Anda di halaman 1dari 12

No. ID dan Nama Peserta : / dr.

Mahadian Ismail Nasution


No. ID dan Nama Wahana: / Puskesmas Rendang
Topik: Rheumatoid Arthritis
Tanggal (kasus) : 22 Desember 2016 (pkl : 11.00
wita)
Nama Pasien : Tn IWS No. RM :-
Tanggal presentasi : 23 Juni 2016 Pendamping: dr. I Gusti Gede Widia
Tempat presentasi: Ruang Komite Medik Puskesmas Rendang
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Tn IWS, laki-laki berusia 56 tahun, agama Hindu, suku Bali, datang ke poliklinik umum
Puskesmas Rendang dengan keluhan utama nyeri pada jari-jari kedua tangan. Nyeri dirasakan
sejak tadi pagi setelah pasien bangun tidur disertai rasa kaku selama kurang lebih 30 menit.
Nyeri dirasakan di seluruh sendi jari-jari tangan kanan dan kiri pasien. Nyeri dirasakan terus
menerus, dan terasa seperti tertusuk-tusuk. Nyeri dirasakan semakin bertambah jika pasien
berada di suhu yang dingin dan saat di pagi hari. Pasien mengaku sulit untuk melakukan aktivitas
karena nyeri. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sebelumnya selama dalam waktu
kurang lebih 10 tahun belakangan ini. Dikatakan pasien selalu merasa nyeri sendi saat bangun
tidur dan hilang dengan obat-obatan penghilang rasa nyeri yang didapat saat berobat ke
Puskesmas. Riwayat penyakit darah tinggi, penyakit kolesterol dan kencing manis disangkal oleh
pasien. Riwayat penyakit yang sama juga pernah dialami oleh ibu pasien. Sebelum mengalami
nyeri pada sendinya, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan bekerja tanpa ada
keluhan nyeri sendi.
Tujuan: Mampu mendiagnosis rheumatoid arthritis dan dapat memberikan penatalaksanaan
yang tepat.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi

2
Data Pasien: Nama: IWS No.Registrasi : -
Instalasi Poli Umum Puskesmas Rendang
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn IWS, laki-laki berusia 56 tahun, agama Hindu, suku Bali, datang ke poliklinik
umum Puskesmas Rendang dengan keluhan utama nyeri pada jari-jari kedua tangan.
Nyeri dirasakan sejak tadi pagi setelah pasien bangun tidur disertai rasa kaku selama
kurang lebih 30 menit. Nyeri dirasakan di seluruh sendi jari-jari tangan kanan dan kiri
pasien. Nyeri dirasakan terus menerus, dan terasa seperti tertusuk-tusuk. Nyeri dirasakan
semakin bertambah jika pasien berada di suhu yang dingin dan saat di pagi hari. Pasien
mengaku sulit untuk melakukan aktivitas karena nyeri.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sering mengalami keluhan yang sama sebelumnya selama dalam waktu
kurang lebih 10 tahun belakangan ini. Dikatakan pasien selalu merasa nyeri sendi saat
bangun tidur dan hilang dengan obat-obatan penghilang rasa nyeri yang didapat saat
berobat ke Puskesmas. Riwayat penyakit lain seperti riwayat darah tinggi, penyakit
kolesterol dan kencing manis disangkal oleh pasien.

Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya sering berobat ke puskesmas dan mendapatkan pengobatan
berupa Natrium Diclofenac 50 mg 2x1 tab dan Vit. B Complex 2x1 tab.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit nyeri sendi yang sama juga pernah dialami oleh ibu pasien.

Riwayat Pribadi dan Sosial


Pasien sebelumnya dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan bekerja tanpa ada
keluhan nyeri sendi.

3
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Pemeriksaan Khusus :
Kondisi Umum : Baik, tampak sakit sedang
Kesadaran : E4V5M6/Compos mentis
Tinggi Badan : 168 cm
Berat Badan : 55 kg
BMI : 19,49kg/m2
Nadi : 88 kali/menit, teratur, kuat
Respirasi : 16 kali/menit, teratur
Suhu aksila : 36,1C
Skala Nyeri : VAS 2-3
Pemeriksaan Umum
Mata : RP +/+, isokor, anemis -/-, ikterus -/-

THT
Telinga : Sekret -/-, hiperemis -/-
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-),
nafas cuping hidung (-).
Tenggorokan : Tonsil T2/T2, faring hiperemi (-)
Mulut : Dalam Batas Normal
Lidah : Papil atrofi (-), edem (-), warna merah muda

Leher : Bentuk normal, kelenjar tiroid normal, trakea letak normal


pembesaran KGB (-)

Thorax : Simetris (+), retraksi (-)


Cor
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V MCL S, kuatangkat (+)
Perkusi : Batas atas jantung ICS II kiri
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri ICS V

4
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Vocal fremitus N/N
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi :Vesikuler +/+, Rhonchi -/-, Wheezing -/-

Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) di seluruh lapang perut, tidak teraba pembesaran organ,
turgor kulit normal
Perkusi : Timpani, ascites shifting dullness (-)

Genitalia Eksterna : tidak diperiksa

+/+
Ekstremitas : Hangat +/+ , pada jari tangan kanan dan kiri dijumpai deformitas

seperti leher angsa dan terdapat benjolan (nodul) di atas pergelangan


tangan kanan dibawah jari jempol kanan. Nyeri saat perabaan. Merah
(+).

5
2. Diagnosis Kerja
Rheumatoid Arthritis
3. Terapi

Natrium Diclofenac 50 mg 2x1 tab


Vit. B Complex 2x1 tab
KIE

4. Monitoring
Monitoring perkembangan penyakit pasien dan keterbatasan gerak akibat nyeri
5. KIE
- Menjelaskan penyakit yang dialami pasien merupakan penyakit inflamasi kronis yang
menyerang persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa
- Menjelaskan kepada pasien penyebab penyakit adalah berhubungan dengan faktor
keturunan (genetik) dan autoimun.
- Menjelaskan bahwa penyakit lebih banyak diderita pada pasien berusia diantara 35 tahun
sampai 50 tahun
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan
- Menjelaskan bahwa obat obat yang diberikan hanya membantu meringankan keluhan
nyeri pada sendi pasien
- Memberikan informasi tentang cara melakukan aktivitas yang dapat mengurangi rasa
nyeri
- Makan makanan yang bergizi.
Daftar Pustaka :
1. World Health Organization, 2017.Chronic Rheumatic Condition. World Health
Organization. Access on Januari 14th 2017
2. Srirangan S, Choy EH., 2010. The role of Interleukin 6 in the pathophysiology of
rheumatoid arthritis. Ther Adv Musculoskel Dis; 2(5):247-56.
3. Smith, HR, 2016. Rheumatoid Artritis. Medscape.
4. Sudoyo A. W., Setioyohadi B., Alwi I., Simadibrata M. K., Setiati S., 2007. Buku Ajar:
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Departemen Penyakit Dalam FK UI.
5. Mody GM, Cardiel MH., 2008. Challenges in the management of rheumatoid arthritis in

6
developing countries. Best Practice & Research Clinical Rheumatology; 22(4):621-41.
6.
Hasil pembelajaran:
1. Dapat mengenali dan menegakkan diagnosis Rheumatoid Arthritis
2. Dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
Tn IWS, laki-laki berusia 56 tahun, agama Hindu, suku Bali, datang ke
poliklinik umum Puskesmas Rendang dengan keluhan utama nyeri pada jari-
jari kedua tangan. Nyeri dirasakan sejak tadi pagi setelah pasien bangun tidur
disertai rasa kaku selama kurang lebih 30 menit. Nyeri dirasakan di
seluruh sendi jari-jari tangan kanan dan kiri pasien. Nyeri dirasakan terus
menerus, dan terasa seperti tertusuk-tusuk. Nyeri dirasakan semakin bertambah
jika pasien berada di suhu yang dingin dan saat di pagi hari. Pasien mengaku
sulit untuk melakukan aktivitas karena nyeri. Pasien sering mengalami keluhan
yang sama sebelumnya selama dalam waktu kurang lebih 10 tahun belakangan
ini. Dikatakan pasien selalu merasa nyeri sendi saat bangun tidur dan hilang
dengan obat-obatan penghilang rasa nyeri yang didapat saat berobat ke
Puskesmas. Riwayat penyakit darah tinggi, penyakit kolesterol dan kencing
manis disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit yang sama juga pernah
dialami oleh ibu pasien. Sebelum mengalami nyeri pada sendinya, pasien dapat
melakukan aktivitas seperti biasa dan bekerja tanpa ada keluhan nyeri sendi.
2. Obyektif:
Status Present
Kondisi Umum : Baik, tampak sakit sedang
Kesadaran : E4V5M6/Compos mentis
Tinggi Badan : 168 cm
Berat Badan : 55 kg
BMI : 19,49kg/m2
Nadi : 88 kali/menit, teratur, kuat

7
Respirasi : 16 kali/menit, teratur
Suhu aksila : 36,1C
Skala Nyeri : VAS 2-3
Status General
Mata : RP +/+, isokor, anemis -/-, ikterus -/-

THT
Telinga : Sekret -/-, hiperemis -/-
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-),
nafas cuping hidung (-).
Tenggorokan : Tonsil T2/T2, faring hiperemi (-)
Mulut : Dalam Batas Normal
Lidah : Papil atrofi (-), edem (-), warna merah muda

Leher : Bentuk normal, kelenjar tiroid normal, trakea letak normal


pembesaran KGB (-)

Thorax : Simetris (+), retraksi (-)


Cor
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V MCL S, kuatangkat (+)
Perkusi : Batas atas jantung ICS II kiri
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Vocal fremitus N/N
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi :Vesikuler +/+, Rhonchi -/-, Wheezing -/-

8
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) di seluruh lapang perut, tidak teraba
pembesaran organ, turgor kulit normal
Perkusi : Timpani, ascites shifting dullness (-)

Genitalia Eksterna : tidak diperiksa

+/+
Ekstremitas : Hangat+/+ , pada jari tangan kanan dan kiri dijumpai

deformitas seperti leher angsa dan terdapat benjolan


(nodul) di atas pergelangan tangan kanan dibawah jari
jempol kanan. Nyeri saat perabaan. Merah (+).

3. Assesment: Rheumatoid Arthritis


Diagnosis ditegakkan dengan mempertimbangkan faktor temuan pada
anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita.
TEORI KASUS
1. Rheumatoid artritis adalah suatu Tn IWS, laki-laki berusia 56 tahun,
penyakit sistemik kronik yang agama Hindu, suku Bali, datang ke
melibatkan persendian, jaringan poliklinik umum Puskesmas Rendang
penghubung, otot, tendon, dan dengan keluhan utama nyeri pada
jaringan fibrosa. Secara keseluruhan jari-jari kedua tangan.
di dunia, insidendi RA terjadi pada 3
kasus per 10,000 populasi dan
rentang prevalensi sekitar 1%. Dan
kejadiannya meningkat seiring
dengan usia dan mencapai puncak
pada usia diantara 35 dan 50 tahun.

9
2. Ada beberapa gambaran klinis yang Nyeri dirasakan sejak tadi pagi setelah
lazim ditemukan pada penderita artritis pasien bangun tidur disertai rasa
rheumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus kaku selama kurang lebih 30 menit.
timbul sekaligus pada saat yang bersamaan Nyeri dirasakan di seluruh sendi
oleh karena penyakit ini memiliki gambaran jari-jari tangan kanan dan kiri
klinis yang sangat bervariasi. pasien. Nyeri dirasakan terus
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya menerus, dan terasa seperti tertusuk-
lelah, anoreksia, berat badan menurun dan tusuk. Nyeri dirasakan semakin
demam. Terkadang kelelahan dapat bertambah jika pasien berada di suhu
demikian hebatnya. yang dingin dan saat di pagi hari.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi Kondisi Umum: Baik, tampak sakit
perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, sedang
namun biasanya tidak melibatkan sendi- Kesadaran : E4V5M6/Compos
sendi interfalangs distal. Hampir semua mentis
sendi diartrodial dapat terserang. Tinggi Badan : 168 cm
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 Berat Badan : 55 kg
jam: dapat bersifat generalisata tatapi BMI : 19,49kg/m2
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan Nadi : 88 kali/menit, teratur,
ini berbeda dengan kekakuan sendi pada kuat
osteoartritis, yang biasanya hanya Respirasi : 16 kali/menit, teratur
berlangsung selama beberapa menit dan Suhu aksila : 36,1C
selalu kurang dari 1 jam. Skala Nyeri : VAS 2-3

3. Deformitas: kerusakan dari struktur- Pada jari tangan kanan dan kiri
struktur penunjang sendi dengan perjalanan dijumpai deformitas seperti leher
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, angsa dan terdapat benjolan (nodul)
subluksasi sendi metakarpofalangeal, di atas pergelangan tangan kanan
deformitas boutonniere dan leher angsa dibawah jari jempol kanan. Nyeri
adalah beberapa deformitas tangan yang saat perabaan. Merah (+).
sering dijumpai pada penderita. Pada kaki
terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal

10
yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat
terserang dan mengalami pengurangan
kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerak ekstensi.
Nodula-nodula reumatoid adalah massa
subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis
rheumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi
siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian
nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-
nodula ini biasanya merupakan suatu
petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih
berat.
4. Pada artritis reumatoid terjadi Riwayat penyakit darah tinggi,
ketidakseimbangan antara aktifitas penyakit kolesterol dan kencing manis
pro dan anti inflamasi yang disangkal oleh pasien. Riwayat
mengakibatkan induksi penyakit yang sama juga pernah
autoimunitas, inflamasi kronis dan dialami oleh ibu pasien.
pada akhirnya kerusakan sendi.
Penyebab munculnya penyakit ini
belum diketahui, kemungkinan
karena faktor mekanis, interaksi
neuroimunologis dan perubahan
fungsi mikrovaskular artikular.
Faktor genetik diduga juga
berhubungan dengan penyakit ini

5. Diagnosis Rheumatoid Arthritis Diagnosa Rheumatoid Artritis

11
dapat ditegakkan sesuai dengan ditegakkan melalui anamnesa yaitu
kriteria American College of didapatkan nyeri pada jari-jari kedua
Rheumatology (ACR)/European tangan setelah pasien bangun tidur
League Against Rheumatism disertai rasa kaku selama kurang
(EULAR) 2010 yaitu melalui lebih 30 menit. Dan juga pada
anamnesis, pemeriksaan pada sendi, pemeriksaan didapatkan deformitas
dan beberapa pemeriksaan seperti leher angsa pada jari-jari
penunjang seperti pemeriksaan kedua tangan dan terdapat benjolan
laboratorium dan disesuaikan (nodul) di atas pergelangan tangan
dengan kriteria kanan dibawah jari jempol kanan.
Nyeri saat perabaan. Merah (+).
Pemeriksaan lainnya seperti
laboratorium tidak dilakukan karena
keterbatasan sarana dan prasarana.
6. OAINS diberikan sejak dini untuk Pengobatan yang diberikan pada
mengatasi nyeri sendi akibat pasien adalah
inflamasi yang sering dijumpai.
Natrium Diclofenac 50 mg 2x1
OAINS yang dapat diberikan:
tab
a. Aspirin
Vitamin B Complex 2x1 tab
Pasien dibawah 50 tahun dapat mulai
KIE
dengan dosis 3-4 x 1 g/hari, kemudian
dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai
terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dosis
terapi 20-30 mg/dl.
b. Ibuprofen, naproksen, piroksikam,
diklofenak, dan sebagainya.
KIE:
- Menjelaskan penyakit yang dialami pasien merupakan penyakit inflamasi kronis
yang menyerang persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan
fibrosa
- Menjelaskan kepada pasien penyebab penyakit adalah berhubungan dengan
faktor keturunan (genetik) dan autoimun.

12
- Menjelaskan bahwa penyakit lebih banyak diderita pada pasien berusia diantara
35 tahun sampai 50 tahun
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan
- Menjelaskan bahwa obat obat yang diberikan hanya membantu meringankan
keluhan nyeri pada sendi pasien
- Memberikan informasi tentang cara melakukan aktivitas yang dapat mengurangi
rasa nyeri
- Makan makanan yang bergizi.
Rujukan apabila :
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil disertai
dengann kehilangan fungsi dan terjadinya kecacatan.

Rendang, 15 Januari 2017


Peserta Pendamping

dr. Ni Nyoman Sri Purnami Dewi dr. I Gusti Gede Widia

13

Anda mungkin juga menyukai