Bab 5
Bab 5
PEMBAHASAN
5.2 Analisis
5.1.1 Uji fisik
a. Warna
Pengujian parameter warna dilakukan menggunakan colour reader pada
titik yang berbeda sebanyak dua kali. Nilai rata-rata L saus tomat dengan
penambahan tepung maizena 1% yakni sebanyak 0,4 g dan 3% yakni
sebanyak 2,4 g dapat dilihat pada Gambar 2.
Warna
31.5
31 30.45
30.5
Rata-rata warna
29.55
30
29.5
29
28.5
28
Tepung Maizena 1% Tepung Maizena 3%
Berdasarkan nilai rata-rata lightness (L) yang diperoleh dari perhitungan dari nilai
dL hasil pengamatan menggunanakan colour reader sebanyak dua kali sehingga
didapatkan sebesar 29,55 pada saus tomat penambahan tepung maizena 1% yakni
sebanyak 0,4 g dan 30,45 pada saus tomat dengan penambahan tepung maizena
3% yakni sebanyak 2,4 g. Berdasarkan data terebut, dapat diketahui bahwa nilai
lightness (L) saus tomat dengan penambahan tepung maizena 3% yakni sebanyak
2,4 g lebih tinggi daripada saus tomat penambahan tepung maizena 1% yakni
sebanyak 0,4 g. Tinggi rendahnya nilai lightness (L) menunjukkan tingkat
kecerahan saus tomat yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai lightness (L)
menunjukkan bahwa saus tomat yang dihasilkan semakin cerah.
b. Kekentalan
Berdasarkan data pengamatan yang telah diperoleh, pengukuran
viskositas saus tomat dilakukan dengan meneteskan saus tomat
menggunakan sendok kecil dari ketinggian yang sama pada perlakuan
penambahan tepung maizena 1% yakni sebanyak 0,4 g (kode 614) dan
3% yakni sebanyak 3,4 g (kode 359). Menurut Hambali dkk (2006),
kekentalan saus tomat dapat diukur secara manual dengan melihat aliran
saus dari sendok saat dilairkan ke bawah. Hasil tetesan saus tomat yang
jatuh dari ketinggian tertentu dilakukan pengukuran diameter pada
masing-masing perlakuan yakni penambahan tepung maizena maizena
1% yakni sebanyak 0,4 g (kode 614) dan 3% yakni sebanyak 3,4 g (kode
359). Pada saus tomat dengan penambahan tepung maizena 1% yakni
sebanyak 0,4 g (kode 614) diperoleh diameter sebesar 3,2 cm. sedangkan
Pada saus tomat dengan penambahan tepung maizena 3% yakni
sebanyak 3,4 g (kode 359) diperoleh diameter sebesar 3 cm. Berdasarkan
hal tersebut, dapat diketahui bahwa nilai diameter saus tomat dengan
penambahan tepung maizena 1% yakni sebanyak 0,4 g (kode 614) lebih
besar yakni 3,2 cm daripada saus tomat dengan penambahan tepung
maizena 3% yakni sebanyak 3,4 g (kode 359) yakni 3 cm. Semakin besar
nilai diameter hasil tetesan saus tomat yang dihasilkan, maka viskositas
saus tomat semakin rendah (encer). Sebaliknya semakin kecil nilai
diameter hasil tetesan saus tomat yang dihasilkan, maka viskositas saus
tomat semakin tinggi (kental). Hal ini dapat disimpulkan bahwa saus
tomat dengan penambahan tepung maizena 3% (kode 359) lebih kental
daripada saus tomat dengan penambahan tepung maizena 1% (kode
614). Perbedaan kekentalan saus tomat dengan penambahan tepung
maizena 3% (kode 359) dan 1% (kode 614), dipengaruhi oleh banyaknya
jumah tepung maizena yang ditambahkan. Dimana semakin banyak
jumlah tepung maizena yang ditambahkan kekentalan saus tomat yang
dihasilkan semakin tinggi (kental).Menurut Purwanti (2006), tepung
maizena berfungsi sebagai pengikat dan perekat antara satu bahan
dengan bahan yang lain. Rasio amilosa dan amilopektin pada tepung
maizena 28:72. Amilopektin yang lebih tinggi pada maizena
menyebabkan kekentalan saus menjadi lebih tinggi pula (Purwanti,
2006).Serta Kualitas tepung maizena yang digunakan sebagai bahan
makanan sangat berpengaruh terhadap makanan yang dihasilkan. Selain
itu, menurut Koswara (2009), maizena akan meningkatkan kekentalan
saus dan mencegah terjadinya pemisahan air dengan padatan saus pada
saat penyimpanan.
5.1.2 Uji organoleptik
a. Rasa
Pengujian parameter rasa saus tomat melalui uji organoleptik dengan penambahan
tepung maizena 1% yakni sebanyak 0,4 g dan 3% yakni sebanyak 2,4 g dapat
dilihat pada Gambar 3.
Organoleptik Rasa
4.5 3.9
4
3.4
3.5
3
Rata-rata rasa
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Tepung Maizena 1% Tepung Maizena 3%
Berdasarkan hasil uji kesukaan organoleptik pada parameter rasa saus tomat yang
telah diujikan kepada 10 panelis, dengan penambahan tepung maizena 3% (kode
359) dan 1% (kode 614) dengan rentang nilai skor 1 sampai 5 dimana (1) sangat
tidak suka, (2) tidak suka, (3) agak suka (4) suka dan (5) sangat suka sekali. Nilai
rata-rata pada parameter rasa saus tomat dengan penambahan tepung maizena 1%
(kode 614) sebesar 3,9, sedangkan pada saus tomat dengan penambahan tepung
maizena 3% (kode 359) sebesar 3,4. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata parameter rasa saus tomat dengan penambahan tepung
maizena 1% (kode 614) lebih besar daripada saus tomat dengan penambahan
tepung maizena 3% (kode 359). Dimana panelis cenderung lebih menyukai rasa
saus tomat dengan penambahan tepung maizena 1% (kode 614).
b. Aroma
Pengujian parameter rasa saus tomat melalui uji organoleptik dengan penambahan
tepung maizena 1% yakni sebanyak 0,4 g dan 3% yakni sebanyak 2,4 g dapat
dilihat pada Gambar 4.
Organoleptik Aroma
5
4 3.6
3.3
Rata-rata aroma
0
Tepung Maizena 1% Tepung Maizena 3%
Berdasarkan hasil uji kesukaan organoleptik pada parameter rasa saus tomat yang
telah diujikan kepada 10 panelis, dengan penambahan tepung maizena 3% (kode
359) dan 1% (kode 614) dengan rentang nilai skor 1 sampai 5 dimana (1) sangat
tidak suka, (2) tidak suka, (3) agak suka (4) suka dan (5) sangat suka sekali. Nilai
rata-rata pada parameter aroma saus tomat dengan penambahan tepung maizena
1% (kode 614) sebesar 3,3, sedangkan pada saus tomat dengan penambahan
tepung maizena 3% (kode 359) sebesar 3,6. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata parameter rasa saus tomat dengan penambahan
tepung maizena 1% (kode 614) lebih kecil daripada saus tomat dengan
penambahan tepung maizena 3% (kode 359). Dimana panelis cenderung lebih
menyukai rasa saus tomat dengan penambahan tepung maizena 3% (kode 359).