Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Berkat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul Hubungan Sikap dan Pengetahuan Masyarakat
Tentang Pemberantasan Jentik Nyamuk Dengan Kejadian Demam Berdarah
Di Dusun II Sidodadi, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dan
dengan harapan semoga penelitian ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi
bagi kita..

Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak menerima dukungan dan


bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Fadillah Aini, SKM, M.Kes sebagai pembimbing I

2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes

3. Teman-teman yang telah membantu memberikan saran.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini,


untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 25 Januari 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam kesehatan di
masyarakat. Manfaat PHBS rumah tangga bagi masyarakat yaitu mampu
mengupayakan lingkungan sehat, mencegah dan menanggulangin masalah-maslah
kesehatan yang ada.

Didalam PHBS rumah tangga terdapat sepuluh indikator. Termasuk


memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Rumah bebas jentik adalah rumah
yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk dengan melaksanakan 4M
yaitu : menguras tempat penampungan air bersih sekurang-kurangnya seminggu
sekali. Kemudian menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan mengumpul,
mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air. Termasuk juga
kedalamnya memantau jentik nyamuk secara berkala.

Salah satu penyakit yang diakibatkan dari hidupnya jentik nyamuk


menjadi nyamuk yaitu penyakit demam berdarah.Penyakit demam berdarah
dengue atau dengue hemorrhagic fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah dengue sering salah didiagnosis
dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus
dengue yang menyebabkan demam berdarah dengue bisa bersifat asimtomatik
atau tidak jelas gejalanya.

Dewasa ini masih banyak masyarakat yang masih belum paham tentang
apa itu DBD dan juga penyebarannya. Sehingga banyak masyarakat yang
menderita DBD. . Demam Berdarah Dengue merupakan masalah utama
penyakit menular di berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian
Incidence Rate (IR) DBD meningkat dengan pesat di seluruh belahan dunia.
Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan 2,5 miliar
(1/5 penduduk dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD.

Pada tahun 2007, dalam angka case fatality rate (CFR) untuk kasus DBD
di Indonesia menempatin urutan ke empat di ASEAN dengan CFR 1.01
setelah Bhutan, India, dan Myanmar berurutan dari yang tertinggi. Sampai
bulan September 2008, didapatkan CFR untuk kasus DBD menurun menjapai
0.73, namun naik menjadi peringkat ke dua di ASEAN setelah Bhutan. Puncak
terjadinya DBD di Indonesia adalah pada bulan Oktober-Februari, sehingga
perhitungan CFR hanya sampai bulan September di tahun 2008 belum tepat
untuk menggambarkan CFR pada tahun 2008 (WHO, 2009a).

Angka kejadian DBD di Kota Medan selama tiga tahun terakhir ini
menunjukan adanya fluktuasi yaitu dari 97.6 per 100.000 penduduk pada
tahun 2005 kemudian menurun menjadi 62.8 per 100.000 penduduk, pada
tahun 2006 kemudian meningkat lagi menjadi 95.8 per 100.000 pada tahun
2007. Untuk angka kematian dikota medan juga mengalami fluktuasi yakni
dari 1.2 pada tahun 2005 meningkat menjadi 1.5 di tahun 2006 lalu menurun
ditahun 2007menjadi 0.9 (Dinkes Kota Medan, 2008).

Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Sumut disebutkan dari Kabid


PMK Dinkes Sumut dr NG Hikmet MKes mengatakan berdasarkan data kasus
Demam Berdara Dengue (BDB) tahun 2013 di 33 kabupaten/kota Provinsi
Sumut total kasus penderita DBD mencapai 4.746 orang penderita DBD yang
tertinggi ada di Kota Medan yang mencapai 1.270 penderita, deli serdang 680
penderita dan pematang siantar 495 penderita.

Namun, dilihat dari Incidence Rate (IR) dari jumlah kasus dibagi jumlah
penduduk dikali 100.000 penduduk yang tertinggi ada di Sibolga 289.7, Pematang
Siantar 209.0 dan Tebing Tinggi 101.6, kata Hikmet kepada SIB di ruang
kerjanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis melakukan penelitian


tentang Hubungan Sikap dan Pengetahuan Masyarakat Tentang Pemberantasan
Jentik Nyamuk Dengan Kejadian Demam Berdarah Di Dusun II Sidodadi,
Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Rumusan Masalah

Tingginya angka kejadian Demam berdarah di kabupaten Deli Serdang


salah satu faktor penyebabnya yaitu karena kurangnya pengetahuan dan sikap
masyarakat tentang keberadaan jentik nyamuk yang ada di sekitar lingkungan
masyarakat.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat


tentang pemberantasan jentik nyamuk dengan kejadian demam berdarah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang jentik nyamuk.

2. Untuk mengetahui sikap masyarakat tentang jentik nyamuk

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sarana pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan dari Ilmu


Kesehatan Mayarakat (IKM)

2. Sebagai bahan masukan pada pihak dinas kesehatan guna


mengurangi angka kejadian demam berdarah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan ialah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal mata pelajaran

2.1.2. Tingkat Pengetahuan


seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-
pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia.
Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6
kategori yaitu :

A. Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah
dipelajari.
B. Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
C. Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah
dipelajari ke dalam situasi yang baru.
D. Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan
mencoba memahami struktur informasi.
E. Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada
untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada
sebelumnya.
F. Evaluasi (evaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-
kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai kata: pertimbangkanlah,
bagaimana kesimpulannya.

2.1.3. Pengukuran Pengetahuan


Menurut Soekidjo (2003) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subyek penelitian atau responden.

2.1.4.Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Soekidjo (2005) cara untuk memperoleh pengetahuan ada 2


yaitu:
Cara Tradisional atau Non Ilmiah
A. Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.
Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan, terutama
oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.

B. Cara kekuasaan atau otoritas


Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama
maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang
sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih
dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang
menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya adalah
sudah benar.

C. Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang


diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

D. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir


manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mempu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya. Cara Modern atau Cara Ilmiah. Cara baru atau modern dalam
memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara
ini disebut metode penelitian ilmiah.

2.2. Sikap
2.2.1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan persoalan krusial dalam pendidikan. Setinggi apapun


pengetahuan dan keterampilan yang dihasilkan dari proses pembelajaran, tidak
akan bermakna ketika orang tersebut tidak kecendrungan perilaku yang baik.
Terlebih di mata masyarakat, keberhasilan pendidikan pada umumnya diukur
dari Sikap seseorang.

Sebagai referensi pengetahuan khusus bagi guru-guru PKn atau PPKn pada
kesempatan ini saya mencoba membahas kembali tentang pengertian Sikap,
unsur-unsur Sikap dan cara mengukur Sikap. Tulisan ini terbagi dalam tiga bagian
yakni bagian pertama membahas pengertian Sikap, bagian kedua membahas
unsur-unsur Sikap, dan bagian ketiga membahas cara mengukurSikap Mari kita
awali dengan pembahasan tentang pengertian Sikap.

Sikap merupakan salah istilah yang sering digunakan dalam mengkaji atau
membahas tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ada
pada seseorang akan membawa warna dan corak pada tindakan, baik menerima
maupun menolak dalam menanggapi sesuatu hal yang ada diluar dirinya. Melalui
pengetahuan tentang Sikap akan dapat menduga tindakan yang akan diambil
seseorang terhadap sesuatu yang dihadapinya. Meneliti Sikap akan membantu
untuk mengerti tingkah laku seseorang.

