Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Gastritis yang dikenal dengan penyakit saluran pencernaan bagian


atas yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi
(Mustakim, 2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit
tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung.
Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok
kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut.Gastritis sering kali adalah hasil
dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling
sering ditemukan.Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada
orang dewasa mendekati angka 90%.Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih
tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test.
Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi
penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram
negative, basil yang berbentuk kurva dan batang.Namun, banyak faktor lain seperti
cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum
alkohol terlalu banyak juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.
Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi
perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis).Dalam beberapa kasus, gastritis
dapat menyebabkan bisul (ulkus)pada lambung dan peningkatan risiko kanker
perut.Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda
bahkan sembuh dengan pengobatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apa pengertian atau definisi gastritis?
2. Ada berapa klasifikasi gastritis?
3. Apa saja etiologi dari gastritis?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari gastritis?
5. Bagaimanakah manifestasi klinis dari gastritis?
KMB 1 Page 1
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita gastritis?
7. Apa saja penatalaksanaan dari gastritis?
8. Bagaimana komplikasi dari gastritis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dengan klien gastritis?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan-tujuan yang diharapkan dalam penulisan makalah ini berdasarkan


rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari gastritis


2. Untuk mengetahui etiologi gastritis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari gastritis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari gastritis
5. Untuk mengetahui komplikasi gastritis
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita
gastritis
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gastritis
8. Untuk mengetahui komplikasi dari gastritis.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan klien gastritis

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini berdasarkan rumusan
masalah diatas adalah sebagai berikut :

1. Kita dapat mengetahui definisi gastritis.


2. Kita dapat mengetahui Etiologi gastritis.
3. Kita dapat mengetahui Patofisiologi gastritis.
4. Kita dapat mengetahui Manifestasi klinis dari gastritis.
5. Kita dapat mengetahui komplikasi gastritis.
6. Kita dapat mengetahui Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
penderita gastritis.
7. Kita dapat mengetahui Penatalaksanaan gastritis.
8. Kita dapat mengetahui komplikasi dari gastritis.
9. Kita dapat mengetahui Untuk mengetahui Asuhan keperawatan dari gastritis.

KMB 1 Page 2
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR MEDIS

2.1 Definisi atau pengertian gastritis

Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan
iritasi lain (Reeves. Lockhart,2001)

2.2 Klasifikasi

Gastritis dapat dibagi menjadi dua antara lain : (Reeves. Lockhart, 2001).
1. Gastritis akut
Proses peradangan lambung jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agar
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
2. Gastritis Kronis
Terbagi dalam dua tipe :
a. Tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, Tipe ini berhubungan dengan atropi
dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya penurunan sekresi
gastrik ini mempengaruhi produksi antibodi yang berlanjut pada anemia
pernisiosa.
b. Tipe B : tipe B tidak lazim, biasanya tipe B ini di kaitkan dengan infeksi bakteri
Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung yang sering
terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah yang penyebabnya sering tidak diketahui (Long ;
C. B, 2006).

KMB 1 Page 3
2.3 Etiologi

Gastritis dapat timbul tanpa diketahui penyebabnya. Penyebab yang sering dijumpai
adalah :
a. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, seperti makanan pedas, terlalu asam,
dan alkohol.
c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, dan lain-lain
yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.
d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat berdampak
terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis.
(Arif, 1999)

2.4 Patofisiologi

Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih


sehingga asam lambung yang semula membantu lambung menjadi merugikan lambung.
Dalam keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan
yang masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama
kelamaan mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebih (Uripi,2002). Penyebab
asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat untuk makan, Stress yang tinggi,
yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, Makanan dan minuman yang memicu
tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam, pedas,
kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buah-buahan (Hipni
Rohman, 2011).
Peradangan pada mukosa lambung yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang
pada epigastirum bagian atas.Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer
saliva mengeluarkan saliva dalam jumlah besar.Dan sering menelan saliva menyebabkan
banyak udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan
yang berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya
tahan mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam

KMB 1 Page 4
lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung. (Guyton,
1998)

Phatway

2.5 Manifestasi Klinis

Menurut Inayah. I. 2004, manifestasi klinik dari gastritis adalah :


1. Gastritis akut : muntah darah, nyeri epigastrium, nausea dan rasa ingin muntah, nyeri
tekan yang ringan pada epigastrium.
2. Gastritis kronik : nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptik, anemia,
nyeri tekan epigastrium, cairan lambung terganggu, kadar gastrin serum tinggi (Inayah. I,
2004).

KMB 1 Page 5
2.6 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Inayah. I, 2004, Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada gastritis
akut dan kronis adalah sama antara lain :
1. Endoskopi
Pemeriksaan bagian dalam sesuatu alat memakai endoskop
2. Histopologi biopsi mukosa lambung
Pengambilan jaringan dari penderita secara bedah untuk pemeriksaan mikroskopik
3. Radiologi dengan konsep ganda
Ilmu tentang energi dan zat-zat radioaktif khususnya cabang ilmu kedokteran
yang7menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.
2.7 Penatalaksanaan

Menurut inayah, I (2004 : 56) penatalaksanaan gastritis akut dan kronik antara lain :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain

2.8 Komplikasi

a. Gastritis Akut
Kompilkasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCABA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemorogik
b. Gastritis Kronis
Pada gastritis kronis komplikasi yang dapat muncul yaitu gangguan penyerapan
vitamin B12, akibat kurangnya penyerapan B13 menyebabakan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu, dan penyempitan daerah antrum pylorus.Gastritis kronis yang
tidak dirawat dapat menyebabkan ulkus peptic dan pendarahan pada lambung.Beberapa
gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi
penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di
dinding lambung.

