Pembimbing :
Disusun oleh :
2012730092
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam fenomena manajemen dunia perumah sakitan saat sekarang ini telah
menumbuhkan polemik baru dari segi filosofis yaitu apakah Rumah Sakit di kelola secara bisnis
dalam arti suati instansi yaitu profit marking.Meskipun demikian dalam perkembangan dewasa
ini Rumah Sakit tidak mungkin di kelola secara sosial.
Dalam keadaan sekarang,seluruh Rumah Sakit swasta menghadapi realita kehidupan
yang makin matrelialistis.Rumah Sakit harus membayar teknologi kedokteran,listrik,air,dapur
dan bahkan imbalan jasa dokter dan paramedis dengan mengikuti harga pasar.Dalam keadaan
inilah keperluan manajemen dalam mengelola Rumah Sakit adalah mutlak. satu manajemen
dalam Rumah Sakit adalah Manajemen Kamar Operasi.
Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai
fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien pasien
yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi besar. Proses operasi
meskipun sebuah operasi yangkomplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu 1. Prior Surgery,
2. During Surgery dan 3. After Surgery.Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di
ruang perawatan atau di ruang persiapan operasiuntuk kasus kasus One Day Care Surgery.
Kegiatan pada periode During Surgery tentu saja berada diKamar Operasi. Sedangkan kegiatan
pada periode After Surgery, pasien yang telah selesai dilakukan tindakan operasi akan
dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2 jam. Setelah pasien siuman dapat
dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri,jika
pasien dalam keadaan baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien
perlu mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang
dilakukan tindakan operasi dengan system one day caremaka akan dipindahkan ke ruang
pemulihan tahap 2 sebelum pasien ini pulang ke rumah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Masalah manajemen pada Rumah Sakit akhir-akhir ini banyak di sorot.Tidak saja atas
keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit,baik dari segi
mutu,kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman yang memang sudahmendesak ke arah
perbaikan-perbaikan.Setidaknya ada beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan
manajemen Rumah Sakit.
Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses pengorganisasian
aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.
Manajemen sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di
pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses kolektivitas manusia
sebagai ilmu dan sebagai seni.
Manajemen kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu seorang dokter
bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara bersama-sama melakukan
perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.
Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit
gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
Zona Privasi
Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung
operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya ruang cuci,
dapur,bengkel, dan CSSD.
Pelayanan, tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi yang
berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan reanimasi serta perawatan
intensif sesuai klasifikasi rumah sakit.
Selain berdekatan dengan ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan
C dimana UGD belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini (IBS)
harusberdekatan dengan UGD.
Rumah sakit menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk melakukan operasi
baik untuk pasien maupun tenaga medis yang beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan
keamanan ini dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang
dimaksud dengan kenyamanan fisik dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar
operasi dan membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual, termal dan audio.
Sedangkan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan
kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan mendesain ruangan agar bersuasana yang tidak
membuat bosan.
Contohnya dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter dokter sebelum atau sesudah
melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis,
view natural atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi streril misalnya.
a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang sesuai,
dan perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat
diperoleh sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik.
Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan reaminasi:
Keamanan klien di atur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi.2 faktor penting
yang berhubungan dengan kamar pembedahan adalah Lay out kamar operasi dan pencegahan
infeksi.
C.Anasthesia
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara kartial dan total, dengan atau tanpa
disertai kehilangan kesadaran. Tujuannya yaitu memblok transmisi impuls saraf, menekan
refleks, meningkatkan reaksi otot. Pemeliharan anasthesia oleh anasthesiology berdasarkan
konsultasi dengan ahli bedah dan faktor klien.
1. Anasthesia umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.
Misalnya: bedah kepala, leher, klien yang tidak kooperatif
Stadium anasthesia
- Stadium 1 : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap
- Stadium 2 : Excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernapasan yang irregulair dan
pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium 3 : Anasthesia pembedahan
Ditandai dengan reaksi rahang, respirasi teratur penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.
- Stadium 4 : Bahaya
Apnoe, cardiapulmonarry arrest dan kematian
Anasthesia local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan dari
lokasi khusus luas anasthesia tergantung letak aplikasi, volume total anasthesi, konsentrasi,
kemampuan penetrasi obat.
D. Pengkajian
Chart review :
- Memberika informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan aktual dan
potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
- Perawat menanyakan :
Riwayat alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi darah.
Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
Check pengobatan sbelumnya : terapi, anticoagulasi
Check adanya gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, wigs dan dilepas kateterisasi.
Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat standar yang
ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk mencegah infeksi silang
dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1. Cara pembersihan rutin/harian
2. Cara pembersihan mingguan
3. Cara pembersihan sewaktu.
Penanganan Limbah
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan
prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang
selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang
selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau
diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup
serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor serta
diberi label warna merahuntuk dimusnahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Olds dan Daniel, 1987,Child Healt Care Facilities, association for the Care of childrens Health
Dirjen Yanmed 2008, Pedoman Pelayanan dan Penyelenggaraan Rumah Sakit, Depkes RI