Menurut Ahmadi (2007:151), Sikap adalah kesiapan merespon yang


bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Pendapat
ini memberikan gambaran bahwa Sikap merupakan reaksi mengenai objek atau
situasi yang relatif stagnan yang disertai dengan adanya perasaan tertentu dan
memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku
dengan cara tertentu yang dipilihnya. Sedangkan menurut Secord dan Backman
dalam Azwar (2005:5) bahwa Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal
perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi)
seseorang terhadap satu aspek dilingkungan sekitarnya.
Sikap (attitude) menurut Purwanto (2000:141) merupakan suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara
tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapinya. Dalam hal
ini,Sikap merupakan penentuan penting dalam tingkah laku manusia untuk
bereaksi. Oleh karena itu, orang yang memiliki Sikap positif terhadap suatu objek
atau situasi tertentu ia akan memperlihatkan kesukaaan atau kesenangan (like),
sebaliknya orang yang memiliki Sikap negatif ia akan memperlihatkan
ketidaksukaan atau ketidaksenangan (dislike).

Sementara itu menurut D. Krech dan RS. Crutchfield yang dikutip oleh
Ahmadi (2007:159) Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi,
persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu. Pendapat ini
mempertegas hubungan antara Sikap dengan motivasi maupun persepsi.
Hubungan ini dapat berlangsung dua arah atau saling mempengaruhi. Sikap dapat
dipengaruhi oleh motivasi dan persepsi seseorang terhadap suatu objek atau
keadaan tertentu atau sebaliknya motivasi dan persepsi seseorang dipengaruhi
oleh Sikap seseorang terhadap suatu objek atau keadaan tertentu.

Berpijak dari beberapa pendapat tentang definisi Sikap, maka dapat


disimpulkan bahwa Sikap adalah suatu kecenderungan atau kesediaan seseorang
baik berupa perasaan, pikiran dan tingkah laku untuk bertindak dengan cara
tertentu terhadap suatu objek atau situasi tertentu.

2.2.2. Komponen Sikap

Travers (1977), Gagne (1977), dan Cronbach (1977) yang dikutip Ahmadi
(2007:151-152) mengungkapkan ada tiga unsur yang terdapat dalamSikap, yaitu:
A. Komponen cognitive, berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran
yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek.
B. Komponen affective, menunjuk pada dimensi emosional dari Sikap,
yaitu emosi yang berhubungan dengan objek. Objek di sini dirasakan
sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
C. Komponen behavior atau conative, melibatkan salah satu predisposisi
(keadaan mudah terpengaruh) untuk bertindak terhadap objek.

Berdasarkan pendapat tersebut, Sikap seseorang akan menjadi kuat


disebabkan suatu kepercayaan atau kesadaran yang tinggi tentang sesuatu melalui
proses psikologis antara ketiga unsur tersebut.

Adapun fungsi Sikap menurut Ahmadi (2007:165-167) adalah sebagai berikut:


1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman
4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian.

Katz (Azwar, 2005:53-55) menerangkan ada empat macam


fungsi Sikap bagi manusia, yaitu:
a. Fungsi instrumenal, fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan Sikapnya berusaha
untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-
hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan
membentuk Sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan
mendatangkan keuntungan dan membentuk Sikap negatif terhadap hal-
hal yang menurut perasaannya akan merugikan dirinya.

b. Fungsi pertahanan ego


Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak
terselesaikan.

c. Fungsi pernyataan nilai


Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang baik dan
diinginkan. Dengan fungsi ini seseorang sering kali
mengembangkan Sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam
menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan
konsep dirinya.

d. Fungsi pengetahuan
Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin
tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan
pengalamannya. Sikapberfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara
strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk
akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar
yang ada dan mengorganisasikannya.

2.3. Definisi Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini
adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh serotipe virus dengue, dan
ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi
perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya
renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan kematian (Depkes RI, ).

2.3.1. Vektor Demam Berdarah Dengue

Sejauh ini di Indonesia dikenal dua jenis vektor demam berdarah dengue
yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Siklus normal infeksi demam
berdarah dengue terjadi antara manusia nyamuk Aedes manusia. Dari darah
penderita yang dihisap, nyamuk betina dapat menularkan virus dengue setelah
melewati masa inkubasi - hari yang membuat virus mengalami replikasi
(perbanyakan) dan penyebaran yang berakhir pada infeksi saluran kelenjar ludah
sehingga nyamuk menjadi tertular selama hidupnya. Sekali nyamuk tertular virus
seumur hidupnya akan menjadi nyamuk yang infektif dan mampu menyebarkan
virus ke inang lain ketika menghisap darah berikutnya. Nyamuk infektif ini juga
dapat menularkan virus ke generasi berikutnya secara transovarial melalui telur,
tetapi peranannya dalam melanjutkan transmisi virus pada manusia belum
diketahui.

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebar di seluruh pelosok


tanah air, kecuali yang ketinggiannya lebih dari meter di atas permukaan air laut.
Keduanya bisa dibedakan dengan mudah pada stadium dewasa dan larva. Tanda
pada bagian dorsal mesonotum sangat jelas bisa dilihat dengan mata telanjang,
pada Aedes aegypti terdapat garis lengkung putih dan garis pendek di bagian
tengah, sedang pada Aedes albopictus terdapat garis putih di medial dorsal toraks.
Selain itu Aedes albopictus secara umum berwarna lebih gelap daripada Aedes
aegypti. Adapun untuk melihat perbedaan larva atau jentik diperlukan dissecting
microscope.

Bagian yang paling jelas adalah perbedaan bentuk sisik sikat (comb scales)
dan gigi pekten (pecten teeth), dan sikat ventral yang terdiri atas empat pasang
rambut pada Aedes albopictus dan lima pasang pada Aedes aegypti.Selama ini
stadium pradewasa Aedes aegypti dikenal mempunyai kebiasaan hidup pada
genangan air jernih pada bejana buatan manusia yang berada di dalam dan luar
rumah, nyamuk dewasanya beristirahat dan aktif menggigit di siang hari didalam
rumah (endofilik-endofagik).Umumnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus
betina mempunyai daya terbang sejauh - meter. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus berbiak didalam wadah (container breeding) dengan penyebaran di
seluruh daerah tropis maupun subtropis. Tempat perkembangbiakan larva nyamuk
Aedes aegypti adalah tempat yang digunakan oleh manusia sehari-hari seperti bak
mandi, drum air, kaleng bekas, ketiak daun dan lubang batu. Tipe kontainer baik
yang kecil maupun yang besar yang mengandung air merupakan tempat
perkembangbiakan yang baik bagi stadium pra dewasa nyamuk Aedes aegypti.
2.3.2 Penularan Penyakit DBD
penularan penyakit DBD memiliki tiga faktor yang memegang
peranan pada penularan infeksi virus, yaitu manusia, virus dan vector perentara
(Hadinegoro et al, 2001). Lebih jelasnya Depkes RI,2005 menjelaskan mekanisme
penularan penyakit DBD dan tempat pontensial penularannya.
1. Mekanisme Penularan DBD
Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus
dengue merupakan sumber penularan DBD. Virus dengue berada
didalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.bila
DBD digit nyamuk penular, maka virus dalam akan ikut terhisap
masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan
memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh
nyamuk, termasuk didalam kelenjar liyurnya. Kira-kira 1 minggu
setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk
menularkan kepada orang lain ( masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini
akan berada didalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya.oleh
karena itu, nyamuk aedes aegypty yang telah mengisap virus
dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi.
Karena setiap kali menusuk (menggigit), sebelum menghisap,darah
akan mengelurkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis), agar
darah yang di isap tidak membeku.bersamaan air liur tersebut virus
dengue dipindakan dari nyamuk ke orang lain.

