Anda di halaman 1dari 7

Geometri Peledakan

29May

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemboran dan peledakan:

1.Arah Pemboran

2.Pola pemboran dan Peledakan

3.Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor

4.Geometri Peledakan

Arah Pemboran:

Arah lubang bor vertikal:

Keuntungan:

1 Pada ketinggian jenjang yang sama, maka kedalaman lubang bor


vertikal lebih pendek dari pada lubang bor miring, sehingga waktu
pemboran yangdiperoleh lebih cepat.
2 Untuk menempatkan alat pada titik atau posisi batuan yang akan
dibor tidak memerlukan ketelitian yang cermat sehingga waktu untuk
melakukan manuver lebih cepat.
3 Kecepatan penetrasi alat bor akan lebih cepat karena kurangnya
gesekan yang timbul dari dinding lubang bor terhadap batang bor.
4 Pelemparan batuan hasil peledakan lebih dekat.

Kerugian:

5 Mudah terjadi kelongsoran pada jenjang


6 Kemungkinan adanya bongkahan yang besar
7 Kemungkinan terjadi tonjolan pada lantai jenjang.

Arah lubang bor miring:

Keuntungan:

1. Memperkecil bahaya longsor


pada jenjang
2. Memperbaiki fragmentasi batuan

3. Hasil peledakan mempunyai permukaan yang lebih rata

Kerugian:

1.Kemungkinan terjadinya pelemparan batuan yang lebih jauh.

2. Pada ketinggian jenjang yang sama maka kedalaman lubang bor yang
dibuat

lebih panjang dari pada lubang bor vertikal, sehingga membutuhkan


waktu

pemboran yang lebih lama.

3. Membutuhkan ketelitian yang cermat untuk menempatkan alat bor pada


titik

atau posisi dengan kemiringan tertentu, sehingga membutuhkan waktu

manuver yang agak lama.

Pola Pemboran

Pola Bujur Sangkar

-Keuntungan:

1. Untuk menentukan lubang yang


akan dibor lebih mudah karena
ukuran

burden sama dengan ukuran spasing ( B = S ). Pada`baris yang sama

dan baris yang berlainan dibuat sejajar dengan lubang yang akan
dibor

sehingga waktu untuk menempatkan alat bor lebih cepat.

2. Pengaturan waktu tunda (delay) peledakan pada pola ini adalah


berbentuk

V, sehingga hasil peledakannya terkumpul pada tempat tertentu.


Kerugian:

1. Volume batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan

peledak lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya bongkahan

( boulder ) pada batuan hasil peledakan.

2. Secara teoritis, makin banyak lubang ledak yang dibuat makin banyak
pula

nomor delay.

Pola Zig-Zag

Keuntungan:

1. Dapat memberikan
keseimbangan tekanan yang baik,
sehingga

volume batuan yang tak


terkena pengaruh penyebaran energi bahan

peledak lebih kecil

2. Secara teoritis, delay yang digunakan pada pola ini tidak terlalu

banyak, karena dalam satu baris lubang ledak nomor delay yang

digunakan sama.

-Kerugian:

1.Waktu untuk menempatkan alat bor pada titik yang akan dibor lebih

lama, karena ukuran burden tidak sama dengan ukuran spacing dan

lubang bor yang akan dibuat tidak sejajar dengan baris yang
berlainan.

2. Batuan hasil peledakan akan menyebar karena peledakannya serentak


pada baris yang
sama dan beruntun pada baris berikutnya

Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor:

Jam kerja efektif alat bor adalah jumlah waktu atau jam yang benar

benar digunakan untuk berproduksi. Jam kerja efektif dapat ditingkatkan

dengan cara menghindari waktu kelambatan-kelambatan yang mungkin

dapat dihindari.

Untuk menentukan jam kerja efektif dari suatu alat bor dapat ditentukan

dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

EU = W/T x 100%

Dimana: EU = Efektive Utilization/ waktu efektif

W = Jam kerja terpakai per hari

T = Total jam kerja per hari

1.Physical Avaibility (Efisiensi operasional):

Tingkat kemampuan alat untuk berproduksi yang dipengaruhi oleh


operator.

PA = W + S/T x 100%

2. Mechanical Avaibility (Efisiensi mekanis):

Tingkat kemampuan alat untuk berproduksi yang dipengaruhi oleh


faktor mekanis

seperti pengisian bahan bakar dan perbaikan suku cadang.

MA = W/W + R x 100%

3. Use of Avaibility (Efisiensi waktu):

Tingkat penggunaan alat atau pemakaian alat dalam kondisi siap pakai
atau
dapat digunakan.

UA = W/W + S x 100%

4. Efektivitas utilization (Efisiensi kerja):

Tingkat produktivitas alat (jam kerja yang produktif) atau waktu


yang digunakan

alat-alat mekanis untuk beroperasi dari waktu kerja yang telah


disediakan.

EU = W/T x 100%

Perhitungan kemampuan pemboran dan peledakan:

Produksi pemboran dan peledakan ditentukan oleh beberapa hal, antara


lain:

1. Kecepatan pemboran

Kecepatan pemboran di lapangan dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus:

Vt = Hrt/Ctrt (meter/menit)

Dimana:

Vt = kecepatan pemboran (meter/menit)

Hrt = Rata-rata kedalaman pemboran (meter)

Ctrt = Cycle time pemboran rata-rata

2. Volume equivalen (volume setara)

Merupakan suatu angka yang menyatakan setiap meter atau feet

pemboran setara dengan jumlah volume atau berat tertentu material

atau batuan yang diledakkan, dinyatakan dalam m3 per meter.

Volume equivalen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Veq = B x S x L/H (m3/meter)


Dimana:

Veq = Volume equivalen (m3/meter)

B = Burden (meter)

S = Spasing (meter)

L = Tinggi jenjang Dimana tinggi jenjang


diperoleh dari: H J

H = Kedalaman lubang bor (meter)

3. Kemampuan produksi per lubang bor:

Merupakan kemampuan produksi dari alat bor yang dioperasikan

berdasarkan volume equivalen pada kedalaman pemboran tertentu.

Kemampuan produksi lubang bor dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus:

P = Veq x H x D

Dimana:

P = Kemampuan produksi per lubang bor

H = Kedalaman lubang bor

Veq = Volume equivalen

D = Berat jenis batu gamping insitu (2,2


ton/m3)

4. Kemampuan produksi lubang bor berdasarkan geometri peledakan

Dapat ditentukan sebagai berikut:

x = Kecepatan pemboran x 60 menit x effisiensin kerja/kedalaman


lubang bor

x = Jumlah lubang bor yang dihasilkan per jam

Untuk menentukan produksi satu lubang bor berdasarkan geometri peledakan


adalah:

P = B x S x L x D

Dimana: P = Produksi satu lubang bor (ton)

B = Burden (m)

S = Spacing (m)

L = Tinggi jenjang (m)

D = Density batu gamping (ton/m3)

Sumber : http://arghaminers.blogspot.com/2010/12/geometri-peledakan.html

Share this:

Anda mungkin juga menyukai