Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GARIS FRAKTUR

Pokok Bahasan : Sistem Muskuloskeletal


SubPokok Bahasan : Garis Fraktur
Sasaran : Mahasiswa STIKES WIRA MEDIKA semester 1
Hari / Tanggal : Rabu, 22 februari 2017
Tempat / ruangan : Ruang Kuliah
Waktu : 17.40 18.10 wita
Penyuluh : Kelompok 3, kelas B9A STIKes Wira Medika PPNI Bali

I. LATAR BELAKANG
Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah satu
sebab. Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, olah
raga dan rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami
trauma dan 50% memerlukan tindakan medis. 3,6 juta membutuhkan perawatan di
Rumah Sakit. Didapatkan 300 ribu di antaranya mendapatkan kecacatan yang bersifat
menetap (1%)dan 8,7 juta menderita kecacatan sementara ( 30% ) dan menyebabkan
kematian sebanyak 145 ribu orang per tahun (0,5%). Di Indonesia kematian akibat
kecelakaan lalu lintas lebih kurang 12 ribu orang per tahun sehingga dapat disimpulkan
bahwa trauma dapat menyebabkan :
1.Angka kematian yang tinggi.
2.Hilangnya waktu kerja yang banyak sehingga biaya perawatan yang besar.
3.Kecacatan sementara dan permanen.
Banyak dari korban trauma tersebut mengalami cedera musculoskeletalberupa fraktur,
dislokasi, dan cedera jaringan lunak. Cedera sistem musculoskeletalcenderung meningkat
dan terus meningkat dan akan mengancam kehidupan kita (Rasjad C,2003). Walaupun
cedera musculoskeletalumumnya jarang menyebabkan kematian, tapi dapat
menimbulkan penderitaan fisik, stress mental dan kehilangan banyak waktu. Jadi dalam
hal ini, cedera muskuloskeletal akan meningkatkan angka morbiditasdibanding angka
mortalitas
(Salter, R. B. , 1999)
II. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat dapat
mengetahui tentang penyakit fraktur khususnya garis fraktur

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, diharapkan mampu mengetahui :
1. Pengertian fraktur
2. Penyebab Fraktur
3. Tanda dan gejala fraktur
4. Klasifikasi fraktur menurut garis fraktur

IV. METODE
Ceramah dan Diskusi/Tanya Jawab

V. MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD

VI. ISI MATERI (materi lengkap terlampir)


1. Pengertian fraktur
2. Penyebab fraktur
3. Tanda dan gejala fraktur
4. Klasifikasi garis fraktur

VII. PROSES PELAKSANANAN


No Kegiatan Respon Waktu
Pasien/Keluarga
1 PENDAHULUAN
a. Memberi salam - Menjawab
b. Menyampaikan pokok salam 5 Menit
bahasan - Menyimak
c. Menyampaikan tujuan - Menyimak
d. Melakukan apersepsi - Menyimak
2 ISI
Penyampaikan materi tentang:
1. Pengertian fraktur Menyimak dan
2. Penyebab fraktur memperhatikan 20 Menit
3. Tanda dan gejala fraktur penyuluhan
4. Klasifikasi garis fraktur

3 PENUTUP
a. Diskusi Aktif bertanya 5 Menit
b. Kesimpulan Memperhatikan
c. Evaluasi Menjawab pertanyaan
d. Memberikan salam penutup Menjawab salam

VIII. SETTING TEMPAT


Duduk saling berhadapan dengan penyaji berada di depan

MODERATOR

PENYAJI

Keterangan :
= Audien

= Fasilitator

= Observer
IX. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : I Gede Kadek Sudika
2. Penyaji : I Gede Eka Wirayana
3. Observer : I Gd Soeghaly Arsa
4. Fasilitator : Gusti Ayu Md Purnama Dewi

X. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : lcd, leaflet, dan Laptop
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Seluruh peserta kooperatif selama proses diskusi ditunjukkan dengan 30
% bertanya atau mengklarifikasi.
b. 60-70% peserta mampu menjawab pertanyaan dan memahami pengertian
sampai dengan klasifikasi garis fraktur dijawab dengan benar
c. Peserta sebanyak 80% mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga
akhir penyuluhan dan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum acara penyuluhan berakhir kecuali ada kepentingan yang tidak
bisa diwakilkan
XI. DAFTAR PUSTAKA

Arvin, Benheman Kliegma. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakrta : EGC

Broker, Cruish. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta EGC

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Dona, L. Wong. 2006. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Evelyn, C. Pearce.