2. Tempat potensial bagi penularan DBD


Penularan DBD dapat terjadi disemua tempat yang terdapat
nyamuk penularannya. Oleh karena itu tempat potensial untuk
terjadinya DBD adalah:
a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
b. Tempat tempat umum yang menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang yang dating dari berbagai wilayah sehingga
kemungkinan terjadi beberapa pertukaran virus dengue
yang cukup besar seperti: sekolah, RS/Puskesmas dan
sarana pelayanan kesehatan lainnya, tempat umum lainnya
(hotel, perkotaan, pasar, restouran, tempat ibadah dan lain-
lain).
c. Permukiman baru dipinggir kota, penduduk pada lokasi ini
umumnya berasal dari berbagai wilayah maka ada
kemungkinan diantaranya terdapat penderita yang
membawak tipe virus dengue yang berbeda dari masing-
masing lokasi.

2.4 HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan
dan sikap masyarakat tentang pemberantasan jentik nyamuk dengan
kejadian BDB di dusun II sidodadi desa sei mayang kec. Medan
Sunggal kabupaten deli serdang.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan survey dengan pendekatan cross


sectional ialah suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau
dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu
kali pengamatan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun II Sidodadi Sei Semayang, Kecamatan


Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Dilaksanakan pada tanggal 21 sampai 23
Januari 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam


penelitian ini adalah 534 orang masyarakat yang tinggal di Dusun II
Sidodadi.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang ditelilti, yaitu


sebanyak 30 orang.

3.4 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


Sikap dan Pengetahuan
tentang Pemberantasan Kejadian Demam
Jentik nyamuk berdarah

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


Penelitian ini mengenai kejadian demam berdarah denguedi Desa Sei
Semayang ini tahun 2016. Variabel dependen adalah kejadian demam berdarah
dengue di Desa Sei Semayang. Variabel independen terdiri atas sikap dan
pengetahuan tentang pemberantasan jentik nyamuk.

3.5 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran pada penelitian ini seperti pada table di bawah


Aspek pengukuran variabel

Tabel definisi operasional tentang hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat


tentang pemberantasan jentik nyamuk dengan kejadian DBD didusun II sidodadi desa
sei semayang kec. Sunggal deli serdang
Variabel X Defenisi Alat ukur Hasil ukur Kategori/ Skala ukur
operasional bobot nilai

Sikap Sikap masyarakat Kuesioner 5 1-5 kurang 1 interval


tentang DBD items 6-10 cukup 2
S=3 11-15 baik 3
RR=2
TS=1

Pengetahuan Pengetahuan sikap Kuesioner 3 1-2 kurang 1 interval


masyarakat items 3-4 cukup 2
tentang DBD tahu 2 5-6 baik 3
tidak tahu 1

Variable Y Defenisi Alat ukur Hasil ukur kategori/Bobo Skala ukur


operasional t nilai

Kejadian Kejadian DBD di Kuesioner Positif 2 nominal


DBD dusun sidodadi sei negatip 1
semayang

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam pelitian ini kami peroleh dari
hasil kuesioner dari masyarakat.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini kami peroleh


dari data dari desa terkait.

3.7 Metode Analisi Data

3.7.1 Analisis Univariat


Analisis data univariat bertujuan mendeskripsikan masing-masing
variable agar dapat diketahui frekuensi presentasi masing-masing variable.

3.7.2 Analisi Bivariat

3.8 Uji Validitas dan Uji Realibilitas

Uji Validitas dilaksanakan SMP Swasta Prayatna Medan pada tanggal 25


Januari 2016. Menentukan derajat ketepatan dari instrumen penelitian
berbentuk kuesioner. Uji validitas data dilakukan menggunakan korelasi,
instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) 0,374 adalah
positif, dan nilai probabilitas korelasi [ sig. (2-tailed) ] taraf signifikan
() sebesar 0,05. Hasil Uji Validitas Angket Penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan


Probabil
Taraf Cronbach
No. Variabel itas sig. Keteragan
Signifikan alpha
2 tailed

1. Pengetahuan 1 0,001 0,05 Valid

2. Pengetahuan 2 0,000 0,05 Valid 0,502

3. Pengetahuan 3 0,000 0,05 Valid

Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Sikap


Probabil Taraf
Cronbach
No. Variabel itas sig. Signifika Keteragan
alpha
2 tailed n

1. Sikap 1 0,001 0,05 Valid

2. Sikap 2 0,000 0,05 Valid

3. Sikap 3 0,000 0,05 Valid 0,557

4. Sikap 4 0,126 0,05 Tidak Valid

5. Sikap 5 0,194 0,05 Tidak Valid

3.8.1. Uji Realibilitas


Menentukan derajat konsistensi dari instrumen penelitian
berbentuk kuesioner. Uji realibilitas dilakukan menggunakan
SPSS.Selanjutnya, pengujian realibilitas dimulai dengan menguji butir
soal yang sudah valid secara bersama sama diukur realibilitasnya untuk
mengetahui realibilitas. Caranya dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel. Dalam uji realibilitas sebagai nilai r hitung adalah nilai
cronbach alpha. Ketentuannya adalah apabila nilai cronbach alpha > r
tabel (0,361). Maka butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian
dinyatakan realiabel dan jika nilai yang diperoleh < r tabel maka
dinyatakan tidak reliabel.
Jadi, dari hasil uji realibilitas kuesioner pengetahuan menunjukkan
r hitung (0,502) > 0,361 maka data tersebut dinyatakan data reliabel.
Selanjutnya, dari hasil uji realibilitas kuesioner sikap menunjukkan r
hitung (0,557) > 0,361 maka data tersebut dinyatakan data reliabel.
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT
TENTANG PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK DENGAN
KEJADIAN DBD DI DUSUN II SIDODADI, DESA SEI SEMAYANG,
KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

1. Identitas responden
No. Responden
Nama
Umur
Jenis Kelamin: 1. Laki laki
2.perempuan
1. Pendidikan Terakhir;1. SD
2. SMP
3. SMA/Sederajat
4. Perguruan Tinggi

II. Pertanyaan
A. Pengetahuan Responden Tentang Jentik Nyamuk
1. Apakah anda tahu jentik nyamuk?
a. Tahu
b. Tidak tahu
2. Apakah andah tahu memberantas jentik nyamuk?
a. Tahu
b. Tidak tahu
3. Apakah andah tahu tempat berkembang biak jentik nyamuk dbd?
a. Tahu
b. Tidak tahu

B. Sikap Responden Tentang Jentik Nyamuk


Baca dan simaklah pernyataan dibawah ini dengan baik.
Kemudian berilah tandah centang ( ) pada pernyataan
yang kamu anggap benar dengan memilih setujuh,
ragu-ragu,dan tidak setujuh.
No Pernyataan sikap S RR TS
1 Menguras bak mandi secara teratur guna mencegah perkembangbiakan
jentik nyamuk
2 Menabur bubuk abate bisa memberantas jentik nyamuk
3 Memelihara ikan cupang guna memberantas jentik nyamuk
4 Menutup tempat penampungan air sebagai pencegahan nyamuk bertelur
5 Menelungkupkan kaleng bekas, atau wadah yang bisa menampung air,
guna mencegah nyamuk bertelur

C. Kejadian DBD
1. Apakah andah atau anggota keluarga andah pernah
terkena penyakit DBD?
a. Pernah
b. Tidak pernah

DAFTAR PUSTAKA
(Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002).
Benjamin Bloom (1956),
http://anakdankeluarga.blog.com

s
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT
TENTANG PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK DENGAN
KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DUSUN II SIDODADI
DESA SEI SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016

OLEH :

ASMIANTI : 1313192008

AYU DWI SAPUTRI : 1313192009

AYU MAGDALENA HUTAGALUNG : 1313192010

BESTA HARIANDI DEPARI : 1313192011

CUN LABAN PUTRA SILABAN : 1313192012


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2016

Anda mungkin juga menyukai