Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Antenatal Care

Sub Topik Bahasan : Pengertian antenatal-care, tujuan antenatal-care, pelaksana


antenatal-care, lokasi pelayanan antenatal-care, Pelaksanaa
]n Pelayanan antenatal-care, frekuensi kunjungan, antenatal-
care, dan keluhan pada masa kehamilan.

Sasaran : Ibu hamil dan keluarga yang berada di poli KIA

Tanggal dan Tempat

Tanggal : 08 08 - 2017
Tempat : Puskesmas Ampera

Alokasi Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah, Tanya jawab

Media : Leaflet dan materi SAP

I. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dan keluarga dapat
mengetahui Pengertian antenatal-care, tujuan antenatal-care, pelaksana
antenatal-care, lokasi pelayanan antenatal-care, jadwal kunjungan
antenatal-care, pemeriksaan yang dilakukan ketika kunjungan antenatal-
care, dan keluhan pada masa kehamilan.

b. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu hamil dan keluarga
mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari antenatal-care
2. Menjelaskan tentang tujuan antenatal-care
3. Menjelaskan tentang pelaksana antenatal-care
4. Menjelaskan tentang lokasi pelayanan antenatal-care
5. Menjelaskan tentang jadwal kunjungan antenatal-care
6. Menjelaskan tentang pemeriksaan yang dilakukan ketika kunjungan
antenatal-care
7. Menjelaskan tentang keluhan pada masa kehamilan
II. Pokok Materi
1. Pengertian antenatal-care
2. Tujuan antenatal-care
3. Pelaksana antenatal-care
4. Lokasi Pelayanan antenatal-care
5. Jadwal Kunjungan ANC
6. Pemeriksaan yang dilakukan krtika kunjungan ANC
7. Keluhan pada masa kehamilan

III. Metode
Ceramah dan tanya jawab

IV. Media
Leaflet dan Materi SAP
V. Strategi Pembelajaran
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Media Metode Waktu
penyuuluhan
1. Orientasi Mengucap salam Menjawab 5 menit
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan
Melakukan kontrak Mendengarkan
2 Pelaksana Melakukan Apersepsi Mendengarkan Leaflet Ceramah 20 menit
. an Menyampaikan materi Mendengarkan Diskusi
Menjelaskan materi Mendengarkan
Memberikan Memberikan
kesempatan kepada pertanyaan
klien untuk bertanya Memperhatikan
Mendemonstrasikan demonstrasikan
3. Evaluasi Memberikan Menjawab Diskusi 5 menit
pertanyaan terkait
dengan materi
yangtelah diberikan
Menarik kesimpulan Memberikan
pendapat

4. Penutup Memberi salam Menjawab salam


penutup dan
terimakasih

VI. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dan keluarga dapat
mengetahui Pengertian antenatal-care, tujuan antenatal-care, pelaksana
antenatal-care, lokasi pelayanan antenatal-care, jadwal kunjungan
antenatal-care, pemeriksaan yang dilakukan ketika kunjungan antenatal-
care, dan keluhan pada masa kehamilan
LAMPIRAN MATERI ANTRENATAL CARE

1. Pengertian
- Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupaobservasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
- Menurut Prawiroharjo (2008), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka
post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
- Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hinggamampu
menghdapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010).

2. Tujuan
- Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan
bayi yang sehat. (Dep Kes RI, 2000 : 48).

- Menurut Reeder S.J. (2000 : 111) tujuan antenatal care adalah melindungi
dan menjaga kesehatan serta kehidupan ibu dan janin selama kehamilan
dengan mempertimbangkan sosio kultural keluarga (meliputi status ekonomi,
tingkat pendidikan dan support system).

- Sedangkan tujuan utama pelayanan antenatal care di Indonesia adalah :


1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan
dan nifas.
3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, laktasi dan keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

3. Pelaksana
Sebagai pelaksana pelayanan antenatal care terdiri atas :
Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis Obstretik Gineokologi.
Tenaga perawat meliputi bidan/perawat yang telah mendapatkan pelatihan
antenatal care. (Dep Kes RI, 2000 : 16)
4. Lokasi pelayanan
Menurut Dep Kes RI (1994 : 16), tempat pemberian pelayanan antenatal care
dapat bersifat statis dan aktif meliputi :
1) Puskesmas/ puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin desa.
3) Posyandu.
4) Rumah Penduduk (pada kunjungan rumah.
5) Rumah sakit pemerintah/ swasta
6) Rumah sakit bersalin
7) Tempat praktek swasta (bidan dan dokter)

5. Jadwal kunjungan ANC


Kunjungan antenatal care adalah kontak antara ibu hamil dan petugaskesehatan yang
memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkanpemeriksaan kehamilan. Istilah
kunjungan tidak mengandung arti bahwaselalu ibu hamil yang datang ke fasilitas
pelayanan tetapi dapat jugasebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan
dirumahnya.Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika
terjadipenyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan
diberikanpenanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan
memeriksakandiri secara berkala selama kehamilannya.Dalam pelaksanaan ANC terdapat
kesepakatan adanya standar minimal yaitudengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan
dengan distribusi sebagaiberikut :
Minimal satu kali pada trimester I (< 14 minggu)
Tujuan pada kunjungan pertama adalah
1) menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2) menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3) menentukan status kesehatan ibu dan janin
4) menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknyafaktor risiko
kehamilan
5) menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.

Minimal satu kali pada trimester II (14-28 minggu)


Pada kunjungan di trimester ini ibu hamil akan lebih mendapatkan
informasiyang lebih dalam mengenai kehamilan di trimester kedua dankewaspadaan
khusus terhadap komplikasi yang mungkin terjadi padatrimenster ini.
Minimal dua kali pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-
36)
Biasanya pada kunjungan pertama pada trimester ini akan mendeteksiada/tidaknya
kehamilan ganda sedangkan pada kunjungan keduanya akanmemeriksa dan
mendeteksi ada/tidaknya kelainan letak janin (Saifuddin,2005).

6. Pemeriksaan yang di lakukan ketika kunjngan ANC


Pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup anemnesis, pemeriksaanfisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dasar dan intervensi
khusus sesuai dengan tingkat resiko. Dengan penerapan operasionalnya dikenal
standar minimal 7T untuk pelayanan antenatal yang terdiri atas :
1) Timbang berat badan
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
karenahubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi.
Beratbadan ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak
sebelum hamil

2) Ukuran tekanan darah, diukur setiap kunjungan


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan
deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urin
positif, pandangan kabur atau oedemapada ekstremitas. Apabila tekanan darah
mengalami kenaikan 15 mmHgdalam dua kali pengukuran dengan jarak 1
jam atau tekanan darah >140/90 mmHg , maka ibu hamil mengalami preeklamsi.

3) Ukur tinggi fundus uteri


Dilakukan setiap kunjungan dimana fundus uteri mulai teraba setelah usia
kehamilan > 12 minggu. Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin
untuk mendeteksisecara dini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan janinin trauterin, tinggi fundus uteri juga dapat digunakan untuk
mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion.

4) Emberian imunisasi Tetanus Toxoid atau TT lengkap


Mulai diberikan usia kehamilan 16 minggu dengan interval pemberian
selanjutnya 4 minggu. Pemberian imunisasi TT ini untuk mencegah
terjadinya penyakit tetanus.
5) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai diberikan
pada usia kehamilan 20 minggu diminum 1 hari 1 tablet. Pemberian tablet
tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satutablet setiap hari, minimal 90
tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam
folat 500 g. Tablet besisebaiknya tidak minum bersama kopi, teh karena dapat
mengganggu penyerapan.

6) Tes laboratorium (rutin dan khusus).


Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, protein urine, gula
darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi
dan atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan
dan thalasemia.

7) Temu wicara (konseling).


Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diriselam
hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan dan janin
sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya
dan mendengarkan keluhanyang disampaikan (Prawirohardjo, 2006).

7. Keluhan pada masa kehamilan


Keluhan ada masa hamil menurut Dep.Kes.RI. (2000 : 84) adalah suatu
kondisi bersifat subyektif dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi
terhadap kehamilannya. Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
1) Mual dan Muntah
Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari.
(Morning Sicknes)
2) Perasaan neg atau mual
Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman, misalnya :
Bawang goreng, minyak rambut.
3) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur
Hal ini terjadi karena adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
4) Sering kencing
Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan menekan
pada kandung kencing.
5) Keputihan (leukorhoe)
Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) yang
mempengaruhi mukosa servix dan vagina.
6) Pengeluaran darah pervaginam
Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.
7) Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan
Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
diwaspadai kemungkinan terjadi molla hidatidosa.

Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi


penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena
menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik
karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan
dukungan suami.

Keluhan pada triwulan II, usia 4 6 bulan


Pada triwulan ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga
bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada triwulan I yang
menyangkut faktor-faktor subyektif, perlu diwaspadai kemungkinan adanya
faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I
sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merasakan gerakan
bayi, terdengarnya detak jantung janin (DJJ) melalui alat doptone atau melihat
gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman
untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan yang
berarti.

Pada triwulan III, usia kehamilan 7 9 bulan


Pada triwulan ini keluhan yang sering muncul akan mencerminkan prognose
kehamilan. Keluhan yang bersifat subyektif perlu mendapatkan perhatian karena
hal ini menunjukkan kepada kondisi patologis. Kejadian yang sering timbul
antara lain :
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang
Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan HB kurang
dari 10 %.
b. Mata kaburdisertai pusing
Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
c. Kaki odem
Odem pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias
klasik ekslamsi, yakni hipertensi, odem pada kaki dan protein uri. Sesak
nafas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan adanya
kelainan letak (sungsang) kelainan posisi bayi.
d. Perdarahan
Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya
placenta praevia atau solutio plasenta.
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, cairan jernih
bukan pada saat kencing perlu dicurigai adanya ketuban pecah dini (KPD).

f. Sering kencing
Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas panggul
(PAP) pada usia kehamilan 36 minggu. Sering kencing disebabkan tekanan
kepala bayi pada kandung kemih.

Apabila ibu hamil mendapat keluhan diatas, perlu segera periksa ke fasilitas
kesehatan, untuk itu penyuluhan pada triwulan III diarahkan kepada hal-halyang
berkaitan dengan antisipasi dari keluhan di atas. Selain keluhan di atas pada
truwulan III ditandai dengan adanya kegembiraan emosi karena akan lahirnya
seorang bayi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergan\tung pada
persiapan dan persepsinya terhadap kewjadian ini, untuk itu kerjasama dan
komunikasi yang baik selama ANC perlu dibina sehingga ibu dapat melalui masa
kehamilan dan persalinan dengan perasaan gembira (Hamiton, 2006 : 163).
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irene M; Prawiroharjo. 2008.

Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi Jakarta: EGC, Manuaba, 2010.

Perawatan Maternitas . Jakarta: EGCManuaba, I.B.G.2008.

Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta: EGCMary Hamilton, Persis. 1995. Dasar-Dasar

Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai