Anda di halaman 1dari 7

TUGAS CERAMAH BINMAS

Disusun oleh :
Nama: Nusantara Eka Putera S.T.
No.Sis : 199408027067
Kelas : B / 21
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi dan salam sejatera,
Yang terhormat komandan dosen pengampuh yang saya hormati
Serta para rekan-rekan brigadir siswa yang saya banggakan.

Mengawali pidato ini izinkanlah saya mengajak kita semua untuk menghaturkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua
sehingga dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Sebab tiada nikmat paling berharga dari
yang ada di dunia ini selain nikmat kesehehatan.

Saya sangat berbahagia dan mengucapkan terimakasih kepada para hadirin yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk hadir pada ini kegiatan penyuluhan hari ini. Dan merupakan suatu
kebahagian bagi saya dapat berdiri di hadapan rekan-rekan semua untuk menyampaikan sedikit
penyuluhan tentang pencurian listrik.

Baiklah, seperti yang saya katakan tadi, bahwa saya berdiri di depan rekan-rekan saat ini untuk
memberikan sedikit materi penyuluhan tentang pencurian listrik, factor-faktor penyebab terjadi
pencurian, jenis-jenis pencurian listrik dan bagaimana kita selaku konsumen bertindak mengatasi
masalah ini

Seperti yang kita ketahui bahwa Pencurian listrik merupakan pemakaian listrik tidak sah yang dilakukan
oleh pelanggan maupun bukan pelanggan. Dalam Permen ESDM 33 Tahun 2014 Pasal 13 disebutkan
beberapa jenis pelanggaran pemakaian tenaga listrik (P2TL).
1. Pelanggaran Golongan I (P I ) merupakan pelanggaran yang mempengaruh batas daya.
2. Pelanggaran Golongan II (P II ) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran
energy.
3. Pelanggaran Golongan III (P III ) merupakan pelanggaran yang mempengaruh batas daya dan
mempengaruhi pengukuran energy.
4. Pelanggaran Golongan IV (P IV) merupakan pelanggaran yang di lakukan oleh Bukan
Pelanggan.
Untuk golongan 1 yaitu pelanggaran yang mempengaruhi batas daya contoh kasusnya adalah
memperbesar pembatas antara lain pada MCB atau Mini Circuit Breaker yang ada pada meter
maupun pada Fuse (Sekering) sehingga mereka bisa menggunakan daya yang melebihi dari pada
yang ditetapkan, contoh ada pelanggan yang menggunakan beban sebesar 900VA dengan MCB
sebesar 4 Ampere, diubah dengan sendirinya tanpa izin terlebih dahulu kepada pihak PLN
menggantinya dengan MCB 6 Ampere sehingga daya yang dimiliki menjadi lebih besar dari
sebelumnya. Berikutnya untuk kasus pelanggaran golongan 2 yaitu merupakan pelanggaran yang
mempengaruhi pengukuran energi. pada kasus untuk golongan 2 ini sudah lebih ekstrem
perlakuannya, karena pelaku pelanggar ini lebih berani untuk mengotak atik peralatan pada kWh
meter tersebut. Sebagai contoh pelaku mengganjal piringan pada kWh meter untuk memperlambat
putaran piringan sehingga alat meterannya membaca pemakaian listrik menjadi kecil atau pelaku
mengubah settingan kalibrasi alat pengukur pada kWh meter.

Selanjutnya untuk pelanggaran golongan 3 pelanggaran yang mempengaruh batas daya dan
mempengaruhi pengukuran energi, contoh kasusnya yaitu pelaku mengganti atau menambah daya
sehingga penggunaan bebannya bisa lebih besar, kemudian pelaku juga menerapkan teknik yang
kedua yaitu mengganjal piringan yang bertujuan untuk memperlambat putaran lalu kemudian
mengubah setingan kalibrasi alat pengukur. Kemudian pelanggaran golongan 4 yaitu pelanggaran
yang di lakukan oleh mereka yang bukan pelanggan dengan melakukan ke tiga jenis pelanggaran
yang disebutkan tadi.

Inilah beberapa jenis pelanggaran pencurian listrik yang biasanya terjadi di masyarakat, disekitar
kita rekan-rekan sekalian.

Rekan-rekan, tentunya pasti ada hal-hal yang menyebabkan mengapa sampai masyarakat kita
meakukan hal-hal tersebut.

Jika kita lihat sebenarnya ada beberapa factor yang menyebabkan mereka sampai melakukan hal-
hal tersebut. Seperti, pertama, factor prosedur pemasangan listrik. Pelaku akibat factor ini mereka
tentunya akan masuk kedalam golongan pelanggaran ke 4. Menjadi pelaku pelanggaran yang
bukan merupakan pelanggan. Biasanya mereka merasa bahwa prosedur pemasangan listrik terlalu
banyak dan terlalu rumit. Dan takutnya nanti akan ada pungutan-pungutan biaya diluar biaya yang
seharusnya.
Nah, bagaimana pelaku tersebut mendapat pasokan listrik? Dengan cara Mereka akan
menyambung listrik dari sumbernya langsung masuk ke dalam jaringan instalasi listrik rumah
mereka.