KMB 1 Page 6
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut. masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan
klien, keluarga, orang terdekat atau masyarakat.
Proses keperawatan juga merupakan metodologi keperawatan secara ilmiah dan
sistematis yang mencakup :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan
sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa
keperawatan.
Hal-hal yang perlu dikaji
a. Riwayat kesehatan yang merupakan sumber data subjektif tentang status kesehatan
pasien yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan aktual maupun
resiko.
Riwayat kesehatan berkaitan dengan status kesehatan pasien dan faktor-faktor
seperti gaya hidup, hubungan/pola dalam keluarga dan pengaruh budaya.
b. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam keperawatan menggunakan cara-cara :
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pengkajian fisik keperawatan pada
prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada
respon yang ditimbulkan pasien akibat adanya masalah kesehatan.

Pada kasus gastritis, pengkajian yang didapatkan yaitu :


a. Data subjektif : timbulnya anoreksia, mual dan tidak nyaman pada perut.
b. Data objektif : muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah) dan nyeri tekan yang
ringan pada epigastrium atau midepigastrium.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian tentang respon individu, keluarga atau


komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.

KMB 1 Page 7
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Adapun diagnosa keperawatan pada kasus gastritis meliputi :


a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrien yang tidak adekuat.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
d. Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit.
e. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

3. Perencanaan/Intervensi keperawatan

Disesuaikan dengan diagnosa keperawatan


a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
Tujuan : Mengurangi ansietas.
Kriteria : Ekspresi wajah rileks, klien tampak tenang.
Intervensi keperawatan :
1) Lakukan kumbah lambung bila pasien menelan asam atau alkali.
2) Siapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik (endoskopi) atau pembedahan.
3) Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan pengobatan yang diberikan.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan


nutrien yang tidak adekuat.
Tujuan : Menghindari makanan dan menjamin masukan nutrien adekuat.
Kriteria : Porsi makan yang disajikan dihabiskan, klien minum 6 8
gelas/hari.
Intervensi keperawatan :
1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
2) Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi.
3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kafein dan alkohol.
4) Anjurkan kepada klien untuk berhenti merokok.
5) Monitor tetesan infus jika klien diberikan terapi intravena.

KMB 1 Page 8
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan.
Kriteria : Muntah tidak ada, klien minum 6 8 gelas/hari.
Intervensi keperawatan :
1) Pantau masukan dan urine yang keluar setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal
dehidrasi (haluaran urine minimal 30 ml/jam, masukan minimal 1,5 L/hari).
2) Observasi adanya indikator gastritis hemoragi : takikardia, hipotensi dan hematemesis
(muntah darah).
3) Berikan cairan intravena (3 L/hari) jika klien tidak bisa makan.

d. Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit.


Tujuan : Meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.
Kriteria : Klien mengatakan mengerti tentang diet dan proses penyakit gastritis.
Intervensi keperawatan :
1) Beri HE kepada klien tentang diet dan proses penyakit gastritis.
2) Beri klien daftar zat-zat yang perlu dihindari.
3) Beri HE kepada klien yang menderita anemia pernisiosa tentang kebutuhan terhadap
injeksi vitamin B12 jangka panjang.
4) Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian antibiotika dan obat-obatan untuk
menurunkan sekresi lambung.

e. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi


Tujuan : Menghilangkan nyeri.
Kriteria : Ekspresi wajah rileks, tidak ada nyeri pada ulu hati, tidak ada mual dan
muntah.
Intervensi keperawatan :
1) Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan pasien setelah penggunaan obat-obatan
penghilang nyeri.
2) Pasien dianjurkan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi
mukosa lambung.

KMB 1 Page 9
4. Implementasi

Selama tahap implementasi, perawat melaksanakan rencana asuhan


keperawatan. Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien
memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan.

5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah menilai hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan


rencana yang telah ditetapkan. Hasil yang diharapkan pada tahap evaluasi kasus
gastritis mencakup :
a. Menunjukkan ansietas menghilang.
b. Menunjukkan perilaku pasien tidak mengkomsumsi minuman yang mengandung
kafein dan alkohol.
c. Terdapat tanda-tanda keseimbangan cairan :
1) Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
2) Minum 6 8 gelas setiap hari.
3) Mempunyai haluaran urine kira-kira 1 liter setiap hari.
4) Menunjukkan turgor kulit yang adekuat.
d. Klien mampu memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi, menggunakan
obat sesuai resep.
e. Pasien merasa aman dan nyaman dalam segala aktivitas.

KMB 1 Page 10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau
bahan iritasi lain (Reeves. Lockhart,2001)

3.2 Saran

Sebagai seorang perawat, hendaknya lebih banyak lagi mempelajari


bagaimana cara memberi asuhan keperawatan terutama pada pasien dengan penyakit
saluran cerna, karena saat ini perlu sekali tenaga kesehatan dengan keterampilan
pengobatan pada pasien yang mendapat penyakit saluran cerna, karena saat ini
penyakit saluran cerna sedang menjadi tren dikalangan masyarakat di Indonesia.

KMB 1 Page 11
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marillyn.1999. Rencana Asuhan Keperawatan,Alih bahasa: I made kariasi


edisi 3, Penerbit EGC, Jakarta.

Hadi, Sujono, 1999, Gastroentrologi, Penerbit Alumni, Jakarta.

Price, Sylvia A. Wilson, L. M.1994, Patofisiologi Konsep ProsesPenyakit, edisi 4, Alih


Bahasa Peter Anugrah. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Underwood, J. C. E., 1996, Patologi Umum dan Sitemik, edisi 2, EGC,Jakarta

http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=1
25, di akses tanggal 7 Juni 2013,

KMB 1 Page 12

Anda mungkin juga menyukai