Ba Tug Amping

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya
alam. Terutama kandungan bahan galian industri yang ada di
Negara ini benar-benar sangat melimpah. Salah satunya adalah
batugamping, cadangannya tersebar merata hampir diseluruh
penjuru nusantara, sehingga merupakan potensi yang sangat
besar.
Dewasa ini kebutuhan akan bahan galian industri dari hari
ke hari terus meningkat. Hal ini berlaku juga pada batugamping.
Permintaan pasar akan batugamping dari hari ke hari terus
meningkat. Ini disebabkan oleh fungsi batugamping sendiri
sebagai bahan baku utama sebuah komoditi. Batugamping
banyak digunakan pada industri semen, cat, kosmetik, kertas,
tekstil, pasta gigi, konstruksi bangunan, pertanian dan lain-lain.

1.2 Tujuan
Tujuan penulis dari makalah ini sebagai sarjana tambang kita harus
mengetahui potensi dan sebaran batu gamping yang ada di Indonesia dan cara
penambangan serta pengolahaan batu gamping yang akan dimanfaatkan dan
dipasarkan.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
BAB II
BAHAN GALIAN BATUGAMPING

2.1 Pengertian Batugamping


Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling
banyak jumlahnya. Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik
dan batugamping klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain
dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering
juga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.

Gambar 2.1 Batugamping Non-klastik

Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-


klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir
sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang
merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari
batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua,
coklat, merah bahkan hitam.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 2.2 Batugamping Klastik
2.2 Keterdapatan Bahan Galian
Potensi dan keterdapatan batu gamping hampir menyeluruh di wilayah
Indonesia. Data secara umum jumlah batu gamping Indonesia mencapai 28,678
milyar ton. Sebagian besar cadangan batu gamping berada di Sumatra barat
dengan jumlah sekitar 23,23 milyar ton atau hampir 81,02 % dari cadangan di
Indonesia (Madiadipoera dkk, 1990).

Keterangan :
Titik penyebaran Batugamping
Gambar 2.3 Keterdapatan Batugamping di Indonesia

Di wilayah Kalimantan, potensi batuan gamping atau batuan kapur ini


yang terbesar adalah di provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
(Anonim, a). Cadangan batuan kapur di dua daerah tersebut sangat
memungkinkan untuk dikelola dan diolah untuk menjadi sebuah industri. Masih
banyaknya sumber tanah gamping yang belum di eksplorasi, terutama di wilayah
Indonesia bagian timur membuat kekayaan Indonesia atas bahan tambang galian
seperti gamping ini dapat menjadikan sumber devisa bagi Indonesia.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Jumlah
Propinsi keterangan
(juta ton)
1. D.I Aceh 100,857 Seluruh cadangan batu kapur
2. Sumatera Utara 5,709 ini terklasifikasi sebagai
3. Sumatera Barat 23.273,300 cadangan tereka (termasuk
4. Riau 6,875 hipotesis dan spekulatif),
5. Sumatera Selatan 48,631 kecuali cadangan di Nusa
6. Bengkulu 2,730 TenggaraTimur, sejumlah
7. Lampung 2,961 61,376 juta ton sebagai
8. Jawa Barat 672,820 cadangan (probable) terunjuk.
9. Jawa Tengah & DIY 125,000
10. Jawa Timur 416,400
11. Kalimantan Selatan 1.006,800
12. Kalimantan Tengah 543,000
13. Nusa Tenggara Barat 1.917,386
14. Nusa Tenggara Timur 229,784
15. Sulawesi Utara 66,300
16. Sulawesi Selatan 19,946
17. Irian Jaya 240,000
Total 28.678,500
Table 2.1 Potensi Cadangan Batugamping di Indonesia

2.3 Genesa Batugamping


Batu gamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang banyak
digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk
bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk
pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk
peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp
dan karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan industri gula.
Batugamping dapat terbentuk melalui beberapa cara, yaitu secara organik,
secara klastis (mekanik) dan secara kimia :
1. Batugamping organik : jenis ini paling banyak dijumpai di alam, berasal
dari pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya, foraminifera,
ganggang, atau dari kerangka binatang dank oral/terumbu karang. Ciri
khas batugamping jenis ini umumnya kristalin dan sering muncul pola-
pola terumbu dan sisa-sisa cangkang binatang lunak.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
2. Batugamping klastis : jenis ini material asalnya sama dengan pembentukan
batugamping organik, hanyasajatelahmengalamiperombakan,kemudian
diendapkanlagiditempatlain.Cirikhasdaribatugampingjenisiniadalah
adanyafragmenfragmenbutiran.
3. Batugampingkimiawi:jenisiniterjadidalamkondisiiklimdansuasana
lingkungan tertentu, dalam air laut maupun air tawar. Ciri khas
batugampingjenisiniadalahkristalin,bahkanseringbesarbesarseperti
padakalsit.

Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping.
Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan
lapisan batugamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali
dipermukaan bumi.
Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor yang
mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor
batugamping memberikan klasifikasi jenis batugamping. Apabila pengotornya
magnesium, maka batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping
dolomitan.
Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut
diklasifikasikan sebagai batugamping lempungan, dan batugamping pasiran
apabila pengotornya pasir. Persentase unsur-unsur pengotor sangat berpengaruh
terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu
muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya,
biasanya disebabkan oleh adanya unsur mangan, sedangkan kehitam-hitaman
disebabkan oleh adanya unsur organik. Batugamping dapat bersifat keras dan
padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang
porous.
Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah
penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan
maupun panas, sehingga batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang
dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur
kalsit.
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua
dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik
dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping
yang dilaluinya.

BAB III
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
BATUGAMPING

3.1 Eksplorasi Batugamping


Eksplorasi batugamping yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung
volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal
berupa pencarian endapan (prospeksi) umumnya jarang dilakukan, karena
endapan batugamping sudah diketahui keberadaannya dan mudah ditemukan.
Tahapan kegiatan ekplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :
Pemetaan topografi
Suatu kegiatan eksplorasi yang mempelajari, mengetahui dan
menggambarkan keadaan area yang akan ditambang, agar kita mengetahui
keadaan daerah yang akan kita tambang secara keseluruhan.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 3.1 Pemetaan Topografi
Pengambilan sampel bongkah
Suatu kegiatan eksplorasi yang bertujuan mengambil contoh dalam bentuk
bongkahan menggunakan sumur uji yang tujuannya untuk mengetahui
penyebaran di permukaan.
Pemboran inti
Pemboran yang dilakukan untuk mengambil contoh material yang akan
ditambang guna dianalisa kualitasnya.

Gambar 3.2 Pemboran Inti


Analisa sampel
Yang dianalisa ada tiga : yaitu analisa kimia, sifat fisik batuan dan mekanika
batuan. Kegiatan eksplorasi yang meneliti kualitas material yang akan kita
tambang baik sifat fisik, mekanik dan struktur kimianya. Dari analisa kimia
akan diketahui kandungan CaCO3 : 98,5%, MgO : 0,1-1,1% dan juga untuk
mengetahui kandungan kalsium karbonat yaitu 55%.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 3.3 Sampel Bor
Perhitungan cadangan
Menghitung jumlah cadangan yang terdapat pada daereh tersebut agar kita
dapat mengetahui berapa banyak serta kira-kira cadangan tersebut dapat
ditambang berapa lama.

Secara umum tujuan diadakan eksplorsi adalah sebagai pertimbangan sebelum


melakukan penambangan, karena kegiatan ini membutuhkan perhitungan yang
tepat sehingga hasil dan keuntungan yang didapat bias maksimal. Eksplorasi
geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan geometri endapan
batugamping, sebelum dilakukan pemboran inti.

