Anda di halaman 1dari 2

Ini Alasan Anak Rentan Jadi

korban Pneculikan dan Pelecehan Seksual


JAKARTA Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar Arsyad, pelaku penculikan dan
pelcehan seksual terhadap F, bocah berusia perempuan berusia 10 tahun di Cilodong, Depok untuk di
hokum berat. Pasalnya, pelaku tidak hanya melakukan perbuatan itu terhadap F, tapi juga 3 anak lainnya.

KPAI mengecam keras tindakan penculikan yang dilakukan oleh pelaku, tugas Wakil ketua KPAI
Susanto, Rabu 13 juli 2016.

Susanto menambahkan, penculikan disertai kejahtan seksual terhadap anak harus dihentikan. KPAI
menghimbau kepada masyarakat dan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan, agar anak tidak
menjadi korban.

Anak rentan diculik, rentan dilemahkan dan dilecehkan secara seksual, katanya.

Ia menegaskan, pelaku pantas dihukum seberat-beratnya, Negara tak boleh memberikan toleransi kepada
penjahat seksual, katanya.

Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak dimana orang dewasa atau remaja
yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan seksual. Bentuk pelecehan seksual anak termasuk
meminta atau menekan seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual (terlepas dari hasilnya,
memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak, menampilkan pornografi untuk
anak, melakukan hubungan seksualterhadap anak-anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak (kecuali
dalam konteks non seksual tertentu seperti pemeriksaan medis), atau menggunakan untuk memproduksi
pornografi anak.
Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi, gangguan stress pascatrauma, kegelisahan,
kecendrungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa, dan cedera fisik untuk anak di antara
masalah lainnya. Pelecehan seksual oleh anggota keluarga adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan
dampak yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang. Terutama dalam kasus inses orangtua.
Sebagian besar pelaku pelecehan seksual adalah orang yang di kenal oleh korban mereka. Sebagian besar
pelanggar yang pelecehan seksual terhadap anak-anak sebelum masa puber adalah pedofil, meskipun
beberapa pelaku tidak memenuhi standar diagnose klinis untuk pedofilia.
Berdasarkan hokum, pelecehan seksual anak merupakan istilah hukum umum menggambarkan tindak
kriminal dan sipil dimana orang dewasa terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak dibawah umur untuk
tujuan kepuasan seksual.

A. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi korban pelecahan seksual :


Anak kecil innocent (polos) dan tak berdaya. Apalagi, jika harus behadapan dengan orang-orang
dewasa, terutama orangtua. Itu sebabnya, pelecehan seksual banyak dilakukan oleh bapak, paman,
kakek, guru, atau tetangga dekat.
Rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku juga memicu .munculnya pelecehan. Moralitas dan
mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat pelaku tidak dapat mengontrol nafsu
atau perilakunya.
Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental atau gangguan tingkah laku juga menjadi salah satu
sebab banyaknya kasus pelecehan pada anak. Anak-anak penyandang cacat ini menjadi sasaran empuk
bagi pelaku pelcehan seksual, sebab beberapa factor yang dianggap menguntungkan karena pelaku
pelecehan terhadap anak-anak penyandang cacat biasanya sudah merencanakan niatnya itu dengan
memperhitungkan berbagai factor, yakni keamana pada saat melakukan dan lemahnya bukti yang bisa
dicari karena korban masih anak-anak atau penyandang cacat.

B. Dampak dari pelecehan seksual itu sendiri terhadap anak :


Pelecehan seksual berdampak besar terhadap psikologis anak, karena mengakibatkan emosi yang tidak
stabil. Oleh karena itu, anak korban pelecehan seksual harus dilindungi dan tidak dikembalikan pada
situasi dimana tempat terjadinya pelecehan seksual tersebut dan pelaku pelecehan di jauhkan dari anak
korban pelecehan. Hal ini untuk memberi pelindungan pada anak korban pelecehan seksual. Anak-anak
yang menjadi korban pelecehan seksual akan mengalami sejumlah masalah, seperti : kehilangan semangat
hidup, membenci lawan jenis, dan punya keinginan untuk balas dendam, bila kondisi psikologisnya tidak
ditangani secara serius.

C. Cara-cara untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap anak :


Orangtua membuka komunikasi dan menjalin kedekatan emosi dengan anak-anak. Dengan cara
menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anak.
Orangtua disarankan memberikan pengertian kepada anak-anak tentang ketika mereka hendak
melakukan kekerasan seksual terhadap anak. Dengan demikian mudah-mudahan tidak aka nada lagi
anak yang mengalami kekerasan. Baik itu kekerasan seksual maupun kekerasan lainnya. Karena kita
semua tahu bahwa anak adalah titipan dari Allah swt. Oleh karena itu kita harus bisa menjaga titipan
Nya dengan sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai