Anda di halaman 1dari 57

2015

LAPORAN KEUANGAN UPT


PUSKESMAS BEJI

LAPORAN KEUANGAN
UPT PUSKESMAS BEJI
01-Jan-15
1
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

BAGIAN I . LAPORAN KEUANGAN

A. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (APBD)


1.1. Pengertian

Laporan Realisasi Anggaran (LRA ) merupakan salah


satu komponen laporan keuangan pemerintah yang
menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran
entitas pelapor secara tersanding untuk satu periode
tertentu.Penyandingan antara anggaran dan realisasi
menunjukan tingkat capaian target-target yang telah
disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Informasi tersebut
berguna bagi para pengguna anggaran dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber daya ekonomi , akuntabilitas, dan ketaatan
entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung
anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka
dalam penyusunan APBD seharusnya digunakan
struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang
digunakan dalam pelaporannya.

1.2. Ruang Lingkup

APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja,


dan pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan
kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.Belanja adalah semua
pengeluaran kas umum daerah yang mengurangi

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 2
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

ekuitas dana lancar dalam periode tahun


anggaranbersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan


yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surflus anggaran. Pendapatan dipungut
berdasarkan Undang-Undang.Oleh karena itu jenis
pendapatan yang dpungut dan / atau diterima oleh
Pemerintah Daerahharus sesuai dengan undang-
undang.Belanja mencakup seluruh jenis belanja
sebagaiman diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Pembiayaan mencakup seluruh transaksi
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Anggaran pemerintah daerah dituangkan dalam bentuk
APBD, yang merupakan pedoman tindakan yang akan
dilaksanakan pemerintah, meliputi rencana
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan selama
satu periode tertentu.

Anggaran diukur dalam satuan rupiah. Anggaran


diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Anggaran belanja yang
dituangkan dalam Perda APBD disebut sebagai
appropiasi, yaitu merupakan anggaran yang disetujui
oleh DPRD yang merupakan mandat yang diberikan

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 3
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

kepada Walikota untuk melakukan pengeluaran-


pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.
Sedangkann anggaran pendapatan dalam Perda APBD
disebut Estimasi Pendapatan.

Berdasarkan APBD selanjutnya disiapkan


peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Anggaran yang dialokasikan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna Anggaran
dituangkan ke dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran). Anggaran pendapatan SKPD pada DPA
disebut Estimasi Pendapatan yang dialokasikan.
Anggaran Belanja dalam DPA disebut Allotment. Dengan
demikian, LRA SKPD membandingkan antara realisasi
terhadap alokasi anggaran dalam satu DPA SKPDyang
bersangkutan, sedangkan untuk LRA ditingkat
pemerintah daerah realisasi anggaran dibandingkan
dengan estimasi pendapatan dan appropriasi yang
tertuang dalam APBD.

1.3. Sruktur Anggaran

Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan,


anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan. Struktur
anggaran tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut :

a) Pendapatan
b) Belanja
c) Surplus/Defisit
d) Pembiayaan

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 4
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

e) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

a. Pendapatan

Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli


Daerah, Pendapatan Transfer, dan lain-lain
pendapatan yang sah.

1. Pendapatan Asli Daerah merupakan pajak yang


dihasilkan daerah itu sendiri, terdiri dari :
Pendapatan Pajak Daerah, pendapatan retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan PAD lain-lain.

2. Pendapatan Transfer merupakan pendapatan


yang berasal dari entitas pelaporan lain, seperti
Pemerintah Pusat atau daerah otonom lain
dalam rangka perimbangan keuangan.

3. Lai-lain pendapatan yang sah adalah


pendapatan lainnya yang diperkenankan
menurut peraturan perundang-undangan
misalnya hibah dan dana darurat.

b. Belanja
Belanja diklasifikasikan menurut organisasi ,
fungsi dan ekonomi. Klasifikasi menurut organisasi
artinya anggaran dialokasikan ke organisasi sesuai
dengan struktur organisasi pemerintah daerah
yang bersangkutan. Klasifikasi organisasi ini tidak
disajikan dilembar muka laporan keungan,

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 5
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

melainkan disajikan di catatan atas laporan


keuangan.

Berdasarkan karakter belanja dikelompokan


menjadi belanja operasi, belanja modal, dan
belanja tak terduga.

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran


untuk sehari-hari pemerintah daerah yang
memberi manfaat dalam jangk waktu pendek.

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk


perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih ,satu, periode ,akuntansi,
,seperti,tanah,,gedung,dan,bangunan, peralatan
dan mesin, dll.

Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran


untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau
tidak diharapkan berulang seperti bencana alam.

c. Transfer

Transfer yang dimaksud adalah transfer keluar


yaitu pengeluaran uang dari suatu entitas
pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti
pengeluaran dana perimbangan dan dana bagi
hasil.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 6
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

d. Surplus/ Defisit

Surplus / Defisit timbul sehubungan dengan


penggunaan anggaran defisit, dimana jumlah
pendapatan tidak dama dengan jumlah belanja.
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan
dan belanja selama satu periode pelapora. Defisit
adalah selisih kurang antara pendapatan dan
belanja selama periode pelaporan.

e. Pembiayaan ( Financing)

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi


keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam pengganggaran pemerintah
terutama dimakdudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran.

f. Pembiayaan Neto

Pembiayaan Neto adalah selisih antara penerimaan


pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan.

g. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

SILPA merupakan selisih antara penerimaan


anggaran dikurangi dengan pengeluaran anggaran.
Dengan kata lain jumlah ini diperoleh dengan
menjumlahkan surplus/defisit dengan pembiayaan
neto.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 7
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (APBN)


Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya
melalui upaya kesehatan promotif dan prepentif perlu
menetapkan Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) di
Puskesmas dan jaringannya sesuai dengan peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 210 tahun 2011
tentang petunjuk teknis bantuan Operasional Kesehatan.
Pada pasal 1 penyelenggaraan Bantuan Operasional
Kesehatan dalam rangka :
1. Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan
masyarakat melalui kegiatan promotif dan prepentif
puskesmas untuk mewujudkan pencapian target Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehtan dan Millenium
Development Goals (MDGS).
2. Meningkatkan cakupan Puskesmas dalam pelayanan
kesehatan yang bersipat Promotif dan prepentif.
3. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan prepentif bagi
perencanaa masyarakat
4. Terselenggaranya proses loka karya Mini di Puskesmas
dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

B. NERACA
Laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi
keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan
ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi
berikut:

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 8
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

aset = liabilitas + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi


sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk
memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

C. LAPORAN ARUS KAS


Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang
berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan
transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan /
pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas
suatu,perusahaan,selama,satu,periode.

