Anda di halaman 1dari 12

Pembahasan

1. Manusia dan Agama

1.1 Tujuan Penciptaan Manusia

Semua makhluk yang diciptakan oleh allah pastilah memiliki tujuan. Salah satunya adalah
manusia dan menurut ajaran islam manusia diciptakan didunia bertujuan untuk mencari
bekal, untuk manusia hidup di akhirat nanti. Sebagaimana firman allah: Barang siapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (atom) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.(QS Al-Zalzalah, 99:7-8). Serta manusia haruslah bertakwa,
karena allah meingatkan dalam firmannya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa. (QS 2:197).

1.2 Proses Penciptaan Manusia

Tahap-tahap penciptaan manusia tertulis dengan rinci pada salah satu firman Allah swt: Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. Al Muminuun
(23): 12-14).

1.3 Alam Kehidupan Manusia

Manusia dalam mengarungi kehidupannya melewati 5 fase, yaitu antara lain:

1. Alam gaib, yaitu alam dimana manusia tidak mengetahui keberadaan pastinya.
2. Alam rahim, dimana manusia masih berada dalam bentuk embrio dan diperkirakan
berada di dalamnya selama 9 bulan hingga waktunya dilahirkan.

1
3. Alam dunia, fase dimana manusia yang baru dilahirkan akan menghadapi berbagai
ujian.
4. Alam barzakh, yaitu alam dimana jasad dan ruh berpisah. Jasad akan kembali ke
tanah, sedangkan ruh akan berada di alam barzakh dan akan ditanya oleh malaikat
Munkar dan Nakir mengenai apa saja yang sudah ia perbuat di dunia. Ruh tersebut
akan berada disana hingga akhir kiamat.
5. Alam akhirat, yaitu fase terakhir dimana setelah terjadinya hari kiamat, manusia akan
dibangkitkan (Yaumul Baats), setelah itu akan dikumpulkan di Padang Mahsyar
(Yaumul Mahsyar), lalu akan ditimbang amal kebaikan dan keburukannya (Yaumul
Mizan) dan manusia tersebut akan menerima balasan atas perbuatannya (Yaumul
Jaza)

1.4 Kedudukan dan Potensi Manusia

Allah telah menyampaikan firmannya kepada para malaikat mengenai kedudukan manusia
yaitu sebagai khalifah Allah adalah pengemban amanah Allah. Amanah yang Allah
percayakan kepada manusia adalah menegakkan aturan Allah di bumi ini sehingga tercipta
kehidupan yang harmonis, yang adil. Manusia memiliki potensi, yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan
pada dua aspek, yaitu potensi fisik, dan potensi ruhaniah. Potensi fisik manusia adalah untuk
menjadi khalifah seperti yang telah dijelaskan, sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, qalb,
dan emosi atau perasaan.

1.5 Karakter dan Martabat Manusia

Karakter manusia sendiri dibagi menjadi dua hal yang saling berlawanan. Karakter tersebut
yaitu karakter baik dan karakter buruk. Karakter baik mencerminkan sifat tuhan kita, yaitu
Allah Azza wa Jalla. Karakter buruk mencerminkan sifat setan yang selalu membujuk kita
untuk mengikuti hawa nafsu dan terus mengejar materi tanpa pernah merasa puas.

1.6 Tanggung Jawab Manusia Beragama Islam

Dalam islam manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki dua tanggung jawab utama, yaitu
sebagai hamba Allah SWT dan sebagai khalifah di muka bumi. Tanggung jawab pertama
adalah sebagai hamba Allah SWT. Maksud dari kata hamba di sini adalah sebagai abdi Allah
SWT yang senantiasa patuh dan taat hanya kepada-Nya. Hal ini tertulis dalam surah Az-

2
Zariyat 51:56 yang artinya, dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk
beribadah kepada Ku. Bentuk pengabdian seorang manusia kepada Allah SWT dapat
berupa ibadah atau aktivitas rohaniyah, seperti salat, zakat, puasa, dan haji. Selain aktivitas
rohaiyah, bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT juga dapat berupa amal kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik Agama Islam

Al-Quran adalah pedoman hidup untuk manusia agar manusia dapat memegang
amanat sebagai khalifah di bumi dan menjaganya. Al-Quran memang suci paling sempurna
daripada kitab-kitab suci sebelumnya sehingga Islam memiliki karakteristik yang berbeda
dengan agama-agama besar lainnya. Salah satu ulama besar Mesir, Dr. Yusuf al-Qardhawi
menuliskan dalam bukunya yang berjudul al-khashaish al-Ammah li al-Islam.

Dr. Yusuf al-Qardhawi menjelaskan mengenai karakteristik agama Islam, sebagai


berikut:

1. Rabbaniyah (ketuhanan), artinya islam merupakan agama yang bersumber dari


Allah SWT, buka ciptaan manusia.
2. Insaniyyah (kemanusiaan), artinya islam merupakan satu-satunya agama yang
cocok dengan fitrah manusia.
3. Syumulliyah (menyeluruh), artinya Islam merupakan agama yang mengatur
segala aspek kehidupan manusia.
4. Al-Waqiiyyah (real), artinya semua ajaran Islam adalah realistis.
5. Al-Wasathiyyah (moderat), artinya ajarannya sangat memperhatikan unsur
keseimbangan antara faktor materi atau jasmani dengan faktor immateri atau
rohani.
6. Al-Wudhuh (jelas), artinya Islam memiliki konsep yang jelas dalam membina
umatnya.
7. Al-Jamu baina al-Tsabat wa al-Murunnah (integritas antara permanen dan
fleksibel), artinya ajaran Islam memperhatikan kondisi umat yang berbeda-
beda, sehingga menyatukan dua aspek sekaligus, yaitu antara ajaran yang
permanen dan fleksibel.

3. SUMBER AJARAN ISLAM

3
3.1 AL-QURAN

Secara etimologi Alquran berasal dari kata qaraa, yaqrau,


qiraaatan, atau quranan yang berarti mengumpulkan (al-jamu) dan menghimpun (al-
dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah taala yang
diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu alaihi
wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.

Al-Quran menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan
bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Quran pertama
kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Quran). Wahyu yang perta kali turun
tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Quran memiliki beberapa nama lain, antara lain
adalah Al-Quran (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-
Furqon: 1), At-Tanzil (QS. As-Syuara: 192), Adz-Dzikir (QS. Al-Hijr: 1-9).

Ayat-ayat al-Quran yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun itu dapat dibedakan antara
ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah (sebelum hijrah)
dengan ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah. Ayat-ayat yang
tutun ketika Nabi Muhammad masih berdiam di Mekkah di sebut ayat-ayat Makkiyah,
sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad pindah ke Medinah dinamakan
ayat-ayat Madaniyah

Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:

1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT,
misalnya salat, puasa, zakat, dan haji

2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam
sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai berikut: 1. Hukum
munakahat (pernikahan), 2. Hukum faraid (waris), 3 Hukum jinayat (pidana), 4. Hukum
hudud (hukuman), 5. Hukum jual-beli dan perjanjian, 6. Hukum tata Negara/kepemerintahan,
7.Hukum makanan dan penyembelihan, 8. Hukum aqdiyah (pengadilan), 9. Hukum jihad
(peperangan), 10. Hukum dauliyah (antarbangsa).

3.2 Fungsi Al-Quran antara lain adalah:

4
1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
2. Al-Quran kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6:
92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
6. Sebagai pemberi kabar gembira
7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
8. Sebagai peringatan
9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
10. Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
11. Sebagai pelajaran

3.3 HADIST

Al-Hadis adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Sebagai sumber agama dan
ajaran Islam, al-Hadis mempunyai peranan penting setelah Al-Quran. Al-Quran sebagai kitab
suci dan pedoman hidup umat Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata yang perlu
dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan diamalkan.

Ada tiga peranan al-Hadis disamping al-Quran sebagai sumber agama dan ajaran Islam, yakni
sebagai berikut :

1. Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam al-Quran. Misalnya dalam Al-
Quran terdapat ayat tentang sholat tetapi mengenai tata cara pelaksanaannya dijelaskan oleh
Nabi.

2. Sebagai penjelasan isi Al-Quran. Di dalam Al-Quran Allah memerintah- kan manusia
mendirikan shalat. Namun di dalam kitab suci tidak dijelaskan banyaknya rakaat, cara rukun
dan syarat mendirikan shalat. Nabilah yang menyebut sambil mencontohkan jumlah rakaat
setiap shalat, cara, rukun dan syarat mendirikan shalat.

3. Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar


ketentuannya di dalam Al-Quran. Sebagai contoh larangan Nabi mengawini seorang
perempuan dengan bibinya. Larangan ini tidak terdapat dalam larangan-larangan perkawinan

5
di surat An-Nisa (4) : 23. Namun, kalau dilihat hikmah larangan itu jelas bahwa larangan
tersebut mencegah rusak atau putusnya hubungan silaturrahim antara dua kerabat dekat yang
tidak disukai oleh agama Islam.

3.4 Macam-macam As-Sunnah:

ditinjau dari bentuknya

1. Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah

2. Sunnah filiyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah

3. Sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan


ataupun perbuatan orang lain

4. Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi tidak
sampai dikerjakan

ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya

1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak

2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat
mutawir

3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.

Ditinjau dari kualitasnya

1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah

2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan
pembawaannya yang kurang baik.

3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah

4. Maudhu, yaitu hadits yang palsu.

6
Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya

1. Maqbul, yang diterima.

2. Mardud, yang ditolak.

3.5 IJTIHAD

Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau
bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala
kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syari dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran
dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga setelah Alquran dan hadist.
Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam
Alquran maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran
dengan tetap mengacu pada Alquran dan hadist.

4. Sejarah Islam pada zaman nabi Muhammad SAW

Muhammad SAW lahir di kota Mekah pada 12 Rabiul Awal, atau 20 April 570.
Menjelang umur 40 tahun ia sering mengasingkan diri ke Gua Hira', sekitar 6 km dari Kota
Mekah. Pada tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus 611, ia melihat cahaya terang benderang
memenuhi ruang gua Hira'. Tiba-tiba suatu makhluk unik berada di depannya lalu
memerintah: Iqra! (bacalah). Muhammad menjawab, Saya tak pandai membaca. Setelah
tiga kali diulang, dan Muhammad menjawab serupa, makhluk unik yang kemudian diketahui
sebagai Jibril itu memeluk Muhammad saw erat-erat, lalu menyampaikan wahyu
sebagaimana tertera dalam QS. 96 (Al-'Alaq) : 1-5 yang artinya : Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manu- sia) dengan
perantaraan qalam. Dan yang mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
(QS.96 :1-5). Dengan turunan wahyu tersebut maka resmilah Nabi Muhammad SAW
menjadi Nabi dan Rasul. Lalu turunlah wahyu ke empat QS.74 ( al muddatstsir): 1-7 yang
memerintahkan nabi untuk menyampaikan dakwah,yang artinya:
Hai orang yang bersembunyi (berselimut),Bangunlah,lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu
agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah,Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,Dan janganlah

7
kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. Dengan turunnya surat tersebut,mulailah Nabi
melakukan dakwah. Nabi Muhammad melakukan secara diam-diam di lingkungan rumah dan
keluarga sendiri serta dikalangan teman-temannya. Dengan demikian,yang pertama kali
menerima wahyunya adalah Khadijah. Dialah wanita pertama yang masuk islam,menyusul ali
bin abi thalib pemuda islam pertama. Kemudian abu bakar,sahabat karibnya. Abu bakar
sendiri juga berhasil mengislamkan beberaoa teman-temanya.

Setelah Nabi Muhammad SAW menjalankan dakwahnya secara diam-diam, beliau


diperintahkan untuk melakukan dakwahnya secara terang-terangan. Salah satu bentuk
dakwahnya berbunyi sesungguhnya orang yang menjadi mata-mata musuhnya sekalipun,
tidak akan sampai hati berdusta kepada kaum kerabatnya sendiri. Demi Allah, kalau saya
berdusta kepada orang ramai, saya tidak akan berdusta kepada kaum kerabatku. Bentuk
dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW ini tidak lepas dari orang-orang yang menentang
ajarannya, salah satunya adalah Abu Lahab, bahkan disaat Rasul mencoba meyakini orang-
orang(Quraisy), tetap saja menimbulkan banyak pertentangan, bahkan memburuk.
Memburuknya keadaan membuat Nabi Muhammad SAW mengungsikan sahabat-sahabatnya
ke luar Mekah, yaitu ke Abesrinia atau Habasyah(Ethiopia) sebagai tempat pengungsiannya.
Posisi Nabi Muhammad pun semakin kuat dengan masuknya dua orang kuat Quraisy ke
Islam. Akibat pengungsian tersebut kaum Quraisy semakin geram dan akhirnya membuat
perjanjian dan memblokade Bani Hasyim yang menyebabkan para pengikut Rasulullah SAW
menderita kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Walaupun akhirnya penderitaan tersebut
berhenti ketika adanya pemimpin Quraisy yang menentang perjanjian tersebut.
Setelah melewati perjalanan yang berat dan sulit, terjadilah peristiwa Isra Miraj.
Dalam kitab Shahihain, dikatakan bahwa malaikat jibril membelah dada Rasulullah,
mencucinya dengan air zam-zam, dan ia masukkan kedalam dadanya hikmah dan Iman. Para
ahli tafsir menjelaskan bahwa pembelahan dada dan hati lalu diisi dengan Iman dan hikmah
adalah persiapan untuk Isra, karena tidak ada bekas bedah di dada Rasulullah dan
mengeluarkan hatinya merupakan jaminan keamanan atas apa yang timbul dan membuat
takut. Setelah usai membedah dan mencuci hati, kemudian kedua malaikat membawa
Rasulullah pada malam isra menuju Baitul Maqdis dengan mengendarai Buroq, disanalah
beliau shalat bersama para nabi, melewati langit ke 7, dan beliau mendengar derit pena-pena
malaikat lalu diwajibkanlah shalat 50 kali dan akhirnya diberi keringanan hingga 5 kali. Nabi
Muhammad S.A.W menggambarkan Baitul Mamur di langit ketujuh dan para malaikat

8
memasukinya, menggambarkan sungai Al-kautsar dalam surga yang dikedua tepinya terdapat
mutiara yang berongga dan tanahnya seperti minyak wangi kasturi yang amat wangi. Adapun
Miraj yaitu beliau melihat orang-orang yang disiksa karena menggunjing orang lain, mereka
mencakari muka dan dada mereka dengan kuku-kuku dari tembaga. Tatkala kejadian itu
terjadi Rasulullah menceritakan apa yang terjadi pada saat Isra Miraj kepada kaumnya.
Kaum Mukminin mempercayai akan hal tersebut, sedangkan orang-orang musyrik
mendustakannya. Setelah kejadian Isra Miraj tersebut, riwayat-riwayat yang shahih
menyebutkan bahwasanya banyak umat islam yang murtad. Dapat disimpulkan bahwa
peristiwa Isra dan Miraj ini untuk penentram dan penghibur diri Rasulullah, Sekaligus
menjadi fitnah atau ujian bagi orang-orang kafir yang semakin bertambah keras untuk
melakukan penentangan dan pengingkaran.

Pada musim haji (622 M) ,setelah 10 orang suku Aus menemui Nabi Muhammad
dengan menyatakan dirinya masuk islam dan melakukan baiat kepada Nabi Muhammad
SAW di Aqabah (Baiat Aqabah Pertama, 73 rombongan haji dari Yatsrib mendatangi Nabi
Muhammad untuk mengajak beliau hijrah ke Yatsrib. Saat ini dikenal sebagai Kota Madinah
(Kota yang bercahaya). Hijrah tersebut menjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah
madinah, karena penduduknya (kaum Anshor) bersedia menerima Nabi SAW dan para
pengikutnya, Rasulullah memiliki kesempatan yang leluasa untuk membina dan membangun
masyarakat madani di negeri yang baru ini. Langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah
saat sampai di Madinah adalah membangun sebuah masjid bernama Masjid An-Nabawi.
Kemudian, Rasulullah juga mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar. Baginda juga
membuat sebuah karta persepahaman Islam. Terakhir, Baginda membuat perjanjian dengan
Yahudi. Dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan-kebijakan Baginda saat masa awal
pemerintahannya di Madinah. Kota Madinah, atau ketika itu bernama Yastrib, menjadi kota
yang damai. Masyarakat yang madani dengan jiwa toleransi diantara mereka membuat kota
Madinah lebih maju daripada sebelumnya. Meskipun tidak dapat dipungkiri ada beberapa
konflik dan peperangan yang sering terjadi dan dialami oleh kaum mukmin, terutama
pengkhianatan Yahudi yang melanggar perjanjian.

Sebelum peperangan terjadi, Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi


Muhammad untuk disampaikan kepada pengikut beliau,"Perangilah mereka sampai tak ada
lahi fitnah, dan agar semua agama itu semata-mata hanyalah milik ALLAH," (QS : Al -

9
Anfal ayat 3 ). Maka terjadilah suatu peperangan dengan cara mencegat abu sufyah dan
mengisi perbekalan air sebanyak mungkin, peperangan ini disebut perang badar, peperangan
antar 2 kubu pasukan Islam dan pasukan Quraisy ini di menangkan umat islam dengan
bantuan 1000 pasukan malaikat dipimpin oleh malaikat Jibril. Setelah itu terjadilah perang
uhud yang dipicu oleh dendam kekalahan pada perang Badar, Terutama bagi hindun, isti Abu
Sufyan yang memiliki dendam berat terhadap pembunuh ayahnya (Utbah), pamannya
(Syaibah), dan Saudaranya (Walid). Dalam perang uhud ini umat uslim kalah karena pasukan
pemanah yang tidak patuh terhadap perintah Nabi. Setelah perang uhud, berlangsunglah
perang dengan Yahudi yang didalamnya terjadi perang parit, dan perang khaybar. Yahudi
yang sangat membenci islam sehingga sekali lagi menggerakkan kekuatan lebih dari kaum
muslimin, baik secara fisik peperangan maupun perundingan. Dengan masuk islamnya
Khalid bin Walid dan Abu Sufyan, mempermudah usaha pembebasan kota mekahs dan usaha
penyebarluasan agama Islam melalui cara peperangan maupun diplomasi terus berlanjut demi
tegaknya agama Allah S.W.T.

Setelah semua perang berlangsung terjadilah perjanjian Hudaibiyah yang


latarbelakangi oleh keinginan Nabi Muhammad SAW untuk pergi umrah ke Mekkah pada
tahun keenam hijriyah. Setelah melihat isi perjanjian hudaibiyah, para sahabatnya awalnya
menolak perjanjian tersebut, namun setelah penjelasan dari Nabi Muhammad SAW, akhirnya
mereka pun menerima dan menyetujui perjanjian hudaibiyah. Manfaat perjanjian Hudaibiyah
sendiri terasa karena kaum muslim dapat menyebarkan Islam tanpa gangguan, hingga para
pembesar kaum Quraisy yang sebelumnya merasa diuntungkan dengan perjanjian ini pun
akhirnya merasa menyesal, karena islam setelah perjanjian hudaibiyah berkembang semakin
cepat. Namun, perjanjian hudaibiyah yang seharusnya bertahan sepuluh tahun ini akhirnya
terhenti secara prematur, dikarenakan kaum Quraisy sendiri yang melanggar perjanjian
tersebut, dimana mereka (kaum Quraisy), dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani
Khuzaah yang notabene merupakan sekutu kaum muslim. Abu Sufyan, yang merupakan
salah satu kepala suku Quraisy di Mekkah, menyadari akan pelanggaran perjanjian ini dan
segera pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang dirusak tersebut untuk
mencegah pertumpahan darah, namun Nabi Muhammad SAW menolaknya. Nabi
Muhammad SAW pun berangkat dengan kekuatan 10000 pasukan ke Mekkah, Setelah
memasuki Mekkah, Nabi Muhammad SAW pun memasuki Kabah dan menghancurkan
berhala-berhala yang ada di dalamnya. Pembebasan Mekkah pun selesai dengan tanpa banyak
korban jiwa dan diakhiri dengan kemenangan kaum muslim. Setelah pembebasan Mekkah,

10
Islam pun semakin berkembang ke Jazirah Arab karena musuh utama kaum muslim selama
ini, kaum Quraisy, rata-rata sudah banyak yang masuk Islam. Pada tahun kesepuluh Hijriah,
Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji terakhirnya, yang sering disebut sebagai Haji
Wada. Pada saat haji inilah wahyu terakhir turun yaitu surah Al-Maidah ayat 3. Tiga bulan
setelah mendapatkan wahyu tersebut Nabi Muhammad SAW pun meninggal pada tanggal 8
Juni 632M, tahun kesebelas hijriah

5. Sejarah Islam di Indonesia

Sebelum Islam masuk ke Indonesia, banyak teori yang telah memaparkan persebarannya.
Sejarah islam itu sendiri disebarkan melalui dakwah, mulai dari periode Rasulullah s.a.w
hingga Turki Usmani.

Sejarawan berpendapat bahwa Islam dibawa dan disebarluaskan oleh para pedagang, kaum
sufi dan pengamal tarekat. Mereka juga berpendapat bahwa islam masuk sejak abad ke-12 M.
Namun sejarawan asal Malaysia-Indonesia berpendapat bahwa Islam datang di nusantara
sejak abad ke-7 M.

Salah satu bukti masuknya islam adalah ditemukannya prasasti dalam huruf dan Bahasa arab
tentang Fatimah binti Maimun pada tahun 1082 M di Leran dan makam Sultan Malik al Saleh
di Aceh pada tahun 1297 M. Selain itu, berdasarkan catatan Marco Polo ada seoarang
penjelajah yang melalui Selat Malaka dan menemukan pedagang islam dari Gujarat sedang
berdagang dan menyebarkan agama. Islam juga masuk melalui para pedagang Arab dan
Mesir yang didasari oleh alasan: (1) Kerajaan Samudera Pasai menggunakan Mazhab SyafiI,
(2) Gelar raja Aceh sama seperti gelar raja Mesir, al Malik.

Secara umum, ada tiga teori besar masuknya Islam ke Indonesia menurut Azumardi Azra: (1)
Dikemukakan oleh Crawfurd bahwa Islam datang dari Arab atau Hadralmaut. (2)
Dikemukakan oleh Pijnapel pada tahun 1872 bahwa Islam datang dari India melalui jalur
perdagangan, yang kemudian teori tersebut dikembangkan oleh Snouck Hurgronce. (3)
Dikembangkan oleh Fatimi bahwa Islam datang dari Benggali. Berdasarkan tiga teori besar
tersebut diambil kesimpulan bahwa Islam lebih banyak datang dari Hadralmaut dikarenakan

11
banyak naskah kitab kuning dan manuskrip di Indonesia yang mayoritas dianut penduduk
Hadralmaut.

Pesebaran Islam dilakukan dengan cara damai dan diterima dengan baik oleh masyarakat
pribumi, hal ini disebabkan oleh: (1) Penyebaran Islam secara menarik, (2) Islam
mengajarkan toleransi, (3) Islam tidak menghapus budaya pribumi.

Dilihat dari segi perjalanannya Islam melalui dua jalur, yaitu: (1) jalur Utara; Arab-
Damaskus-Baghdad-Guajarat-Srilanka-Indonesia dan (2) jalur Selatan; Arab-Yaman-
Hadralmaut-Srilanka-Indonesia. Dari jalur ini pula islam mulai tersebar ke wilayah lain,
seperti Pariaman, Gresik, Demak, Cierbon, Palembang, Banjar, Makssar, Ternate Tidore dan
Sorong,

Daftar Pustaka
Syeikh Safy al-Rahman al-Mubarakfuriyy. Sirah Nabawiyah
Al-Umuri, Akram Dhiya. (2010). ShahSih Shirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka as-
Sunnah
Buku diktat MPKT Agama Islam Universitas Indonesia
Kaelany.2009.Islam Agama Universal.Jakarta: Midada Rahma Press
Lings, Martin.Muhammad (Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber
Klasik).Cambridge.The Islamic Texts Society.1991
Mubarak, Zakky.2010.Menjadi Cendekiawan Muslim.Jakarta:Magenta Bhakti Guna.

12

Anda mungkin juga menyukai