Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN TERMINASI KEHAMILAN DENGAN OPERASI

KATA PENGANTAR

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


0
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat yang telah dikaruniakan kepada tim penyusun, sehingga buku panduan terminasi
kehamilan dengan operasi Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang ini dapat diselesaikan.
Buku panduan terminasi kehamilan dengan operasi ini merupakan panduan bagi
semua pihak yang ada Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang.
Tidak lupa tim penyusun menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam pembuatan buku panduan terminasi kehamilan dengan operasi Rumah
Sakit Universitas Brawijaya Malang.

PANDUAN KEHAMILAN DENGAN OPERASI


Pendahuluan

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


1
Terminasi kehamilan telah dilakukan sejak lama terutama dilakukan pada kehamilan
trimester awal. Diperkirakan 26 juta kehamilan dilakukan terminasi dengan cara legal. Obat-
obatan yang digunakan tersedia untuk terminasi kehamilan harus mempunyai nilai keaman
untuk pasien dan untuk dokter. Dan telah dilakukan uji coba. Biasanya terminasi kehamilan
dapat dilakukan apa bila dapat beresiko untuk kehidupan ibunya, dan untuk kesehatan mental.
Bila terminasi dilakukan lebih awal akan lebih aman. Terminasi dapat dilakukan dengan
medikasi (terminasi medik/ obat-obatan), atau melalui prosedur vakum. Tipe prosedur yang
diinginkan tergantung dari riwayat kesehatan, berapa lama usia kehamilan dan referensi
perorangan.
Pada umumnya, terminasi kehamilan kurang beresiko dibandingkan membiarkan anak
lahir. komplikasi dari terminasi sangat jarang terjadi kurang dari 2 dari 100 kasus. banyak dari
komlikasi terjadi ketika terminasi dilkukan lebih dari 14 minggu kehamilan. Pada beberapa
kasus bekuan darah tersimpan dalam uterus. atau tidak semua sisah jaringan terangkat hal ini
membutuhkan prosedur vakum ulangan. Resiko lain termasuk perdarahan ,infeksi, cedera pada
uterus, dan atau organ lainya, atau sulit terjadi kehamilan selanjutnya. Pada beberapa komlikasi
yang jarang tersebut seharusnya membutuhkan teransfusi darah atau operasi abdominal atau
mengangkat uterus.
Definisi
Terminasi kehamilan, adalah mengakhiri kehamilan dengan sengaja sehingga tidak
sampai ke kelahiran. baik janin dalam keadaan hidup atau mati.
Indikasi
Bortus tertunda (missed abortion)
Telur kosong (Blighted Ovum)
Molahidatidosa
Abortus insipiens
Abortus incomplet
Ketuban pecah dini
Kehamilan lewat waktu
Pertumbuhan janin terhambat (pjj) berat
Kematian janin dalam rahim
Persiapan untuk terminasi kehamilan
Terminasi kehamilan harus dilakukan dalam kerangka kerja hukum dan terbatas : hukum
yang relevan bervariasi antara pemerintah Australia dan pemerintah Selandia Baru. Para
praktisi harus mengenal kondisi daerahnya. Tidak semua wanita yang memutuskan untuk
melakukan terminasi kehamilan akan melakukan terminasi, dan proses pengambilan keputusan
ini harus didukung oleh praktisi kesehatan yang terkait, dengan spesifikasi informasi yang
akurat dan dukungan dan konseling kritis. Berdasarkan kondisi klinis setiap perempuan,
kebutuhan dan preferensi, preparasi untuk terminasi kehamilan meliputi :

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


2
a. Konfirmasi kehamilan dan penilaian gestasi berdasarkan sejarah klinis dan pengujian, tes
kehamilan dan/atau pengujian ultrasound.
untuk menghindari prosedur yang tidak perlu jika seorang perempuan tidak hamil atau
keguguran sudah terjadi;
untuk memeriksa kehamilan ektopik; dan
untuk meyakinkan pemilihan prosedur yang tepat.
b. Penelitian melaporkan pengujian ultrasound rutin : meskipun ultrasound diperlukan, tetapi
tidak diperhitungkan oleh RCOG sebagai syarat penting dalam pelaksanaan aborsi untuk
semua kasus. Ultrasound mungkin diperlukan untuk menilai gestasi secara lebih tepat jika
ditawarkan aborsi medis.
c. Sejarah umum dan pengujian untuk menilai resiko medis.
d. Golongan darah dan status Rhesus
untuk mengidentifikasi Rhesus negatif pada perempuan untuk pemberian Anti-D, untuk
mencegah imunisasi Rhesus dan tindak lanjutnya pada saat kehamilan.
e. Antibiotik profilaktik atau tes untuk infeksi genital.
f. Rencana kontrasepsi berkelanjutan setelah terminasi.

A. pengahiran kehamilan sampai umur kehamilan 12 minggu


Persiapan
Keadaan umum memungkinkan yaitu Hb > 10 gr % tekann darah baik
Pada abortus (febrilis infeksiosa), diberikan dahulu antibiotika parenteral
sebelum dilakukan kuretase tajam atau tumpul
Pada abortus tertunda (miseed abortion), dilakukan pemeriksaan laboraturium
tambahan yaitu:
pemriksan trombosit
fibrinogen
waktu pendarahan
waktu pembekuan
waktu protrombin
Tindakan
o kuretase vakum
o kuretase tajam
o dilatasi dan kuretase tajam

B. pengahiran kehamilan > 12 minggu sampai 20 minggu


1. misoprostol 200 ug intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian
pertma

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


3
2. pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya
3. kobinasi pemasangan batang laminaria dengan misoprostol atau pemberian tetes
oksitosin 10 IU dalam 500 cc Dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal
60 tetes per menit
C. pengakhiran kehamilan
1. misoprostol 100 ug intravaginal, yang dapat diulangi satu kali 6 jam sesudah pemberian
pertama.
2. pemasangan batang laminaria selama 12 jam
3. pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam Dektrose 5% mulai 20 tetes permenit sampai
maksimal 60 tetes permenit
4. kombinasi 1 dan 3 untuk janin hidup maupun janin mati
5. kombinasi 2 dan 3 untuk janin mati
D. Usia kehamilan > 28 minggu
1. misoprostol 50 ug intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian
pertama
2. pemasangan metrolia 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk pemasangan serviks (tidak
efektif bila dilakukan pada KPD)
3. pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam Dektrose 5% mulai 20 tetes permenit sampai
maksimal 60 tetes untuk primi dan multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida
sebanyak 2 labu.
4. kombinasi ketiga cara diatas

METODE TERMINASI KEHAMILAN


Kehamilan dapat dihentikan dengan menggunakan metode bedah atau medis, atau
kombinasi keduanya. Bab ini menekankan pada metode yang berbeda, apa yang bisa
diharapkan semua perempuan dari setiap metode, seberapa baguskah cara kerja metode ini,
dan apa resiko dan efek sampingnya. Kuretase suction yang pertama digambarkan secara
mendetail karena metode ini adalah metode yang paling sering digunakan di Australia dan
Selandia Baru, dan banyak informasi mengenai aplikasinya selama dua sampai tiga dekade
terakhir.

Metode Bedah
Sebagian besar informasi tentang aborsi bedah dan komplikasinya dilaporkan dalam
serangkaian kasus dan penelitian kelompok, beberapa diantaranya tergolong penelitian yang
sangat signifikan. Tinjauan Cochrane menunjukkan ketidakcukupan data untuk membuat
rekomendasi berdasarkan percobaan acak tentang metode bedah untuk terminasi kehamilan
muda. Terminasi bedah mencakup penggunaan obat-obatan dan teknik-teknik lain sebelumnya
untuk melembutkan dan memperbesar serviks.
Tehnik bedah untuk aborsi .

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


4
Kehamilan dapat dikeluarkan secara bedah melalui serviks yang telah dibuka atau
melalui abdomen dengan histerotomi atau histerektomi.
Tehnik abortus
v Tehnik bedah
Dilatasi serviks diikuti oleh evakuasi uterus
Kuretase
Aspirasi vakum ( kuretase isap)
Dilatasi dan evakuasi (D&E)
Dilatasi dan ektraksi (D&E).
Aspirasi haid
Laparotomi
Histerotomi
Histeroktomi
v Teknik medis
Oksitosin intravena

Cairan hiperosmotik intraamnion

o Salin 20 %
o Urea 30%
Prostaglandin E2, F2a dan analognya

o Injeksi intramnion
o Injeksi ektraovular
o Injeksi vagina
o Injeksi parentral
o Injeksi oral
Antiprosgesteron RU 486 (mifepriston) dan epostan

Preparasi Serviks

Preparasi serviks dapat dilakukan sebelum kuratase, tergantung usia gestasi dan gambaran
klinis lainnya dan secara rutin dilakukan sebelum dilatasi dan evakuasi.
Metode mempersiapkan serviks adalah :
Dilator osmotik (ruang laminaria atau dilator hidrofilik) ditempatkan dalam serviks, dimana

dilator menyerap kelembaban dan menyebar dengan lambat agar serviks membuka.
Proses ini mungkin memerlukan waktu beberapa jam sampai satu hari atau lebih dan
lebih umum digunakan dalam terminasi trisemester kedua. Komplikasi dilator osmotik,
termasuk fragmen dan infeksi yang tertahan, baru-baru ini telah ditinjau kembali.
Satu agen farmakologis, biasanya prostaglandin seperti misoprostol atau gemeprost;

terbukti bahwa mifepriston juga dapat digunakan untuk tujuan ini.

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


5
Preparasi serviks terbukti meningkatkan dilatasi dasar dan mengurangi tenaga yang
diperlukan untuk mencapai dilatasi yang cukup sebelum kuretase. Percobaan acak yang
terkontrol menunjukkan penurunan dalam perdarahan selama operasi berlangsung dan dokter
bedah secara subyektif menilai serviks lebih mudah untuk berdilatasi. Satu penelitian besar juga
menemukan penurunan yang signifikan pada durasi perdarahan dan pengobatan infeksi pelvik
pada perempuan yang sebelumnya mendapat pengobatan prostaglandin, diperkirakan karena
evakuasi uterus yang lebih mudah setelah preparasi.
Menurut penelitian kelompok retrospektif, trauma serviks tidak sering terjadi jika serviks
dipersiapkan sebelum dilatasi, dengan beberapa bukti dimana insiden perforasi uterus
berkurang setelah preparasi serviks.
Pengeluaran secara digital

Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita ditempat-tempat yang tidak ada fasilitas
kuretase, sekurang-kerangnya untuk menghentikan pendarahan. Hal ini sering kita lakukan
pada keguguran yang sedang berlangsung (abortus incipiens) dan keguguran (abortus
incompletus).
Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks uteri
yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan kavum uteri cukup luas karena manipulasi ini akan
menimbulkan rasa nyeri, maka sebaiknya dilakukan dalam narkosa umum intervena (ktalar) tau
anastesi (bimanual) jari telunjuk tangan kanan dimasukan kedalam jalan lahir untuk
mengeluarkan hasik konsepsi sedangkan tangan kiri mengeluarkan memegang korpus uteri
untuk memfiksasi melalui dinding perut. Dengan mengunakan jari, kikislah hasil konsepsi
sebanyak mungkin atau sebersih munkin
Kuretase Suction

Kuretase suction adalah prosedur bedah minor yang merupakan metode utama yang digunakan
di Australia dan Selandia Baru untuk terminasi kehamilan tiga bulan pertama.
Prosedur

Preparasi serviks dapat atau tidak dapat digunakan lebih dulu.


Anestesi bisa total bisa lokal, dengan atau tanpa pembiusan oral atau intravenous; metode ini
akan tergantung pada kesediaan klinik tertentu dan pilihan ibu hamil.
Serviks didilatasi dengan menggunakan dilator logam untuk mengakomodasi kuret suction yang
dipilih, kuretase dilakukan dengan menggunakan penghisap bertenaga listrik pada daerah yang
akan dikuret, dan rongga uterus kemudian dapat diperiksa dengan forceps jaringan dan/atau
kret logam.
Kuretase tajam sebaiknya tidak digunakan Agen oksitoksik dapat diberikan secara intravenous
untuk menstimulasi uterus berkontraksi dan menurut hasil penelitian dapat mengurangi
perdarahan, meskipun efek hemorrhage yang berpotensi membahayakan jiwa belum dinilai.

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


6
RCOG tidak memberikan rekomendasi dan WHO merekomendasikan untuk tidak
menggunakan agen oksitoksik rutin dengan kuretase suction.
Efek samping

Dapat menyebabkan nyeri selama dilakukan terminasi dan membutuhkan analgetik.


Perdarahan berlangsung selama 18 hari dan diikuti adanya spoting.
Dan dapat meyebabkan kehilangan sebagian darah (Anemia)
Muntah, jika mengunakan prostaglandin, dari obat-obatan anastesi
Komplikasi

Perporasi uterus
Trauma servikal
Kuretase (kerokan)

Kuretase adalah cara membersikan hasil konsepsi memakai alat kuretase, penolong harus
menolong melakukan pemerikaan dalam untuk menentukan letak unteru, keadaan serviks dan
besarnya uterus. Gunnya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.
Persiapan sebelum melakukan kuretase
Persiapan penderita
lakukanlah pemeriksaan umum tekanan darah, nadi, keadaan jantung dan paru-paru dan
sebagainya.
Pasanglah infus cairan sebagai profilaksis.
Persiapan alat-alat kuretase.
Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia dalam bak alat dalam keadaan aseptik berisi:
Sepekulum dua buah
Sonde uterus
Cunam muzeux atau cunam porsio
Berbagai ukuran busi Hegar
Bermacam-macam ukuran sendok kuret
Cunam abortus, kecil dan besar
Pinset dan klem
Kain steril dan sarung tangan dua pasang
Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi
Pada umumnya diperlukan anastesi infiltrasi lokal atau umum secara intravena dengan
Ketalar.
Tehnik kuretase
1. tentukan letak rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam alat-alat yang dipakai
umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung karena itu memasukan alat-alat
harus disesuaikan dengan letak rahim. Gunanya supaya jangan terjadi segalah arah
(fase raute) dan perforasi

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


7
2. bendungan rahim (sondage) masukan bendungan rahim sesuai dengan letak rahim dan
tentukan panjang atau dalamya bendungan rahim caranya adalah setelah ujung sonde
terasa membentur pundus uteri, telunjuk tangan kanan diletakan pada porsio dan
tariklah sonde keluar lalu baca berapa cm dalam rahim.
3. Dilatasi bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukan sendok kuret,
lakukanlah terlebih dahulu didilatasi dengan dilatator atau baugie Hegar. Peganglah
busi seperti memgang pensil dan masukanlah hti-hati sesui letak rahim. Untuk sendok
kuret terkecil biasanya diperlukan dilatasi sampai Hegar no 7 . untuk mencegah
kemungkinan perforasi usahakanlah memakai sndok kuret yang agak besar, dengan
diatasi yang lebih besar.
4. kuretase, seperti dilakukan , pakailah sendok kuret yang agak besar memasukanya
bukan dengan kekuatan dan melakukan kerokan biasanya mulailah denagan bagian
tengah . pakailah sendok kuret yang tajam (ada tanda berigi) karena lebih epektif dan
lebih terasa saat melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengkur
kelapa) dengan demikian kita tahu bersi atau tidaknya hasil kerokan.
5. cunam abortus, pada abortus insipien dimana kelihatan jaringan pakailah cunam abortus
untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti oleh jaringan lainya. Dengn demikian
sendok kuret hanya dipakai untuk mmbersikan sisa-sisa yang ketinggalan saja.
6. perhatian, memegang, memasukan dan menarik alt-alat haruslah hati-hati lkukanlah
dengan lembut sesui dengan arah dan letak rahim.
Kuretase rahim
Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum. Alat ini terdiri dari kanul
kuret berbagai ukuran yang dihubngkan dengan pompa vakum atau sumber vakum
lainya. Untuk vakum kuretase ini diperlukan tekanan negatif sekitar 700 mmhg
Tehnik kuretase vakum
1. kanul ukuran yang sesuai dengan pembekuan dimasukn kedalam kavum uteri.
2. kanul dihubungkan dengan sumber vakum, baik elektrik ataupun serupa semprit besar
3. kanul digerakan pelan-pelan dari atas kebawah kemudian diputar sampai 180 derajat
sehingga rahim seluruhnya keluar dalam satu penampungan atau dalam semprit
kelebihan cara kuretase vakum
kurang menimbulkan trauma, rasa nyeri dalam perdarahan
jarang terjadi ferporasi karena yang dipakai adalah kanul plastik dibandingkan
sendok kuret dari logam
waktu yang dipergunakan begitu pula dilatasiserviks ebih singkat an dapat dipakai
pada pembukaan kecil.
Dilatasi dan kuretasi
Abortus bedah dilakukan mula-mula dengan mendilatasi serviks dan kemudian
mengosongkan uterus dengan mengerok isi uterus (kuretase tajam) secara mekanis,
melakukan aspirasi vakum (kuretase isap) atau keduanya tehnik untuk vakum manual dini baru-

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


8
baru ini diulas oleh Macisaac dan jones (2000). Kemudian terjadi penyulit termasuk perforasi
uterus, laserasi serviks, perdarahan, pengeluaran janin dan plasenta yang tidak lengkap, dan
infeksi meningkat setelah trimester pertama. Atas alasan ini kuretase atau aspirasi vakum
seyogyanya dilakukan sebelum minggu ke 4 .
Untuk usia gestasi diatas 16 minggu, dilakukan dilatasi dan evakuasi (D&E), tindakan ini
berupa dilatasi serviks lebar diikuti oleh destruksi dan evakuasi mekanis bagian-bagian janin.
Setela janin seluruhnya dikeluarkan, digunakan kuret vakum berlubang besar untuk
mengeluarkan plasenta dan jaringan yang tersisa. Dilatasi dan ektraksi (D&X) serupa dengan
(D&E) kecuali bahwa pada (D&X) bagian janin pertama kali diektraksi melalui serviks yang telah
membuka untuk mempermuda dilakukan tindakan
Tanpa adanya penyakit sistemik pada ibu, kehamilan biasanya diakiri dengan kuretase
atau evakuasi/ ektraksi tanpa rawat inap. Apa bila abortus tidak dilakukan lingkup rumah sakit,
perlu tersedia pasilitas dan kemampuan untuk resusitasi jantung paru yang efektif dan akses
segera kerumah sakit.
Teknik dilatasi dan kuretasi
Bibir cervik anterior dijepit dengan tenakulum berigi. Anasttik lokal misalnya lidokain 1
atau 2 persen sebanyak 5 ml disuntikan secara bilateral kedalam serviks cara lain, digunakan
blok paraservikal.
Uterus disonde degan hati-hati untuk mengidentifikasi status os internum dan untuk meastikan
ukuran dan posisi uterus. Serviks dipelebar lebih lanjut dengan dilator hegar atau pratt sapai
kuret isap aspirator vakum dengan ukuran diaeter yang meadai dapat diasukan. Jari ke empat
dan ke lima tangan yang dimasukan dilator harus diletakan diperineum dan bokong sewaktu
dilator didorong melewati os internum. Hal ini merupakan pengamanan tambahan agar tidak
terjadi perporasi uterus.
Kemudian digunakan kuretase isap untuk mengasapirasi produk kehamilan. Aspirator
vakum digerakan diatas permukaan secara sistematis agar seluruh rongga uterus trcakup. Apa
bila hal ini telah dilakukan dan tidak ada lagi jaringan yang terisap, dilakukan kuretasi tajam
dengan hati-hati apa bila diperkirakan masih terdapat potongan janin atau plasenta. Kuret tajam
lebih efektif dan bahaya yang ditimbulkannya seharusnya tidak lebih besar dari pada yang
ditimbulkan oleh intrumen tumpul. Perporasi uterus jarang terjadi pada saat kuret digerakan
kebawah, tetapi dapat terjadi saat measukan setiap intrumen kedalam uterus. Manipulasi harus
dilakukan dengn ibu jari dan teluju.
Pada kasu-kasu yang telah melewati gestasi 16 minggu, janin di ektraksi, biasanya
dalam potongn-potongan, dengan mengunakan forsep Sopher atau serupa dengan intrumen
destruktif lainya. Abortus tahap lanjut tidak tidak menyenakan bagi dokter dan paramedis dan
lebih berbahaya bagi wanita yang bersangkutan. Resiko perforasi dan leserasi uterus
meningkat akibat janin yang lebih besar dan uterus yang lebih tipis
Perlu ditekankan kembali bahwa morbiditas segera atau belakangan, dapat dijga apa bila:

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


9
1. servik telah cukup membuka tanpa trauma sebelum mengupayakan pengeluaran janin
dan jaringan gstasi
2. pengeluaran hasil konsepsi dilakukan tanpa menyebabkan perporasi uterus semua
jaringan kehamilan dikeluarkan.

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


10

Anda mungkin juga menyukai