Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
W DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA
NAFAS DI RUANG 25 RSUD dr. SAIDFUL ANWAR MALANG
DISUSUN OLEH:
SITI FAISZATUR ROHMAH
1601031071
Tabel 1. Laju filtrasi glomerulus (LFG) dan stadium penyakit ginjal kronik
Stadium Deskripsi LFG (mL/menit/1.73 m)
H. Komplikasi
1. Hiperkalemia
2. Tingginya kandungan kalium di dalam darah. Dan tingginya kandungan
kalium di dalam darah dapat menimbulkan kematian mendadak, jika tidak
ditangani dengan serius.
3. Perikarditis, efusi pericardial
4. Akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
5. Hipertensi
6. Anemia
7. Penyakit tulang
8. Akibat kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D
abnormal
9. Dehidrasi
10. Kulit : gatal gatal
11. Gastrointestinal : mual, muntah, anoreksia, dan dada seperti terbakar, bau
nafas menyerupai urin
12. Endokrin
a. Laki laki : kehilangan libido, impotensi, dan penurunan jumlah serta
motilitas sperma
b. Wanita : kehilangan libido, berkurangnya ovulasi, dan infertilisasi
c. Anak anak: retardasi pertumbuhan
d. Dewasa : kehilangan massa otot
13. Neurologis dan Pisikatri : kelelahan,kehilangan kesadaran, koma, iritasi
neurologis (tremor, ateriksis, agitasi, meningismus, peningkatan tonus otot
bkejang)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian umum meliputi identias klien, keluhan utama, riwayat
penyakit, saat ini, riwayat penyakit keluarga.
Pada pemeriksaan fisik sering didapatkan keadaan umum klien lemah,
tingkat kesadaran menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat
mempengaruhi system saraf pusat, sering didapatkan adanya perubahan RR
meningkat, tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai
berat.
1. Pernafasan B1 (breath)
Klien bernafas dengan bau urine (fetor uremik), respon uremia didapatkan
adanya pernafasan kussmaul. Pola nafas cepat dan dalam merupakan
upaya untuk melakukan pembuangan karbon dioksida yang menumpuk di
sirkulasi.
2. Kardiovaskuler B2 (blood)
Sering didapatkan adanya tanda perikarditis disertai friksi perikardial dan
pulsus paradokus perbedaan tekanan darag lebih dari retandi natrium dan
air yang memberikan dampak pada fungsi sistem kardiovaskuler dimana
akan terjadi penurunan perfusi jaringan akibat tingginya beban sirkuasi.
Pangkal vena mengalami distensi akibat cairan yang berlebihan.
3. Persyarafan B3 (brain)
Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti
perubahan proses berfikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya
kejang, adanya neuropati perifer, burning feet syndrome, restless leg
syndrome, kram otot, dan nyeri otot.
4. Perkemihan B4 (bladder)
Penurunan urine output < 400 ml/ hari sampai anuri, terjadi penurunan
libido berat.
5. Pencernaan B5 (bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, dan diare sekunder dari
bau mulut ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna
sehingga sering di dapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
6. Musculoskeletal/integument B6 (bone)
Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
(memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi,
pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis pada kulit,
fraktur tulang, deposit fosfat kalsium pada kulit jaringan lunak dan sendi,
keterbatasan gerak sendi. Didapatkan adanya kelemahan fisik secara
umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.
B. Analisa data
Data Mayor : Edema
Data Minor :
1. Pitting edema
2. Peningkatan berat badan
3. Oliguria
Diagnosa Keperawatan: Kelebihan volume cairan b/d peningkatan cairan dan
natrium
C. Diagnosis Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b/d peningkatan cairan dan natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual muntah
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan prosedur
D. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b/d peningkatan cairan dan natrium
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawaan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan.
Kriteria Hasil :
a. Haluaran urine tepat dengan berat jenis/hasil lab mendekati
normal.
b. BB stabil.
c. TTV dalam batas normal (RR: 16-24 x/menit; N: 60-100 x/menit;
TD: 120/80; T: 36,5-37,5 0C)
d. Tidak ada edema
Intervensi Rasional
Observasi
a. Kaji status cairan dengan a. Pengkajian merupakan dasar
menimbang berat badan perhari, dan data dasar berkelanjutan
keseimbangan masukan dan untuk memantau perubahan dan
pengeluaran, turgor kulit dan mengevaluasi intervensi.
adanya edema, distensi vena
leher. b. Untuk mengetahui kondisi
b. Kaji tanda tanda vital pasien
Mandiri :
c. Identifikasi faktor penyebab c. Untuk menentukan tindakan
keperawatan
d. Batasi masukan cairan d. Pembatasan cairan akan
menentukan berat tubuh ideal,
haluaran urin, dan respon
terhadap terapi.
e. Anjurkan klien untuk melakukan e. Agar tidak terjadi imobilitasi
aktifitas pergerakan seperti
berdiri, meninggikan kaki
f. Kurangi asupan garam, f. Agar tidak terjadi peningkatan
pertimbangkan penggunaan natrium
garam pengganti
HE :
g. Jelaskan pada pasien dan g. Pemahaman meningkatkan
keluarga tentang pembatasan kerjasama pasien dan keluarga
cairan. dalam pembatasan cairan
h. Bantu pasien dalam menghadapi h. Kenyamanan pasien
ketidaknyamanan akibat meningkatkan kepatuhan
pembatasan cairan. terhadap pembatasan diet.
Kolaborasi :
i. Berikan diuretic i. Diuretic bertujuan untuk
1.. furosemide, spironolakton, menurunkan volume plasma dan
hidronolakton menurunkan retensi cairan di
2. Adenokortikosteroid, jaringan sehingga menurunkan
golongan prednisone resiko terjadinya edema paru.
Adenokortikosteroid, golongan
predison digunakan untuk
menurunkan proteinuri.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual muntah
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat
mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria Hasil :
a. Nafsu makan meningkat
b. Tidak ada keluhan anoreksia, nausea.
c. Porsi makan dihabiskan
d. BB meningkat
e. Klien tidak mual muntah
Intervensi Rasional
Observasi :
a. Kaji kemampuan makan klien a. Untuk mengetahui perubahan
nutrisi klien dan sebagai indikator
intervensi selanjutnya
Mandiri :
b. Berikan makanan dalam porsi b. Memenuhi kebutuhan nutrisi
kecil tapi sering dengan meminimalkan rasa mual
c. Beri nutrisi dengan diet lunak, dan muntah
tinggi kalori tinggi protein c. Memenuhi kebutuhan nutrisi
adekuat
HE :
d. Anjurkan kepada orang tua d. Menambah selera makan dan
klien/keluarga untuk dapat menambah asupan nutrisi
memberikan makanan yang yang dibutuhkan klien
disukai e. Dapat meningkatkan asam
e. Anjurkan kepada orang tua lambung yang dapat memicu
klien/keluarga untuk mual dan muntah dan
menghindari makanan yang menurunkan asupan nutrisi
mengandung gas/asam, pedas
Kolaborasi :
f. Berikan antiemetik, antasida f. Mengatasi mual/muntah,
sesuai indikasi menurunkan asam lambung yang
dapat memicu mual/muntah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
Volume 2. Jakart: EGC.
Fritiwi. (2010). Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga Pasien
Hemodialisis Mengenai Gagal Ginjal Kronik di Klinik Rasyida Medan.
Fakultas kedokteran: Universitas Sumatera Utara.
Mansjoer. (2008), Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Herdman, T.Heather. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Rohmah & Walid. (2008). Proses keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta:
Ar: Ruzz