Sistem Informasi Spasial dalam mendukung Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan
Habib Subagio
Kabid Pemetaan Tata Ruang, BIG
DI Yogyakarta
Melihat dari Dekat
Penanggung Jawab Tidak terasa kita berjumpa kembali di edisi ke dua Buletin Tata Ruang & Pertanahan
Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2015. Pada kesempatan kali ini kami Keluarga Besar Direktorat Tata Ruang dan
Pertanahan Bappenas mengucapkan Selamat Natal 2015 dan Selamat Tahun Baru
Pemimpin Redaksi
Santi Yulianti
2016, semoga kita semua menjadi insan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Pada edisi ini, kami menyajikan tema Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan Dalam
Dewan Redaksi
Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Mia Amalia
Uke M. Hussein Penataan Ruang (UUPR) mengamanatkan bahwa semua tingkatan administrasi
Nana Apriyana pemerintahan, mulai dari nasional, provinsi, kabupaten/kota diwajibkan menyusun
Rinella Tambunan Rencana Tata Ruang (RTR). Oleh sebab itu, implementasi rencana tata ruang melalui
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang perlu diperhatikan. Dalam
Editor
rangka pemanfaatan ruang terdapat dokumen rencana pembangunan yang juga
Rini Aditya Dewi
menjadi acuan bagi pengguna ruang, baik di Pusat maupun Daerah. Menurut Undang-
Redaksi Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Hernydawati (SPPN), Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan
Aswicaksana Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Raffli Noor
Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Elmy Yasinta Ciptadi
Idham Khalik Baik Undang-undang (UU) SPPN maupun Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR)
Cindie Ranotra
menghendaki sebuah keintegrasian, yaitu agar dokumen rencana tata ruang yang
Riani Nurjanah
Aulia Oktriana Lafiadji dibuat dapat selaras dengan dokumen rencana pembangunan. Lebih khusus lagi,
Meddy Chandra UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005-2025 mengamanatkan bahwa
Gita Nurrahmi konsistensi pemanfaatan ruang dapat dicapai dengan mengintegrasikannya ke dalam
Fadiah Adlina Ulfa dokumen perencanaan pembangunan.
Reza Nur Irhamsyah
Edi Setiawan Namun demikian, upaya sinkronisasi di daerah kerap menemui kendala. Hal
Zaharatul Hasanah ini disebabkan karena meskipun sudah tersedia peraturan perundangan yang
mengindikasikan perlunya keintegrasian dokumen perencanaan, namun hal ini
Desain & Tata Letak
Dodi Rahadian belum dituangkan secara eksplisit untuk mewajibkan daerah melakukan sinkronisasi
Indra Ade Saputra dokumen perencanaan. Dengan demikian diharapkan tujuan dari penataan ruang
untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dapat
Distribusi & Administrasi tercapai.
Sylvia Krisnawati
Redha Sofiya Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan kita, Buletin Tata Ruang & Pertanahan
Pratiwi Khoiriyah kali ini mengetengahkan beragam materi mulai dari tulisan dari Kepala Bidang
Pemetaan Tata Ruang BIG Habib Subagio yang banyak membahas tentang integrasi
Alamat Redaksi
Direktorat Tata Ruang dan
informasi geospasial untuk peningkatan kualitas perencanaan tata ruang, dan
Pertanahan, Kementerian PPN/ dilengkapi dengan melihat dari dekat salah satu kawasan yang menceritakan tentang
Bappenas perbedaan pola perkembangan kawasan dan perbedaan tingkat kesediaan lahan
Jl. Taman Suropati No. 2 antara pusat kota dengan pinggiran, yaitu D.I Yogyakarta. Selain itu, disajikan pula
Gedung Madiun Lt. 3 Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 terkait penyelenggaraan pengadaan tanah
Jakarta 10310
telp: 021 - 392 66 01
bagi pembangunan untuk kepentingan umum beserta perubahannya. Tidak lupa juga
email: trp@bappenas.go.id tim penulis menyuguhkan ringkasan buku tentang perencanaan dan pengembangan
website: www.trp.or.id wilayah yang ditulis dengan bahasa populer.
portal: www.tataruangpertanahan.com
facebook: trp.bappenas Diharapkan edisi kali ini dapat menambah khasanah pengetahuan pembaca terhadap
pemahaman integrasi tata ruang dan pertanahan dalam pengendalian pemanfaatan
ruang.
Redaksi menerima kiriman tulisan/artikel dari
luar, Isi berkaitan dengan penataan ruang dan Akhir kata, kami selalu menerima kritik dan saran dari pembaca demi peningkatan
pertanahan dan belum pernah dipublikasikan. kualitas Buletin Tata Ruang & Pertanahan.
Panjang naskah tidak dibatasi.
Sertakan identitas diri, Redaksi berhak Selamat membaca.
mengeditnya.
Salam.
Silakan kirim ke alamat di atas
edisi II tahun 2015
Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan dalam Pengendalian
daftar isi Pemanfaatan Ruang
11 DI Yogyakarta
Melihat dari Dekat
1 daftar isi
4 koordinasi trp
20 sosialisasi peraturan
22 TRP in Frame
23 dalam berita
Latar Belakang
Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Proses penataan ruang merupakan rangkaian kegiatan yang perlu mendapat perhatian sebagai salah satu aspek dalam pelaksanaan
pembangunan dan dalam rangka percepatan pelaksanaan otonomi daerah. Untuk mewujudkan penataan ruang yang meliputi hal tersebut
diatas, diperlukan berbagai kebijakan dalam bentuk norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) dari pemerintah sebagai acuan dalam
pelaksanaannya.
membidangi yang penamaannya di setiap daerah bisa berbeda
satu sama lainnya. Masalah yang muncul kemudian adalah
bagiaman kedudukan PPNS dalam struktur pemerintahan, baik
di pusat maupun (terutama) di daerah. Permasalahan tentang
kedudukan PPNS dalam struktur pemerintahan daerah berkaitan
dengan keberadaan PPNS itu sendiri sebagai bagian dari sistem
peradilan pidana. Saat in, beberapa kedudukan PPNS di daerah
belum memiliki atau belum melekat pada struktur pemerintahan
yang jelas. Hal ini terkait dengan bagaimana kedudukan PPNS
yang ditunjuk untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran
dalam struktur pemerintaha daerah, bagaimana ruang lingkup
kewenangan daerah dalam menunjuk pejabat lain untuk diberi
tugas melakukan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan
ruang.
Tujuan
Tujuan dibentuknya PPNS Penataan Ruang yang berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 (UUPR) tentang
Penataan Ruang sangat diperlukan untuk melakukan penyidikan
dan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang
yang berindikasi tindak pidana penataan ruang dalam rangka
mewujudkan tertib tata ruang. Pelanggaran pemanfaatan ruang
terhadap rencana tata ruang yang berlaku, menurut UUPR, langkah
Pemanfaatan ruang dan kawasan dapat memberikan dampak
pertama adalah sanksi administratif oleh pejabat berwenang.
negatif baik secara ekologis, sosial, maupun ekonomi terhadap
Sedangkan sanksi pidana, UU mengamanatkan kewenangan itu
kawasan secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu dilakukan
diberikan pada pengadilan. Sebelum disidangkan, maka PPNS
pengendalian terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang.
harus menyidik tindak pidana penataan ruang bersama penyidik
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Polri. Sehubungan dengan hal tersebut, sejak tahun 2009
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, selain pejabat Penyidik
Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal (Ditjen)
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), Pegawai Negeri
Penataan Ruang bekerja sama dengan POLRI telah membidik dan
Sipil (PNS) tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup
melatih para pejabat dan staf professional di lingkungan Ditjen
rugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi
Penataan Ruang serta dinas-dinas di daerah yang membidangi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk membantu pejabat
penataan ruang.
penyidik POLRI yang disebut dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) Penataan Ruang. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum Kondisi Eksisting
menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun Dengan pembentukan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
2009 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan ruang. Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada Kabinet Kerja, struktur yang
Dalam upaya perwujudan operasionalisasi pelaksanaan tugas PPNS mewadahi PPNS Penataan Ruang di tingkat pusat telah berada
Penataan Ruang yang optimal, diperlukan pemerataan ketersediaan di Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang (tingkat Eselon IIa)
jumlah PPNS Penataan Ruang di tingkat daerah Provinsi dan dibawah Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Daerah Kabupaten/Kota. Hal ini mengingat keberadaaan PPNS dan Penguasaan Tanah, Kementerian ATR/BPN.
Penataan Ruang di daerah tersebut di unit-unit kerja yang Sedangkan untuk tingkat daerah, penempatan PPNS Penataan
membidangi penataan ruang, misalnya di Badan Perencanaan Ruang pada lembaga pusat di Kantor Wilayah (Kanwil) atau Kantor
Pembangunan Daerah (Bappeda) maupun dinas-dinas teknis yang Pertanahan (Kantah) belum terlaksana. Hal ini masih perlu kajian
Dengan adanya kegiatan Penyusunan Kajian Kelembagaan PPNS Penataan Ruang, adalah pejabat pegawai negeri
Penataan Ruang ini dapat membantu upaya menempatkan sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
masing-masing lembaga penyidik maupun petugas penyidik sesuai Undang-undang untuk melakukan penyidikan
dengan kedudukannya masing-masing sebagaimana arahan tindak pidana Penataan Ruang (Peraturan Menteri
undang-undang, sehingga dikemudian hari tidak lagi muncul tarik Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2009 tentang
menarik dalam menjalankan penyidikan dan yang terpenting sistem Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang).
penegakan hukum yang selama ini telah dibangun dapat berdiri Kedudukan PPNS Penataan Ruang terdiri atas:
kokoh. a. PPNS Penataan Ruang Pusat;
Hasil Kajian b. PPNS Penataan Ruang Provinsi; dan
c. PPNS Penataan Ruang Kabupaten/Kota
Berdasarkan hasil analisis kajian kelembagaan PPNS tersebut
didapatkan 5 (lima) bentuk alternatif kelembagaan PPNS yang bisa PPNS Penataan Ruang Pusat berkedudukan
dipertimbangkan: dibawah Menteri melalui Direktur Jenderal
a. Dibentuk Direktorat baru di lingkungan Ditjen Penataan Ruang
Penataan Ruang, PPNS Penataan Ruang
Provinsi berkedudukan dibawah Gubernur,
dengan nomenklatur Direktorat Pembinaan dan Pengendalian
dan PPNS Penataan Ruang Kabupaten/Kota
PPNS Penataan Ruang dengan status unit kerja eselon IIa;
dibawah Bupati/Walikota.
b. Secara kelembagaan PPNS Penataan Ruang diwadahi dalam
S ebagai bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi bidang tata b. Belum dijadikannya indikasi program Perpres No.179 Tahun
ruang dan pertanahan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, 2014 sebagai acuan pembangunan kawasan perbatasan oleh
Bappenas (Dit TRP) melakukan kunjungan lapangan untuk melihat pemangku kepentingan terkait, hanya Kementerian Pekerjaan
pencapaian pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Umum dan Perumahan Rakyat yang mulai menjalankan salah
Pemerintah Tahun 2014 dan RKP 2015 bidang tata ruang dan satu indikasi profram Perpres tersebut yaitu pelebaran jalan
pertanahan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).Kunjungan ini nasional selebar 12 meter mulai dari Mutoain sampai dengan
bertujuan untuk melakukan identifikasi isu-isu bidang tata ruang Mutoasin;
dan pertanahan yang spesifik di Provinsi NTT serta gagasan c. Adanya tumpang tindih kewenangan antara Kementerian ATR
penyelesaiannya, identifikasi pelaksanaan pembangunan Kawasan dan BNPP dalam penyusunan 10 (sepuluh) RDTR Perbatasan
Perbatasan NTT-Timur Leste, pasca penetapan Perpres No. 179 NTT-Timur Leste, sehingga menyebabkan terhambatnya acuan
Tahun 2014 tentang RTR KSN Perbatasan Negara. perizinan kawasan dengan skala rinci yang dapat digunakan oleh
Terkait dengan isu tematik bidang tata ruang yang spesifik di Pemerintah Daerah.
NTT, diketahui bahwa adanya pemekaran wilayah di Provinsi Sebagai tindak lanjut dari hasil kunjungan ini, penyelesaian isu
NTT yang menyebabkan terhambatnya penetapan Perda RTRW strategis tematik bidang tata ruang dan pertanahan akan dilaporkan
Kabupaten Malaka, masih belum optimalnya implementasi Rencana pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKPRN Tahun 2015. [SY]
Tata Ruang Wilayah baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/
P eta Rencana Tata Ruang (RTR) merupakan representasi penataan ruang suatu wilayah yang memvisualisasikan pola dan struktur
ruang untuk periode kedepan. Rencana tata ruang merupakan suatu proses kesepakatan oleh pemangku kepentingan dan
seluruh stake holders yang berkepentingan dan atau menempati wilayah tersebut. Garis besar tematik rencana tata ruang senantiasa
berkembang pada setiap periode pemerintahan yang penegakan peraturan dalam rangka pengendalian tata ruang.
diterjemahkan dalam RPJMN. Kita masih ingat pada Periode Sampai dengan level RTR kabupaten/kota, upaya pemerintah dalam
RPJMN 2005-2009 dimana Bidang Tata Ruang fokus meningkatkan kualitas RTR yang direpresentasikan melalui peta
menekankan perencanaan ruang untuk mengurangi bencana, (informasi geospasial/IG) RTR sudah sangat cepat dan baik misalnya
hal ini dipicu oleh tragedi tsunami Aceh pada Desember dengan mengeluarkan standar prosedur atau pedoman penyusunan
2004 dengan jumlah korban yang sebagian besar menempati Peta RTR yang lebih operasional dengan memasukkan aspek fisik,
wilayah pesisir dimana diasumsikan bahwa zona pesisir ekonomi, dan sosial budaya termasuk didalammya aspek bencana
tersebut kemungkinan memang tidak dialokasikan untuk sebagai salah satu indikator dalam kategori aspek fisik yang
permukiman dalam rencana pemanfaatan ruangnya, tetapi tertuang dalam Permen PU 20/2007. Pedoman ini mensyaratkan
juga disadari kurangnya kontrol terhadap implementasi RTR bahwa dalam penyusunan pola dan struktur ruang menggunakan IG
yang telah ada. Pada periode ini kita ingat banyak sekali (dasar dan tematik), IG digunakan sebagai dasar referensi geometris
respon daerah (provinsi, kabupaten/kota) yang cukup masif untuk seluruh IG tematik baik itu tematik dasar (misal: geologi, jenis
melakukan reviu sekaligus momentum untuk memperbaiki tanah, klimatologi, pengunaan lahan), tematik analisis (misal: rawan
RTR yang telah ada dengan menambah informasi spasial bencana), dan tematik sintesis (misal: satuan kemampuan lahan/
bencana, sehingga dapat dikatakan bahwa RTR yang baru SKL).
telah mempertimbangkan aspek kebencanaan seperti jenis,
Pemerintah secara kontinyu mengantisipasi sekaligus
sebaran, dampak, serta rencana kontijensi bencana. Hal
mempersiapkan instrumen penyusunan tata ruang, penyelanggaraan
ini ditindaklanjuti pada RPJMN periode 2010-2014 yang
tata ruang sampai level RTR kabupaten/kota dipandang masih
mengangkat isu strategis Bidang Tata Ruang fokus pada
merupakan perencanaan makro yang belum mampu digunakan
peningkatan kualitas tata ruang yang terintegrasi dengan
sebagai landasan operasional implementasi pembangunan pada
perencanaan pembangunan yang disinkronkan dengan
Gambar 1. Sinkronisasi Pola Ruang RTRWK 1:25.000 dengan RDTR 1:5.000 sebagian wilayah Kota Malang
Gambar 2. Cakupan ketersediaan Peta RBI 1:50.000 dan 1:25.000 Indonesia (Sumber: BIG)
Y ogyakarta, kota yang identik dengan Malioboro, Kraton, UGM, Sri Sultan HB X, Pantai laut selatan serta banyak lagi. Kota Yogyakarta
merupakan bagian dari daerah administratif Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta berada di tengah-tengah Provinsi DIY,
dengan pusat pemerintahan berada di daerah Umbulharjo. Luas administrasi Kota Yogyakarta adalah 32,5 Km2 yang terbagi menjadi 14
Kecamatan dengan 45 Desa. Secara geografis Kota Yogyakarta terletak di antara dataran lereng aliran Gunung Merapi dengan kemiringan
lahan yang relatif datar, antara 0-2 %. Kota Yogyakarta terbelah oleh utama.
3 sungai besar, yaitu Sungai Code, Winongo dan Gajahwong. Sungai Selain perdagangan, sektor jasa pariwisata juga menjadi tumpuan
Code memiliki hulu yang berada di Gunung Merapi ketika musim ekonomi masyarakat. Keterbatasan potensi sumber daya alam, dan
hujan sering membawa material hasil erupsi gunung merapi yang adanya potensi dari sektor pariwisata berakibat banyak industri
ketika mencapai volume tertentu dapat membahayakan masyarakat kreatif serta menawarkan jasa pariwisata mejadi pilihan sebagian
yang ada di sekitar Sungai Code. masyarakat. Potensi pariwisata Kota Jogja tidak hanya menawarkan
Secara demografis, pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota aspek sejarah semata, dalam hal ini adalah Keraton dan sekitarnya,
Yogyakarta berjumlah 402.679 jiwa pada akhir 2013, dengan meskipun tidak dipungkiri bahwa sejak dulu itulah yang menjadi
kepadatan penduduk Kota Yogyakarta sebesar 12.390 jiwa per daya tarik bagi para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.
km2. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar ada di Perkermbangan sektor pariwisata menjadi penopang ekonomi
Kecamatan Umbulharjo dengan jumlah penduduk sebesar 81.073 masyarakat Jogya. Banyak masyarakat yang menggantungkan
jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta dari tahun 2000 hidup dari sektor pariwisasata, mulai dari pedagang kecil, sentra
hingga 2010 mengalami penurunan sebesar 0,21%, yang artinya oleh-oleh baik berupa makanan hingga barang seni, yang
terjadi perlambatan. tentunya merupakan hasil karya masyarakat. Industri kuliner juga
Secara ekonomi, Kota Yogyakarta bergantung dari sektor tersier, berkembang dengan cepat, banyak masyarakat yang mencoba
yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor mengadu nasib dengan menjadi pedagang makanan, baik yang
angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa skala besar semodel restoran, warung kaki lima yang memiliki rasa
perusahaan serta sektor jasa. Total akumulasi sektor terseier restoran dengan harga kaki lima, hingga warung angkringan yang
tersebut sebesar lebih dari 75% dari PDRB Kota Yogyakarta. Secara menawarkan nuansa lain untuk menikmati makanan.
geografis memang Kota Yogyakarta tidak memiliki wilayah yang Selain bisnis kuliner dan warung makan, bisnis lain yang
luas dan sumber daya alam yang relatif terbatas. Kelemahan dari berkembang seiring dengan perkembangan sektor pariwisata
aspek geografis ini berakibat pada bertumpunya ekonomi Kota adalah sentra oleh-oleh. Gudeg memang menjadi salah satu
Yogyakarta di sektor tersier, terutama jasa. Sudah menjadi rahasia makanan khas dari Jogja, namun makanan lain juga bisa menjadi
umum bahwa Kota Yogyakarta identik dengan Malioboro dan buah tangan yang manis bagi para saudara di rumah. Salah satu
Keraton. Malioboro merupakan salah satu pusat ekonomi terbesar, oleh-oleh khas dari Jogja adalah Bakpia. Bakpia merupakan
dan sudah sejak lama memang menjadi pusat ekonomi wilayah. hasil olahan dari tepung terigu sebagai kulit luar dan diisi dengan
Malioboro sejatinya adalah jalan yang menghubungkan antara berbagai macam rasa. Awalnya hanya ada bakpia dengan rasa
Tugu Yogyakarta dengan Keraton Yogyakarta. Jalan ini seiring original yaitu kacang hijau, namun dengan perkembangan jaman,
berkembangnya jaman, bermetamorfosa menjadi salah satu pusat sekarang sudah banyak variasai rasa antara lain coklat, keju, nanas
pertumbuhan, dengan pasar Beringharjo menjadi tulang punggung dan lain sebagainya. Bakpia dipanggang dengan tungku kayu
sumber: www.wikipedia.org
PENDAHULUAN
Saat ini, sebagian besar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sudah selesai disusun dan dilegalkan. Oleh karena itu, penting untuk menjadi
perhatian bagaimana implementasi rencana tata ruang tersebut melalui pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Di
lain pihak, menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM),
dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang digunakan sebagai Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), baik di tingkat Nasional/
acuan pembangunan, baik di Pusat maupun Daerah. Sehubungan Provinsi/Kabupaten/Kota, serta dalam mewujudkan keterpaduan,
dengan itu, penting agar arahan pemanfaatan ruang dalam keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor.
RTRW diintegrasikan ke dalam RPJM, sehingga menjadi acuan Perlunya integrasi tersebut dipertegas kembali dalam Peraturan
pembangunan dan diimplementasikan. Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Pemerintah Pusat telah mulai melakukan integrasi tersebut melalui Penataan Ruang dalam ketentuan Pelaksanaan Pemanfaatan
pendekatan pembangunan berbasis kewilayahan pada Rencana Ruang, khususnya pada Pasal 97 Ayat (2), dimana disebutkan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, bahwa pelaksanaan pemanfaatan ruang dilakukan melalui integrasi
yang kemudian dilanjutkan pada RPJMN 2015-2019. Produk dari program yang dituangkan ke dalam rencana pembangunan jangka
integrasi kedua dokumen tersebut adalah Buku III RPJMN 2010- panjang (RPJP), rencana pembangunan jangka menengah (RPJM),
2014 dan RPJMN 2015-2019.Proses integrasi ini juga perlu dan rencana pembangunan tahunan sesuai dengan ketentuan
dilakukan di Daerah dengan mengacu pada proses yang terjadi di peraturan perundang-undangan.
Pusat. Di lain pihak, walaupun integrasi rencana tata ruang dan rencana
Mengingat pentingnya integrasi antara rencana tata ruang dan pembangunan tidak disinggung dalam UU No. 25 Tahun 2004
rencana pembangunan di daerah, sementara saat ini belum tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN),
ada pedoman yang dapat menjadi acuan pelaksanaan integrasi namun hal tersebut diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun 2007
tersebut, maka Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
menyelenggarakan kegiatan penyusunan Materi Teknis Pedoman Sub-bab IV.1.5 dari RPJPN 2005-2025 menyebutkan bahwa
Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial
pada bulan Februari Juni 2015. Kegiatan tersebut dilakukan bagi pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah
dengan mengambil 3 (tiga) provinsi sebagai wilayah studi, yaitu agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan.
Provinsi Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Gorontalo.Tulisan ini
KETERKAITAN RTRWN DENGAN RPJMN
disusun berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil
kajian di tiga provinsi tersebut dan diskusi dengan beberapa Keterkaitan antara RTRWN dan RPJMN diamanatkan dalam UU
narasumber. No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada Pasal 20 Ayat
(2) yang menyebutkan bahwa RTRWN menjadi pedoman untuk
DASAR HUKUM PERENCANAAN penyusunan RPJPN dan RPJMN. Mengingat RTRWN merupakan
Pentingnya integrasi antara dokumen rencana tata ruang dengan rencana umum di tingkat nasional, maka tidak terlalu mudah
dokumen rencana pembangunan telah diamanatkan dalam UU untuk mengintegrasikan program-programnya ke dalam RPJMN.
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) dan UU No. Sehubungan dengan itu, pengintegrasian RTRWN ke dalam RPJMN
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang dapat didekati dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Pulau/
Nasional (RPJPN). Kepulauan dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, (KSN) yang memilki muatan lebih rinci. Sebagai contoh, terkait
integrasi antara rencana tata ruang dengan rencana pembangunan dengan Provinsi Jawa Timur, maka pengintegrasian RTRWN ke
diamanatkan pada Bab VI Pelaksanaan Penataan Ruang, yaitu pada dalam RPJMN dapat didekati melalui Rencana Tata Ruang (RTR)
Pasal 19 dan Pasal 20 Ayat (2) mengenai Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali dan RTR KSN Gerbangkertosusila.
Wilayah Nasional (RTRWN); Pasal 22 Ayat (1) dan Pasal 23 Ayat (2) Proses pengintegrasian RTRWN (melalui RTR Pulau/Kepulauan) ke
mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP); Pasal dalam RPJMN, dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:
25 Ayat (1) dan Pasal 26 Ayat (2) mengenai Rencana Tata Ruang Tujuan dan kebijakan/strategi dalam RTR Pulau/Kepulauan
Wilayah Kabupaten; serta Pasal 28 mengenai Rencana Tata Ruang menjadi acuan dalam perumusan tujuan dan arah
Wilayah Kota. Pada intinya, pasal-pasal tersebut menyebutkan pengembangan wilayah per pulau dalam RPJMN;
bahwa: (1) penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus
Strategi operasionalisasi struktur dan pola ruang RTR Pulau/
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),
Kepulauan dirumuskan berdasarkan tujuan dan kebijakan/
baik di tingkat Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota; dan (2) Rencana
strategi dan menjadi acuan dalam perumusan arahan
Tata Ruang Wilayah (RTRW) menjadi pedoman untuk penyusunan
pemanfaatan ruang; dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana
Arahan pemanfaatan ruang RTR Pulau/Kepulauan menjadi acuan
Tabel 1 Contoh Integrasi Tujuan RTRWN dan RPJMN 2015-2019 untuk Kepulauan Maluku
c. Penyusunan pedoman sinkronisasi (integrasi) penegakan hukum di bidang penataan ruang, yang
Materi Teknis Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
Rencana Pembangunan yang telah disusun oleh Kementerian 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Keberadaan
PPN/Bappenas dapat ditindaklanjuti, misalnya dengan PPNS Penataan Ruang sangat diperlukan untuk melakukan
melakukan pembahasan rancangan pedoman sinkronisasi penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran
dalam forum BKPRN yang kemudian diikuti dengan pemanfaatan ruang. Sejak tahun 2009 Kementerian
langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, sehingga Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang
akhirnya pedoman tersebut dapat ditetapkan menjadi suatu bekerja sama dengan POLRI telah mendidik dan melatih
peraturan yang berkekuatan hukum tetap. Mengingat bahwa para pejabat dan staf professional yang membidangi
proses penetapan pedoman menjadi suatu peraturan yang penataan ruang.
berkekuatan hukum membutuhkan waktu yang tidak singkat, Sejak tahun 2011, penyelenggaraan penataan ruang
maka selama proses penetapan tersebut, perlu disusun Surat memasuki babak baru terkait dengan pemanfaatan
Edaran Bersama (SEB) antar Menteri BKPRN terkait penataan ruangnya. Untuk dapat mewujudkan tertib hukum
ruang (yaitu: Menteri ATR, Menteri PPN/Kepala Bappenas, pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang yang
dan Menteri Dalam Negeri) sebagai acuan sementara bagi telah diundangkan baik ditingkat pusat maupun di daerah,
Daerah dalam upaya sinkronisasi. diperlukan upaya pengendalian pemanfaatan
d. Peningkatan kualitas SDM dan penguatan BKPRD ruang yang konsisten. Oleh karena itu, PPNS penataan
Dalam mendukung integrasi Rencana Tata Ruang dan ruang sangat diperlukan, terutama dalam rangka
Rencana Pembangunan, perlu dilakukan upaya-upaya: penegakan sanksi hukum bidang penataan ruang
terhadap siapapun yang melakukan pelanggaran
- Peningkatan kualitas SDM yang berkompeten dalam pemanfaatan ruang sesuai amanat Undang-Undang No.
menangani upaya sinkronisasi antara RTRW dengan 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR).
ringkas buku:
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim dan Dyah R. Panuju
www.tataruangpertanahan.com
Berfoto bersama jajaran Bappeda Propinsi Kalimantan Tengah seusai Buka puasa bersama bulan Ramadhan, 10 Juli 2015
kegiatan Monitoring dan Evaluasi 6 Juni 2015
Panitia dan Peserta Seminar Nasional Tanah Adat Ulayat berfoto bersama
Direktur TRP dan seluruh staf berfoto bersama usai rakernas kedeputian
17 September 2015 di Bidakara
pengembangan regional 29-31 Juli di Hotel Aston Bogor
D i semester kedua tahun 2015 Indonesia dilanda bencana alam yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia, yakni
kebakaran hutan di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Jawa, dan Maluku. Kebakaran paling
parah terjadi di Sumatera dan Kalimantan sampai bencana ini menjadi sorotan internasional. Setelah berhasil memodifikasi
cuaca hujan buatan di sejumlah tempat dan atas bantuan negara lain, titik-titik api yang sempat menelan korban ini dapat
dipadamkan. Di Ibukota, sedang hangat diperbincangkan persiapan pengembangan pulau-pulau reklamasi di daerah pantai
utara Jakarta. Sampai dengan akhir tahun ini, langkah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah membuat detailnya seperti
aturan untuk pembangunannya, bentuk pulau dan koordinatnya, serta rencana tata ruang wilayahnya.
JULI Bentrokan antara personel TNI Angkatan Darat dan petani
Kementerian Dalam Negeri merumuskan ulang Desain Besar Urut Sewu di Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit, Kebumen,
Penataan Daerah di Indonesia Tahun 2010-2025 yang Jawa Tengah, Sabtu (22/8) siang, amat disesalkan.
berisi jumlah provinsi dan kabupaten/kota hingga tahun Pemerintah pusat diminta turun tangan karena pemerintah
2025. Dalam perumusan desain itu, pemerintah diharapkan daerah tidak bisa berbuat banyak mengingat ranah konflik itu
memprioritaskan pembentukan provinsi dan kabupaten/ menyangkut TNI. Sengketa tanah itu terjadi sejak 2009. Tanah
kota baru di daerah perbatasan dengan negara lain, daerah sengketa mencakup wilayah sepanjang 22,5 kilometer pada
kepulauan, dan wilayah pedalaman. Saat ini tercatat ada 15 desa di Kecamatan Mirit, Ambal, dan Buluspesantren.
34 provinsi dan 508 kabupaten/kota. Perumusan ulang TNI mengklaim kawasan itu wilayah pertahanan dan
desain penataan daerah itu, penting untuk melihat kembali keamanan sehingga dijadikan area latihan perang. Adapun
daya dukung setiap wilayah guna menentukan daerah petani mengklaim tanah itu dengan bukti letter C dari desa.
yang bisa dimekarkan. Ini penting agar tak ada lagi daerah (Kompas, 23 Agustus 2015)
pemekaran yang gagal berkembang. Nantinya desain besar Proses pembebasan lahan untuk proyek kereta massal
penataan daerah tersebut akan dirumuskan dalam peraturan cepat atau MRT dipercepat. Pekan ini, Pemerintah Provinsi
pemerintah dan akan menjadi acuan dalam pemekaran atau DKI Jakarta membebaskan tiga bidang lahan dan 30 bidang
penggabungan daerah. (Kompas, 21 Juli 2015) lainnya menyusul dalam waktu dekat. Gubernur DKI Jakarta
Dalam lima tahun ke depan, enam provinsi di Indonesia Basuki Tjahaja Purnama mengucapkan terima kasih kepada
menargetkan penurunan laju deforestasi sekitar 80 persen, para pemilik lahan yang sudah bersedia merelakan tanahnya
dari rata-rata 343.749 hektar per tahun pada 2001-2009 dibebaskan untuk proyek ini. Saya tahu lahan ini dipakai
menjadi 64.749 hektar per tahun. Keenam provinsi tersebut untuk tempat usaha. Saya sangat menghargai warga yang
yakni Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan mau membebaskan lahannya. Pembangunan memang butuh
Tengah, Papua Barat, dan Papua. Sebagai langkah awal pengorbanan, tutur Basuki saat bertemu dengan perwakilan
melaksanakan komitmen itu, enam provinsi tersebut kini warga di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. (Kompas, 29
merancang rencana aksi antara lain untuk melihat kembali Agustus 2015)
tata ruang dan perizinan.Untuk pelaksanaannya, perlu SEPTEMBER
penertiban agar tak ada lagi kegiatan yang tumpang tindih. Rencana revitalisasi rel angkutan barang dari dan ke
Regulasinya dilihat lagi, disinkronkan dan disesuaikan dengan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, masih
fakta di lapangan, ujar Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. terkendala lahan. Lahan milik PT Kereta Api Indonesia yang
(Kompas, 30 Juli 2015) berada di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang
AGUSTUS Utara, ditinggali 130 kepala keluarga, dan sebagian di
antaranya memiliki sertifikat hak milik. Revitalisasi jalur rel ini
merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara PT
Pelindo III, PT KAI, Kementerian Perhubungan, dan Pemprov
Jawa Tengah. Bagi warga yang sudah menempati lahan itu
sejak dulu, kami akan memberikan uang pembongkaran,
bukan ganti rugi sebagaimana proyek jalur ganda yang
membeli lahan milik warga. Namun, bagi yang memiliki
sertifikat masih kami selidiki sebab tanah itu merupakan milik
PT KAI, kami memiliki ground card (bukti kepemilikan lahan
pada zaman penjajahan Belanda), ujar Manajer Humas PT
sumber: www.sinarharapan.co
sumber: www.metrotvnews.com