Berikutnya, karena faktor ekonomi. Untuk yang satu ini bisa dilakukan oleh mereka yang bukan
pelanggan atau bahkan dalam status pelanggan sekalipun. Contoh mereka yang berasal dari
keluarga kurang mampu yang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan saja pas-
pasan, belum lagi ditambah dengan misalnya kebutuhan biaya pendidikan anak. Apalagi untuk
membayar biaya tagihan listrik atau memasang listrik di rumah mereka. Atau karena mereka tidak
ingin membayar tagihan listrik yang besar mereka mencuri listrik dengan mengganti MCB ke nilai
yang lebih besar atau memasang lansung listrik dari sumber masuk ke inslatasi rumah mereka.
Agar mereka dapat menggunakan listrik dalam jumlah besar dengan membayar biaya listrik yang
kecil.

Factor selanjutnya yaitu keadaan lingkungan. Yaitu akibat dari pengaruh keadaan sekitar tempat
tinggal, misalnya karena di rumah si A memasang listrik dengan mencuri tapi tidak sampai
ketahuan oleh pihak PLN akhirnya tetangganya di rumah si B melakukan hal yang sama juga.

Tentunya dalam sebuah pelanggaran pasti ada sebuah sanksi yang menanti, di dalam Permen
ESDM 33 tahun 2014 pasal 14 (1 dan 2) disebutkan sanksi-sanksi apa saja yang akan menimpa
para pelanggar dari 4 golongan pelanggaran di atas yaitu mendapat denda tagihan susulan,
kemudian pembongkaran sementara atau bahkan pembongkaran rampung yaitu dicabutnya
meteran listrik dari rumah kita dan kita dicabut haknya sebagai pelanggan listrik lagi.

Mengenai tagihan susulan yaitu tagihan yang harus kita bayar sesuai dengan jenis pelanggaran
yang kita lakukan. perlu disiapkan data-data apa saja yang diperlukan untuk menghitung denda :
1. Jenis pelanggaran yang dikenakan oleh PLN, apakah P1, P2, P3.
2. Daya berlangganan, misalnya 1300 VA untuk pelanggan rumah tangga, atau 2200 VA
untuk pelanggan Industri, dll. Terdapat 34 golongan tarif tenaga listrik. Bermacam-macam
daya untuk golongan Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Pemerintahan dan Layanan Khusus.
(Untuk golongan tarif akan dijelaskan tersendiri)
3. Daya kedapatan, daya kedapatan berlaku untuk bukan pelanggan PLN.
4. Tarif listrik saat kejadian.
5. Biaya beban atau rekening minimum untuk daya yang sama. Khusus prabayar disamakan
dengan pasca bayar nilai biaya beban/rekening minimum.
Sekarang, saya akan memberi contoh menghitung denda tagihan susulan mengenai pelanggaran
PI dan PII.
Saya akan memeberikan contoh dengan mengambil data tarif dasar listrik pada bulan November
2016.
Kasus 1 :
Si Badu adalah Pelanggan PLN rumah tangga, terkena P2TL dan dikenakan denda P1
karena merubah MCB (pembatas daya) dari yang seharusnya 1300 VA atau 6 ampere
menjadi 2200 VA atau 20 ampere. Berapa dendanya jika diketemukan melanggar pada
bulan November 2016?
jawab :
Diketehui :
Jenis Pelanggaran = P1, yaitu mempengaruhi daya
Daya berlangganan = 1300 VA/ R-1
Rumus Tagihan Susulan P1 = 6 x (2x Daya Tersambung (kVA) x Biaya beban (Rp/kVA)
Penyelesaian:
Pertama yang perlu diketahui adalah Biaya pemakaian dan Biaya beban atau rekening
minimum. untuk tarif R-1/1300 VA termasuk tarif adjusment yang dapat berubah setiap
bulan. Biaya pemakaian sesuai dengan data pada tarif daya listrik untuk bulan November
2016 R-1/1300 VA adalah Rp. 1461,8/kWh.
Dikarenakan tarif R-1/1300 VA (1,3 kVA) tidak ada biaya beban, maka yang dihitung
adalah rekening minimum. Adapun rumus besarnya rekening minimum untuk tarif R-1
1300 VA adalah :
RM = 40 jam nyala x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian.
RM = 40 x 1,3 kVA x 1461,8 = Rp. 76.013
TS1 = 6 X {2 X Daya Tersambung (kVA) } X Biaya Beban/Rekening Minimum (Rp/kVA);
TS1 = 6 x (2 x 1,3) x 76.013 = Rp. 1.185.812.

Kasus 2 :
Si Budi adalah Pelanggan PLN Bisnis 2200 VA, terkena P2TL dan dikenakan denda P2
karena diketemukan merusak piringan kWh meter sehingga mengganggu pengukuran.
Berapa dendanya jika diketemukan melanggar pada bulan November 2016?
Jawab :
Diketehui :
Jenis Pelanggaran = P2, yaitu mempengaruhi energy
Daya berlangganan = 2200 VA/ B-1 atau 2.2 kVA
Rumus Tagihan Susulan P2 = TS2 = 9 X 720 jam X Daya Tersambung (kVA) X 0,85 X
harga per kWh yang tertinggi pada golongan tarif pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik;
Penyelesaian:
Tarif listrik untuk golongan pelanggan B-1/2200 VA adalah bukan tarif adjustment, jadi
referensi besarnya tarif adalah Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan Oleh PT PLN (Persero). Adapun besarnya tarif B-
1/2200 VA adalah Rp. 1.100/kWh.
TS2 = 9 x 720 x 2, 2 x 0,85 x 1.100 = Rp. 13.329.360
Yang perlu diperhatikan lagi yaitu Nilai besaran Tagihan susulan diatas ditambahkan dengan Pajak
Penerangan Jalan pada kabupaten/kota setempat.
Untuk itu sebaiknya sebisa mungkin jangan sampai pelanggaran tersebut dilakukan. Apalagi
melihat jumlah denda tersebut sangat besar.
Biaya pemasangan listrik pun tidak sebesar yang kita kira sebagai contoh :
1. Biaya pemasangan untuk daya 450VA RP.421.000
2. Biaya pemasangan untuk daya 900VA Rp. 843.000
3. Biaya pemasangan untuk daya 1.300VA Rp. 1.218.000
4. Biaya pemasangan untuk daya 2.200VA Rp. 2.062.000
Pada daya 450VA pelanggan masih mendapatkan subsidi. Jadi seharusnya pelanggan tidak ada
alasan lagi mencuri listrik karena factor ekonomi, karena memang untuk daya 450VA
diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu. Dengan ketika pemasangan awal atau pendaftaran
sebagai pelanggan dibuktikan dengan keterangan tidak mampu dari kelurahan. Untuk daya 900VA
saat ini dibagi menjadi dua yaitu untuk yang tidak mampu dan yang mampu. Sehingga subsidi
diberikan kepada yang tidak mampu saja.
Mengatasi masalah pelanggaran pencurian lstrik tersebut dapat kita lakukan berbagai cara. Karena
pada dasarnya masayarakat tidak ingin membayar tagihan listrik yang mahal namun menginginkan
penggunaan listrik yang besar.
Mulai berhemat adalah cara paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Ingat bahwa tidak ada alat yang dapat menekan penggunaan listrik menjadi kecil, atau yang dapat
membuat kita membayar tagihan listrik menjadi murah.
Yang benar yaitu dengan semakin besar biaya listrik justru harusnya membuat pola konsumsi
menjadi lebih hemat. Contoh :
1. Mematikan perangkat elektronik yg tidak terpakai.
Mematikan perangkat ini kalau bisa benar-benar sampai tidak ada hubungan listrik antara
perangkat elektronik dengan sumber listrik. Contoh, TV kalau mau dimatikan, cabut juga
steker pada terminal listrik. Karena kalau hanya dimatikan melalui remot *ON* sebenarnya
tidak padam sepenuhnya, tetapi masih dalam keadaan standby, jadi tetap saja ada aliran
listrik pada TV dan masih terhitung pembacaannya walaupun kecil.
2. Menggunakan peralatan secara bergantian.
Jangan menggunakan seluruh peralatan secara bersamaan, karena akan berdampak pada
batas daya yang terpasang di rumah kita, Beban puncak namanya. Hal seperti ini yang akan
membuat pemakaian semakin melonjak.
3. Mengaudit pemakaian listrik tiap bulannya.
Mendata penggunaan listrik tiap hari atau tiap minggu atau maksimalnya tiap bulan.
Sehingga kita dapat menekan lagi jumlah pemakaian listrik, semakin harinya semakin
sedikit dan membuat kita menjadi lebih hemat.

Harapan saya mulai saat ini kita membiasakan diri untuk lebih peduli terhadap pemakaian listrik.
Semoga dengan materi yang saya berikan ini dapat membuka wawasan kita terhadap pengetahuan
kelistrikan. Sehingga kita dapat menghindari pelanggaran-pelanggaran tersebut.

Demikian penyuluhan yang saya berikan ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai