Anda di halaman 1dari 5

Nurmansyah(1511505150959)

AKIDAH ISLAMIYAH
Definisi
Akidah menurut bahasa berasal dari kata al-aqdu yang berarti ikatan. Sedangkan
menurut istilah akidah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Akidah Islamiyah adalah
keimanan yang teguh kepada Allah Taala dengan senantiasa melaksanakan kewajiban dan
taat kepada Allah Taala, beriman kepada malaikat-malaikat Allah, rasul-rasul Allah, kitab-
kitab Allah, hari akhir, dan takdir baik dan buruk, serta mengimani seluruh apa-apa yang
telah shahih tentang prinsip-prinsip agama, perkara yang ghaib, serta beriman pada
seluruh berita-berita pasti(qathi) baik secara ilmiah maupun amaliyah yang telah
ditetapkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih.

Tujuan
Akidah Islam memiliki banyak tujuan baik yang harus dipegang teguh, yaitu :
- Untuk meluruskan niat dalam beribadah kepada Allah Taala, karena Allah
merupakan pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan beribadah haruslah
diperuntukkan kepada Allah Taala.
- Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbul karena jiwa yang
kosong dari akidah. Manusia yang jiwanya kosong dari akidah, terkadang lebih
mudah terjatuh kedalam kesesatan akidah(keyakinan) dan menyembah materi yang
nyata saja.
- Akidah Islam memberikan ketenangan jiwa dan pikiran, karena akidah akan
menghubungkan seorang mukmin dengan penciptanya lalu meridhoi Allah sebagai
Tuhan yang mengatur segala urusan, hakim yang membuat syariat. Oleh karena itu
jiwanya menerima takdir, pasrah, dadanya lapang, dan tidak mencari Tuhan
pengganti.
- Meluruskan tujuan dan perbuatan penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan dalam kehidupan bermasyakat. Karena diantara dasar akidah adalah iman
kepada rasul Allah, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan
perbuatan.
- Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala daya dan upaya untuk
membela dan menegakkan agama Allah tidak peduli jalan apapun yang harus
ditempuh.
- Menciptakan umat yang bersungguh-sungguh dalam sesuatu, memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya dan tidak melewatkan kesempatan untuk beramal baik,
menjauhi segala larangan Allah karena rasa takut dari siksa dan percaya akan
adanya hari pembalasan.
- Meraih kebahagian dunia dan akhirat dengan memperbaiki pribadi-pribadi maupun
kelompok serta meraih pahala dunia dan akhirat.
Nurmansyah(1511505150959)

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Akidah Islamiyah secara umum mencakup rukun iman yang enam,
yaitu :
1. Iman kepada Allah, yaitu percaya dan yakin bahwa hanya ada satu Tuhan yang berhak
disembah ialah Allah Subhanahu wa Taala. Percaya dan yakin bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan, memiliki dan mengatur segala urusan. Dan beriman kepada
nama-nama dan sifat-sifat Allah, bahwasanya Allah Taala pemilik nama-nama yang
mulia dan sifat-sifat yang sempurna serta agung sesuai dengan yang ada dalam Al-
Quran dan Sunnah Rasul-Nya Shalallahualahi wa Sallam.
2. Iman kepada Malaikat Allah, yaitu kita harus meyakini para malaikat adalah hamba-
hamba Allah yang mulia. Mereka senantiasa beribadah kepada Allah serta tunduk dan
patuh mentaati-Nya. Beriman kepada para malaikat dapat diwujudkan dengan cara
mengimani wujud mereka, mengimani mereka yang kita kenali dan juga para malikat
yang kita tidak kenal, mengimani sifat-sifat mereka, seperti sifat bentuk Jibril,
sebagaimana yang pernah dilihat Rasulullah bahwa Jibril mempunyai 600 sayap yang
dapat menutup ufuk, mengimani tugas-tugas malaikat yang telah diperintahkan Allah
kepada mereka yang kita ketahui, seperti malaikat bertasbih dan menyembah Allah
siang dan malam tanpa merasa lelah. Dengan mengimani malaikat Allah, kita jadi
mengetahui keagungan, kekuatan dan kekuasaan-Nya, bahwasanya kebesaran makhluk
pada hakikatnya adalah dari keagungan sang pencipta dan bersyukur kepada Allah,
karena perhatian Allah terhadap kita sehingga menugasi para malaikat serta membuat
kita cinta kepada para malaikat karena para malaikat senantiasa beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Taala.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah. Allah telah menurunkan kitab-kitab yang berisi
petunjuk dan kebaikan kepada para rasul. Mengimani kitab-kitab Allah, yaitu meyakini
bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para rasul dan kita harus mengimani
kitab-kitab-Nya yang telah kita ketahui, seperti Al-Quran yang diturunkan kepada nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam, Taurat diturunkan kepada nabi Musa Alaihi
Sallam, Injil kepada nabu Isa Alaihi Sallam, dan Zabur kepada nabi Daud Alaihi Sallam.
Kita harus membenarkan seluruh beritanya, seperti berita yang ada di dalam Al-Quran,
dan berita-berita kitab-kitab terdahulu yang belum diselewengkan. Mengerjakan
seluruh berita yang belum di-nasakh(dihapus) serta rela dan pasrah pada hukum yang
terdapat di dalamnya. Seluruh kitab terdahulu telah di-nasakh oleh Al-Quran, adapun
firman-Nya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab(yang diturunkan
sebelumnya), dan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, (QS. Al-
Maaidah: 48). Dengan mengimani Kitabullah kita jadi mengetahui bahwasnya Allah
telah menurunkan kitab-kitab-Nya sebagai hidayah(petunjuk) bagi umat manusia dan
mengetahui hikmah Allah dalam syara atau hukum-Nya sehingga menetapkan hukum
Nurmansyah(1511505150959)

yang sesuai dengan tingkah laku setiap umat, seperti firman-Nya : Untuk tiap-tiap
umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (QS. Al-Maaidah:
48).
4. Iman kepada para Rasul Allah. Allah telah mengutus para rasul sebagai pembawa
risalah untuk umat manusia mulai dari rasul yang pertama, yaitu Nuh Alaihi Sallam dan
yang terakhir Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam. Allah telah mengakhiri seluruh
syariat dengan syariat Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam. Beliau diutus sebagai
rasul terakhir untuk seluruh umat manusia dan tidak lagi nabi sesudahnya. Kita harus
mengimani bahwa risalah para rasul benar-benar dari Allah Subhanahu wa Taala.
Barangsiapa mengingkari risalah meraka walau hanya seorang maka dinyatakan kafir
menurut pendapat para ulama. Allah Subhanahu wa Taala berfirman : Kaum Nuh telah
mendustakan para rasul.(QS. Asy Syuaraa: 105). Allah menjadikan kaum Nuh
mendustakan para rasul padahal hanya seoarang saja yang mereka dustakan yakni Nuh.
Maka dari itu umat yang tidak mengikuti nabi Muhammad dan mendustakannya berarti
telah mendustakan para rasul seperti umat Nasrani yang juga mendustakan nabi Isa
karena telah mendustakan nabi Muhammad Shalallahu Alahi wa Sallam. Mengimani
para rasul yang kita kenali dan yang tidak kenali nama-namanya. Firman Allah dalam
surat Al-Mumin : Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan diantara mereka ada (pula)
yang tidak Kami ceritakan kepadamu .(QS. Al-Mumin: 78). Mengamalkan Syariat para
rasul yang diutus kepada kita. Dengan mengimani para rasul kita jadi mengetahui
rahmat serta perhatian Allah kepada kita, karena telah memberikan petunjuk dengan
menurunkan para rasul, mensyukuri nikmat Allah yang besar ini, dan mencintai para
rasul, mengagungkan dan memujinya, karena mereka hanya menyembah Allah Taala,
menyampaikan risalah-Nya, dan menasihati hamba-Nya.
5. Beriman kepada hari Kiamat, beriman kepada hari akhir berarti percaya tidak ada hari
lagi setelahnya, dan percaya akan hari kebangkitan(bats), yaitu hari dihidupkannya
kembali umat manusia yang telah meninggal ketika tiupan sangkakala yang kedua kali.
Mengimani akan adanya hari perhitungan (hisab) dan pembalasan (jaza), yakni
meyakini bahwa setiap perbuatan kita akan dihitung dan dibalas. Mengimani Surga dan
Neraka sebagai tempat kembali yang abadi. Surga adalah tempat bagi umat yang
beriman kepada Allah, mengerjakan amal sholeh, dan menjahui larangan-Nya, adapun
Neraka adalah seburuk-buruknya tempat untuk kembali karena di dalamnya berisi
orang-orang kafir yang zhalim, serta orang mengingkari Allah Taala dan Rasul-Nya.
Dengan mengimani hari akhir maka kita lebih mencintai ketaatan dan mengharapkan
pahala, membenci hari akhir karena percaya akan dibalas segala perbuatan kelak dan
menghibur orang mukmin tentang apa yang akan didapatkannya nanti di akhirat kelak.
6. Beriman kepada Takdir(qadha dan qadar), beriman kepada qadha dan qadar memiliki
empat tingkatan, yaitu Al-Ilm(pengetahuan), yaitu mengimani dan meyakini bahwa
Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu secara umum dan terperinci yang berada di
Nurmansyah(1511505150959)

seluruh alam semesta, tak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya. Al-Kitabah
(penulisan), yaitu mengimani bahwa Allah telah menuliskan segala ketetapan segala
sesuatu dalam Lauh Mahfuzh yang ada di sisi-sisi-Nya. Al-Masyiah(kehendak) yang
berarti bahwa segala sesuatu yang terjadi, maupun yang tidak terjadi semuanya
merupakan kehendak-Nya. Al-Khalq (penciptaan), yaitu mengimani bahwa Allah
pencipta segala sesuatu. Seluruh yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah
Taala. Dengan mengimani Takdir, maka melati diri kita untuk banyak bersyukur dan
bersabar dan menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa serta memupuk sifat
optimis dan giat bekerja dan menenangkan jiwa, Allah berfirman : Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.(QS. Al-
Fajr : 27-30).

Keutamaan Tauhid
1. Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia. Allah Taala berfirman : Tidak
Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. (QS.
Adz-Dzariyat : 56)
2. Tauhid adalah risalah yang dibawa oleh para rasul. Allah Taala berfirman : Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul dari setiap umat (untuk menyerukan)
beribadah kepada Allah (saja) dan menjauhi thoghut. (QS. An-Nahl : 36)
3. Tauhid ialah landasan dari semua ibadah dan muamalah
4. Tauhid mencakup seluruh ajaran Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
5. Tauhid adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang hamba kepada Rabb-
nya
6. Tauhid akan mendatangkan ketenangan hidup. Allah Taala berfirman : Orang-
orang yang beriman dan tidak menodai keimanan mereka dengan kedzoliman
(kemusyrikan) mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat jalan hidayah. (QS. Al-Anam : 82)
7. Tauhid adalah penyebab masuk surga. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
bersabda : Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak
(benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang
disampaikan kepada Maryam, serta Ruh daripada-Nya, dan surga itu benar adanya,
mereka juga benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga,
betapapun amal yang telah diperbuatnya . (HR. Bukhari - Muslim)
8. Tauhid dapat menyelamatkan dari siksa neraka bagi siapa yang bersyahadat dengan
ikhlas
9. Tauhid dapat memperberat timbangan amal (mizan)
10. Tauhid memudahkan pelakunya untuk mendapatkan ampunan
Nurmansyah(1511505150959)

11. Tauhid adalah tingkatan keimanan yang tertinggi. Rasulullah bersabda : Iman itu
ada enam puluh cabang lebih, paling tinggi adalah perkataan / ucapan Laa Ilaaha
Illallah dan paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan. (HR. Muslim)
12. Tauhid merupakan syarat diterimanya suatu ibadah
13. Orang yang benar-benar merealisasikan tauhid akan masuk surge tanpa hisab.
Rasulullah bersabda : Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah,
tidak minta dikay dan tidak mengundi nasib dengan burung dan sejenisnya dan
mereka bertawakkal hanya kepada Allah. (HR. At-Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai