Anda di halaman 1dari 163

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

KEPANITERAAN BERBASIS WEB


(Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Informatika (S.Kom)

Oleh :
ABDURRAZAK KUMKELLO
NIM. 05550011

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK APLIKASI
KEPANITERAAN BERBASIS WEB
(Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Informatika (S.Kom)

Oleh :
ABDURRAZAK KUMKELLO
NIM. 05550011

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK APLIKASI


KEPANITERAAN BERBASIS WEB
(Studi kasus pada pengadilan Agama Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Oleh :
ABDURRAZAK KUMKELLO
NIM. 05550011

Telah disetujui
23 April 2010

Pembimbing I Pembimbing II

M. Ainul Yaqin, M.Kom Fatchurrochman, M.Kom


NIP. 197610132006041004 NIP. 197007312005011002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Ririen Kusumawati, M.Kom


NIP. 197203092005012002
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK APLIKASI
KEPANITERAAN BERBASIS WEB
(Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh

Abdurrazak Kumkello
NIM.05550011

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi


Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Tanggal, 23 April 2010

Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan

1. Penguji Utama : Ririen Kusumawati, M.Kom ( )


NIP. 197203092005012002

2. Ketua Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom ( )


NIP. 197005022005011005

3. Sekretaris Penguji : M. Ainul Yaqin, M.Kom ( )


NIP. 197610132006041004

4. Anggota Penguji : Fatchurrochman, M.Kom ( )


NIP. 197007312005011002
Mengetahui dan Mengesahkan
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Ririen Kusumawati, M.Kom


NIP. 197203092005012002
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat serta sayang yang
tulus ku persembahkan karya ini untuk:

Yang utama dari segalanya...


Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Kekuatan Yang telah Engkau berikan

kepada hambaMu yang lemah tanpa daya ini menjadikan hamba bisa menjalani

segala Ujian dan cobaan, segala kemurahan hatiMu yang telah mengasihi hamba

dan membukakan pintu ilmu pengetahuanMu kepada hambaMu ini. Atas

Karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana

ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan

Rasulullah Muhammad SAW yang berjuang untuk mencerdaskan Ummatnya .

Bapak dan Ibu

Anugerah terindah yang tak tergantikan Mama & Bapa untuk


kasih sayang yang tak terhingga. Yang telah memberikan kasih
sayang, dorongan, motivasi, curahan hati dan perjuangan yang tak
henti-hentinya dalam menyelesaikan studi ini.

Saudara-
Saudara-saudaraku

1. Abangku Jaiz kumkelo dan kaka iparku mba nul terima


kasih atas nasehat, dorongan, motivasi, bantuan dan kasih
sayangnya sehingga mengantarku dalam menyelesaikan studi
ini.

2. Kakakku tersayang Ida Kumkello dan iparku umar terima


kasih atas nasehat dorongan, perhatian, dan kasih sayangnya
sehingga mengantarku dalam menyelesaikan studi ini.
3. Abangku khora kum terima kasih atas dorongan dan
motivasinya sehingga mengantarku dalam menyelesaikan
studi ini.

Keponakan
Keponakan-
kan-keponakanku

Terima kasih buat keponakan-keponakanku yang lucu yang


selalu memberikan kecerian dikala paman sedang bingung,
stress, pusing mikirin skripsi.

Mutiaraku yang selalu ada dihati

Aryani M

walau kamu selalu buat aku marah, benci, jengkel tapi aku
selalu merindukan keceriamu dikala aku senang, sedih,
bimbang, putus asa kamulah yang selalu memberikan
semangat dan motivasi untuk tetap menjadi yang lebih baik

Guru-
Guru-guruku

Tiada kata yang bisa ku ucap hanya dengan berjuta-juta


trima kasihlah yang bisa kuberikan kepadamutanpamu
aku bukan siapa-siapa tanpamu aku tidak bisa apa-
apa.terima kasih guru-guruku semoga amal baikmu di
terima disisi Allah SWT..amiiinn.

Teman-
Teman-temanku semua

Buat teman-temanku semua hanya satu kata yang bisa ku


ucap yakni terima kasih dan permohonan maaf lah yang
dapat membuat hati ini damai,,,dari kalian aku banyak
dapat pelajaran,,pengalaman,,,hanya satu pintaku yakni
sambungkanlah tali persahabatan ini sampai akhir hayat.

Buat teman-
teman-teman Kemasil

Badri, mailoa, alan, mici, tila dan lain yang tidak bisa
kusebutkan satu persatu..terimkasih yang sedalam-
dalamnya atas bantuan dan motivasi yang telah kawan-
kawan berikan sehingga terdorong untuk cepat menyelesaikan
studi ini.,,
MOTTO

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan

pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah

sekitar anda dengan penuh kesadaran.

( James Thurber)

Belajarlah dari pengalaman orang lain karena

pengalaman orang lain lebih berharga dari pengalaman

anda sendiri.

(Penulis)
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abdurrazak Kumkello

NIM : 05550011

Jurusan : Teknik Informatika

Judul Skripsi : RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK APLIKASI


KEPANITERAAN BERBASIS WEB (Studi kasus pada
Pengadilan Agama Kabupaten Malang)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Isi dari Skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri dan tidak

menjiplak karya orang lain, selain nama-nama termaktub di isi dan tertulis

di daftar pustaka dalam Skripsi ini.

2. Apabila dikemudian hari ternyata Skripsi saya tulis terbukti hasil jiplakan,

maka saya akan bersedia menanggung segala resiko yang akan saya terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 15 April 2010

Yang menyatakan,

Abdurrazak Kumkello

NIM. 05550011
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala karunia Allah SWT, atas limpahan kasih

sayang, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas

akhir ini.

Shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan besar kita, Pemimpin

kita, Nabi besar Muhammad SAW yang karenaNya kita mendapat pencerahan

menuju jalan yang lurus, jalan yang diridhai dan bukan jalan yang sesat yang

dimurkai. Semoga Allah melimpahkan atas mereka rahmat yang sesuai dengan

dengan keutamaan mereka sebagai pahala atas perbuatan mereka.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, karena itu

tanpa keterlibatan dan sumbangsih dari berbagai pihak yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dorongan. Oleh karena itu penulis haturkan ucapan terimakasih

kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta sebagai orang tua serta Saudara-saudara kami yang selalu

memberi motivasi kepada kami. Perjuangan dan keikhlasan kalian membuat kami

malu untuk tidak berprestasi dan berkarya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.


4. Ririen Kusumawati, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Muhammad Ainul Yaqin, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberi masukan, saran serta bimbingan dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

6. Fatchurrohman, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Integrasi Sains dan Islam

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah

memberi masukan, saran dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Teknik Informatika UIN Maliki Malang yang telah

mengajarkan dan memberikan banyak ilmu dengan tulus. Semoga Ilmu yang di

berikan dapat bermanfaat di dunia dan akhirat.

8. Semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu, yang telah menjadi motivator

demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Akhirnya atas segala kekurangan dari laporan skripsi ini, sangat diharapkan

saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pembaca. Semoga laporan

skripsi ini dapat memberi kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua amin...

Malang, 5 April 2010

Penulis

Abdurrazak Kumkello
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

ABSTRAK ....................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 6

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................ 6

1.6 Metode Penelitian ...................................................................................... 7

1.7 Sistematika Pembahasan ........................................................................... 8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

2.1 Sejarah Perkembangan Peradilan Agama................................................ 10

2.1.1 Kepaniteraan Pengadilan Agama.................................................... 13

2.2 Pengertian Word Wide Web ................................................................... 16

2.3 Pengertian Aplikasi Berbasis Web .......................................................... 23

2.4 Metode AHP ............................................................................................ 26

2.4.1 Prosedur AHP ................................................................................. 27

2.5 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif ................................................... 33

2.5.1 Konsep Dasar EIS ........................................................................... 33

2.6 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ............................................... 35

2.6.1 Sistem ............................................................................................. 35

2.6.2 Informasi ......................................................................................... 36

2.6.3 Manajemen ..................................................................................... 37

2.7 Pengertian PHP ....................................................................................... 40

2.8 MySQL............................................................................................................. 42

2.9 Database dan DBMS (Database Management System) ............................ 43

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ............................... 46

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 46

3.2 Gambaran Umum Sistem .................................................................................. 47

3.3 Tahap-tahap Pembuatan Program ...................................................................... 49

3.3.1 Pengumpulan Data.......................................................................... 49


3.3.2 Analisis Data .................................................................................. 50

3.3.3 Perancangan Sistem ........................................................................ 50

3.3.4 Pembuatan Program........................................................................ 51

3.3.5 Evaluasi Program ............................................................................ 51

3.3.6 Pembuatan Laporan Tugas Akhir ................................................... 51

3.4 Alur Proses ........................................................................................................ 51

3.4.1 Proses Pendaftaran Perkara ............................................................ 52

3.4.2 Proses Penetapan Majelis Hakim ................................................... 54

3.4.3 Proses Persidangan ......................................................................... 56

3.5 Proses Bisnis ...................................................................................................... 61

3.5.1 Contex Diagram .............................................................................. 62

3.5.2 Data Flow Diagram ........................................................................ 63

3.5.3 Entity Relationship Diagram (DFD) ............................................. 72

3.6 Desain Database ................................................................................................ 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 84

4.1 Implementasi ..................................................................................................... 84

4.1.1 Kebutuhan Hardware dan Software ................................................ 84

4.2 Struktur Menu Program .................................................................................... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 124

5.1 Kesimpulan...................................................................................................... 124

5.2 Saran ................................................................................................................ 124


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 125

LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan berpasangan ......................................... 28

Tabel 2.2 Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan ......................................... 29

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random ............................................................................ 32

Tabel 3.1 Proses Pendaftaran Perkara ................................................................... 52

Tabel 3.2 Proses Penetapan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti .................... 54

Tabel 3.3 Pemeriksaan Sidang .............................................................................. 56

Tabel 3.4 Proses Persidangan Putusan .................................................................. 60

Tabel 3.5 Tabel Master Jenis Perkara ................................................................... 74

Tabel 3.6 Tabel Master Penyebab ......................................................................... 74

Tabel 3.7 Tabel Master Ruangan .......................................................................... 75

Tabel 3.8 Tabel Master Radius ............................................................................. 75

Tabel 3.9 Tabel Master Kecamatan ...................................................................... 76

Tabel 3.10 Tabel Master Pegawai ......................................................................... 76

Tabel 3.11 Tabel Master Putusan.......................................................................... 77

Tabel 3.12 Tabel Master Perkara .......................................................................... 77

Tabel 3.13 Tabel Ijin Pendaftar............................................................................. 77

Tabel 3.14 Tabel Penerimaan Perkara .................................................................. 79

Tabel 3.15 Tabel Saksi dan Barang Bukti ............................................................ 79

Tabel 3.16 Tabel Perkara Cabut............................................................................ 80

Tabel 3.17 Tabel Rincian Biaya ............................................................................ 80


Tabel 3.18 Tabel Jadwal Sidang ..................................................................... 81

Tabel 3.19 Tabel Presensi Pegawai ................................................................ 82

Tabel 3.20 Tabel Pengukuran Kinerja ............................................................ 82

Tabel 3.21 Tabel Proses Sidang ...................................................................... 83

Tabel 4.1 Skala Penilaian Perbandingan berpasangan .................................. 110

Tabel 4.2 Nilai Indeks Random .................................................................... 111


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Teknologi Web ................................................................ 20

Gambar 2.2 Struktur Representasi Web Berdasarkan SGML ........................ 21

Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP ................................................................ 28

Gambar 3.1 Diagram Alir Utama Sistem ........................................................ 48

Gambar 3.2 Diagram Pembobotan dengan Menggunakan AHP .................... 49

Gambar 3.3 Proses Pendaftaran Perkara ........................................................ 53

Gambar 3.4 Proses Penetapan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti ........ 55

Gambar 3.5 Proses Sidang I ............................................................................ 57

Gambar 3.6 Proses Sidang II .......................................................................... 58

Gambar 3.7 Proses Sidang III ......................................................................... 59

Gambar 3.8 Proses Sidang IV ......................................................................... 59

Gambar 3.9 Proses Sidang Putusan ................................................................ 61

Gambar 3.10 Contex Diagram ........................................................................ 62

Gambar 3.11 DFD Level 1 .............................................................................. 64

Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses Master ...................................................... 65

Gambar 3.13 DFD Level 2 Proses Transaksi .................................................. 66

Gambar 3.14 DFD Level 3 Proses Transaksi Biaya Perkara .......................... 67

Gambar 3.15 DFD Level 3 Proses Transaksi Pendaftaran Perkara................. 67

Gambar 3.16 DFD Level 3 Proses Transaksi Pemanggilan ............................ 68


Gambar 3.17 DFD Level 3 Proses Transaksi Penerimaan Perkara ................. 68

Gambar 3.18 DFD Level 3 Proses Transaksi Perkara Cabut .......................... 69

Gambar 3.19 DFD Level 3 Proses Transaksi Perkara Putus ........................... 69

Gambar 3.20 DFD Level 3 Proses Transaksi Absensi Pegawai ..................... 70

Gambar 3.21 DFD Level 3 Proses Transaksi Jadwal Sidang .......................... 70

Gambar 3.22 DFD Level 3 Proses Transaksi Pengukuran Kinerja ................. 71

Gambar 3.23 DFD Level 3 Proses Transaksi Saksi dan Barang Bukti ........... 71

Gambar 3.24 DFD Level 3 Proses Transaksi Proses Sidang .......................... 72

Gambar 3.25 DFD Level 2 Proses Laporan .................................................... 72

Gambar 3.26 ERD (Entity Relationship Diagram) ......................................... 73

Gambar 4.1 Halaman Utama........................................................................... 86

Gambar 4.2 Halaman Profil ............................................................................ 87

Gambar 4.3 Halaman Kotak Saran ................................................................. 88

Gambar 4.4 Halaman Registrasi Pemohon/Pengggugat ................................. 89

Gambar 4.5 Halaman Jadwal Sidang .............................................................. 90

Gambar 4.5.1 Halaman Detail Jadwal Sidang ................................................ 90

Gambar 4.6 Halaman Panggilan Ghoib .......................................................... 91

Gambar 4.7 Halaman Putusan Sidang............................................................. 91

Gambar 4.8 Halaman Absensi Online............................................................. 92

Gambar 4.9 Halaman Sysadmin ...................................................................... 93

Gambar 4.10 Halaman Penerimaan Perkara ................................................... 94


Gambar 4.11 Halaman Input Saksi ................................................................. 95

Gambar 4.12 Halaman Surat-surat .................................................................. 96

Gambar 4.13 Surat Pemohon/Penggugat ........................................................ 96

Gambar 4.14 Surat SKUM .............................................................................. 97

Gambar 4.15 Surat Panggulan Tergugat ......................................................... 97

Gambar 4.16 Surat Panggilan Saksi ................................................................ 98

Gambar 4.17 Surat Penetapan Majelis Hakim ................................................ 98

Gambar 4.18 Surat Penetapan Hari Sidang ..................................................... 99

Gambar 4.19 Surat Panggilan Ghoib ............................................................ 100

Gambar 4.20 Surat Penetapan Eksekusi ....................................................... 101

Gambar 4.21 Surat Berita Acara Eksekusi.................................................... 102

Gambar 4.22 Halaman Pesan ........................................................................ 104

Gambar 4.23 Halaman Pengabaian Surat ..................................................... 105

Gambar 4.24 Halaman Input Biaya............................................................... 105

Gambar 4.24.1 Halaman Laporan Keuangan ............................................... 105

Gambar 4.24.2 Halaman Laporan Keuangan ............................................... 106

Gambar 4.24.3 Halaman Laporan Keuangan ............................................... 106

Gambar 4.25 Halaman Laporan Jadwal Sidang ........................................... 107

Gambar 4.26 Halaman Rekap Perkara ......................................................... 108

Gambar 4.27 Halaman Laporan Putusan Sidang ......................................... 108

Gambar 4.28 Halaman Laporan Sidang Berdasarkan Hakim dan Panitera . 109
Gambar 4.29 Halaman Rekap Jenis Perkara diterima .................................. 109

Gambar 4.30 Halaman Pengisian Nilai Matrik Perbandingan ..................... 110

Gambar 4.30.1 Halaman Hasil Perhitungan Bobot Kriteria ........................ 110

Gambar 4.30.2 Halaman Pengisian Nilai Matrik Perbandingan .................. 112

Gambar 4.30.3 Halaman Hasil Perhitungan Bobot Kriteria ......................... 112

Gambar 4.31 Grafik Laporan Kinerja Berdasarkan Periode ........................ 118

Gambar 4.32 Grafik Laporan Kinerja Berdasarkan Bulan .......................... 119

Gambar 4.33 Halaman Vote Pelayanan ....................................................... 122

Gambar 4.34 Halaman set Pertanyaan Vote Pelayanan ............................... 123


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian


ABSTRAK

Kumkello, Abdurrazak. Rancang Bangun Perangkat Lunak Aplikasi


Kepaniteraan Berbasis Web (Studi Kasus Pada Pengadilan Agama
Kabupaten Malang). Pembimbing (I) M. Ainul Yaqin, M.Kom,(II)
Fatchurrochman, M.Kom
Kata Kunci: Pengadilan, Kepaniteraan, Perangkat Lunak, Analytical Hierarchy
Process, AHP

Kegiatan yang paling menonjol dalam suatu lembaga peradilan terutama


pihak kepaniteraan adalah pengolahan informasi yang tersedia yang berkaitan dengan
kegiatan yang ada dalam pengadilan tersebut, mulai dari pengolahan administrasi
pegawai sampai pengelolaan perkara.
Peningkatan jumlah perkara pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang
menuntut adanya suatu kerja sistem yang baik. Pada sistem yang sedang berjalan saat
ini masih merupakan kegiatan yang kurang maksimal. Dengan adanya rancangan
aplikasi kepaniteraan berbasis web ini diharapkan akan sangat mendukung dan
memperlancar kegiatan pihak kepaniteraan dan semua kegiatan pengelolaan
administrasi dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Pada penelitian ini di tambahkan sebuah sistem pendukung keputusan untuk
menilai prestasi kerja Pengadilan dengan menggunakan model Analytical Hierarchy
Process (AHP). Dalam proses penentuan prestasi Pengadilan dengan menggunakan
banyak kriteria (multi criteria).
Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini diharapkan pejabat terkait
tidak akan kesulitan dalam memilih atau merancang program kerja atau mengevaluasi
kinerja dari pengadilan tersebut. Dalam aplikasi ini, pengguna diijinkan untuk
menentukan kriteria apa saja yang dipakai beserta bobot dari kriteria tersebut. Dengan
perpaduan antara data kriteria serta bobot yang dimasukkan pengguna dengan data
yang telah ada di pengadilan, aplikasi akan mampu menghasilkan kinerja dari
pengadilan tersebut sehingga mudah di jadikan referensi untuk memperbaiki kinerja
tersebut.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, semakin bertambah pula

kemampuan komputer dalam membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan

di berbagai bidang, di antaranya pemanfaatan komputer untuk menyediakan

informasi. Dalam dunia Peradilan, informasi yang cepat, tepat, dan terarah sangat

diperlukan sehingga pengambilan keputusan atau kebijakan akan menjadi lebih cepat,

tepat, dan terarah pula.

Tudingan maraknya praktik mafia peradilan membuat kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengadilan semakin menipis dari hari ke hari.

Sementara di sisi lain, ada tuduhan bahwa lembaga pengadilan dan kekuasaan

kehakiman pada umumnya sudah tidak independen dan mandiri dalam menjalankan

kinerja serta mengeluarkan putusan-putusannya.

Kinerja pengadilan saat ini berada pada titik nadir yang cukup mengkuatirkan.

Berbagi keluhan baik dari masyarakat dan para pencari keadilan seolah-olah tidak

dapat lagi menjadi media kontrol bagi lembaga tersebut untuk melakukan berbagai

perbaikan signifikan bagi terciptanya suatu sistem pengadilan yang ideal dan sesuai

dengan harapan masyarakat.


Dalam hal ini, transparansi pengadilan perlu dilakukan guna meyakinkan

masyarakat, terutama para pihak berperkara, bahwa institusi peradilan di bawah

Mahkamah Agung (MA) terus-menerus mengedepankan prinsip keterbukaan dan

keadilan dalam memproses semua perkara hukum yang diterima.

Transparansi sebagai pemicu bagi terwujudnya peningkatan etos kerja

aparatur peradilan agama. Sedemikian strategisnya transparansi ini, maka kita perlu

menaruh perhatian terhadap proses ini. Sehingga proses ini berefek terhadap kualitas

disiplin, produktifitas kerja, dan tertib administrasi peradilan. Selain itu, penilaian

kinerja harus dilakukan sebagai evaluasi yang sekaligus dapat memberikan solusi

dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

terutama kepada pihak yang berperkara.

Dalam dunia peradilan, Al-Quran telah memberikan kontribusi yang sangat

besar, yakni mengenai aturan-aturan dalam memutuskan sesuatu perkara, sesuai

dengan firman Allah yakni, surah An-Nisaa ayat 58:

!$# ) 4 y9$$/ (#3trB r& $9$# tt/ Fs3ym #s)u $y=r& #n<) MutF{$# (#x? r& .'t !$# )

#Zt/ $Jx t%x. !$# ) 3 / /3t $

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.(QS. An-Nisaa 4:58)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa informasi merupakan sebuah sistem amanah

yang harus dijaga dan dipelihara dan disampaikan secara benar. Kalau tidak benar
maka sistem tidak akan mampu bertahan dan tentunya akan sirna seiring dengan

kompleksnya masalah dan waktu yang dihadapi.

Pada ayat yang lain dalam Al-Quran dijelaskan pula bahwa, dalam

memutuskan perkara siapapun dia, baik itu kerabatmu, ibu bapakmu, kaya maupun

miskin haruslah berbuatlah seadil-adilnya karena Allah lebih mengetahui sesuatu dari

hambaNya. Sesuai dengan firman Allah SWT yakni dalam surah An-Nisaa ayat 135:

) 4 t/t%F{$#u y9u9$# r& 3r& #n?t s9u ! u!#yp )9$$/ ts% (#. (#t#u t%!$# $pr't

!$# *s (#? r& (#=s? )u 4 (#9s? r& #uo;$# (#7Fs? s ( $y5 4n<r& !$$s #Z)s r& $x 3t

#Z6yz t=ys? $y/ t%x.

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak
dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisaa 4 :135)

Dalam kitab Bulughul Maram dijelaskan bahwa, hakim terdiri dari tiga

golongan, dua golongan hakim masuk neraka dan segolongan hakim lagi masuk

surga, yang masuk surga ialah yg mengetahui kebenaran hukum dan mengadili

dengan hukum tersebut. Bila seorang hakim mengetahui yang haq tapi tidak

mengadili dengan hukum tersebut bahkan bertindak zalim dalam memutuskan

perkara maka dia masuk neraka.


Dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi di
surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia memutuskan dengannya, maka ia di
surga; seorang yang tahu kebenaran, namun ia tidak memutuskan dengannya, maka
ia di neraka; dan seorang yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk
masyarakat dengan ketidaktahuan, maka ia di neraka." Riwayat Imam Empat. Hadits
shahih menurut Hakim. (Bulughul Maram min Adilati Ahkam).

Pada proses penilaian kinerja sering muncul subyektivitas dari para pengambil

keputusan. Untuk menghindari hal tersebut , penilaian kinerja dapat dilakukan dengan

menggunakan model yang dapat menentukan kinerja sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model Analytical

Hierarchy Process (AHP).

Dengan adanya penilaian kinerja ini diharapkan para pengambil keputusan

akan dengan mudah menentukan program kerja dalam organisasi yang mereka

pimpin, yang harus ditentukan oleh pengambil keputusan adalah kriteria-kriteria

penilaian beserta bobotnya.

Kondisi demikian mendorong pihak kepaniteraan untuk menyusun strategi,

perencanaan dan perhitungan yang cermat. Untuk memperoleh hasil yang sebaik-

baiknya. Hal ini mengingat bahwa pihak kepaniteraan mempunyai banyak bagian

yang dibawahinya dan sering kali dituntut untuk dapat mengambil keputusan secara

cepat dalam berbagai hal.

Maka dalam mendukung hal ini, seyogyanya kita sebagai insan akademis

pencipta dan pengabdi, harus mampu menawarkan solusi cerdas sebagai jawaban atas

berbagai macam problematika bangsa khususnya dibidang peradilan. Hal ini


merupakan wujud sense of belonging dan empati terhadap permasalahan peradilan

yang ada.

Hal ini tidak akan berjalan tanpa adanya aktualisasi konkrit yang bisa kita

sumbangkan. Maka senada dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor

144/KMA/SK/VIII/2007 tanggal 28 Agustus 2008 (www.mahkamahagung.go.id),

putusan dan penetapan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap menjadi

salah satu jenis informasi yang harus diumumkan. Maka munculah ide untuk

membuat konsep penerapan komputerisasi dalam bentuk pembuatan aplikasi berbasis

web yang bisa digunakan untuk mempublikasikan secara teratur dan sistematis serta

proses pembuatan laporan disertai dengan penilaian kinerja dari pengadilan tersebut.

Oleh karena itu, penulis mengambil topik ini untuk memberikan solusi kepada

pihak kepaniteraan agar dapat mewujudkan pengadilan bersih sesuai yang

diharapkan, serta didukung dengan penilaian kinerja dengan menggunakan model

analisis berbasis AHP (Analytic Hierarchy Process). Sehingga pihak kepaniteraan

dapat mengambil keputusan secara cepat, tepat, terarah dan terpadu untuk

meningkatkan kinerja lembaga peradilan.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan

Bagaimana merancang dan membangun perangkat lunak aplikasi kepaniteraan

berbasis web?
1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini

adalah untuk merancang dan membangun perangkat lunak aplikasi kepaniteraan

berbasis web.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian yang ada maka ada beberapa manfaat yang bisa

dihasilkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Diharapkan dapat mewujudkan transparansi putusan perkara di Pengadilan

Agama Kabupaten Malang.

2. Diharapkan dapat membuat laporan-laporan secara periodik dan

komparatif kepada pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan dalam pengambilan

keputusan, dalam hal ini adalah meningkatkan kinerja Pengadilan Agama

Kabupaten Malang.

4. Diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya dalam proses pemeriksaan

perkara.

1.5 Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang ada, maka dalam tugas akhir ini penulis

ingin membatasi masalah tersebut pada:

1. Rancang bangun perangkat lunak aplikasi kepaniteraan berbasis web ini

dibuat sesuai ketentuan yang ada di Pengadilan Agama Kabupaten


Malang.

2. Hanya menampilkan laporan berupa tabel, grafik dan dokumen-dokumen.

3. Pembuatan aplikasi ini dititikberatkan pada implementasi metode AHP

(Analytic Hierarchy Process) untuk penentuan bobot kriteria penilaian

kinerja.

4. Masalah yang menjadi analisis hanyalah pada masalah perceraian.

1.6 Metode Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan cara sebagai berikut:

1. Wawancara atau interview yaitu metode yang dilakukan dengan cara

melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berkepentingan

terutama dengan pejabat kepaniteraan.

2. Kajian pustaka, dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan sumber

lain yang menunjang serta membantu penyelesaian permasalahan. Metode

pembangunan aplikasi ini menggunakan metode waterfall yang

mempunyai tahap sebagai berikut:

a. Rekayasa sistem, merupakan tahapan yang pertama kali dilakukan

yaitu merumuskan sistem yang akan dibuat.

b. Analisis, merupakan suatu tahapan yang berkaitan dengan proses dan

data yang diperlukan oleh sistem.

c. Perancangan, pada tahapan perancangan ini diberikan gambaran

umum yang jelas kepada pengguna dan rancang bangun yang lengkap
tentang sistem yang akan dikembangkan.

d. Implementasi, suatu tahapan yang mengimplementasikan rancangan

sistem ke dalam kode-kode dalam bahasa pemrograman yang

diinginkan.

e. Pengujian, digunakan untuk memeriksa apakah software yang sudah

dibuat tersebut sudah sesuai dengan perancangan.

f. Pemeliharaan, setelah tahap-tahap tersebut diselesaikan maka perlu

dilakukan tahap yang terakhir yaitu perawatan atau pemeliharaan

software.

1.7 Sistematika Pembahasan

Adapun untuk sistematika pembahasan penelitian tugas akhir ini terdiri dari 5

bab, yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan

penelitian tugas akhir, ruang lingkup, metode penelitian yang digunakan dan

sistematika pembahasan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Membahas tentang teori dari teknik yang akan digunakaan penulis untuk

analisis dalam data. Selain itu, akan menjelaskan teori-teori yang mendukung dalam

penelitian tugas akhir ini.


Bab 3 Analisis dan Perancangan

Berisi tentang objek penelitian, analisis yang didalamnya menjelaskan

identifikasi masalah, penyebab masalah, dan hasil analisis. Selain itu, berisi mengenai

deskripsi prinsip kerja sistem secara umum, fungsi-fungsi sistem, Diagram Konteks,

Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram.

Bab 4 Implementasi

Berisi tentang penjelasan aplikasi secara umum, algoritma global, bentuk

tampilan struktur program, langkah-langkah menjalankan program.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dan saran secara menyeluruh dari uraian-uraian

pokok sebelumnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Peradilan Agama

Secara yuridis formal, Peradilan Agama sebagai badan peradilan yang terakhir

dalam sistem ketatanegaraan untuk pertama kali lahir di Indonesia (Jawa dan

Madura) pada tanggal 1 Agustus 1882. Kelahiran ini berdasarkan Raja Belanda yakni

Raja Willem III tanggal 19 Januari 1882 Nomor 24 yang dimuat dalam staatsband

1882 Nomor 152. Badan peradilan ini bernama priesterraden yang kemudian lazim

disebut raad agama dan kemudian lebih dikenal dengan nama pengadilan agama

(Zaini Ahmad Noeh dan Abdul Basit Adrian, 2001).

Latar belakang dan dasar pemikiran lahirnya staatsband 1882 Nomor 152

adalah teori reception in complexu yang dipelopori oleh L.W.C. Van Den Berg. Teori

ini berpendapat bahwa hukum yang berlaku bagi orang Indonesia asli adalah undang-

undang agama mereka yakni hukum Islam. Sejak tahun 1885, teori tersebut telah

didukung oleh peraturan perundang-undangan Hindia Belanda melalui pasal 75, pasal

78, dan pasal 109 regeerings reglement staatsband 1885 Nomor 2.

Pada masa pendudukan Jepang, Peradilan Agama tetap dipertahankan dan

tidak mengalami perubahan kecuali namanya diganti dengan soo-rioo hooin untuk

Pengadilan Agama dan koikioo kooto hooin untuk Mahkamah Islam Tinggi,

berdasarkan aturan peralihan pasal 3 bala tentara Jepang (Osanu Seizu) tanggal 7

Maret 1942 Nomor 1.


Setelah proklamasi kemedekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 semua

peraturan tersebut dinyatakan berlaku berdasarkan asas konkordansi sebagaimana

dinyatakan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945.

Langkah pertama yang diambil pemerintah adalah menyerahkan pembinaan

Peradilan Agama dari kementerian kehakiman kepada kementerian agama melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 5/SD/1946.

Pada tahun 1957, pemerintah mengatur pembentukan Peradilan Agama diluar

Jawa-Madura dan Kalimantan Selatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun

1957, yang disebut dengan Mahkamah Syariyah. Mahkamah Syariyah ini

mempunyai wewenang mengadili meliputi perkara-perkara nikah, talak, rujuk,

fasakh, nafkah, maskawin (mahar), tempat kediaman, mutah, hadlamah, waris,

wakaf, hibah, sedekah, dan baitul mal.

Pada tahun 1964 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang nomor 19 Tahun

1964 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman yang secara tegas

menyebutkan adanya empat lingkungan peradilan di Indonesia, yaitu Peradilan

Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara.

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 pada tanggal 29

Desember 1989, berarti mengakhiri pluralisme peraturan Peradilan Agama tersebut,

fungsi dan struktur susunan kekuasaan Peradilan Agama di sempurnakan dan di

tegakkan tanpa campur tangan lingkungan peradilan umum. Hal ini di amanatkan
dalam Bab VII Peraturan Peralihan pasal 107 ayat (1) huruf d dan Bab II bagian

kedua paragraf 3 tentang juru sita sebagaimana diatur dalam pasal 38.

Pasal 107 ayat (1) huruf d Undang-Undang nomor 7 Tahun 1989

menyebutkan bahwa ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 63 ayat (2)

Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan (Lembaran Negara Tahun

1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019), dinyatakan tidak

berlaku. Hal ini berarti bahwa Pengadilan Negeri tidak mempunyai kewenangan

campur tangan terhadap putusan Pengadilan Agama dan kedudukan Pengadilan

Agama menjadi setara dengan Pengadilan Negeri. Secara utuh Pengadilan Agama

sudah mandiri dan otonom dalam melaksanakan fungsi kewenangan yurisdiksinya

mulai awal proses sampai tahap pelaksanaan atau eksekusi putusan.

Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 pembinaan teknis

peradilan dilakukan oleh Mahkamah Agung, sedangkan pembinaan organisasi,

administrasi, dan keuangan dilakukan oleh Departemen Agama. Kemudian pada

tanggal 30 Juni 2004 pembinaan organisasi, administrasi, finansial peradilan Agama

dialihkan dari Depatemen Agama ke Mahkamah Agung, sebagaimana ketentuan

Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan

kehakiman. Keppres Nomor 21 Tahun 2004 tentang pengalihan organisasi,

administrasi, dan financial di lingkungan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung

(Mustofa, 2005).
2.1.1 Kepaniteraan Pengadilan Agama

Pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama maupun Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan

Kehakiman tidak ditemukan pengertian Panitera. Dalam penjelasan umum angka 3

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 ditemukan kalimat, selaku panitera, ia

menangani administrasi perkara dan hal-hal administrasi lain yang bersifat teknis

peradilan. Undang-Undng tersebut tidak secara khusus memberikan pengertian

Panitera, tetapi hanya menjelaskan tugas-tugas seorang Panitera.

Pengertian Panitera dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah pejabat

kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada bagian administrasi pengadilan,

membuat berita acara persidangan, dan tindakan administrasi lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, pengertian Panitera adalah seorang pejabat yang

memimpin kepaniteraan pengadilan untuk melakanakan tugas pelayanan teknis

administrasi perkara dan administrasi peradilan lainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Seorang Panitera merangkap sebagai sekretaris.

Kepaniteraan Peradilan Agama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada ketua pengadilan (Mustofa, 2005).

Kedudukan Panitera yang juga merangkap sebagai sekretaris sangat penting,

karena memimpin organisasi kepaniteraan dan sekretariat sehingga Panitera

merupakan top leader dari semua pegawai selain Hakim yang ada dalam pengadilan.

Selain Hakim, Panitera menjadi unsur yang sangat menentukan terhadap jalannya
perkara sejak pengadilan menerima , memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan

perkara. Ketidakcakapan Panitera maupun unsur pembantunya dapat menghambat

terwujudnya asas peradilan yang adil, cepat, sederhana dan biaya ringan.

Dalam sejarah di catat, bahwa Muhammad SAW sebelum menjadi Rasul

pernah bertindak sebagai wasit dalam perselisihan yang terjadi di kalangan

masyarakat Mekkah. Perselisihan itu berkenaan dengan upaya untuk meletakkan

kembali hajar aswad pada tempat semula. Di kalangan suku Quraisy terjadi

perselisihan tentang siapa yang berhak untuk tugas yang mulia itu. Perselisihan ini

hampir menimbulkan bentrokan fisik di antara sesama suku Quraisy, beruntung

mereka menemukan jalan keluarnya. Yakni mereka sepakat untuk memberikan

kehormatan kepada orang yang pertama datang ke Kabah melalui pintu Syaibah.

Kebetulan Muhammad datang lebih awal melalui pintu itu, kemudian mereka berseru.

inilah al-Amin. Kami setuju dia menyelesaikan perselisihan ini. Kemudian mereka

menceritakan kepada Muhammad peristiwa yang telah terjadi. Akhirnya Muhammad

berusaha untuk menyelesaikan persoalan itu dengan pendapatnya sendiri. Ternyata

mereka sepakat dan rela dengan penyelesaian yang dilakukan oleh Muhammad itu.

Inilah gambaran ringkas tentang kedudukan Muhammad sebagai figur yang

ideal pada saat itu untuk menyelesaikan perselisihan dikalangan sukunya. Kegiatan

seperti ini terus berjalan hingga beliau mendapatkan wahyu sebagai Nabi dan Rasul

utusan Allah SWT. Pada dirinya terkumpul beberapa fungsi diantaranya, sebagai

Nabi dan Rasul sebagai kepala negara, sebagai hakim yang menyelesaikan sengketa
dikalangan umat Islam. Semula Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai hakim

tunggal, namun setelah umat Islam mulai tersebar ke berbagai daerah, maka beliau

memberikan kewenangan kepada sahabat lainnya untuk menjadi hakim yang

menyelesaikan persengkataan di antara para sahabat di tempat mereka berada. Hal itu

di lakukan karena tempat mereka jauh dari kediaman Nabi. Sebagai konsekuensi dari

pemberian kewenangan itu maka beliau juga mengizinkan para sahabat untuk

berijtihad, dalam kasus-kasus yang tidak diatur dalam Al-Quran dan Sunnah.

Dalam dunia peradilan, Al-Quran telah memberikan kontribusi yang sangat

besar, yakni mengenai aturan-aturan dalam memutuskan sesuatu perkara harus

berlaku adil, sesuai dengan firman Allah yakni, surah An-Nahl ayat 90:

4 t79$#u x69$#u !$tsx9$# t 4sStu 4n1)9$# !$tG)u |mM}$#u y9$$/ 't !$# )

.xs? 6=ys9 3t
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.

Dalam ayat lain dijelaskan bahwa, kewajiban memutuskan sesuatu perkara

dengan menggunakan hukum agama, yakni pada Surah Al-Maidah ayat 48:

6n$$s ( n=t $yu =tG69$# z yt t/ $yj9 $]%d| d,ys9$$/ |=tG39$# y7s9) !$u9tr&u

4 %[`$yu Zt 3 $o=yy_ 9e39 4 d,ys9$# z x8u!%y` $t u!#ur& 6Ks? u ( !$# ttr& !$y/ ot/

!$# n<) 4 Nuy9$# (#)7tF$$s ( 38s?#u !$t .u=7uj9 3s9u Zynu Z& 6n=yyfs9 !$# u!$x s9u

t=tFrB G. $y/ 3m6ts $Yy_ 6_t


Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa, seorang hakim akan dipanggil pada

hari kiamat dan dimintai pertanggungjawabannya ketika memutuskan suatu perkara.

Hadits dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah


Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hakim yang adil akan dipanggil pada hari
kiamat, lalu ia mendapat perhitungan yang melelahkan sehingga ia berkeinginan,
alangkah baiknya jika seumur hidupnya ia tidak pernah memutuskan hukum antara
dua orang." (Riwayat Ibnu Hibban. Baihaqi juga meriwayatkan dengan tambahan:
"Dalam masalah sebiji kurma, Bulughul Maram min Adilati Ahkam).

2.2 Pengertian World Wide Web

Sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja; web site, site)

adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya

merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World

Wide Web (WWW) di Internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia

kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang

menjadi akar (root), yang disebut homepage (halaman induk; sering diterjemahkan

menjadi beranda, halaman muka), dan biasanya disimpan dalam server yang

sama. Tidak semua situs dapat diakses dengan gratis. Beberapa situs web

memerlukan pembayaran agar dapat menjadi pelanggan, misalnya situs-situs yang


menampilkan pornografi, situs-situs berita, layanan surat elektronik (e-mail), dan

lain-lain.

Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs,

yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya

berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Webpage adalah dokumen

yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir

selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari

server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua

publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi

yang sangat besar (Kristanto, Andri, 2008).

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang

biasa disebut homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi

sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut

mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan

bagaimana arus informasi ini berjalan.

Teknologi World Wide Web (WWW) atau web mulai berkembang sejak tahun

1990 ketika seorang peneliti bernama Tim Berners-Lee mengimplementasikan sistem

manajemen untuk mencegah terjadinya kehilangan informasi dari seluruh struktur

penelitian yang dilakukan oleh European Organization for Nuclear Investigation.

Perkembangan teknologi web terkait secara langsung dengan perkembangan internet.


Internet telah menjadi tulang punggung utama dari perkembangan teknologi web

(Dwi Kristianto, 2002).

Pertumbuhan penggunaan Internet berbanding lurus dengan pertambahan

penggunaan web sebagai salah satu aplikasi dari internet. Teknologi Web pada

dasarnya adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi sebagai perantara. Perantara

disini diartikan sebagai suatu program yang bertindak untuk pihak lain atau

merupakan suatu proses perubahan atau merupakan proses pertukaran informasi.

Dalam hal bertindak sebagai perantara, teknologi web umumnya dibedakan

menjadi dua jenis layanan perantara, yaitu perantara dari sisi penyedia layanan

(server) maupun perantara dari sisi pengguna layanan (user). Perantara dari sisi

server memiliki tugas untuk melayanani pengiriman atau penerimaan data dan

informasi dari dan kesisi user. Sedangkan web dipandang dari sisi user dapat

diartikan sebagai pemberi layanan terhadap permintaan yang diajukan oleh user.

Karateristik utama dari sebuah web adalah adanya keterkaitan (interlink)

antara satu web dengan web lain. Dengan adanya karakteristik tersebut, maka tujuan

utama dibuatnya web oleh Tim Berners-Lee telah tercapai yaitu mencegah terjadinya

kehilangan secara menyeluruh seluruh data karena tidak adanya sistem distribusi data

sebagaimana jika dilakukan menggunakan teknologi web. Selain memiliki

karakteristik keterkaitan, teknologi web juga memiliki ciri khas lain yaitu evolution

dan decentralization yang masing-masing berarti teknologi web akan selalu


berevolusi (evolution) dan teknologi web merupakan teknologi yang tersebar

(decentralization).

Agar teknologi web selalu berkarakteristik keterkaitan, berevolusi dan

terdesentralisasi, pengembangan teknologi website dibagi menjadi tiga aspek bagian.

Bagian pertama adalah aspek representasi atau perwakilan (representation aspect)

yang memiliki fungsi strukturisasi dan menampilkan kembali (represent) segala

informasi yang tersimpan dalam web dalam kapasitasnya sebagai perantara dari sisi

server. Desain dalam pengembangan teknologi web yang kedua adalah aspek

identifikasi (identification aspect) yang menggambarkan teknologi web berfungsi

sebagai media identifikasi dan melokalisasikan informasi diseluruh jaringan.

Selanjutnya, apabila sebuah informasi dalam jaringan telah di

strukturisasikan, di tampilkan kembali (representing) kemudian telah diidentifikasi

serta telah disimpan dalam suatu media penyimpanan (storage) atau yang lazim

disebut sebagai web hosting, diperlukan suatu aspek teknologi web terakhir yaitu

aspek interaksi (interaction) yang berfungsi untuk mengakses, memperbarui,

mengganti, memproses atau saling menukar informasi (information exchange) antara

jaringan yang satu dengan jaringan lainnya yang saling terinterkoneksi. Interaksi ini

merupakan bentuk komunikasi antara user dengan server atau server dengan server

yang terjadi melalui jalur transmisi elektronik atau biasa disebut sebagai suatu

protokol (protocol).
Dengan demikian terlihat masing-masing aspek desain tersebut akan

menggambarkan seperangkat konsep independensi yang keberadaannya dapat

dikombinasikan. Oleh karena itu, aspek representasi, identifikasi, dan interaksi dalam

desain teknologi web merupakan sebuah garis tegak lurus, yang saling terkait. Secara

mudah, desain teknologi web tersebut dapat digambarkan dalam diagram pohon

sebagai berikut.

Gambar 2.1 Desain Teknologi Web

Lebih lanjut aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Aspek desain

representasi harus diimplementasikan dalam sebuah cara khusus. Artinya, cara

tersebut merupakan cara yang melindungi prinsip interoperabilitas, evolusi, dan

desentralisasi desain diantara fungsi para perantara server - user. Gambaran tersebut

menjelaskan mengapa pendesain teknologi web mengadopsi standard internasional

yaitu Standard Generalized Markup Language (SGML) untuk mengimplementasikan

spesifikasi atau rincian yang menampilkan kembali informasi dokumen web. Tujuan

akhir dari usaha standardisasi ini adalah menjamin representasi web yang sama jika
ditampilkan dimana saja dan kapan saja. Struktur umum dari SGML dapat dilihat dari

gambar berikut.

Gambar 2.2 Struktur Reperesentasi Web berdasarkan SGML

SGML memungkinkan implementasi metode yang tepat dalam

mengembangkan dan menyebarkan spesifikasi formal yang digunakan untuk

menampilkan kembali sebuah informasi dalam suatu cara yang terstruktur. Hal

tersebut bertujuan agar hardware dan software (perangkat keras dan perangkat lunak)

yang digunakan untuk mengakses informasi yang terdapat di tempat penyimpanan

perantara dapat bekerja bersama.

SGML tidak menyediakan format presentasi dalam suatu informasi. Format

presentasi dari suatu informasi dalam dokumen Web merupakan fungsi dari sebuah

style sheet. Style sheet memungkinkan informasi dipresentasikan kepada user dalam

format yang mudah terbaca. Dengan demikian desain space-tree dari sebuah

perwakilan aspek desain dua aspek desain, yaitu representasi dan presentasi.
Penampilan informasi awal di perlukan untuk menciptakan dokumen web.

Selanjutnya, mempresentasikanya kepada user dalam format yang mudah terbaca.

Readable format adalah tampilan akhir web yang akan dilihat oleh user. Fungsi aspek

desain representasi adalah untuk mewakili dan memberi struktur pada informasi

dokumen web dan menjaga agar struktur web tersebut tidak berubah. Fungsi dari

aspek desain presentasi adalah untuk menyediakan format presentasi pada informasi

seperti format text (txt), portable document format (PDF), hypertext markup

language (HTML), dan sebagainya.

SGML sendiri adalah standar internasional yang digunakan untuk

mendefinisikan bahasa program tingkat tinggi untuk sebuah deskripsi dan definisi

dari sebuah mark up language dokumen elektronik. Mark up language digunakan

untuk menampilkan kembali informasi. SGML adalah standard internasional utama

untuk menampilkan kembali informasi dari dokumen elektronik (Dhani, 2005).

Untuk menyederhanakan kompleksitas standard SGML, pendesain Web

menciptakan bahasa SGML yang disebut extensible markup language (XML).

Dokumen XML merupakan dokumen SGML yang sah karena XML adalah sebagai

pengganti SGML di hadapan end-user. Teknologi web menetapkan XML sebagai

mark-up language utama untuk sebuah deskripsi.

Definisi dokumen elektronik dan bahasa yang ditambahkan. Metode formal

dalam menjelaskan sintaks SGML adalah Extended Backus-Naur Form (EBNF),


sebuah sintaks yang digunakan untuk mendefinisikan elemen dan atribut yang

digunakan dalam bahasa program tingkat tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan, aspek identifikasi, representasi dan

interaksi merupakan basis dasar dari teknologi Web. Ketiga aspek tersebut

diimplementasikan dalam sebuah program perantara, bahasa pemrograman, sistem

operasi dan spesifikasi dari World Wide Web atau idiom www.

2.3 Pengertian Aplikasi Berbasis Web

Web based jika diartikan ke bahasa Indonesia, "berbasis-web", atau "berbasis

internet". Dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat diakses lewat web.

Seperti layanan mail yahoo, wikimu juga dikatakan sebagai "sesuatu" (read:forum)

yang berbasis web, yang dapat diakses lewat internet (Nugroho, Bunafit. 2004).

Saat ini terdapat berbagai macam aplikasi web, diantaranya adalah webmail,

online shopping, blog, search engine (mesin pencarian), SFA (Sales Force

Automation), ERP (Enterprise Resource Planning), online auction (lelang online),

CRM (Customer Relationship Management) dan masih banyak lagi. Yahoo Mail,

Gmail, Facebook, Friendster, Twitter, YouTube dan Flickr adalah beberapa aplikasi

berbasis web yang sedang trend sekarang.

Aplikasi desktop yang ada sekarang dominan berjalan untuk windows, masih

sedikit yang berjalan untuk Linux/Unix atau OS yang lain. Aplikasi desktop baik itu

yang gratis atau lisensi hanya dapat diinstall di PC/Notebook yang mempunyai OS

Windows. Salah satu kekurangan aplikasi desktop adalah kebutuhan akan perangkat
dan sistem yang tinggi. Sedangkan aplikasi berbasis web hanya membutuhkan server

lokal atau online dan media browser untuk mengaksesnya.

Dari segi tampilan, aplikasi berbasis web sungguh kaya dari segi interfacenya

karena dukungan teknologi HTML/DHTML/Ajax, javascript dan komponen lain

yang tak terbatas, sehingga GUI-nya sangat beragam, hal dimana untuk aplikasi

berbasis desktop GUI jarang diperhatikan. Keunggulan web based application

dibanding desktop based application adalah, terkait dengan keunggulan-keunggulan

dari Internet itu sendiri. Misalnya :

1. Kita dapat menjalankan aplikasi berbasis web di manapun kapan pun tanpa

harus melakukan penginstalan.

2. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika

menggunakan web-based application, sebab lisensi itu telah menjadi

tanggung jawab dari web penyedia aplikasi. (seperti misalnya saat

menggunakan MS-Office versi Google).

3. Dapat dijalankan di sistem operasi mana pun. Tidak perduli apakah kita

menggunakan Linux, Windows, aplikasi berbasis web dapat dijalankan

asalkan kita memiliki browser dan akses internet. Bayangkan kembali suatu

contoh kasus ketika kita disuruh untuk mengedit foto di sebuah komputer

yang bersistem-operasi MacOS. Nah, membeli CD Installer Adobe Photoshop

dari Glodok, untuk tidak dapat dijadikan solusi kali ini. Mengapa? Karena

sekalipun kita membeli CD Installer tersebut, toh tidak dapat diinstal di


MacOS. Installer yang banyak keluar di pasaran saat ini adalah untuk

Windows saja.

4. Dapat diakses lewat banyak media seperti : komputer dan handphone yang

sudah sesuai dengan standar WAP.

5. Tidak perlu spesifikasi komputer yang tinggi untuk menggunakan aplikasi

berbasis web ini, sebab di beberapa kasus, sebagian besar proses dilakukan di

web server penyedia aplikasi berbasis web ini.

Sebenarnya ada banyak lagi keunggulan web-based application yang

diramalkan akan booming dalam waktu dekat ini. Namun hal yang esensial dari

web based application ini saya rasa telah tercakup di poin-poin yang telah saya

sampaikan sebelumnya.

Namun layaknya sisi koin, selalu ada dua sisi, positif dan negatif, seperti itu

jugalah yang selalu terjadi setiap kali ada teknologi baru diciptakan. Sisi negatif dari

web based application ini adalah, kecepatan dari akses internet menjadi poin yang

sangat kritis. Seperti di Indonesia, untuk saat ini, teknologi ini sangat susah untuk

booming karena kecepatan akses internet di Indonesia sendiri masih sangat rendah

jika dibandingkan dengan negara lain, di Eropa, Malaysia, Singapore, Thailand, dsb.

Aplikasi berbasis web semakin banyak digunakan oleh berbagai perusahaan.

Dengan pertimbangan biaya pembuatan, biaya perawatan, biaya pengembangan serta

biaya operating system dan database yang lebih murah, maka aplikasi berbasis web
semakin diminati. DCM dengan kemampuan tim untuk membuat aplikasi

menggunakan PHP, JAVA, FLASH dan database MySQL.

2.4 Metode AHP

=y9$# y9$# )s? y79s 4 $Z$t7m tys)9$#u }9$#u $Ys3y 9$# yy_u y$t6M}$# ,9$s

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan


(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS Al-Anam 96).

Maksud dari arti ayat tersebut adalah adalah menjadikan matahari dan bulan

untuk perhitungan dalam tafsir Ibnu katsir adalah keduanya berjalan menurut

perhitungan yang sempurna, terukur, tidak berubah, dan beraturan. Masing-masing

dari keduanya memiliki orbit yang dilaluinya pada musim panas dan musin dingin,

sehingga perjalanan itu menghasilkan pergantian malam dan siang berikut panjang

dan pendeknya.

Kata husbaanan berarti perhitungan. Dalam dunia sains, untuk melakukan

satu perhitungan selalu dikaitkan dengan metode yang digunakan, fungsi dari

pemakaian metode tersebut adalah untuk mendapatkan hasil perhitungan yang

sempurna, akurat, dan beraturan. Metode AHP ini adalah sebuah kerangka untuk

mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan

memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau

variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan

subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini
untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan

bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. AHP juga memungkinkan

ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan

kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari

komponen kesalahan sistem. (Saaty, T, 2001)

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP)

menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif

atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung

keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang

kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan

menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam

pengambilan keputusan.

2.4.1 Prosedur AHP

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu

kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 1.
Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut

Saaty (2001), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam

mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala

perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan (sumber: Saaty, T, 2001)

Intensitas
Keterangan
Kepentingan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada


3
elemen yang lainnya

Elemen yang satu lebih penting daripada yang


5
lainnya

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada


7
elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Intensitas
Keterangan
Kepentingan

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-


2,4,6,8
pertimbangan yang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan

menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Proses

perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan

untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan

dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang

dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel matriks di bawah ini :

Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

A3 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala

bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1., Penilaian ini dilakukan oleh seorang

pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan

mempunyai kepentingan terhadapnya.


Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai

1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka

elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.

Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung

(direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya

nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan

pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika pengambil keputusan

memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang

dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.

3. Penentuan prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan

berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian

diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif.

Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai

dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas.

Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian

persamaan matematik.

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis

untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.


b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi

matriks.

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara

konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan

tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat

ditunjukkan sebagai berikut:

Hubungan kardinal : aij . ajk = aik

Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak maka Ai > Ak

Hubungan tersebut dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :

a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat

kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih

enak delapan kali dari pisang.

b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan

mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang.

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan

tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena

ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.

Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :
a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.

c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya

dijumlahkan.

d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat maks.

e. Indeks Konsistensi (CI) = (maks-n) / (n-1)

f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika

rasio konsistensi 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random (sumber: Saaty, T, 2001)

Ukuran
Nilai RI
Matriks

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51
12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

2.5 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif

Sistem informasi manajemen muncul dengan publikasi yang luas pada tahun

1960. SIM ada yang memandang sebagai sentral, namun pada prakteknya SIM

merupakan perkembangan atau perluasan dari sistem pelaporan untuk manajer tingkat

bawah. Dalam tahun 1970-an sistem penunjang keputusan (DSS) telah memberikan

bantuan untuk tugas pembuatan keputusan spesifik. DSS bisa digunakan oleh personil

di organisasi secara keseluruhan, tapi biasanya hanya digunakan oleh staff dan

manajer menengah dan bawah.

Beberapa alasan dukungan yang diberikan DSS kepada eksekutif hanyalah

sedikit, maka dalam pengembangannya muncullah Sistem Informasi Eksekutif (EIS)

atau Sistem Penunjang Eksekutif (ESS).

Pengertian Sistem Informasi Eksekutif (EIS) adalah suatu bagian yang

menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja keseluruhan perusahaan.

Dalam membangun EIS para eksekutif menggunakan beberapa konsep dasar yang

bertujuan memungkinkan para eksekutif dapat memantau seberapa baiknya kinerja

perusahaan dalam mencapai tujuannya (Oktady, 2005).

2.5.1 Konsep dasar EIS


a. Faktor penentu keberhasilan (critcal success factor)

Adalah hal-hal yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis

kegiatan organisasi. Faktor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda

tergantung dari kegiatan yang dilakukan.

b. Management by exception (MBE)

Perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual. Sehingga

informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap

permasalahan.

c. Model Mental

Peran utama EIS adalah membuat sari dari data dan informasi yang volumenya

besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut

penempatan informasi (information compression). Dimana menghasilkan

suatu gambaran atau model mental dari operasi perusahaan. Model tersebut

memungkinkan seseorang membuat penilaian dan perkiraaan untuk

memahami, memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk

mengembalikan pelaksanaannya.

EIS didefinisikan sebagai sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif

akses yang mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktor

keberhasilan kebutuhannya.

Kebanyakan EIS menunjukkan:

1. Sesuaikan dengan pemakai eksekutif perorangan.


2. Mengekstraksi, menyaring, meringkas dan menangkap data yang penting.

3. Memberikan akses status online, analisa trend, pelaporan kekecualian dan

drill down (yaitu memungkinkan pemakai untuk mengakses kerincian atau

data yang mendukung yang berada di bawah data yang teringkas).

4. Bersifat user friendly, yang menggunakannya hanya dibutuhkan ketrampilan

yang sedikit tanpa pelatihan.

5. Menampilkan informasi grafik, tabuler tekstual.

Pengembangan EIS dapat terjadi akibat:

1. Tekanan eksternal, yang berasal dari lingkungan diluar lembaga terkait dan

bisa meliputi gejolak lingkungan (bahan mentah, dll), persaingan yang

meningkat serta semakin ketatnya peraturan pemerintah.

2. Tekanan internal meliputi adanya kebutuhan akan informasi baru, lebih baik

dan lebih tepat waktu, adanya keharusan untuk mengelola organisasi yang

semakin kompleks dan sulit untuk dijalankan serta adanya kebutuhan akan

sistem pelaporan yang lebih efisien.

2.6 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

2.6.1 Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.


Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja

sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut adalah :

1. Batasan sistem adalah daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

yang lain atau dengan lingkungan luarnya.

2. Penghubung sistem adalah media penghubung antara suatu sistem dengan

sistem lainnya yang dalam gambaran sistem ditunjukan dengan garis panah.

3. Masukan sistem (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, bisa

berupa program, data lewat keyboard atau pun signal input.

4. Keluaran sistem (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi suatu keluaran berupa informasi atau data dan sisa

pembuangan seperti panas.

5. Pengolah sistem adalah bagian dari sistem yang mengolah masukan menjadi

keluaran.

6. Sasaran sistem adalah tujuan (goal) atau sasaran (objective) dari sistem

tesebut.

Kualitas dari sistem tergantung dari tiga hal, yaitu :

a. Akurat yaitu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan.

b. Tepat waktu yaitu informasi yang datang kepada penerima tidak boleh

terlambat.

c. Relevan yaitu informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya.


2.6.2 Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti

bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu

proses transformasi data menjadi suatu informasi = input -- proses -- output .

Kualitas informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus:

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa

atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya.

b. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.6.3 Manajemen

Manajemen adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan secara bersama-sama atau melibatkan orang lain demi mencapai suatu

tujuan yang sama.

Hadits yang menerangkan manajemen dalam islam sebagai berikut:


   
 

Artinya: "Kebenaran tanpa di manaj dengan baik maka akan di kalahkan oleh
kejelekan uang di manaj dengan baik"
Dalam Islam, manajemen adalah perwujudan amal sholeh yang harus bertitik

tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk

mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. Menurut pandangan Islam

landasan untuk mengembangkan suatu manajemen ada empat yaitu kebenaran,

kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat

utama tersebut agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang

maksimal, selain itu seorang manajer harus memilki sifat ri'ayah atau kepemimpinan.

Karena ri'ayah merupakan faktor utama dalam konsep manajemen.

Manajemen yang di ajarkan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan

adil adalah pimpinan tak menganiaya bawahan dan bawahan tak merugikan

perusahaan. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah mengurangi atau tak

memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan.

Jika seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja

yang ditentukan, maka sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Karena

hal itu sangat ditentang oleh Islam.

Lebih lanjut, dalam Al-Quran surat Al-Imran (3) ayat 104, Allah berfirman
sebagai berikut:

y7s9'&u 4 s39$# t tytu pRQ$$/ t'tu s:$# n<) tt & 3i 3tF9u

s=9$#

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.
Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara
optimal mengamalkannya. Dalam kondisi sekarang dimana banyak sekali ragam

aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang

harus dihadapi.

Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar

dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal.

Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas

qiyamullail, shaum sunnah, bertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syari.

Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan

masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di

lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya.

Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan

dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain. Misalnya, ada

orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk bertaqarrub ilallah, tanpa

bermuamalah dengan masyarakat. Ada juga yang lebih mementingkan kegiatan

muamalah dengan masyarakat, tetapi mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.

Jadi, Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi

yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu

mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna

meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar

kriteria mutu yang telah ditetapkan (Al Fatta, Hanif, 2007).

Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para

pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub

unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya

mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang

mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk

laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi

digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka

membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Ada

beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa

manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu

alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan

dari pemerintah.

Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu

manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya

masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.

2.7 Pengertian PHP

PHP merupakan singkatan Hypertext Preprocessor adalah sebuah bahasa

scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C,

Java, asp dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama
bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web untuk menulis halaman web

dinamik dengan cepat (Suprianto, Dodit, 2008).

PHP merupakan salah satu bahasa script yang terbilang baru dan tersedia

secara bebas dan masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. PHP dapat

diintegrasikan (embedded) ke dalam web server, atau dapat berperan sebagai program

CGI yang terpisah.

Karakteristik yang paling unggul dan paling kuat dalam PHP adalah lapisan

integrasi database (database integration layer). script PHP juga memilki keunggulan

sebagai berikut:

a. Source program atau script tidak dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas

view HTML source, yang ada pada web browser seperti Mozilla atau

semacamnya.

b. Script tersebut dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki

oleh server, seperti misalnya untuk keperluan database connection. Saat ini,

PHP sudah mampu melakukan koneksi dengan berbagai database seperti

MySQL, Direct MS-SQL, Velocis, IBM DB2, Interbase, PostgreSQL.dBase,

FrontBase, Solid, Empress, mSQL, Sybase, FilePro (readonly-Personix, Inc.),

Unix dbm, Informix dab bahkan semua database yang mempunyai provider

ODBC seperti misalnya Microsoft Access dan lain-lain.

c. Pada aplikasi yang dibuat dengan PHP, pada saat server akan mengerjakan

script dan hasilnyalah yang dikirimkan ke web browser. Hal itu akan
menyebabkan aplikasi tidak memerlukan kompatibilitas web browser atau

harus menggunakan web browser tertentu dan pasti dikenal oleh web browser

apapun.

d. PHP dapat melakukan semua aplikasi program CGI, seperti mengambil nilai

form, menghasilkan halaman web yang dinamis, mengirimkan dan menerima

cookie. PHP juga dapat berkomunikasi dengan layanan-layanan yang

menggunakan protokol IMAP,SNMP,NNTP,POP3,HTTP dan sebagainya.

2.8 MySQL

Database MySQL merupakan sistem manajemen basis data SQL yang sangat

terkenal dan bersifat Open Source. MySQL dibangun, didistribusikan dan didukung

oleh MySQL AB. MySQL AB merupakan perusahaan komersial yang dibiayai oleh

pengembang (developer) MySQL (Nugroho, Bunafit. 2004).

MySQL dapat didefenisikan sebagai :

1. MySQL merupakan sistem manajemen database. Database merupakan struktur

penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses, dan memproses data yang

disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen

database seperti MySQL Server.

2. MySQL merupakan sistem manajemen database atau basis data terhubung

(relational database manajemen system). Database terhubung menyimpan data

pada tabel-tabel terpisah. Hal tersebut akan menambah kecepatan dan

fleksibilitasnya. Kata SQL pada MySQL merupakan singkatan dari Structured


Query Languange. SQL merupakan bahasa standar yang digunakan untuk

mengakses database dan ditetapkan oleh ANSI/ISO SQL standar.

3. MySQL merupakan software open source. Open source berarti semua orang

diizinkan menggunakan dan memodifikasi software. Semua orang dapat

mendownload software MySQL dari internet dan menggunakannya tanpa

membayar. Anda dapat mempelajari source code dan menggunakannya sesuai

kebutuhan.

4. Server database MySQL mempunyai kecepatan akses tinggi, mudah digunakan,

dan andal. MySQL dikembangkan untuk menangani database yang besar secara

cepat dan telah sukses digunakan selama bertahun-tahun. Konektivitas,

kecepatan, dan keamanannya membuat server MySQL cocok untuk mengakses

database di internet.

5. MySQL server bekerja di klien/server atau sistem embedded. Software database

MySQL merupakan sistem klien/server yang terdiri atas multithread SQL server

yang mendukung software klien dan library yang berbeda, tool administratif, dan

sejumlah Application Programming Interfaces (APIs).

6. MySQL tersedia dalam beberapa macam bahasa.

2.9 Database dan DBMS (Database Management System )

Pengertian dari database adalah kumpulan dari data yang berhubungan satu

dengan yang lainnya yang tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan

perangkat lunak untuk memanipulasinya (Nugroho, Bunafit. 2004).


Database perlu disimpan untuk keperluan informasi lebih lanjut dan database

perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.

Database diakses dan dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak yang

disebut DBMS (Database Management System).

Pada proyek tugas akhir ini digunakan Database MySQL sebagai databasenya

yang dijadikan satu paket dengan PHP yang dinamakan PHP Triad/ Apache. PHP

Triad/ Apache memasukkan MySQL didalam paketnya untuk melakukan penanganan

pengolahan basis data. Sebenarnya, pengolahan data tidak harus menggunakan

database. PHP juga mengenal pengolahan data dengan menggunakan file teks. Tetapi

menyimpan data dalam file biasanya memiliki banyak keterbatasan. File teks tidak

memilki kemampuan untuk mengolah data, misalnya menghitung total nilai, rata rata,

dan lain sebagainya. Demikian juga dalam hal pencarian data. Semakin besar ukuran

file, pencarian data yang dilakukan pada file teks akan menjadi lebih sulit. Untuk

itulah diperlukan database. Dengan database, program akan lebih mudah

mengendalikan akses terhadap data.

Jika menengok pada sejarah, cikal bakal MySQL adalah miniSQL yang

dikembangkan oleh MySQL AB (perusahaan IT Swedia) sejak tahun 1979 di bawah

komando Michae Widenius Monty. My SQL release 1.0 dikeluarkan Mei 1996 secara

terbatas untuk kalangan sendiri. Baru dilepas untuk publik bulan Oktober 1996

setelah muncul versi 3. Versi awal MySQL hanya berjalan di atas Linux dan Solaris.

Tetapi setelah versi 3.22, MySQL mulai berjalan di berbagai Platform termasuk
Windows. Sejak tahun 2000, MySQL muncul sebagai produk opensource sejati

menggunakan lisensi GPL (General Public Licensi). MySQL merupakan salah satu

database terbesar yang digunakan dalam pengolahan data didunia.


BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 November s/d 1 Desember

2009 di kantor Pengadilan Agama Kabupaten Malang yang berada di Jalan Panji

No.202 Kepanjen Malang. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten

Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara,

Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan

Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang

berhawa sejuk, Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa

Timur.

Namun, terlepas dari berbagai keindahannya itu, Malang juga terkenal sebagai

sebagai kota dengan tingkat perceraian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data

tahunan, perceraian tertinggi terjadi usai lebaran. Pasalnya, pasangan yang akan

bercerai menahan diri tidak mengajukan cerai selama bulan Ramadhan. Sepanjang 5

tahun terakhir, tingkat perceraian di Kabupaten Malang menempati rangking pertama

di Indonesia.

Pada Tahun 2006 jumlah perkara masuk sebanyak 2.747 Perkara, Tahun 2007

sebanyak 4.625 kasus. Pada 2008 sempat menurun hingga 2.145 kasus, namun pada

2009, kembali hingga mencapai 100 persen, yakni 5.263 putusan dan 5.755 perkara
yang masih dalam proses persidangan. (http://jatim.vivanews.com/news/read/116691-

kasus_cerai_malang_rangking_satu_indonesia)

3.2 Gambaran Umum Sistem

Sistem yang dikembangkan adalah sebuah sistem yang berupa perangkat

lunak yang membantu kinerja yakni, pihak kepaniteraan untuk proses administrasi

perkara mulai tahap pendaftaran sampai tahap eksekusi dan di dukung dengan sistem

penilaian kinerja berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penilaian kinerja diproses

melalui pemodelan AHP.

AHP dalam sistem ini digunakan untuk mencari bobot setiap kriteria dengan

cara menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Pengambil keputusan dalam

hal ini kepaniteraan melakukan proses komunikasi dengan sistem lewat dialog (GUI)

yang telah disediakan. Pihak kepaniteraan dapat melakukan pengolahan data dan

memberi perintah pada sistem untuk mengolah data yang ada sesuai model yang

digunakan. Keluaran informasi sistem bisa dijadikan pertimbangan untuk

menentukan langkah-langkah untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan prioritas.

Diagram Alir Utama

Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum proses

yang ada dalam aplikasi kepaniteraan. diagram alir utama ini dapat dilihat pada

gambar berikut:
Gambar 3.1 Diagram alir utama sistem

Diagram Pembobotan Dengan Menggunakan AHP

Secara umum pembobotan dengan menggunakan AHP (Analitical Hierarcy

Procces) dapat dilihat pada gambar berikut:


Gambar 3.2 Diagram Pembobotan Dengan Menggunakan AHP

3.3 Tahap -Tahap Pembuatan Program

Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh dari pengamatan

data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan untuk penelitian guna perancangan

tersebut secara terstruktur adalah:

3.3.1 Pengumpulan Data

a) Metode Observasi

Metode Observasi adalah mengamati secara langsung proses kegiatan

informasi administrasi perkara di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Mulai dari


Pendaftaran sampai Putusan Perkara. Teknik ini digunakan sebagai pencatatan

sistematik fenomena-fenomena yang diteliti.

b) Metode Wawancara

Mengadakan komunikasi dan tanya jawab dengan beberapa staf kepaniteraan

dan Ketua di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Teknik ini digunakan untuk

mengetahui kebutuhan perancangan atau pembuatan Aplikasi untuk menentukan

setiap proses mulai proses pendaftaran perkara hingga hasil putusan perkara.

c) Studi Pustaka

Merupakan proses pengumpulan data dengan cara membaca literatur dari

buku, data-data teoritis dari internet dan catatan-catatan kuliah yang berkaitan dalam

penulisan laporan tugas akhir ini dengan maksud untuk dipergunakan sebagai

landasan teoritis sekaligus sebagai pendukung dan penunjang penyusunan tugas

akhir.

3.3.2 Analisis Data

Membuat analisis terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi di

Pengadilan Agama Kabupaten Malang, data observasi ini masih berupa arsip dan

belum diolah, dalam proses analisis ini diharapkan memperoleh tujuan yang jelas dari

perancangan sistem dengan menggunakan permodelan.

3.3.3 Perancangan Sistem

Memahami rancangan aplikasi sesuai data yang ada dan

mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pemakai. Permodelan sistem ini


berupa perancangan database dengan didukung pembuatan Context Diagram, Data

Flow Diagram, ER-Diagram dan Flowchart, guna mempermudah proses selanjutnya.

3.3.4 Pembuatan Program

Membuat program dan merepresentasikan hasil desain ke dalam

pemrograman berdasarkan sistem yang sudah dirancang. Dalam pembuatan program

menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman, dan mengguanakan MySQL

sebagai database.

3.3.5 Evaluasi Program

Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan.

Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba

ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai

dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan didalamnya.

3.3.6 Pembuatan laporan Tugas Akhir

Pembuatan laporan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil

program.

3.4 Alur Proses

Alur proses digunakan untuk mempermudah pembutan program dan disajikan

dalam bentuk flowchart, pembuatan alur dapat menghindari pemrograman yang tidak

sistematis, serta dapat memudahkan pembaca dalam pemahaman program yang akan

dibuat.
3.4.1 Proses Pendaftaran Perkara

Proses manual pendaftaran perkara dilakukan untuk memperoleh data

pemohon atau penggugat, adapun proses pendaftaran perkara yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Proses Pendaftaran Perkara


Pelaksana Uraian Keterangan

Penggugat 1. Membawa surat gugatan ke


pengadilan tepatnya pada meja I
2. Mendaftar pada meja I.
3. Membayar panjar biaya perkara
yang tertera dalam SKUM di bank
yang di tunjuk.
4. Menyerahkan kembali slip/kwitansi
yang telah di validasi oleh petugas
Bank kepada bagian kas di meja I.
5. Setelah di berikan di beri tanda lunas
dari meja I.
6. Menerima salinan surat
gugatan/permohonan dari
pengadilan.

Meja I 1. Menerima Gugatan, Permohonan,


Verzet, Pernyataan Banding, Kasasi,
Peninjauan Kembali, Eksekusi,
2. Memberikan penjelasan dan
penafsiran biaya perkara atau biaya
Eksekusi yang dituangkan dalam
SKUM (surat kuasa untuk
membayar).
3. Dan menyerahkan kembali surat
gugatan / permohonan tersebut
kepada calon Penggugat atau
Pemohon agar membayar panjar
biaya perkara ke Pemegang Kas.
4. Mencatat dalam buku jurnal
keuangan perkara.
5. Memberi tanda lunas pada
slip/kwitansi biaya panjar perkara.

Meja II 1. Menerima salinan surat gugatan dari


meja I.
2. Mencatat nomor perkara dalam buku
register perkara.

Bank 1. Menerima pembayaran panjar biaya


perkara dan biaya-biaya tambahan
lainnya.
2. Memberi tanda lunas pada
slip/kwitansi biaya panjar perkara.

Gambar 3.3 Proses Pendaftaran perkara


3.4.2 Proses Penetapan Majelis Hakim

Proses penetapan majelis hakim dilakukan untuk memperoleh data majelis

hakim dan panitera pengganti, adapun proses penetapan majelis hakim dan panitera

pengganti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Proses Penetapan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti


Pelaksana Uraian Keterangan

Meja II 1. Mendaftarkan perkara yang


masuk sesuai dengan urutan
penerimaan dari pemegang kas,
dan membubuhi nomor perkara
gugatan / permohonan sesuai
dengan urutan dalam buku
register tersebut.
2. Mengembalikan 1 (satu)
rangkap surat gugatan /
permohonan ke calon
Penggugat / Pemohon.
3. Dan surat gugatan /
permohonan yang asli
diserahkan ke Panmud Perdata
untuk diparaf setelah dilampiri
SKUM, dan penetapan
penunjukan Majelis.
4. Setelah diparaf berkas
diteruskan ke Wakil Panitera
untuk diparaf.

Panitera 1. Setelah berkas ditandatangani


diserahkan kepada ketua untuk
menentukan majelis hakim.
2. Menentukan Panitera
Pengganti.

Ketua Pengadilan 1. Memeriksa berkas perkara.


Agama 2. Menentukan Majelis hakim.
Gambar 3.4 Proses Penetapan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti
3.4.3. Proses Persidangan

Proses persidangan dilakukan ketika semua proses awal sudah selesai, dan

proses persidangan merupakan proses inti dari kegiatan peradilan. Adapun proses

persidangan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pemeriksaan Sidang


Pelaksana Uraian Keterangan

Majelis Hakim 1. Majelis hakim membuka sidang I.


2. Majelis melakukan upaya damai.
3. Apabila upaya damai tidak bisa di
wujudkan maka sidang akan
diteruskan oleh majelis dengan
membaca gugatan dari pihak
penggugat.
4. Mendengar jawaban dari tergugat.
5. Pemeriksaan para saksi-saksi dan
barang bukti dari kedua pihak.
6. Memberikan kesimpulan.
7. Menunda sidang.
8. Mengadakan musyawarah antar
majelis untuk menetapkan putusan.
9. Membacakan putusan.

Penggugat dan 1. Mencoba untuk mediasi. Apabila dari kedua


tergugat belah pihak tidak hadir
2. Apabila dari kedua pihak tidak ada maka Hakim
kesepakatan untuk berdamai maka memerintahkan untuk
sidang diteruskan sampai pada memanggil sekali lagi,
putusan. namun apabila belum
lagi hadir kedua pihak
3. Menerima kutipan putusan dan
maka ada kemungkinan
akta cerai setelah perkara diputus
yaitu,
gugatan/permohonan
majelis hakim. digugurkan atau
verstek.

Panitera 1. Mencatat semua hal yang ada


dalam persidangan.
2. Melaporkan segala aktivitas ketika
persidangan kepada panitera muda
gugatan dalam hal ini pada petugas
Meja II.

Meja II 1. Mencatat data riwayat perkara


dalam buku register perkara.

Gambar 3.3.1 Proses Sidang I

Gambar 3.5 Proses Sidang I


Gambar 3.6 Proses Sidang II
Gambar 3.7 Proses Sidang III

Gambar 3.8 Proses Sidang IV


Tabel 3.4 Proses Persidangan Putusan
Pelaksana Uraian Keterangan

Majelis Hakim 1. Membuat kesimpulan.


2. Mengadakan musyawarah
majelis untuk menetapkan
putusan perkara yang sedang di
tangani bersama.
3. Membacakan putusan dalam
persidangan.

Panitera 1. Mengetik putusan.


2. Menandatangani berkas
putusan.

Meja II 1. Mencatat perkara dalam buku


register perkara.

Jurusita/jurusita 1. Mengirim kutipan putusan untuk


pengganti para pihak yang tidak hadir.

Penggugat dan 1. Mendapatkan kutipan putusan. Apabila tidak


tergugat hadir dalam
sidang pembacaan
putusan maka
kutipan putusan
akan
dikirim/diantar ke
alamat yang
bersangkutan.

Meja III 1. Membuat akta cerai


2. Menerima memori banding
3. Menyimpan berkas perkara
Gambar 3.9 Proses Sidang Putusan

3.5 Proses Bisnis

Proses bisnis menggambarkan interaksi antar aktor dengan sistem,

seorang/sebuah actor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi

dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.


3.5.1 Contex Diagram

Context Diagram merupakan gambaran secara umum untuk

mengidentifikasikan komponen-komponen aplikasi yang ada di Pengadilan Agama

Kabupaten Malang secara terinci. Pada perangkat lunak aplikasi kepaniteraan

Pengadilan Agama Kabupaten Malang, diagram arus datanya dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 3.10 Contex Diagram


Dari konteks diagram Aplikasi Kepaniteraan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Petugas administrator

Petugas login dengan cara memasukkan username dan password, lalu sistem

akan menampilkan halaman sysadmin, disini petugas dapat memasukkan data, antara

lain data master, dan data user. Tetapi petugas disini memeliki hak penuh atas situs

tersebut.

2. Kepala Pengadilan Agama

Kepala Pengadilan Agama, disini hanya mendapatkan laporan-laporan, antara

lain: laporan keuangan perkara , laporan rekap perkara, laporan presensi, laporan

kinerja, dan lain-lain.

3. Petugas Administrasi

Petugas administrasi bertugas untuk memasukan data-data para pendaftar,

data jadwal sidang, dan semua data yang yang berhubungan dengan transaksi.

4. Hakim

Hakim adalah seseorang yang melaksanakan persidangan perkara pada suatu

pengadilan, Hakim disini hanya mendapat laporan jadwal sidang berdasarkan

namanya masing-masing.

3.5.2 Data Flow Diagram (DFD)

1. DFD Level 1
Diagram alur data level 1 pada gambar 3.11 memuat proses-proses inti yang

ada didalam sistem, yaitu proses master, proses transaksi dan proses laporan.

Gambar 3.11 DFD Level 1


2. DFD Level 2 Proses Master

Pada gambar 3.12 adalah penjabaran dari sub proses master, pada sub

proses master nantinya akan ditampilkan pada halaman sysadmin sesuai dengan

data master tersebut, dan jumlah proses master nantinya akan di pecah lagi

kedalam sub yang lebih kecil.

Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses Master

3. DFD Level 2 Transaksi

Pada gambar 3.13 adalah penjabaran dari sub proses transaksi, pada

sub proses transaksi nantinya akan ditampilkan pada halaman sysadmin sesuai
dengan data proses tersebut, dan jumlah proses transaksi nantinya akan di

pecah lagi kedalam sub yang lebih kecil.

Gambar 3.13 DFD Level 2 Proses Transaksi


4. DFD Level 3 Proses Transaksi

Pada DFD level 3 proses transaksi merupakan penjabaran dari sub

proses transaksi.

a. DFD Level 3 Proses Transaksi biaya Perkara

Petugas administrasi mengisi data biaya yang dimbil dari, data master

pendaftar, data master kecamatan, data master radius kemudian disimpan dalam

tabel biaya. Proses ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.14 Level 3 Proses Transaksi Biaya Perkara

b. DFD Level 3 Proses Transaksi Pendaftaran Perkara

Petugas administrasi pengadilan agama mengisi data pendaftar,

petugas mempunyai data pendaftar, data ini diambil dari data radius, data jenis

perkara, dan data penyebab kemudian disimpan dalam data pendaftar. Proses

transaksi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.15 Level 3 Proses Transaksi Pendaftaran Perkara


c. DFD level 3 proses transaksi pemanggilan pihak-pihak berperkara

Pada proses pemanggilan ini petugas mempunyai data pemanggilan

yang diambil dari data jadwal sidang dan data perkara yang diterima kemudian

data disimpan dalam data pemanggilan. Proses transaksi ini dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 3.16 Proses Transaksi Pemanggilan

d. DFD Level 3 proses transaksi penerimaan perkara

Pada proses penerimaan perkara ini petugas mempunyai data

penerimaan perkara yang berisi data diterima dan data ditolak, yang diambil

dari data master pendaftar kemudian disimpan dalam data penerimaan perkara.

Proses transaksi ini dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.17 Proses Transaksi Penerimaan Perkara

e. DFD Level 3 Proses transaksi perkara dicabut

Pada level perkara dicabut ini adalah sebelum perkara dicabut perkara

ini sudah masuk pada data perkara diterima, suatu perkara dicabut karena ada
persetujuan dan ijin dari pihak pendaftar dalam hal ini adalah

penggugat/pemohon. Pada proses ini data diambil dari data penerimaan perkara

yakni pada data perkara diterima. Proses transaksi perkara dicabut dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Gambar 3.18 Proses Transaksi Perkara Dicabut

f. DFD Level 3 proses transaksi perkara diputus

Pada proses perkara diputus ini petugas administrasi mengambil data

dari data penerimaan perkara pada data perkara yang diterima, kemudian

melalui proses persidangan dan sampai pada putusan. Proses transaksi ini dapat

dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.19 Proses Transaksi Perkara Diputus

g. DFD level 3 proses transaksi Absensi Pegawai

Pada proses transaksi pegawai ini, petugas mempunyai data absensi

yang diambil dari data master pegawai. Proses transaksi ini dapat dilihat pada

gambar berikut:
Gambar 3.20 Proses Transaksi Presensi Pegawai

h. DFD Level 3 proses transaksi jadwal sidang

Pada proses transaksi jadwal sidang ini, petugas mengambil data dari

data master pegawai, data master ruangan kemudian data disimpan dalam data

jadwal sidang. Proses pada transaksi ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.21 Proses Transaksi Jadwal Sidang

i. DFD level 3 proses transaksi pengukuran kinerja

Pada proses pengukuran kinerja ini di ambil dari beberapa kriteria

yang telah ditentukan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada pengadilan

agama kabupaten malang. Proses transaksi pengukuran kinerja ini bertujuan

untuk mengukur kinerja dari pengadilan tersebut. Proses transaksi ini dapat

dilihat pada gambar berikut:


Gambar 3.22 Proses Transaksi Pengukuran Kinerja

j. DFD Level 3 Proses Transaksi Data Saksi dan barang bukti

Pada proses ini transaksi ini petugas memasukan data-data saksi dan

barang bukti dari pihak yang berperkara. Adapun data yang dibutuhkan adalah

data dari pendaftar. Proses transaksi ini dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.23 Proses Transaksi Saksi Dan Barang Bukti

k. DFD Level 3 proses transaksi Proses Sidang

Pada proses ini petugas memasukan data pada proses persidangan,

mulai dari sidang pertama sampai dengan sidang terakhir atau sidang putusan.

Adapun data yang dibutuhkan adalah dari data jadwal sidang. Proses transaksi

ini dapat dilihat sebagai berikut:


Gambar 3.24 Proses Transaksi Proses Sidang

l. DFD Level 2 Proses laporan

Pada DFD level 2 proses laporan, merupakan proses terakhir untuk

menampilkan laporan-laporan, data ini diambil dari tabel transaksi, dan

kemudian data ini diproses sehingga menghasilkan laporan pengadilan tiap

periode dan laporan kinerja dari pengadilan tiap periode. Proses ini dapat

dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.25 DFD level 2 proses laporan

3.5.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang

menggambarkan hubungan atau relasi antar Entity, dan setiap Entity terdiri atas satu
atau lebih atribut yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta) dari yang kita

tinjau. Gambar ERD Perangkat Lunak Aplikasi Kepaniteraan dapat dilihat pada

gambar 3.26

Gambar 3.26 Entity Relationship Diagram (ERD)

3.6 Desain Database

Dalam pembuatan program ini dibutuhkan desain database untuk menyimpan

data yang akan digunakan dalam proses aplikasi kepaniteraan. Desain database ini
menjelaskan tabel-tabel dan field-field yang digunakan. Berikut adalah tabel yang

digunakan untuk proses perangkat lunak aplikasi kepaniteraan.

a. Tabel Master Jenis Perkara

Tabel master jenis perkara adalah tabel untuk menyimpan nama jenis perkara.

Tabel ini mempunyai struktur seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Tabel Master Jenis Perkara

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_jenis_perkara int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode jenis
perkara

2. nama_jenis_perkar Varchar(50) Menyimpan data nama jenis perkara


a

b. Tabel Master Penyebab

Tabel master penyebab adalah tabel untuk menyimpan nama-nama penyebab

perkara. Tabel ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.6 Tabel Master Penyebab

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_penyebab int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode penyebab

2. nama_penyebab Varchar(200) Menyimpan data nama penyebab


c. Tabel Master Ruangan

Tabel master ruangan adalah tabel untuk menyimpan data ruang sidang. Tabel

ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.7 Tabel Master Ruangan

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_ruang int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode ruang

2. nama_ruang Varchar(50) Menyimpan data nama ruang

3 quota Varchar(10) Menyimpan jumlah quota dari


ruangan

d. Tabel Master Radius

Tabel master radius adalah tabel untuk menyimpan data radius atau jarak. Tabel

ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.8 Tabel Master Radius

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_radius int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode radius

2. kode_kecamatan Varchar(12) Menyimpan kode kecamatan

3 nama_radius Varchar(50) Menyimpan data nama radius

4 nama_tempat Varchar(50) Menyimpan data nama tempat

5 biaya Varchar(12) Menyimpan data jumlah biaya


e. Tabel Master Kecamatan

Tabel master kecamatan adalah tabel untuk menyimpan data kecamatan. Tabel

ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.9 Tabel Master Kecamatan

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_kecamatan int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode kecamatan

2. Nama_kecamatan Varchar(50) Menyimpan data nama kecamatan

f. Tabel Master Pegawai

Tabel master pegawai adalah tabel untuk menyimpan data pegawai. Tabel ini

mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.10 Tabel Master Pegawai

No Nama Field Type Data Fungsi

1. nip int(18) Menyimpan kode sebagai primary key


dan unik untuk nip

2. nama Varchar(50) Menyimpan data nama pegawai

3 jabatan Varchar(50) Menyimpan data jabatan pegawai

4 golongan Varchar(50) Menyimpan data golongan pegawai

5 alamat Varchar(50) Menyimpan data alamat pegawai

6 telepon Varchar(20) Menyimpan data nomor telepon


pegawai
g. Tabel Master Putusan

Tabel master putusan adalah tabel untuk menyimpan data putusan. Tabel ini

mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.11 Tabel Master Putusan

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_putusan int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode putusan

2. nama_putusan Varchar(50) Menyimpan data nama putusan

h. Tabel Master Perkara

Tabel master perkara adalah tabel untuk menyimpan data perkara. Tabel ini

mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.12 Tabel Master Perkara

No Nama Field Type Data Fungsi

1. no_perkara int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode perkara

2. kode_jenis_perkara Varchar(50) Menyimpan kode jenis perkara

3 nama_perkara Varchar(50) Menyimpan nama perkara

i. Tabel Master pendaftar

Tabel pendaftar adalah tabel untuk menyimpan data pendaftar. Tabel ini

mempunyai struktur seperti dibawah ini:


Tabel 3.13 Tabel Master Pendaftar

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_pendaftar int(18) Menyimpan kode sebagai


primary key dan unik untuk
kode_pendaftar

2. Nama_penggugat Varchar(50) Menyimpan data nama


penggugat

3 Umur_penggugat Varchar(50) Menyimpan data umur


penggugat

4 Gender_penggugat Varchar(12) Menyimpan data gender


penggugat

5 Pendidikan_pengguga Varchar(50) Menyimpan data pendidikan


t penggugat

6 Pekerjaan_pendaftar Varchar(20) Menyimpan data pekerjaan


penggugat

7 Alamat_penggugat Varchar(50) Menyimpan data alamat


pendaftar

8 Nama_tergugat Varchar(50) Menyimpan data nama tergugat

9 Umur_tergugat Varchar(50) Menyimpan data umur tergugat

10 Gender_tergugat Varchar(12) Menyimpan data gender tergugat

11 Pendidikan_tergugat Varchar(50) Menyimpan data pendidikan


tergugat

12 Pekerjaan_tergugat Varchar(50) Menyimpan data pekerjaan


tergugat

13 Kode_kecamatan varchar(15) Menyimpan data kode


kecamatan
14 Alamat_tergugat Varchar(50) Menyimpan data alamat tergugat

15 Tanggal_pernikahan Varchar(50) Menyimpan tanggal pernikahan

16 Nomor_akta_nikah Varchar(50) Menyimpan nomor akta nikah

17 Jumlah_anak Varchar(50) Menyimpan data jumlah anak

18 Tanggal_daftar Varchar(12) Menyimpan data tanggal daftar

19 Bulan_daftar Varchar(12) Menyimpan data bulan daftar

j. Tabel Penerimaan Perkara

Tabel penerimaan perkara adalah tabel untuk menyimpan data perkara yang

diterima atau perkara yang ditolak. Tabel ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.14 Tabel Penerimaan Perkara

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_penerimaan int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode penerimaan
perkara

2 nama_perkara Varchar(50) Menyimpan nama perkara

3 Sifat Varchar(50) Menyimpan status perkara


diterima/ditolak

k. Tabel Saksi Dan Barang Bukti

Tabel saksi dan barang bukti adalah tabel untuk menyimpan data saksi dan

barang bukti. Tabel ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:


Tabel 3.15 Tabel Saksi Dan Barang Bukti

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_pendaftar int(10) Menyimpan kode pendaftar perkara


sebagai foreign key antara tabel
pendaftar dengan tabel saksi dan
barang bukti

2. Nama_saksi1 Varchar(50) Menyimpan nama saksi pertama

3 Nama_saksi2 Varchar(50) Menyimpan nama saksi kedua

4 Nama_saksi3 Varchar(50) Menyimpan nama saksi ketiga

5 Barang_bukti Varchar(50) Menyimpan data barang bukti

l. Tabel Perkara Cabut

Tabel perkara cabut adalah tabel untuk menyimpan semua perkara yang

dicabut. Tabel ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.16 Tabel Perkara Cabut

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_perkara_cabu int(10) Menyimpan kode sebagai primary


t key dan unik untuk kode perkara
cabut

2. kode_pendaftar Varchar(10) Menyimpan kode pendaftar perkara


sebagai foreign key antara tabel
pendaftar dengan tabel perkara
cabut

3 Tanggal_cabut Varchar(50) Menyimpan tanggal cabut perkara

4 penyebab Varchar(50) Menyimpan penyebab perkara


dicabut

m. Tabel Rincian Biaya

Tabel rincian adalah tabel untuk menyimpan rincian-riancian biaya perkara.

Tabel ini mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Tabel 3.17 Tabel Rincian Biaya

No Nama Field Type Data Fungsi

1. kode_pendaftar int(10) Menyimpan kode pendaftar perkara


sebagai foreign key antara tabel
pendaftar dengan tabel rincian biaya

2. Biaya_panjar Varchar(12) Menyimpan biaya panjar

3 Biaya_redaksi Varchar(12) Menyimpan biaya redaksi

4 Biaya_materai Varchar(12) Menyimpan biaya materai

5 Biaya_lain_lain Varchar(12) Menyimpan biaya-biaya lain

6 Total_biaya Varchar(12) Menyimpan total biaya

7 Sisa_pembayaran Varchar(12) Menyimpan sisa pembayaran

8 Status Varchar(20) Menympan status pembayaran

n. Tabel Jadwal Sidang

Tabel jadwal sidang adalah tabel untuk menyimpan jadwal sidang. Struktur

dari tabel jadwal sidang dapat dilihat seperti dibawah ini:


Tabel 3.18 Tabel Jadwal Sidang

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_sidang int(10) Menyimpan kode sebagai primary


key dan unik untuk kode sidang

2. kode_pendaftar Varchar(10) Menyimpan kode pendaftar perkara


sebagai foreign key antara tabel
pendaftar dengan tabel sidang

3 Ketua_majelis Varchar(50) Menyimpan data ketua majelis

4 Hakim_anggota1 Varchar(50) Menyimpan data hakim anggota1

5 Hakim_anggota2 Varchar(50) Menyimpan data hakim anggota2

6 Panitera Varchar(50) Menyimpan data panitera

7 Juru_sita Varchar(50) Menyimpan data jurusita

8 Kode_ruang Varchar(10) Menyimpan kode ruangan sebagai


foreign key antara tabel ruangan
dengan tabel sidang

9 Hari_sidang Varchar(20) Menyimpan data hari sidang

10 Tanggal_sidang Varchar(20) Menyimpan data tanggal sidang

o. Tabel Presensi Pegawai

Tabel presensi pegawai adalah tabel untuk menyimpan data absensi pegawai.

Struktut dari tabel ini daoat dilihat seperti dibawah ini:

Tabel 3.19 Tabel Presensi Pegawai

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Nip Varchar(10) Menyimpan nip pegawai sebagai


foreign key antara tabel pegawai
dengan tabel presensi pegawai
2. tanggal Varchar(10) Menyimpan tanggal absensi
pegawai

3 Jam_datang Varchar(23) Menyimpan jam datang pegawai

4 Jam_pulang Varchar(20) Menyimpan jam pulang pegawai

5 Absen Varchar(20) Menyimpan data absen

p. Tabel Pengukuran Kinerja

Tabel pengukuran kinerja adalah tabel yang akan menyimpan hasil penilaian

kinerja. Struktur tabel penilaian kinerja tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 3.20 Tabel Pengukuran Kinerja

No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_kriteria int(10) Menyimpan kode_kriteria sebagai


foreign key antara tabel master
kriteria dengan tabel pengukuran
kinerja.

2 Bobot_kriteria Varchar(23) Menyimpan data bobot kriteria

3 Hasil perhitungan Varchar(23) Menyimpan hasil perhitungan

4 Tanggal Varchar(20) Menyimpan tanggal penilaian

5 Bulan Varchar(20) Menyimpan bulan penilaian

6 Tahun Varchar(20) Menyimpan tahun penilaian


q. Tabel Proses Sidang

Tabel proses sidang adalah tabel yang akan menyimpan data-data selama

persidangan. Struktur tabel proses persidangan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.21 Tabel Proses Sidang


No Nama Field Type Data Fungsi

1. Kode_sidang int(10) Menyimpan kode_sidang sebagai


foreign key antara tabel master
jadwal sidang dengan tabel proses
sidang.

2 Kode_pendaftar Varchar(23) Menyimpan kode_pendaftar sebagai


foreign key antara tabel master
pendaftar dengan tabel proses
sidang.

3 Ketua_majelis Varchar(23) Menyimpan data ketua majelis

4 Hakim_1 Varchar(20) Menyimpan data Hakim 1

5 Hakim_2 Varchar(20) Menyimpan data Hakim 2

6 Panitera Varchar(20) Menyimpan data panitera

7 Jurusita Varchar(20) Menyimpan data jurusita

8 Kode_ruang Varchar(20) Menyimpan kode_ruang sebagai


foreign key antara tabel master
ruangan dengan tabel proses sidang.

9 Hari_sidang Varchar(20) Menyimpan data hari sidang

10 Tanggal_sidang Varchar(20) Menyimpan data Tanggal sidang

11 Sidang_ke Varchar(2) Menyimpan data urutan sidang

12 Isi_persidangan Text Menyimpan isi persidangan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Implementasi

Teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah teknologi

aplikasi berbasis web, yang membentuk sebuah program yang dapat berdiri sendiri

dan dapat dijalankan dalam lingkungan Internet. Sehingga dimanapun pengguna

(user) berada dapat menggunakan aplikasi ini, dengan mengakses situs tersebut

secara cepat dan mudah. Dengan sistem web based ini, diharapkan dapat membantu

pihak pengadilan dalam membuat laporan dan meningkatkan pengetahuan serta

memberikan suatu kemudahan dalam hal pengukuran kinerja.

Dalam proses pengaplikasiannya sistem ini membutuhkan beberapa

komponen. Apabila semua komponen pendukung perangkat lunak aplikasi

kepaniteraan ini terpasang (installed) dalam komputer, seperti Macromedia

Dreamweaver MX 2004, AppServ 2.5.7, serta browser yang mendukung yaitu

Mozilla Firefox, Opera ataupun Internet Explorer. Maka langkah selanjutnya adalah

mewujudkan rancangan sistem yang telah dibuat.

4.1.1. Kebutuhan Hardware dan Software

Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam Rancang

Bangun Perangkat Lunak Aplikasi kepaniteraan ini menggunakan sebuah perangkat

komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :


a. Hardware dan software untuk pembuatan aplikasi:

Hardware:

 Genuine Intel(R) CPU T1350 @ 1.86GHz

 Memory 1 Gb.

 Harddisk 80 GB.

 Mouse, Keyboard, dan Monitor.

 Printer Canon Pixma ip1200

Software:

 Windows XP Profesional

 Appserv 2.5.7

 Adobe Potoshop Cs

 Macromedia Dreamweaver MX

 Micrososft OfficeXP

b. Hardware dan software minimal untuk menjalankan progam:

Hardware:

 Processor Pentium III 450 MHz.

 Memory 128 MB.

 Hardisk 20 GB.

 Mouse, Keyboard, dan Monitor.

Software:
 Windows XP Profesional

 Appserv 2.5.7

 Macromedia Dreamweaver MX

4.2 Struktur Menu Program

Pada sub bab ini akan dilakukan implementasi dari desain interface.

Berdasarkan desain interface yang telah dibahas pada bab 3, maka akan dibagi

menjadi dua bagian yaitu halaman utama dan halaman sysadmin.

1. Halaman Utama

Hasil implementasi interface pada halaman utama berdasarkan

perancangan pada bab 3 seperti terlihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Halaman Utama


Halaman utama website ini adalah untuk menampilkan berbagai menu

informasi yang ada dalam Perangkat Lunak Aplikasi Kepaniteraan berbasis Web

untuk Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Pada halaman ini terdiri dari beberapa

menu utama antara lain:

a. Halaman Home

Halaman ini adalah halaman yang pertama kali muncul ketika user maupun admin

mengakses website, yang berisi tentang tujuan dan manfaat dari perangkat lunak

aplikasi kepaniteraan berbasis web pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang.

b. Halaman Profil

Halaman ini adalah halaman yang menggambarkan atau menjelaskan dari

pengertian dan tugas panitera pada umumnya. Seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Halaman Profil


c. Halaman Kotak Saran

Pada halaman kotak saran ini, pengguna dapat mengisikan beberapa saran serta

kritikan yang berfungsi untuk perbaikan perangkat lunak aplikasi kepaniteraan ini.

Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Halaman Kotak Saran

d. Halaman Registrasi Pemohon

Pada halaman registrasi pemohon ini, pengguna dalam hal ini pendaftar bisa

langsung mendaftar perkaranya secara online, tanpa harus datang di pengadilan

yang bersangkutan. Adapun desain halamannya sebagai berikut:


Gambar 4.4 Halaman Registrasi Pemohon
e. Halaman Jadwal Sidang

Pada halaman ini, pendaftar maupun pihak berperkara lainnya dapat melihat jadwal

sidang mereka masing-masing secara keseluruhan beserta majelis-majelisnya.

Adapun desain halamannya sebagai berikut:

Gambar 4.5 Halaman Jadwal Sidang

Gambar 4.5.1 Halaman Detail Jadwal Sidang


Dibawah ini merupakan source program untuk menampilkan detail jadwal sidang.

<?php

if(isset($_GET['kode']))

$queryx="select * from sidang_perkara a,pendaftar b,pendaftar_saksi c


where a.kode_pendaftar=b.kode_pendaftar and
b.kode_pendaftar=c.kode_pendaftar and a.kode_sidang='$_GET[kode]'";

$eksekusix=mysql_query($queryx);

if($data=mysql_fetch_array($eksekusix))

?>

f. Halaman panggilan Ghoib

Pada halaman ini, pengguna dapat melihat daftar panggilan ghoib yang tertera pada

tabel tersebut. Panggilan ghoib terjadi ketika panggilan telah dilakukan dua kali

secara teratur namun pihak tergugat tidak hadir maupun kuasa hukumnya dan

ketika alamat tergugat tidak diketahui. Adapun desain dari halamannya sebagai

berikut:

Gambar 4.6 Halaman Panggilan Ghoib


g. Halaman Putusan Sidang

Pada halaman ini, pengunjung maupun pihak yang berperkara dapat langsung

mencetak hasil putusan yang telah ditetapkan. Adapun desain dari halamannya

sebagai berikut:

Gambar 4.7 Halaman Putusan Sidang

h. Halaman Absensi Online

Pada halaman ini pegawai diharuskan melakukan absen secara online. Pada absen

online ini dibuat berdasarkan jam apabila jam masuk kantor maka hanya akan

muncul hadir dan ketika waktu pulang hanya akan muncul pulang. Adapun

desain halamannya sebagai berikut:


Gambar 4.8 Halaman Absensi Online (Hadir)

2. Halaman Sysadmin

Pada halaman ini hanya bisa diakses oleh administrator dan petugas saja, Hasil

implementasi interface halaman sysadmin berdasarkan perancangan pada bab 3

seperti terlihat pada gambar 4.9 dibawah ini:


Gambar 4.9 Halaman Sysadmin

a. Halaman penerimaan perkara

Pada halaman ini, perkara yang masuk pada data pendaftaran perkara belum bisa

langsung diterima sebelum diperiksa kelengkapan berkas perkara tersebut.

Pada halaman inilah data/berkas akan dinilai apakah memenuhi syarat untuk

diterima atau tidak. Adapun desain halamannya sebagai berikut:


Gambar 4.10 Halaman Penerimaan Perkara

Dibawah ini merupakan source program untuk menampilkan detail detail

penerimaan perkara dengan berkas-berkas persyaratannya.

<?php

$query="select * from pendaftar a,master_perkara b,pendaftar_perkara


c where a.kode_pendaftar=c.kode_pendaftar and
b.no_perkara=c.kode_perkara";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

{
if($kode_pendaftar==$data['kode_pendaftar'])

$pilih="selected";

else{

$pilih="";

?> <option
value="index.php?page=form_penerimaan_perkara&kode_pendaftar=<?=
$data['kode_pendaftar']?>" <?=$pilih?>>

<?= $data['nama_pendaftar']?> - <?=


$data['nama_perkara']?></option>

<?

?>

<?

if(!empty($kode_pendaftar))

$query="select * from identitas a,pendaftar b where


a.kode_pendaftar=b.kode_pendaftar and
a.kode_pendaftar='$kode_pendaftar'";

$eksekusi=mysql_query($query) or die(mysql_error());

if($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

?>

b. Halaman Saksi dan Barang Bukti

Halaman saksi adalah halaman untuk memilih daftar saksi-saksi yang akan

dihadirkan dalam persidangan.


Gambar 4.11 Halaman Saksi dan Barang Bukti

c. Halaman Surat-surat

Pada halaman ini, tersedia surat-surat yang dibutuhkan dalam proses persidangan.

Dan langsung bisa dicetak oleh petugas. Adapun desain halamannya sebagai

berikut:

Gambar 4.12 Halaman Surat-surat


Gambar 4.13 Halaman Surat Pemohon/Penggugat
Gambar 4.14 Halaman SKUM

Gambar 4.15 Halaman Surat panggilan Tergugat


Gambar 4.16 Halaman Surat panggilan Saksi

Gambar 4.17 Halaman Surat Penetapan Majelis Hakim


Gambar 4.18 Halaman Surat Penetapan hari Sidang
Gambar 4.19 Halaman Surat Panggilan Ghoib
Gambar 4.20 Halaman Surat Penetapan Eksekusi
Gambar 4.21 Halaman Berita Acara Eksekusi

Dibawah ini merupakan source program untuk menampilkan detail surta-surat

perkara .

<?php

if (empty($awal))
$awal=0;

$query="select * from pendaftar a,sidang_perkara b where


a.kode_pendaftar=b.kode_pendaftar LIMIT $awal,7";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$n++;

if($n%2==0)

$back="#F4F5EF";

}else

$back="#F4F5EG";

?>

<tr bgcolor="<?=$back?>">

<td bgcolor="<?=$back?>"><?= $data['kode_pendaftar'] ?></td>

<td bgcolor="<?=$back?>"><?= $data['nama_pendaftar'] ?></td>

<td bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href="../surat/blangko_pendaftaran.php?kode_pendaftar=<?=$data['kode_
pendaftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16"
height="16" border="0"></a></div></td>

<td bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href="../surat/panggilan_tergugat.php?kode_pendaftar=<?=$data['kode_p
endaftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16"
height="16" border="0"></a></div></td>

<td bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href="../surat/panggilan_ghoib.php?kode_pendaftar=<?=$data['kode_pend
aftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16" height="16"
border="0"></a></div></td>

<td bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href="../surat/panggilan_saksi.php?kode_pendaftar=<?=$data['kode_pend
aftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16" height="16"
border="0"></a></div></td>

<td bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href="../surat/surat_penetapan_hakim.php?kode_pendaftar=<?=$data['kod
e_pendaftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16"
height="16" border="0"></a></div></td>

<td width="30" bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href=""></a><a
href="../surat/penetapan_hari_sidang.php?kode_pendaftar=<?=$data['kod
e_pendaftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16"
height="16" border="0"></a></div></td>

<td width="26" bgcolor="<?=$back?>"><div align="center"><a


href="../surat/putusan_sidang.php?kode_pendaftar=<?=$data['kode_penda
ftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16" height="16"
border="0" /></a></div></td>

<td><div align="center">

<div align="center"><a
href="../surat/penetapan.php?kode_pendaftar=<?=$data['kode_pendaftar'
] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16" height="16"
border="0" /></a></div>

</div></td>

<td><div align="center">

<div align="center"><a
href="../surat/berita_acara_eksekusi.php?kode_pendaftar=<?=$data['kod
e_pendaftar'] ?>"><img src="gambar/window-new.png" width="16"
height="16" border="0" /></a></div>

</div></td>

</tr>

<?

?>

</table>

<div align="center"><font size="2"><strong> Halaman : </strong>

<?

$perintah2="select * from pendaftar a,sidang_perkara b where


a.kode_pendaftar=b.kode_pendaftar";

$hasil2=mysql_query($perintah2);

$jumlah=mysql_num_rows($hasil2);

$i=$jumlah/7;

$i=ceil($i);

for($j=1;$j<=$i;$j++)
{

$awal=(($j-1)*6+$j)-1;

echo("<a href='?page=pendaftar&awal=$awal' target='_self'> [$j] </a>");

}?>

</font></div>

Ketika ada data yang belum diisi maka akan muncul sebuah pesan

maaf pendaftar tersebut belum diproses dengan benar, terutama penentuan

saksi sidang

Gambar 4.22 Halaman Pesan

d. Halaman pengabaian Surat

Pada halaman ini, berguna untuk memproses panggilan ghoib, jika sudah lebih

dari 2x pemanggilan maka secara otomatis panggilan tersebut akan berganti

status menjadi panggilan ghoib dan muncul pada halama home situs ini.

Adapun desain halamannya sebagai berikut:


Gambar 4.23 Halaman Pengabaian Surat

e. Halaman Rincian Biaya

Pada halaman ini, ketika pendaftar mendaftar maka biaya panjarnya akan

masuk pada kolom panjar perkara. Kemudian untuk kolom-kolom yang

kosong akan diisi secara manual karena setiap perkara tidak sama biaya

proses perkaranya. Adapun desain halamannya sebagai berikut:

Gambar 4.24 Halaman Input Biaya


Gambar 4.24.1 Halaman laporan keuangan

Gambar 4.24.2 Halaman Grafik Biaya


Gambar 4.24.3 Halaman Kwitansi Tagihan perkara

Pada Halaman ini, bagi para pihak yang berperkara untuk melunasi semua

proses biaya perkara untuk mendapatkan akta cerai.

f. Halaman laporan jadwal Sidang

Pada halaman ini akan menjadi laporan khusus buat hakim untuk dapat

melihat jadwal sidangnya masing-masing. Adapun beberapa parameter yang

dapat digunakan untuk melihat jadwal sidang yakni, berdasarkan ruangan, dan

berdasarkan bulan. Dapat dilihat pada desain halamannya sebagai berikut:


Gambar 4.25 Halaman laporan jadwal Sidang

g. Halaman rekap perkara

Pada halaman ini berguna untuk merekap semua perkara, mulai dari perkara

masuk, perkara diterima, perkara ditolak, perkara dicabut, dan perkara

diputus. Adapun desain halamannya sebagai berikut:

Gambar 4.26 Halaman Rekap Perkara

h. Halaman laporan sidang putusan


Pada halaman ini setiap putusan sidang akan muncul berdasarkan parameter yang

kita pilih, diantaranya ada 2 parameter yakni berdasarkan bulan dan jenis

putusan. Gunanya adalah sebagai bahan analisis untuk penyuluhan.

Gambar 4.27 Halaman Sidang Putusan

i. Halaman sidang berdasarkan hakim dan panitera

Pada halaman ini akan ditampilkan jumlah sidang berdasarkan hakim dan

panitera, yang berguna untuk menetukan rasio kerja dari keduanya. Adapun

desain halamannya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.28 Halaman Sidang Berdasarkan Hakim Dan Panitera


j. Halaman rekap jenis perkara diterima

Pada halaman ini fungsinya adalah untuk menentukan perkara masuk berdasarkan

jenis perkara. Adapun desain halamannya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.29 Halaman Rekap Jenis Perkara Diterima

k. Halaman Penentuan Bobot

Pada halaman ini pertama-tama yang dilakukan adalah menentukan bobot

kriteria, dari tiap-tiap kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk

pemberian nilai kolom matrik perbandingan ada ketentuan yang telah

diberikan, yakni antara nilai 1-9.

Tabel 4.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan (sumber: Saaty, T, 2001)

Intensitas
Keterangan
Kepentingan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang


3
lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen


7
lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang


2,4,6,8
berdekatan

Percobaan pertama: dengan asumsi bahwa semua kriteria dianggap sama

penting sehingga diberi nilai 1.

Gambar 4.30 Halaman Pengisian Nilai Matrik Perbandingan

Goal Waktu Presensi Penyuluhan Pelayanan Eigenvector/bobot

Waktu 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

Presensi 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

Penyuluhan 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

Pelayanan 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

1 1 1 1 1

Gambar 4.30.1 Halaman Hasil Perhitungan Bobot Kriteria


Selanjutnya adalah mengecek apakah bobot konsisten atau tidak. Untuk hal ini hal

pertama yang harus dilakukan adalah menghitung principal eigen value (max)

matrik diatas dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antar sel pada baris jumlah

dan sel pada kolom priority vector, sbb:

max = 4x0.25+4x0.25+4x0.25+4x0.25

=4

Karena matrik berordo 4 (terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks konsisten yang

diperoleh:

CI=4-4/4-1=0

apabila CI bernilai nol, berarti matrik konsisten. Batas ketidakkonsistensi yang

ditetapkan (Saaty,2001) diukur dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yakni

perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit Random (RI) yang

ditabelkan pada tabel dibawah ini. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. dengan

demikian Rasio konsistensi dapat dirumuskan:

CR=CI/RRI

Tabel 4.2 Skala penilaian perbandingan berpasangan (sumber: Saaty, T, 2001)


N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

R 0 0 0.5 0. 1.1 1.2 1.3 1.4 1.4 1.4


Untuk mencari nilai CR:

CR=CI/RI= 0

Berarti matrik yang didapat sangat konsisten dengan nilai nol. Jika matrik

bernilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih

dianggap dapat diterima.

Percobaan kedua: pada percobaan kali ini, nilai semua kriteria diberi nilai genap

yang artinya bahwa, dari ke empat criteria ini semuanya dianggap saling

berhubungan satu sama lain.

Gambar 4.30.2 Halaman Pengisian Nilai Matrik Perbandingan

Goal Waktu Presensi Penyuluhan Pelayanan Eigenvector/bobot

Waktu 0.53333 0.57534 0.48780 0.38095 0.49436

Presensi 0.26667 0.28767 0.36585 0.33333 0.31338

Penyuluhan 0.13333 0.09589 0.12195 0.23810 0.14732

Pelayanan 0.06667 0.04110 0.02439 0.04762 0.04494

1 1 1 1 1
Gambar 4.30.3 Halaman Hasil Perhitungan Bobot Kriteria

Selanjutnya adalah mengecek apakah bobot konsisten atau tidak. Untuk hal ini hal

pertama yang harus dilakukan adalah menghitung principal eigen value (max)

matrik diatas dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antar sel pada baris jumlah

dan sel pada kolom priority vector, sbb:

max = 1.875x0.49436+3.476x0.31338+8.2x0.14732+21x0.04494

= 4.16799

Karena matrik berordo 4 (terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks konsisten yang

diperoleh:

CI=416799-4/4-1=0.05599

apabila CI bernilai nol, berarti matrik konsisten. Batas ketidakkonsistensi yang

ditetapkan saaty diukur dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yakni

perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit Random (RI) yang

ditabelkan pada tabel 4.2. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. dengan demikian

Rasio konsistensi dapat dirumuskan:

CR=CI/RRI

Untuk mencari nilai CR:


CR=CI/RI= 0.06221

Jika matrik bernilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih

dianggap dapat diterima.

Dibawah ini merupakan source program untuk menghitung bobot kriteria dari

Pengadilan Agama Kab. Malang.

<?

if($_POST['Submit']=='Proses')

for($i=1;$i<=3;$i++)

$waktu5+=$_POST['waktu'.$i];

$presensi5+=$_POST['presensi'.$i];

$penyuluhan5+=$_POST['penyuluhan'.$i];

$pelayanan5+=$_POST['pelayanan'.$i];

$bobot_waktu1=$_POST['waktu1']/$waktu5;

$bobot_waktu2=$_POST['waktu2']/$waktu5;

$bobot_waktu3=$_POST['waktu3']/$waktu5;

$bobot_waktu4=$_POST['waktu4']/$waktu5;

$bobot_waktu5=$bobot_waktu1+$bobot_waktu2+$bobot_wak
tu3+$bobot_waktu4;

$bobot_presensi1=$_POST['presensi1']/$presensi5;

$bobot_presensi2=$_POST['presensi2']/$presensi5;

$bobot_presensi3=$_POST['presensi3']/$presensi5;
$bobot_presensi4=$_POST['presensi4']/$presensi5;

$bobot_presensi5=$bobot_presensi1+$bobot_presensi2+$
bobot_presensi3+$bobot_presensi4;

$bobot_penyuluhan1=$_POST['penyuluhan1']/$penyuluhan
5;

$bobot_penyuluhan2=$_POST['penyuluhan2']/$penyuluhan
5;

$bobot_penyuluhan3=$_POST['penyuluhan3']/$penyuluhan
5;

$bobot_penyuluhan4=$_POST['penyuluhan4']/$penyuluhan
5;

$bobot_penyuluhan5=$bobot_penyuluhan1+$bobot_penyulu
han2+$bobot_penyuluhan3+$bobot_penyuluhan4;

$bobot_pelayanan1=$_POST['pelayanan1']/$pelayanan5;

$bobot_pelayanan2=$_POST['pelayanan2']/$pelayanan5;

$bobot_pelayanan3=$_POST['pelayanan3']/$pelayanan5;

$bobot_pelayanan4=$_POST['pelayanan4']/$pelayanan5;

$bobot_pelayanan5=$bobot_pelayanan1+$bobot_pelayanan
2+$bobot_pelayanan3+$bobot_pelayanan4;

$eigenvector1=($bobot_waktu1+$bobot_presensi1+$bobot
_penyuluhan1+$bobot_pelayanan1)/4;

$eigenvector2=($bobot_waktu2+$bobot_presensi2+$bobot
_penyuluhan2+$bobot_pelayanan2)/4;

$eigenvector3=($bobot_waktu3+$bobot_presensi3+$bobot
_penyuluhan3+$bobot_pelayanan3)/4;

$eigenvector4=($bobot_waktu4+$bobot_presensi4+$bobot
_penyuluhan4+$bobot_pelayanan4)/4;

$eigenvector5=($bobot_waktu5+$bobot_presensi5+$bobot
_penyuluhan5+$bobot_pelayanan5)/4;

?><!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0


Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-
transitional.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html;


charset=iso-8859-1" />

<title>Untitled Document</title>

</head>

<body>

<form id="form1" name="form1" method="post"


action="index.php?page=kinerja_ahp">

<div align="center">

<table width="319" border="0">

<tr>

<td colspan="3"
bgcolor="#CCCCCC"><strong>Periode Pemeriksaan
</strong></td>

</tr>

<tr>

<td width="110"
bgcolor="#FFFFFF"><strong>Bulan</strong></td>

<td width="8" bgcolor="#FFFFFF">:</td>

<td width="179" bgcolor="#FFFFFF"><label>

<select name="bulan">

<option value="">Bulan</option>
<?

for($i=1;$i<13;$i++)

$bln=$i;

if($i<=9)

$bln='0'.$i;

?>

<option value="<?=$bln?>">

<?= $bln ?>

</option>

<?

?>

Dibawah ini merupakan source program untuk menghitung bobot Penyelesaian

perkara pada kriteria waktu dari Pengadilan Agama Kab. Malang.

Hitung Waktu Penyelesaian Perkara

$jumlah_tepat_waktu=0;

$jumlah_pendaftar=0;

$jumlah_tdk=0;

$persentase_jumlah_tepat_waktu=0;

$persentase_jumlah_tdk=0;

$selisih_waktu_adalah=0;

$i=$bulan;

if($i==01)$bln=1;
if($i==02)$bln=2;//. 12 1 2 3 4-3

if($i==03)$bln=3; //

if($i==04)$bln=4;

if($i==05)$bln=5;

if($i==06)$bln=6;

if($i==07)$bln=7;

if($i==08)$bln=8;

if($i==09)$bln=9;

$q="select * from periode";

$eks=mysql_query($q);

if($data=mysql_fetch_array($eks))

$periode=$data['jumlah_periode'];

if($bln<=$periode)// 2 3

$bln_batas=12-($periode-$bln);

$tahun_batas=$tahun-1;

$tglx=$bln_batas."-".$tahun_batas;

}else

$bln_batas=$bln-$periode;

if($bln_batas<=9)

$bl='0'.$bln_batas;

$tglx=$bl."-".$tahun;

$query="select * from pendaftar where tanggal_daftar like'%$tglx'";


$eksekusi=mysql_query($query);

while($da=mysql_fetch_array($eksekusi))

$jumlah_pendaftar++;

$query="select * from pendaftar a,sidang_perkara b,sidang_putusan c

where a.kode_pendaftar=b.kode_pendaftar

and b.kode_sidang=c.kode_sidang and

c.tanggal_diputus like'%$tgl'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($da=mysql_fetch_array($eksekusi))

$jumlah_tepat_waktu++;

$jumlah_tdk=$jumlah_pendaftar-$jumlah_tepat_waktu;

if($jumlah_tdk!=0 or $jumlah_pendaftar!=0 or $jumlah_tepat_waktu!=0)

$persentase_jumlah_tepat_waktu=$jumlah_tepat_waktu/($jumlah_tepat_wak
tu+$jumlah_tdk)*100;

$persentase_jumlah_tdk=$jumlah_tdk/($jumlah_tepat_waktu+$jumlah_tdk)*
100;

Dibawah ini merupakan source program untuk menghitung bobot Penyelesaian

perkara pada kriteria presensi dari Pengadilan Agama Kab. Malang.

$jumlah_hadir=0;
$jumlah_bolos=0;

$q="select * from absensi_pegawai a,master_pegawai b where a.nip=b.nip


and a.tanggal like'%$tgl' and a.absen='hadir'";

$eks=mysql_query($q);

while($data=mysql_fetch_array($eks))

$jumlah_hadir++;

$query="select * from master_pegawai where nip not in(Select nip from


absensi_pegawai where tanggal like'%$tgl')";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($da=mysql_fetch_array($eksekusi))

$jumlah_bolos++;

if($jumlah_hadir!=0 or $jumlah_bolos!=0)

$persentase_hadir=$jumlah_hadir/($jumlah_bolos+$jumlah_hadir)*100;

$persentase_bolos=$jumlah_bolos/($jumlah_bolos+$jumlah_hadir)*100;

Dibawah ini merupakan source program untuk menghitung bobot Penyelesaian

perkara pada kriteria penyuluhan dari Pengadilan Agama Kab. Malang.

$pendaftar_bulan_lalu=0;

$pendaftar_bulan_ini=0;

$persen_bulan_lalu=0;

$persen_bulan_ini=0;

$nilai=0;
$query="select * from pendaftar where tanggal_daftar like'%$tgl'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($da=mysql_fetch_array($eksekusi))

$pendaftar_bulan_ini++;

if($bln<2)// 2 3

$bln_batas=12-(2-$bln);

$tahun_batas=$tahun-1;

$tglx=$bln_batas."-".$tahun_batas;

}else

$bln_batas=$bln-1;

if($bln_batas<=9)

$bl='0'.$bln_batas;

$tglx=$bl."-".$tahun;

$query="select * from pendaftar where tanggal_daftar


like'%$tglx'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($da=mysql_fetch_array($eksekusi))

$pendaftar_bulan_lalu++;

if($pendaftar_bulan_lalu!=0 or $pendaftar_bulan_ini!=0 or
$jumlah_hadir!=0)

{
$persen_bulan_lalu=$pendaftar_bulan_lalu/($pendaftar_bulan_lalu+$pend
aftar_bulan_ini)*100;

$persen_bulan_ini=$pendaftar_bulan_ini/($pendaftar_bulan_lalu+$pendaf
tar_bulan_ini)*100;

$nilai=$persen_bulan_lalu-$persen_bulan_ini;

?>

Gambar 4.31 Grafik laporan Kinerja Berdasarkan Parameter Periode


Gambar 4.32 Grafik laporan Kinerja Berdasarkan Bulan

Dibawah ini merupakan source program untuk menampilkan grafik kinerja dari

Pengadilan Agama Kab. Malang.

<?php

if(!empty($_POST['tahun']) and $_POST['parameter']=="Bulan")

$target="Grafik/Data/MSColumn2D.xml";

$file=fopen("$target","w");

include("../config/koneksi.php");

$isi_xml="<chart palette='2' caption='Laporan Kinerja AHP' shownames='1'


showvalues='0' decimals='0' numberPrefix='(%)' useRoundEdges='1'
legendBorderAlpha='0'>";

$isi_xml.="<categories>";

$query="select bulan from laporan_ahp where tahun='$_POST[tahun]'";


$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$i=$data['bulan'];

$isi_xml.="<category label='".$i."'/>";

$isi_xml.="</categories>";

///////////// waktu

$isi_xml.="<dataset seriesName='Waktu' color='AFD8F8'


showValues='0'>";

$query="select waktu from laporan_ahp where tahun='$_POST[tahun]'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$isi_xml.="<set value='".$data['waktu']."'/>";

$isi_xml.="</dataset>";

///////////////presensi

$isi_xml.="<dataset seriesName='Presensi' color='F6BD0F'


showValues='0'>";

$query="select presensi from laporan_ahp where


tahun='$_POST[tahun]'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$isi_xml.="<set value='".$data['presensi']."'/>";

$isi_xml.="</dataset>";

////////////////////////// penyuluhan

$isi_xml.="<dataset seriesName='Penyuluhan' color='8BBA00'


showValues='0'>";
$query="select penyuluhan from laporan_ahp where
tahun='$_POST[tahun]'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$isi_xml.="<set value='".$data['penyuluhan']."'/>";

$isi_xml.="</dataset>";

$isi_xml.="</chart>";

fwrite($file,$isi_xml);

fclose($file);

header("location:index.php?page=grafik_kinerja_ahp&parameter=Bulan&tahun=
$tahun");

else if(!empty($_POST['tahun']) and $_POST['parameter']=="Periode")

$target="Grafik/Data/MSColumn2D_Periode.xml";

$file=fopen("$target","w");

include("../config/koneksi.php");

$periodenya=0;

$isi_xml="<chart palette='2' caption='Laporan Kinerja AHP' shownames='1'


showvalues='0' decimals='0' numberPrefix='(%)' useRoundEdges='1'
legendBorderAlpha='0'>";

$isi_xml.="<categories>";

$query="select * from periode";

$eksekusi=mysql_query($query);

if($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

{
for($i=1;$i<=$data['jumlah_periode'];$i++)

$isi_xml.="<category label='Periode Ke-".$i."'/>";

$periodenya=$data['jumlah_periode'];

$isi_xml.="</categories>";

///////////// waktu

$hitung_jml_periode=12/$periodenya;

$pengurang=$hitung_jml_periode-1;

$isi_xml.="<dataset seriesName='Waktu' color='AFD8F8' showValues='0'>";

for ($i=1;$i<=12;$i+=$pengurang)

$bulan_batas=$i+$pengurang;

$tambah=0;

$jumlah=0;

$rata2=0;

$bln=0;

if($bulan_batas<=9)

$bl='0'.$bulan_batas;

if($i<=9)$bln='0'.$i;

$query="select sum(waktu) as jumlah from laporan_ahp where


tahun='$_POST[tahun]' and bulan between '$bln' and '$bl'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$tambah=$data['jumlah'];
}

$rata2=$tambah/$periodenya;

$isi_xml.="<set value='".$rata2."'/>";

$isi_xml.="</dataset>";

///////////////presensi

$isi_xml.="<dataset seriesName='Presensi' color='F6BD0F'


showValues='0'>";

for ($i=1;$i<=12;$i+=$pengurang)

$bulan_batas=$i+$pengurang;

$tambah=0;

$jumlah=0;

$rata2=0;

if($bulan_batas<=9)

$bl='0'.$bulan_batas;

if($i<=9)$bln='0'.$i;

$query="select sum(presensi)as jumlah from laporan_ahp where


tahun='$_POST[tahun]' and bulan between '$bln' and '$bl'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$tambah=$data['jumlah'];

$rata2=$tambah/$periodenya;
$isi_xml.="<set value='".$rata2."'/>";

$isi_xml.="</dataset>";

////////////////////////// penyuluhan

$isi_xml.="<dataset seriesName='Penyuluhan' color='8BBA00'


showValues='0'>";

for ($i=1;$i<=12;$i+=$pengurang)

$bulan_batas=$i+$pengurang;

$tambah=0;

$jumlah=0;

$rata2=0;

if($bulan_batas<=9)

$bl='0'.$bulan_batas;

if($i<=9)$bln='0'.$i;

$query="select sum(penyuluhan)as jumlah from laporan_ahp where


tahun='$_POST[tahun]' and bulan between '$bln' and '$bl'";

$eksekusi=mysql_query($query);

while($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$tambah=$data['jumlah'];

$rata2=$tambah/$periodenya;

$isi_xml.="<set value='".$rata2."'/>";

$isi_xml.="</dataset>";

$isi_xml.="</chart>";
fwrite($file,$isi_xml);

fclose($file);

header("location:index.php?page=grafik_kinerja_ahp&parameter=Periode&tahu
n=$tahun");

else

header("location:index.php?page=grafik_kinerja_ahp");

?>

l. Halaman vote pelayanan

Halaman vote kinerja adalah halaman yang berisi pertanyaan mengenai kinerja

pengadilan agama. Adapun halamannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.33 Halaman vote pelayanan

Dibawah ini merupakan source program untuk menampilkan grafik vote pelayanan

dari Pengadilan Agama Kab. Malang.


<?php

$query="select * from pentanyaan";

$eksekusi=mysql_query($query);

if($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

echo($data['pertanyaan']);

?>

<input type="hidden" name="kode_pertanyaan" value="<?=$data['kode']?>"


/>

<?

?>

<?php

$bulan=date('m');

$tahun=date('Y');

$query="select * from pilihan where bulan='$bulan' and tahun='$tahun' ";

$eksekusi=mysql_query($query);

if($data=mysql_fetch_array($eksekusi))

$total=$data['bagus']+$data['sedang']+$data['tidak'];

$persen_baik=($data['bagus']/$total)*100;

$persen_sedang=($data['sedang']/$total)*100;

$persen_tidak=($data['tidak']/$total)*100;

?>

m. Halaman set pertanyaan vote pelayanan

Halaman set pertanyaan vote kinerja adalah halaman yang berisi form untuk

pemasukan pertanyaan. Adapun halamannya dapat dilihat sebagai berikut:


Gambar 4.34 Halaman set pertanyaan vote pelayanan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibuat dapat menjadikan pengadilan lebih transparan dan

akuntabel karena proses perkara mulai dari pendaftaran sampai putusan dapat

dipantau oleh masyarakat.

2. Aplikasi yang di buat dapat mempublikasikan dan menyediakan pendaftaran

perkara secara online.

3. Keputusan yang diambil oleh eksekutif dalam hal ini kepaniteraan dapat

dipertanggungjawabkan dengan dukungan dari perhitungan AHP sebagai

model dalam penilaian kinerja.

5.2 Saran-saran

Setelah mengembangkan aplikasi ini, ada beberapa saran yang harus

diterapkan guna pengembangan aplikasi lebih lanjut:

1. Aplikasi Kepaniteraan ini dapat diperkaya dengan penambahan kompleksitas

kriteria penilaian kinerja yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan

informasi kepada eksekutif yang lebih optimal.

2. Perlu dilakukan pengembangan program sejenis dengan permasalahan domain

yang lebih luas.


DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif, 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi Offset,
Yogyakarta.

Bahdin Nur Tanjung, Ardial. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah.
Prenada Media Group. Jakarta
Cik Hasan Bisri, 2000. Peradilan Agama di Indonesia,: Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Dhani, 2005. Dari SGML hingga XML.

http://dhani.singcat.com/refleksi/2005_10_01_archive.php

Tanggal akses : 27 Maret 2010.

Dwi Kristianto, 2002. Sejarah World Wide Web.

http://www.master.web.id/tutorial/penulisan/sejarah-www.htm

Tanggal akses : 27 Maret 2010.


Faiz Almath, Muhammad. 2001. 1100 Hadits Terpilih. Gema Insani Press. Software
HaditsWeb 2.0.

Juju, Dominikus, 2006, Tip dan Trik Desain Web untuk Pemula, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Keputusan Ketua Mahkamah Agung. Republik Indonesia. Nomor:


144/kma/skniii/2007. Tentang. Keterbukaan informasi di pengadilan.

www.mahkamahagung.go.id/di_web3/skkma-144.pdf
Tanggal akses : 27 Maret 2010.
Kristanto, Andri, 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Gava Media,
Yogyakarta.

Kusrini dan Sulistyani, Ester., 2006, Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process


(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan
Karyawan, Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana VI 2006, Program
Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Mustofa, 2005, Kepaniteraan Peradilan Agama, Prenada Media, Jakarta.

Nugroho, Bunafit. 2004. Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan
MySQL. Gava Media. Yogyakarta.

Oktady, 2005. Sistem Informasi Eksekutif (EIS).

http://oktadymalik.multiply.com/journal/item/44/SISTEM_INFORMASI_EK
SEKUTIF_EIS.

Tanggal akses : 30 Maret 2010.


Saaty, T, 2001. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki
Analitik (AHP) untuk Pengambilan Keputusan dalam situasi yang kompleks,
Pustaka Binama Pressindo, Jakarta.

Sakur, Stendy B, 2003. Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver MX, Andi
Offset, Yogyakarta.

Sidik, Betha. 2006. Pemrograman WEB dengan PHP. Informatika. Bandung.

Suprianto, Dodit, 2008. Buku Pintar Pemrograman PHP, OASE Media, Bandung.

Umar, Daihani, dan Dadan, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Wahyono, Teguh, 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Implementasi), Graha Ilmu, Yogyakarta.

Zaini Ahmad Noeh dan Abdul Basit Adrian, 2001. Sejarah Singkat Pengadilan
Agama Islam di Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai