat kepentingan dampaknya adalah:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat
adanya kegiatan penglepasan tenaga tidak banyak, yakni sekitar 268 orang atau
sekitar 1,22% dari para pencari kerja. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat
tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif
tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga
penduduk lain di sekitarnya.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-115


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya akan berlangsung sementara
hingga penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan kerja dan atau usahanya
pada tahap operasi. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penglepasan tenaga kerja
adalah penurunan pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk yang
pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari hilangnya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali.
Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian
bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja
Sikap dan persepsi negatif akan muncul terkait adanya penerimaan tenaga kerja yang
melibatkan sekitar 198 orang, sementara itu masih sangat banyak penduduk lokal,
khususnya para pencari kerja (lebih dari 96%) yang tidak tertampung proyek. Pada sisi
yang lain dari total tenaga kerja yang direkrut 76,77% diantaranya merupakan tenaga
skill yang dipastikan akan lebih banyak diisi tenaga kerja dari luar daerah dengan
tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi. Kondisi ini akan
memunculkan kecemburuan, kesenjangan sosial dan ketidakharmonisan hubungan
diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Besaran
dampak negatif ini adalah sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhawatirkan
kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut. Sikap dan persepsi masyarakat
yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2).
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat terkait kegiatan penerimaan tenaga kerja cukup banyak, yaitu
sekitar 40% penduduk lokal. Dengan demikian kriteria dampaknya penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-116


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi 3 kecamatan di
wilayah studi, bahkan di luarnya. Kriteria dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak dari kegiatan ini berlangsung lama sejalan dengan beroperasinya
pengembangan gas Matindok. Bobot dampaknya masuk dalam kategori penting
(P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta
ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak bersifat penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak mengalami akumulasi sehingga kiterianya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik positif, yaitu
saat berbagai dampak yang ada ditangani, sehingga kriteria ini menjadi tidak
penting (TP).

2. Operasi produksi di GPF


Tenaga kerja untuk operasi produksi di GPF meliputi tenaga skill dan tenaga unskill.
menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Selain adanya
kekhawatiran-kekhawatiran terkait operasional fasilitas produksi gas (GPF), juga
terdapat kecemburuan para warga masyarakat terhadap pekerja pendatang yang
jumlahnya sekitar 46,15% dan dipastikan akan memiliki tingkat pendidikan, ketrampilan
dan penghasilan yang jauh lebih besar dibandingkan penduduk lokal. Kondisi ini dapat
menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi yang dapat
diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka memang mempunyai
status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau berbagaul dan membaur dengan
masyarakat lokal. Semua hal tersebut pada akhirnya akan dapat menyebabkan
timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat. Besaran dampak yang ada adalah
negatif sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhawatirkan kemunculan hal-
hal yang tidak diharapkan tersebut, sehingga sikap dan persepsi masyarakat yang pada
awalnya adalah baik (4) akan turun menjadi buruk (2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-117


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Sebagian besar warga masyarakat (kurang lebih 40%) memberikan sikap dan
persepsi negatif sehubungan munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Bobot
dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek
saja. Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama sepanjang
masa operasi, sehingga kategori dampaknya termasuk penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya sikap dan
persepsi negatif masyarakat adalah gangguan proses sosial, kemungkinan adanya
kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat.
Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif manakala
dilakukan proses komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan
penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama. Oleh karena itu
bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat ini dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.

3. Penyaluran gas melalui pipa


Kegiatan penyaluran gas melalui pipa memunculkan sikap dan persepsi negatif
masyarakat sebagai akibat adanya kekhawatiran-kekhawatiran masyarakat seperti
kebocoran pipa, meledaknya pipa dan terganggunya kesehatan masyarakat di
sekitarnya. Namun mengingat bahwa sebelum kegiatan ini berlangsung telah dilakukan
sosialisasi kepada warga masyarakat perihal kegiatan tersebut dan kemungkinan-
kemungkinan dampak yang ditimbulkannya, diharapkan hal ini akan dapat mengurangi
kekhawatiran-kekhawatiran yang ada. Diprakirakan terdapat sekitar 14% penduduk

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-118


PT PERTAMINA EP -PPGM

yang khawatir dengan kegiatan ini atau besaran dampak yang muncul adalah negatif
kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan yang selama ini
baik kualitasnya (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan
adanya dampak-dampak negatif dari proyek, akan turun menjadi sedang atau
mempunyai skala 3.

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan mempunyai persepsi negatif terhadap kegiatan ini tidak
begitu banyak (kurang lebih 14%) diantaranya sebagai akibat dilaksanakannya
sosialisasi sebelum kegiatan berlangsung. Sosialisasi diharapkan akan meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait hal ini sehingga dapat
mengurangi kekhawatiran-kekhawatiran masyarakat. Dengan demikian kriteria
dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Pipa akan ditanam sejajar dengan lokasi jalan raya, namun hanya terdapat
beberapa permukiman saja yang berada di sepanjang jalan raya tersebut sehingga
persebaran dampaknya tidak luas. Kriteria dampaknya tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama sejalan dengan
beroperasinya pengembangan gas Matindok. Bobot dampaknya masuk dalam
kategori penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kemungkinan munculnya
kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas di wilayah studi, sehingga dampaknya
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak mengalami akumulasi sehingga kiterianya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi
positif, yaitu saat upaya pengelolaan dampak senantiasa dilakukan. Dampak
termasuk kriteria tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-119


PT PERTAMINA EP -PPGM

D. Tahap Pasca Operasi


1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan sehubungan dengan berakhirnya
proses operasi produksi gas akan dilakukan melalui jalur transportasi yang ada.
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat
sebagai akibat meningkatnya kadar debu di udara, kebisingan, adanya kerusakan jalan,
gangguan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Namun mengingat aktivitas
pembongkaran dan demobilisasi peralatan dilakukan tidak secara serentak dan
intensitasnya kecil, maka diprakirakan hanya terdapat sekitar 8% warga masyarakat
yang mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau mempunyai besaran
negatif kecil (-1). Dengan demikian sikap dan persepsi negatif masyarakat yang
selama ini kualitasnya baik (4) karena respon negatif hanya ditunjukkan oleh sekitar
20% warga masyarakat, akan turun menjadi sedang dengan skala 3.

Derajat kepentingan dampak


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan terkena dampak kegiatan pembongkaran dan
demobilisasi peralatan diprakirakan tidak banyak yakni kurang lebih 8% karena
aktivitas demobilisasi akan dilakukan melalui jalur transportasi yang selama ini
relatif jarang terdapat permukiman di kanan-kirinya. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena sentra
permukiman yang berada di sepanjang jalur demobilisasi relatif sangat sedikit.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam kurun waktu
tertentu atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak
penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya konflik dan renggangnya hubungan
sosial dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-120


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif
mengingat diprakirakan akan terdapat berbagai upaya pengelolaan dampak. Bobot
dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bilamana berbagai upaya
pengelolaan dapat dilaksanakan sehingga dapat mengurangi sikap dan persepsi
negatif masyarakat yang ada. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak
penting (TP).

2. Penglepasan tenaga kerja


Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para karyawan proyek akan
memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul
adalah pengangguran baik pada karyawan yang selama ini terlibat langsung maupun
tidak langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal ataupun
berbagai jasa yang selama ini mendapat peluang berusaha, seperti warung makan, toko
kelontong, cleaning service, dan lain sebagainya. Sikap dan persepsi masyarakat yang
semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan adanya
dampak negatif proyek, akan turun menjadi buruk (2) dengan meningkatnya persentase
kekhawatiran menjadi sekitar 74% saat penglepasan tenaga kerja diterapkan. Dengan
demikian perubahan dampak yang ditimbulkan adalah sekitar 53% atau besaran
dampaknya adalah negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat
adanya kegiatan penglepasan tenaga kerja cukup banyak, yakni sekitar 53% yang
meliputi para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam proyek melalui kontraktor-kontraktor yang ada. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif
tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga
penduduk lain di sekitarnya.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak bersifat sementara atau berlangsung
dalam kurun waktu tertentu saja sampai penduduk lokal mendapatkan kembali
kesempatan kerja. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-121


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dengan adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan
gangguan kamtibmas. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali.
Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian
bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

5.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat


5.1.4.1. Sanitasi Lingkungan
A. Tahap Konstruksi
1. Konstruksi BS dan GPF
Selama masa konstruksi kemungkinan berpotensi menurunkan kualitas sanitasi
lingkungan yang disebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan air bersih, MCK, dan
adanya sampah padat maupun cair yang bertebaran di tempat-tempat tertentu.
Sehingga kondisi sanitasi lingkungan akan memburuk dan mejadikan tempat tersebut
menjadi kumuh, sehingga terjadi penurunan kualitas sanitasi menjadi buruk (1) dari
kondisi semula yang kualitasnya sedang (3) karena masih sekitar 16,20% penduduk
yang melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum mempunyai saluran
pembuangan air limbah (SPAL). Dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif
sedang (-2).

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Manusia yang terkena dampak pembangunan BS dan GPF disamping penduduk
setempat juga terhadap tenaga kerja yang ada. Bobot dampak termasuk kategori
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-122


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Wilayah persebaran dampak negatif ini terbatas pada lokasi tapak proyek dan
penduduk di sekitarnya. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Walaupun kegiatan ini dilakukan secara intensip setiap hari, namun keber-
langsungan kegiatan konstruksi bersifat sementara, sehingga bobot dampaknya
masuk dalam kategori tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan ini adalah kependudukan, sosial
ekonomi dan kesehatan masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat
konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kondisi sanitasi lingkungan tidak akan dapat berbalik seperti sedia kala setelah
kegiatan konstruksi pembangunan fasilitas produksi gas selesai. Oleh karena itu
bobot dampaknya termasuk penting (P).

2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas


Proses pemasangan pipa penyalur gas di darat melalui SM Bakiriang dan dengan cara
normal drilling dan HDD (alternatif-1 dan alternatif-2), langkah awal yang dipersiapkan
adalah lubang untuk menanam pipa penyalur gas. Untuk membuat lubang tersebut
dikerjakan dengan peralatan berat seperti Back hoe. Pipa yang akan dipasang pada
lubang yang sudah dipersiapkan, diangkut dengan peralatan berat, sehingga terjadi
proses keluar masuknya kedaraan berat atau kendaraan disertai dengan gerakan
(manuver) yang dapat merusak tanah permukaan, sehingga timbul lubang-lubang berair
yang berpotensi sebagai tempat berkembangnya vektor penyakit. Sampah atau limbah
padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik juga akan berserakan di
semua bagian lokasi kegiatan. Selain itu untuk pengurugan kembali lubang penanaman
pipa sering dijumpai ketidaksempurnaan dalam proses pengurugan tersebut sehingga
proses pemasangan pipa penyalur gas pada alternatif 1 dan alternatif-2 diprakirakan
dapat menurunkan kualitas sanitasi lingkungan. Kondisi rona lingkungan awal sanitasi
lingkungan mempunyai kualitas sedang atau skala 3 karena masih sekitar 16,20%

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-123


PT PERTAMINA EP -PPGM

penduduk yang melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum


mempunyai SPAL. Adanya kegiatan tersebut diprakirakan akan menurunkan kualitas
sanitasi lingkungan menjadi sangat buruk (1) dengan persentase penggunaan fasilitas
sanitasi kurang dari 25%. Persentase perubahan kualitas sanitasi adalah sekitar 42%
atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Sedangkan pemasangan pipa
melalui laut tidak memberikan dampak terhadap sanitasi lingkungan.

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak akibat adanya kegiatan pemasangan pipa
penyalur gas adalah penduduk lokal di sekitar atau sepanjang jalur pipa. Kondisi
sanitasi menjadi turun akibat adanya debu, asap dan lingkungan sekitar
permukiman menjadi kotor sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dampak penurunan sanitasi lingkungan dapat menyebar ke areal yang lebih luas
yakni di sepanjang jalur pipa. Bobot dampaknya dapat dikategorikan penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi karena volume dan tingkat kesulitan pekerjaan ini
relatif tinggi. Dampak juga akan berlangsung cukup lama sehingga bobot dampak
adalah penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat dari turunnya kualitas
sanitasi lingkungan adalah sosial ekonomi dan sosial. Dengan demikian bobot
dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari turunnya sanitasi lingkungan tidak bersifat kumulatif sehingga bobot
dampaknya adalah tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dari kegiatan ini adalah turunnya sanitasi lingkungan akan dapat dipulihkan
atau berbalik. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-124


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.1.4.2. Tingkat Kesehatan Masyarakat


A. Tahap Operasi
1. Kegiatan pemboran sumur pengembangan
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak adanya gas/debu dan limbah yang dapat
mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, baik para pekerja maupun warga
masyarakat di sekitar. Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini lebih didominasi
oleh tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Diduga akan banyak
tenaga kerja yang terpisah jauh dari keluarganya sehingga kondisi ini akan dapat
memicu tumbuhnya atau berkembangnya jenis-jenis penyakit yang terkait dengan
penyakit menular seksualitas (PMS). Hal ini dapat terjadi karena di sekitar lokasi
kegiatan terdapat adanya tempat-tempat hiburan yang dipastikan aktivitasnya
meningkat untuk melayani para pekerja/karyawan dan warga masyarakat lainnya
selama masa operasi yang cukup panjang yakni 20 tahun.

Selama ini kualitas kesehatan masyarakat termasuk dalam kualitas sedang (3)
mengingat kondisi sanitasi lingkungan masih kurang baik, belum semua lapisan
masyarakat mampu menjangkau fasilitas kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan
sehat. Dengan adanya kegiatan ini diprakirakan kondisi tingkat kesehatan masyarakat
akan turun menjadi sangat buruk (1) karena intensitas kegiatan ini cukup tinggi dan
akan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Dengan demikian besaran dampaknya
adalah negatif sedang (-2).
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini selain para pekerja adalah
penduduk sekitar lokasi kegiatan dan juga kemungkinan warga masyarakat lainnya.
Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah dampak penurunan kesehatan masyarakat disamping di sekitar lokasi
kegiatan juga akan dapat menyebar ke wilayah lain mengingat adanya pola interaksi
yang sekarang relatif terbuka antar wilayah. Bobot dampaknya dapat dikategorikan
penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak dari kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yaitu 20
tahun dengan intensitas yang tinggi, sehingga bobot dampak penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-125


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat turunnya kesehatan
masyarakat adalah kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian
dampaknya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak penurunan tingkat kesehatan masyarakat tidak akan bersifat kumulatif,
manakala upaya pengelolaan selalu dilaksanakan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bersifat berbalik atau dapat diperbaiki
dengan berbagai upaya pengelolaan. Dengan demikian bobot dampaknya menjadi
tidak penting (TP).

2. Kegiatan operasi produksi di GPF


Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak adanya gas/debu dan limbah yang dapat
mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, baik para pekerja maupun warga
masyarakat di sekitar. Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini lebih didominasi
oleh tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Diduga akan banyak
tenaga kerja yang terpisah jauh dari keluarganya sehingga kondisi ini akan dapat
memicu tumbuhnya atau berkembangnya jenis-jenis penyakit yang terkait dengan
penyakit menular seksualitas (PMS). Hal ini dapat terjadi karena di sekitar lokasi
kegiatan terdapat adanya tempat-tempat hiburan yang dipastikan aktivitasnya
meningkat untuk melayani para pekerja/karyawan dan warga masyarakat lainnya
selama masa operasi yang cukup panjang yakni 20 tahun.

Selama ini kualitas kesehatan masyarakat termasuk dalam kualitas sedang (3)
mengingat kondisi sanitasi lingkungan masih kurang baik, belum semua lapisan
masyarakat mampu menjangkau fasilitas kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan
sehat. Dengan adanya kegiatan ini diprakirakan kondisi tingkat kesehatan masyarakat
akan turun menjadi sangat buruk (1) karena intensitas kegiatan ini cukup tinggi dan
akan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Dengan demikian besaran dampaknya
adalah negatif sedang (-2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-126


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tingkat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini selain para pekerja adalah
penduduk sekitar lokasi kegiatan dan juga kemungkinan warga masyarakat lainnya.
Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah dampak penurunan kesehatan masyarakat disamping di sekitar lokasi
kegiatan juga akan dapat menyebar ke wilayah lain mengingat adanya pola interaksi
yang sekarang relatif terbuka antar wilayah. Bobot dampaknya dapat dikategorikan
penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak dari kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yaitu 20
tahun dengan intensitas yang tinggi, sehingga bobot dampak penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat turunnya kesehatan
masyarakat adalah kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian
dampaknya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak penurunan tingkat kesehatan masyarakat tidak akan bersifat kumulatif,
manakala upaya pengelolaan selalu dilaksanakan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bersifat berbalik atau dapat diperbaiki
dengan berbagai upaya pengelolaan. Dengan demikian bobot dampaknya menjadi
tidak penting (TP).

Hasil rekapitulasi Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok
Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah disajikan pada tabel berikut.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-127


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.8. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan
Gas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

Tahap Kriteria Dampak Jumlah


Kriteria
Rencana Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5 6 Penting
Kegiatan (P)
A. Pra 1. Pembebasan lahan Pola kepemilikan lahan P P P P TP TP 4P
Konstruksi dan tanam tumbuh Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P

2. Penerimaan tenaga Proses sosial TP P TP P TP TP 2P


kerja Sikap dan persepsi masyarakat TP P TP P TP TP 2P

B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demo- Kualitas udara P P TP P TP TP 3P


bilisasi peralatan Kebisingan TP P TP P TP TP 2P
Keselamatan berlalulintas P P P P TP TP 4P
Kerusakan jalan dan jembatan P P P P P P 6P
Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P

2. Pembukaan dan Kualitas udara TP TP TP P TP TP 1P


pematangan lahan Kebisingan P TP TP TP TP TP 1P
Terjadinya erosi tanah P P TP P TP P 4P
Vegetasi TP TP P P P TP 3P
Satwa liar TP P P P P TP 4P
Pendapatan masyarakat TP TP TP TP TP P 1P
Kesempatan berusaha TP TP TP P TP P 2P

3. Konstruksi BS & GPF Kualitas udara TP TP P P TP TP 2P


Kebisingan P P P P TP TP 4P
Kualitas air permukaan P P TP P TP TP 3P
Kualitas air laut P TP TP P TP TP 2P
Satwa liar TP P TP P TP TP 2P
Biota air tawar P P TP P TP TP 3P
Pendapatan masyarakat TP TP TP TP TP P 1P
Kesempatan berusaha TP TP TP P TP P 2P
Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
Sanitasi lingkungan P P P TP TP TP 3P

4. Pemasangan pipa Kualitas udara (alt- 1) P P TP P TP TP 3P


penyalur gas (alt- 2) TP P TP P TP TP 2P
(alt- 3) TP P TP P TP TP 2P
Kebisingan (alt- 1) P P TP P TP TP 3P
(alt- 2) TP TP TP P TP TP 1P
(alt- 3) TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air laut (alt- 3) P P TP P TP TP 3P
Gangguan sistem irigasi & drainase P P TP P TP TP 3P
Kelancaran lalulintas TP P TP P TP TP 2P
Keselamatan berlalulintas P P TP P TP TP 3P
Satwa liar (alt-1) TP P TP P P TP 3P
(alt-2) TP P TP P P TP 3P
(alt-3) TP P P P P P 5P

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-128


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.8. Lanjutan


Kriteria Dampak Jumlah
Tahap
Kriteria
Rencana Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5 6 Penting
Kegiatan (P)
B. Konstruksi 4. Pemasangan pipa Biota air tawar P P TP P TP TP 3P
penyalur gas Biota air laut P TP TP P P P 4P
Pendapatan masyarakat (alt-1) TP TP TP TP TP TP 0
(alt-2) TP TP P TP TP TP 1P
(alt-3) TP TP P TP TPT TP 1P
Kesempatan berusaha (alt-1) TP TP TP P TP P 2P
(alt-2) TP TP P P TP P 3P
(alt-3) TP TP P P TP P 3P
Proses sosial (alt-1) P P P P TP TP 4P
(alt-2) P P P P TP TP 4P
(al t-3) P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat (alt-1) TP TP TP TP TP TP 0
(alt-2) TP TP TP TP TP TP 0
(alt-3) TP TP TP TP TP TP 0
Sanitasi lingkungan (alt-1) P P P TP TP TP 3P
(alt-2) P P P TP TP TP 3P
(alt-3) TP TP TP TP TP TP 0
5. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat TP P TP P TP TP 2P
kerja Sikap dan persepsi masyarakat TP P TP P TP TP 2P

C. Operasi 1. Penerimaan tenaga Kependudukan TP TP TP P TP TP 1P


kerja Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P

2. Pemboran sumur Kualitas udara TP TP P TP TP TP 1P


pengembangan Kualitas air permukaan P P TP P TP TP 3P
Kualitas air laut TP TP TP P TP TP 1P
Biota air tawar P P P P TP TP 4P
Pendapatan masyarakat TP TP TP P TP P 2P
Kesempatan berusaha P P P P TP P 5P
Pelapisan sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
Tingkat kesehatan masyarakat P P P TP TP P 4P

3. Operasi produksi Kualitas udara P P P TP TP TP 3P


di GPF Kebisingan TP TP P TP TP TP 1P
Kualitas air permukaan P P TP P P TP 4P
Biota air tawar P P P P TP TP 4P
Pendapatan masyarakat TP TP TP P TP P 2P
Kesempatan berusaha P P P P TP P 5P
Proses sosial TP TP TP P TP TP 1P
Tingkat kesehatan Masyarakat P TP P P P TP 4P

4. Penyaluran gas Sikap dan persepsi masyarakat TP TP P P TP TP 2P


melalui pipa
5. Pengangkutan kon- Keselamatan berlalulintas P P P P TP TP 4P
densat dan sulfur Kerusakan jalan dan jembatan P P P P P P 6P
dengan transport
darat

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-129


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.8. Lanjutan

Kriteria Dampak Jumlah


Tahap
Kriteria
Rencana Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 Penting
(P)

D. Pasca 1. Penghentian operasi Kualitas udara TP TP TP P TP TP 1P


Operasi produksi gas Kebisingan TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air permukaan TP TP P P TP TP 2P
Kualitas air laut TP TP P P TP TP 2P
Kesempatan berusaha TP TP TP P TP TP 1P

2. Pembongkaran dan Keselamatan berlalulintas P P TP P TP TP 3P


Demobilisasi peralatan Kerusakan jalan P P TP P P P 5P
Sikap dan persepsi masyarakat TP TP TP P TP TP 1P

3. Revegetasi Vegetasi P TP P P P TP 4P
Satwa liar P TP P P P TP 4P

4. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat TP P TP P TP TP 2P


kerja Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P

Keterangan:
Angka (1), (2), dan (3) menunjukkan alternatif kegiatan.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-130


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.2. PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HILIR


5.2.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
5.2.1.1. Kualitas Udara Ambien
A. Tahap Konstruksi
1. Konstruksi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di USO
Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi
kilang LNG dan Pelabuhan Khusus adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari
kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan
pembangunan Pelabuhan Khusus kualitas lingkungan udara akan mengalami penurunan
menjadi jelek (skala 2). Angka kualitas lingkungan udara 2 diperoleh berdasarkan :
Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan
beberapa parameter seperti: PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara
ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (karena emisi gas buang beberapa kendaraan
berat yang digunakan untuk aktivitas pembangunan Pelabuhan Khusus).
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan
antara 200-299 yang berarti kondisi skala kualitas lingkungan udara jelek (skala 2).
Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100
akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU antara 200-299
(sesuai Tabel 5.1).
Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-
faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso ini dampak
mengenai manusia jumlahnya cukup banyak. Hal ini dikarenakan mobilitas
kendaraan akan melewati permukiman penduduk. Oleh karena itu kriteria
dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena pembangunan
kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso menempati area sekitar 200 Ha, dan
mobilitas kendaraan pengangkut material ada yang melewati permukiman.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung lama 40 tahun, oleh karena kriteria dampak adalah
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak selain manusia juga fauna,
maka kriteria dampaknya adalah penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-131


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus
selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).

2. Konstruksi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang


Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi
kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang adalah negatif sedang (-2). Angka ini
berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada
kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus kualitas lingkungan udara turun menjadi
jelek (skala 2). Angka kualitas lingkungan udara = 2 diperoleh berdasarkan :
Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan
beberapa parameter seperti: PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara
ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (karena emisi gas buang beberapa kendaraan
berat yang digunakan untuk aktivitas pembangunan Pelabuhan Khusus).
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan
antara 200-299 yang berarti kondisi skala kualitas lingkungan udara jelek (skala 2).
Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100
akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU antara 200-299
(sesuai Tabel 5.1).
Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-
faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang ini dampak
yang mengenai manusia jumlahnya banyak, yaitu penduduk yang bermukim di
sepanjang jalan yang dilalui kendaraan pengangkut alat. Oleh karena itu kriteria
dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena pembangunan
kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang menempati area sekitar 200 Ha.
Sedang mobilitas kendaraan pengangkut material sebagian akan melewati
pemukiman penduduk.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-132


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Kegiatan pembangunan akan berlangsung lama sehingga kriteria dampaknya adalah
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak selain manusia adalah fauna.
Dengan demikian kriteria dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan konstruksi kilang dan Pelabuhan
Khusus selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu
kriteria ini tidak penting (TP).

B. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan operasional
kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya adalah negatif sedang (-
2). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4)
dengan kondisi skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung menjadi jelek (skala 2).
Dasar pertimbangan skala lingkungan (2) diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil pemodelan dengan tinggi stack 20 m, konsentrasi maksimum
penyebaran emisi gas terjadi pada jarak 1665 m dengan konsentrasi SO2 = 0,00929
gr/m3 , NOx = 2,66gr/m3 , dan CO = 0,3755 gr/m 3. Dari hasil pemodelan kondisi
kualitas udara masih di bawah baku mutu. Hasil pemodelan emisi gas disajikan pada
Lampiran 15. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan
terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara yang semula baik (skala 4) dengan
ISPU 51-100 akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299
(sesuai Tabel 5.1). Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan
terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG dan Pelabuhan
Khusus. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-133


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas sekitar 300 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Operasional kilang akan berlangsung lama dengan intensitas tinggi, sehingga
kriteria dampaknya adalah penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak selain manusia adalah fauna
di sekitar lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang cukup luas. Dengan
demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi Kilang LNG
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kualitas udara. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan
mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya jelek (skala 2)
dengan ISPU 200-299 akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan
ISPU 101-199, sehingga besaran dampak positif kecil (+1).

Berikut ini dijelaskan tentng derajat kepentingan dampk lingkungan kualitas udara
akibat penghentian operasi kilang LNG.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap
manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-134


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan kualitas
udara akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting
(TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna di
sekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang
tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena
itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

2. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus)


Kondisi rona awal kualitas udara mempunyai skala = 4. Prakiraan besaran dampak yang
terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan
(kilang dan Pelabuhan Khusus) adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupkan selisih
antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4) yang mempunyai nilai ISPU 51-100
dengan skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung kondisinya turun menjadi sedang
(skala 3) dengan ISPU 101-199. Dasar pertimbangan skala 3 adalah sebagai berikut.
Kualitas udara ambien diprakirakan mengalami penurunan antara lain karena
peningkatan kandungan beberapa parameter seperti PM10 dan emisi gas buang dari
mobilisasi peralatan berat yang digunakan, seperti SO2, CO, NO2 dan hidrokarbon
Diprakirakan ISPU adanya kegiatan ini berkisar antara 101 199. Kisaran ini memiliki
skala kualitas lingkungan sedang (3).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-135


PT PERTAMINA EP -PPGM

Berikut tingkat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak relatif banyak, dan alat berat yang
digunakan relatif banyak. Lokasi kilang dan Pelabuhan Khusus berbatasan langsung
dengan pemukiman sehingga kriteria dampak adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas karena melewati pemukiman penduduk
dengan jangkauan jarak cukup jauh. Sehingga kriteria dampak penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung sebentar, sehingga kriteria dampak
adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah sikap dan persepsi
masyarakat, sehingga kriteria dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Penurunan kualitas udara karena peningkatan PM10 tidak akan menyebabkan
akumulasi, sehingga dampak ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik setelah selesai kegiatan ini dan kualitas udara akan kembali
baik. Oleh karena itu kriteria dampak tidak penting (TP).

5.2.1.2. Kebisingan
A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang akan berlangsung,
diprakirakan akan meningkatkan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya. Tingkat
kebisingan yang diprakirakan timbul 70 dB(A). Sesuai skala kualitas lingkungan kisaran
tingkat kebisingan ini memiliki skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Berdasarkan
pertimbangan di atas, dampak yang ditimbulkan merupakan dampak negatif sedang
(-2). Skala kualitas lingkungan awal kebisingan akan mengalami penurunan dari kondisi
baik skala 4) menjadi jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi lingkungan awal yang
semula baik (skala 4) dengan nilai kebisingan 55 dB(A) mengalami peningkatan menjadi
70 dB(A), yang berarti kondisi lingkungan jelek (skala 2). Hasil perhitungan terlampir.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-136


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tingkat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini, jumlah manusia
yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi,
penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di
sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan konstruksi
Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG menempati areal yang luas 200 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kebisingan kegiatan konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG
akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan
sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna serta biota
di areal konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG. Oleh karena itu
kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena kebisingan tidak akan mengalami
bioakumulasi maupun biomagnifikasi, sehingga kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, tingkat kebisingan akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

B. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Prakiraan dampak pada kebisingan ketika kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan
Khusus dan fasilitas pendukungnya adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari
kualitas lingkungan awal baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan operasional, kualitas
lingkungan diprakirakan menjadi jelek (skala 2). Jumlah kompresor yang ditempatkan
di area Kilang LNG sebanyak 3 unit dengan kapasitas 150 MMSCFD berpotensi
menimbulkan kebisingan. Satu unit kompresor mempunyai kebisingan sekitar 80 dB(A),
sehingga apabila digunakan 3 unit kompresor maka kebisingan yang ditimbulkannya
84,77 dB(A) dan diprakirakan terhadap pemukiman sekitar 64-77 dB(A) (skala 2).
Berdasarkan hal tersebut, maka nilai tersebut termasuk dalam skala kualitas lingkungan
jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi lingkungan awal yang semula baik (skala 4)

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-137


PT PERTAMINA EP -PPGM

dengan nilai kebisingan 55 dB(A) akan mengalami peningkatan kebisingan saat kegiatan
operasional kilang dan Pelabuhan Khusus yaitu sebesar 64,81 dB(A) dengan kondisi
lingkungan jelek (skala 2) sehingga kondisi kualitas lingkungan mengalami penurunan
dari baik (skala 4) menjadi jelek (skala 2).
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
kebisingan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG dan
Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan
oleh selama operasioanal kilang LNG dan Pelabuhan Khusus berlangsung. Oleh
karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna
disekitar lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang cukup luas. Dengan
demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan
Khusus selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria
ini tidak penting (TP).

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi Kilang LNG
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kebisingan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan
mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya jelek (skala 2)
dengan tingkat kebisingan sekitar 64-77 dB(A) akan mengalami perubahan menjadi
sedang (skala 3) dengan tingkat kebisingan sekitar 63-71 dB(A), sehingga besaran
dampak positif kecil (+1).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-138


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap
manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas sekitar 300 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan tingkat
kebisingan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak
penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna
disekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

5.2.1.3. Kualitas Air Permukaan


A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang akan berlangsung
sementara, diprakirakan akan menurunkan kualitas air sungai akibat tumpahan tidak
sengaja jenis material dan bahan bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan
sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas
air sungai di sekitar kegiatan. Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika
kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-139


PT PERTAMINA EP -PPGM

kualitas lingkungan air permukaan/sungai awal baik (skala 4) dimana kekeruhan 6-20
NTU, pada saat ada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus, kualitas air
permukaan turun menjadi jelek (skala 2) yang diakibatkan dari peningkatan kekeruhan
dengan nilai sekitar 45-90 NTU.
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini, jumlah manusia
yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi,
penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di
sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan kompleks
kilang LNG dan Pelabuhan Khusus menempati areal yang luas sekitar 200 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan oleh
manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi.
Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna yang hidup
di sungai serta biota laut sekitar area konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus.
Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami bio-
akumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air permukaan
akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

B. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian kilang LNG
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kualitas air permukaan. Dari prakiraan dampak yang terjadi
diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan
jelek (skala 2) dengan nilai kekeruhan sekitar 45-90 NTU akan mengalami perubahan
menjadi sedang (skala 3) yang mempunyai kekeruhan 20-45 NTU, sehingga besaran
dampak positif kecil (+1).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-140


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut :


a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap
manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan kualitas air
permukaan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak
penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna
disekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan
mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

5.2.1.4. Kualitas Air Laut


A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas air laut akibat kegiatan konstruksi
kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus adalah negatif sedang (-2). Angka ini
merupakan selisih antara kualitas lingkungan air laut awal yang semula baik (skala 4)
dengan nilai kekeruhansekitar 6-20 NTU dan skala kualitas saat kegiatan berlangsung
(skala 2). Dasar pertimbangan skala kualitas lingkungan 2 karena kegiatan konstruksi

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-141


PT PERTAMINA EP -PPGM

terutama konstruksi Pelabuhan Khusus akan menyebabkan penurunan kualitas air laut
terutama peningkatan kekeruhan akibat dari pengerukan. Peningkatan kekeruhan
diprakirakan sebesar 45-90 NTU sedangkan angka ini berada pada skala 2.

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Kekeruhan yang diakibatkan konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus akan
mengganggu aktivitas penduduk sekitar yang umumnya bermatapencaharian
seabgai nelayan. Oleh karena itu kriteria dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (TP), karena dampak akan
tersebar cukup luas.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara selama kegiatan konstruksi kompleks kilang
LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak biota laut sekitar area konstruksi
kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampak ini
penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami
bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting
(TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air laut akan
kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

B. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Limbah cair berasal dari limbah campur minyak, air berasal dari operasi yang
berhubungan dengan pengolahan, air bekas cucian peralatan, setelah dilakukan
pengolahan di IPAL akan dibuang ke laut. Sedangkan di lokasi Pelabuhan Khusus
kemungkinan ada ceceran minyak dari kapal pengangkut produk. Kegiatan tersebut
akan menurunkan kualitas air laut terutama parameter minyak dan lemak.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-142


PT PERTAMINA EP -PPGM

Prakiraan dampak pada kualitas air laut ketika kegiatan operasional kilang LNG ini
dilakukan adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kondisi rona lingkungan
awal baik (skala 4) dengan kandungan minyak dan lemak sekitar 1-5 ppm dan pada
saat ada kegiatan operasional kilang LNG diprakirakan turun menjadi kondisi jelek (skala
2). Angka skala 2 berasal dari prakiraan kondisi saat kegiatan, kandungan minyak dan
lemak menjadi sekitar 11-15 ppm. Sedangkan kriteria tersebut berada pada skala
kualitas lingkungan 2 (jelek).

Tingkat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Limbah cair dari operasional kilang LNG setelah diolah di IPAL akan dialirkan ke laut
dan kemungkinan ceceran minyak dari kapal pengangkut produk akan
menyebabkan penurunan kualitas air laut. Oleh karena itu dampaknya tidak
penting (TP). Jumlah manusia yang terkena dampak terutama nelayan relatif
sedikit karena penyebarannya hanya sekitar 2 km.
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini
berlangsung hanya di area sekitar 2 km dari Pelabuhan Khusus.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan
oleh selama operasioanal kilang LNG berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut. Dengan
demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-143


PT PERTAMINA EP -PPGM

C. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi Kilang LNG
Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak
positif terhadap kualitas air laut. Diprakirakan kondisi lingkungan yang semula jelek
(skala 2) dengan kandungan minyak dan lemak sekitar 11-15 ppm akan mengalami
perubahan kondisinya menjadi sedang (skala 3) yang mempunyai kandungan minyak
dan lemak sekitar 6-10 ppm, sehingga besaran dampak positif kecil (+ 1).

Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap
manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini
berlangsung di area yang cukup luas tapi terlokasir.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan kualitas air
laut akan kembali seperti sedia kala. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut di perairan
sekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen
lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini
tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai,
kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak
penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-144


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.2.1.5. Transportasi Darat


A. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja
(1) Kelancaran lalulintas
Kondisi lalulintas sebelum ada kegiatan masih sangat lancar. Hal ini ditunjukkan dari
hasil pengamatan di lokasi dan hasil perhitungan nilai derajat kejenuhan (DS =
degree of saturation) yang merupakan perbandingan antara volume dengan
kapasitas (V/C), yaitu DS terletak pada interval 0,0-2,0. Pada tahap konstruksi akan
ada bangkitan arus lalulintas yang diakibatkan oleh lalulintas angkutan material
(kendaraan pengangkut pipa baja) yang dikhawatirkan akan menciptakan tundaan
lalulintas, khususnya di ruas jalan yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili. Bila
diperkirakan lalulintas angkutan tersebut yang melintas maksimum sebesar 10
kendaraan/jam atau 100 kendaraan/hari, maka kinerja ruas jalan adalah sebagai
berikut.

Tabel 5.9. Kinerja Ruas Jalan Ada Kegiatan Mobilisasi dan


Demobilisasi Peralatan
RLA Ada kegiatan konst
Jam
V C DS Skala V C DS Skala
sibuk
(smp/j) (smp/j) (V/C) (smp/j) (smp/j) (V/C)
Ruas Kintom-Batui
Pagi 108 2.620 0,060 5
128 2.406 0,048 5
Siang 96 2620 0,036 5
116 2.552 0.044 5
Sore 54 2620 0,020 5
74 2574 0.028 5
Sumber: Pengolahan Data Lapangan dengan MKJI, Tahun 2007

Berdasarkan hasil hitungan dengan metoda MKJI dapat diperkirakan bahwa adanya
tambahan lalulintas kendaraan pengangkut material tidak mengubah skala kualitas
lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran
dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol).

(2) Keselamatan pengguna jalan


Berdasarkan hasil pendataan di lapangan dapat diinformasikan bahwa kondisi rona
awal lingkungan sudah cukup rawan terjadi kecelakaan {(skala 3 atau Tingkat
Kerawanan Lalulintas (TKRi) = 3,3), sehingga adanya bangkitan lalulintas
kendaraan berat (diperkirakan sebanyak 100 kendaraan/hari) diperkirakan akan
meningkatkan jumlah kejadian kecelakaan menjadi 2 kali selama tahap konstruksi
per tahun.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-145


PT PERTAMINA EP -PPGM

2 x 10 6
TKR 5,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 929 x 365

Dengan demikian skala kualitas lingkungan yang semula skala 3 (agak rawan
kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehingga besaran
dampaknya menjadi 2 (negatif 2).
Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut:
lebar perkerasan minimal untuk lalulintas hanya 4,5 meter (kurang dari 5,5
meter),
banyaknya hewan ternak yang dibiarkan di pinggir jalan
banyaknya pejalan kaki yang berjalan di badan jalan
kecepatan laju kendaraan rata-rata di jalan lurus berkisar 60-70 km/jam
adanya penyempitan jalan akibat penggunaan parkir di badan jalan (kawasan
perkotaan/perdagangan)
penyempitan lebar jalan di jembatan

Keselamatan pengguna jalan perlu diperhatikan, khususnya pada saat ada


kendaraan pengangkut yang berukuran besar melewati kawasan pemukiman dan
perkotaan. Manuver kendaraan pengangkut tersebut dapat membahayakan
pengguna jalan lain yang diakibatkan oleh sempitnya ruas jalan dan jembatan,
pejalan kaki di badan jalan maupun adanya hewan ternak yang berkeliaran di
perkerasan jalan. Bila pengguna jalan kurang waspada dapat terjadi kecelakaan.
Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan
pengangkut peralatan dan material adalah pengguna jalan propinsi mulai dari
Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan
kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan
menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang
terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan mobilisasi peralatan
dan material adalah seluruh jalan yang dijadikan rute angkutan material,
sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-146


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Gangguan yang diakibatkan oleh adanya mobilisasi peralatan selama tahap
konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada
komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan
kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan
dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan transportasi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut hanya
berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting
(TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan material
yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada
saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan
demikian dampak yang terjadi tidak dianggap penting (TP).

(3) Kerusakan jalan dan jembatan


Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempat-
tempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan
dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim
penghujan. Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut material/bahan
konstruksi dengan MST > 8 ton dan pembebanan yang berulang, akan
mempercepat tingkat kerusakan jalan dan jembatan.
Penyebab kerusakan jalan untuk kegiatan ini adalah adanya penggunaan dump
truck (DT) berkapasitas > 8 m 3 dari lokasi quarry ke lokasi proyek. Dasar
penentuan skala kualitas lingkungan untuk parameter kerusakan jalan adalah dari
selisih nilai ITP (Indeks Tebal Perkerasan) sebelum ada kegiatan dibandingkan dengan
setelah ada kegiatan. Untuk menentukan ITP masing-masing lokasi ruas jalan di
dasarkan asumsi sebagai berikut.
CBR tanah dasar = 5 %
Curah hujan 900 mm/tahun
Kelandaian: < 6%

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-147


PT PERTAMINA EP -PPGM

Adanya angkutan material dengan menggunakan Dump Truck (DT) selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
Kerusakan terjadi bila: ITP1 < ITP2
Prakiraan dampak kerusakan untuk ruas jalan di masing-masing ruas jalan disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 5.10. Lintas Ekivalen Rencana Kegiatan di Tiap Lokasi


Kondisi rona awal Kondisi Mobilisasi kend. Material
Ruas Jalan
BB BS TB TS MP DT LEP BB BS TB TS MP DT LEA
Kintom-Batui 0 0 0 9 14 0 2,70 0 0 50 11 18 50 60,90

Tabel 5.11. Indeks Tebal Perkerasan di Tiap Lokasi


Ruas Jalan ITP1 LEP LEA LET LER ITP2 Ket
Kintom-Batui 5,45 2,70 60,90 31,80 15,90 5,80 ITP1 < ITP2

Keterangan:
KR : Kendaraan Ringan LET : Lintas Ekivalen Tengah
TK : Truk Kecil LEA : Lintas Ekivalen Akhir
TS : Truk Sedang LER : Lintas Ekivalen Rencana
TB : Truk Berat LHR : Lalulintas Harian Rata-rata
BB : Bus Besar ITP1: Indeks Tebal Perkerasan sebelum ada kegiatan
LEP: Lintas Ekivalen Permulaan ITP2: Indeks Tebal Perkerasan setelah ada kegiatan

Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala
3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya
menjadi 2 (negatif 2).

Rute angkutan material akan melalui jalan lingkungan yang hanya merupakan jalan
tanah diperkeras batu (Makadam), sehingga diprakirakan akan mengalami
kerusakan. Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban
kendaraan yang tinggi (MST > 10 Ton). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak
akibat kegiatan mobilisasi peralatan, dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan
melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan. Kerusakan
jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga
dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-148


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah sebaran dampak


Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila
terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas
tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting ( P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Mobilisasi ini dilakukan selama kegiatan konstruksi, sehingga dampak yang
terjadi dianggap penting (P).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Adanya mobilitas kendaraan pengangkut yang keluar masuk lokasi tapak proyek
berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna
jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak
negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah
besar/bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada
perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

2. Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus


(1) Gangguan kelancaran lalulintas
Kegiatan konstruksi kompleks kilang minyak LNG dan Pelabuhan Khusus berada
pada jalur utama Kintom-Batui, sehingga kegiatan tersebut akan berpengaruh pada
kelancaran lalulintas. Gangguan kelancaran diakibatkan adanya aktivitas yang
memanfaatkan jalan utama tersebut. Kondisi ruas jalan antara Kintom-Batui
sebelum ada kegiatan konstruksi berdasarkan pengamatan dan evaluasi kinerja ruas
jalan, dapat diinformasikan masih sangat lancar (nilai DS : 002-0,06 atau skala 5).
Penurunan tingkat pelayanan ruas jalan diakibatkan oleh gangguan samping akibat
aktivitas konstruksi yang menyebabkan pengurangan lebar jalan/kapasitas jalan.
Jalur lalulintas yang dimanfaatkan untuk arus menerus akan berkurang menjadi 1
(satu) lajur atau selebar 3 meter, sehingga pengaturan hak berjalan menjadi satu
arah/bergantian. Kondisi yang demikian dapat diartikan bahwa DS (degree of
saturation menjadi 1 pada salah satu arah). Bila dirata-rata untuk kedua arah,
yaitu:
DS = (0,06 + 1,0)/2 = 0,503 (skala 3/sedang)

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-149


PT PERTAMINA EP -PPGM

Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter kelancaran lalulintas yang


semula 5 (sangat baik/sangat lancar) turun menjadi skala 3 (sedang), sehingga
besaran dampaknya adalah -2 (negatif 2).

Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang menempati
lahan di wilayah Kintom dan berada pada jalur jalan provinsi, berdampak pada
kelancaran lalulintas di jalur tersebut. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak,
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dapat adalah pengguna jalan yang
kebetulan melintasi jalan utama Batui-Kintom. Mengingat jalur jalan tersebut
merupakan jalan utama menuju ke Luwuk, maka gangguan transportasi akan
berdampak besar pada seluruh pengguna/masyarakat di wilayah tersebut.
Dengan dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Akibat adanya kegiatan konstruksi fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG,
maka akan berdampak pada seluruh wilayah Batui, Toili dan Toili Barat,
sehingga, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pembangunan fasilitas
produksi tersebut akan terjadi selama tahap konstruksi, maka dampak yang
terjadi dianggap penting (P).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Dampak yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pembangunan fasilitas produksi
berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna
jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak
negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Dampak terhadap kemacetan sifatnya sementara, setelah jam sibuk dan dengan
pengaturan lalulintas akan kembali normal. Dengan demikian dampak yang
terjadi dianggap tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kemacetan yang terjadi dapat terbalikkan dengan dilakukan pengaturan
lalulintas, sehingga dampak yang terjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-150


PT PERTAMINA EP -PPGM

(2) Gangguan keselamatan berlalulintas


Aktivitas pembangunan konstruksi pada tahap ini yang berada di sekitar jalan raya,
dapat membahayakan pengguna jalan. Rawan kecelakaan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu: adanya pekerja bangunan yang melintas jalan, penempatan
peralatan konstruksi di badan jalan yang menyebabkan penyempitan lebar jalan,
kurangnya penerangan di malam hari. Diperkirakan akan ada penambahan jumlah
kendaraan menjadi 929 kendaraan/hari dan peningkatan jumlah kejadian
kecelakaan bila tidak dikelola dengan baik sebesar 2 (dua) kejadian/tahun yang
merupakan akumulasi dari berbagai kegiatan selama tahap konstruksi.
6
2 x 10
TKR 5,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 929 x 365

Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas


yang semula 3 (cukup) turun menjadi 1 (sangat jelek), sehingga besaran
dampaknya -2 (negatif 2).

Rawan terhadap kecelakaan dapat terjadi pada saat banyak aktivitas pembangunan
yang berdekatan dengan ruas jalan, khususnya pekerja proyek yang melintas jalan
konflik dengan arus lalulintas menerus. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan
pengangkut peralatan dan material adalah pengguna jalan propinsi mulai dari
Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan
kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan
menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang
terjadi dapat dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan fasilitas produksi
dan kompleks kilang LNG akan dirasakan oleh seluruh warga/pengguna jalan
yang bertujuan ke Batui dan sekitarnya, sehingga dampak yang terjadi
dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya fasilitas produksi dan kompleks kilang
LNG adalah selama tahap konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-151


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak


Adanya kegiatan konstruksi fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG
berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna
jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak
negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Dampak yang diakibatkan kegiatan tersebut terhadap keselamatan berlalulintas
tidak bersifat akumulatif, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak
penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan akan berbalik bila dilakukan pengelolaan dan
memenuhi standar kerja yang mengikuti SOP. Dengan demikian dampak yang
terjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Pasca Operasi


1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
(1) Gangguan kelancaran lalulintas
Proses demobilisasi peralatan pada tahap pasca operasi dilakukan secara bertahap,
sehingga kegiatan tersebut tidak menimbulkan bangkitan arus lalulintas yang besar.
Secara umum pertumbuhan arus lalulintas yang akan datang sangat kecil, sehingga
kondisi kinerja ruas jalan masih relatif sama, yaitu pada skala 5 (nilai DS : 0,06-
0,13) atau sangat baik/sangat lancar. Perubahan tingkat kelancaran setelah adanya
demobilisasi peralatan sangat kecil, yaitu antara 0,040-0,075 seperti terlihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 5.12. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui Ada Demobilisasi Peralatan


RLA Ada Demobilisasi Peralatan
Jam
V C DS2 Selisih DS
sibuk DS 1
(smp/j) (smp/j) (V/C)
Pagi 0,060 313 2.406 0,13 0,070
Siang 0,036 281 2.552 0,11 0,075
Sore 0,020 169 2.574 0,06 0,040
Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007

Dari hasil perhitungan prakiraan kinerja ruas jalan yang akan datang setelah ada
kegiatan demobilisasi peralatan, skala kualitas lingkungan masih tetap, yaitu skala 5
(sangat baik), sehingga besaran dampaknya adalah nihil (nol).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-152


PT PERTAMINA EP -PPGM

(2) Gangguan keselamatan berlalulintas


Diperkirakan ruas jalan yang akan dilalui oleh kendaraan proyek pada saat
dilakukan demobilisasi peralatan masih cukup rawan terhadap kecelakaan seiring
dengan pertumbuhan arus lalulintas yang akan datang. Adanya penambahan
lalulintas kendaraan berat ke dalam arus lalulintas akan semakin menambah tingkat
kerawanan dalam berlalulintas. Bila diasumsikan pertumbuhan lalulintas sebesar 2%
pertahun dan ada peningkatan jumlah kecelakaan lalulintas menjadi 4 kali pertahun
(bila tidak dikelola dengan baik), maka tingkat kerawanan lalulintas yang akan
datang sebagai berikut:
LHR (tahun 2007) : 828 smp/hari
LHR (tahun 2027) : 1231 smp/hari

6 x 106
TKR 8,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan )
i 1231 x 365

Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas


yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan
kecelakaan), sehinga besaran dampaknya menjadi 2 (negatif 2).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan
pengangkut peralatan adalah pengguna jalan provinsi mulai dari Luwuk sampai
Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan,
sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah
tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat
dianggap penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan demobilisasi
peralatan adalah seluruh jalan yang dijadikan rute pengangkutan, sehingga
dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya demobilisasi peralatan berlangsung
singkat, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-153


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak


Adanya demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan
khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan
kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan transportasi akibat demobilisasi kendaraan pengangkut peralatan
hanya berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak
penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya demobilisasi peralatan hanya bersifat
sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di
sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).

(3) Kerusakan jalan dan jembatan


Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempat-
tempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan
dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim
penghujan. Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut peralatan konstruksi
dengan MST > 10 ton, namun jalan yang akan dilalui memiliki klas jalan sebagai
klas III-A dengan beban maksimum 8 ton, sehingga akan mempercepat tingkat
kerusakan jalan dan jembatan. Permukaan menjadi bergelombang pada hampir
sepanjang jalan yang dilalui kendaraan pengangkut peralatan berat dan penurunan
pier (penyangga jembatan) khususnya pada jembatan lama.
Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala
3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya
menjadi 2 (negatif 2).
Demobilisasi peralatan akan melintasi ruas jalan utama dan jembatan dengan
kondisi yang bervariasi. Bila dilintasi oleh kendaraan yang memiliki MST > 10 ton,
maka dikhawatirkan akan terjadi kerusakan jalan dan jembatan.
Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan demobilisasi peralatan,
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan
melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute demobilisasi peralatan.
Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain,
sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-154


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah sebaran dampak


Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila
terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas
tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Demobilisasi ini dilakukan hanya dalam waktu singkat, sehingga dampak yang
terjadi dianggap tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu
keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan
rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif yang timbul menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah
besar/bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada
perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

5.2.1.6. Transportasi Laut


A. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
(2) Gangguan keselamatan pelayaran
Pengoperasian Pelabuhan Khusus akan menimbulkan konflik lalulintas, khususnya
antara lalulintas nelayan dengan kapal pengangkut LNG, sehingga akan menambah
kerawanan kecelakaan pada alur pelayaran. Kondisi tingkat keselamatan pelayaran
saat ini masih cukup baik (lalulintas belum padat), yaitu hanya lalulintas perahu-
perahu nelayan yang menyusuri pantai atau berlayar ke laut. Aktivitas perahu
nelayan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh musim terkait dengan tinggi
gelombang, sehingga skala kualitas lingkungan parameter keselamatan pelayaran
dapat dikategorikan pada skala 3 (sedang). Dengan adanya bangkitan lalulintas
kapal pengangkut LNG yang diperkirakan memiliki intensitas 1 kapal tiap dua hari,
dikhawatirkan terjadi konflik dengan perahu nelayan. Besaran dampaknya
diperkirakan sebagai berikut:
Kualitas lingkungan keselamatan pelayaran pada rona awal = skala 3
Pada tahap operasi (operasional Pelabuhan Khusus) = skala 1
Besaran dampak negatif kecil (-2)

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-155


PT PERTAMINA EP -PPGM

Keselamatan pelayaran perlu diperhatikan, khususnya pada saat operasional


pelabuhan (Pelabuhan Khusus/jetty). Aktivitas di pelabuhan ini rawan terhadap
keselamatan pelayaran, khususnya bagi para nelayan yang beraktivitas di sekitar
lokasi kegiatan.
Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dari kegiatan pada kegiatan
pengoperasian pelabuhan terhadap parameter transportasi air (keselamatan
pelayaran) dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang akan terkena dampak adalah seluruh nelayan yang beraktivitas di
sekitar lokasi kegiatan. Dengan demikian dampak yang terjadi dapat dianggap
penting (P).
b) Luas wilayah sebaran dampak
Luas wilayah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan operasional
pelabuhan terbatas pada area kegiatan sehingga dampak yang terjadi
berdasarkan luas wilayah sebaran dampak dianggap tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Gangguan yang diakibatkan oleh adanya operasional Pelabuhan Khusus adalah
selama pelabuhan dioperasikan, maka dampak yang terjadi dianggap penting
(P).
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari aktivitas ini adalah komponen sosial
(sikap dan persepsi), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting
(P).
e) Sifat kumulatif dampak lingkungan
Kegiatan transportasi akibat operasional pelabuhan hanya berdampak sesaat
saja, karena hanya pada saat melintasi area kegiatan saja. Dengan demikian
dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya operasional kilang LNG, Pelabuhan
Khusus dan fasilitas pendukungnya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat
melintasi lokasi tapak proyek. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak
dianggap penting (TP).
Berdasarkan uraian di atas dengan P = 3, maka operasional operasional kilang
LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya berdampak penting
terhadap parameter keselamatan pelayaran (transportasi air).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-156


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.2.2. Komponen Biologi


5.2.2.1. Vegetasi
A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Pembukaan lahan di daerah hilir dilakukan di lokasi untuk kilang LNG dan areal
Pelabuhan Khusus seluas 300 ha. Areal bervegetasi yang akan dibuka merupakan areal
budidaya (kebun) dan semak. Rona kelimpahan jenis vegetasi di areal rencana kegiatan
230 pohon/ha (skala 4). Adanya kegiatan ini tumbuhan yang ada dalam tapak kegiatan
akan habis dibersihkan sehingga secara langsung akan mengurangi kelimpahan dan
keanekaragaman flora di areal tersebut. Prakiraan besaran dampak pada vegetasi
pepohonan di tapak proyek dapat dihitung melalui pendekatan N = k.l (N: kelimpahan
komunitas pohon yang hilang; k : kehilangan pohon/ha; l : luas lahan (ha) untuk
pengembangan proyek). Adanya pembukaan lahan untuk kegiatan ini menyebabkan
pengurangan pohon sebesar 230 pohon x 300 ha = 69.000 pohon, sehingga kegiatan
pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan akan berdampak negatif besar (-3)
pada kelimpahan dan keanekaragaman vegetasi di wilayah itu.

Derajat kepentingan dampaknya sebagai berikut:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya kegiatan pematangan lahan, tumbuhan yang ada dalam tapak proyek akan
habis dibersihkan. Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada
karena lahan tersebut milik pemrakarsa dan tidak ada yang memanfaatkan lahan ini
sebelumnya sehingga sifat dampak dikategorikan menjadi tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak hanya kecil sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena
wilayah penyebaran dampak tidak luas, maka kriteria ini menjadi tidak penting
(TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitasnya kecil namun dampak berlangsung lama sehingga kriteria dampak
menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen yang terkena dampak, akibat pembersihan lahan dari penutupan
vegetasi adalah hilangnya habitat fauna yang menempati area tersebut. Hilangnya
habitat fauna di lokasi kegiatan akan mempengaruhi konsumen atasnya.
Terputusnya rantai makanan menyebabkan ketidakstabilan ekosistem di habitat
tersebut sehingga kategori dampak menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-157


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak bersifat kumulatif, akan saling mempengaruhi oleh karena itu kriteria ini
tergolong penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting
(TP).

B. Tahap Pasca Operasi


1. Revegetasi
Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora darat pada tahap pasca
operasi di bagian hilir adalah kegiatan revegetasi. Dengan berakhirnya masa produksi,
maka areal bekas lokasi kilang LNG yang semula merupakan ladang milik penduduk
dengan tanaman budidayanya, akan direvegetasi kembali. Kegiatan revegetasi
diprakirakan akan menimbulkan dampak positif sedang (+2) pada flora darat. Skala
kualitas lingkungan saat pasca operasi akan meningkat dari skala 1 (kondisi akibat
pembukaan lahan yaitu terjadi pengurangan pohon sebesar 69.000 pohon) menjadi
skala 3 (mendekati kondisi semula).
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak tidak banyak. Revegetasi menyebabkan
terjadinya perubahan iklim mikro, namun tidak begitu banyak berpengaruh besar
terhadap wilayah studi. Dampak yang terjadi dikategorikan menjadi tidak penting
(TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak positif yang terjadi hanya sebatas pada area yang di
revegetasi, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak positif kecil namun berlangsung lama sehingga dampak menjadi
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak
Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain misalnya
suhu harian menjadi menurun sehingga akan meningkatkan kualitas habitat yang
potensial dapat mendukung kehidupan banyak jenis fauna. Oleh karena itu bobot
dampak adalah penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-158


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka
kembali, sehingga dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP).

5.2.2.2. Satwa Liar


A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Keanekaragaman jenis satwa di areal kegiatan ada 10 jenis namun terdapat 3 jenis
yang dilindungi antara lain raja udang, kipasan dan burung trinil (skala 4). Kegiatan
persiapan lahan diprakirakan akan menyebabkan berkurangnya keanekaragaman dan
kelimpahan fauna akibat hilangnya vegetasi penutup lahan yang merupakan habitatnya
(termasuk persediaan pakan, tempat istirahat, mencari pakan, dan tempat berkembang
biak). Anggota populasi sebagian jenis yang hidup di areal kegiatan akan mati karena
tidak sempat pindah karena kemampuan mobilitasnya yang rendah dan waktu
pelaksanaan persiapan lahan yang cepat. Sebagian lainnya, terutama yang memiliki
mobilitas tinggi misalnya kelompok burung, masih mampu menyelamatkan diri dengan
pindah ke tempat sekitar areal kegiatan. Di tempat pengungsiannya kehadiran populasi
baru ini akan mempengaruhi keseimbangan populasi yang sudah ada sebelumnya,
sehingga akan terjadi suatu keseimbangan populasi yang baru. Kelimpahan dan
keanekaragaman satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya menjadi turun dengan
migrasinya jenis fauna yang dilindungi (skala 2) dan dampak negatif yang muncul
sedang (-2).
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat pembukaan
lahan sangat kecil. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh
karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena
adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian
kriteria dampak menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-159


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak kecil namun berlangsung lama, sehingga kategori dampak
menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar
lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini
akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori
dampak menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif, karena intensitasnya relatif kecil. Kategori dampak
tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting
(TP).

B. Tahap Pasca Operasi


1. Revegetasi
Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada satwa pada tahap pasca di
bagian hilir adalah kegiatan revegetasi. Areal bekas lokasi kilang LNG akan direstorasi
dengan melakukan revegetasi. Kegiatan ini diprakirakan akan memulihkan kelimpahan
satwa yang ada sebelumnya. Kondisi yang semula terdapat 10 jenis fauna diprakirakan
akan menjadi lebih banyak lagi fauna yang berdatangan dan kembalinya beberapa jenis
fauna dilindungi (skala 4). Hal ini karena kegiatan revegetasi menyebabkan area yang
semula tidak berpenutup hijauan akan menjadi hijau kembali. Habitat satwa yang
semula terpotong-potong akan menjadi bersambungan lagi menjadi habitat luas. Jadi
kegiatan penanaman kembali secara tidak langsung akan berdampak positif sedang
(+2) pada satwa.

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan revegetasi dapat menaikkan keanekaragaman satwa sehingga pada
akhirnya akan menguntungkan masyarakat banyak. Oleh karena itu dampak
menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-160


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Luas pesebaran dampak positif yang terjadi relatif tidak luas, sehingga
dikategorikan dampak tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak
menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain yaitu
habitat satwa yang semula terpotong-potong akan bersambungan lagi menjadi
habitat luas. Proses suksesi akan semakin meningkatkan stabilitas ekosistem di
wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan dampak positif lain misalnya
menekan populasi species hama dan meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut.
Oleh karena itu bobot dampak menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka
kembali, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).

5.2.2.3. Biota Air Laut


A. Tahap Konstruksi
1. Konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso (Alternatif 1)
Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso diprakirakan akan
menimbulkan kekeruhan yang akan berdampak langsung pada biota laut. Kondisi
populasi plankton, benthos yang semula mempunyai indeks keanekaragaman sebesar
1,13 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman
< 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan
Pelabuhan Khusus, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Contoh
perhitungan dalam Lampiran 15. Demikian halnya dampak turunan kualitas air terhadap
ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan kondisi terumbu karang yang saat ini mempunyai
persentase penutupan karang hidup sebesar 10% (skala 2) diprakirakan akan turun
menjadi skala 1 yaitu terjadi penurunan < 5% dari penutupan yang ada. Kategori
dampak negatif kecil (-1).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-161


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Kekeruhan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang dibuang
ke laut menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak turunan pada
biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama
maupun benthos akan berkurang. Berkurang kelimpahan plankton, benthos dan
penurunan persentase penutupan karang hidup, akan mempengaruhi kelimpahan
dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat
yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori
dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif tidak luas, sehingga dampak
menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung selama konstruksi, sehingga
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Terumbu karang merupakan habitat ikan dan organisme perairan lain (benthos)
yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan
pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini
sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi
penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting
(TP).

2. Konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang (Alternatif 2)


Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang diprakirakan
akan menimbulkan kekeruhan yang akan berdampak langsung pada biota laut.
Kondisi populasi plankton, benthos yang semula skala 3 dengan indeks keaneka-
ragaman sebesar 1,28 diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-162


PT PERTAMINA EP -PPGM

keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi kilang
LNG dan Pelabuhan Khusus, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Demikian
halnya dampak turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan di
lokasi ini tidak terdapat terumbu karang karena substrat dasar adalah berupa pasir yang
tidak memungkinkan karang dapat tumbuh.

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Kekeruhan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang dibuang
ke laut menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak turunan pada
biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama
maupun benthos akan berkurang. Berkurang kelimpahan plankton, benthos dan
penurunan akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga
akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan
sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif tidak luas, sehingga dampak
menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung selama konstruksi, sehingga
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Plankton merupakan produsen bagi tingkat konsumen (benthos,ikan). Penurunan
produksi makanan akan mempengaruhi tingkat atasnya yang merupakan satu mata
rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan
lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi
penting (P).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting
(TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-163


PT PERTAMINA EP -PPGM

B. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas lainnya di Uso
(Alternatif 1)
Kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya di Uso diprakirakan akan
berdampak pada biota air laut. Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG,
sebelum dialirkan ke laut akan diolah dahulu, sehingga kualitasnya memenuhi baku
mutu. Namun demikian kualitas air yang dibuang tetap akan lebih buruk dibandingkan
dengan keadaan awal. Kondisi populasi plankton, benthos yang semula skala 3 dengan
indeks keanekaragaman sebesar 1,13 diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan
indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan operasi
kilang LNG, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Demikian halnya dampak
turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan kondisi terumbu
karang yang semula mempunyai persentase penutupan karang sebesar 10% (skala 2)
diprakirakan akan turun menjadi skala 1 yaitu terjadi penurunan < 5% dari penutupan
yang ada. Kategori dampak negatif kecil.
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya yang
dibuang ke laut bebas menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak
turunan pada biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai
produsen utama maupun benthos akan berkurang. Berkurang kelimpahan plankton,
benthos dan penurunan persentase penutupan karang hidup ,akan mempengaruhi
kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada
masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu
kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak
menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional,
sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Terumbu karang merupakan habitat ikan dan organisme perairan lain (benthos)
yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan
pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini
sifatnya menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-164


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Sifat dampak tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi
tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting
(TP).

2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas lainnya di Padang


(Alternatif 2)
Kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya di Padang diprakirakan
akan berdampak pada biota air laut. Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG,
sebelum dialirkan ke laut akan diolah dahulu, sehingga kualitasnya memenuhi baku
mutu. Namun demikian kualitas air yang dibuang tetap akan lebih buruk dibandingkan
dengan keadaan awal. Kondisi populasi plankton, benthos yang semula skala 3 dengan
indeks keanekaragaman sebesar 1,28 diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan
indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan operasi
kilang LNG, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Demikian halnya dampak
turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan di lokasi ini tidak
terdapat terumbu karang karena substrat dasar adalah berupa pasir yang tidak
memungkinkan karang dapat tumbuh.

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya yang
dibuang ke laut bebas menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak
turunan pada biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai
produsen utama maupun benthos akan berkurang, sehingga akan mempengaruhi
kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada
masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu
kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak
menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-165


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional,
sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Plankton merupakan produsen bagi tingkat konsumen (benthos,ikan). Penurunan
produksi makanan akan mempengaruhi tingkat atasnya yang merupakan satu mata
rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan
lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi
tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting
(TP).

5.2.3. Komponen Sosial


5.2.3.1. Kependudukan
A. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja
Pada tahap operasi khususnya pada kegiatan penerimaan tenaga kerja akan
dipekerjakan sebanyak 300 orang tenaga kerja dengan perincian: 265 orang atau
sekitar 88,33% merupakan tenaga unskill yang dapat diisi oleh penduduk lokal, dan 35
orang lainnya atau 11,67% merupakan tenaga skill dengan keahlian tertentu yang akan
didatangkan dari luar daerah. Kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah dan
kepadatan penduduk di wilayah studi dan diprakirakan akan terus meningkat sejalan
dengan meningkatnya berbagai aktivitas operasional pengembangan gas ini. Kondisi
kepadatan penduduk di wilayah studi saat ini adalah 27 jiwa/km2 yang termasuk dalam
kriteria sangat baik (skala 5). Kedatangan para pekerja luar daerah tersebut tidak akan
begitu berpengaruh terhadap kepadatan penduduk yang ada karena jumlahnya
memang tidak banyak. Diprakirakan kenaikan kepadatan penduduk maksimal hanya
2
akan menjadi sekitar 30 jiwa/km atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1).
Dengan demikian tingkat kepadatan penduduk akan turun menjadi baik atau
mempunyai skala 4.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-166


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Dari sekitar 300 orang yang akan terlibat sebagai tenaga kerja pada tahap operasi,
sekitar 35 orang diantaranya merupakan tenaga skill dan umumnya akan diisi oleh
pendatang dari luar daerah. Jumlah ini tidak akan begitu berpengaruh terhadap
kondisi kependudukan. Dilihat dari jumlah manusia yang terkena dampak, kriteria
ini termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Para pendatang umumnya akan terkonsentrasi di suatu lokasi berdekatan dengan
lokasi fasilitas operasi. Luas persebaran dampaknya menjadi tidak penting (TP).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Meskipun para pekerja akan dipekerjakan selama operasional pengembangan gas
ini, namun mengingat bahwa jumlah pekerja yang terlibat tidak banyak, maka
intensitas dampak yang terjadi relatif kecil. Dengan demikian kriteria ini menjadi
tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hdup lain yang terkena dampak adalah kesempatan usaha
dan pendapatan masyarakat. Bobot dampaknya termasuk penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak penerimaan tenaga kerja ini terhadap komposisi kependudukan tidak
bersifat kumulatif. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sifat dampak komposisi kependudukan dapat terbalikkan ketika masa kerja berakhir
dan tidak diperpanjang lagi. Bobot dampaknya tidak penting (TP).

5.2.3.2. Pola Kepemilikan Lahan (Alternatif-1 dan 2)


A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
Luas lahan yang akan dibebaskan untuk berbagai fasilitas di bagian hilir adalah sekitar
300 Ha yang meliputi untuk lokasi kilang LNG, pelabuhan atau Pelabuhan Khusus serta
fasilitas pendukungnya. Lahan yang akan dibebaskan berupa lahan kebun dan
umumnya diusahakan dengan tanaman kelapa. Total luas lahan sawah, ladang/huma,
tegal/kebun dan perkebunan yang ada di wilayah studi adalah sekitar 48.193,15 Ha;
dengan perincian luas lahan sawah sekitar 14.528,05 Ha, ladang/ huma 2.338 Ha,

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-167


PT PERTAMINA EP -PPGM

tegal/kebun 14.903,25 Ha dan perkebunan seluas 16.423,85 Ha. Rata-rata penguasaan


atau kepemilikan lahan sawah oleh masyarakat adalah antara 2.501 25.000 m2 dan
kepemilikan ladang serta kebun rata-rata adalah antara 5.001 50.000 Ha. Rata-rata
kepemilikan sawah oleh penduduk adalah 1 Ha dan untuk ladang/kebun sekitar 3 Ha,
sementara itu responden yang memiliki lahan sawah dengan status milik sendiri adalah
sekitar 39,17% atau sekitar 0,65% dari total pemilik lahan; dan responden yang
memiliki ladang/kebun adalah 73,75% atau sekitar 3,08% dari total pemilik lahan. Jika
luas lahan yang akan dibebaskan untuk kegiatan di hilir adalah 300 Ha, maka akan
terdapat sekitar 100 orang pemilik lahan kebun atau sekitar 0,57% dari total pemilik
lahan kebun yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan. Mengingat bahwa
lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang utama, dan dalam
pengusahaannya umumnya melibatkan cukup banyak anggota keluarga, maka
perubahan kepemilikan lahan sebesar 0,57% dikategorikan negatif sedang (-2).
Dengan demikian pola kepemilikan lahan di wilayah studi yang semula kondisinya
sedang (3) karena kepemilikan lahan oleh warga masyarakat sekitar 56,46%, akan
turun menjadi sangat buruk atau berskala 1.

Derajat kepentingan dampak pembebasan lahan dan tanam tumbuh terhadap pola
kepemilikan lahan adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi kilang LNG dan
pelabuhan/Pelabuhan Khusus besera fasilitas pendukungnya berdampak terhadap
pola kepemilikan lahan di sekitar tapak proyek. Lahan yang dibutuhkan untuk
kegiatan ini sekitar 300 Ha, jika rata-rata kepemilikan lahan ladang/kebun di
sekitar tapak proyek sekitar 3 Ha setiap petani, maka terdapat sekitar 100 orang
petani kebun atau sekitar 0,57% dari total pemilik lahan kebun yang akan
kehilangan status kepemilikan lahannya. Perubahan kepemilikan lahan yang ada
relatif kecil, namun mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian
penduduk yang utama, maka perubahan yang ada akan sangat dirasakan oleh
penduduk yang kehilangan lahannya. Oleh karena itu dampaknya dikategorikan
sebagai dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena meliputi 2 kecamatan
di wilayah studi.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-168


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Mengingat lahan merupakan sumber utama penghasilan penduduk, maka dilihat
dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bobot dampak perubahan
kepemilikan lahan dikategorikan penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat pengadaan lahan
diantaranya adalah perubahan penggunaan lahan, hilangnya mata pencaharian dan
turunnya pendapatan para petani dan buruh tani. Dampak yang timbul dapat
dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak berupa perubahan status kepemilikan lahan tidak dapat berbalik, atau tidak
dapat dipulihkan. Namun mengingat dalam perubahan kepemilikan lahan disertai
dengan adanya penggantian atau kompensasi sesuai kesepakatan, maka
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

5.2.3.3. Pendapatan Masyarakat


A. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan dan pematangan lahan (alternatif-1 dan 2)
Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan ini untuk bagian hilir khususnya
adalah tenaga unskill sebanyak sekitar 157 orang yang potensial dapat diisi oleh tenaga
kerja lokal. Kegiatan ini akan berdampak positif terhadap tingkat pendapatan warga
masyarakat khususnya yang secara langsung terlibat dalam berbagai kegiatan
konstruksi. Diprakirakan tingkat pendapatan mereka akan lebih besar dari UMK (Upah
Minimum Kabupaten) yang berlaku. Tingkat penghasilan mereka bisa mencapai sekitar
Rp. 1.000.000,00 per bulan. Kenaikan pendapatan secara langsung ini dapat dinikmati
oleh tenaga kerja yang dapat terekrut oleh proyek yakni sekitar 1,22% terhadap total
pencari kerja atau sekitar 0,42% dari total penduduk usia produktif di wilayah hilir yang
meliputi Kintom dan Batui.

Kenaikan pendapatan secara tidak langsung juga akan dapat dinikmati oleh penduduk
lokal yang membuka usaha untuk memenuhi keperluan tenaga kerja. Jika diasumsikan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-169


PT PERTAMINA EP -PPGM

setiap jenis usaha yang dibuka oleh penduduk lokal dapat melayani kebutuhan sekitar
15 20 orang maka dengan adanya tenaga kerja sebanyak 157 orang diprakirakan
akan terdapat sekitar 10 orang yang akan membuka usaha. Jika rata-rata penghasilan
mereka dari membuka usaha sekitar Rp. 500.000,00/bulan setiap orangnya, maka
diprakirakan di wilayah studi setiap bulannya akan terjadi peningkatan pendapatan
secara langsung maupun tidak langsung sebesar:
tenaga kerja (unskill) = 127 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 127.000.000,00
penduduk yang membuka usaha = 10 x Rp. 500.000,00 = Rp. 5.000.000,00 +
Rp. 132.000.000,00

Bila kenaikan pendapatan tersebut dirata-ratakan terhadap jumlah total penduduk di


wilayah hilir yang sebanyak 37.282 jiwa, maka setiap bulannya setiap penduduk akan
menerima manfaat dari adanya proyek sebesar Rp. 3.541,58 atau sekitar Rp. 17.703,91
untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Dengan demikian
kenaikan pendapatan ini sebenarnya relatif hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
penduduk saja dan tidak begitu signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan
warga masyarakat di bagian hilir pada umumnya. Besaran dampak yang ditimbulkan
adalah positif kecil (+1), sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk
(2) yakni dengan kisaran hingga Rp 750.000,00 per bulan per keluarga akan meningkat
menjadi sedang atau berskala 3.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat atau dampak positif dari
kegiatan ini relatif sangat sedikit, yakni sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja
dan sekitar 0,42% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak yaitu adanya kesempatan kerja khususnya bagi tenaga unskill relatif hanya
dapat dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak begitu besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat
relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau
bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-170


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh
terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat
dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi
semula yang rata-rata buruk, manakala kegiatan proyek telah berakhir.

2. Konstruksi Komplek Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2)


Jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam konstruksi komplek kilang LNG dan
Pelabuhan Khusus sebanyak 3000 orang yang meliputi tenaga skill 1.015 orang dan
unskill 1.950 orang. Tenaga unskill umumnya akan dapat dipenuhi dari penduduk lokal
yang berarti nantinya akan memperoleh manfaat secara langsung dari proyek.
Dibandingkan terhadap jumlah total pencari kerja dan jumlah total penduduk usia
produktif, persentase penduduk yang memperoleh manfaat langsung dari proyek
masing-masing hanya sekitar 15,18% dan 7,66%.
Bila diasumsikan tingkat pendapatan untuk tenaga unskill yang terlibat langsung dalam
proyek sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, sementara untuk tenaga skill bila dirata-
ratakan sebesar Rp.3.000.000,00; maka dalam 1 bulan di wilayah studi akan beredar
uang sebanyak:
dari tenaga unskill = 1.950 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 1.950.000.000,00
dari tenaga skill = 1.015 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 3.045.000.000,00 +
Rp. 4.995.000.000,00

Adanya peningkatan pendapatan akan berakibat terhadap naiknya permintaan terhadap


barang dan jasa yang berarti pula ikut menggerakkan roda perekonomian di wilayah
tersebut. Namun diprakirakan uang yang akan beredar di wilayah studi pada umumnya
yang berasal dari tenaga unskill, sedangkan pendapatan dari tenaga skill maksimal
hanya akan dibelanjakan di wilayah studi sekitar 25%, dan yang lainnya akan lebih
banyak dibelanjakan di luar daerah.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-171


PT PERTAMINA EP -PPGM

Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang


memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. Mengingat tenaga kerja yang terlibat
dalam kegiatan cukup besar yaitu sekitar 3000 orang dan jika setiap 15 20 orang
tenaga kerja dapat dilayani oleh setiap penduduk yang akan membuka usaha maka
diprakirakan akan terdapat lebih dari 100 orang penduduk yang akan membuka usaha.
Jika diasumsikan tingkat pendapatan mereka rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan,
maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha yang
ada dalam sebulan adalah Rp. 50.000.000,00.
Dengan demikian di wilayah studi setiap bulannya akan terjadi peredaran uang dari:
tenaga lokal Rp. 1.950.000.000,00 + kesempatan usaha Rp. 50.000.000,00. + tenaga
kerja luar daerah Rp. 761.250.000,00 = Rp. 2.761.250.000,00. Bila jumlah tersebut
dibagi rata terhadap total penduduk, setiap penduduk untuk setiap bulannya akan
menikmati kenaikan pendapatan sekitar Rp. 74.063,89 atau sebesar Rp. 370.319,46
untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Kenaikan pendapatan
sebesar ini cukup signifikan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi kebutuhan
pokok sehari-hari. Besaran dampak yang ditimbulkan adalah positif sedang (+2),
sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) yakni dengan kisaran
hingga Rp 750.000,00 per keluarga per bulan akan meningkat menjadi baik atau
berskala 4. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Manusia yang terkena dampak atau menikmati manfaat dari kegiatan ini secara
langsung cukup besar yaitu 15,18% terhadap jumlah total pencari kerja dan 7,66%
terhadap jumlah total penduduk usia produktif. Sementara itu jumlah penduduk
yang akan membuka usaha juga cukup banyak, diprakirakan sekitar 100 orang.
orang. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif
dapat dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek dan lingkungan lain di
sekitarnya.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat cukup
banyak dan dampak akan berlangsung dalam waktu panjang selama masa operasi.
Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-172


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Kenaikan pendapatan yang ada akan berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk, seperti kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan
penduduk dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala
kegiatan proyek telah berakhir.

3. Penglepasan tenaga kerja


Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat.
Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang
selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas konstruksi. Penurunan pendapatan
juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini membuka usaha untuk
memenuhi keperluan hidup para tenaga kerja proyek. Namun mengingat bahwa sejak
awal telah disepakati melalui kontrak kerja bahwa keterlibatan tenaga kerja yang
terekrut proyek bersifat sementara yakni selama masa konstruksi, maka para tenaga
kerja relatif telah siap menghadapi kegiatan penglepasan tenaga kerja. Jumlah
penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan secara langsung adalah
7,66% terhadap total penduduk usia produktif dengan besaran dampak negatif kecil
(-1), sehingga tingkat pendapatan masyarakat akan kembali menjadi buruk (2).

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan
penglepasan tenaga kerja sekitar 7,66% terhadap total penduduk usia produktif,
yakni tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dengan
kegiatan konstruksi. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak khususnya bagi tenaga unskill relatif hanya dialami oleh penduduk yang
tersentral di sekitar tapak proyek saja.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-173


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh
karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga
akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau
berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau
berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

C. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya akan melibatkan
sekitar 300 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%)
dan unskill sebanyak 265 orang atau 88,33%. Tingkat pendapatan rata-rata tenaga
kerja yang terlibat dalam operasional pengembangan gas ini dipastikan lebih tinggi
dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja di luar kegiatan ini.

Mengingat bahwa jangka waktu operasional cukup panjang yakni sekitar 20 tahun,
maka diprakirakan akan terdapat banyak kesempatan usaha yang dapat diraih
penduduk lokal, baik yang secara langsung terlibat dengan proyek maupun secara tidak
langsung dengan berbagai jenis usaha untuk memenuhi keperluan hidup para tenaga
kerja yang terlibat proyek. Dengan berkembangnya wilayah, dipastikan bahwa di
wilayah studi dan sekitarnya akan menjadi tempat tujuan para pendatang untuk
mengadu nasib. Jika setiap tahun terjadi migrasi masuk sekitar 1000 orang yang
meliputi tenaga kerja operasional kilang LNG dan kegiatan lain di sekitarnya, maka
diprakirakan setidaknya akan terdapat sekitar 100 orang penduduk lokal yang akan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-174


PT PERTAMINA EP -PPGM

membuka usaha. Jika pendapatan tenaga unskill rata-rata Rp. 2.000.000,00/orang/


bulan dan tenaga skill rata-rata Rp. 7.500.000,00/orang/bulan serta dari kesempatan
usaha yang ada dapat dihasilkan sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka dalam 1
bulan akan terjadi peredaran uang sebanyak:
Tenaga unskill : 265 x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 330.000.000,00
Tenaga skill : 35 x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 262.500.000,00
Pengusaha lokal : 100 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 100.000.000,00 +
Rp. 692.500.000,00

Jika uang yang beredar di wilayah studi tersebut dibagi merata dengan jumlah
penduduk wilayah studi, maka setiap orang akan mendapatkan tambahan pendapatan
sebesar Rp. 28.575,00 atau sekitar Rp. 142.875,00 untuk setiap kepala keluarga dengan
5 orang anggota keluarga. Kenaikan pendapatan ini relatif cukup dapat menutupi
kebutuhan harian warga masyarakat. Mengingat bahwa operasional kilang LNG akan
berjalan dalam kurun waktu yang panjang diprakirakan berbagai aktivitas ekonomi
lainnya akan terus bertambah sehingga tingkat pendapatan masyarakat akan dapat
terus meningkat pula. Besaran dampak yang ada adalah positif sedang (+2) sehingga
tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) akan meningkat menjadi baik
atau berskala 4.
Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang dapat menikmati manfaat atau dampak positif secara
langsung dari kegiatan pengoperasian kilang LNG dan Pelabuhan Khusus adalah
sekitar 265 orang. Selain itu terdapat juga penduduk lain yang memperoleh manfaat
dari jasa penyedia berbagai kebutuhan para tenaga kerja seperti
penginapan/pondokan, usaha warung makan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu
bobot dampaknya bersifat penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak tidak
hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja tetapi oleh warga
masyarakat lainnya.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang dengan
intensitas sedang. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-175


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya kenaikan
pendapatan adalah kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan kesehatan
masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat
dinilai penting (P), karena kenaikan pendapatan yang dapat turun kembali ketika
masa operasi kegiatan ini berakhir.

D. Tahap Pasca Operasi


1. Penglepasan tenaga kerja
Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat.
Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang
selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas pengembangan gas ini. Penurunan
pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini terlibat secara tidak
langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal yang ada. Jumlah
penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan adalah sekitar 265 orang
atau 0,47% terhadap total penduduk usia produktif, sehingga besaran dampaknya
termasuk dalam kriteria negatif kecil (-1), sehingga tingkat pendapatan masyarakat
yang semula buruk (2) akan akan menjadi sangat buruk (1).
Derajat kepentingan dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan
penglepasan tenaga kerja sekitar 265 orang, yakni tenaga kerja yang selama ini
terlibat langsung maupun tidak langsung dengan operasional pengembangan gas.
Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak umumnya akan dialami oleh penduduk yang tersentral di sekitar tapak
proyek saja.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-176


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh
karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga
akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau
berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau
berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

5.2.3.4. Kesempatan Berusaha


A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan (alternatif-1 dan 2)
Kegiatan ini akan lebih banyak menggunakan tenaga unskill dan diprakirakan akan
terdapat sekitar 157 orang yang terlibat di dalamnya. Sudah tentu hal ini merupakan
peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan.
Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para
pekerja proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja,
warung-warung makan, dan lain sebagainya.

Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu
banyak, maka diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 10 orang saja yang akan
memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Diharapkan dari setiap warga
masyarakat yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga
di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian
kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-177


PT PERTAMINA EP -PPGM

Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha
mengingat di sekitarnya merupakan ladang atau kebun. Kesempatan berusaha oleh
masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2) karena jenis usaha yang ada umumnya
masih terkait dengan alam dengan jumlah yang juga relatif terbatas yakni rata-rata
kurang dari 10 orang yang membuka usaha pada suatu kawasan permukiman. Dengan
adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi
sedang (3) dengan tumbuhnya berbagai usaha yaitu sekitar 10 11 unit yang melayani
aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak
positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat.
Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Junlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan
pembukaan dan pematangan lahan relatif sedikit yakni hanya sekitar 10 orang. Hal
ini terjadi mengingat tenaga kerja konstruksi yang terlibat di sini umumnya adalah
tenaga unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya
dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar
tapak proyek.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang
kebutuhan sehari-hari dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat
dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-178


PT PERTAMINA EP -PPGM

2. Konstruksi Komplek Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2)


Kegiatan ini akan lebih banyak menggunakan tenaga unskill dan diprakirakan akan
terdapat sekitar 1.950 orang yang terlibat di dalamnya. Sudah tentu hal ini merupakan
peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan.
Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para
pekerja proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja,
warung-warung makan, dan lain sebagainya. Bila dari setiap unit usaha yang dibuka
penduduk dapat melayani sekitar 15-20 orang tenaga kerja, maka diprakirakan hampir
sekitar 100 orang penduduk yang dapat memanfaatkan kesempatan usaha ini.
Kesempatan usaha yang selama ini kualitasnya buruk (2) karena rata-rata di suatu
kawasan permukiman maksimal hanya terdapat sekitar 10 orang yang membuka usaha
akan dapat meningkat menjadi baik (4) dengan tumbuhnya berbagai usaha yang
melayani aktivitas konstruksi ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif
sedang (+2) terhadap kesempatan usaha masyarakat.
Kepentingan dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan
konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus relatif cukup banyak yakni sekitar 100
orang. Hal ini terjadi mengingat tenaga kerja konstruksi yang terlibat di sini
umumnya adalah tenaga unskill yang umumnya kebutuhan konsumsi sehari-hari
dapat dipenuhi dari usaha yang dibuka penduduk lokal. Oleh karena itu dampaknya
dikategorikan sebagai dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P) mengingat kesempatan
berusaha ini dapat dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek dan
lingkungan sekitarnya di 2 wilayah kecamatan.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dapat berlangsung cukup lama sejalan dengan
masa konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus. Dengan demikian bobot dampaknya
adalah penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-179


PT PERTAMINA EP -PPGM

kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat


dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot
dampaknya dikategorikan penting (P).

C. Tahap Operasi
1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Pada kegiatan ini, kesempatan berusaha juga muncul diantaranya akibat adanya tenaga
kerja yang terlibat di dalamnya, semakin banyaknya pendatang dan semakin maju dan
berkembangnya lokasi kilang LNG dan sekitarnya. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka
adalah upaya pemenuhan berbagai barang dan jasa yang secara langsung terkait
dengan proyek maupun secara tidak langsung yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan
para pekerja proyek, khususnya tenaga kerja lokal, karena para tenaga skill akan lebih
banyak memanfaatkan fasilitas untuk pemenuhan berbagai keperluan hidupnya di
daerah perkotaan.

Mengingat jangka waktu operasional pengembangan gas ini cukup panjang yakni sekitar
20 tahun, maka diprakirakan dalam perjalanannya akan terdapat banyak pendatang
yang masuk ke wilayah ini untuk dapat bekerja. Jika setiap tahun akan terdapat 1000
orang yang masuk ke wilayah ini, maka akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan
memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Diharapkan dari setiap warga
masyarakat yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga
di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian
kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat.
Bobot dampak kegiatan ini adalah positif sedang (+2), sehingga kesempatan
berusaha oleh masyarakat yang semula kualitasnya buruk (2) karena rata-rata di setiap
wilayah permukiman maksimal hanya terdapat 10 orang yang membuka usaha, akan
meningkat menjadi baik atau mempunyai skala 4.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-180


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak:


a) Jumlah manusia terkena dampak
Diprakirakan jumlah penduduk lokal yang akan membuka usaha lebih dari 50 orang
mengingat skala kegiatan ini cukup besar dan didukung adanya perkembangan
wilayah yang cukup pesat. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai
dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena dengan
berkembangnya wilayah kegiatan ini menjadikan banyak penduduk dari luar wilayah
kegiatan yang tertarik untuk membuka usaha.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung dalam jangka waktu
yang panjang sejalan dengan berlangsungnya masa operasional pengembangan
gas. Bobot dampaknya menjadi penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan mobilitas penduduk
maupun barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi
berkurang kembali ketika kegiatan ini berhenti. Dengan demikian bobot dampaknya
dikategorikan penting (P).

D. Tahap Pasca Operasi


1. Penghentian operasi produksi gas
Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca operasi akan berdampak terhadap kesempatan
usaha yang selama ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Namun diprakirakan tidak
semua kesempatan usaha yang selama ini telah dirintis dan dikembangkan warga
masyarakat secara otomatis akan tutup dengan dihentikannya operasi produksi gas dan
dilepaskannya tenaga kerja. Masih akan terdapat jenis-jenis usaha yang tetap buka,

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-181


PT PERTAMINA EP -PPGM

khususnya yang telah berkembang baik, meskipun tenaga kerja selama operasi produksi
gas diberhentikan. Diprakirakan hanya sekitar 10% jenis usaha khususnya yang selama
ini menyediakan makan minum karyawan yang akan tutup. Dampak yang ditimbulkan
kegiatan ini adalah negatif kecil (-1), sehingga kesempatan berusaha masyarakat
yang semula buruk (2) karena di setiap wilayah rata-rata hanya terdapat sekitar 10-15
orang yang membuka usaha, akan menjadi sangat buruk (1).

Derajat kepentingan dampak


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan berusaha akibat
berhentinya operasi produksi gas relatif sedikit yakni sekitar 10%. Beberapa jenis
usaha yang relatif telah mapan diprakirakan tidak akan terpengaruh dengan kondisi
ini. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek yang selama ini
memanfaatkan kesempatan usaha yang ada.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak berlangsung dalam kurun waktu
tertentu saja (bersifat sementara) hingga penduduk lokal mendapatkan kembali
kesempatan berusaha. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan kesempatan
berusaha adalah turunnya pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk
yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari penurunan kesempatan berusaha tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau
berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-182


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.2.3.5. Proses Sosial


A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2)
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bila tidak disertai dengan adanya
kejelasan tentang proses pelaksanaannya dan nilai ganti lahannya akan menimbulkan
berbagai interpretasi di kalangan warga masyarakat. Dimungkinkan satu kelompok
masyarakat akan berbeda pendapat dengan kelompok masyarakat yang lain, bahkan
antara masyarakat dengan pemrakarsa. Bila kondisi ini dibiarkan terus berkembang,
tidak mustahil akan dapat menyebabkan hubungan sosial antar warga masyarakat dan
antara warga masyarakat dengan pemrakarsa menjadi terganggu. Diprakirakan akan
terdapat sekitar 70 orang yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan dan hal
ini berpotensi menimbulkan keresahan atau konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat
terjadi karena lahan adalah sumber nafkah utama mayoritas penduduk yang dalam
pengelolaannya sering melibatkan pihak lain di luar anggota keluarganya sehingga
keresahan akan dialami oleh lebih banyak warga masyarakat dan tidak terbatas hanya
pada pemilik lahan. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang resah terkait
dengan proses pembebasan lahan atau besaran dampak yang ditimbulkan adalah
negatif sedang (-2). Proses sosial dalam warga yang semula kondisinya baik (4) karena
hubungan harmonis dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau
mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi tapak proyek ini bila
tidak dilaksanakan sebaik mungkin, akan berdampak terhadap proses sosial,
khususnya keresahan atau konflik baik antara warga masyarakat maupun antara
masyarakat dengan pemrakarsa. Diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk
yang akan mengalami keresahan bahkan konflik terkait kegiatan pembebasan lahan.
Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan
akan terjadi di 2 kecamatan wilayah studi.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak terhadap proses sosial (keresahan atau konflik sosial) akibat proses
pembebasan lahan yang tidak transparan akan dapat berlangsung dalam kurun
waktu yang lama dengan intensitas cukup besar, maka bobot dampaknya
dikategorikan penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-183


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya gangguan proses
sosial adalah munculnya kerawanan sosial yang dapat mengganggu keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Gangguan proses sosial tidak bersifat kumulatif mengingat warga masyarakat
umumnya bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi. Dampak yang ada
dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dapat berbalik atau dipulihkan karena terhadap
lahan yang dibebaskan untuk proyek akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai
harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik
lahan akan mencari lahan pengganti untuk lahan yang telah dilepaskan. Bobot
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

2. Penerimaan tenaga kerja setempat


Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap
proses sosial yang ada dalam masyarakat. Selama ini terdapat sekitar 12.848 orang
penduduk lokal yang masih menganggur atau mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan
konstruksi pada bagian hilir ini memberikan kesempatan kerja untuk sekitar 3.000 orang
yang meliputi 1.015 orang tenaga skill atau sekitar 33,83% dan 1.950 orang atau
66,17% lainnya sebagai tenaga unskill. Warga masyarakat yang tidak dapat diterima
bekerja pada proyek akan merasa cemburu dan tidak puas terhadap penduduk yang
dapat diterima bekerja, baik yang berasal dari daerah setempat maupun dari luar
daerah. Jika diasumsikan bahwa seluruh tenaga skill yang tertampung proyek berasal
dari luar daerah, maka persentase penduduk lokal yang dapat diterima bekerja pada
proyek sebagai tenaga unskill adalah sekitar 15,18% terhadap total pencari kerja.

Sementara itu rasa tidak puas dan kecemburuan juga muncul dari penduduk lokal yang
diterima bekerja pada proyek terhadap para tenaga kerja skill yang umumnya berasal
dari luar daerah. Pekerja lokal akan merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah
tenaga skill cukup banyak (33,83%) dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih tinggi
dibandingkan pekerja lokal. Mereka umumnya masih akan beranggapan bahwa
merekalah yang lebih berhak menikmati semua ini dibandingkan para pendatang.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-184


PT PERTAMINA EP -PPGM

Kondisi ini pada akhirnya akan memicu terjadinya ketidakharmonisan hubungan sosial
bahkan konflik dalam masyarakat. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama
ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis, baik itu antara
warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja dengan warga masyarakat yang
dapat diterima bekerja, maupun antara para pekerja pendatang dengan pekerja lokal.
Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan mengalami ketidakharmonisan
dalam berinteraksi atau besaran dampaknya negatif sedang (-2), sehingga kondisi
proses sosial akan berubah menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah
sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk berbagai aktivitas konstruksi di bagian hilir
adalah sekitar 3000 orang, yang meliputi tenaga skill 33,83%, dan unskill 66,17%.
Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak
dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para
pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan
tenaga pendatang. Diprakirakan gangguan proses sosial yang ada besarannya
sedang, bbot dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek.
Bobot dampaknya tidak penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama, namun karena
umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka terhadap pendatang maka gangguan
proses sosial yang ada mudah dipulihkan. Kategori dampaknya termasuk tidak
penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya ketidakharmonisan
hubungan sosial dalam masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah
kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan ganguan keamanan serta ketertiban
dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat
diperbaiki melalui komunikasi yang intensif, baik diantara para pekerja pendatang

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-185


PT PERTAMINA EP -PPGM

dengan penduduk lokal maupun antara penduduk lokal yang terekrut sebagai
tenaga kerja dengan penduduk lain yang tidak terekrut. Oleh karena itu bobot
dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja ini bila dlihat dari sifat berbalik atau tidak berbalik dampak dapat
dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi
dapat dipulihkan.

B. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1
dan 2)
Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 3000 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga
kerja unskill sebanyak 1.950 orang atau sekitar 66,17% dan tenaga skill sebanyak
1.015 orang atau 33,83%. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola
hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih
banyaknya penduduk lokal yang menganggur yakni sekitar 84,82% dari total pencari
kerja dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup
banyak, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar
daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan
mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah
yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial
yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan
bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif
dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang
pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40%
penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adalah ketidakharmonisan
dalam pola hubungan sosial antarwarga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini
termasuk dalam kriteria negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang
semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75%
penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga
unskill dengan jumlah sekitar 15,18% dari total pencari kerja di wilayah studi.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-186


PT PERTAMINA EP -PPGM

Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak
dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para
pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan
tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang
diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak
proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi.
Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh
banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang
masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses
sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta
ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang
dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan
terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak
termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk berbagai aktivitas operasional di bagian hilir
akan melibatkan sebanyak 300 orang yang meliputi tenaga skill sebanyak 35 orang
(11,67%) dan tenaga unskill sebanyak 265 orang atau sekitar 88,33%. Diprakirakan
penduduk lokal hanya akan dapat mengisi kesempatan kerja sebagai tenaga unskill dan
inipun hanya dapat diraih oleh 2,06% pencari kerja yang ada di wilayah hilir. Kondisi ini
berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-187


PT PERTAMINA EP -PPGM

Sementara itu tenaga skill akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para
tenaga skill dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang tinggi
diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk
lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya rasa tidak puas,
rasa iri atau kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya
ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk
lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat
berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat
memunculkan konflik sosial. Diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 26,95%
penduduk yang merasakan adanya keharmonisan dalam pola hubungan sosial antar
warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini termasuk negatif sedang (-2),
sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan
sosial dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai
skala 2. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah tenaga kerja yang diterima untuk berbagai aktivitas operasional adalah 300
orang, yang pada umumnya (88,33%) merupakan tenaga unskill yang dapat diisi
oleh penduduk lokal. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat
yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan
juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara
tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan
proses sosial yang dirasakan cukup banyak (sekitar 73,05%) oleh warga
masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek.
Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga
bobot dampaknya termasuk kategori penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat terganggunya proses sosial
adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta
ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-188


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat
diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan
penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial
yang terjadi dapat dipulihkan.

2. Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas


pendukungnya
Kegiatan operasional 2 train kilang LNG dan Pelabuhan Khusus potensial menimbulkan
dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kegiatan ini
membutuhkan sekitar 300 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga unskill 265 orang
(88,33%) dan tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%). Warga masyarakat, khususnya
para pencari kerja yang tidak tertampung dalam kegiatan ini menjadi iri, cemburu dan
merasa tidak puas terhadap penduduk yang dapat terlibat dalam kegiatan ini.
Sementara itu hal yang sama juga dirasakan oleh penduduk lokal yang terekrut proyek
terhadap para tenaga skill yang mempunyai keahlian, ketrampilan dan tingkat
penghasilan jauh lebih tinggi. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini
terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis khususnya antara
para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Diprakirakan terdapat sekitar 40%
penduduk, khususnya para pencari kerja yang merasakan adanya ketidakharmonisan
hubungan antarwarga masyarakat. Besaran gangguan proses sosial adalah negatif
sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi buruk (2).
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan direkrut sebanyak 300 orang
tenaga kerja yang umumnya mempunyai keahlian tertentu. Dipastikan bahwa para
tenaga kerja ini umumnya berasal dari luar daerah. Kondisi ini akan menimbulkan
kecemburuan bagi warga masyarakat lokal yang tidak direkrut dalam tahap operasi
ini yang pada akhirnya akan memunculkan gangguan proses sosial dalam
masyarakat. Gangguan proses sosial diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40%
warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-189


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Dampak gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh warga masyarakat yang
berada di tapak kegiatan saja, tetapi juga di lingkungan sekitarnya yang meliputi 2
wilayah kecamatan. Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak ini akan berlangsung lama, namun mengingat
masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang maka dalam
perjalanannya mereka akan dapat menerima dan bergaul dengan pendatang. Bobot
dampaknya termasuk kategori tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kemungkinan adanya
kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas khususnya di sekitar tapak proyek.
Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat
diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan
penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak proses sosial dalam masyarakat akibat kegiatan ini dikategorikan tidak
penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.

5.2.3.6. Pelapisan Sosial


A. Tahap Operasi
1. Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas
pendukungnya
Kegiatan operasional 2 train kilang LNG dan Pelabuhan Khusus potensial menimbulkan
dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kegiatan ini
membutuhkan sekitar 300 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga unskill 265 orang
(88,33%) dan tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%). Dipastikan hampir semua
tenaga skill tersebut akan berasal dari luar daerah dan mempunyai tingkat
pendidikan/ketrampilan yang tinggi, tingkat penghasilan yang besar dan mempunyai
gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga
akan dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi.
Kondisi ini dapat diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka
memang mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau bergaul dan
membaur dengan masyarakat lokal.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-190


PT PERTAMINA EP -PPGM

Diprakirakan perubahan pelapisan sosial yang ada cukup mencolok dari kondisi sosial
masyarakat yang semula umumnya bermatapencaharian dalam bidang pertanian
dengan tingkat penghasilan rendah. Setidaknya akan terjadi perubahan kelas-kelas
sosial yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan ekonomi masyarakat dengan
persentase sekitar 60% atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2).
Pelapisan sosial dalam masyarakat pada awalnya hampir tidak ada atau kualitasnya baik
(4), karena hanya sekitar 12% penduduk yang menyatakan bahwa sebenarnya ada
penduduk dengan tingkat ekonomi kuat dan berpengaruh terhadap terbentuknya
pelapisan sosial dalam masyarakat, pertanian dengan tingkat pendidikan dan
penghasilan yang relatif sama, akan turun menjadi buruk (2).

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Adanya pelapisan sosial ini dirasakan oleh hampir semua warga masyarakat di
wilayah studi. Bobot dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek.
Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga
bobot dampaknya termasuk kategori penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya pelapisan sosial
adalah kecemburuan warga lokal terhadap pendatang, gangguan proses sosial,
kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban
dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
tidak bersifat kumulatif melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja
pendatang dengan penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama.
Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dari adanya pelapisan sosial dalam masyarakat akibat ini dikategorikan
tidak penting (TP) karena dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-191


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.2.3.7. Sikap dan Persepsi Masyarakat


A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2)
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh merupakan salah satu kegiatan penyebab
timbulnya persepsi masyarakat. Persepsi negatif terhadap perusahaan atau pemrakarsa
akan muncul bila proses pembebasan lahan tidak dilakukan melalui musyawarah dan
mufakat dan tidak ada kesepakatan dalam hal nilai ganti rugi. Selama ini masyarakat
relatif bersikap biasa-biasa saja terhadap proyek-proyek yang telah berjalan, namun
untuk kegiatan PPGM ini sekitar 78,33% masyarakat menyetujui meskipun dengan
beberapa saran dan harapan; sehingga kualitas awal lingkungan ditinjau dari sikap dan
persepsi masyarakat adalah baik (skala 4). Adanya pembebasan lahan yang tanpa
disertai nilai penggantian lahan secara jelas pada akhirnya akan memunculkan berbagai
pandangan seperti hilangnya matapencaharian atau bidang usaha yang selama ini
mereka tekuni di kegiatan pertanian, turunnya pendapatan masyarakat dan sulitnya
mendapat lahan pengganti di luar daerah karena keterbatasan akses dan dana. Jumlah
penduduk yang lahannya akan dibeli untuk proyek adalah sekitar 100 orang atau hanya
0,47% dari total pemilik lahan kebun. Namun mengingat bahwa lahan merupakan
sandaran hidup sebagian besar penduduk, dan dalam pengusahaannya melibatkan
cukup banyak tenaga kerja, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk
yang merisaukan masalah pembebasan lahan atau besaran dampaknya termasuk dalam
kriteria negatif sedang (-2). Dengan demikian kualitas lingkungan yang semula baik
(4) karena hanya sekitar 21% penduduk mengkhawatirkan munculnya masalah dalam
pembebasan lahan akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan kehilangan lahannya untuk proyek diprakirakan sekitar
0,47% terhadap total penduduk yang memiliki lahan di wilayah studi. Mengingat
lahan pertanian umumnya merupakan sumber pokok penghasilan penduduk, maka
kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang tidak dilakukan dengan
transparan akan berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat di
sekitarnya. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan
akan dilakukan di 2 kecamatan dalam wilayah studi.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-192


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat berlangsung dalam kurun waktu yang
lama dengan intensitas cukup besar. Bobot dampaknya dikategorikan sebagai
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak akibat sikap dan persepsi
negatif masyarakat terhadap proses pembebasan lahan diantaranya adalah
munculnya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam
masyarakat. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif, mengingat warga masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan cenderung bersifat terbuka dan mudah diajak berkomunikasi
sehingga berbagai permasalahan yang muncul dapat segera diselesaikan. Bobot
dampak dinilai tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul dari kegiatan pembebasan
lahan dan tanam tumbuh bersifat berbalik atau dapat dipulihkan karena penduduk
yang lahannya dibebaskan akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga
umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan
akan mencari lahan pengganti terhadap lahan yang telah dilepaskan. Bobot
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

2. Penerimaan tenaga kerja setempat


Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap
sikap dan persepsi yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya
kesempatan kerja untuk pembangunan berbagai fasilitas di wilayah hilir yang
membutuhkan sekitar 3000 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak
1.015 orang (33,83%) dan unskill sekitar 1.950 orang (66,17%). Tenaga unskill
dipastikan akan banyak diisi oleh penduduk lokal dan tenaga skill lebih banyak berasal
dari luar daerah.
Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai
gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga
akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang
mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-193


PT PERTAMINA EP -PPGM

bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Pada gilirannya hal ini akan
memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Tenaga kerja lokal yang terekrut
proyek baru sekitar 15,18% dari total pencari kerja di wilayah studi, dengan demikian
rasa iri, cemburu dan ketidakpuasan dalam proses penerimaan tenaga kerja akan
dirasakan oleh banyak pencari kerja yang tidak terekrut proyek. Diprakirakan akan
terdapat 40% warga masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan ini atau
besaran dampaknya negatif sedang (-2). Sikap dan persepsi warga masyarakat
terhadap proyek yang sebelumnya berkualitas baik (4) karena hanya sekitar 21%
penduduk yang diprakirakan merasa tidak puas dengan proyek, akan turun menjadi
buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja
selain tenaga kerja lokal juga dari luar daerah, yakni sebanyak 3000 orang. Tenaga
kerja skill yang direkrut umumnya berasal dari luar daerah dan tenaga unskill akan
banyak berasal dari penduduk lokal. Namun mengingat bahwa jumlah pencari kerja
di wilayah studi cukup banyak dan baru sekitar 15,18% yang tertampung proyek,
diprakirakan sikap dan persepsi negatif ditunjukkan tidak kurang dari 40% warga
masyarakat khususnya dari tenaga lokal yang tidak tertampung proyek. Dengan
demikian kriteria dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi penduduk baik di
sekitar tapak proyek maupun di luarnya yang meliputi 2 kecamatan di wilayah studi.
Kriteria dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak dapat berlangsung lama, namun karena
umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi
maka sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul relatif dapat segera
diatasi. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya sikap dan persepsi negatif
masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial yang dapat
mengarah pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bobot dampaknya
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-194


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak tidak akan bersifat kumulatif selama berbagai upaya pengelolaan terus
dilakukan. Selain itu warga masyarakat sekitar proyek bersifat terbuka dan mudah
diajak berdialog sehingga berbagai permasalahan yang ada relatif dapat
diselesaikan dengan mudah dan cepat. Bobot dampak tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi
positif manakala upaya pengelolaan dampak terus dilakukan. Dengan demikian
kriteria ini menjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Konstruksi
1. Konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2)
Kegiatan ini berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat sebagai akibat
turunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan, turunnya kualitas air laut,
terganggunya biota air laut dan gangguan proses sosial khususnya rasa iri dan cemburu
penduduk lokal terhadap para tenaga kerja pendatang. Sikap dan persepsi negatif
terhadap proyek dirasakan oleh sekitar 50% warga masyarakat, khususnya para pencari
kerja, sehingga kondisi sikap dan persepsi masyarakat terhadap proyek yang semula
baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang merasa khawatir adanya dampak
negatif proyek akan turun menjadi buruk (2). Besaran dampaknya adalah negatif
sedang (-2). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Manusia yang terkena dampak kegiatan ini cukup banyak, diprakirakan lebih dari
50% penduduk di sekitar tapak proyek. Dampak termasuk kategori penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya di sekitar tapak proyek saja
tetapi juga di daerah-daerah lain sekitarnya yang meliputi 2 kecamatan dalam
wilayah studi. Bobot dampaknya menjadi penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar karena kegiatan ini cukup kompleks dan intensif
dengan jangka waktu cukup lama. Bobot dampaknya termasuk penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif
masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan terganggunya
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan
penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-195


PT PERTAMINA EP -PPGM

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat
konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat akan dapat berbalik atau diperbaiki manakala
berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya
termasuk tidak penting (TP).

2. Penglepasan tenaga kerja


Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para tenaga kerja konstruksi, hal ini
akan memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan
muncul adalah pengangguran baik pada tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung
dengan proyek maupun penduduk lokal yang selama berlangsungnya kegiatan
konstruksi membuka usaha untuk memenuhi keperluan para tenaga kerja. Namun
kegiatan penglepasan tenaga kerja ini tidak begitu berpengaruh terhadap para tenaga
kerja proyek mengingat sudah adanya kesepakatan masa kerja yang tertuang dalam
kontrak kerja. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya
sekitar 21% warga masyarakat yang mengkhawatirkan adanya dampak negatif proyek,
kualitasnya akan turun menjadi sedang (3) dengan tingkat kekhawatiran sekitar 41%,
dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif kecil atau -1.
Derajat kepentingan dampaknya adalah:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat
adanya kegiatan penglepasan tenaga cukup banyak, yakni sekitar 1.950 orang atau
sekitar 15,18% dari para pencari kerja. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat
penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak relatif hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja dan
mereka mempunyai harapan untuk dapat ditampung kembali pada tahap operasi.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya akan berlangsung sementara
hingga penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan kerja dan atau usahanya
pada tahap operasi. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-196


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penglepasan tenaga kerja
adalah penurunan pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk yang
pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari hilangnya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali.
Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian
bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja
Sikap dan persepsi negatif akan muncul terkait adanya penerimaan tenaga kerja yang
melibatkan sekitar 300 orang, sementara itu masih sangat banyak penduduk lokal,
khususnya para pencari kerja (lebih dari 97%) yang tidak tertampung proyek. Pada sisi
yang lain dari total tenaga kerja yang direkrut sekitar 11,67% diantaranya merupakan
tenaga skill yang dipastikan akan lebih banyak diisi tenaga kerja dari luar daerah
dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi. Kondisi
ini akan memunculkan kecemburuan, kesenjangan sosial dan ketidakharmonisan
hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada
umumnya. Besaran dampak negatif ini adalah negatif sedang (-2) karena sekitar
40% penduduk mengkhawatirkan kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut.
Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2).

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat terkait kegiatan penerimaan tenaga kerja cukup banyak, yaitu
lebih dari 80% penduduk lokal. Dengan demikian kriteria dampaknya penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-197


PT PERTAMINA EP -PPGM

b) Luas wilayah persebaran dampak


Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi 2 kecamatan di
wilayah studi, bahkan di luarnya. Kriteria dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak dari kegiatan ini berlangsung lama sejalan dengan beroperasinya
pengembangan gas Matindok. Bobot dampaknya masuk dalam kategori penting
(P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta
ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak bersifat penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak mengalami akumulasi sehingga kiterianya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik positif, yaitu
saat berbagai dampak yang ada ditangani, sehingga kriteria ini menjadi tidak
penting (TP).

2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya


Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan ini adalah 300 orang yang meliputi tenaga skill
sebanyak 35 orang atau 11,67% dan tenaga unskill sebanyak 265 orang atau sekitar
88,33%. Dipastikan hampir semua tenaga skill tersebut akan berasal dari luar daerah
dan mempunyai tingkat pendidikan/ketrampilan yang tinggi, tingkat penghasilan yang
besar dan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal.
Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi
yang dapat diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka memang
mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau bergaul dan membaur
dengan masyarakat lokal. Semua hal tersebut pada akhirnya akan dapat menyebabkan
timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat. Besaran dampak yang ada adalah
negatif sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhaawatirkan kemunculan
hal-hal yang tidak diharapkan tersebut, sehingga sikap dan persepsi masyarakat yang
pada awalnya adalah baik (4) akan turun menjadi buruk (2).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-198


PT PERTAMINA EP -PPGM

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Sebagian besar warga masyarakat umumnya memberikan sikap dan persepsi
negatif sehubungan munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Bobot
dampaknya penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek
saja. Bobot dampaknya penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama sepanjang
masa operasi, sehingga kategori dampaknya termasuk penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya sikap dan
persepsi negatif masyarakat adalah gangguan proses sosial, kemungkinan adanya
kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat.
Bobot dampaknya penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif manakala
dilakukan proses komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan
penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama. Oleh karena itu
bobot dampaknya tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat ini dikategorikan tidak penting (TP) karena
dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.

D. Tahap Pasca Operasi


1. Demobilisasi peralatan
Kegiatan demobilisasi peralatan sehubungan dengan berakhirnya proses operasi
produksi gas akan dilakukan melalui jalur transportasi yang ada. Kegiatan ini akan
menimbulkan dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat sebagai akibat
meningkatnya kadar debu di udara, kebisingan, adanya kerusakan jalan, gangguan lalu
lintas dan kecelakaan lalu lintas. Namun mengingat aktivitas demobilisasi peralatan
dilakukan tidak secara serentak, maka diprakirakan hanya terdapat sekitar 8% warga
masyarakat yang mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau
mempunyai besaran negatif kecil (-1). Dengan demikian sikap dan persepsi negatif
masyarakat yang selama ini kualitasnya baik (4) karena respon negatif hanya

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-199


PT PERTAMINA EP -PPGM

ditunjukkan oleh sekitar 21% warga masyarakat akan turun menjadi sedang dengan
skala 3. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan terkena dampak kegiatan demobilisasi peralatan
diprakirakan tidak banyak yakni kurang lebih 8% karena aktivitas demobilisasi akan
dilakukan melalui jalur transportasi yang selama ini relatif jarang terdapat
permukiman di kanan-kirinya. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak
penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena sentra
permukiman yang berada di sepanjang jalur demobilisasi relatif sangat sedikit.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam kurun waktu
tertentu atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak
penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya konflik dan renggangnya hubungan
sosial dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif
mengingat diprakirakan akan terdapat berbagai upaya pengelolaan dampak. Bobot
dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bilamana berbagai upaya
pengelolaan dapat dilaksanakan sehingga dapat mengurangi sikap dan persepsi
negatif masyarakat yang ada. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak
penting (TP).

2. Penglepasan tenaga kerja


Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para karyawan proyek akan
memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul
adalah pengangguran baik pada karyawan yang selama ini terlibat langsung maupun
tidak langusng dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal ataupun

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-200


PT PERTAMINA EP -PPGM

berbagai jasa yang selama ini mendapat peluang berusaha, seperti warung makan, toko
kelontong, cleaning service, dan lain sebagainya. Sikap dan persepsi masyarakat yang
semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan adanya
dampak negatif proyek, akan turun menjadi buruk (2) dengan meningkatnya persentase
kekhawatiran menjadi sekitar 74% saat penglepasan tenaga kerja diterapkan. Dengan
demikian perubahan dampak yang ditimbulkan adalah sekitar 53% atau besaran
dampaknya adalah negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat
adanya kegiatan penglepasan tenaga kerja cukup banyak, yakni sekitar 53% yang
meliputi para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam proyek melalui kontraktor-kontraktor yang ada. Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif
tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga
penduduk lain di sekitarnya.
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak bersifat sementara atau berlangsung
dalam kurun waktu tertentu saja sampai penduduk lokal mendapatkan kembali
kesempatan kerja. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dengan adanya sikap dan persepsi
negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan
gangguan kamtibmas. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat
diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali.
Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal
yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian
bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-201


PT PERTAMINA EP -PPGM

5.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat


5.2.4.1. Sanitasi Lingkungan
A. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1
dan 2)
Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 3.000 orang baik tenaga kerja lokal maupun luar
daerah meliputi tenaga skill sebanyak 1.015 orang dan unskill sebanyak 1.950 orang.
Kegiatan tersebut akan berdampak terhadap kualitas sanitasi lingkungan di darat
maupun perairan sebagai tempat lokasi pembangunan kilang atau Pelabuhan Khusus.
Diprakirakan akan terjadi permasalahan tentang sampah atau limbah akibat terbatasnya
fasilitas pengelolaan sampah/limbah. Dampaknya adalah sampah/limbah konstruksi,
sampah padat dan cair domestik para pekerja tampak menumpuk/berserakan di lokasi
proyek.
Sanitasi lingkungan yang kualitasnya sedang (3) karena sekitar 16,20% penduduknya
masih melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum mempunyai
saluran pembuang air limbah (SPAL), dengan adanya kegiatan ini kondisi sanitasi
lingkungan akan turun menjadi sangat buruk (1) dengan persentase penggunaan
fasilitas sanitasi lingkungan kurang dari 25%. Persentase perubahan kualitas sanitasi
adalah sekitar 42% atau besaran dampaknya negatif sedang (-2).

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut:


a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak yakni para pekerja konstruksi,
penduduk lokal di sekitar tapak proyek dan warga masyarakat lainnya. Bobot
dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Gangguan sanitasi lingkungan akan dapat dirasakan oleh masyarakat yang berada
di luar kawasan proyek atau menyebar di luar wilayah kecamatan lain. Luas
persebaran dampak kegiatan ini termasuk kategori penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak termasuk besar karena sifat pekerjaan ini cukup kompleks.
Dampak juga akan berlangsung lama sepanjang periode konstruksi. Bobot dampak
termasuk dalam kategori dampak penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-202


PT PERTAMINA EP -PPGM

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak


Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari turunnya sanitasi
lingkungan adalah aspek sosial ekonomi dan sosial budaya. Bobot dampak termasuk
kategori penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak turunnya sanitasi lingkungan tidak bersifat kumulatif. Oleh karena itu bobot
dampaknya termasuk kategori tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak turunnya sanitasi lingkungan di wilayah tersebut dapat berbalik atau
dikembalikan seperti semula apabila dikelola dengan baik, sehingga dampak
termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

B. Tahap Pasca Operasi


1. Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan
Khusus)
Bekas bongkaran kilang, Pelabuhan Khusus, pipa dan fasilitas lainnya akan
meninggalkan bekas lubang-lubang yang nantinya akan terjadi genangan air sehingga
dimungkinkan sebagai tempat berkembangnya vektor penyakit seperti nyamuk. Selain
itu tempat bekas bangunan tersebut akan kelihatan kumuh dan kotor karena adanya
sampah atau limbah bongkaran. Kondisi sanitasi lingkungan yang pada awalnya sedang
(3), dengan adanya kegiatan pembongkaran dan demobilisasi yang memunculkan
kekumuhan, sampah dan limbah ini akan turun menjadi sangat buruk (1) dengan
persentase penggunaan fasilitas sanitasi kurang dari 25%. Persentase perubahan
kualitas sanitasi adalah sekitar 42% atau besaran dampaknya negatif sedang (-2).
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Manusia yang terkena dampak penurunan sanitasi lingkungan karena kegiatan
pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus) cukup
banyak yaitu meliputi karyawan, penduduk sekitar lokasi kegiatan dan warga
masyarakat lainnya. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak bisa meluas ke daerah lain di sekitarnya di sepanjang
jalur demobilisasi, sehingga bobot dampaknya menjadi penting (P).

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-203


PT PERTAMINA EP -PPGM

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan akan berlangsung sesaat yaitu
selama diadakan pembongakran, maka bobot dampaknya termasuk dalam kategori
tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari penurunan sanitasi lingkungan adalah
komponen sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian bobot dampaknya
dikategorikan penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, sehingga bobot dampaknya menjadi
tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak penurunan kualitas sanitasi lingkungan setelah selesai pembongkaran
bersifat berbalik atau dapat dipulihkan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk
tidak penting (TP).

5.2.4.2. Tingkat kesehatan masyarakat


A. Tahap Operasi
1. Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan Fasilitas
Pendukungnya
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak adanya gas/debu dan limbah yang dapat
mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, baik para pekerja maupun warga
masyarakat di sekitar. Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini lebih didominasi
oleh tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Diduga akan banyak
tenaga kerja yang terpisah jauh dari keluarganya sehingga kondisi ini akan dapat
memicu tumbuhnya atau berkembangnya jenis-jenis penyakit yang terkait dengan
penyakit menular seksualitas (PMS). Hal ini dapat terjadi karena di sekitar lokasi
kegiatan terdapat adanya tempat-tempat hiburan yang dipastikan aktivitasnya
meningkat untuk melayani para pekerja/karyawan dan warga masyarakat lainnya
selama masa operasi yang cukup panjang yakni 20 tahun.

Selama ini kualitas kesehatan masyarakat termasuk dalam kualitas sedang (3)
mengingat kondisi sanitasi lingkungan masih kurang baik, belum semua lapisan
masyarakat mampu menjangkau fasilitas kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-204


PT PERTAMINA EP -PPGM

sehat. Dengan adanya kegiatan ini diprakirakan kondisi tingkat kesehatan masyarakat
akan turun menjadi sangat buruk (1) karena intensitas kegiatan ini cukup tinggi dan
akan berlangsung dalam jangka waktu panjang sehingga diprakirakan lebih dari 20%
penduduk yang menderita jenis-jenis penyakit baru. Dengan demikian besaran
dampaknya adalah negatif sedang (-2).
Tingkat kepentingan dampak:
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini selain para pekerja adalah
penduduk sekitar lokasi kegiatan dan juga kemungkinan warga masyarakat lainnya.
Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah dampak penurunan kesehatan masyarakat disamping di sekitar lokasi
kegiatan juga akan dapat menyebar ke wilayah lain mengingat adanya pola interaksi
yang sekarang relatif terbuka antar wilayah. Bobot dampaknya dapat dikategorikan
penting (P).
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak dari kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yaitu 20
tahun dengan intensitas yang tinggi, sehingga bobot dampak penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat turunnya kesehatan
masyarakat adalah kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian
dampaknya menjadi penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak penurunan tingkat kesehatan masyarakat tidak akan bersifat kumulatif,
manakala upaya pengelolaan selalu dilaksanakan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah tidak penting (TP).
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bersifat berbalik atau dapat diperbaiki
dengan berbagai upaya pengelolaan. Dengan demikian bobot dampaknya menjadi
tidak penting (TP).

Hasil rekapitulasi Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok
Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah disajikan pada tabel berikut.

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-205


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.13. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan
Gas Matindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

Tahap Kriteria Dampak Jumlah


Kriteria
Rencana Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5 6 Penting
Kegiatan (P)
A. Pra 1. Pembebasan lahan Pola kepemilikan lahan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P
Konstruksi dan tanam tumbuh Proses sosial (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
(alt-1 & 2)

2. Penerimaan tenaga Proses sosial P P TP P TP TP 3P


kerja Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P

B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demo- Keselamatan berlalulintas P P P P TP TP 4P


bilisasi peralatan Kerusakan jalan dan jembatan P P P P P P 6P
Pendapatan masyarakat TP TP TP TP TP P 1P

2. Pembukaan dan Vegetasi TP TP P P P TP 3P


pematangan lahan Satwa liar TP P P P TP TP 3P
Kesempatan berusaha (alt-1 & 2) TP TP TP P TP P 2P

3. Konstruksi kompleks Kualitas udara 1 (Uso) P P P P TP TP 4P


kilang LNG dan Kualitas udara 2 (Padang) P P P P TP TP 4P
Pelabuhan Khusus Kebisingan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 3P
Kualitas air permukaan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P
Kualitas air laut P P TP P TP TP 3P
Biota air laut (alt-1 & 2) P TP TP P P TP 3P
Kelancaran lalulintas P P P P TP TP 4P
Keselamatan berlalulintas TP P P P TP TP 3P
Kesempatan berusaha (alt-1 & 2) P P P P TP P 5P
Pendapatan masyarakat (alt-1 & 2) P P P TP TP P 4P
Proses sosial (alt -1 & 2) P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyar akat P P P P TP TP 4P
(alt-1 & 2)
Sanitasi lingkungan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P
4. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat P P TP TP TP TP 2P
kerja Sikap dan persepsi masyarakat P TP TP P TP TP 2P

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-206


PT PERTAMINA EP -PPGM

Tabel 5.13. Lanjutan


Kriteria Dampak Jumlah
Tahap
Kriteria
Rencana Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5 6 Penting
Kegiatan (P)
C. Operasi 1. Penerimaan tenaga Kependudukan TP TP TP P TP TP 1P
kerja Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P

2. Operasional kilang Kualitas udara TP P P P TP TP 3P


LNG, Pelabuhan Kebisingan TP P P P TP TP 3P
Khusus dan
fasilitas pendukung- Kualitas air laut TP TP P P TP TP 2P
nya Biota air laut (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P
Keselamatan pelayaran P TP P P TP TP 3P
Kependudukan TP TP TP P TP TP 1P
Kesempatan berusaha P P P P TP P 5P
Pendapatan masyarakat P P P P TP P 5P
Proses sosial P P TP P TP TP 3P
Pelapisan sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
Tingkat kesehatan masyarakat P P P P TP TP 4P

D. Pasca 1. Penghentian operasi Kualitas udara TP P TP P TP TP 2P


Operasi Kilang LNG Kebisingan TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air permukaan TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air laut TP TP P P TP TP 2P
Kesempatan berusaha TP TP TP P TP TP 1P

2. Pembongkaran dan Kualitas udara P P TP P TP TP 3P


demobilisasi peralatan Keselamatan berlalulintas P P TP P TP TP 3P
(kilang dan Pelabuhan Kerusakan jalan dan jembatan P P TP P P P 5P
Khusus)
Sikap dan persepsi masyarakat TP TP TP P TP TP 1P
Sanitasi lingkungan P P P TP TP tP 3P

3. Revegetasi Vegetasi TP TP P P P TP 3P
Satwa liar P TP P P P TP 4P

4. Penglepasan tenaga Penurunan pendapatan masyarakat P TP TP P TP TP 2P


kerja Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P

ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-207

Anda mungkin juga menyukai