Menurut PSAK No.2 (2002:5) Arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan
revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan
bagaimana mereka membelanjakannya.Laporan arus kas
merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun
buku).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam


aliran/arus,kas,yaitu:
1.Cash,inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).
Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 9
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

a. Hasil,penjualan,produk/jasa,perusahaan.
b. ,Penagihan,piutang,dari,penjualan,kredit
c. Penjualan,aktiva,tetap,yang,ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham, bila
perseroan ,terbatas.
e. Pinjaman/hutang,dari,pihak,lain.
f. Penerimaan,sewa,dan,pendapatan,lain.

2.Cash,out,flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus
kas keluar (cash out flow) terdiri dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung
dan,biaya,pabrik,lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi
penjualan.
c. Pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran,hutang-hutang,perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan
pengeluaran,lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan
dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi
dan,pendanaan.

Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus


melaporkan arus kas selama periode tertentu yang

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 10
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan


pendanaan.

Aktivitas,Operasi
Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari
operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas
operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan
dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas
melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas
terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari
langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah
penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi
saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran
terhadap pemasok dan karyawan, serta
pembayaran,bunga,dan,pajak.

Aktivitas,Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva
jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk
melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva
tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau
penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari
perusahaan,lain.

Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih


dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang
digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian
pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 11
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam.


Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai
kegiatan investasi pada laporan,arus,kas.

Aktivitas,Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas
dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan
dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan
mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan
mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan
saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang
saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan.
Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran
pokok pinjaman.

D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) meliputi penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.
Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar atas laporan keuangan.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 12
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

1. Kebijakann Akuntansi
Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebihentitas akuntansi yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajibmenyampaikan Laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Entitas pelaporan dalam hal ini adalah DinasPendapatan dan
Pengelolaan Keuangan yang mempunyai kewajiban menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bentuk
pertanggungjawabanpelaksanaan APBD. Sedangkan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalahentitas akuntansi yang
berkewajiban menyusun laporan keuangan atas
pertangungjawaban pelaksanaan APBD di SKPD selaku
PenggunaAnggaran/Pengguna Barang.

1.1. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan


Tahunan

Puskesmas menggunakan basis kas untuk Laporan


Realisasi
Anggaran yaitu untuk pengakuan pendapatan, belanja
dan pembiayaan serta basis aktual untuk Neraca yang
terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas dana.

1.2. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan


Laporan Keuangan
a. Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening
Kas Umum Daerah.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 13
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

b. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran
melalui Bendahara Pengeluaran berupa Uang Persediaan,
Pengakuan Belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh fungsi Perbendaharaan denganditerbitkannya SP2D
GU/Nihil.
c. Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada
rekening Kas Daerah sedangkan pengeluaran
pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari rekening
kas daerah.
Transaksi dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan
dalam mata uang rupiah dengan menjabarkan jumlah
mata uang asing tersebut menurut kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal transaksi.
Kas dan Setara Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintahan. Uang tunai terdiri atas uang kertas dan
logam. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus
Dipertanggungjawabkan (UYHD)/Uang Persediaan (UP)
yang belum dipertanggungjawabkan hingga tanggal
neraca. Termasuk setara kas yaituinvestasi jangka
pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi
kasyang mempunyai masa jatuh tempo yang pendek
yaitu kurang dari tiga bulan sejak tanggal perolehannya.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 14
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Pengakuan saat diterima atau dikeluarkan dan dinilai


berdasarkan nilai nominal uang.
Apabila ada kas daerah dalam valuta asing maka harus
dikonversi berdasarkan nilai kurs pada tanggal
transaksi.
Kas terdiri atas Kas di Umum Daerah, Kas di Bendahara
Pengeluaran dan Kas di Bendahara Penerimaan. Setara
kas terdiri atas simpanan di bank dalam bentuk deposito
kurang dari 3 (tiga) bulan, investasi jangka pendek
lainnya yang sangat likuid atau kurang dari 3 (tiga)
bulan.

Investasi Jangka Pendek


Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat
segeradiperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam
rangka manajemen kas dan beresiko rendah serta
dimiliki sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka
tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits) serta
pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka
pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan
pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Investasi
jangka pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan
dicatat sebesar nilai perolehan.
Pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi
jangka pendek apabila memenuhi salah satu kriteria :

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 15
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial


atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah daerah
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur
secara memadai (reliable)

Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah daerah
yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian
atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang
undangan atau akibat lainnya yang sah.
Piutang antara lain terdiri dari :
a. Piutang Pajak
b. Piutang Retribusi
c. Piutang Dana Bagi Hasil
d. Piutang Dana Alokasi Umum
e. Piutang Dana Alokasi Khusus
Pengakuan piutang terjadi pada akhir periode ketika
akan disusun neraca dan diakui sebesar Surat Ketetapan
tentang Piutang yang belum dilunasi atau pada saat
terjadinya pengakuan hak untuk menagih piutang yaitu
pada saat
terbitnya Surat Ketetapan tentang Piutang. Piutang
dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah
piutang yang belum dilunasi.
Agar nilai piutang sama dengan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (Net Realizable Value) maka disesuaikan
dengan melakukan penyisihan piutang tidak tertagih.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 16
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Penyisihan piutang diperhitungkan dan dibukukan


dalam periode yang sama dengan periode timbulnya
piutang sehingga dapat menggambarkan nilai yang betul-
betul diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang tidak
tertagih dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun
piutang berdasarkan umur piutang.

Piutang Lain-Lain
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara
piutang dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya
saja yang berbeda. Piutang Lain-Lain terdiri dari :
a. Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran
b. Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah
c. Piutang Hasil Penjualan Barang Milik Daerah
d. Piutang Dividen
e. Piutang Bagi Hasil Laba usaha Perusahaan Daerah
f. Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional Pemerintah Daerah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan
dalam rangkakegiatan operasional pemerintah daerah
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan
dalam proses produksi

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 17
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan


untuk dijual ataudiserahkan kepada masyarakat
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat dalam rangka kegiatan Pemerintah
Daerah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat
berdasarkan inventarisasi fisik (stock opname).
Persediaan disajikan sebesar :
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan
pembelian
Biaya standar jika diperoleh dengan memproduksi
sendiri
Nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti
donasi/rampasan.
Persediaan antara lain terdiri dari :
a. persediaan alat tulis kantor
b. persediaan alat listrik
c. persediaan material/bahan
d. persediaan benda pos
e. persediaan bahan bakar
f. persediaan bahan makanan pokok

Investasi Jangka Panjang


Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang
dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 12 (dua
belas) bulan.
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi salah satu kriteria :

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 18
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

- kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial


atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah
- nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur
secara memadai (reliable). Pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui
sebagaipengeluaran pembiayaan.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari
pertukaran aset pemerintah daerah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah daerah adalah
sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi
tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan
tiga metode, yaitu :

a. Metode Biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat
sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi
tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan
tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait. Kriterianya adalah
kepemilikan kurang dari 20%.

b. Metode Ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah
mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan
ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 19
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima


pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah
dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian
terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah
porsi kepemilikan investasi pemerintah , misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta
asing serta revaluasi asset tetap. Kriterianya adalah
kepemilikan 20% sampai 50% atau kurang dari 20%
tetapi memiliki pengaruh yang signifikan atau
kepemilikan lebih dari 50%.

c. Metode Nilai Bersih yang dapat Direalisasikan


Metode ini digunakan terutama untuk kepemilikan yang
akan dilepas/dijualdalam jangka waktu dekat.
Investasi Jangka panjang terdiri dari:
a. Investasi Permanen yaitu : investasi jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
Terdiri dari : penyertaan modal pemerintah daerah pada
perusahaan negara/perusahaan daerah, lembaga
keuangan Negara, badan hukum milik Negara, badan
internasional dan badan hukum lainnya bukan milik
Negara serta investasi permanen lainnya.

b. Investasi Non Permanen yaitu : investasi jangka


panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. Terdiri
dari : pembelian Surat Utang Negara, penanaman modal
dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada fihak ketiga, investasi nonpermanen lainnya.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 20
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Investasi non permanen dalam bentuk dana bergulir


dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net
Realizable Value). Penyisihan investasi non permanen
dana bergulir yang tidak tertagih dilakukan berdasarkan
umur investasi non permanen dana bergulir.

Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus
berwujud dan memenuhi kriteria :
1. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan
2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
3. tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas
4. diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan
Selain itu juga mempunyai nilai yang material sesuai
nilai minimum kapitalisasi sebagaimana diatur dalam
kebijakan akuntansi Puskesmas. Untuk penilaian asset
sesuai nilai minimum kapitalisasi akan dilakukan secara
bertahap oleh Bagian Perlengkapan. Aset tetap dinilai
dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 21
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

belinya atau konstruksinya, ditambah pengeluaran-


pengeluaran lainnya yang dapat diatribusikan secara
langsung ke dalam aset tersebut ke kondisi siap untuk
digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung adalah :
1. biaya impor
2. biaya persiapan tempat
3. biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat(handling cost)
4. biaya pemasangan (installation cost)
5. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
6. biaya konstruksi
7. biaya kepanitiaan
Aset tetap terdiri atas tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi,aset
tetap lainnya dan konstruksi dalampengerjaan.
Kebijakan akuntansi tentang penyusutan sampai dengan
31 Desember 2014 belum dilaksanakan dan bertahap
akan diterapkan setelah penataan aset tetap di
lingkungan Puskesmas selesai dilaksanakan. Suatu aset
tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen dihentikan penggunaanya dan
tidak ada manfaat ekonomik
di masa yang akan datang. Aset tetap secara permanen
dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca
dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Aset Tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah daerah tidak memenuhi definisi aset

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 22
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai


nilai tercatatnya.

Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk
beberapa tahun anggaran menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran. Pembentukan maupun
peruntukan dana cadangan harus diatur dengan
peraturan daerah, sehingga dana cadangan tidak dapat
digunakan untuk peruntukan yang lain. Biasanya
digunakan untuk pembangunan aset, misalnyarumah
sakit, pasar induk, atau gedung olah raga

Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah daerah yang tidak
dapatdikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi
jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset
lainnya terdiri atas:

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Menggambarkan


jumlah yang dapat diterima dari penjualan
assetpemerintah daerah secara langsung kepada
pegawai Pemerintah daerah/Kepala Daerah/ Wakil
Kepala Daerah. Contoh: tagihan piutang penjualan
angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas
dan penjualan kendaraan dinas.
Tagihan piutang penjualan angsuran dinilai sebesar
nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 23
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

yangbersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran


yang telah,di Wakili Kepala Daerah ke kas umum
daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah


Tuntutan perbendaharaan (TP) merupakan suatu
proses yangdilakukan terhadap bendahara dengan
tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu
kerugian yang diderita oleh Negara/daerah sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung dari suatu
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh
bendahara tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan
tugas kewajibannya.
Tuntutan perbendaharaan dinilai sebesar nilai
nominal dalam Surat Keputusan Pembebanan setelah
dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh
bendahara yang bersangkutan ke kas umum daerah.
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan suatu proses
yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan
bendahara dengan tujuan untuk menuntut
penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh
pemerintah/daerah sebagai akibat langsung ataupun
tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar
hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau
kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
Tuntutan ganti rugi dinilai sebesar nilai nominal
dalam Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
(SKTM) setelah dikurangi dengan setoran yang telah

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 24
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas


umum daerah.

3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga


Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih yang mempunyai komitmen untuk
melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama
dengan menggunakan aset dan /atau hak usaha yang
dimiliki.

Bentuk kemitraan antara lain berupa :


a) Bangun, Kelola/Guna, Serah adalah suatu bentuk
kerjasama berupa pemanfaatan aset pemerintah
daerah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara pihak
ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan
dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya serta
mendayagunakannya dalam jangka waktutertentu,
untuk kemudian menyerahkannya kembali dan/atau
sarana lainberikut fasilitasnya kepada pemerintah
daerah setelah berakhirnya jangka waktu yang
disepakati (masa konsesi). Dalam perjanjian ini
pencatatannyadilakukan terpisah oleh masing-masing
pihak. Dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh
pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk
membangun aset Bangun, Kelola/Guna, Serah
tersebut. Aset yang berada dalam Bangun,
Kelola/Guna, Serah ini disajikan terpisah dari Aset
Tetap.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 25
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

b) Bangun, Serah, Kelola/Guna adalah pemanfaatan aset


pemerintahdaerah oleh pihak ketiga/investor , dengan
cara pihak ketiga/investortersebut mendirikan
bangunan dan/atau sarana lain berikut
fasilitasnyakemudian menyerahkan aset yang
dibangun tersebut kepada pemerintah daerah untuk
dikelola/digunakan sesuai dengan tujuan
pembangunan aset tersebut oleh pihak
ketiga/investor tersebut dalam jangka waktu tertentu
yang disepakati.
Bangun, Serah, Kelola/Guna dicatat sebesar nilai
perolehan aset yang dibangun, yaitu sebesar nilai aset
yang dipisahkan dari aset tetap ditambah dengan
jumlah aset yang dibangun oleh pihak ketiga/investor
sesuai dengan perjanjian kerjasama.

c) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perikatan antara


Pemerintah Daerah yang menyediakan aset daerah
dengan pihak ketiga menanamkan modalnya,
selanjutnya kedua belah pihak secara bersama-sama
atau bergantian mengelola manajemen dan proses
operasionalnya sesuai dengan kesepakatannya.
Pengakuan dan penilaian berdasarkan harga
perolehan pada saat bangunan atau aset lainnya
tersebut selesai dibangun.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 26
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

4. Aset Tidak Berwujud


Aset Tidak Berwujud adalah aset yang secara fisik
tidak dapat dinyatakan atau tidak mempunyai wujud
fisik serta dimiliki untuk digunakandalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk
tujuan lainnyatermasuk hak atas kekayaan
intelektual. Contoh : hak paten, hak cipta, hakmerek,
serta biaya riset dan pengembangan. Aset tidak
berwujud dapat
diperoleh melalui pembelian atau dapat
dikembangkan sendiri olehpemerintah daerah.

Aset tidak berwujud meliputi :


a. software komputer yang dipergunakan dalam jangka
waktu lebih darisatu tahun
b. lisensi dan franchise
c. hak cipta (copyright), paten dan hak lainnya
d. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat
jangka panjang

5. Aset Lain-Lain
Pos aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset
lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
Aset Tak Berwujud, Tagihan PenjualanAngsuran,
Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi, dan
Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-
lain adalah aset tetap yang dihentikan dari
penggunaan aktif Pemerintah Daerah.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 27
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban kepada
pihak ketiga sebagaiakibat transaksi keuangan masa
lalu, yang harus dibayar kembali atau jatuhtempo dalam
satu periode akuntansi terdiri dari :
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK merupakan kewajiban yang timbul akiba
pemerintah belum menyetor kepada pihak lain ata
pungutan/potongan PFK dari SP2D atau dokumen lain
yang dipersamakan. Nilai yang dicantumkan dalam
neraca adalah sebesar saldo pungutan/potongan yang
belum disetorkan kepada pihak lain sampai dengan
tanggal neraca. Terdiri dari : utang Taspen, utang askes,
utangPPh Pusat, utang PPN Pusat, utang Taperum, utang
Perhitungan PihakKetiga Lainnya.

Utang Bunga
Utang bunga timbul karena pemerintah daerah
mempunyai kewajiban untuk membayar beban bunga
atas utang.
Nilai yang dicantumkan adalah sebesar biaya bunga yang
telah terjaditetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah.
Utang bunga terdiri dari : Utang Bunga kepada
Pemerintah Pusat, UtangBunga kepada Daerah Otonom
Lainnya, Utang Bunga kepada BUMN/BUMD, Utang
Bunga kepada Bank/Lembaga Keuangan, UtangBunga
Dalam Negeri Lainnya, Utang Bunga Luar Negeri.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 28
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang


Bagian lancar utang jangka panjang merupakan bagian
utang jangkapanjang yang jatuh tempo dalam satu
periode akuntansi.
Pengakuan dan penilaian pada saat reklasifikasi dalam
periode berjalanatau berdasarkan jumlah pembayaran
bagian lancar utang jangkapanjang yang akan
dibayarkan di satu periode akuntansi mendatang.Terdiri
dari : Utang Bank, Utang Obligasi, Utang Pemerintah
Pusat, UtangPemerintah Provinsi, Utang Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Pendapatan Diterima Dimuka


Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan
yang sudah diterimakasnya namun pendapatan tersebut
belum menjadi hak pada periodeyang bersangkutan.
Pengakuan dan penilaian pada akhir periode akuntansi
berdasarkanjumlah penerimaan kas yang telah diakui
dalam periode berjalan.Terdiri dari : setoran kelebihan
pembayaran dari pihak ketiga, uang mukapenjualan
produk Pemerintah Daerah dari pihak III, uang muka
lelangpenjualan aset daerah.

Utang Jangka Pendek Lainnya


Kewajiban Lancar lainnya merupakan kewajiban lancar
yang tidaktermasuk dalam kategori yang ada. Termasuk
dalam kewajiban lancarlainnya tersebut adalah biaya
yang masih harus dibayar pada saatlaporan keuangan
disusun. Pengukuran untuk masing-masing item

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 29
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

disesuaiikan dengan karakteristik masing-masing pos


tersebut, misalnyautang pembayaran gaji kepada
pegawai dinilai berdasarkan jumlah gajiyang masih
harus dibayarkan atas jasa yang telah diserahkan
olehpegawai tersebut.

Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban
pemerintah daerah yangwaktu jatuh temponya lebih dari
12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau
telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajibanyang ada
sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban
diakui pada saatdana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban
dalam mata uang asingdijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uangasing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.

Ekuitas Dana
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah
yang merupakanselisih antara aset dan kewajiban
Pemerintah Daerah.
Ekuitas Dana diklasifikasikan ke dalam :

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 30
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

a. Ekuitas Dana Lancar


Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar
dengan kewajibanjangka pendek. Terdiri dari : Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SILPA),pendapatan yang
ditangguhkan, cadangan piutang, cadangan
persediaan,dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek.

b. Ekuitas Dana Investasi


Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan
pemerintah daerah yangtertanam dalam aset non lancar
selain dana cadangan, dikurangi dengankewajiban
jangka panjang. Terdiri dari : diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang, diinvestasikan dalam Aset
Tetap diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk
Dana Cadangan), dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Panjang.

c. Ekuitas Dana Cadangan


Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan
pemerintah daerah yang dicadangkan untuk tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan
perundang-undangan. Terdiri atas : diinvestasikan dalam
DanaCadangan.

Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan


Akuntansi, dan Peristiwa LuarBiasa
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan
dalam 2 (dua) jenis :

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 31
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

1. Kesalahan yang tidak berulang


Adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi
kembali, yang dikelompokan dalam 2 (dua) jenis yaitu
kesalahan yang tidak berulangyang terjadi pada periode
berjalan dan kesalahan yang tidak berulang yangterjadi
pada periode sebelumnya.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada periodeberjalan, baik yang mempengaruhi posisi
kas maupun yang tidak,dilakukan dengan pembetulan
pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada periode periode sebelumnya dan mempengaruhi
posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut
belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada
akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang
bersangkutan.
Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan mempengaruhi posisi kas, serta mempengaruhi
secara material posisi aset selainkas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain,
akunaset, serta akun akuitas dana yang terkait.
Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan mempengaruhiposisi kas dan tidak mempengaruhi
secara material posisi aset selain kas, apabila laporan

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 32
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan


dengan pembetulan pada akun pendapatanlain-lain.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang
tidak berulangyang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan mempengaru hiposisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,
dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas
danalancar.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada periode periode sebelumnya dan tidak
mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah
laporan keuangan periode tersebut diterbitkan,dilakukan
dengan pembetulan pos-pos neraca terkait pada periode
ditemukannya kesalahan.