3.2 Penambangan Batugamping


Sistem penambangan batugamping adalah Tambang terbuka dengan
metode Quarry. Metode penambangan dengan cara Quarry adalah Metode
Penambangan Terbuka dengan cara memotong bahan galian dari suatu perbukitan
dari arah samping yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan galian
industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu
gamping, dll. Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu
senderi ada 2 (dua) macam, yaitu:

a. Side hill type


Side hill type, merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan
galian indutri yang terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat
mengikuti arah lereng-lereng bukit itu dengan 2 (dua) kemungkinan,
yaitu:

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
- Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka
medan kerja dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk
(access road) berbentuk spiral.
- Jika hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau
bentuk bukit itu memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang
pula dengan jalan masuk dari salah satu sisisnya atau dari depan yang
disebut straight ramp.
Keuntungan
Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan
membuat medan kerja sedikit miring ke arah luar dan di tepi jalan
masuk dibuatkan saluran air.
Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti
mendapat bantuan gaya gravitasi. Dengan demikian waktu
pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.
Kekurangan
Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum
penambangan dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar
untuk mengongkosi pengupasan material penutup.
Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-
alat angkut kurang hati-hati karena ingin dapat premi produksi,
maka hal ini akan dapat menyebabkan kecelakaan, terutama pada
jalan masuk yang berbentuk spiral.

Gambar 3.4 Metode Quarry Mining Side Hill Type

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
b. Pit type/subsurface type
Pit type/subsurface type, merupakan bentuk penambangan untuk batuan
atau bahan galian industri yang terletak pada suatu daerah yang
mendatar. Dengan demikian medan kerja harus digali ke arah bawah
sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit). Bentuk medan kerja
atau cekungan tersebut ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
o Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval),
maka medan kerja dan jalan masuk dibuat berbentuk spiral.
o Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau
bujur sangkar, maka medan kerjapun di buat seperti bentuk-
bentuk tersebut di atas dengan jalan masuk dari sisi yang
disebut straight ramp atau berbentuk switch back.

Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah


bentuk-bentuk dasar dari kuari yang tentu saja masih banyak lagi variasi-
variasinya yang pada umumnya diusahakan agar menyesuaikan bentuk-
bentuk dasar tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta topografi
daerahnya.

Gambar 3.5 Metode Quarry Mining Pit type/subsurface type

Kegiatan awal penambangan meliputi kegitan pembersihan lahan, pengupasan


lapisan penutup, baru kegiatan utama penambangan yang terdiri dari

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Yang menjadi kendala dalam
penambangan adalah pada saat musim hujan sehingga kegiatan hanya berlangsung
80%. Adapun lat-alat yang digunakan dalam penambangan yaitu :
Alat Gali : Excavator dll.
Alat Muat : Wheel Loader, Truck Shovel dll.
Alat Support : Grader, Scrapper, Bull Dozer dll.

Gambar 3.6 Alat-alat Penambangan


3.2.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum
pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu lahan yang
akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak, sehingga jika
tidak dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 3.7 Pembersihan Lahan (Land Clearing)
3.2.2 Pengupasan Lapisan Penutup (Striping Over Burden)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup
sehingga batugamping yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan mudah.
Lapisan penutup ini dapat berupa tanah, batuan lapuk atau batuan yang menutupi
bahan galian yang akan ditambang.

Gambar 3.8 Pengupasan Lapisan Penutup (Striping Over Burden)


3.2.3 Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan
asalnya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar sehingga mudah untuk
dilakukan penambanganan selanjutnya.

Gambar 3.9 Pembongkaran (Loosening)

3.2.4 Pemuatan (Loading)


Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil pengbongkaran
ke alat angkut. Alat muat yang digunakan adalah backhoe. Hasil bongkaran
biasanya dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibawa ke pengolahan.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 3.10 Pemuatan (Loading)

3.2.5 Pengangkutan (Hauling)


Alat angkut yang digunakan berupa dump truck, yang berfungsi
mengangkut material hasil pembongkaran ke tempat penimbunan sementara
(stock pile) sebelum dibawa ke pengolahan.

Gambar 3.11 Pengangkutan (Hauling)


3.3 Pengolahan Batugamping
Pengolahan batugamping dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran dan
spesifikasi batugamping yang sesuai dengan permintaan pasar. Sebelum masuk ke
dalam proses peremukan, terlebih dahulu dilakukan penjemuran. Material yang
berasal dari lokasi penambangan ditumpuk di stock pile, kemudian diratakan
setelah bagian atas sudah mengering kemudian dilakukan pembalikan, lokasi
stock pile ini diberi atap fiber agar uap air yang naik tidak jatuh lagi ke material.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terutama pada musim
hujan dapat meningkat sampai 88%, karena idealnya kadar air untuk pengolahan
hanya sekitar 7-15%. Tujuan dari penjemuran ini adalah untuk mengurangi
kandungan air dalam batugamping agar single tonggle jaw crusher tidak
mengalami kesulitan dalam meremukan bongkahan batugamping.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 3.12 Proses Penjemuran Batugamping

Batugamping yang berukuran bongkah dimasukkan ke dalam jaw crusher


untuk proses peremukan awal yang akan menghasilkan produk berukuran 1
mesh.Produk dari jaw crusher masuk ke dalam hammer mill dengan pengakutan
menggunakan belt conveyor.
Di dalam hammer mill ini nantinya batugamping selanjutnya akan
diremukan menjadi material yang lebih halus lagi. Hasil produk dari hammer mill
kemudian masuk ke dal am cyclone yang dengan bantuan blower untuk
memisahkan bentuk serbuk atau tepung yang berukuran 800 mesh dan 1.200 mesh
sesuai dengan permintaan pasar.
Material yang agak kasar akibat adanya blower akan jatuh ke bawah dalam
ukuran ayakan 800 mesh kemudian didapatkan ukuran -800 mesh dan +800 mesh.
Sedangkan yang ukuran -800 mesh akan ke atas masuk ke siklon yang kedua
dengan ukuran ayakan 1.200 mesh dan akan didapatkan ukuran -1.200 mesh dan
+1.200 mesh akhirnya akan masuk ke dalam kantong sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki.
Tahap terakhir adalah packing/pengepakan produk. Produk batu gamping
hasil olahan akan dikemas dengan kemasan karung berukuran 25 kg, 30 kg dan 50
kg bahkan ada yang sampai 1 ton tergantung kebutuhan pasar.
Jenis peralatan pengolahan yang digunakan antara lain : Jaw Crusher,
Hammer Mill, Grinder (mesin gundo) dan Cyclone. Untuk mekanisme kerja alat-
alat diatas dapat dilihat pada table berikut.

Table 3.1 Jenis Alat dan Mekanisme Kerja


Jenis Alat Mekanisme Kerja
Jaw Crusher Proses penghancurannya menggunakan gaya tekan

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
(compression)

Hammer Mill

Proses penghancurannya menggukan gaya pukulan


(Impaction) dan shearing stress.

Grinder

Proses penghancurannya menggunakan shearing stress

Cyclone

Mengelompokkan (mengklasifikasikan) ukuran butir


berdasarkan media angina.

2.4 Reklasmasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi dampak negatif yang kemungkinan ditumbulkan dari aktivitas
pertambanga. Karena pada dasarnya penambangan dapat mengubah lingkungan
fisik, kimia dan biologi, seperti pada bentuk lahan, kondisi tanah, kualitas air dan
lain sebagainya dari suatu lahan sebelum ditambang. Sehingga perlu adanya upaya
penganan lahan bekas tambang tersebut untuk meminimalisr dampak terhadap
lingkungan sekitar.
Program reklamasi yang dapat diterapkan di suatu perusahaan
diklasifikasikan mejadi 3 jenis yaitu :

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Reklamasi tersier adalah program reklamasi yang dilakukan dengan cara
menanam pohon tersier, contohnya pohon beringin, pohon mahoni, pohon jati,
pohon tembesi dan pohon sengon. Masing- masing pohon memiliki fungsi yang
berbeda, seperti pohon mahoni untuk mengurangi emisi dan pohon tembesi
sebagai pengikat CO2.
Reklamasi sekunder merupakan program reklamasi yang dilakukan dengan
cara menanam pohon jenis sekunder, contohnya rumput belukar, rumput gajah.
Tujuan dari reklamasi sekunder ini adalah sebagai tanaman awal sebelum
ditanami pohon tersier, sehingga diharapkan tanah yang nantinya akan ditanami
pohon tersier sudah siap dengan unsur unsur hara yang dibutuhkan.
Reklamasi primer merupakan program reklamasi yang dilakukan dengan
cara menanam tanaman pangan dan produktif, contohnya jagung. Untuk saat ini
PT. Sugih Alamanugroho belum sampai ke tahap reklamasi primer karena lahan
tanah yang belum mendukung sehingga masih dalam tahapan reklamasi sekunder
dan tersier.

Gambar 3.13 Lahan Reklamasi


BAB IV
PEMANFAATAN DAN PEMASARAN
BATUGAMPING

4.1 Pemanfaatan Batugamping


Banyak sekali proses pemanfaatan dari batugamping itu
sendiri. Dari sekian banyak manfaat batugamping, antara lain :

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Sebagai bahan pembuatan pasta gigi : Batugamping
mengandung caco3 yang memiliki PH tinggi sehingga
dapat menetralkan asam.
Sebagai bahan baku pembuatan semen Portland : Dalam
industri semen, penggunaan mineral batugamping adalah
sebagai bahan baku utama. Untuk membuat 1 ton semen
maka dibutuhkan 1 ton mineral batugamping
Sebagai bahan pembuatan cat : Dalam proses pembuata
cat, batugamping digunakan sebagai pigment
extender/filler yang berfungsi sebagai bahan meningkatkan
daya rekat dan membantu bahan utama (pigment)
Sebagai bahan bangunan : bahan bangunan yang dimaksud adalah
kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan
semen tras ataupun semen merah.

Gambar 4.1 Pemanfaatan Batugamping

Proses pembuatan cat pada dasarnya adalah mendispersikan pigmen ke


dalam vehicle (resin dan solven). Untuk mendispersikan pigmen diperlukan
beberapa tahapan dan pencampuran berbagai macam material (resin, solven,
pigmen, dan aditif). Proses pembuatan cat secara garis besar dapat dilihat pada
diagram blok berikut ini:

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Gambar 4.2 Diagram Blok Pembuatan Cat
Tahapan proses pembuatan cat adalah sebagai berikut:

Premixing adalah proses pencampuran awal dari resin, solven, pigmen,


dan aditif (biasanya wetting agent) sebelum campuran (biasan disebut mill
base) masuk ke dalam mesin grinding.

Grinding adalah proses dispersi pigmen dan penggilingan atau


pengurangan ukuran (size reduction) dari pigmen. Pigmen yang berukuran
besar dihaluskan dalam mesin grinding hingga ukurannya sesuai dengan
ukuran yang diinginkan. Ukuran partikel pigmen yang biasa diinginkan
adalah 10 m.

Wash Down Process adalah proses pengeluaran pasta hasil grinding dari
mesin grinding dengan cara menambahkan resin dan solven ke dalam
mesin grinding untuk mengambil pasta yang tersisa. Penambahan resin
juga bertujuan untuk menstabilkan pasta hasil grinding agar tidak terjadi
penggumpalan dari pigmen yang sudah dihaluskan.

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Color Matching adalah proses penyesuaian warna agar warna dari cat bisa
sesuai dengan standard warna yang diinginkan. Pada proses ini dilakukan
penambahan cat warna dasar (tint color) hingga didapatkan warna yang
diinginkan. Untuk warna metalik atau mutiara (pearl color) dilakukan
penambahan pigmen metalik atau pearl ke dalam campuran cat yang
sebelumnya dilarutkan terlebih dahulu dalam solven. Warna metalik/pearl
biasa digunakan pada industri otomotif.

Viscosity Adjustment adalah penyesuaian kekentalan cat agar sesuai


dengan spesifikasi kekentalan yang diinginkan. Pada proses ini dilakukan
penambahan solven hingga viskositas yang diinginkan tercapai.

Quality Control adalah tahapan pengetesan sifat property dari cat. Lebih
detil lihat page QC.

Filtrasi dan Pengemasan. Pada tahapan ini cat disaring pada ukuran
tertentu untuk menghilangkan partikel-partikel yang memiliki ukuran yang
besar. Setelah melalui proses filtrasi cat dikemas dalam kemasan. Ukuran
kemasan bisa dari yang berukuran kecil (seperti 100 cc, 300 cc, atau 1 ltr),
ukuran sedang (seperti 5 ltr, 2 ltr, atau 20 ltr) atau ukuran besar (seperti drum
atau bulk tank).

Gambar 4.3 Contoh Produk Cat

4.2 Pemasaran Batugamping

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
Setelah melalui proses pengolahan, maka didapatkan batugamping dengan
ukuran 800 mesh dan 1.200 mesh. Batugamping dengan ukuran 800 mesh dijual
dengan harga Rp. 600/kg sedangkan yang berukuran 1.200 mesh dijual dengan
harga Rp. 800/kg. Produk-produk hasil pengolahan batugamping banyak dikirim
keluar daerah untuk keperluan industri. Seperti PT. Sugih Alamanugroho telah
bekerjasama dengan beberapa perusahaan sebagai penyedia bahan baku industri,
salah satunya adalah Nippon Paint, yang merupakan salah satu perusahaan cat
ternama di Indonesia.

Sedangkan untuk pemasaran cat semdiri akan di distribusikan seleruh


Indonesia dengan harga tertentu.

Nama Produk Harga

Nippon spot less Rp. 148.000

Nippon weatherbond Rp. 180.000

Nippon ouder-less Rp. 220.000

Nippon 3 in 1 Rp. 195.000

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
o Batu gamping bahan galian yang banyak terdapat di Indonesia
keterdapatannya menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
o Proses penambangannya tidaklah susah karena menggunakan
metode tambang terbuka quarry dan dapat dilakukan oleh
masyarakat ataupun perusahaan.
o Batu gamping merupakan bahan galian yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia yang dimanfaatkan sebagai bahan
dalam pembangunan infrastruktur mulai dari semen, cat, keramik,
ornamen, batu bangunan, dan lain-lain. Maupun sebagai bahan
obat dikarenakan batu gamping mengandung caco3 dimana
kandungan pHnya tinggi sehingga dapat menetralkan asam
contohnya obat penetral asam lambung dan asam mulut.

5.2 Saran
- Lebih banyak melakukan promoskani produk
- Melakukan inovasi dalam reklamasi
- Penerapan K3 pada setiap penambangan

DAFTAR PUSTAKA

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

1
http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/pemasaran-bahan-galian-industri-
bgi.html
http://ilmucat.blog.com/produksi/
http://mheea-nck.blogspot.co.id/2010/06/genesa-batu-kapur.html
http://modelpembelajaransd.blogspot.co.id/2015/03/manfaat-dan-kegunaan-batu-
kapur.html
https://www.google.co.id/search?
q=Eksplorasi+batugamping&biw=1366&bih=664&source=lnms&tbm=isch&sa
=X&ved=0ahUKEwig4em6hePLAhWDSY4KHXgdCjcQ_AUIBygB
https://www.scribd.com/doc/288804871/Eksplorasi-Batu-Gamping

BAHAN GALIAN INDUSTRI BATUGAMPING'

Anda mungkin juga menyukai