Gibson,Jhon. 2003. Fisiologi Dan Anatomi Modrn Untuk Perawat. Jakarta: EGC

NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC
Lampiran Materi

1. PENGERTIAN
Fraktur adalah pemisahan atau robekan pada kontinuitas tulang yang terjadi karena
adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya.
Fraktur atau umumnya patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
atau tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).
Patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan.(Oswari, 2000 :144)
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang , tulang rawan, baik yang bersifat total
maupun sebagian (Chairudin Rasjad, 1988 dalam buku Arif Mutataqin 2008).
Fraktur tulang adalah patah pada tulang. Istilah-istilah fraktur dibedakan berdasarkan
jenis dan garis fraktiur(Corwin, 2009).
Jadi fraktur atau patah tulang adalah terputusnya tulang karena berbagai faktor dan
istilah-istilah untuk fraktur dibedakan atas jenis dan garis fraktur. Garis fraktur terdiri dari
3 jenis, yaitu garis fraktur tranversal, garis fraktur oblique dan garis fraktur spiral.

2. PENYEBAB FRAKTUR
a. Berdasarkan penyebab/etiologinya striktur dibagi menjadi 3 jenis :
Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.

Kekerasan tidak langsung


Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang
jauh dari terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian
yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

Kekerasan akibat tarikan otot


Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekerasan dapat
berupa pemuntiran, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan (Oswari, 1993).
b. Penyebab fraktur / patah tulang (Chairudin Rasjad, 1998 dalam buku Arif
Muttaqin, 2008) adalah :
Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan)
Fraktur patologik adalah fraktur karena kelemahan tulang sebelumnya
akibat kelainan patologis tulang misal penyakit kanker, osteophorosis,
malabsorbsi kalsium, vitamin D, gangguan kelenjar parathyroid.
Patah karena letih/stress adalah fraktur dari trauma yang terus menerus
di suatu tempat tertentu

3. TANDA DAN GEJALA FRAKTUR


a. Nyeri tekan : karena adanya kerusakan syaraf dan pembuluh darah.
b. Bengkak dikarenakan tidak lancarnya aliran darah ke jaringan.
c. Krepitus yaitu rasa gemetar ketika ujung tulang bergeser.
d. Deformitas yaitu perubahan bentuk, pergerakan tulang jadi memendek karena kuatnya
tarikan otot-otot ekstremitas yang menarik patahan tulang.
e. Gerakan abnormal, disebabkan karena bagian gerakan menjadi tidak normal
disebabkan tidak tetapnya tulang karena fraktur.
f. Fungsiolaesa/paralysis karena rusaknya syaraf serta pembuluh darah.
g. Memar karena perdarahan subkutan.
h. Spasme otot pada daerah luka atau fraktur terjadi kontraksi padaotot-otot involunter.
i. Gangguan sensasi (mati rasa) dapat terjadi karena kerusakan syaraf atau tertekan oleh
cedera, perdarahan atau fragmen tulang.
j. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
k. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari empatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
l. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

4. KLASIFIKASI GARIS FRAKTUR


1. Transversal
Fraktur tranversal adalah fraktur yang patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang. Pada fraktur jenis ini, segmen-segmen tulang yang patah di reposisi atau di
reduksi kembali ke tempatnya semula. Segmen-segmen ini akan stabil dan biasanya dan
biasanya di control dengan bidai gips.
2. Oblique
Fraktur oblique adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
Fraktur ini bersifat tidak stabil dan susah diperbaiki.

Gambar : garis fraktur oblique

Sumber: http//www.google.com

3. Spiral
Fraktur spiral timbul akibat torsi pada estremitas. Cedera ini khas pada pemain ski
akibat kaki yang terbenam di salju dan diputar oleh papan ski. Fraktur jenis ini sedikit
menimbukan kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi
luar.

Gambar : garis fraktur spiral

Sumber: http//www.google.com

Anda mungkin juga menyukai