Anda di halaman 1dari 3

Nasal CPAP di ruang bersalin untuk bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah

pada
rumah sakit Negara Berkembang

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemungkinan penggunaan CPAP yang diinstal
sebagai profilaks di ruang bersalin (DR-CPAP), untuk bayi dengan BBL diantara 500-1000 g dalam
pengaturan dengan sumber daya yang terbatas. Selama 23 bulan, bayi dengan BBL antara 500-1000 g
secara terus-menerus menggunakan DR-CPAP. Sebanyak 33 bayi dengan berat lahir rendah dijadikan
sebagai subjek, 16 (48.5%) adalah perempuan. Hanya 14 (42.4%) bayi yang menerima kortikosteroid
antenatal, dan hanya dua dari diantara 14 (14.3%) bayi dengan berat lahir 500-750 g yang tidak
diintubasi di ruang bersalin, dengan apnea sebagai alasan pemakaian intubasi pada bayi. Dari 19 bayi
dengan rentang BBL 751-1000 g, 9 (47.4%) diintubasi dalam ruang bersalin, 6 bayi karena apnea dan 3
bayi karena adanya gangguan napas. Agar DR-CPAP dapat berhasil, perlu dibutuhkan persiapan
kelahiran yang lebih baik untuk bayi preterm dalam memperbaiki usaha napas tanpa perlu dipasang
intubasi. Kortikosteroid antenatal dan pemantauan prenatal yang lebih baik adalah suatu pondasi untuk
suksesnya penggunaan DR-CPAP.

Pendahuluan

Bayi dengan berat lahir amat sangat rendah sering membutuhkan bantuan ventilator yang
bersifat invasive pada saat lahir. Namun, ventilasi mekanik punya potensi untuk menyebabkan
terjadinya cedera paru.

Continous positive airway pressure (CPAP) yang diinstal sebagai profilaks di ruang bersalin (DR-
CPAP) telah diajukan sebagai alternative yang sederhana, murah serta sedikit efek samping. Namun,
berbagai pertanyaan muncul terkait efektivitas metode ini, terutama untuk bayi dengan berat baru lahir
amat sangat rendah.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan pentingnya menggunakan CPAP untuk bayi preterm
di ruang bersalin, tetapi pertanyaan muncul apakah bisa didapatkan hasil yang sama dengan pengaturan
yang lain. Dalam situasi dengan sumber daya yang terbatas, dengan penggunaan kortikosteroid
antenatal rendah, yang merupakan keuntungan untuk metode yang diajukan ini, namun masih ada
keraguan akan viabilitas CPAP di ruang bersalin.

Penelitian ini mengevaluasi efektivitas penggunaan DR-CPAP pada bayi dengan BBL >1000 g
dalam pengaturan dengan sumber daya yang terbatas.

Subjek dan Metode Penelitian

Penelitian observasional dilaksanakan selama periode 23 bulan di rumah sakit Das Clinical of
Ribeirao Preto(Brzail), rumah sakit universitas sekunder tersier. Informed consent didapatkan dari orang
tua sebelum kelahiran bayi, dan penelitian ini telah diterima oleh anggota pengawas institusi rumah
sakit.
Semua BBL dengan berat lahir antara 500-1000 g dan tanpa malformasi kongenital yang berat
dimasukkan dalam kriteria. Bayi preterm akan dikeluarkan dari penelitian apabila telah didiagnosis
dengan penyakit berat seperti penyakit jantung kongenital atau penyakit paru seperti hernia diafragma
atau hypoplasia pulmoner. Semua pasien dirawat oleh staf rumah sakit berdasarkan panduan American
Heart Association dan American Academy of Pediatrics.

Ketika bayi tersebut memenuhi kriteria, usaha langsung dilangsungkan untuk menginstal bubble
CPAP (5 cmH2O, Hudson prongs, 40% Oksigen) dalam kurang dari 15 menit setelah persalinan. Ketika
prosedur tersebut berhasil, CPAP diajukan untuk terus terpasang hingga paling sedikit 72 jam. Setelah
instalasi dan stabilisasi CPAP, BBL akan ditransfer ke ruang NICU local. Apabila tidak dimungkinkan untuk
menginstal DR-CPAP, dokter yang bertanggung jawab diminta memberikan alasan. Kegagalan muncul
ketika tidak memungkinkan untuk menginstal nasal CPAP di ruang bersalin atau ketika ada kebutuhan
untuk intubasi sebelum 72 jam kehidupan.

Bayi yang sedang memakai CPAP perlu diintubasi jika ada beberapa gejala berikut ini : apnea
yang tidak respon dengan pengobatan methylxanthine, distress napas berat, PH darah arteri 7.25
dengan tekanan parsial karbondioksida (PaCO2)60 mmHg (8.0 kPa), dan kebutuhan oksigen diatas 40%.
Kriteria untuk melepaskan CPAP sebelum 72 jam kehidupan adalah pH arterial >7.4, dengan PaCO2
<40mmHg (5.3 kPa). Terapi surfakta diindikasikan ketika oksigen >40% dibutuhkan untuk menjaga
saturasi oksigen antara 88 dan 92%. Pengaturan ventilasi mengikuti protocol local.

Variasi maternal dianalisis termasuk amniorrhexis premature (>18 jam), hipertensi arterial
berhubungan dengan kehamilan, dan penggunaan steroid prenatal (dosis berapapun). Variasi neonatus
yang diteliti adalah berat lahir, umur gestasi, gender, berat yang cukup untuk umur gestasi (9), skor
untuk fisiologi akut neonatal dan ekstensi perinatal (SNAPPE) (10). 1 dan 5 menit pertama Apgar score,
kebutuhan penggunaan surfaktan, dan kebutuhan ventilasi selama 5 hari pertama setelah kelahiran.

Hasil

Terdapat total 33 bayi dengan berat lahir<1000 g yang masuk antara Januari 2006 dan
November 2007. 16 (48.5%) neonatus adalah perempuan. Data maternal prenatal dan karakteristik BBL
yang termasuk dalam penelitian ini terlihat pada tabel 1. Terdapat persentase tinggi ibu yang memiliki
hipertensi dan PPROM, hanya persentase kecil saja ibu yang mendapatkan kortikosteroid antenatal.
Data mengenai kebutuhan intubasi di ruang bersalin, penggunaan surfaktan, dan bantuan ventilator
selama 5 hari pertama hidup kehidupan terlihat di tabel 2.

Hanya dua pasien dengan berat 500-750 g yang tidak diintubasi di ruang bersalin, dan kedua
bayi ini tidak diberikan ventilasi mekanik selama 5 hari pertama kehidupan. Semua bayi dalam grup ini
yang diintubasi di ruang bersalin dilanjutkan dengan bantuan ventilator mekanik.

Semua bayi dengan berat 751-1000 g yang diintubasi di ruang bersalin dijaga tetap mendapat
bantuan ventilator. Dari 10 bayi yang menerima DR-CPAP, 8 diantaranya membutuhkan intubasi dan
bantuan ventilator selama 5 hari pertama kehidupan.
Ketika dokter yang bertanggung jawab diminta untuk memberitahukan indikasi untuk intubasi
dan DR-CPAP, apnea digunakan sebagai alasan pada BBL dengan berat <750 g. Apnea adalah alasan
diberikan kepada 9 dari 15 bayi yang diintubasi dengan berat badan lahir antara 750-1000 g; untuk 6
lainnya, alasan penggunaannya adalah gangguan pernapasan.

Diskusi

Pada 2010, 2,861,868 bayi lahir di Brazil. Terdapat 21,315 diantara mereka yang meninggal
dalam minggu pertama kehidupan, dan 39,853 meninggal dalam tahun pertama. Selama periode ini,
13,129 bayi (0.46%) lahir dengan berat badan antara 500 g dan 999 g. Bayi-bayi ini mengambil tempat
46.9% (6159) dari kematian bayi yang terjadi pada minggu pertama kehidupan dan 66.7% (8768)
kematian bayi pada tahun pertama (11). Data ini dengan jelas mendemonstrasikan pentingnya
perawatan pre, peri, dan postnatal yang cepat untuk mengurangi kematian bayi. Dalam konteks ini,
penggunaan teknologi sederhana seperti aplikasi DR-CPAP bisa memberikan nilai yang berarti.

Hipotesis awal kita adalah bahwa DR-CPAP akan mencegah kebutuhan terapi yang lebih mahal
dan invasive seperti ventilasi mekanik dan penggunaan surfaktan, dengan keuntungan yang besar untuk
bayi preterm, terutama untuk sistem kesehatannya sendiri. Sayangnya, di institusi kita, penggunaan DR-
CPAP kepada bayi ekstrim preterm tidak efektif sehubungan dengan besarnya jumlah bayi yang
diintubasi di ruang bersalin.

Anda mungkin juga menyukai