2. Kesalahan yang berulang dan sistemik


Kesalahan yang berulang dan sistemik tidak memerlukan
koreksi,melainkan dicatat pada saat terjadi.

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan
hanya apabilapenerapan suatu kebijakan akuntansi yang
berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau
standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau
apabiladiperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan
lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 33
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus


diungkapkandalam Catatan atas Laporan Keuangan

Peristiwa Luar Biasa


Peristiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau
transaksi yangsecara jelas berbeda dari aktivitas biasa.
Di dalam aktivitas biasa entitaspemerintah daerah
termasuk penanggulangan bencana alam atau sosial
yangterjadi berulang. Dengan demikian, yang termasuk
dalam peristiwa luar biasa hanyalah peristiwa-peristiwa
yang belum pernah atau jarang terjadi sebelumnya.
Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh
persyaratan berikut:
a. tidak merupakan kegiatan normal dari entitas
b. tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi
berulang
c. berada diluar kendali atau pengaruh entitas
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi
anggaran atau posisiaset/kewajiban.

Penerapan Kebijakan Akuntansi


Berkaitan dengan Ketentuan yang Adadalam Standar
Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan LaporanKeuangan
Puskesmas Tahun 2011 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5165) dan Permendagri No. 13 tahun 2006
tanggal 15 Mei 2006 sebagaimana telah diubah kedua

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 34
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

kali dengan PermendagriNo.21 Tahun 2011 serta Perwali


No. 13 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan
Perwali nomer 58 tahun 2011.

Penyajian Laporan Keuangan


- Pelaporan keuangan harus menyajikan secara wajar
dan mengungkapkan secara penuh kegiatan Pemerintah
Daerah dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan,
serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
- Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga
perolehan kecuali terhadap aktiva tetap apabila tidak
diperoleh harga perolehan digunakan harga perolehan
yan diestimasikan
- Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas
modifikasian yaitu merupakan kombinasi dasar kas
dengan dasar akrual
- Periode akuntansi adalah sama dengan periode
anggaran.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 35
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

2. Penjelasan Laporan Keuangan


2.1 Laporan realisasi APBD
PEMERINTAH DAERAH KOTA DEPOK
UPT PUSKESMAS KECAMATAN BEJI
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

ANGGARAN
NO %
URAIAN SETELAH REALISASI LEBIH/ KURANG
URUT Realisasi
PERUBAHAN

1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN 2.531.389.000,00 2.814.864.000,00 -283.475.000,00 2,25


1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.531.389.000,00 2.814.864.000,00 -283.475.000,00 2,25
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 0,00 0 0
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 231.277.000,00 263.592.000,00 -32.315.000,00 113,97%
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.1.3 0 0 0
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
1.1.4 2.551.272.000,00 -251.160.000,00 110,92%
Sah 2.300.112.000,00
Jumlah 2.531.389.000,00 2.814.864.000,00 -283.475.000,00 224,89%

2 BELANJA 4.704.564.900,00 3.269.614.830,00 1.434.950.070,00 69,50%


2.1 BELANJA OPERASI 4.522.124.900,00 3.269.614.830,00 1.252.510.070,00 72,30%
2.1.1 Belanja Pegawai 1.551.306.400,00 1.291.813.000,00 259.493.400,00 83,27%
2.1.2 Belanja Barang 2.970.818.500,00 1.977.801.830,00 993.016.670,00 66,57%

2.2 BELANJA MODAL 0,00


182.440.000,00 - 182.440.000,00
2.2.1 Belanja Tanah 0,00
- - -
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 182.440.000,00 0,00 182.440.000,00 0,00%
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00%
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00%
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00%

2.2.6 Belanja Aset Lainnya - 0,00 0,00%


-
Jumlah 4.704.564.900,00 3.269.614.830,00 1.434.950.070,00 69,50%

Surplus/(Defisit) -2.173.175.900,00 -454.750.830,00 -1.718.425.070,00 20,93%

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 36
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

2.3 Neraca
PEMERINTAH DAERAH KOTA DEPOK
PUSKESMAS BEJI
NERACA
Per 31 Desember Tahun 2014 dan tahun 2013
TAHUN 2014 TAHUN 2013 TAHUN 2012

URAIAN (Rp) (Rp) (Rp)


ASET 11.857.395.060,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00
ASET LANCAR 660.746.400,00 0,00 0,00
Kas 660.746.400,00 0,00 0,00
Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00 0,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00 0,00
Kas di Bank (JKN) 660.746.400,00 0,00 0,00
Piutang 0,00 0,00 0,00
Piutang Retribusi 0,00 0,00 0,00
Piutang Lain-lain 0,00 0,00 0,00
Persediaan 0,00 0,00 0,00

Jumlah
ASET TETAP 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00
Tanah 1.400.089.700,00 1.400.089.700,00 1.400.089.700,00
Gedung dan Bangunan 6.656.709.814,00 6.264.683.914,00 5.541.227.628,00
Peralatan dan Mesin 3.038.969.782,00 2.984.518.911,00 2.952.967.491,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 89.950.614,00 89.950.614,00 89.950.614,00
Aset Tetap Lainnya 10.928.750,00 10.928.750,00 10.928.750,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Jumlah 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00


ASET LAINNYA 0,00 0,00 0,00
Tagihan Penjualan Angsuran

Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah


Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain

Jumlah 0,00 0,00 0,00

JUMLAH ASET 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00

KEWAJIBAN 660.746.400,00 0,00 0,00


KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Uang Muka dari Kas Daerah

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 37
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Pendapatan Diterima Dimuka 660.746.400,00 0,00 0,00


Utang Jangka Pendek Lainnya

Jumlah 660.746.400,00 0,00 0,00


EKUITAS DANA 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00

EKUITAS DANA LANCAR (454.750.830,00) (473.582.956,00) (594.591.030,00)

SILPA (454.750.830,00) (473.582.956,00) (594.591.030,00)


Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan

Jumlah -454.750.830,00
EKUITAS DANA INVESTASI 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Jumlah 11.196.648.660,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00


EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASI 454.750.830,00 473.582.956,00 594.591.030,00
RK PPKD 454.750.830,00 473.582.956,00 594.591.030,00

Jumlah 454.750.830,00 473.582.956,00 594.591.030,00


JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
11.857.395.060,00 10.750.171.889,00 9.995.164.183,00

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 38
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

2.4 Arus Kas


PEMERINTAH DAERAH KOTA DEPOK
PUSKESMAS BEJI
ARUS KAS
PER 31 Desember 2014
TAHUN 2014
URAIAN (Rp)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Arus Kas Masuk :
Pendapatan Dari Layanan 2.814.864.000,00
Pendapatan Non Operasional (non AT)
Jumlah Arus kas masuk 2.814.864.000,00
Arus Kas Keluar :
Belanja Operasional 3.269.614.830,00
Belanja Non Operasional
Jumlah Arus kas keluar 3.269.614.830,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI -454.750.830,00
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NONKEUANGAN
Arus Kas Masuk :
Hasil Penjualan Aset Tetap
Hasil Penjualan Aset Lain-lain
Jumlah Arus kas masuk 0
Arus Kas Keluar :
Belanja Modal 0,00
Belanja Investasi Jk Panjang
Jumlah Arus kas keluar 0,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN 0,00
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Arus Kas Masuk :
Pencairan Dana Cadangan
Hibah Tidak Terikat
Penerimaan dari APBD 3.269.614.830,00
Penerimaan dari APBN
Penerimaan Piutang
Perolehan Pinjaman
Jumlah Arus kas Masuk 3.269.614.830,00

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 39
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Arus Kas Keluar :


Pembentukan Dana Cadangan
Pembayaran Utang
Pemberian Pinjaman
Setoran Ke Pemkab Sukabumi
Jumlah Arus Kas Keluar 0,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 3.269.614.830,00
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN
Arus Kas Masuk :
Penerimaan Perhitungan Dari Fihak Ketiga
Jumlah Arus kas Masuk 0
Arus Kas Keluar :
Pengeluaran Perhitungan dari Fihak Ketiga
Jumlah Arus Kas Keluar 0
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN 0
Kenaikan/Penurunan Bersih Kas 2.814.864.000,00
Saldo Awal Kas dan Setara Kas (1 Januari 2012)
Saldo Akhir Kas 2.814.864.000,00

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 40
BAGIAN II INFORMASI MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah ditetapkan ketentuan BPJS, maka peran
Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat
pertama menjadi semakin vital. Puskesmas menjadi ujung
tombak pelayanan kesehatan, sehingga BPJS memandang
perlu untuk mentransfer dana kapitasi langsung ke rekening
Puskesmas. Muncul permasalahan, karena Puskesmas sebagai
Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kesehatan, terikat
dengan ketentuan penggunaan dan pelaporan keuangan
dengan mekanisme APBD, maka dana tersebut tidak bisa di
gunakan secara langsung, permasalahan ini bisa diatasai
dengan menjadikan Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD). BLUD memiliki beberapa fleksibilitas yaitu
dapat menggunakan dana kapitasi secara langsung,
mengunakan fleksibilitas penggunaan anggaran yaitu ambang
batas, dan mengintegrasikan anggaran ke RKA ( Rencana
Kegiatan dan Anggaran) Dinas Kesehatan. Namaun disisi lain
tuntutan akuntabilitas BLUD juga sangat tinggi, yaitu harus
menyusun Tata Kelola, Rencana Bisnis dan Anggaran ( RBA ),
Laporan Keuangan dan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum (BLU) memiliki kewajiban untuk menyusun laporan
keuangan pokok atau prognosa / proyeksi laporan keuangan
sesuai dengan Permendagri No. 61 tahun 2007 pasal 16 yang
terdiri dari Laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas

41
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

laporan keuangan. Untuk penyusunan Laporan keuangan bagi


SKPD atau unit kerja yang baru dibentuk dengan berpedoman
pada Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Asosiasi Propesi
Akuntansi Indonesia.sedangkan untuk penyusunan Laporan
Realisasi Anggaran harus sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP). Karena SAK disusun berdasarkan prinsip
accrual basis dan SAP disusun belum sepenuhnya berdasarkan
accrual basis maka timbul perbedaan.Atas perbedaan tersebut
manajemen Puskesmas wajib menyusun rekonsiliasi.
Hal terpenting adalah perubahan yang menuntut pergeseran
pola pikir dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manuasia

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah


yang akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
tentang penimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah. Laporan keuangan tersebut meliputi :
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan yang disusun seseuai dengan Standar Akutansi
Pemerintahan sebagaimana yang diatur dalam Pemerintah No.
24 Tahun 2005 Tentang Standar Akutansi Pemerintahan.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
Puskesmas BejiKota Depok adalah untuk mengevaluasi posisi
keuangan dan bahan informasi serta perbandingan laporan
keuangan per 31 Desember 2014.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 42
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

C. LANDASAN HUKUM

Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Beji


Anggaran Tahun 2014 sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
2. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme,
4. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
5. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan
Negara
6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang
pedoman teknis Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
Peraturan perundang-undangan tersebut diatas
merupakan ketentuan yang telah mengerahkan pembangunan
Sistem Akutansi Pemerintah Daerah (SPAD) agar laporan
keuangan yang dihasilkan memenuhi asas tertib, transparasi,
akuntabilitas, konsistensi, komparabilitas, akurat, dapat
dipercaya, dan mudah dimengerti serta dihasilkan dari suatu
proses akutansi.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 43
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

BAB II
EKONOMI MAKRO KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET YANG TELAH DITETAPKAN

A. EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi


tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi
menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak
masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan
ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang


pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi
ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan
akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus
bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari
pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan
pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan
prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah
dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan
evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.

Makro-ekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi


selalu ada tiga topik utama untuk penelitian makro-
ekonomi.Teori-teori makro-ekonomi biasanya terhubung

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 44
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

dengan fenomena keluaran, pengangguran dan inflasi.Diluar


teori makro-ekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah
penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja,
konsumen dan produsen.

Pengeluaran dan Pendapatan


Keluaran nasional ialah total nilai seluruh produksi negara
pada masa yang sudah ditentukan. Semua yang diproduksi
dan dijual menghasilkan pendapatan. Maka dari itu, keluaran
dan pendapatan biasanya dianggap setara dan dua istilah
tersebut sering digunakan berganti-gantian. Keluaran bisa
diukur sebagai jumlah pendapatan, atau, bisa dilihat dari sisi
produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa
atau bisa juga dari penjumlahan seluruh nilai tambah di dalam
negeri.
Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional. Ekonom
yang tertarik dengan kenaikan keluaran jangka panjang akan
mempelajari pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi,
akumulasi mesin dan modal lainnya, serta pendidikan yang
lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada
keluaran ekonomi lebih besar di selama berjalannya waktu.
Tetapi, keluaran tidak selalu naik secara konsisten. Siklus
bisnis bisa menyebabkan penurunan keluaran jangka pendek
yang disebut resesi. Ekonom mencari kebijakan ekonomi
makro yang bisa mencegah ekonomi anjlok ke jurang resesi
dan akhirnya bisa memacu pertumbuhan jangka panjang
dengan lebih cepat.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 45
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Pengangguran
Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan
angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa
pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja.Angkatan kerja
hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja.Orang-
orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak
mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek
kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.

Inflasi dan Deflasi


Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut dengan
inflasi. Ketika harga menurun, maka terjadi deflasi. Ekonom
mengukur perubahan harga ini menggunakan indeks harga.
Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas
dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi yang
merosot bisa mengakibatkan deflasi.
Bank Sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu negara,
selalu mencoba menghindari adanya perubahan tingkat harga
menggunakan kebijakan moneter. Dengan menaikan tingkat
suku bunga atau menurunkan ketersediaan uang di dalam
sebuah ekonomi akan menurunkan inflasi. Inflasi bisa
mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensi
negatif lainnya. Deflasi bisa menurunkan keluaran ekonomi.

Permasalahan dalam Ekonomi Makro


1. kemiskinanan dan pemerataan
2. krisis nilai tukar
3. hutang luar negeri

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 46
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

4. perbankan, kredit macet


5. inflasi
6. pertumbuhan ekonomi
7. pengangguran

B. KEBIJAKAN KEUANGAN
Kebijakan Keuangan Daerah
Implementasi Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 yang disempurnakan
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-
Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
membawa angin segar terhadap demokratisasi dan pembangunan
di daerah. Sebab, dengan diimplementasikannya undang-undang
tersebut berarti daerah memiliki kewenangan yang semakin besar
dalam hal mengurus rumah tangga sendiri, termasuk di dalamnya
adalah kewenangan yang lebih besar dalam hal penyusunan
anggaran.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
menegaskan dalam pasal 8 bahwa APBD disusun dengan
pendekatan kinerja. Peraturan ini mengubah sistem anggaran dari
sistem anggaran yang disusun dengan metode incremental
menjadi sistem anggaran yang berbasis pada kinerja. Dengan
sistem ini menuntut adanya transparansi, akuntabilitas, dan
evaluasi yang memadai dari semua stakeholder yang
berkepentingan. Lebih jelasnya perspektif perubahan pengelolaan
anggaran ini adalah sebagai berikut menurut para pakar adalah
sebagai berikut :

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 47
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada


kepentingan publik (public oriented).
2. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya dan anggaran daerah pada khususnya.
3. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para
partisan yang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti
DPRD, Kepala Daerah, Sekretaris Daerah dan perangkat
daerah lainnya.
4. Kerangka hukum dan administrasi bagi pembiayaan, investasi,
dan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan kaidah
mekanisme pasar, value for money, transparansi dan
akuntabilitas.
5. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran
kinerja dan anggaran multi tahunan.
6. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan aset daerah
yang lebih professional.
7. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran
DPRD, dan akuntan publik dalam pengawasan, pemberian
opini dan rating kinerja anggaran, dan transparansi anggran
kepada publik.
8. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan
peran pembinaan, peran asosiasi, dan peran anggota
masyarakat guna pengembangan profesionalisme aparat
pemerintah daerah.
9. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk
menyediakan infromasi keuangan daerah yang akurat dan
pengembangan komitmen pemerintah daerah terhadap
penyebaran informasi sehingga memudahkan pelaporan,
pengendalian serta kemudahan mendapatkan informasi.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 48
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Surat Keputusan Menteri dalam Negri No. 29 tahun 2002 tentang


Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, telah
menggariskan secara detil sebagai pedoman bagi seluruh
Pemerintah daerah. Sistem perencanaan ini menuntut kepada
daerah untuk membuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang
untuk menyususn dan menjabarkan visi dan misi daerah.
Dokumen tersebut dijabarkan lagi menjadi dokumen Rencana
jangka pendek Lima Tahunan.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 49
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

A. Ikhtiar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


Pada Tahun Anggaran Tahun 2014 Anggaran Belanja Daerah
Puskesmas Beji dan Realisasi sasaran kinerja Puskesmas Beji selama
Tahun 2014 dapat dilihat secara ringkas pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1
Ikhtisan Target dan Realisasi Puskesmas Beji
Tahun 2014

ANGGARAN
NO %
URAIAN SETELAH REALISASI LEBIH/ KURANG
URUT Realisasi
PERUBAHAN
1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN 2.531.389.000,00 2.814.864.000,00 -283.475.000,00 2,25


1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.531.389.000,00 2.814.864.000,00 -283.475.000,00 2,25
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 0,00 0 0
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 231.277.000,00 263.592.000,00 -32.315.000,00 113,97%
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.1.3 0 0 0
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
1.1.4 2.551.272.000,00 -251.160.000,00 110,92%
Sah 2.300.112.000,00
Jumlah 2.531.389.000,00 2.814.864.000,00 -283.475.000,00 224,89%

2 BELANJA 4.704.564.900,00 3.269.614.830,00 1.434.950.070,00 69,50%


2.1 BELANJA OPERASI 4.522.124.900,00 3.269.614.830,00 1.252.510.070,00 72,30%
2.1.1 Belanja Pegawai 1.551.306.400,00 1.291.813.000,00 259.493.400,00 83,27%
2.1.2 Belanja Barang 2.970.818.500,00 1.977.801.830,00 993.016.670,00 66,57%

2.2 BELANJA MODAL 0,00


182.440.000,00 - 182.440.000,00
2.2.1 Belanja Tanah 0,00
- - -
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 182.440.000,00 0,00 182.440.000,00 0,00%
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00%
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00%
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00%
2.2.6 Belanja Aset Lainnya - 0,00 0,00%
-
Jumlah 4.704.564.900,00 3.269.614.830,00 1.434.950.070,00 69,50%
Surplus/(Defisit) -2.173.175.900,00 -454.750.830,00 -1.718.425.070,00 20,93%

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 50
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

B. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target


yang Telah Ditetapkan
Secara umum permasalahan yang masih dihadapi dalam
pengelolaanpendapatan daerah dipengaruhi masalah internal
maupun eksternal.
Permasalahan internal antara lain : kurangnya SDM, sarana
prasarana, sehingga kepuasan pelayanan yang diberikan
kepada pasien masih kurang.
Permasalahan eksternal antara lain : adanya perda No.09
tahun 2009 tentang retribusi, antara lain adanya pembebasan
retribusi bagi semua masyarakat baik yang memiliki kartu
jaminan maupun umum. Di sisi lain puskesmas dituntut
pencapaian target retribusi.

C. Faktor Pendukung Pencapaian Target yang Telah


Ditetapkan
Faktor-faktor penunjung pencapaian kinerja adalah:
a) Adanya perbaikan system kerja, sarana dan prasarana yang
mendukung pencapaian target kinerja.
b) Adanya peningkatan kapaisatas sumberdaya aparatur baik
melalui pembinaan dan pelatihan internal/eksternal,
ataupun melalui pengingkatan jenjang pendidikan.
c) Semakin meningkatnya koordinasi lintas sekor ataupun
lintas program.
d) Semakin meningkatnya koordinasi dengan pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah daerah dan intansi-
intasi terkait dengan Puskesmas Beji

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 51
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

BAB IV
INFORMASI MANAJEMEN LAINNYA

A. JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN

NO PELAYANAN INDIKATOR
TAHUN

2011 2012 2013 2014

UPT PUSKESMAS BEJI

1 Pasien Umum Kunjungan 25.438 30.210 27.087 28.875

2 Pasien Lansia Kunjungan 5.963 7.071 6.340 6.785

3 Pasien MTBS Kunjungan 8.673 1.204 9.221 9.830

4 Pasien Gigi Kunjungan 3.794 4.499 4.034 4.301

5 Pasien KB Kunjungan 10.299 12.212 10.950 11.673

6 Pasien KIA Kunjungan 1098 1211 1324 1550

7 Pasien PONED Kunjungan - - - 173

8 Kunjungan Lab Kunjungan 54.208 64.276 57.632 61.437

9 Farmasi Resep 25.438 30.210 27.087 28.875

1. Analisis Lingkungan Internal

a. Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh
gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang
dapat menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:
1) Customer Acquisition.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 52
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana


"pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan
kecenderungan peningkatan kinerja.
2) Customer Loyality.
Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana
Puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan
ulang) untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan.

B. KINERJA PELAYANAN
Puskesmas Beji adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di
wilayah Kota Depok Namun demikian derajat kesehatan
masyarakat masih di bawah harapan, yang ditunjukkan
dengan masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia.
Untuk mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang harus
dilakukan adalah meningkatkan peran puskesmas Hal yang
perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan baik yang
mendukung maupun yang menghambat. Setidaknya rumah
puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian anggaran
belanja puskesmas masih ditopang dari subsidi pemerintah,
hampir seratus prosen infrastruktur dan belanja pegawai yang
sebagian besar PNS daerah dibayar dari APBN dan APBD

C. SUMBER DAYA MANUSIA


Puskesmas Beji senantiasa menempatkan sumber daya
manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab
keberhasilan pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci
sukses dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 53
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

bagi masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait


dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Puskesmas Beji memiliki 3 Puskesmas Pembantu sebagai
upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan membantu pelaksanaan program menuju
tercapainya visi dan misi puskesmas.

a) Kegiatan Pengelolaan SDM


Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan
fungsi manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset;
pengembangan kompetensi dan pembinaan karir;
Penyempurnaan Sistem Reward and punishment;
Pengembangan SDM diprioritaskan pada pendidikan SDM
yang mempunyai daya ungkit yang signifikan terhadap
kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi &
kontribusi terhadap puskesmas serta pengembangan /
pendidikan yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai
kegiatan manajemen umum, diantaranya meningkatkan kinerja
manajemen operasional dengan mewujudkan indikator kinerja
serta menyempurnakan sistem informasi manajemen; sistem
pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan
sistem monitoring dan evaluasi.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada
peningkatan kualitas SDM sesuai standar kompetensi,
kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit yang
besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari
alokasi biaya pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014
Puskesmas telah memberikan kesempatan peningkatan

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 54
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga


perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan
lainnya.

1) Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas
Dalam menilai kondisi infrastruktur digunakan dua indikator
yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan
peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan
rawat jalan, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan
ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar
minimum luas ruangan pada layanan rawat jalan, penunjang
medis, dan non medis.
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat
disimpulkan bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa
SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

D. PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN INSFRASTRUKTUR


Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi insfrastruktur puskesmas
dalam menilai kondisi insfrastruktur digunakan dua indikator
yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan.Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu :
1. Kelengkapan peralatan
2. Kalibrasi

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 55
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

3. Kondisi peralatan pada layanan rawat jalan,penunjang


medis,dan non medis.
Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan
standarminimum luas ruangan pada layanan rawat jalan.
Penunjang medis, dan non medis.
Kondisi peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut :

LAYANAN KELENGKAPAN ALAT ALAT DIKALIBRASI


Rawat Jalan 70 % 90 %
Penunjang Medis 75 % 80 %
Non Medis 50 % -
Rata-rata 65 % 56 %

Dari tabel diatas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 65


% dari standar minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih
belum selurihnya dilakukan. Sedangkan kondisi peralatan 70
% masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan
dengan standar minimum digambarkan dengan tabel berikut :
LAYANAN PEMENUHANSTANDAR MINIMUM
LUAS RUANGAN
Rawat Jalan 30 m
Penunjang Medis 75,2 m
Penunjang Non Medis. 92 m

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan diatas dapat


disimpulkan bahwa penyediaan Sumber Daya pelayanan
berupa SDM dan insfrastruktur masih belum memadai dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 56
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI 2015

BAB V

PENUTUP

Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja keuangan


pada suatu periode tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap entitas fiscal, termasuk
didalamnya Puskesmas Beji

Harapan kami, Laporan Keuangan ini dapat memenuhi gambaran sebagai


bahan evaluasi, informasi dan dapat dijadikan referensi dalam mengelola keuangan
daerah agar lebih baik dimasa yang akan mendatang.

Semoga buku laporan keuangan untuk dapat bermanfaat bagi semua pihak
unutk terus meningkatkan kualitas kinerja pengelolaan keuangan daerah yang tertib
dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Depok, Oktober 2015

Kepala UPT PUSKESMAS BEJI


Penata Tingkat I

dr. Tiur Febrina Pohan


NIP. 19700206 200501 2 009

Lpo
LAPORAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS BEJI halaman 57

Anda mungkin juga menyukai