Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha-usaha untuk mendapatkan energi alternatif telah lama dilakukan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya minyak bumi.
Pemanfaatan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam waktu yang tidak
lama jika pola pemakaian seperti sekarang ini yang justru semakin meningkat
dengan meningkatnya industri maupun transportasi. Selain itu dari berbagai
penelitian telah didapat gambaran bahwa kualitas udara telah semakin
mengkawatirkan akibat pembakaran minyak bumi.
Dalam menanggapi krisis energi yang terjadi, pemerintah mengupayakan
berbagai cara untuk mengembangkan berbagai energi alternatif. Sebagaimana
kita ketahui, Indonesia berada pada daerah khatulistiwa dan akan selalu
disinari matahari selama 10 12 jam dalam sehari. Maka potensi untuk
mengembangkan energi surya sangatlah besar. Total intensitas penyinaran
rata-rata 4,5 kWh per meter persegi perhari, matahari bersinar berkisar 2000
jam per tahun, sehingga tergolong kaya sumber energi matahari.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana potensi energi surya sebagai energi alternative di
Indonesia?
2. Apa sajakah komponen penyusun panel surya?
3. Bagaimana pemeliharan sel surya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui potensi energi surya sebagai energi yang terbarukan
2. Mengetahui komponen penyusun suatu panel surya
3. Mengetahui bagaimana pemeliharaan sel surya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Energi Surya


Melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini, penggunaan
energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun 2000
sampai 2030. Sumber energi yang berasal dari fosil, yang saat ini
menyumbang 87,7 persen dari total kebutuhan energi dunia diperkirakan akan
mengalami penurunan disebabkan tidak lagi ditemukannya sumber cadangan
baru.
Di antara sumber energi terbaharukan yang saat ini banyak
dikembangkan [seperti turbin angin, tenaga air (hydro power), energi
gelombang air laut, tenaga surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan
bio-energi], tenaga surya atau solar sel merupakan salah satu sumber yang
cukup menjanjikan.
Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima
oleh permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari.
Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi
sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini
setara dengan 2 x 1017 Watt.
Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di
seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja
permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10 persen
sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.

2.2 Pemanfaatan Energi Surya


Karena sel surya sanggup menyediakan energi listrik bersih tanpa polusi,
mudah dipindah, dekat dengan pusat beban sehingga penyaluran energi
sangat sederhana serta sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
karakteristik cahaya matahari yang baik (intensitas cahaya tidak fluktuatif)
dibanding tenaga angin seperti di negara-negara 4 musim, utamanya lagi sel

2
surya relatif efisien, tidak ada pemeliharaan yang spesifik dan bisa mencapai
umur yang panjang serta mempunyai keandalan yang tinggi.

2.3 Sel Surya dan Komponen Utamanya


Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah peralatan yang
mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya
bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat
besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun selain
dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa
dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai device dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi
seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan
tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan
tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala
milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai
aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri
membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel
surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi
penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan
secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya
sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.

A. Struktur Sel Surya


Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis
teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang
disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau
bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula.

3
Gambar 1. Struktur dari sel surya komersial
Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-
bagiannya. Secara umum terdiri dari :
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel
surya. Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik
yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel
surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti
aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized
(DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat
masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material
yang konduktif tapi juga transparan seperti indiumtin oxide (ITO) dan
flourine doped tin oxide (FTO).
2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya
yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer
untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk
sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi
menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas,
semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum
diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan
tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk
pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe
(kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-
material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam

4
penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper
oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau
gabungan dari dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p
(material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n,
CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi
kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p,
tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan dibahas
dibagian cara kerja sel surya.
3. Kontak metal / contact grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material
konduktif transparan sebagai kontak negatif.
4. Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan
cahaya yang terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya
sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini
adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara
semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke
arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan kembali.
5. Enkapsulasi / cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi
modul surya dari hujan atau kotoran.

B. Cara kerja sel surya


Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction,
yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini
terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai
penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron
(muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan
hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron

5
dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom
dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon
didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon
tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah
menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Gambar 2. Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n


(kelebihan elektron)
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik
sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk
menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak,
maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-
p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan
sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran
elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika
cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong
elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak
menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan
pada gambar dibawah.

6
Gambar 3. Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction

2.4 Pemeliharaan Sel Surya


Pada umumnya panel surya / solar cell tidak membutuhkan pemeliharan
yang rutin seperti genset. Genset umumnya diharuskan untuk dihidupkan satu
kali seminggu, pemeriksaan oli, pemeriksaan batere, dll. Pemeliharaan panel
surya / solar cell:
Dibersihkan berkala untuk tidak mengurangi penyerapan intensitas
matahari.
Mengatur letak dari panel surya / solar cell supaya mendapatkan sinar
matahari langsung dan tidak terhalangi objek (pohon, jemuran, bangunan,
dll).

7
BAB III
KESIMPULAN

Energi surya merupakan energi alternatif yang memiliki potensi cukup besar
di Indonesia. Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah peralatan yang
mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. sel surya ini
sangat tergantung kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat
diperlukan. Untuk memastikan sel surya tetap dalam kondisi baik, maka
diperlukan pemeriksaan berkala pada sel surya minimal seminggu sekali.

8
DAFTAR PUSKATA

1. Wurfel, Peter, "Physics of Solarcell", edisi 2, Wiley, Chenmai, 2009


2. https://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-
sel-surya/
3. https://aisyahnyayu.wordpress.com/2014/03/18/makalah-konversi-energi-
panel-surya/
4. http://www.energi-alam.com/artikel/panel-surya-pembangkit-listrik-tenaga-
matahari-dan-solar-cell-diindonesia.html
5. http://www.panelsurya.com/

Anda mungkin juga menyukai