Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa
Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya
di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga
eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi
oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
Periode antara tahun 1950-1950 merupakan salah satu contoh dari system politik
Indonesia dimana dalam sejarah disebut sebagai system demokrasi parlementer yang
memperhatikan semangat belajar demokrasi. Oleh karena itu, sistem pemerintahan yang
dibangun mengalami kendala yang mengakibatkan jatuh bangun kabinet. Periode ini
disebut oleh Wilopo, salah seorang Perdana Menteri di era tersebut (1952-1953) sebagai
zaman pemerintahan partai-partai. Banyaknya partaipartai dianggap sebagai salah satu
kendala yang mengakibatkan kabinet/ pemerintahan tidak berusia panjang dan silih
berganti.
Ketika pemerintahan Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada Agustus 1950,
RI kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan bentuk
pemerintahan diikuti pula perubahan undang-undang dasarnya dari Konstitusi RIS ke
UUD Sementara 1950. Perubahan ke UUD sementara ini membawa Indonesia memasuki
masa Demokrasi Liberal. Masa Demokrasi Liberal di Indonesia memiliki ciri banyaknya
partai politik yang saling berebut pengaruh untuk memegang tampuk kekuasaan. Hal
tersebut membawa dampak terganggunya stabilitas nasional di berbagai bidang
kehidupan.

1
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia (wajib), serta untuk memperluas wawasan kita
tentang sejarah Pertempuran Palagan Ambarawa.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan sistem politik Indonesia pada masa
demokrasi parlementer?
2. Sistem ekonomi nasional apa yang digunakan pada masa demokrasi
parlementer?
1.4

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal

3
4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Salah satu ciri yang nampak dalam masa Demokrasi Parlementer adalah seringnya
terjadi penggantian kabinet, mulai dari Kabinet Natsir, Kabinet Sukiman, Kabinet
Wilopo, Kabinet Ali Sastroamijoyo I, Kabinet Burhanuddin Harahap, Kabinet Ali
Sastroamijoyo II, dan Kabinet Djuanda.
2. Penyebab utama seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa Demokrasi
Parlementer adalah karena adanya perbedaan kepentingan diantara partai-partai yang
tidak pernah dapat terselesaikan dengan baik. Pada masa ini, sistem kepartaian yang
diterapkan memang bersifat multi partai.
3. Pemilu pertama di Indonesia berhasil dilaksanakan pada masa Demokrasi
Parlementer, dan menampilkan empat partai besar dalam perolehan kursi hasil pemilu
: PNI, Masyumi, NU dan PKI.
4. Dalam bidang ekonomi, kebijakan ekonomi yang diterapkan pada 1950an umumnya
merupakan upaya untuk menggantikan struktur perekonomian kolonial menjadi
perekonomian nasional.
3.2 Saran
1. Sebagai penerus bangsa hendaknya kita bisa menghargai apa yang telah
diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Oleh karena itu salah satu caranya adalah
dengan kita bangga menjadi bangsa Indonesia dan membuat tanah air kita ini bangga
karena telah memiliki kita.
2. Hendaknya segala konflik dan permasalahan yang terdapat pada masa demokrasi
parlementer ini kita cari hal-hal positifnya agar bisa kita pelajari di masa mendatang
dan segala hal buruknya kita jadikan pelajaran agar tidak terulang lagi di masa
depan.

Anda mungkin juga menyukai