Anda di halaman 1dari 86

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari
adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan didalam
keluarga juga semua hal dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan
keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga,maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur kelua
rga tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan
paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Status sehat atau sakit dalam keluarga,saling
mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatanan
ggota. Keluarga cenderung menjadi pembuat keputusan dan proses
terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secra
terpisah, mereka tetap menganggaprumah tangga tersebut sebagai rumag
tangga mereka.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang diberikan di
tempat tinggal keluarga. Keluarga dalam hal ini tetap memiliki otonomi
untuk pembuatan keputusan dalam setiap tindakannya. Perawat yang
melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan

1
keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan
memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.
Dari uraian tersebut diatas, sehingga penting bagi mahasiswa
keperawatan untuk berlatih menyusun asuhan keperawatan keluarga
dengan keadaan sehat dan sakit yang menyertainya melalui makalah pjbl
ini.Dengan harapan apa yang telah ditulis dalam makalah pjbl dapat
dijadikan dasar dan pedoman dalam mengimplementasikan proses
kepeawatan keluarga pada saat profesi nanti,sehingga kualitas hidup
keluarga dapat ditingkatkan melalui kontribusi perawatan keluarga.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Sebagai pemenuhan tugas project based learning (PjBL)
dengan topic Asuhan Keperawatan Keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menggunakan proses keperawatan keluarga untuk
mengidentifikasi permasalahan, menyusun perencanaan,
implementasi dan evaluasi perawatan pasien pada setting
keluarga
b. Menunjukkan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
aspek legal praktek perawat pada setting keperawatan
keluarga
c. Menerapkan lingkungan yang aman bagi perawatan pasien
dan keluarga dalam proses asuhan keperawatan
d. Menerapkan hubungan kolaborasi dalam pelayanan
kesehatan kepada pasien dan keluarga dalam proses
asuhan keperawatan
e. Memberikan dukungan kepada caregiver yang mendapat
delegasi untuk mempertahankan pemberian asuhan
keperawatan pada anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP ASUHAN KELUARGA


2.1.1 DEFINISI KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi, 2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,
dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan, (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam
Setiadi, 2008).
Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

2.1.2 TIPE KELUARGA


Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua
macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
Keluarga Inti (Nuclear Family) , adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

3
Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga
inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
Keluarga Dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari suami dan istri tanpa anak.
Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak
(kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya
terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah
dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
The Unmarriedteenege mather: Keluarga yang terdiri
dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
The Stepparent Family: Keluarga dengan orang tua tiri.
Commune Family: Beberapa pasangan keluarga
(dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak
dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family:
Keluarga yang hidup bersama dan berganti ganti
pasangan tanpa melelui pernikahan.
Gay And Lesbian Family: Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami
istri (marital partners).
Cohibiting Couple: Orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an
tertentu.
Group-Marriage Family: Beberapa orang dewasa
menggunakan alat alat rumah tangga bersama yang
saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
Group Network Family: Keluarga inti yang dibatasi
aturan atau nilai nilai, hidup bersama atau berdekatan
satu sama lainnya dan saling menggunakan barang
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
tanggung jawab membesarkan anaknya.
Foster Family: Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga atau saudara didalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
Homeless Family: Keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi
dan atau problem kesehatan mental.
Gang: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari
orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

2.1.3 TUGAS KESEHATAN KELUARGA


Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedmann, 1998) adalah
sebagai berikut:
a. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan
setiap anggotanya.

5
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan
yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya
yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga
lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat
fasilitas kesehatan dengan baik (Sri Setyowati, 2007 : 32).

2.1.4 FUNGSI KELUARGA


Menurut (Friedman, 1999) ada lima fungsi dasar keluarga :
a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan
mendukung.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan
perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga
berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarg
untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan, (Sudiharto, 2007).

2.1.5 PERAN KELUARGA


Dalam (Setiadi, 2008) Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-
sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,
mental, sosial dan spriritual.

2.1.6 PERAN PERAWAT KELUARGA


Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu
memerhatikan prinsip-prinsip berikut.
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
b. Memulai pekerjaan dari hal sesuai kemampuan keluarga.
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga.
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.
e. Menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga,terutama untuk
memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga.
b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan,
perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan yang komprehensif.

7
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan
keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat
melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
e. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai
advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga
sebagai klien.
f. Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya
individu, keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk
dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami
oleh anggota keluarga.
h. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat komunitas juga
harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya
agar dapat tercipta lingkunganyang sehat, (Sudiharto dan Sri
Setyowati, 2007)
2.2 KONSEP PENYAKIT
2.2.1 TB PARU
a. Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Tb (Mycobacterium tuberculosis).
Kuman Mycobacterium tuberculosis biasanya masuk ke dalam
tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru.
Kemudian, kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke
bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran limfah, melalui saluran nafas (bronchus) atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
b. Tanda dan Gejala
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan,
gejala respiratorik dan gejala sistemik:
Gejala respiratorik, meliputi:
- Batuk
Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak
bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan
jaringan.
- Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi,
mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak
darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah
sangat banyak.
- Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru
sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai
seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-
lain.
- Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di
pleura terkena.
Gejala sistemik, meliputi :
- Demam
Biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip
demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya sedang masa bebas serangan
makin pendek.
- Gejala sistemik lain

9
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan serta malaise.
c. Pengobatan
Pengobatan TBC pada orang dewasa
- Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin,
pirazinamid, etambutol setiap hari (tahap intensif), 4
bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin
tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
o Penderita baru TBC paru BTA positif.
o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-
paru) berat.
- Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3. Diberikan kepada:
o Penderita kambuh.
o Penderita gagal terapi.
o Penderita dengan pengobatan setelah lalai
minum obat.
- Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3. Diberikan kepada:
Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung
aktif.
Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek
selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
- 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2
bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap
hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan
(ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi
terhadap INH).
- 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap
hari selama 2 bulan pertama, kemudian
INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu
selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga
ada resistensi terhadap INH).

TB tidak berat

INH : 5 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari

TB berat (milier dan meningitis TBC)

INH : 10 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari

Dosis
: 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
prednison

d. Pencegahan
Menurut, Depkes RI 2006 :
Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
serta gizi yang cukup.
Menjaga standart hidup yang baik seperti memiliki gaya
hidup yang sehat (olahraga teratur).
Menutupi mulut saat batuk dan apabila batuk dan
meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah
diberi desinfektan (air sabun).
Memberikan suntikan vaksin BCG ( Bacillus Calmette
Guerin ) di usia bayi.
Ventilasi ruangan :Kuman TBC menyebar lebih mudah
dalam ruang tertutup kecil di mana udara tidak
bergerak.
Menghindari anak melakukan kontak langsung dengan
penderita TB dewasa.
2.2.2 TIFUS
a. Definisi
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para

11
thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan
paratyphoid abdominalis (Sudoyo, A.W., & B. Setiyohadi,
2006). Tifoid adalah penyakit infeksi).
b. Tanda dan Gejala
Demam lebih dari seminggu, Siang hari biasanya
terlihat segar namun malamnya demam tinggi. Suhu
tubuh naik-turun.
Mencret
Mual Berat
Muntah
Lidah kotor
Lemas, pusing, dan sakit perut
Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong
Tidur pasif
c. Pengobatan
Medis
Anti Biotik (Membunuh Kuman) :
- Klorampenicol : diberikan dengan dosis 50 mg/kg
BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau
intravena, selama 14 hari.
- Amoxicilin : dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam
3-4 kali. Pemberian, oral/intravena selama 21 hari
- Kotrimoxasol : dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari
terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14
hari.
- Ceftriaxon : dengan dosis 50 mg/kg BB/kali dan
diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kg BB/hari, sekali
sehari, intravena, selama 5-7 hari.
- Cefixim
- Antipiretik (Menurunkan panas)
- Paracetamol (Darmowandowo, 2006)
Perawatan
- Observasi dan pengobatan.
- Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari
bebas demam atau kurang lebih dari selam 14 hari.
Maksud tirah baring adalah untuk mencegah
terjadinya komplikasi perforasi usus.
- Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan
pulihnya kekuatan pasien.
- Pasien dengan kesadarannya yang menurun, posisi
tubuhnya harus diubah pada waktu-waktu tertentu
untuk menghindari komplikasi pneumonia dan
dekubitus.
- Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan
karena kadang-kadang terjadi konstipasi dan diare.
Diet
- Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
- Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
- Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2
hari lalu nasi tim.
- Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita
bebas dari demam selama 7 hari (Smeltzer & Bare.
2002).
d. Pencegahan
Lingkungan hidup
- Sediakan air minum yang memenuhi syarat.
- Pembuangan kotoran manusia harus pada
tempatnya.
- Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.
Diri sendiri
- Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga.
- Menemukan dan mengawasi pengidap kuman
(carrier)
.

13
2.2.3 ISPA dan OMA
a. Definisi
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah
dan pleura. ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari.
Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas
adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang
tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis.
Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran
nafas seperti paru itu salah satunya adalah
Pneumonia.(WHO)
OMA (Otitis Media Akut)
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media berdasarkan
gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media
non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk
yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis
media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media
sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media adhesiva
(Djaafar, 2007).
b. Tanda dan Gejala
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas
Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari
60 x / mnt
Demam.
Tidak ada pada bayi baru lahir, paling besar pada usia
6 bulan sampai 3 tahun, suhu dapat mencapai 39,5
40,5 C bahkan dengan infeksi ringan. Kecenderungan
untuk mengalami peningkatan suhu disertai infeksi
pada keluarga tertentu, dapat mencetuskan kejang
febris.
Meningismus.
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada
meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi
mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku
dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya
tanda kernig dan brudzinski.
Anorexia.
Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi
juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit.
Diare (mild transient diare)
Abdominal pain
Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal
Batuk
Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor,
crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
OMA (Otitis Media Akut)
Karakteristik bayi adalah tidak dapat melokasi infeksi
Otitis media biasanya mengikuti infeksi saluran napas
atas dengan karakteristik :
- Nyeri ditelinga yang terkena
- Pada bayi atau toddler : demam, rewel, dan
menarik-narik telinga.
- Kongesti nasal
- Iritabilitas
- Batuk
- Anoreksia
- Muntah
- Diare

15
Bayi akan menunjukan nyeri dengan menangis dan
menggaruk atau menarik telinga yang sakit.
Pemeiksaan dengan otoskopik memperlihatkan :
- Membrane timpani yang eriema atau tertekan :
penonjolan membrane timpani tanpa tanda yang
terlihat jelas, termasuk tidak adanya reflex terhadap
cahaya dan hilangnya mobilitas membrane timpani.
- Secret purulent (Muscari, Mary E)
c. Pengobatan
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa
Nutrisi yang adekuat,pemberian multivitamin dll.
Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan
S.Aureus
- Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu
kotrimoksasol, Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin
Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin,
klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
- Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.
Penatalaksanaan Medis
Istirahat yang cukup
Minum sedikitnya 2 3 liter air sehari, kecuali kalau
pada kontra indikasi.
Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung
dua atau tiga kali sehari atau sesuai yang diharuskan
untuk mengatasi gejala hidung tersumbat.
Diberikan antibiotik apabila penyebabnya adalah
bakteri. (Corwin Eli Zabeth.J, 2000)
Periksakan ke puskesmas, dokter atau pelayanan
kesehatan lainnya.
Berikan obat sesuai dengan anjuran petugas kesehatan
OMA (Otitis Media Akut)
Diagnosis dengan penatalaksanaan nyeri dengan
asetaminofen atau analgesic lain direkomendasikan
untuk otitis media akut.
Otitis media akut biasanya diobati dengan antibiotic
walaupun periode menunggu dengan waspada
mungkin tepat.
Otitis eksterna diobati dengan tetes anti inflamasi, tetes
anti mikroba, atau keduanya (buku saku ptofisiologi
corwin)
Pemberian Antibiotik
OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh
dengan sendirinya.
Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa
antibiotik.
Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus.
Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada
perburukan gejala, antibiotik diberikan.
Penatalaksanaan keperawatan
Kaji anak terhadap demam dan tingkat nyeri, dan kaji
adanya komplikasi yang mungkin terjadi.
Berikan obat sesuai indikasi. Terapi antibiotic, biasanya
amoksisilin, masih merupakan standar pengobatan
OMA.
Turunkan demam dengan memberikan antipiretik
sesuai indikasi dan lepas pakaian anak yang
berlebihan. Berhati-hati untuk mencegah anak dari
menggigil.
Redakan nyeri dengan memberikan analgesic sesuai
indikasi, tawarkan makan lunak untuk membantu anak
mengurangi mengunyah makanan, dan berikan

17
kompres panas atau hangat local pada telinga yang
sakit.
Fasilitasi drainase dengan membaringkan anak pada
posisi telinga yang sakit.
Cegah kerusakan kulit dengan menjaga telinga
eksternal kering dan bersih.
Berikan perawatan praoperatif dan pascaoperatif, jika
diperlukan.
Berikan penyuluhan pada pasien dan keluarga.
Jelaskan dosis, teknik pemberian, dan kemungkinan
efek samping obat.
Tekankan pentingnya menyelesaikan seluruh bagian
pengobatan antibiotic.
Identifikasi tanda-tanda kehilangan pendengaran dan
menekankan pentingnya uji audiologik, jika diperlukan.
Diskusikan tindakan-tindakan pencegahan, seperti
member anak posisi tegak pada waktu makan,
mengembus udara dengan perlahan, meniup, dan
mengunyah permen karet tanpa gula.
Tekankan perlunya untuk merawat tindak lanjut setelah
menyelesaikan terapi antibiotic untuk memeriksa
adanya infeksi persisten.
(Muscari, Mary E)
d. Pencegahan
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Makan makanan yang bergizi
Hindari tempat ramai bila sedang terjadi wabah batuk,
pilek.
Menutup mulut bila batuk
Yang perlu diperhatikan dalam merawat anggota
keluarga yang sakit ISPA :
ASI jangan dihentikan bila anak masih menyusui.
Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Masak makanan dengan cara yang benar.
Beri makanan yang bergizi dan seimbang.
Gunakan sapu tangan khusus untuk penderita atau
tissue sekali pakai sewaktu membuang ingus.
Tutup mulut saat batuk.
OMA (Otitis Media Akut)
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi
risiko terjadinya OMApada anak antara lain:
Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak-
anak .
Pemberian ASI minimal selama enam bulan.
Hindari pemberian susu botol ketika anak dalam
keadaan berbaring.
Hindari pajanan terhadap asap rokok

2.2.4 MAAG
a. Definisi
Penyakit maag (dyspepsia) didefinisikan sebagai rasa nyeri
atau rasa tidak nyaman di sekitar uluh hati. Dyspepsia yang
paling dikenal adalah radang lambung (gastritis). Gastritis
merupakan peningkatan produksi asam lambung sehingga
terjadi iritasi lambung, gejala yang khas pada gastritis berupa
nyeri atau perih pada uluh hati meskipun baru saja makan.
Peradangan pada lambung tidak hanya disebabkan oleh
konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi asam
lambung, tetapi juga dapat dikarenakan injeksi sejumlah
bakteri. (Tambunan, 1994; Yuliarti, 2009).
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
Gastritis Akut
Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering
diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak,

19
terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu
atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk
alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan
oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri
Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan
asam lambung yang pekat. Gastritis kronis diklasifikasikan
sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit
autoimunmis., anemia pernisiosa. Tipe A ini terjadi
pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori)
mengenai antrum dan pylorus.
b. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dibagi menjadi dua yaitu:
Gastritis Akut
Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada
hemoragi.
Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan, mual, dan anoreksia. Mungkin terjadi muntah
dan cegukan.
Beberapa pasien menujukkan asimptomatik.
Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang
mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapai
usus.
Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun
nafsu makan mungkin akan hilang selama 2 sampai 3
hari.
Gastritis Kronis
Gastritis tipe A: pada dasarnya asimptomatik kecuali untuk
gejala-gejala defisiensi vitamin B12.
Gastritis tipe B: pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati
setelah makan, bersendawa, rasa asam dalam mulut atau
mual dan muntah.
c. Pengobatan
Gastistis akut menurut Price, Sylvia A, 2001, yaitu :
Pemberian obat-obat anti muntah dalam membantu
menghilangkan gejala mual dan muntah.
Jika muntah terus menerus perlu dilakukan
pemantauan terhadap pemenuhan cairan dan elektrolit
dengan memberikan infus intravena.
Mengatasi penyebab apabila diketahui.\
Pemberian obat-obat H2 blocking (seperti ranitidine).
Berguna mengurangi asam lambung.
Istirahat fisik dan psikis serta makan lunak selama
masa timbulnya penyakit.
Gastritis kronis menurut Soeparman, dkk, 2001, yaitu :
Pengobatan biasanya tergantung pada penyebab
kelainan yang dicurigai, yang keluhannya dapat
dihubungkan dengan Gastritis kronis.
Pemberian vitamin B12.
Jika penyebabnya ditemukan misalnya refluks usus
lambung, sebaiknya dilakukan koreksi.
d. Pencegahan
Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil
tapi sering serta memperbanyak makan makanan yang
mengandung tepung, seperti nasi, jagung, dan roti akan
menormalkan produksi asam lambung.
Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
Jangan merokok.
Ganti obat penghilang rasa sakit, jika memungkinkan
jangan menggunakan obat pengialng rasa sakit dari
golongan NSAIDs

21
Memelihara tubuh.
Memperbanyak olahraga.
Manajemen stres.

2.2.5 SINUSITIS
a. Definisi
Sinusitis adalah suatu keradangan yang terjadi pada sinus.
Sinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat di area
wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga
sinus adalah untuk menjaga kelembapan hidung & menjaga
pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri
terdiri dari 4 jenis, yaitu :
Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari
masing-masing alis.
Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat
disamping hidung.
Sinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang
tulang hidung.
Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid &
dibelakang mata
Sinusitas sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
Sinusitas Akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu.
Sinusitas Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8
minggu.
b. Tanda dan Gejala
Sinusitis Akut
- Sinusitis maksilaris
Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung,
hidung tersumbat, ingus mengalir ke nasofaring,
kental kadang-kadang berbau dan bercampur
darah. Nyeri dirasakan dibawah kelopak mata dan
kadang-kadang menyebar ke alveolus sehingga
terasa nyeri pada gigi beralih ke dahi dan di depan
telinga. Sedangkan pembengkakan terjadi di pipi
dan kelopak mata bawah.
- Sinusitis etmoidis
Gejala : ingus kental di hidung dan nasafaring, nyeri
di antara dua mata, dan pusing. Nyeri di pangkal
hidung, di bola mata atau di belakangnya dan nyeri
bertambah bila bola mata digarakkan, nyeri beralih
pada pelipis, sedangkan pembangkakan jarang
terjadi kecuali bila ada komplikasi.
- Sinusitis frontalis
Gejala : demam,sakit kepala yang hebat pada siang
hari,tetapi berkurang setelah sore hari, ingus kental
dan penciuman berkurang. Nyeri dirasakan di dahi
atau seluruh kepala dan pembengkakan terjadi pada
dahi dan kelopak mata atas.
- Sinusitis sfenoidalis
Gejala : Sakit kepala, ingus di nasofaring. Nyeri di
rasakan di dahi atau seluruh kepala dan
pembengkakan terjadi pada dahi dan kelopak mata
atas.
Sinusitis Kronis
Gejala sinusitis kronik tidak jelas. Selama eksaserbasi
akut, gejala-gejala mirip dengan gejala sinusitis akut
namun diluar masa itu gejala berupa suatu perasaan
penuh pada wajah dan hidung, dan hipersekresi yang
sering kali mukopurulen.
c. Pengobatan
Drainage
- Medical :
o Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa)
%(anak)

23
o Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg
o Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
Antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
- Ampisilin 4 x 500 mg
- Amoksilin 3 x 500 mg
- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
- Diksisiklin 100 mg/hari
Simtomatik: Prasetamol, metampiron 3 x 500 mg.
Untuk kronis adalah :
- Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
- Irigasi 1 x setiap minggu (10-20)
- perasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa
ireversibel (biopsi).
d. Pencegahan
Menghindari merokok, polusi udara dan memicu alergis
Perbanyak minum air putih sehingga dapat
mengengencerkan dahak.
Penderita sinusitis perlu lebih cermat merawat
kesehatan gigi dan gusi, karena ada kalanya kuman-
kuman yang terdaat pada gigi dan gusi menyebrang ke
area sinus.
Hendaknya selalu mencuci tangan, walaupun jarak
antara tangan dan sinus relatif jauh.
Jika anda mempunyai alergi, cobalah untuk
menghindari hal-hal yang menyebabkan timbulnya
alergi tersebut.
25
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bp. S
2. Usia : 48 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pedagang
5. Alamat : Kp. Lain RT. 9 RW. 19 Kel. Depok
6. Komposisi Anggota Keluarga :
Jenis Hub
No. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dgn KK
1. Ibu U P Istri 40 thn SMP Dagang
gorengan
2. An. M P Anak 16 thn SMA Kls. 2 Siswa
3. An. H L Anak 14 thn SMP Kls. 2 Siswa
4. An. A L Anak 9,5 SD Kls. 4 Siswa
thn
5. An. L L Anak 5 thn - -
Genogram :

Ibu U (40 th)


Sinusitis
Bp. S (48 th)
TB Paru

An. M(16 th) An. A (5 th)


Tifus, Maag ISPA/OMA
Keterangan Genogram :

: Laki-laki : garis pernikahan

: Perempuan : garis keturunan

: Meninggal : tinggal serumah

Ayah Bp. S telah meninggal karena tumor otak. Ibu U


mengatakan tidak mengetahui penyebab kematiannya. Ibu Bp. S
pernah mengalami penyakit flek juga. Ayah Ibu U meninggal
karena asma, dan ibunya meninggal karena depresi (tidak mau
makan akibat depresi). Adik ke-6 Ibu U meninggal karena
kecelakaan kereta api dan adik ke-7 meninggal karena over dosis
NARKOBA.
7. Tipe keluarga : Keluarga inti
8. Suku bangsa : Sunda
9. Agama : Islam
Keluarga melakukan sholat 5 waktu. Bp. S dan anak yang laki-laki
terkadang sholat berjamaah di masjid. Bila sore hari, An. L belajar
mengaji di masjid. An. M dulu pernah mengajar mengaji sewaktu
tinggal di RT 04/RW 19 Kel. Depok. Namun sejak pindah di
tempat tinggal sekarang, An. M tidak pernah melakukan kegiatan
tersebut.
10. Status sosial ekonomi keluarga : Keluarga menengah kebawah.
Penghasilan Bp. S tidak tetap. Bila mendapat barang dagangan
sayuran, buah-buahan, atau bumbu dapur biasanya mendapat Rp
30.000,00 Rp 35.000,- per hari. Namun kadang juga tidak
mendapatkan penghasilan sama sekali. Ibu S berdagang
gorengan di sekolah untuk membantu perekonomian
keluarganya. Rata-rata penghasilan keluarga tiap bulan + Rp
700.000,-
11. Aktivitas rekreasi keluarga

27
Keluarga tidak pernah mengadakan kegiatan rekreasi keluar
rumah. Terkadang An. M mengikuti rekreasi di sekolahnya atas
bantuan biaya dari sekolahnya. Hiburan yang dimiliki keluarga
adalah dengan menonton televisi. Selain itu, hiburan yang dimiliki
oleh anak-anaknya adalah dengan bermain secara sendiri
maupun dengan teman sebaya di lingkungannya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan anak
remaja.
An. M termasuk dalam fase middle adolescence yang dilalui saat
remaja berusia 15 hingga18 tahun. An. M telah menemukan jati
dirinya sebagai remaja muslimah yang aktif di kegiatan OSIS. Ia
ingin sekali mengisi masa remajanya dengan kegiatan yang
bermanfaat.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja pada
keluarga Bp. S:
a. Menyeimbangkan kebebasan yang bertanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan mandiri. Tugas ini sudah
terpenuhi karena an. M sudah aktif di kegiatan OSIS. An. M
sering pulang setelah maghrib karena banyaknya kegiatan
OSIS di sekolahnya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Bp. S dan Ibu U
sering mendiskusikan bila ada masalah, khususnya masalah
ekonomi keluarga. Meskipun Ibu U sering mengeluh karena
masalah ekonomi, namun semua diterima dengan ikhlas
sebagai konsekuensi menikah dengan orang yang
disayanginya. Walaupun Bp. S cenderung pendiam, namun
sering menasihati Ibu U tentang kehidupan.
c. Berkomunikasi terbuka antara orang tua dan anak-anak. An.
M sering bercerita kepada Ibu U tentang kegiatannya dan bila
ada masalah.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
------
14. Riwayat keluarga inti
Bp. S berasal dari Cilacap, dan Ibu U berasal dari Depok. Mereka
menikah pada tahun 1990. Keduanya bertemu waktu dulu bekerja
di Cibinong sebagai karyawan pabrik. Setelah itu menikah dan
tinggal terpisah dari orang tua.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Bp. S berasal dari Cilacap dan keluarga Ibu U berasal
dari Depok. Walaupun berDepok budaya, namun tidak terjadi
konflik budaya antara keluarga Bp. S dan Ibu U. Hubungan
dengan keluarga besar baik. Keluarga besar Bp. S berada di
Cilacap jadi jarang berkunjung. Bp. S jarang ke Cilacap karena
alasan biaya. Biasanya keluarga besar Ibu U berkumpul saat hari
raya Idul Fitri.

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
Rumah berukuran 5 m x 7 m. Rumah berdiri di tanah milik PJKA
di dekat Stasiun Depok Baru. Rumah tersebut dibangunkan oleh
saudara-saudaranya. Dinding sebagian terbuat dari bilik bambu
dan sebagian lagi dari kayu. Terdapat sebuah jendela kaca
namun tidak dapat dibuka. Ventilasi hanya berasal dari pintu yang
dibuka dari pagi hingga sore hari bila anggota keluarga ada di
rumah. Atap rumah terbuat dari asbes dan tidak mempunyai
genting kaca. Lantai dari semen dan disapu tiap hari.

29
Denah rumah :

Kamar Mandi

Dapur Kamar
Tidur
7m

Kamar
R. Tamu Tidur

5m
17. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Pemukiman termasuk dalam perumahan yang sangat padat
penduduk. Rumah antar warga umumnya sempit, saling
berdekatan dan tidak mempunyai halaman. Tetangga mayoritas
adalah penduduk pendatang dengan pekerjaan pemulung,
pengemis, buruh pabrik, pedagang kecil dan sebagainya. Warga
sekitar rumah Bp. S merupakan warga pendatang sehingga terdiri
dari berbagai macam suku (mayoritas adalah Jawa, Sunda, dan
Betawi). Sebagian besar warga beragama Islam dan mempunyai
status sosial ekonomi menengah ke bawah. Ibu-ibu setempat
mempunyai perkumpulan pengajian setiap hari Selasa siang.
18. Mobilitas geografis keluarga
Selama 8 tahun, keluarga tinggal mengontrak di RT. 4/RW. 19
Kel. Depok. Setelah itu selama 5 tahun, keluarga pindah
mengontrak di RT. 6/RW. 19 Kel. Depok. Selama 2 tahun terakhir,
keluarga tinggal di RT. 9/RW. 19 Kel. Depok.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat
Keluarga aktif mengikuti pengajian yang ada di lingkungan
sekitar. An. M sebelum pindah, aktif mengajar mengaji. Saat ini
An. M aktif mengikuti kegiatan OSIS di sekolahnya. Anak-anak
yang lain juga terlihat berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya. Bila tidak sedang berdagang atau mempunyai
kesibukan, Ibu U mengikuti arisan dan pengajian yang ada di
lingkungannya.
20. Sistem pendukung keluarga
An. A mendapat bantuan biaya sekolah dari LSM ISCO
(International School Children Organization). An. M sudah didata
untuk didaftarkan sebagai penerima biaya pendidikan dari
Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat). Keluarga belum mempunyai
jaminan sosial dan ingin sekali memiliki SKTM (Surat Keterangan
Tidak Mampu) agar dapat berobat dengan gratis. Ibu U
menanyakan tentang rumah sakit gratis untuk masyarakat tidak
mampu di Ciputat (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet
Dhuafa) agar keluarganya bisa berobat dengan gratis.

IV. Struktur Keluarga


21. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi dilakukan secara dua arah. Bp. S dan Ibu U sering
membicarakan masalah keluarga secara pribadi berdua. Ibu U
mengatakan Bp. S adalah seorang yang pendiam sehingga Ibu U
yang seringkali mengimbangi membuka komunikasi dengan Bp.
S.
22. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan tertinggi adalah ayah. Untuk urusan
kehidupan sehari-hari, keputusan diambil oleh ibu. Misalnya
pengambilan keputusan terkait kegiatan sekolah anak-anaknya
maupun kegiatan di rumah. Bila Ibu U sudah tidak mampu
mengambil keputusan, biasanya Ibu U meminta masukan Bp. S.
Semua anggota keluarga di rumah, sangat takut kepada Bp. S.
23. Struktur peran keluarga
Peran formal:
Bp. S berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Ibu U berperan
sebagai ibu rumah tangga, yang mengatur keuangan yang ada

31
serta mendidik dan mengasuh anak. An. M bertugas untuk belajar
dan membantu Ibu U dalam mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. An. H dan An. A hanya mempunyai tugas untuk belajar
dengan sebaik-baiknya, dan An. L belum mempunyai tanggung
jawab di keluarga. Ibu U berharap anak-anaknya menurut dan
mau mengerti kondisi keluarga yang kekurangan sehingga tidak
menuntut semua keinginan mereka dapat dipenuhi.
Peran informal:
Sejak masuk SMP, An. H terkadang ikut membantu mengatur
parkir mobil untuk menambah uang jajannya. Bila ada masalah
dalam keluarga, biasanya Ibu U yang berusaha untuk
memecahkan masalah dengan mengajak diskusi anak-anaknya.
24. Nilai dan norma budaya
Bp. S mempunyai tradisi menyediakan makanan dan minuman
kesukaan ayahnya yang sudah meninggal saat sedang
mempunyai hajat. Bp. S mempunyai keyakinan bahwa ayahnya
hadir saat hajatan tersebut. Namun, Ibu U tidak mempercayainya
dan mengatakan bahwa suaminya mempunyai kepercayaan
animisme. Keluarga tidak mempunyai pantangan makanan selain
yang dilarang oleh Agama Islam. Semua anggota keluarga makan
dengan menu yang sama. Tidak terdapat peraturan khusus di
rumah Bp. S, misalnya jam tidur siang, jam belajar, atau
pendampingan saat nonton televisi bagi anak-anak.

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi. Orang tua tidak
memDepok-Depokkan dalam memberikan kasih sayangnya. Ibu
U mengatakan bahwa semua anak lebih dekat kepadanya
dibanding suaminya. An. M terlihat mengasuh adik bungsunya
dengan sabar. Ibu U dan Bp. S terlihat sayang kepada anak-
anaknya. Saat kunjungan, tampak Ibu U dan Bp. S memangku
dan mengelus kepala An. A. An. A dan An. L kadang terlihat akur
dan kadang terlihat saling berkelahi.
26. Fungsi sosialisasi
Ibu U mengatakan berusaha berkata halus dan sabar kepada
anak-anaknya, namun bila kesabarannya habis, Ibu U berkata
kasar dan tidak segan-segan memukul anaknya dengan sapu
atau alat lain yang ada. Saat kunjungan terlihat Ibu U menampar
An. L yang ingin bermain petasan di dekat rumah. Sebelumnya,
Ibu U berusaha menjelaskan dengan halus kepada An. L agar
bermain petasan di lapangan agar tidak terjadi kebakaran,
mengingat banyak rumah yang terbuat dari bilik dan kayu. Namun
An. L tetap ingin bermain petasan di rumah. Setelah Ibu U tidak
berhasil memberi peringatan dengan kata-kata keras, akhirnya
Ibu U menampar An. L sekali dengan keras. Ibu U menanyakan
bagaimana cara mendidik anak baik agar anak menurut
perkataan orang tuanya. Menurut Ibu U, kekerasan bukan jalan
yang terbaik, namun Ibu tidak tahu lagi bagaimana mengatasi
anaknya bila berperilaku melewati batas kenakalannya.
27. Fungsi perawatan keluarga
a. TB Paru
Bp. S menderita TB Paru sejak 3 bulan yang lalu dan mulai
berobat di Puskesmas sejak 11 Mei 2007. Bp. S mengatakan
tidak mengetahui tentang penyakitnya (pengertian, penyebab,
tanda gejalanya). Bp. S mengatakan mungkin penyebab
penyakitnya adalah kerja malam. Bp. S mengatakan tidak
mengetahui hubungan merokok dengan penyakit TBC-nya.
Ibu U mengatakan bahwa penyebab penyakit flek Bp. S
berasal dari merokoknya. Ibu U mengatakan takut bila anak
An. M tertular penyakit Bp. S karena An. M masih mengalami
batuk berdahak, walaupun setelah diperiksakan ke
Puskesmas, hasil tes BTA dinyatakan negatif. Keluarga sudah
mampu mengambil keputusan untuk merawat Bp. S yang sakit

33
TB Paru. Bp. S ada keinginan untuk berhenti merokok, namun
saat ini belum mampu untuk berhenti merokok karena merasa
dingin saat bekerja malam hari. Sampai sejauh ini, Bp. S
belum mempunyai upaya khusus untuk berhenti merokok. Bp.
S mengatakan bila tidak diobati, penyakitnya bisa bertambah
parah dan tidak ada yang tahu panjangnya usia seseorang
(dipersepsikan dapat menyebabkan kematian). Bp. S minum
obat dari Puskesmas secara rutin pada pagi hari sebelum
makan. Selama puasa, Bp. S pernah lupa minum obat
sebelum makan. Ibu S tetap menyarankan minum obat setelah
makan. Tidak ada riwayat putus pengobatan TB Paru. Ibu U
mengatakan cara perawatan TBC adalah dengan tidak boleh
menggunakan alat makan bersama dan tidur secara terpisah.
Menurut data dari angket Bp. S menyatakan membuang
dahak di WC dan menutup mulut bila batuk. Menurut data
angket, Bp. S mengkonsumsi 3-5 batang rokok sehari. Bp. S
mengatakan merokok hanya malam hari saat bekerja untuk
menghilangkan rasa dingin. Keluarga hanya membuka pintu
selama ada anggota keluarga ada di rumah, karena pintu
merupakan satu-satunya ventilasi udara yang ada di rumah
tersebut. Keluarga Bp. S berobat di Puskesmas dan secara
rutin mengambil obat di Puskesmas seminggu sekali.
Keluarga tidak tahu jenis obat dan manfaatnya. Keluarga
jarang bertanya mengenai kondisinya kepada petugas
Puskesmas terkait sakit yang diderita Bp. S. Saat ini An. M
mengalami batuk berdahak. Setelah diperiksakan dahaknya
ke Puskesmas selama 3x, hasil pemeriksaan BTA negatif.
b. Tifus
An. M pernah menderita tipus waktu kelas 3 SMP, dan
mengalami over dosis obat pemberian dokter saat itu.
Seminggu yang lalu diperkirakan penyakit tipusnya kambuh
dan telah berobat jalan di Puskesmas. Keluarga tidak mampu
untuk memeriksakan laboratorium untuk memastikan penyakit
An. M karena alasan biaya. An. M memperoleh ijin libur untuk
istirahat di rumah hingga tanggal 19 September 2007. Hasil
pengkajian fisik saat kunjungan tanggal 12 September 2007:
T = 110/70 mmHg S = 38OC (fluktuatif)
N = 80 x/menit P = 12 x/menit
Lidah kotor, konjungtiva agak anemis.
Ibu U dan An. M mengatakan tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya (pengertian, penyebab, dan tanda-
gejala). Ibu U mengatakan demam yang dialami An. M tidak
menentu (naik-turun). An. M mengatakan bila penyakit tipus
tidak diatasi dapat menyebabkan kekambuhan lagi. Saat An.
M sakit, Ibu U memberikan makanan yang sama dengan
anggota keluarga yang lain. An. M kadang lupa meminum obat
dari dokter. Saat demam, An. M hanya meminum cairan paling
banyak 4 gelas sehari. An. M makan hanya 12 x sehari
karena nafsu makannya menurun. Ibu U berusaha terus
menemani An. M saat sakit. Ibu U berusaha memberikan
makanan yang disukai An. M agar An. M mau makan. Saat
kunjungan, An. M mengalami demam sudah 3 hari dan sudah
berobat ke Puskesmas. An. M diperkirakan mengalami gejala
tipus. Namun belum dapat dipastikan karena keluarga tidak
mempunyai uang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
darah. Menurut Ibu U, An. M paling takut bila dibawa berobat
ke dokter karena pernah mengalami over dosis obat
pemberian dokter. Pada saat kunjungan, obat tinggal tersisa
untuk satu hari, namun An. M takut untuk melakukan kontrol
penyakitnya di Puskesmas. Keluarga tidak mengetahui nama
obat dan manfaatnya. An. M hanya meminum obat sesuai
dengan anjuran yang tertulis di label obat. An. M mampu dan
mau berkomunikasi dengan baik. Ibu U mengatakan mungkin

35
An. M kecapekan karena kegiatan OSIS di sekolahnya dan
tidak mau makan secara teratur sehingga mudah sakit.
c. ISPA dan OMA
Saat ini An. L baru pulang dari rumah sakit karena diare. Ibu U
mengatakan penyebab diare An. L adalah karena banyak
minum es dan bila bermain air hujan. Ibu U mengatakan
telinga kiri An. L terdapat cairan kuning dan berbau tidak enak.
Ibu U mengatakan An. L sering mengalami diare (1 2 kali
dalam 6 bulan). Ibu U mengatakan bila An. L terus-menerus
mengalami diare, dapat mengakibatkan kecerdasan anak
menurun. Bila An. L mengalami diare, Ibu U membelikan obat
di warung (diapet). Untuk telinga yang mengeluarkan cairan,
Ibu U membersihkan dengan cotton bud dan air hangat. Ibu U
tidak mampu mencegah bila muncul keinginan An. L untuk
jajan es dan bermain air hujan. Saat An. L masih terlihat lemas
dan konsistensi BAB masih lembek 2x per hari, Ibu U tidak
melarang anaknya bermain dengan anak lain, dan sebaliknya.
Ketika habis BAB, An. L langsung diberikan oralit yang
diperoleh dari RS. Ibu U selalu menyapu dan mengepel rumah
tiap hari. Ventilasi udara hanya berasal dari pintu rumah yang
dibuka dari pagi hingga malam hari (saat ada penghuni
rumah). Ibu U membawa An. L ke Puskesmas saat terjadi
diare, dia mendapatkan bantuan dari tetangga dan saudara
untuk berobat ke RS. An. L tidak mengalami gangguan
pendengaran.
d. Maag
An. M juga mengalami keluhan sakit maag yang sering
kambuh karena makan tidak teratur. An. M mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit maag (pengertian, tanda gejala,
dan penyebabnya). An. M hanya mengatakan bahwa maag
adalah sakit perut. Ibu U mengatakan maag An. M sering
kambuh karena sering terlambat makan. An. M mengatakan
akibat bila sakit maag tidak diatasi dapat dirawat di rumah
sakit seperti ibu temannya. An. M tidak mengetahui akibat
pasti dari penyakit maag. Ia mengatakan mungkin ibu
temannya yang dirawat karena sakit maag karena merasakan
sakit yang luar biasa. An. M sering terlambat makan. Pola
makan hanya makan 2 kali sehari. Ibu U mengatakan An. M
tidak memakan bekal makanan yang dibawakan ibunya. An. M
sering pulang malam karena kesibukan kegiatan OSIS di
sekolahnya. Saat nyeri maag muncul, An. M hanya tidur dan
Ibu U memberikan kompres hangat dengan botol berisi air
hangat di perutnya dan memberikan obat sakit maag.
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan makan bersama. Ibu U
dan Bp. S selalu mengingatkan An. M untuk makan atau
membawa bekal. Saat maag An. M kambuh, keluarga
membeli obat maag di warung. Menurut keluarga, pelayanan
kesehatan dibutuhkan hanya untuk mengambil obat dan
pemeriksaan kesehatan saja. Saat ini belum terkaji masalah
psikososial yang dialami An. M,
e. Sinusitis
Ibu U mengatakan pernah menderita sinusitis, namun Ibu
mengatakan hanya menderita penyakit sinus dan pernah
berobat pada tahun 2004 di RSCM. Ibu U terkadang
mengalami bersin-bersin, sakit kepala, dan bengkak di pipi
sebelah kiri bila terkena debu atau kedinginan. Ibu U
mengatakan bahwa dia didiagnosa sinus oleh dokter namun
bukan sinusitis. Menurut persepsi Ibu U, sinusitis berarti
kanker di dalam hidungnya. Gejala yang dialami saat ini
adalah terkadang mengalami bersin-bersin, sakit kepala,
mengeluarkan air mata, hidung merah, dan bengkak di pipi
sebelah kiri bila terkena debu atau kedinginan. Ibu U
mengatakan bahwa menurut dokter, penyakitnya berasal dari
sakit gigi yang menjalar ke hidungnya. Ibu U mengatakan bila

37
penyakit sinus-nya tidak diobati dapat menyebabkan sinusitis
(kanker). Setelah tidak berobat ke RSCM lagi, bila gejala
penyakitnya muncul, Ibu U hanya membeli obat di warung. Ibu
U hanya meminum obat warung (Decolgen) saat gejala
penyakit muncul. Selain itu tidak ada lagi perawatan khusus
yang dilakukan untuk penyakitnya karena tidak tahu cara
perawatan maupun pencegahannya. Ibu U membersihkan
rumah setiap hari. Saat membersihkan rumah, Ibu U tidak
menggunakan masker. Ventilasi hanya dari pintu yang dibuka
saat ada anggota keluarga di rumah. Saat ini, keluarga tidak
membawa ke fasilitas kesehatan kesehatan karena kendala
biaya.
f. Pola Asuh
Ibu U mengatakan anaknya sulit diatur. Bila sudah mempunyai
keinginan harus dipenuhi. Ibu juga mengatakan bahwa An. L
sering berkata jorok. Menurut Ibu U, An. L berperilaku
demikian karena pengaruh dari pergaulan dengan anak-anak
tetangga di lingkungan sekitarnya. Ibu U berpendapat bahwa
kelak anaknya akan malu dengan sendirinya bila berkata atau
bertindak tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
Ibu U tidak mengetahui akibatnya bila anaknya tidak diasuh
sesuai dengan yang seharusnya. Ibu U mengatakan bahwa ia
bersikap baik bila anak-anaknya bersikap manis, namun bila
ada An. A atau An. L nakal kadang ia berkata-kata kasar,
memukul anaknya dengan menggunakan benda yang ada di
sekitarnya, dan mengoleskan sambal ke mulut anaknya
karena anak berkata jorok. Ibu U tidak mengetahui bagaimana
caranya mengasuh anaknya. Ibu U menanyakan bagaimana
caranya mengasuh anaknya agar tidak nakal. Saat kunjungan
terlihat Ibu U sedang menampar An. L karena merengek
meminta uang jajan disaat Ibu U sedang sibuk. Setelah itu An.
L menangis. Tugas mengasuh anak hanya menjadi tugas ibu
(ayah kurang terlibat dalam mengasuh anak). Ibu U tidak
membatasi anaknya bergaul dengan siapa saja. Tidak ada jam
menonton TV khusus dan orang tua tidak mendampingi anak
saat nonton TV. Anak boleh bermain di rumah, kecuali ketika
bermain petasan, Ibu U tidak memperbolehkan anak bermain
di dekat rumah karena banyak rumah yang berdinding tidak
permanen. Namun, anak memaksa hingga ibu memukul
anaknya dan tetap tidak mengijinkan. Tampak anak bergaul
bebas dengan teman-teman sebayanya. Keluarga tidak
memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu dalam mengasuh
anaknya. Keluarga juga belum pernah mendapatkan informasi
mengenai pola asuh yang sesuai untuk anaknya.

VI. Stres dan Koping Keluarga


28. Stressor jangka pendek
Ibu U mengatakan bahwa selalu memikirkan ekonomi keluarga
yang serba kekurangan.
29. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Ibu U sering mengatakan sudah capek menjadi orang miskin. Bila
Ibu mengatakan hal tersebut, Bp. S hanya diam saja. Namun, bila
Ibu U terus mengatakan hal tersebut, Bp. S membentak Ibu U dan
Ibu U langsung diam.
30. Strategi koping yang digunakan
Keluarga berusaha dengan maksimal memenuhi kebutuhan
keluarga. Bila keuangan kurang, keluarga mengutamakan
kebutuhan makan. Biaya sekolah anak-anak biayanya dibayarkan
bila sudah mempunyai rizki.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
32. Pemeriksaan fisik
Terlampir.

39
VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarganya dan membantu memberikan cara
mengasuh anak agar anak tidak rewel.
PEMERIKSAAN Bpk. S Ibu U An. M An. H An. A An. L
FISIK
UMUM
1. Penampilan
Umum Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Kesadaran
Cara berpakaian Rapih, bahan Rapih, bahan Rapih, bahan Rapih, bahan Rapih, bahan Rapih, bahan
pakaian dari katun pakaian dari katun pakaian dari katun pakaian dari katun pakaian dari katun pakaian dari katun
dan tidak ketat dan tidak ketat dan tidak ketat dan tidak ketat dan tidak ketat dan tidak ketat
Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
personal
Postur dan cara Tegak, berjalan Tegak, berjalan Tegak, berjalan Tegak, berjalan Tegak, berjalan Tegak, berjalan
berjalan seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak
sempoyongan sempoyongan sempoyongan sempoyongan sempoyongan sempoyongan
Bentuk dan Proporsional sesuai Proporsional sesuai Tampak kurus Proporsional sesuai Proporsional sesuai Proporsional sesuai
ukuran tubuh dengan tinggi dengan tinggi TB : 154 cm, BB : dengan tinggi dengan tinggi dengan tinggi
badan badan 40 kg badan badan badan
TB : 160 cm, BB : TB : 151 cm, BB : TB : 156 cm, BB : TB : 120 cm, BB : TB : 116 cm, BB
53 kg 45kg 44 kg 23 kg :16 kg
Tanda-tanda vital Tgl : 20 September Tgl : 20 September Tgl : 20 September Tgl : 20 September Tgl : 20 September Tgl : 20 September
2007 2007 2007 2007 2007 2007
TD : 120/80 TD : 110/80 TD : 100/80 TD : 120/80 Nadi : 80 x/menit Nadi : 84 x/menit
mmHg mmHg mmHg mmHg Suhu : 37 OC Suhu : 37 OC
Nadi : 80 x/menit Nadi : 64 x/menit Nadi : 72x/menit Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit RR : 24 x/menit

41
Suhu : 36 OC Suhu : 37 OC Suhu : 37 OC Suhu : 36,5 OC
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
2. Status mental
dan cara berbicara
: Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil
Status emosi
Orientasi Dapat mengenal Dapat mengenal Dapat mengenal Dapat mengenal Dapat mengenal Dapat mengenal
waktu, tempat, dan waktu, tempat, dan waktu, tempat, dan waktu, tempat, dan waktu, tempat, dan waktu, tempat, dan
orang orang orang orang orang orang
Proses berfikir Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat
dalam berbicara, dalam berbicara, dalam berbicara, dalam berbicara, dalam berbicara, dalam berbicara,
cepat tanggap cepat tanggap cepat tanggap cepat tanggap cepat tanggap cepat tanggap
dalam dalam dalam dalam dalam dalam
berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
Gaya bicara Bicara dengan Bicara dengan Bicara dengan Bicara dengan Bicara dengan Bicara dengan
gerakan dan lancar gerakan dan lancar gerakan dan lancar gerakan dan lancar gerakan dan lancar gerakan dan lancar
PEMERIKSAAN
Bpk. S Ibu U An. M An. H An. A An. L
KEPALA
Bentuk & sensori Muka simetris, Muka simetris, Muka simetris, Muka simetris, Muka simetris, Muka simetris,
warna kulit sawo warna kulit sawo warna kulit sawo warna kulit sawo warna kulit sawo warna kulit sawo
matang,tidak ada matang,tidak ada matang, tidak ada matang,tidak ada matang,tidak ada matang,tidak ada
benjolan dan rasa benjolan dan rasa benjolan dan rasa benjolan dan rasa benjolan dan rasa benjolan dan rasa
sakit pada otot. sakit pada otot. sakit pada otot. sakit pada otot. sakit pada otot. sakit pada otot.
Sensasi klien Sensasi klien Sensasi klien Sensasi klien Sensasi klien Sensasi klien
normal (N.V), normal (N.V), normal (N.V), normal (N.V), normal (N.V), normal (N.V),
dimana klien dimana klien dimana klien dimana klien dimana klien dimana klien
merasakan merasakan merasakan merasakan merasakan merasakan
sentuhan dengan sentuhan dengan sentuhan dengan sentuhan dengan sentuhan dengan sentuhan dengan
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
kapas, tidak nyeri kapas, tidak nyeri kapas, tidak nyeri kapas, tidak nyeri kapas, tidak nyeri kapas, tidak nyeri
baik pada dahi, pipi baik pada dahi, pipi baik pada dahi, pipi baik pada dahi, pipi baik pada dahi, pipi baik pada dahi, pipi
dan rahang, dan rahang, dan rahang, dan rahang, dan rahang, dan rahang,
gerakan muka gerakan muka gerakan muka gerakan muka gerakan muka gerakan muka
normal (N.V dan VI) normal (N.V dan VI) normal (N.V dan VI) normal (N.V dan VI) normal (N.V dan VI) normal (N.V dan VI)
dimana, dapat dimana, dapat dimana, dapat dimana, dapat dimana, dapat dimana, dapat
menggembungkan menggembungkan menggembungkan menggembungkan menggembungkan menggembungkan
pipi, alis terangkat, pipi, alis terangkat, pipi, alis terangkat, pipi, alis terangkat, pipi, alis terangkat, pipi, alis terangkat,
dahi berkerut dahi berkerut dahi berkerut dahi berkerut dahi berkerut dahi berkerut
Rambut Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit
kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih,
warna hitam warna hitam, warna hitam, warna hitam, warna hitam, warna hitam,
bercampur putih, distribusi menyebar distribusi menyebar distribusi menyebar distribusi menyebar distribusi menyebar

43
distribusi menyebar dan rata. Tidak dan rata. Tidak dan rata. Tidak dan rata. Tidak dan rata. Tidak
dan rata. Tidak ditemukan lesi ditemukan lesi ditemukan lesi ditemukan lesi ditemukan lesi
ditemukan lesi pada kulit kepala, pada kulit kepala, pada kulit kepala, pada kulit kepala, pada kulit kepala,
pada kulit kepala, rambut tidak mudah rambut tidak mudah rambut tidak mudah rambut tidak mudah rambut tidak mudah
rambut tidak mudah dicabut dan rambut dicabut dan rambut dicabut dan rambut dicabut dan rambut dicabut dan rambut
dicabut dan rambut lurus lurus lurus lurus lurus
lurus
Mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor bola mata
dapat mengikuti dapat mengikuti dapat mengikuti dapat mengikuti dapat mengikuti dapat mengikuti
arah gerakkan arah gerakkan arah gerakkan arah gerakkan arah gerakkan arah gerakkan
tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan, diameter tekan, diameter tekan, diameter tekan, diameter tekan, diameter tekan, diameter
pulit + 2 mm, reaksi pulit + 2 mm, reaksi pulit + 2 mm, reaksi pulit + 2 mm, reaksi pulit + 2 mm, reaksi pulit + 2 mm, reaksi
cahaya +/+, cahaya +/+, cahaya +/+, cahaya +/+, cahaya +/+, cahaya +/+,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva agak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, kornea anemis, kornea anemis, kornea anemis, kornea anemis, kornea anemis, kornea
tidak ikhterik, tidak tidak ikhterik, tidak tidak ikhterik, tidak tidak ikhterik, tidak tidak ikhterik, tidak tidak ikhterik, tidak
memakai kacamata memakai kacamata memakai kacamata memakai kacamata memakai kacamata memakai
kacamata, tampak
cowong
Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama
dengan kulit dengan kulit dengan kulit dengan kulit dengan kulit dengan kulit
sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, terdapat
terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau cairan, tes
cairan, tes cairan, tes cairan, tes cairan, tes cairan, tes kepatenan baik
kepatenan baik kepatenan baik kepatenan baik kepatenan baik kepatenan baik yaitu klien dapat
yaitu klien dapat yaitu klien dapat yaitu klien dapat yaitu klien dapat yaitu klien dapat menghembuskan
menghembuskan menghembuskan menghembuskan menghembuskan menghembuskan kapas dengan kuat,
kapas dengan kuat, kapas dengan kuat, kapas dengan kuat, kapas dengan kuat, kapas dengan kuat, terdapat sedikit
terdapat sedikit terdapat sedikit terdapat sedikit terdapat sedikit terdapat sedikit bulu hidung. Tes
bulu hidung, bulu hidung, bulu hidung, bulu hidung, bulu hidung, penciuman normal
mukosa hidung mukosa hidung mukosa hidung mukosa hidung mukosa hidung dimana klien bisa
merah dan lembab. merah dan lembab. merah dan lembab. merah dan lembab. merah dan lembab. memDepokkan bau
Tes penciuman Tes penciuman Tes penciuman Tes penciuman Tes penciuman kopi dengan obat
normal dimana normal dimana normal dimana normal dimana normal dimana gosok (N I)
klien bisa klien bisa klien bisa klien bisa klien bisa
memDepokkan bau memDepokkan bau memDepokkan bau memDepokkan bau memDepokkan bau
kopi dengan obat kopi dengan obat kopi dengan obat kopi dengan obat kopi dengan obat
gosok (N I) gosok (N I) gosok (N I) gosok (N I) gosok (N I)
Telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga

45
simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan
kanan,bersih, tidak kanan,bersih, tidak kanan,bersih, tidak kanan,bersih, tidak kanan,bersih, tidak kanan,bersih, tidak
ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak
bengkak, tidak ada bengkak, tidak ada bengkak, tidak ada bengkak, tidak ada bengkak, tidak ada bengkak, nyeri
nyeri tekan pada nyeri tekan pada nyeri tekan pada nyeri tekan pada nyeri tekan pada tekan pada
masteudeus, tidak masteudeus, tidak masteudeus, tidak masteudeus, tidak masteudeus, tidak masteudeus kiri,
ada serumen, ada serumen, ada serumen, ada serumen, ada serumen, terdapat cairan
obstruksi dan obstruksi dan obstruksi dan obstruksi dan obstruksi dan kuning di telinga
cairan yang ke luar. cairan yang ke luar. cairan yang ke luar. cairan yang ke luar. cairan yang ke luar. kiri. Klien dapat
Klien dapat Klien dapat Klien dapat Klien dapat Klien dapat mendengar bisikan
mendengar bisikan mendengar bisikan mendengar bisikan mendengar bisikan mendengar bisikan dan detik jarum jam
dan detik jarum jam dan detik jarum jam dan detik jarum jam dan detik jarum jam dan detik jarum jam
Mulut Bibir simetrisi. Bibir simetrisi. Bibir simetrisi. Bibir simetrisi. Bibir simetrisi. Bibir simetrisi.
Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir kering
lembab berwarna lembab berwarna lembab berwarna lembab berwarna lembab berwarna berwarna merah
merah muda, merah muda, merah muda, merah muda, merah muda, muda, simetris,
simetris, tekstur simetris, tekstur simetris, tekstur simetris, tekstur simetris, tekstur tekstur lembut tidak
lembut tidak lembut tidak lembut tidak lembut tidak lembut tidak terdapat lesi. Gusi
terdapat lesi. Gusi terdapat lesi. Gusi terdapat lesi. Gusi terdapat lesi. Gusi terdapat lesi. Gusi berwarna merah.
berwarna merah. berwarna merah. berwarna merah. berwarna merah. berwarna merah. Lidah tidak tremor
Lidah tidak tremor Lidah tidak tremor Lidah tidak tremor Lidah tidak tremor Lidah tidak tremor (N XII), dalam
(N XII), dalam (N XII), dalam (N XII), dalam (N XII), dalam (N XII), dalam tenggorokkan
tenggorokkan tenggorokkan tenggorokkan tenggorokkan tenggorokkan terlihat uvula dalam
terlihat uvula dalam terlihat uvula dalam terlihat uvula dalam terlihat uvula dalam terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak
keadaan baik, tidak keadaan baik, tidak keadaan baik, tidak keadaan baik, tidak keadaan baik, tidak membengkok
membengkok membengkok membengkok membengkok membengkok kepinggir. Klien
kepinggir. Klien kepinggir. Klien kepinggir. Klien kepinggir. Klien kepinggir. Klien bisa merasakan
bisa merasakan bisa merasakan bisa merasakan bisa merasakan bisa merasakan rasa manis dan
rasa manis dan rasa manis dan rasa manis dan rasa manis dan rasa manis dan pahit
pahit pahit pahit pahit pahit
Leher Leher simetris, Leher simetris, Leher simetris, Leher simetris, Leher simetris, Leher simetris,
warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama
denganwarna kulit denganwarna kulit denganwarna kulit denganwarna kulit denganwarna kulit denganwarna kulit
sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
pada limfa dan pada limfa dan pada limfa dan pada limfa dan pada limfa dan pada limfa dan
sepanjang otot sepanjang otot sepanjang otot sepanjang otot sepanjang otot sepanjang otot
sternokleidomastoi sternokleidomastoi sternokleidomastoi sternokleidomastoi sternokleidomastoi sternokleidomastoi
deus, arteri karotis deus, arteri karotis deus, arteri karotis deus, arteri karotis deus, arteri karotis deus, arteri karotis
teraba, tidak ada teraba, tidak ada teraba, tidak ada teraba, tidak ada teraba, tidak ada teraba, tidak ada
peningkatan JVP. peningkatan JVP. peningkatan JVP. peningkatan JVP. peningkatan JVP. peningkatan JVP.

47
ROM leher dapat ROM leher dapat ROM leher dapat ROM leher dapat ROM leher dapat ROM leher dapat
digerakkan ke digerakkan ke digerakkan ke digerakkan ke digerakkan ke digerakkan ke
segala arah dan segala arah dan segala arah dan segala arah dan segala arah dan segala arah dan
rotasi. Tidak ada rotasi. Tidak ada rotasi. Tidak ada rotasi. Tidak ada rotasi. Tidak ada rotasi. Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar thyroid. kelenjar thyroid. kelenjar thyroid. kelenjar thyroid. kelenjar thyroid. kelenjar thyroid.
PEMERIKSAAN
Bpk. S Ibu U An. M An. H An. A An. L
EKSTREMITAS
Kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo
matang (sesuai matang (sesuai matang (sesuai matang (sesuai matang, banyak matang, terdapat
dengan warna dengan warna dengan warna dengan warna terdapat bentol- tanda bercak putih
sekitarnya), tidak sekitarnya), tidak sekitarnya), tidak sekitarnya), tidak bentol di kulit, kulit bekas sakit cacar di
tercium bau badan, tercium bau badan, tercium bau badan, tercium bau badan, sensitif terhadap bahu sebelah kiri.
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada gigitan nyamuk, tidak tercium bau
hiperpigmentasi, hiperpigmentasi, hiperpigmentasi, hiperpigmentasi, tidak tercium bau badan, tidak ada
elastis. Tidak elastis. Tidak elastis. Tidak elastis. Tidak badan, tidak ada hiperpigmentasi,
ditemukan suhu ditemukan suhu ditemukan suhu ditemukan suhu hiperpigmentasi, elastis. Tidak
yang abnormal yang abnormal yang abnormal yang abnormal elastis. Tidak ditemukan suhu
sekitar tubuh. Arteri sekitar tubuh. Arteri sekitar tubuh. Arteri sekitar tubuh. Arteri ditemukan suhu yang abnormal
dan vena terlihat dan vena terlihat dan vena terlihat dan vena terlihat yang abnormal sekitar tubuh. Arteri
dengan jelas. Tidak dengan jelas. Tidak dengan jelas. Tidak dengan jelas. Tidak sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat
terdapat lesi. terdapat lesi. terdapat lesi. terdapat lesi. dan vena terlihat dengan jelas. Tidak
Klien dapat Klien dapat Klien dapat Klien dapat dengan jelas. terdapat lesi.
merasakan dengan merasakan dengan merasakan dengan merasakan dengan Klien dapat Klien dapat
baik pada saat baik pada saat baik pada saat baik pada saat merasakan dengan merasakan dengan
diberikan tes diberikan tes diberikan tes diberikan tes baik pada saat baik pada saat
dengan dengan dengan dengan diberikan tes diberikan tes
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan dengan dengan
kapas, benda kapas, benda kapas, benda kapas, benda menggunakan menggunakan
runcing. runcing. runcing. runcing. kapas, benda kapas, benda
runcing. runcing.
Kuku Kuku bersih dan Kuku bersih dan Kuku bersih dan Kuku bersih dan Kuku bersih dan Kuku panjang dan
bentuk kuku rata, bentuk kuku rata, bentuk kuku rata, bentuk kuku rata, bentuk kuku rata, hitam dan bentuk
warna pink di warna pink di warna pink di warna pink di warna pink di kuku rata, warna
bawah kuku, bawah kuku, bawah kuku, bawah kuku, bawah kuku, pink di bawah kuku,
capillary refill time < capillary refill time < capillary refill time < capillary refill time < capillary refill time < capillary refill time <
2 detik (normal), 2 detik (normal), 2 detik (normal), 2 detik (normal), 2 detik (normal), 2 detik (normal),
sudut 160 derajat, sudut 160 derajat, sudut 160 derajat, sudut 160 derajat, sudut 160 derajat, sudut 160 derajat,
kuku merekat kuku merekat kuku merekat kuku merekat kuku merekat kuku merekat
dengan kuat dengan kuat dengan kuat dengan kuat dengan kuat dengan kuat

49
Ekstremitas Warna dapat Warna dapat Warna dapat Warna dapat Warna dapat Warna dapat
bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas,
ekstremitas dapat ekstremitas dapat ekstremitas dapat ekstremitas dapat ekstremitas dapat ekstremitas dapat
bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas, bergerak bebas,
tidak ada bengkak tidak ada bengkak tidak ada bengkak tidak ada bengkak tidak ada bengkak tidak ada bengkak
dan lesi dan lesi dan lesi dan lesi dan lesi dan lesi
Kekuatan otot : Kekuatan otot : Kekuatan otot : Kekuatan otot : Kekuatan otot : Kekuatan otot :
555 555
555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555
555 555 555 555 555 555 555 555 555 555

DADA Bpk. S Ibu U An. M An. H An. A An. L


Paru Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk
dada elips dada elips dada elips dada elips dada elips dada elips
(normal) dan (normal) dan (normal) dan (normal) dan (normal) dan (normal) dan
payudara payudara payudara payudara payudara payudara
simetris. Tidak simetris. Tidak simetris. Tidak simetris. Tidak simetris. Tidak simetris. Tidak
ada retraksi otot- ada retraksi otot- ada retraksi otot- ada retraksi otot- ada retraksi otot- ada retraksi otot-
otot rongga dada. otot rongga dada. otot rongga dada. otot rongga dada. otot rongga dada. otot rongga dada.
Palpasi : Taktil Palpasi : Taktil Palpasi : Taktil Palpasi : Taktil Palpasi : Taktil Palpasi : Taktil
fremitus vibrasi fremitus vibrasi fremitus vibrasi fremitus vibrasi fremitus vibrasi fremitus vibrasi
dirasakan sama dirasakan sama dirasakan sama dirasakan sama dirasakan sama dirasakan sama
di setiap daerah di setiap daerah di setiap daerah di setiap daerah di setiap daerah di setiap daerah
dada posterior. dada posterior. dada posterior. dada posterior. dada posterior. dada posterior.
Auskultasi : Tidak Auskultasi : Tidak Auskultasi : Tidak Auskultasi : Tidak Auskultasi : Tidak Auskultasi : Tidak
ada suara nafas ada suara nafas ada suara nafas ada suara nafas ada suara nafas ada suara nafas
tambahan, irama tambahan, irama tambahan, irama tambahan, irama tambahan, irama tambahan, irama
pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan
reguler. reguler. reguler. reguler. reguler. reguler.
Perkusi : resonan Perkusi : resonan Perkusi : resonan Perkusi : resonan Perkusi : resonan Perkusi : resonan
pada setiap pada setiap pada setiap pada setiap pada setiap pada setiap
daerah punggung daerah punggung daerah punggung daerah punggung daerah punggung daerah punggung
klien. klien. klien. klien. klien. klien.

51
Jantung Inspeksi : Ictus Inspeksi : Ictus Inspeksi : Ictus Inspeksi : Ictus Inspeksi : Ictus Inspeksi : Ictus
cordis tidak cordis tidak cordis tidak cordis tidak cordis tidak cordis tidak
tampak. tampak. tampak. tampak. tampak. tampak.
Palpasi : Ictus Palpasi : Ictus Palpasi : Ictus Palpasi : Ictus Palpasi : Ictus Palpasi : Ictus
cordis terasa di cordis terasa di cordis terasa di cordis terasa di cordis terasa di cordis terasa di
Auskultasi : Suara Auskultasi : Suara Auskultasi : Suara Auskultasi : Suara Auskultasi : Suara Auskultasi : Suara
jantung murni. jantung murni. jantung murni. jantung murni. jantung murni. jantung murni.
Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara
dullness di atas dullness di atas dullness di atas dullness di atas dullness di atas dullness di atas
jantung. jantung. jantung. jantung. jantung. jantung.
PERUT Inspeksi : Perut Inspeksi : Perut Inspeksi : Perut Inspeksi : Perut Inspeksi : Perut Inspeksi : Perut
datar. datar . cekung datar. cembung. cembung.
Palpasi : Perut Palpasi : Perut Palpasi : Perut Palpasi : Perut Palpasi : Perut Palpasi : Perut
terasa lemas, terasa lemas, terasa lemas, terasa lemas, terasa lemas, terasa lemas,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak
teraba massa, teraba massa, teraba massa, teraba massa, teraba massa, teraba massa,
hepar tidak hepar tidak hepar tidak hepar tidak hepar tidak hepar tidak
teraba. teraba. teraba. teraba. teraba. teraba.
Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising
usus 12 x/menit. usus 12 x/menit. usus 12 x/menit. usus 12 x/menit. usus 12 x/menit. usus 18 x/menit.
Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara Perkusi : suara
timpani. timpani. timpani. timpani. timpani. timpani.
GENETALIA DAN tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji
ANUS

53
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


1 DS : Ketidakefektifan
Bp. S (menderita TB paru) mengatakan Manajemen Regimen
saat ini belum mampu untuk berhenti Terapeutik Keluarga
merokok karena merasa dingin saat
bekerja malam hari.
Seminggu yang lalu diperkirakan penyakit
tipus An. M Keluarga tidak mampu untuk
memeriksakan laboratorium untuk
memastikan penyakit An. M karena
alasan biaya.
An. M kadang lupa meminum obat dari
dokter dan makanya hanya 12 x sehari
karena nafsu makan menurun.
Bila An. L mengalami diare, Ibu U
membelikan obat di warung (diapet).
Untuk telinga yang mengeluarkan cairan,
Ibu U membersihkan dengan cotton bud
dan air hangat
Ibu U mengatakan tidak mampu
mencegah bila muncul keinginan An. L
untuk jajan es dan bermain air hujan.
Saat maag An. M kambuh, keluarga
membeli obat maag di warung.
Ibu U mengatakan pernah menderita
sinusitis, namun Ibu mengatkan tidak
berobat ke RSCM bila gejala penyakitnya
muncul Ibu U hanya membeli obat di
warung (decolgen).
Ibu U mengatakan tidak tahu cara
perawatan maupun pencegahannya
terhadap sinusitis yg dideritanya.
Saat membersihkan rumah, Ibu U tidak
menggunakan masker.
DO:
Keluarga menengah ke bawah. Rata-rata
penghasilan keluarga tiap bulan + Rp
700.000,-
Terdapat cairan kuning di telinga kiri.
Menurut data angket, Bp. S
mengkonsumsi 3-5 batang rokok sehari.
2 DS: Ketidakmampuan Menjadi
Ibu U mengatakan dia sering berkata Orang Tua
kasar dan tidak segan-segan memukul
anaknya dengan sapu atau alat lain yang
ada bila kesabarannya habis
Ibu U mengatakan tidak tahu lagi
bagaimana mengatasi anaknya bila
berperilaku melewati batas kenakalannya.
Ibu U mengatakan anaknya sulit diatur
dan An. L sering berkata jorok
Ibu U tidak mengetahui akibatnya bila
anaknya tidak diasuh sesuai dengan yang
seharusnya
Ibu U mengatakan An. L nakal kadang ia
berkata-kata kasar, memukul anaknya
dengan menggunakan benda yang ada di
sekitarnya, dan mengoleskan sambal ke
mulut anaknya karena anak berkata jorok
Ibu mengatakan ayah kurang terlibat
dalam mengasuh anak

55
Ibu U mengatakan Keluarga juga belum
pernah mendapatkan informasi mengenai
pola asuh yang sesuai untuk anaknya
Ibu U tidak membatasi anaknya bergaul
dengan siapa saja. Tidak ada jam
menonton TV khusus dan orang tua tidak
mendampingi anak saat nonton TV. Anak
boleh bermain di rumah, kecuali ketika
bermain petasan
DO :
Saat kunjungan terlihat Ibu U menampar
An. L yang ingin bermain petasan di dekat
rumah.
Saat kunjungan terlihat Ibu U sedang
menampar An. L karena merengek
meminta uang jajan disaat Ibu U sedang
sibuk. Setelah itu An. L menangis.
3 DS : Hambatan pemeliharaan
Rumah terdapat sebuah jendela kaca rumah
namun tidak dapat dibuka, dan ventilasi
hanya berasal dari pintu yang dibuka dari
pagi hingga sore hari bila anggota
keluarga ada di rumah
Atap rumah terbuat dari asbes dan tidak
mempunyai genting kaca
Lantai dari semen dan disapu tiap hari
Pemukiman termasuk dalam perumahan
yang sangat padat penduduk. Rumah
antar warga umumnya sempit, saling
berdekatan, tidak mempunyai halaman,
dan dekat dengan pembuangan sampah
Penghasilan Bp. S tidak tetap kadang
mendapat penghasilan,namun kadang
juga tidak mendapatkan penghasilan
sama sekali
Anak L terkena penyakit ISPA
dikarenakan ventilasi udara hanya
berasal dari pintu rumah yang dibuka dari
pagi hingga malam hari (saat ada
penghuni rumah)Ibu U terkena sinusitis
dikarenakan saat membersihkan rumah,
Ibu U tidak menggunakan masker.
Ventilasi hanya dari pintu yang dibuka
saat ada anggota keluarga di rumah

57
PRIORITAS MASALAH

NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


1 Ketidakefektifan Dalam keluarga
manajemen regimen 3/3 X 1 11/3 Bp. S banyak
terapeutik keluarga 1/2 X 2 yang menderita
Sifat Masalah : penyakit dan
aktual 2/3 X 1 kebanyakan dari
Kemungkinan mereka tidak tau
masalah dapat 2/2 X 1 tentang
diubah : sebagian penyakitnya itu
Potensial masalah sehingga mereka
untuk dicegah: tidak tau
cukup bagaimana cara

Menonjolnya menghadapi
masalah : : penyakitnya itu.

Masalah dirasakan Selain ketidak


dan harus segera tahuan, faktor

ditangani ekonomi keluarga


pun menyababkan
masalah pada
ketidak mampuan
untuk membiayai
pengobatan
karena
penghasilan
keluarga juga
sangat minim dan
hanya cukup
untuk memnuhi
kebutuhan utama
setiap harinya.
2 Ketidakmampuan Peran orangtua
menjadi orang tua 3/3 X 1 10/3 pada keluarga Bp
Sifat Masalah : 1/2 X 2 S sangat kurang
aktual bahkan hampir
Kemungkinan 1/3 X 1 dikatakan tidak
masalah dapat mampu menjadi
diubah : sebagian 2/2 X 1 pengasuh primer
Potensial masalah untuk
untuk dicegah: menciptakan,
rendah mempertahankan,

Menonjolnya atau memperbaiki


masalah: Masalah lingkungan yang

dirasakan dan meningkatkan


harus segera pertumbuhan dan

ditangani perkembangan
anak yang
optimum, terbukti
pada keluarga Bp
S mengatakan
tidak terdapat
peraturan khusus
di rumah Bp. S,
misalnya jam tidur
siang, jam belajar,
atau
pendampingan
saat nonton
televisi bagi anak-
anak, serta anak
Bp S sulit untuk
diatur. Dan Ibu U
mengatakan tidak

59
tahu bagaimana
mengasuh anak-
anaknya.
3 Hambatan
pemeliharaan rumah 3/3 x 1 = 7/3 Fakta dalam
Sifat masalah: 1 kasus bahwa
aktual x2=1 keluarga
Kemungkinan kurang mampu
masalah dapat 1/3 x 1 = memelihara
diubah: sebagian 1/3 kesehatan
Potensi masalah rumah
untuk dicegah: 0/2 x 1 = Anggota
rendah 0 keluarga mau
Menonjolnya menunjukkan
masalah: Masalah sikap untuk
tidak dirasakan membersihkan
rumah setiap
hari
Keluarga
tinggal di
lingkungan
kurang bersih,
sehingga ada
hambatan
untuk
pencegahan
masalah
Anggota keluarga
tidak menyadari
bahwa salah satu
masalah
kesehatan mereka
disebabkan
karena kurangnya
pemeliharaan
kesehatan rumah.

Daftar Prioritas Masalah:


1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen terapeutik keluarga b.d kesulitan
ekonomi ditandai dengan ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi
tujuan kesehatan dan mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit
2. Ketidakmampuan menjadi Orang tua berhubungan dengan defisiensi
pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan anak, kecenderungan terhadap
hukuman fisik, dan kesulitan finansial
3. Hambatan pemeliharaan rumah berhubungan dengan defisiensi pengetahuan
tentang pemeliharaan kesehatan rumah, ketidakcukuoan finansial,

61
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 1
DIAGNOSA
TUJUAN NOC NIC
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan a. Umum : 1. Mengenali masalah kesehatan di
Manajemen Setelah keluarga.
Regimen dilakukan NOC: NIC: Teaching
terapeutik tindakan Knowledge: Procedure/Treatment
keluarga b.d keperawatan Treatmen Menginformasikan
kesulitan ekonomi selama 4x30 Regimen pasien / orang
ditandai dengan menit dalam 2 Proses penyakit penting lainnya
ketidaktepatan bulan keluarga secara spesifik tentang berapa lama
aktivitas keluarga mampu Rasionalisasi prosedur /
untuk memenuhi melakukan pengobatan perawatan
tujuan kesehatan manajemen Menentukan diperkirakan
dan regimen regimen berlangsung
mengungkapkan terapeutik yang pengobatan Menentukan
keinginan untuk tepat. Keuntungan pengalaman pasien
menangani b. khusus : management sebelumnya dan
penyakit 1. Keluarga penyakit tingkat pengetahuan
mampu yang berkaitan
mengenali dengan prosedur /
masalah perawatan
kesehatan di Jelaskan tujuan dari
keluarga. prosedur/perawatan
2. Keluarga Gambarkan aktivitas
mampu prosedur/perawatan
mengambil Menginstruksikan
keputusan pasien tentang cara
yang tepat untuk bekerja sama /
dalam berpartisipasi
mengatasi selama prosedur /
masalah perawatan, dengan
kesehatan sesuai.
keluarga. Anjurkan pasien
3. Keluarga untuk menggunakan
mampu teknik koping yang
merawat diarahkan untuk
anggota mengendalikan
keluarga yang aspek-aspek
sakit dengan tertentu dari
tepat. pengalaman
4. Pasien dan (misalnya relaksasi
keluarga dan citra) mengatasi
dapat Menentukan
memodifikasi harapan pasien dari
lingkungan prosedur
yang dapat
membantu 2. Mengambil keputusan yang tepat
meningkatkan dalam mengatasi masalah kesehatan
adaptasi keluarga.
anggota
keluarga NOC : NIC : Decision
terhadap Decision Making Making Support
regimen terapi Mengidentifikasi Membantu pasien
yang informasi yang untuk memperjelas
seharusnya relevant nilai-nilai dan
dilakukan. Mengidentifikasi harapan yang
5. Setelah alternatives dapat membantu
dilakukan Mengidentifikasi membuat pilihan
proses potensi hidup yang kritis
keperawatan, konsekuensi Informasilan pasien
keluarga dari setiap alternative
dapat alternatif view/pandangan
memanfaatka Mengidentifikasi dan solusi dengan

63
n fasilitas sumber daya jelas dan cara
kesehatan yang dukungan
yang dibutuhkan Bantu pasien
disediakan untuk mengidentifikasi
untuk mendukung keuntungan dan
meningkatkan setiap alternatif kerugian dari tiap
manajemen alternative
terapeutik Memfasilitasi
keluarga. kolaborasi dalam
pengambilan
keputusan
Membantu
hubungan antara
pasien dan
keluarga
Membantu
hubungan antara
pasien dan
penyedia layanan
kesehatan lainnya
3. Mampu merawat anggota keluarga
yang sakit.
NOC : NIC
Family Family Involvement
Participation in Promotion
Professional Care Monitor stuktur dan
Partisipasi peran keluarga
dalam rencana Mengidentifikasi
perawatan kemampuan
Menyediakan anggota keluarga /
informasi yang keterlibatan dalam
relevan perawatan
Mengidentifikasi pasien
faktor yang Informasikan kpada
berpengaruh anggota keluarga
pada perawatan faktor yang dapat
Menetapkan meningkatkan
kebutuhan dan kondisi pasien
permasalahan Memfsilitasi
yang relevant pemahaman
untuk anggota keluarga
perawatan tentang aspek
medis dari kondisi
pasien
Meningkatkan
support yang
dibutuhkan
keluarga untuk
membuat
keputusan
Mengidentifikasi
dengan anggota
keluarga kesulitan
pasien dalam
koping
Mengidentifikasi
mekanisme koping
yang digunakan
oleh anggota
keluarga
Fasilitasi
managemen aspek
medis dari keadaan
sulit anggota

65
keluarga
4. Mampu memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu meningkatkan
adaptasi anggota keluarga terhadap
regimen terapi yang seharusnya
dilakukan.
NOC : NIC :
caregiver role enhancement
homecare Bantu klien
readiness mengidentifikasi
Berpartisipasi bermacam peran di
menentukan perubahan proses
keputusan kehidupan.
mengenai Bantu klien
perawatan di mengidentifikasi
rumah tindakan yang
Pengetahuan diperlukan untuk
menganai peran perkembangan
pemberi peran.
perawatan Bantu klien
Pengetahuan mengidentifikasi
tentang proses perubahan karena
penyakit pasien penyakitnya.
Pengetahuan Bantu klien
memantau menentukan
perawatan strategi positif untuk
Pengetahuan untuk manajemen
tentang sumber perubahan peran.
penghasilan Fasilitasi diskusi
Pengetahuan mengenai adaptasi
kapan harus terhadap
menghubungi perubahan
petugas Berikan
kesehatan kesempatan
Kemampuan kepada klien untuk
manajemen mencoba tindakan
perawatan di yang perlu dirubah.
rumah Ajarkan tidakan
positif yang
dibutuhkan pasien
untuk memrnuhi
perubahan peran.
Fasilitasi grup untuk
berinteraksi dan
belajar mengenai
perubahan peran.
5. Keluarga dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang disediakan
untuk meningkatkan manajemen
terapeutik keluarga.
NOC : NIC : health system
Family Health guidance
status Bantu pasien atau
Aktifitas fisik keluarga untuk
anggota berkoordinasi dan
keluarga berkomunikasi
Penyesuaian dengan petugas
terhadap kesehatan
ketidakmampuan Bantu pasien atau
Mencari keluarga untuk
pelayanan memilih petugas
kesehatan kesehatan yang
Penghasilan profsional
untuk Jelaskan kepada

67
pembiayaan pasien tentang tipe
Mendapatkan pelayanan dari
pelayanan setiap cabang
kesehatan yang petugas kesehatan
tepat (perawat spesialis,
ahli gizi, fisioterapi,
psikologi dll)
Informasikan kepad
pasien tentang
perbedaan fasilitas
pelayanan
kesehatan
Fasilitasi
komunikasi dengan
petgas kesehatan
naik pasien
maupun keluarga
Dorong klien untuk
konsultasi dengan
petugas kesehatan
Pasien menerima
pelayanan dari
petugas kesehatan
Menyediakan
kontak untuk
memantau pasien
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 2
DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Mengenal masalah pola asuh anak
Ketidakmampuan a. Umum :
menjadi Orang tua Setelah NOC: Knowledge NIC:
berhubungan dilakukan Parenting Family Integrity
dengan defisiensi tindakan Kebutuhan Promotion
pengetahuan tentang keperawatan emosional Tentukan
pemeliharaan selama 3 Kebutuhan social pemahaman
kesehatan anak, bulan mampu keluarga
kecenderungan meningkatkan mengenai
terhadap hukuman peran sebagai kondisi mereka
fisik, dan kesulitan orang tua Tentukan
finansial yang b. Khusus : perasaan
ditandai dengan : 1. Mengenal keluarga
penganiayaan masalah pola berhubungan
anak asuh anak dengan kondisi
ketidakadekuatan 2. Menggunaka mereka
pemeliharaan n strategi Tentukan tipe
kesehatan anak koping yang hubungan
ketidaktepatan baik dalam keluarga dari
keterampilan mengasuh masing-masing
pemberian asuhan anak anggota
ketidaktepatan 3. Melakukan keluarga
pengaturan tindakan Monitor proses
pengasuhan anak tepat terkait hubungan
menyatakan masalah pola keluarga
ketidakmampuan asuh anak Kaji tipe
mengendalikan 4. Keluarga mekanisme
anak mampu koping keluarga
lingkungan rumah memodifikasi Identifikasi

69
tidak aman. lingkungan prioritas
yang dapat masalah
meningkatkan diantara
pertumbuhan, anggota
dan keluarga
perkembanga Abuse
n optimum Protection
anak Support: Child
5. Keluarga Identifikasi
mampu situasi/krisis
memanfaatka yang dialami
n fasilitas orangtua yang
kesehatan. dapat
mencetuskan
perilaku
kekerasan
seperti
kemiskinan.
Pastikan jika
anak terlihat
tanda-tanda
kekerasan yang
dialami.
Monitor
interaksi
orangtua-anak
dan catat hasil
observasi
2. Menggunakan strategi koping yang
baik dalam mengasuh anak
NOC Family Coping NIC Coping
Mengatasi Enhancement
masalah keluarga Bantu keluarga
Melibatkan dalam
anggota keluarga mengidentifika
untuk membuat si tujuan
keputusan jangka pendek
Menggunakan dan jangka
strategi untuk panjang yang
memanajemen tepat
konflik dalam Nilai dampak
keluarga dari situasi
Membangun kehidupan
jadwal rutinitas keluarga pada
keluarga dan peran dan
aktivitas hubungan
Berikan
informasi
faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan,
dan prognosis
Evaluasi
kemampuan
pengambilan
keputusan
dalam keluarga
Bantu pasien
untuk
mengidentifika
si strategi
positif untuk
menghadapi

71
keterbatasan
dan mengelola
gaya hidup
yang
diperlukan atau
perubahan
peran

3. Melakukan tindakan tepat terkait


masalah pola asuh anak
NOC Parenting NIC Family
Performance Therapy
Menyediakan Sesuaikan
kebutuhan fisik latar belakang
anak keluarga untuk
Menyediakan melakukan
perawatan diskusi
kesehatan Identifikasi
pencegahan konflik/
Menyediakan masalah yang
perawatan terjadi
kesehatan Bantu anggota
lanjutan keluarga
Berinteraksi berkomunikasi
secara positif secara lebih
dengan anak efektif
Mempertahankan Bantu keluarga
komunikasi mengklarifikasi
terbuka apa yang
Menerapkan mereka
kedisiplinan butuhkan dan
sesuai umur yang harapkan dari
tepat masing-masing
anggota
keluarga
Sediakan
edukasi dan
informasi
Bantu keluarga
dalam strategi
koping yang
lebih baik
(positif)
Dorong
keluarga untuk
melakukan
perubahan
kebiasaan
yang lebih baik
Bantu anggota
keluarga untuk
melakukan
perubahan
bagaimana
mereka
berhubungan
dengan
anggota
keluarga lain.
NIC Parenting
Promotion
Jadwalkan dan
lakukan home
visit

73
Dengarkan
masalah orang
tua tanpa
menghakiminy
a
Monitor status
kesehatan
anak
Monitor status
kesehatan
orang tua dan
aktivitas yang
telah dilakukan
untuk
mempertahank
an status
kesehatannya
Identifikasi
keluarga terkait
factor resiko
penyakit yang
mungkin
diderita
(program yang
dapat
membantu
meningkatkan
kesehatan
keluarga)
Bantu orang
tua
menentukan
aspektasi
realistis
(pengharapan
realistis) dalam
mengembangk
an level
kemampuan
anak
Sediakan
media untuk
meningkatkan
pengetahuan
orang tua
(seperti buku)
Ajarkan orang
tua mengenai
skill mengenai
model peran
Ajarkan orang
tua untuk
memantau
lingkungan
dalam
kehidupan
sehari-hari
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan, dan
perkembangan optimum anak
NOC : Safe Home NIC:
Environmental Environmental
Pemeliharaan Management:

75
rumah Safety
Kunci pada jendela Identifikasi
Kunci pada pintu kebutuhan
Pemeliharaan keselamatan
detektor asap rokok pasien,
Pengaturan suhu berdasarkan
ruangan/kamar tingkat fungsi
Penempatan letak fisik dan
jendela kognitif serta
perilaku masa
lalu.
Modifikasi
lingkungan
untuk
memperkecil
resiko dan
bahaya.
Monitor
perubahan
lingkungan
pada status
keamanan
Edukasi
kepada individu
atau kelompok
yang beresiko
tinggi tentang
bahaya
lingkungan
Kolaborasikan
dengan
lembaga lain
untuk
meningkatkan
keamanan
lingkungan
NIC:
Environmental
Management:
Comfort
Tentukan
tujuan pasien
dan keluarga
untuk
pengelolaan
lingkungan dan
kenyamanan
yang optimal
Berikan
Pertimbangan
untuk
penempatan
pasien di
beberapa
tempat tidur
kamar.
Cegah
gangguan yang
tidak perlu dan
memungkinkan
untuk periode
beristirahat
Buat tenang
dengan

77
dukungan dari
lingkungan
Sediakan
lingkungan
yang aman dan
bersih
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
NOC: Client NIC: Referral
Satisfaction: Access Lakukan
to Care Resources pemantauan
ketersediaan untuk
tenaga perawat menentukan
yang terdaftar kebutuhan
ketersediaan staf untuk
bantu tenaga rujukan
kesehatan Identifikasi
ketersediaan preferensi
persediaan yang untuk
dibutuhkan untuk lembaga
perawatan rujukan
perawat yang Identifikasi
terdaftar dan staf penyedia
bantu bertanggung layanan
jawab untuk kesehatan
perawatan rekomendasi
menunggu untuk rujukan,
mendapatkan dan yang
menepatan janji diperlukan
akses ke kelompok Identifikasi
pendukung perawatan
diperlukan
Tentukan
apakah
perawatan
suportif yang
tepat tersedia
di rumah atau
komunitas.
Tentukan
apakah
layanan
ehabilitation
tersedia untuk
digunakan di
rumah
Evaluasi
kekuatan dan
kelemahan dari
keluarga atau
orang lain yang
signifikan untuk
tanggung
jawab
perawatan
Evaluasi
aksesibilitas
kebutuhan
lingkungan
untuk pasien di
rumah atau
komunitas

79
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 3
DIAGNOSA
TUJUAN NOC NIC
KEPERAWATAN
Hambatan Umum : 1. Mengenal masalah mengenai hambatan
pemeliharaan Setelah pemeliharaan rumah
rumah dilakukan NOC: NIC:
berhubungan tindakan Perilaku untuk mengidentifikasi dan
dengan defisiensi keperawatan meningkatkan mendaftarkan
kesehatan
pengetahuan selama 4 Pencegahan dan keluarga berisiko
tentang bulan kontrol infeksi dalam program
Mengenali strategi
pemeliharaan anggota peningkatan
untuk mencegah
kesehatan rumah, keluarga bahaya lingkungan kesehatan
ketidakcukuoan mampu menyediakan pamflet,
finansial, ditandai memperbaiki buku, dan bahan
dengan: kesehatan lainnya untuk
Gangguan dalam mengembangkan
ketidakhigienis pemeliharaa keterampilan
an n rumah pemeliharaan
Infeksi akibat Khusus : membahas strategi
ketidakhigienis 1. Mengenal manajemen yang
an masalah sesuai
Lingkungan mengenai ajari model
tidak bersih hambata penyelesaian masalah
Anggota n pada keluarga
keluarga pemelihar 2. Menentukan penyelesaiaan masalah dalam
menyatakan aan pemeliharaan rumah untuk proteksi
krisis finansial rumah kesehatan
2. Menentuk NOC: Knowledge: NIC: counceling
an health behavior
penyeles Keluarga mampu Bantu anggota
aiaan menetapkan keluarga untuk
masalah strategi untuk mengidentifikasi
dalam menghindari masalah atau kondisi
pemelihar paparan bahaya penyebab masalah
aan lingkungan kesehatan akibat
rumah Keluarga kurangnya
untuk mampu pemeliharaan rumah
proteksi menetapkan Minta anggota
kesehata strategi untuk keluarga untuk
n mencegah mengidentifikasi
3. Melakuka transmisi apa yang
n penyakit karena dapat/tidak dapat
tindakan infeksi dilkakukan
tepat mengenai
terkait masalah
masalah kesehatan
hambata pemeliharaan
n rumah
pemelihar Bantu anggota
aan keluarga untuk
rumah membuat
untuk prioritas
kenyama mengenai
nan dan kemungkinan
keamana alternative dari
n penyelesaian
lingkunga masalah
n rumah hambatan
4. Keluarga pemeliharaan
mampu lingkungan
memodifi 3. Melakukan tindakan tepat terkait masalah
kasi hambatan pemeliharaan rumah untuk
lingkunga kenyamanan dan keamanan lingkungan
n yang rumah

81
dapat NOC: comfort status NIC : environmental
meningka environment management
tkan Keteraturan Mengilangkan objek
kesehata lingkungan berbahaya dalam
n dalam Kebersihan lingkungan (sampah
pemelihar lingkungan dI TPA)
aan Lantai bebas kotor Memelihara
rumah lingkungan rumah
5. Keluarga bersih dan nyaman
mampu untuk keluarga
memanfa Menghilangkan
atkan stimulus buruk
fasilitas lingkungan jika
kesehata diperlukan
n dalam Mengontrol
upaya hama/infeksi dari
membant lingkungan, jika
u diindikasikan
menyeles 4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
aikan yang dapat meningkatkan kesehatan dalam
masalah pemeliharaan rumah
hambata
n
pemelihar
aan
rumah.
NOC : Safe Home NIC: Home
Invorment Maintenance
Pemeliharaan Assistance
gedung Memberikan informasi
Pencahayaan tentang perawatan
interior yang cukup sesuai
Kebersihan tinggal kebutuhan
Sarankan layanan
untuk perbaikan
rumah yang di
perlukan
Memberikan informasi
tentang bagaimana
membuat lingkungan
yang aman dan bersih
Menentukan
kebutuhan
pemeliharaan rumah
pasien
Libatkan keluarga
dalam memutuskan
persyaratan
perawatan rumah

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


kesehatan dalam upaya membantu
menyelesaikan masalah hambatan
pemeliharaan rumah.
NOC: Knowledge: NIC: Health System
Health Resources Guidance
Sumber termuka Jelaskan sistem
perawatan pelayanan kesehatan
kesehatan segera, cara kerja
Sumber perawatan dan apakah keluarga
darurat dapat mengerti
Strategis untuk Membantu pasien
akses pelayanan atau keluarga untuk

83
kesehatan mengkoordinasikan
Sumber daya perawatan kesehatan
komunitas yang dan komunikasi
tersedia Memantau
kecukupan
perawatan dan
menindaklanjuti
kesehatan
Menginformasikan
pasien pasien dari
hak untuk mengubah
penyedia layanan
kesehatan
Diskusikam hasil
kunjungan dengan
penyedia layanan
kesehatan lainnya
yang sesuai
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis. Dimana dalam
proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada focus perawatannya.
Perbedaan focus perawatan tergantung pada konseptualisasi keluarga. Dalam
prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu
tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan keperawatan keluarga
dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga yaitu,
Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian dan anggota keluarga
secara individu), identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa keperawatan ),
rencana perawatan, intervensi dan evaluasi perawatan.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menentukan Diagnosis Keperawatan :
a. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat
b. Bersifat aktual atau potensial
c. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
d. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta
faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut.

4.2 Saran
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga, penulis memberikan
saran sebagai berikut :
a. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
demi meningkatkan mutu keperawatan.
b. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam
perawatan anak dan keluarganya.

85
DAFTAR PUSTAKA

Asefa, Bagus. BAB II: Tinjauan Pustaka. [online].


(digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7563, diakses tanggal 30 Oktober
2015)
Harahap, N. 2011. BAB 2: Tinjauan Pustaka. [online].
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28625/4/Chapter%20II.pdf,
diakses tanggal 30 Oktober 2015)
Leenoos, SL. 2011. Chapter II: Tinjauan Pustaka. [online].
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23095/4/Chapter%20II.pdf,
diakses tanggal 30 Oktiber 2015)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Skn/2006 Tentang Pedoman
Pengendalian Demam Tifoid. [online].
(http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20364%
20ttg%20Pedoman%20Pengendalian%20Demam%20Tifoid.pdf, diakses
tanggal 30 Oktober 2015)
Novia, Wahyu. BAB 2: Tinjauan Pustaka. [online].
(http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=8595, diakses tanggal 30
Oktober 2015)
Saodah, Siti. BAB II: Tinjauan Pustaka. [online].
(http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=11622, diakses tanggal 30
Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai