Anda di halaman 1dari 34

Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

BAB V

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Deskipsi Umum

Pondok Indah Hotel & Residence merupakan contoh proyek konstruksi

hotel dan apartemen. Untuk mengerjakan proyek ini, pihak Owner yang diwakili

oleh PT. Metropolitan Kentjana, menunjuk kontraktor yang memenuhi kriteria.

Setelah dilakukan tender oleh Owner, kontraktor terpilih adalah Joint Venture

antara Balfour Beatty Sakti Indonesia (BBSI) dengan Jaya Konstruksi Manggala

Pratama (JKMP) untuk mengerjakan proyek ini dengan status sebagai kontraktor

utama untuk keseluruhan proyek Pondok Indah Hotel & Residence. Setelah BBSI

JKMP JV terpilih, maka selanjutnya dilakukan rapat koordinasi dengan pihak

Owner. Rapat ini secara umum membahas mengenai detail pekerjaan teknis dan

aspek manajemen proyek antara Owner dengan BBSI JKMP JV. Rapat

koordinasi ini memiliki tujuan antara lain:

1. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak

2. Memastikan bahwa persepsi antara kontraktor dengan Owner dalam hal

perencanaan dan pembangunan telah sama

3. Menetapkan detail aspek manajemen proyek konstruksi

4. Menetapkan metode konstruksi yang tepat untuk melaksanakan pembangunan

V-1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.2 Pengantar Metode Pekerjaan Konstruksi

Metode konstruksi merupakan suatu cara yang digunakan oleh pihak

kontraktor dalam mengerjakan suatu pekerjaan sampai mencapai target yang

diinginkan. Setiap kontraktor memiliki metode konstruksi yang berbeda-beda,

bergantung kepada metode dan cara kerja masing-masing perusahaan. Metode

yang digunakan untuk suatu pekerjaan konstruksi dapat berbeda dengan metode

lainnya. Pada umumnya, kontraktor menerapkan metode konstruksi tergantung

kepada mutu pekerjaan yang diinginkan, waktu pekerjaan yang diperbolehkan,

biaya yang tersedia, dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan. Dengan adanya

metode pekerjaan, pihak owner dapat melakukan penilaian terhadap kinerja

kontraktor dengan harapan jika hasil pekerjaan sesuai keinginan dan metode kerja

yang dilakukan.

Metode konstruksi yang akan dibahas didalam laporan ini mencakup

aspek:

Pekerjaan pendahuluan

Pekerjaan struktur bawah

Pekerjaan struktur atas

Ruang lingkup pembahasan metode konstruksi ini dikonsepkan oleh

penulis dalam suatu Flowchart yang menggambarkan item-item untuk setiap fase

pekerjaan. Pembahasan metode konstruksi ini berdasarkan periode pengamatan

penulis dilapangan, sehingga akan terdapat beberapa aspek yang tidak dibahas.

Untuk mendukung terlaksananya proyek berjalan dengan baik, pihak

kontraktor akan didukung oleh pihak-pihak terkait. Pihak ini diantaranya

konsultan perencana, konsultan pengawas, subkontraktor, dan Supplier. Pihak ini


V-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

biasanya merupakan pilihan dari owner sendiri ataupun pihak yang memenangkan

proses tender yang diadakan. Para pihak ini pun akan bekerja dalam ruang

lingkupnya masing-masing. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pihak ini

antara lain; konsultan perencana hanya akan bekerja pada fase perencanaan

pekerjaan, konsultan pengawas akan bekerja selama kontruksi berlangsung

guna mengawasi pekerjaan di lapangan, subkontraktor hanya melakukan

pekerjaan yang diinstruksikan, dan supplier hanya melakukan pekerjaan

untuk memasok material dan atau alat berat.

Pekerjaan pendahuluan

Pekerjaan struktur bawah

Pekerjaan struktur atas

Finishing

Gambar 5.1Flowchart Pengerjaan Konstruksi

Sumber : Pengolahan Penulis, 2016

5.3 Metode Pengaturan Organisasi Proyek

Proyek Pondok Indah Hotel & Residence merupakan proyek Joint Venture

Antara 2 perusahaan yaitu BBSI dan JKMP. Dalam hal sumber daya manusia,

BBSI-JKMP JV memutuskan untuk membagi tim proyek menjadi tiga tim

berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu tim 1 untuk pengerjaan wilayah hotel, tim 2

V-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

untuk pengerjaan di wilayah residence, dan tim 3 untuk pengerjaan wilayah

ballroom.

Tim pekerja BBSI-JKMP JV yang ada pada proyek ini tidak hanya tim

yang bekerja dilapangan, tetapi terdapat pula tim yang bekerja di kantor. Tim

terbagi dalam lima bidang utama yaitu Health and Safety Envoronmental

Manager, Comercial Manager, Planning Manager, Engineering Manager, dan

Project Operations Manager.

5.4 Manajemen Material Utama

Dalam proyek Pondok Indah Hotel & Residence, kontraktor menggunakan

material utama berupa beton dikarenakan jenis konstruksi yang merupakan High

Rise. Terdapat 2 jenis beton yang digunakan dengan mutu yang sesuai struktur

yang akan dibangun, yakni beton struktural dan beton non struktural. Beton lebih

banyak digunakan daripada baja pada konstruksi ini dikarenakan ketahanan beton

terhadap beban yang direncanakan. Beban direncanakn yang dimaksud pada

konstruksi ini adalah beban hidup berupa manusia dan beban mati berupa

bangunan itu sendiri dan alat transportasi.

Material beton akan dikirim oleh pihak ketiga ke kontraktor dengan

perjanjian yang dibuat sebelumnya. Dalam hal pengadaan beton, akan dilakukan

pengajuan kebutuhan beton kepada owner terlebih dahulu, yang kemudian akan

dilanjutkan ke sub kontraktor yang terpilih untuk bekerja sama.

V-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.5 Durasi Pelaksanaan Pekerjaan

Pada proyek Pondok Indah Hotel & Residence, perencanaan dalam

aktivitas konstruksi dari pembukaan lahan hingga seluruh tower terbentuk adalah

3 tahun, yakni dari tahun 2013 hingga tahun 2016. Proyek apartemen Pondok

Indah Hotel & Residence memiliki 3 jenis bangunan yang akan dibangun, yakni

Tower Hotel, Tower Residence, dan Ballroom. Pada masing-masing jenis tower

yang akan dibangun, terdapat target pengerjaan masing-masing, yakni:

Tower Hotel: mulai dibangun bulan Oktober tahun 2013, yang

direncanakan akan selesai pada April 2016

Tower Residence : mulai dibangun pada Oktober 2013 yang

direncanakan selesai pada April 2016

Grand Ballroom : mulai dibangun pada April 2014 yang direncanakan

selesai pada Desember 2014

Tower Hotel : dalam proses pengerjaan sampai lantai 15

Grand Ballroom : dalam proses pengerjaan sampai lantai 15

5.6 Rencana Penggunaan Alat Konstruksi

Detail mengenai peralatan konstruki dan material yang digunakan pada

proyek ini akan dijelaskan selanjutnya pada bagian tersendiri. Jenis-jenis alat yang

digunakan pada proyek ini adalah:

o Tower Crane ( TC )

o Passanger Hoist ( PH )

V-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

o Mobile Crane

o Excavator

o Breaker

o Concrete Pump

o Dump Truck

o dll.

5.7 Pekerjaan Pendahuluan

Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, selalu didahului dengan

pekerjaan pendahuluan berupa Land Clearing dan Stripping, survey lokasi,

penyelidikan tanah, pengadaan fasilitas proyek, pekerjaan perbaikan tanah, dan

pembangunan Revetment. Pekerjaan pendahuluan berfungsi agar Project Site siap

untuk proses kontruksi selanjutnya seperti pekerjaan struktur bawah dan atas.

5.7.1 Land Clearing

Lahan yang akan digunakan untuk proyek konstruksi Pondok Indah Hotel

& Residence sebelumnya berupa lahan parkir Paving Block dengan adanya

beberapa pohon dan bangunan pelengkap lahan parkir. Oleh karena itu, dilakukan

proses Land Clearing untuk membersihkan lahan dari pepohonan dan Paving

Block. Selain itu dilakukan proses Stripping yaitu pengangkatan lapisan tanah atas

yang berupa humus.

V-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Pada proses Land Clearing ini digunakan alat-alat berat seperti Excavator

jenis Hydraulic Breaker yang berfungsi untuk membuka lahan. Untuk

pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan Scraper. Sedangkan

untuk pembentukan permukaan supaya rata selain Dozer dapat digunakan

juga Motor Grader.

5.7.2 Survey Lokasi

Survey lokasi pada suatu proyek merupakan suatu pekerjaan yang

bertujuan untuk melakukan penentuan teknis. Informasi teknis yang berkaitan

dengan pembangunan yang perlu diperoleh adalah:

1. Perhitungan luasan lahan suatu proyek secara menyeluruh

2. Penentuan dan pemberian tanda titik-titik tempat rencana pembangunan

suatu konstruksi

3. Menentukan elevasi muka tanah suatu proyek relatif terhadap elevasi jalan

raya terdekat

4. Lokasi bangunan relatif terhadap koordinat lokal dan koordinat global, dan

5. Faktor teknis lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Surveying.

Pekerjaan survey lokasi dilakukan setelah gambar desain rencana awal

proyek telah dikeluarkan. Dari gambar inilah, para Surveyor akan melakukan

kegiatan Marking lokasi proyek berdasarkan gambar rencana proyek. Peralatan

konstruksi yang umumnya digunakan pada fase pekerjaan ini adalah: Theodolit,
V-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Total Station, Leveling, Rambu, Waterpass, dan peralatan survey lainnya.

