PENDAHULUAN
Foto dada merupakan pemeriksaan yang penting dalam penafsiran kelainan pada
jantung dan paru. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan rutin dan merupakan
pemeriksaan penyaring terhadap penderita atau orang sehat yang sedang menjalani
pemeriksaan kesehatan.
Dari segi radiologik, cara yang mudah untuk mengukur jantung apakah membesar
atau tidak adalah dengan membandingkan lebar jantung dan lebar dada pada foto thoraks
PA (cardio thoracis ratio = CTR). Pada waktu mengukur pembesaran jantung sekaligus
dapat dinilai apakah pembesaran jantung itu menyeluruh atau hanya pembesaran lokal saja
atau kombinasi pembesaran menyeluruh dengan pembesaran lokal (pembesaran atrium saja
atau ventrikel saja)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Gambar. Anatomi Jantung
3
GAMBARAN RADIOLOGI NORMAL JANTUNG
Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan
bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostic serta terapi
yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis melalui pembuatan foto dari bagian tubuh
manusia, dengan cara berkas sinar-X ditembuskan melalui pasien mencapai plat
fotografi. Aplikasi pemanfaatan sinar-X untuk pemeriksaan bagian tubuh manusia
sangat beragam, diantaranya untuk pemeriksaan toraks (Sutton, 1995).
Foto toraks adalah pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan. Untuk
pemeriksaan rutin dilakukan foto proyeksi posterio-anterior (PA) dan bila perlu dapat
dilakukan foto proyeksi lateral, karena pada foto proyeksi anterio-posterior (AP),
bayangan cor akan termagnifikasi dan menutupi sebagian pulmo karena letak cor jauh
dari film. Itulah sebabnya dipilih foto proyeksi PA. Foto proyeksi AP diambil jika
pasien tidak dapat turun dari tempat tidur sehingga pasien difoto di tempat tidur sambil
terlentang. Karena pasien terlentang, pada foto proyeksi AP, costae bagian posterior
tampak lebih mendatar, diafragma tampak lebih tinggi dan volume pulmo tampak lebih
kecil jika dibandingkan pada pasien dengan posisi berdiri. Pada foto proyeksi PA jarak
antara tabung dan film (FFD/film-focus distance) sekitar 1,8 m, biasanya digunakan
tegangan 60-90 kV. Tegangan yang tinggi 120-150 kV dapat digunakan untuk
memperjelas tanda-tanda yang ada di jaringan pulmo (Forrest & Feigin, 1992).
Foto thoraks dada memberikan informasi tentang ukuran dan konfigurasi jantung
dan pembuluh darah besar. Untuk menilai jantung proyeksi yang dipakai adalah
proyeksi foto posteroanterior (PA) dan lateral.
Secara normal gambaran katup jantung secara radiologis dapat dilihat pada
gambar berikut.
4
Gambar. Foto PA dan PA/Lateral Normal Thoraks.
5
septum KT berpindah tempat ke arah lebih rendah ke dalam ventrikel kanan
sehingga ruangan ventrikel kanan menjadi kecil, ruangan atrium kanan menjadi
sangat besar karena bergabung dengan ruang atrialisasi ventrikel kanan, dan KT
menjadi tidak kompeten.
Pada foto toraks tampak kardiomegali berbentuk kotak (box-shap cardiomegaly) atau
balon(ballon-shape cardiomegaly) akibat pembesaran atrium kanan, jantung bagian kiri
terdorong ke posterior, bayangan a. pulmonalis danhulu aorta mengecil, dan vaskularisasi
paru berkurang.
2. PEMBESARAN ATRIUM KIRI
STENOSIS MITRAL
a. Definisi
Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah
yang melintasi katup-katup tersebut. Katup normal memiliki dua ciri aliran yang
kritis yaitu aliran searah dan aliran yang tidak dihalangi.
Katup akan terbuka jika tekanan dalam ruang jantung di proksimal katup
lebih besar dari tekanan dalam ruang atau pembuluh di sebelah distal katup. Daun
katup sedemikian responsifnya sehingga perbedaan tekanan yang kecil (kurang dari
6
1 mmHg) antara dua ruang jantung sudah mampu membuka dan menutup daun
katup tersebut. Jantung terletak dalam mediastinum dirongga dada, yaitu diantara
kedua paru-paru.
Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran
darah dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup
mitral. Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan sehingga
timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastol (Sudoyo B et al., 2007).
Stenosis mitral merupakan kasus yang sudah jarang ditemukan dalam
praktek sehari-hari terutama diluar negeri. Sebagaimana diketahui stenosis mitral
paling sering disebabkan oleh penyakit jantung reumatik yang menggambarkan
tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang
menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan
memendek. Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi
kalsifikasi dari katup mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat.
Meningkatnya tekanan vena pulmonalis menyebabkan diversi darah yang nampak
dengan radiografi berupa pelebaran relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru
dibandingkan dengan pembuluh darah untuk bagian bawah paru.
Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat
dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral
menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi
ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala
lainnya.
7
Gambar. Gambaran Stenosis Mitral
b. Foto thoraks
Gambaran foto torak pada stenosis mitral dapat berupa pembesaran atrium
kiri, pelebaran arteri pulmonal (karena peninggian tekanan), aorta yang relatif kecil
(pada penderita dewasa dan fase lanjut penyakit), dan pembesaran ventrikel kanan.
Terkadang terlihat perkapuran didaerah katup mitral atau perikard. paling terlihat
tanda-tanda bendungan vena.
Stenosis mitral menyebabkan perubahan pada bentuk jantung dan perubahan-
perubahan pembuluh darah paru-paru. Perubahan pembuluh darah paru ini tergantung
pada beratnya stenosis mitral dan kondisi dari jantung. Konveksitas dari batas kiri
jantung mengindikasikan bahwa stenosis menonjol. Pada kebanyakan kasus terdapat
dua kelainan yakni stenosis mitral dan insufisiensi mitral, dimana salah satunya
menonjol. Ventrikel kiri juga sangat melebar ketika insufisiensi mitral terlibat secara
signifikan (Asdie, 2000).
Tanda-tanda radiologis klasik dari pasien dengan stenosis mitral yaitu adanya
double contour yang mengarah pada adanya pembesaran atrium kiri, serta adanya
garis-garis septa yang terlokalisasi (Asdie, 2000).
8
Gambar. Pembesaran jantung dan Double Contour
Keterangan gambar :
1. Pembesaran ventrikel kanan
2. Pembesaran atrium kiri
3. Bronkus kiri utama terangkat
9
Gambaran mitral stenosis
Keterangan :
Pada foto thorax PA
1. Pembesaran atrium kiri (panah putih)
2. Peninggian bronkus kiri utama (panah biru)
3. Pembuluh darah di apecx terlihat sama besar dengan pembuluh darah di bagian basal
yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan vena pulmonalis (lingkaran putih)
INSUFISIENSI MITRAL
a. Definisi
Insufisiensi mitral adalah keadaan dimana terdapat refluks darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katup mitral tidak menutup
dengan sempurna. Pada insufisiensi katup mitral terjadi penurunan kontraktilitas
10
yang biasanya bersifat irreversibel dan disertai dengan terjadinya kongesti vena
pulmonalis yang berat dan edema pulmonal (Braunwald et al., 2005).
11
- Jantung membesar ke kiri dengan apeks jantung tertaman di bawah
diafragma kiri.
- Segmen pulmonalis tak terlalu menonjol.
- Bila insufisiensi lanjut, tampak pelebaran vena-vena suprahiler.
12
b. Proyeksi Lateral
- Atrium kiri mendorong esophagus ke belakang
- Ventrikel kiri membesar ke belakang dan melewati vena cava
inferior.
13
Gambar. Insufisiensi mitral
Keterangan: Terdapat kardiomegali dengan pembesaran atrium kiri (tanda panah hitam) dan
pembesaran ventrikel kiri(tanda panah merah). Pada gambar tampak pula corakan vaskular
paru lebih jelas. Tanda-tanda ini merupakan karakteristik insufisiensi mitral.
14
yang melalui defek itu lebih sering bertipe left to right shunt dan bergantung pada
besarnya defek, dan resistensi pembuluh darah pulmoner. Kelainan fungsi jantung
yang dialami penderita biasanya tergantung dari besarnya defek septum dan
keadaan pembuluh darah pulmoner.
Foto thorax
Macam-macam ekspertise yang dapat ditemukan pada VSD, antara lain:
Karakteristik foto yang ditemukan pada VSD adalah kardiomegali terutama
bagian kiri jantung, disertai tanda-tanda peningkatan vaskularisasi pulmoner.
Peningkatan aliran balik vena pulmonalis mengakibatkan terjadinya
peningkatan volume pada atrium kiri dan ventrikel kiri, yang akhirnya berujung
ke dilatasi kedua ruang jantung tersebut. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan
batas jantung kiri berubah bentuk. Pembesaran atrium kiri lebih baik jika dilihat
dari aspek lateral atau obliqus anterior sinistra, yang mana foto tersebut akan
menunjukkan gambaran bulging sepanjang batas jantung posterior bagian atas,
yang mengakibatkan pergeseran esophagus dan bronchus principalis sinistra.
Jika defek yang terjadi besar, maka pembesaran biventricular akan terjadi.
15
Gambar. Foto thorax PA menunjukkan pembesaran jantung yang lebih
dominan pada bagian kiri dan peningkatan vaskularisasi pulmoner
16
Pada VSD, moderate left-to-right shunt, foto thorax PA menunjukkan
kardiomegali,arteri pulmonalis menonjol, aorta menjadi kecil, dan terdapat
tanda-tanda peningkatan vaskularisasi pulmoner. Hal ini dapat terjadi karena
darah yang seharusnya mengalir ke aorta, sebagian mengalir kembali ke
ventrikel kanan. Atrium kiri yang menampung darah dari vena pulmonalis yang
jumlahnya banyak, akan melebar dari biasa dan dapat mengalami dilatasi.
Akibatnya, otot-otot ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi. Arah arus dari
kiri ke kanan dapat berbalik menjadi dari kanan ke kiri bila terjadi kelainan
pada pembuluh darah paru-paru, yaitu pembuluh darah paru lumennya menjadi
sempit terutama di bagian perifer. Hal ini berakibat tekanan di arteri pulmonalis
menjadi tinggi. Tekanan di ventrikel kanan juga meninggi. Bila tekanan di
ventrikel kanan menadi lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel kiri, maka
terjadilah pembalikan arah kebocoran menjadi right-to-left shunt. Perubahan
arah kebocoran ini menyebabkan penderita menjadi sianosis, sesuai dengan
gejala-gejala Eisenmenger. Foto oblique anterior dextra menunjukkan
pergeseran esophagus ke posterior, yang menandakan adanya dilatasi atrium
kiri disertai tanda-tanda pembesaran biventricular.
17
Gambar. Foto thorax PA menunjukkan kardiomegali, arteri pulmonalis
menonjol, dan terdapat tanda-tanda peningkatan vaskularisasi pulmoner
18
Gambar. Foto oblique anterior dextra menunjukkan pergeseran esophagus ke
posterior, yang menandakan adanya dilatasi atrium kiri disertai tanda-tanda
pembesaran biventricular
19
Contoh kasus: Penderita anak-anak berumur 3 tahun. Sering pucat, kebiru-
biruan, napas cepat, tidak tumbuh baik. Didiagnosis dengan VSD.
20
umumnya hanya hipertrofi saja bukan dilatasi. Pinggang jantung menjadi lebih
konkaf karena tidak ada pembesaran dari jalur keluar ventrikel kanan. Pada stenosis
berat, pinggang jantung lebih dalam lagi sehingga menimbulkan gambaran jantung
seperti sepatu kayu (coeur ensabot). Pembuluh darah paru menjadi kecil dan
berkurang sehingga paru nampak lebih radiolusen. Aorta tampak melebar, tetapi
karena aorta terletak di belakang sternum, maka batas aorta ini kadang sulit dilihat
pada proyeksi PA. Aorta tampak lebih jelas bila letaknya di sisi kanan kolumna
vertebralis (right sided aortae).
Gambar PA: ukuran jantung normal dengan bentuk seperti sepatu boot (coeur
en sabot). Corakan paru berkurang dengan left sided aortic arch (indentasi pada
kiri trakhea)
21
berbentuk sepatu. Aorta tampak melebar, tetapi karena aorta terletak di belakang
sternum, maka batas aorta ini kadang sulit dilihat pada proyeksi PA. Aorta tampak
lebih jelas bila letaknya di sisi kanan kolumna vertebralis (right sided aortae).
Dengan proyeksi LAO atau RAO dengan barium esofagus, letak aorta akan lebih
nyata. Pada Tetralogi Fallot yang ringan, bentuk jantung pada proyeksi PA tampak
normal, walaupun biasanya pembuluh darah paru tampak berkurang.
22
Gambaran ini menunjukkan adanya tekanan yang meninggi dari pembuluh
darah paru : hipertensi pulmonal (arterial). Tingginya hipertensi pulmonal ini akan
membawa perubahan pada arah kebocoran. Tekanan di ventrikel kanan dan atrium
kanan berangsur menjadi tinggi. Bila tekanan atrium kanan lebih tinggi dari atrium
kiri, kebocoran menjadi terbalik arahnya yaitu kebocoran dari kanan ke kiri (R to L
shunt).
Gambar a. Foto PA : hilus melebar sekali. Berbentuk koma terbalik. Vaskular paru bagian
tepi sempit-sempit. Tanda hipertensi pulmonal
23
Gambar b. Foto lateral : tampak ventrikel kanan yang membesar sekali. Atrium kiri dan
ventrikel kiri normal
STENOSIS MITRAL
a. Definisi
Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah
yang melintasi katup-katup tersebut. Katup normal memiliki dua ciri aliran yang
kritis yaitu aliran searah dan aliran yang tidak dihalangi.
Katup akan terbuka jika tekanan dalam ruang jantung di proksimal katup
lebih besar dari tekanan dalam ruang atau pembuluh di sebelah distal katup. Daun
katup sedemikian responsifnya sehingga perbedaan tekanan yang kecil (kurang dari
1 mmHg) antara dua ruang jantung sudah mampu membuka dan menutup daun
24
katup tersebut. Jantung terletak dalam mediastinum dirongga dada, yaitu diantara
kedua paru-paru.
Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran
darah dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup
mitral. Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan sehingga
timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastol (Sudoyo B et al., 2007).
Stenosis mitral merupakan kasus yang sudah jarang ditemukan dalam
praktek sehari-hari terutama diluar negeri. Sebagaimana diketahui stenosis mitral
paling sering disebabkan oleh penyakit jantung reumatik yang menggambarkan
tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang
menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan
memendek. Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi
kalsifikasi dari katup mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat.
Meningkatnya tekanan vena pulmonalis menyebabkan diversi darah yang nampak
dengan radiografi berupa pelebaran relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru
dibandingkan dengan pembuluh darah untuk bagian bawah paru.
Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat
dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral
menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi
ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala
lainnya.
25
Gambar. Gambaran Stenosis Mitral
c. Foto thoraks
Gambaran foto torak pada stenosis mitral dapat berupa pembesaran atrium
kiri, pelebaran arteri pulmonal (karena peninggian tekanan), aorta yang relatif kecil
(pada penderita dewasa dan fase lanjut penyakit), dan pembesaran ventrikel kanan.
Terkadang terlihat perkapuran didaerah katup mitral atau perikard. paling terlihat
tanda-tanda bendungan vena.
Stenosis mitral menyebabkan perubahan pada bentuk jantung dan perubahan-
perubahan pembuluh darah paru-paru. Perubahan pembuluh darah paru ini tergantung
pada beratnya stenosis mitral dan kondisi dari jantung. Konveksitas dari batas kiri
jantung mengindikasikan bahwa stenosis menonjol. Pada kebanyakan kasus terdapat
dua kelainan yakni stenosis mitral dan insufisiensi mitral, dimana salah satunya
menonjol. Ventrikel kiri juga sangat melebar ketika insufisiensi mitral terlibat secara
signifikan (Asdie, 2000).
Tanda-tanda radiologis klasik dari pasien dengan stenosis mitral yaitu adanya
double contour yang mengarah pada adanya pembesaran atrium kiri, serta adanya
garis-garis septa yang terlokalisasi (Asdie, 2000).
26
Gambar. Pembesaran jantung dan Double Contour
Keterangan gambar :
4. Pembesaran ventrikel kanan
5. Pembesaran atrium kiri
6. Bronkus kiri utama terangkat
27
Gambaran mitral stenosis
Keterangan :
Pada foto thorax PA
4. Pembesaran atrium kiri (panah putih)
5. Peninggian bronkus kiri utama (panah biru)
6. Pembuluh darah di apecx terlihat sama besar dengan pembuluh darah di bagian basal
yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan vena pulmonalis (lingkaran putih)
INSUFISIENSI MITRAL
a. Definisi
Insufisiensi mitral adalah keadaan dimana terdapat refluks darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katup mitral tidak menutup
dengan sempurna. Pada insufisiensi katup mitral terjadi penurunan kontraktilitas
28
yang biasanya bersifat irreversibel dan disertai dengan terjadinya kongesti vena
pulmonalis yang berat dan edema pulmonal (Braunwald et al., 2005).
29
- Jantung membesar ke kiri dengan apeks jantung tertaman di bawah
diafragma kiri.
- Segmen pulmonalis tak terlalu menonjol.
- Bila insufisiensi lanjut, tampak pelebaran vena-vena suprahiler.
30
d. Proyeksi Lateral
- Atrium kiri mendorong esophagus ke belakang
- Ventrikel kiri membesar ke belakang dan melewati vena cava
inferior.
31
Gambar. Insufisiensi mitral
Keterangan: Terdapat kardiomegali dengan pembesaran atrium kiri (tanda panah hitam) dan
pembesaran ventrikel kiri(tanda panah merah). Pada gambar tampak pula corakan vaskular
paru lebih jelas. Tanda-tanda ini merupakan karakteristik insufisiensi mitral.
32
yang melalui defek itu lebih sering bertipe left to right shunt dan bergantung pada
besarnya defek, dan resistensi pembuluh darah pulmoner. Kelainan fungsi jantung
yang dialami penderita biasanya tergantung dari besarnya defek septum dan
keadaan pembuluh darah pulmoner.
Foto thorax
Macam-macam ekspertise yang dapat ditemukan pada VSD, antara lain:
Karakteristik foto yang ditemukan pada VSD adalah kardiomegali terutama
bagian kiri jantung, disertai tanda-tanda peningkatan vaskularisasi pulmoner.
Peningkatan aliran balik vena pulmonalis mengakibatkan terjadinya
peningkatan volume pada atrium kiri dan ventrikel kiri, yang akhirnya berujung
ke dilatasi kedua ruang jantung tersebut. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan
batas jantung kiri berubah bentuk. Pembesaran atrium kiri lebih baik jika dilihat
dari aspek lateral atau obliqus anterior sinistra, yang mana foto tersebut akan
menunjukkan gambaran bulging sepanjang batas jantung posterior bagian atas,
yang mengakibatkan pergeseran esophagus dan bronchus principalis sinistra.
Jika defek yang terjadi besar, maka pembesaran biventricular akan terjadi.
33
Gambar. Foto thorax PA menunjukkan pembesaran jantung yang lebih
dominan pada bagian kiri dan peningkatan vaskularisasi pulmoner
34
Pada VSD, moderate left-to-right shunt, foto thorax PA menunjukkan
kardiomegali,arteri pulmonalis menonjol, aorta menjadi kecil, dan terdapat
tanda-tanda peningkatan vaskularisasi pulmoner. Hal ini dapat terjadi karena
darah yang seharusnya mengalir ke aorta, sebagian mengalir kembali ke
ventrikel kanan. Atrium kiri yang menampung darah dari vena pulmonalis yang
jumlahnya banyak, akan melebar dari biasa dan dapat mengalami dilatasi.
Akibatnya, otot-otot ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi. Arah arus dari
kiri ke kanan dapat berbalik menjadi dari kanan ke kiri bila terjadi kelainan
pada pembuluh darah paru-paru, yaitu pembuluh darah paru lumennya menjadi
sempit terutama di bagian perifer. Hal ini berakibat tekanan di arteri pulmonalis
menjadi tinggi. Tekanan di ventrikel kanan juga meninggi. Bila tekanan di
ventrikel kanan menadi lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel kiri, maka
terjadilah pembalikan arah kebocoran menjadi right-to-left shunt. Perubahan
arah kebocoran ini menyebabkan penderita menjadi sianosis, sesuai dengan
gejala-gejala Eisenmenger. Foto oblique anterior dextra menunjukkan
pergeseran esophagus ke posterior, yang menandakan adanya dilatasi atrium
kiri disertai tanda-tanda pembesaran biventricular.
35
Gambar. Foto thorax PA menunjukkan kardiomegali, arteri pulmonalis
menonjol, dan terdapat tanda-tanda peningkatan vaskularisasi pulmoner
36
Gambar. Foto oblique anterior dextra menunjukkan pergeseran esophagus ke
posterior, yang menandakan adanya dilatasi atrium kiri disertai tanda-tanda
pembesaran biventricular
37
Contoh kasus: Penderita anak-anak berumur 3 tahun. Sering pucat, kebiru-
biruan, napas cepat, tidak tumbuh baik. Didiagnosis dengan VSD.
38
4 PEMBESARAN VENTRIKEL KIRI
INSUFISIENSI AORTA
a. Definisi
Insufisiensi aorta adalah kondisi dimana katup aorta tidak dapat tertutup
secara sempurna sehingga memungkinkan darah kembali keruang ventrikel pada
fase diastole.
b. Etiologi
Insufisiensi aorta dapat disebabkan melalui proses akut maupun kronis
Insufisiensi aorta akut, antara lain:
Infeksi endokarditis
Kronis insufisiensi aorta yang biasa menyerang orang dewasa, penyebabnya
antara lain:
Degenerasi katup aorta idiopatik
39
Demam rematik
Infeksi endokarditis
Trauma
Degenerasi myxomatous
Pada anak-anak kasus insufiensi aorta sering disebabkan karena Ventrikel
Septal Defek yang berakibat pada prolapse nya katup aorta (Braunwald, 1995).
c. Foto Thoraks
Terlihat ventrikel kiri membesar, atrium kiri membesar, dilatasi aorta.
Bentuk dan ukuran jantung tidak berubah pada insufisiensi akut, tapi terlihat edema
paru.
40
STENOSIS AORTA
a. Definisi
Stenosis aorta adalah kekakuan pada katup aorta. Katup aorta yang
seharusnya berfungsi dengan baik saat sistolik maupun diastolik mengalami
kekakuan sehingga aliran darah tidak dapat masuk ke aorta secara sempurna.
Stenosis aorta dapat terjadi pada supravalvular, valvular, dan subvalvular.
Lokasi pada supravalvular jarang ditemukan dan biasanya terkait dengan Williams
syndrome (hyperkalemia, facies Elin, stenosis pulmonal, hipoplasia aorta, dan
stenosis pada arteri renalis, arteri coeliaca, dan arteri mesenterika superior).
Lokasi valvular lebih sering ditemukan dibandingkan lokasi supravalvular.
Biasanya Stenosis aorta valvular dikaitkan dengan proses lanjut dari degenerasi
katup bicuspid. Sedangkan aorta stenosis subvalvular terkait dengan kardiomiopati
hipertrofi dan membrane fibrosa subaortik. Ketiga lokasi yang disebutkan di atas
semuanya merupakan jenis stenosis aorta tipe kongenital. Sementara stenosis aorta
tipe didapat disebabkan dari rheumatic valvulitis dan degeneratif (fibrocalsific
senile aorta stenosis).
b. Gambaran Radiologis
Stenosis aorta akan dapat memberikan gambaran radilogis jantung normal
pada awalnya, namun semakin lama dengan bertambahnya pressure load akan
terjadi peningkatan CTR sampai pada kondisi kardiomegali (CTR > 50%).
41
Gambar. Stenosis aorta dengan pembesaran aorta ascenden, LVH, dan kalsifikasi
pada katup mitral.
42
BAB III
KESIMPULAN
43
DAFTAR PUSTAKA
1. SF, Liang CD, Yip HK et-al. Amplatzer septal occluder closure of atrial septal
defect: evaluation of transthoracic echocardiography, cardiac CT, and
transesophageal echocardiography. AJR Am J Roentgenol. 2009;193 (6): 1522-9
2. Spevak PJ, Johnson PT, Fishman EK. Surgically corrected congenital heart disease:
Utility of 64-MDCT. AJR Am J Roentgenol 2008;191:854-61.
3. Restrepo CS, Lemos DF, Lemos JA, Velasquez E, Diethelm L, Ovella TA, et al.
Imaging findings in cardiac tamponade with emphasis on CT. Radiographics
2007;27:1595-610
4. Nasution SA.Kardiomiopati dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III ed
IV.Editor Sudoyo AW.2007.Jakarta:PAPDI.
5. Indrajaya T, Ghani A. Stenosis mitral. Dalam Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid
III. Edisi Jakarta:FKUI;2006. Hal: 1566-1571.
6. Rasad S. Radiologi Diagnostik.Edisi kedua: FKUI;2005.
44