Pekerjaan survey biasanya melibatkan sistem koordinat lokal dan global.

Sistem koordinat ini dimaksudkan untuk membantu tim Surveyor dalam

melaksanakan pekerjaannya. Biasanya sistem koordinat lokal diberikan dari

pemerintah daerah setempat dengan dikeluarkannya denah situasi koordinat jalan

raya yang dekat dengan lokasi proyek tersebut. Dengan keluarnya denah situasi

ini, pihak Surveyor dapat melakukan kalkulasi terhadap koordinat lokasi proyek

dan memenuhi syarat administrasi yang diterapkan berupa: Garis Sepadan

Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan Garis Sepadan Jalan

(GSJ).

5.7.3 Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah di lapangan dibutuhkan untuk data perancangan

pondasi bangunan-bangunan, seperti : bangunan gedung, dinding penahan tanah,

bendungan, jalan, dermaga, dll. Bergantung pada maksud dan tujuannya,

penyelidikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Menggali lubang uji ( test pit )

2. Pengeboran

3. Uji secara langsung di lapangan (is-situ test)

V-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Dari data yang diperoleh berupa sifat-sifat teknis tanah yang kemudian akan

dipelajari dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisa

kapasitas dukung tanah dan penurunan tanah.

5.7.4 Dewatering

Pekerjaan Dewatering diperlukan untuk mengurangi ketinggian mata air

tanah dan mengatasi gaya uplift sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan.

Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari:

1. Pengeboran Sumur Dewatering di 10 titik dan 1 titik Additional

Tabel.1 Spesifikasi Sumur Dewatering

Item Keterangan

Jumlah Sumur Dewatering 10 titik dan 1 additional

Kedalaman 23,5 meter

Diameter Sumur Dewatering 300 mm

Diameter Cassing PVC 6 inchi

Filter/Saringan Streamin

Kapasitas Pompa Deep well 0,1 0,3 m3/menit

Kapasitas Pompa Submercible 0,17 0,5 m3/menit

V-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2. Pengeboran Sumur Piezometer di 5 titik

Tahapan pekerjaan pembuatan sumur Piezometer sama dengan pembuatan

sumur Dewatering. Yang membedakan adalah sumur Piezometer

menggunakan pipa PVC diameter 2 inchi dengan pengeboran diameter 4

inchi. Pipa Piezometer berfungsi sebagai sumur pengamatan akibat

pemompaan Dewatering.

3. Pengeboran Sumur Recharging di 6 titik

Tahapan pembuatan sumur Recharging sama seperti pembuatan sumur

Dewatering. Yang membedakan adalah lubang sumur lebih kecil yaitu

diameter 6 inchi dengan pipa PVC diameter 4 inchi. Sumur Recharging

berfungsi sebagai sumur pengisian ulang agar air tidak terbuang dan

menjaga muka air tanah di luar galian tidak turun drastis.

4. Pengadaan dan perlengkapan Dewatering

5. Pembuatan Pit dan Pompa Sumpit

Tempat pompa Sumpit atau pompa permukaan akan diseuaikan dengan

kebutuhan di lapangan dan mengikuti arah pekerjaan kontraktor galian.

6. Penutupan Sumur Dewatering yang disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penutupan sumur Dewatering dilakukan agar setelah pompa diangkat

maka air yang keluar dari ex-sumur Dewatering tidak membanjiri area

yang sudah jadi.

V-10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.8 Pekerjaan Pondasi

Sistem pondasi yang digunakan dalam proyek ini adalah sistem bored pile

dengan Raft Foundation. Yaitu sistem pondasi dalam yang menggunakan tiang

bor, lalu menggunakan pile cap yang mencakup keseluruhan gedung atau disebut

juga Raft Foundation.

Pemilihan pondasi tipe ini dikarenakan:

1. Areal kontruksi berada dekat dengan daerah pemukiman dan mall

sehingga penggunaan tiang pancang akan menggangu kenyamanan

penduduk dan pengunjung mall.

2. Menggunakan Raft Foundation agar penurunan yang terjadi pada tiap

gedung seimbang.

Penjelasan tentang Raft Foundation ini akan kami bahas lebih jelas

pada bab tinjauan khusus dan permasalahan proyek.

5.9 Pekerjaan Struktur Baja

5.9.1 Referensi
Pekerjaan struktur baja yang dilaksanakan pada proyek Pondok Indah

Hotel & Residence mengikuti peraturan-peraturan atau standard dan

spesifikasi beberapa peraturan sebagai berikut:

1. PPBI 1984 : Peraturan Perencanaan bangunan baja

indonesia

2. AISC : Specification for design, Fabrication and

Errection of Structural Steel for Building

3. AISC : Code of Standard Practice

V-11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. AWS D1.1. : Specifications for Welding Electrodes

5. ASTM A370 : Method and Definition for Mechanical

Testing of Steel Products

6. ASTM A36 : Specification for Structural Steel

7. ASTM A572 : Specification for High Strength Low Alloy

Columbium Vanadium Steel of Structural

Quality

8. ASTM A325 : Specification for High Strength Bolts for

Structural Steel Joints, Nuts and Plain

Hardened

9. ASTM A490 : Specification for Quenched and Tempered

Alloy Steel Bolts for Structural Steel Joints

10. ASTM A578 : Specification for Straight Beam Ultrasonic

Examination of Plain and Clad Steel Plates

for Special Application

11. ASTM A446 : Specification for Steel Sheet, Zinc Coated,

by the Hot Dip Process, Structural (Phsyical)

Quality

12. ASTM A525 : Speification for Steel Sheet, Zinc Coated by

The Hot Dip Process, General Requirements

13. AWS : Code for Welding in Building Construction

14. AWS : Welding Inspection

V-12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.9.2 Metode Kerja

Perencanaan & Pengukuran

Persiapan Lahan

Fabrikasi

Erection
Gambar 5.82Gambar Metode Kerja

Sumber: Analisa Penulis

Gambar 5.3Denah Struktur Baja

Sumber: Data BBSI-JKMP JV

V-13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.9.3 Perencanaan dan Pengukuran


Perencanaan dan pengukuran dalam pekerjaan struktur baja merupakan

tahap awal mendefinisikan gambar struktur forcon untuk direpresentasikan

menjadi struktur nyata. Pemahaman gambar-gambar tesebut dilakukan mendetail

dengan memerhatikan denah keseluruhan, ukuran-ukuran bangunan, jarak,

dimensi, dan detail-detail gambar yang meliputi sambungan, baut-baut, dan

pengangkuran. Penentuan titik lokasi dan pengukuran jarak antar titik di lapangan

yang disesuaikan dengan gambar denah juga termasuk dalam tahapan

perencanaan.

Pengukuran yang dilakukan biasanya menggunakan alat bantu theodolite

untuk menjaga presisi dan ketepatan agar struktur bisa dibangun sesuai dengan

rencana desain. Perencanaan ini memiliki beberapa tahapan Approval dalam

perencanaan sebelum bisa dikerjakan oleh kontraktor.

Banyak tahapan tersebut menggambarkan betapa detailnya perencanaan yang

harus dilakukan oleh kontraktor dalam setiap pekerjaannya. Hal tersebut tidak lain

untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan mengingat pekerjaan

struktural merupakan pekerjaan berisiko tinggi.

Ada beberapa pihak yang terkait dalam proses perencanaan ini antara lain:

1. Construction Manager

2. Site Engineer

3. Site Supervisor

4. Chief Surveyor

5. QA/QC

6. Project Manager

V-14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Construction Manager adalah orang yang bertanggung jawab dalam

menjamin semua metode pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan, construction

manager dalam hal ini memiliki tingkatan paling atas dan memastikan semua

berjalan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat. Kemudian Site Engineer

bertanggung jawab atas menyiapkan Scetch Drawing yang dibutuhkan serta

menyimpan dan melaporkan kepada Owner mengenai semua permasalahan dan

konflik yang terjadi di lapangan. Chief Surveyor bertanggung jawab terhadap

pengecekan dan pencatatan lokasi pekerjaan steel structure yang sesuai dengan

gambar.QA/QC bertanggung jawab terhadap pengecekan kesesuaian dengan

gambar.

5.9.4 Persiapan Lahan


Dalam proyek Hotel & Residence Pondok Indah konstruksi baja yang

nantinya akan difungsikan sebagai grand ballroom berada di atas eksisting Pondok

Indah Mall 2. Grand ballroom tersebut dibangun di lahan rooftop Mall. Pekerjaan

persiapan antara lain penyesuaian titik lokasi tempat erection kolom baja yang

disambungkan dengan kolom eksisting mall. Setelah didapat, di sekitaran titik-

titik tersebut dibangun Block Wall yang berfungsi untuk menahan air agar tidak

masuk ke dalam eksisting mall. Block wall tersebut berbentuk persegi dengan

tinggi 1 meter.

V-15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.4 Block Wall

Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah dibangun dinding penahan, proses Chipping dapat dikerjakan sesuai

dengan titik lokasi yang ditentukan pada gambar desain. Kemudian persiapan

dilanjutkan dengan pemasangan angkur sebagai penahan beban. Angkur-angkur

tersebut berfungsi dalam menahan beban tarik/tekan dalam sebuah struktur.

Angkur-angkur ini nantinya akan disangkutkan dengan tali pengaman yang

difungsikan saat proses ereksi kolom baja. setelah angkur dipasang, pemasangan

bekisting dilakukan untuk proses pengecoran. Beton ini nantinya akan menjadi

dudukan kolom-kolom baja yang berfungsi untuk menyalurkan beban secara

merata ke kolom eksisting mall yang telah ada sebelumnya.

V-16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.5 Protection Area

Sumber: literature

Tahapan pengerjaan penentuan titik kolom ereksi:

1. Marking lokasi yang akan dibobok sesuai dengan ukuran kolom yang

diinginkan.

2. Buat tanggulan keliling setinggi 10-15 cm dari batu batu dengan Finish

plester aci di atas permukaan Screed 20 cm di luar marking kolom

eksisting.

3. Coating dengan menggunakan Waterproofing pada sisi luar keliling

tanggulan.

V-17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. Potong dengan gerinda dan bobok lapisan Screed pelindung waterproofing

membran pada area yang telah dimarking.

5. Buka dan potong lapisan Waterproofing membran seluas ukuran kolom

eksisting

6. Bobok selimut beton kolom eksisting secara manual menggunakan pahat

beton dan palu.

7. Setelah terlihat tulangan pokok kolom existing, bersihkan permukaan

bobokan dengan kuas dan mesin kompresor, sementara pecahan beton

dikumpulkan dan dibuang.

8. Coating permukaan bekas bobokan dengan sika water proofing untuk

mencegah kebocoran, kemudian lubang bobokan ditutup dengan plywood

12mm di atas tanggulan.

V-18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.6Angkur Penyambung Kolom Baja

Sumber: Literatur

5.9.5 Fabrikasi

Fabrikasi merupakan rangkaian pekerjaan dari beberapa komponen

material yang dirangkai menjadi satu dengan pelaksanaan tahap demi tahap

sampai menjadi suatu bentuk salah satu tipe konstruksi yang dipasang

menjadi suatu bentuk bangunan hingga selesai. Pelaksanaan pengerjaannya

melalui beberapa proses produksi antara lain, Cutting, Drilling, Assembling,

Welding, Finishing, Marking, Blasting, dan Painting.

Jenis-jenis pekerjaan fabrikasi berdasarkan lokasi pengerjaannya dibagi

menjadi 4 macam, yaitu:

1. Workshop Fabrications

V-19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2. Site Fabrication

3. Onshore Fabrication

4. Offshore Fabrication

Workshop fabrication adalah pekerjaan baja yang dilakukan di dalam

suatu bangunan atau gedung yang sudah dipersiapkan segala macam alat yang

dibutuhkan untuk melakukan proses produksi dan pekerjaan-pekerjaan fabrikasi

lainnya seperti bridge crane, portal crane, material carriage, instalasi pipa gas co 2,

acetyline, air compressor, water line, instalasi listrik, instalasi telepon, instalasi

instrument mesin-mesin, instalasi jaringan network lokal. Mesin-mesin yang biasa

terpasang pada bangunan workshop itu seperti mesin potong, mesin bor, mesin

pan, mesin sharing, mesin roll, mesin las, mesin shotblast, dan mesin pengecatan

Site Fabrications adalah pekerjaan konstruksi baja yang dilakukan di luar

area bangunan atau lebih tepatnya pekerjaan dilakukan di area lapangan terbuka di

lokasi dimana bangunan akan didirikan. Disitulah segala macam proses produksi

fabrikasi dilakukan dari penimbunan stok material, memotong dan mengebor

Material, Assembling, pengelasan, Finishing, Sandblast, dan Painting.

Setelah material selesai melalui tahapan-tahapannya, Inspection and Test

Plan (ITP) dilakukan untuk mengetahui apakah material tersebut telah memenuhi

spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan rancangan konstruksi yang dibuat. Hal

ini berkaitan dengan tindakan pencegahan terjadinya risiko-risiko yang terjadi

seperti kecelakaan kerja atau bahkan menybabkan kegagalan bangunan nantinya.

Proyek konstruksi Pondok Indah Hotel & Residence memproduksi

material baja yang diperlukan lewat sub contractornya Danwoo Steel. Pekerjaan

V-20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

dilakukan berdasarkan pembagian zona-zona yang telah dibuat sesuai dengan

desain. Setelah gambar diapprove, pihak kontraktor melakukan pemesanan

material yang akan digunakan, kemudian dilakukan fabrikasi yang memakan

waktu kurang lebih selama 2 minggu. Setelah selesai proses fabrikasi, pengiriman

material dilakukan secara bertahap sesuai dengan zona mana yang dikerjakan

terlebih dahulu. Tahap demi tahap tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 1

minggu sampai semua material yang dibutuhkan tiba di lokasi proyek. Kendala

yang biasa dihadapi dalam proses pengerjaan struktur baja adalah lamanya waktu

yang dibutuhkan sampai semua pihak menyetujui rencana desain gambar struktur

tersebut. Banyak pihak yang harus dimintai persetujuannya sebelum pekerjaan

tersebut dapat dilaksanakan.

V-21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.9.6 Erection Baja


Erection baja adalah proses pemasangan konstruksi struktur baja meliputi

pekerjaan sambungan, pengangkutan material dan proses-proses pembangunan

konstruksi tersebut. Dalam proses ini diperlukan beberapa tenaga kerja di

dalamnya yang memiliki tugas masing-masing antara lain:

1. Langsiran baja yag telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut

kode-kode yang ada

2. Tenaga penarik layer dan tali baja

3. Tenaga yang menempatkan baja pada posisi untuk dipasang baut-baut

sebagai sambungan

4. Tenaga pemasangan tali baja/tali tambang

5. Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta

supervisor

Beberapa alat yang digunakan dalam proses ereksi baja antara lain:

1. Box

2. Tali tambang

3. Tali baja

4. Liyer

5. Takel

6. Peralatan las

7. Blander

8. Kunci/ kunci momen

9. Alat bantu (balok, kayu, dll)

V-22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Perencanaan yang baik dan mendetail secara keseluruhan untuk setiap

tahapan pekerjaan pemasangan baja diperlukan agar struktur yang dibangun

berdiri sesuai dengan rencana dan perhitungan yang telah dibuat. Perencanaan

yang baik memerhatikan aspek-aspek yang terlibat seperti man power, alat-alat

yang digunakan, dan proses pemasangan sesuai dengan standard yang ada.

5.9.6.1 Prosedur Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan pemasangan dan pengiriman material,

kontraktor harus menyiapkan metode pelaksanaan untuk mmbangun

konstruksi struktur baja. Pelaksanaannya dikerjakan pada bidang yang

relatif datar dan cukup kuat untuk menahan beban dari alat berat yang

digunakan seperti trailer dan truk sehingga alat-alat berat tersebut bisa

bekerja dengan efektif dan efisien.

Proses pengiriman material yang telah difabrikasi dilakukan

dengan menggunakan truk atau trailer disesuaikan dengan ukuran

material yang diangkutnya. Beberapa material perlu ditempatkan di

lokasi sebelum instalasi. Lokasi untuk penyimpanan sementara harus

direncanakan dan disetujui sebelumnya. Bahan penunjang yang sesuai

perlu digunakan untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada baja

seperti kayu/baja WF/bekas potongan tiang beton.

5.9.6.2 Sistem Pengangkatan

Dalam proyek Pondok Indah Hotel & Residence, pembuatan grand

ballroom yang menggunakan struktru baja pengangkutan materialnya

dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain:


V-23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pengangkatan material ke atas eksisting mall dilakukan

menggunakan tower crane dengan kapasitas 2.7 ton

2. Untuk semua kolom akan diangkat dan dipasang langsung satu

per satu. Titik angkat terdapat di lubang baut.

3. Untuk balok WF700 ke atas, akan digunakan dua sisi

pengangkutan di bawah sayap.

4. Semua sisi pengangkutan akan sepenuhnya dilas di balok

5. Untuk semua balok di bawah WF700, akan digunakan baja

untuk mengangkat 4-5 balok secara bersamaan. Keselamatan

yang terukur akan diimplementasikan untuk mencegah geser

atau jatuhnya balok. Terdapat besi beton yang ditusuk

melewati balok-balok untuk mengikat balok tersebut.

Proses pengerjaanya melibatkan beberapa peralatan antara lain:

1. Tower Crane

2. Rompi keamanan

3. Kunci

4. Chain block

5. Tambang

6. Klem besi

7. Line pengaman

8. Momen listrik dan manual

Safety factor menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam menggunakan

material untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

V-24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.87 Lokasi Truk Unloading Material

Sumber: Data BBSI-JKMP JV

5.9.6.3 Rencana Pemasangan

Pemasangan struktur baja dilakukan sesuai rencana yang telah

dibuat dengan memerhatikan Risk assesment dan efisiensi waktu

V-25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tahapan-

tahapan pemasangan yang direncakan antara lain:

1. Memeriksa posisi angkur dan elevasi mur

2. Memulai dengan pemasangan kolom yang pendek dan sesudah

itu beam diantara kedua kolom tersebut

Angkat kolom menggunakan tower crane ke atas pedestal

Setelah posisi kolom tepat, masukkan angkur kemudian

kencangkan

Pasang kolom kedua dengan tali pengaman. Tali akan

terhubung dengan baut angkur sebelahnya

Pasang scafolding di dekat kolom

Pasang kolom sebelahnya dengan prosedur yang sama

Pasang balok untuk kedua kolom

3. Ulangi langkah (2). Setelah beberapa kolom pendek terpasang

dengan baloknya, dilanjutkan dengan kolom tinggi. Untuk

memastikan kolom itu aman, balok yang di bawah akan

dipasang dengan kolom lain yang sudah stabil.

4. Pemasangan kolom balok di zona 1

5. Menunggu untuk tingkat 5 lantai di daerah ballroom, sebelum

pemasangan atap ballroom.

Tenaga kerja yang diperlukan dalam pengerjaan ereksi kolom

baja ini berjumlah 6 sampai 25 orang.

V-26

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.9.6.4 Metode Pengencangan Baut

Sambungan yang digunakan dalam konstruksi struktur baja Grand

Ballroom adalah sambungan baut yang dalam pengencangannya

memiliki metode sebagai berikut:

1. Baut sesuai dengan daftar baut. Daftar baut ini berisikan data-

data jumlah baut yang digunkan untuk masing-masing

sambungan

2. Pengencangan baut menggunakan kunci baut yang sesuai

3. Ketepatan dikoreksi menggunakan theodolite

4. Setelah pengecekan posisi, sambungan tersebut kemudian

menggunakan kunci elektrik momen atau manual momen

untuk mengencangkan baut sesuai dengan yang disyaratkan

untuk HTB grade 10.9

Proses penyelesaian nantinya dilakukan dengan touch up

menggunakan cat primer pada daerah yang rusak setelah pekerjaan

pemasangan selesai. Daerah-daerah yang rusak ini disebabkan oleh

benturan atau gesekan-gesekan yang terjadi terhadap material selama

proses pengerjaan.

V-27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.8 Cara


Pengangkatan dan Instalasi
Kolom dan Balok
Sumber: Data BBSI-JKMP JV

Gambar 5.89 Perspektof Loading-Unloading Material

V-28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Sumber: Data BBSI-JKMP JV

5.10Sambungan

Ada beberapa tipe sambungan yang digunakan dalam pekerjaan struktur

Grand Ballroom Pondok Indah Hotel & Residence antara lain:

1. Baut Hitam

Sambungan-sambungan di lapangan dengan menggunakan baut hitam

hanya boleh dilakukan sebagaimana ditunjukkan/dinyatakan

toleransinya sebagai berikut:

2. Baut mutu tinggi

Dimana sambungan struktur menggunakan baut mutu tinggi, maka

bahan-bahan, metoda pemasangan dan pemeriksaan terhadap tarik,

jenis-jenis dari wrench yang akan dipakai dan metoda pemeriksaan

harus dengan specification for structural joints using ASTM A 325 or

A 490 bolts.

Gambar 5.10 Sambungan Baut

Sumber: Literatur
V-29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

a. Penggunaan baut-baut kekuatan tinggi harus mempunyai tanda

pengenal yang ditempatkan pada bagian atas dari kepala baut

sebelum meninggalkan pabrik

b. Pengencangan dari mur-mur harus dilakukan dengan turn-of-nut

method atau direct tension indicator procedure. Gaya tarik

minimum untuk ukuran baut yang dipakai harus sesuai dengan

tabel pada standar-standar referensi di atas.

c. Baut-baut yang telah dikencangkan harus diberi tanda dengan

identifikasi.

d. Cincin untuk mengencangkan harus dipasang sesuai spesifikasi

AISC.

e. Permukaan bidang kontak dari bagian-bagian baut harus bebas

dari kulit oksid besi (scale), karat, kotoran-kotoran, atau bahan-

bahan asing lain dan/atau segala macam kerusakan yang akan

menghalangi/menghambat kerjasama antara bagian-bagian dari

baut.

f. Panjang baut harus terdiri dari grip ditambah 30 mm

g. Toleransi untuk celah pada sambungan dengan baut kekuatan.

3. Las

Las dan sambungan-sambungan las harus didetail dan dilaksanakan

sesuai dengan persyaratan-persyaratan dari American Welding in

V-30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Building Society, D.1.1. Code for Welding in Buiilding Construction

edisi terakhir section 2, 3, and 4 dan seperti modifikasi pada AISC

Spesification for the Design, Fabrication and Erection of Structural for

Buildings atau seperti di detail dan catatan pada gambar-gambar.

Sambungan-sambungan las harus dilas secara elektrik dengan mesin-

mesin las dengan kuat arus yang disetujui, jenis voltager rendah.

a. Semua metoda, tahapan, persyaratan dan prosedur termasuk

pemanasan awal, harus didetail secara tertulis dan diserahkan

kepada Engineer untuk diperiksa. Kelengkapan-kelengkapan

harus dibuat dalam mendetail panjang batang untuk perubahan

dimensi sebagai ruang dari penyusutan akibat tegangan-tegangan

sedemikian untuk mendapatkan dimensi akhir seperti disyaratkan.

b. Selama pemasangan dan pengelasan komponen-komponen dari

build up member harus dipegang dengan penjepit atau

semacamnya yang memadai untuk menjaga kelurusan dari

bagian-bagian dan untuk menjaga agar bagian-bagian benar-benar

menempel.

Tahapan dari pengelasan lapangan harus direncanakan untuk

menjaga agar tegangan terdistribusi dengan baik dan tidak terjadi

penyimpangan serta harus diserahkan kepada pengawas yang

ditunjuk pada saat menyerahkan gambar kerja.

c. Penyimpanan dan perawatan Electrodes: Kemasan dari low

hydrogen type electrodes harus dalam keadaan kering pada

waktu dipakai. Apabila kemasan dibuka, Electrodes harus

V-31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

dipakai dalam waktu 4 jam setelah kemasan dibuka. Electrodes

yang tidak dipakai dalam periode waktu 4 (empat) jam ini, dan

electrodes yang telah diekspose terhadap udaradengan

kelembaban relative 75% selama lebih dari 1 (satu) jam, atau

lebih, harus dikeringkan dahulu sedikitnya 2 (dua) jam pada suhu

43o C sampai 121o C sebelum dipakai, atau kondisinya harus

disesuaikan seperti rekomendasi dari pabrik.

d. Persiapan : Permukaan yang akan dilas harus benar-benar bersih

dari cat, gemuk, kulit oksid besi (scale) dan bendabenda asing.

Pada waktu pengerjaan pengelasan; apabila tidak dapat dikerjakan

sekaligus maka pada waktu akan melanjutkan, permukaan bidang

kontak las harus dibuang lapisan kulit lasnya dan dibersihkan

benar-benar sebelum dilanjutkannya pekerjaan pengelasan.

e. Sifat-sifat dari las : Setelah pengelasan, las harus disikat dengan

sikat kawat dan harus menghasilkan permukaan yang seragam,

halus dan baik, tepinya secara visual tidak memperlihatkan bagian

las yang kurang atau lebih, dan bebas dari porositas. Pemeriksaan

secara visual pada tepi-tepi dan ujung-ujung dari las sudut harus

menunjukkan keadaan yang baik dari pengerjaannya (terpasang

sampai ke dasar besi yang dilas dan peleburannya baik).

4. Kolom-kolom : Letakkan dasar kolom pada posisi yang tepat untuk

kelurusan, baik kelurusan terhadap garis lokasi maupun terhadap

V-32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

sumbunya sendiri, didukung pada pelat alas/dasar pendukung yang

dapat diatur sampai grout di bawahnya telah selesai dikerjakan.

Ketidak tepatan sumbu/as kolom pada bagian dasar yang diijinkan

adalah 1.5 mm. Aturlah posisi dan level yang tepat dari alas selama

grouting. Pengerjaan grout di bawah setiap pelat alas harus diperiksa

dan disetujui oleh pengawas yang ditunjuk.

5. Baut-baut angkur : Disediakan dan dikirim dengan template dan

gambar-gambar pelengkap kepada yang akan memasangnya. Periksa

posisi dari baut-baut sebelum pengiriman baja; laporkan kesalahan-

kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan dalam pekerjaan untuk

memutuskan ijin.

V-33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Secara garis besar, proses pelaksanaan pekerjaan yang kami uraikan

dapat dituangkan dalam diagram alir sebagai berikut

PEKERJAAN PENDAHULUAN

Land clearing

Survey lokasi

Penyelidikan tanah

Dewatering

PEKERJAAN PONDASI

PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

Perencanaan & pengukuran

Persiapan lahan

Fabrikasi

Erecton baja

Gambar 5.11Diagram Pelaksanaan Pekerjaan

Sumber: Data Penulis

V-34

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai