Anda di halaman 1dari 4

Majalah

KESEJAHTERAAN SOSIAL Vol. VIII, No. 15/I/P3DI/Agustus/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

WACANA PENERAPAN FULL DAY SCHOOL


UNTUK SISWA SD DAN SMP
Sulis Winurini*)

Abstrak
Untuk memperkuat penanaman pendidikan karakter di sekolah, Mendikbud mewacanakan
perpanjangan jam sekolah atau full day school (FDS) terhadap siswa SD dan SMP.
Usulan ini memicu polemik. Tulisan ini akan membahas bagaimana pengaruh FDS
terhadap karakter anak dan apakah FDS dapat diterapkan di semua SD dan SMP di
Indonesia. Berdasarkan kajian literatur, FDS bisa menurunkan perilaku bermasalah dan
meningkatkan perkembangan pribadi serta sosial anak, tergantung dari isi program
dan juga pendekatan pelatihan yang digunakan. Beberapa permasalahan mendasar
dalam sistem pendidikan kita, yaitu rendahnya kualitas guru, belum meratanya distribusi
guru, serta belum amannya lingkungan sekolah mengindikasikan Indonesia belum siap
menerapkan FDS di SD dan SMP di semua wilayah untuk saat ini.

Pendahuluan
Wacana full day school (FDS) untuk di sekolah, teman di lingkungan tempat
siswa SD dan SMP yang diusulkan Menteri tinggal, dan keluarga di rumah. Adanya FDS
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), akan mengurangi intensitas pertemuan anak
Muhadjir Effendy, mengundang pro dan kontra. dengan orang tua, di samping interaksi dengan
Mendikbud meyakini bahwa porsi pendidikan lingkungan sekitar. Selain itu, tidak semua
karakter di level pendidikan dasar dan orang tua bekerja di luar rumah sehingga
menengah belum memadai, sehingga perlu ada tidak bisa digeneralisasikan bahwa FDS bisa
penambahan dengan menyelenggarakan kegiatan menyelesaikan semua permasalahan anak. Apa
ekstrakurikuler. Rencananya, anak pulang yang diungkapkan KPAI mewakili keresahan
sekolah pukul lima sore mengikuti rata-rata jam orang tua. Sejalan dengan itu, salah seorang
pulang kerja orang tua. Mereka diharapkan bisa warga memprakarsai petisi menolak kebijakan
pulang bersama-sama orang tua, atau setidaknya FDS pada tanggal 9 Agustus 2016. Petisi tersebut
ketika mereka pulang sekolah ada orang tua yang ditandatangani 42.168 orang dalam waktu
mengawasi kegiatan mereka. seminggu.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Di sisi lain, pemerhati kebijakan publik,
(KPAI) menyatakan bahwa anak-anak Muhadjir Darwin, menilai positif wacana FDS ini.
membutuhkan interaksi dengan teman sebaya Menurutnya, gagasan tersebut tepat diterapkan

*) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: suliswinurini@yahoo.com

Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-9-
untuk pendidikan karakter anak mengingat setelah jam sekolah. Menurut Dr. Stuart
degradasi moral yang dialami generasi muda saat Martin, Kepala Sekolah Internasional Nexus
ini. Sebagian orang tua, terutama mereka yang Singapura, lebih banyak libur tidak sesuai
bekerja dan tinggal di kota, mendukung usulan dengan target yang ingin dicapai.
ini. Menurut mereka, dengan lamanya waktu di
sekolah, anak lebih leluasa bersosialisasi, berada Dampak Penerapan FDS terhadap
dalam pengawasan orang dewasa, dibiasakan Karakter Anak
untuk beribadah bersama, terlibat dalam kegiatan Beberapa penelitian yang dipublikasikan
ekstrakurikuler, dan dapat menjamin anak Harvard Family Research Project pada
makan siang yang sehat. tahun 2003 menyimpulkan bahwa ASP
Wacana Mendikbud memperpanjang jam bisa meningkatkan perkembangan
sekolah masih berupa gagasan yang perlu dikaji sosial dan kepribadian anak, di samping
secara mendalam. Dalam rangka mengkritisi pencapaian akademik. Gottfredson et al.
usulan Mendikbud, tulisan ini akan membahas yang telah melakukan penelitian terhadap
pengaruh FDS terhadap karakter anak dan siswa di Maryland pada tahun 1999-2000
dapatkah FDS diterapkan di semua SD dan mengungkapkan bahwa partisipasi siswa
SMP di Indonesia saat ini. dalam ASP memang dapat menurunkan
perilaku bermasalah, tetapi hal ini hanya
Full Day School di Beberapa Negara terjadi pada siswa pendidikan menengah,
Konsep FDS telah lama diterapkan bukan pada siswa pendidikan dasar.
beberapa negara, seperti Singapura, Korea Ada dua hal yang menjadi catatan dalam
Selatan, China, Jepang, Inggris, Amerika hasil penelitiannya. Pertama, penurunan
Serikat, Taiwan, Spanyol, dan Jerman. Istilah perilaku bermasalah tidak diperoleh dengan
yang umum digunakan negara lain adalah After mempersempit ruang kosong pengawasan orang
School Program (ASP). Setiap negara memiliki dewasa atau dengan meningkatkan keterlibatan
alasan tersendiri memunculkan ASP di dalam siswa dalam aktivitas yang konstruktif.
program pendidikannya. Penurunan perilaku bermasalah diperoleh
Di Korea Selatan, munculnya ASP dengan meningkatkan intensi mereka untuk
diawali fenomena meningkatnya kebutuhan menghindari obat-obatan terlarang serta bergaul
para orang tua yang berambisi menyukseskan dengan teman-teman yang tidak bermasalah.
anaknya melalui pendidikan. Pada saat Kedua, kegiatan yang berkontribusi paling besar
itu, pamor sekolah umum kalah dengan terhadap penurunan perilaku bermasalah adalah
bimbingan belajar. Hal ini menyebabkan kegiatan pengembangan kompetensi sosial
kesempatan pendidikan jadi tidak merata, serta kepribadian. Hasil penelitian ini konsisten
terjadi kesenjangan pendidikan antarwilayah dengan kesimpulan bahwa salah satu alasan
dan antarkelas. Pemerintah beranggapan yang mendasari absennya hasil positif pada
ASP bisa menjadi cara untuk menghilangkan program sekolah dasar adalah karena program
kesenjangan ini sekaligus meningkatkan pada sekolah dasar tidak menekankan kegiatan
pamor sekolah umum. yang berhubungan dengan pengembangan
Di Amerika Serikat, ASP dilakukan kompetensi sosial serta kepribadian.
untuk mengatasi tingginya kriminalitas anak Burdumy, Dynarski, dan Deke, melalui
yang berdasarkan hasil penelitian terjadi hasil penelitian yang dirilisnya pada tahun
sebagai akibat minimnya pengawasan orang 2006, justru menyatakan bahwa ASP dapat
dewasa pada jam-jam pulang sekolah. Pada meningkatkan perilaku negatif pada siswa
saat itu, kesenjangan antara jadwal kerja laki-laki pendidikan dasar dan siswa yang
orang tua dan jadwal sekolah anak bisa sebelumnya memang memiliki masalah
mencapai 20-25 jam per minggu. Banyak disiplin. Berbeda dengan Gottfredson et al.,
kalangan berkeyakinan, ASP bisa membantu hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa
mengatasi permasalahan ini. pada siswa pendidikan menengah, terjadi
Di Singapura, ASP diterapkan karena peningkatan perilaku negatif secara signifikan
anak-anak sudah terbiasa menghabiskan meskipun tidak besar. Menurut mereka, hal
waktu untuk les dan menyelesaikan pekerjaan ini berkaitan dengan perbedaan kebijakan
rumah setelah jam sekolah. Hasil survei disiplin yang diterapkan ASP dan sekolah.
memperlihatkan bahwa 98 persen anak-anak Sekolah memiliki peraturan yang ketat dengan
di Singapura mengikuti pelajaran tambahan menghukum siswa apabila melanggar peraturan.

- 10 -
Sementara peraturan di dalam ASP lebih longgar guru, sementara sekolah-sekolah di perkotaan
sehingga kesempatan siswa menampilkan memiliki jumlah guru yang lebih banyak
perilaku tidak disiplin menjadi lebih besar. daripada ketentuan standar kepegawaian
Secara khusus, Durlak dan Weissberg nasional. Selain itu, guru yang lebih berkualitas
melakukan penelitian terhadap 73 program dan lebih berpengalaman pada umumnya
ASP yang berhubungan dengan pengembangan terkonsentrasi di perkotaan yang lebih
kompetensi sosial dan kepribadian. makmur. Misalnya, lebih dari setengah jumlah
Hasilnya menunjukkan bahwa ASP berhasil guru SD dan SMP di daerah perkotaan bergelar
meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri sarjana, sedangkan hanya 20% guru di daerah
siswa, memperkuat perasaan dan sikap positif pedesaan terpencil yang bergelar sarjana.
terhadap sekolah, meningkatkan perilaku sosial Kedua, kekerasan terhadap anak di
yang positif, serta pencapaian akademik. ASP sekolah masih sering terjadi. Hasil riset LSM
juga bisa menurunkan permasalahan perilaku Plan International dan International Center
dan penggunaan obat-obatan terlarang. for Research on Women (ICRW) yang dirilis
Namun demikian, mereka menekankan bahwa awal Maret 2015 ini menunjukkan, terdapat
program yang berhasil hanyalah program- 84% anak di Indonesia mengalami kekerasan
program yang mengikuti kaidah-kaidah di sekolah. Angka tersebut lebih tinggi dari tren
evidence-based training approaches. Pakem- di kawasan Asia yakni 70%. KPAI menyatakan
pakem yang dimaksud adalah dua kriteria yang bahwa dari Januari 2011 hingga 2013, kasus
berhubungan dengan proses, yaitu hadirnya kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan
rangkaian aktivitas dan penggunaan bentuk terus mengalami peningkatan, tetapi menurun
pembelajaran yang aktif, serta dua kriteria lain pada tahun 2014. Khusus untuk anak korban
yang berhubungan dengan isi, yaitu program kekerasan di sekolah yang menerima kekerasan
yang terfokus dan target yang eksplisit. fisik dan psikis pada tahun 2013 terdapat 96
kasus, tahun 2014 terdapat 159 kasus, dan
Sudah Siapkah Indonesia hingga pertengahan tahun 2015 terdapat 15
Menyelenggarakan FDS? kasus. Di akhir 2015, Ketua KPAI, Asrorun Niam
Vandell dan Shumow mengungkapkan Sholeh, juga menyebutkan kenaikan jumlah
bahwa pemanfaatan FDS tergantung dari anak sebagai pelaku kekerasan atau bullying di
kesempatan anak membuat keputusan dan iklim sekolah sepanjang tahun 2015, yang mencapai
positif yang tercipta di sekolah yang berhubungan 79 kasus anak sebagai pelaku bullying dan 103
dengan rasio antara staf pengajar dengan anak kasus dengan anak sebagai pelaku tawuran. Hal
serta kualifikasi dari staf pengajar tersebut. ini menggambarkan bahwa lingkungan sekolah
Sejauh mana FDS memasukkan program belum menjamin keamanan dan kesejahteraan
pencegahan perilaku bermasalah yang efektif juga anak secara penuh.
menjadi faktor kunci keberhasilan FDS. Lebih lanjut, kebutuhan FDS bagi
Ada beberapa fakta yang perlu anak dan orang tua di Indonesia belum
diperhatikan pemerintah dalam penerapan terbaca secara jelas mengingat beragamnya
FDS. Pertama, sistem pendidikan di Indonesia karakteristik wilayah dan situasi kondisi
saat ini belum lepas dari permasalahan masyarakat di Indonesia. Bupati Bojonegoro,
mendasar. Mendikbud sebelumnya, Anies Suyoto, mengungkapkan bahwa interaksi
Baswedan, bahkan pernah menyebut sosial di lingkungan desa masih sangat tinggi.
pendidikan di Indonesia dalam situasi Kebanyakan anak mengisi waktu dengan
gawat darurat. Berdasarkan pemetaan yang mengaji selepas jam sekolah. Para orang tua
telah dilakukan Kemendikbud, dari 40.000 juga selalu mengawasi aktivitas anak sehingga
sekolah di tahun 2012, 75% di antaranya FDS kurang dibutuhkan. Sementara Sekretaris
tidak memenuhi standar layanan minimal Daerah Karo, Sabarina, melihat dengan sudut
pendidikan. Hasil uji kompetensi terhadap pandang berbeda. FDS dianggap perlu karena
460.000 guru di tahun 2012 menunjukkan anak-anak di Karo memiliki banyak waktu
bahwa nilai rata-rata uji kompetensi guru kosong selepas pulang sekolah, tanpa kehadiran
adalah 44,5, sementara standar yang orang tua yang notabene menghabiskan
diharapkan adalah 7. Laporan yang disusun waktu di ladang seharian. Beberapa kalangan
Kemendikbud di tahun 2013 menyebutkan berasumsi bahwa FDS lebih cocok diterapkan
bahwa distribusi guru di antara sekolah sangat di daerah perkotaan karena tingginya angka ibu
tidak merata. Pada umumnya, sekolah-sekolah bekerja di daerah perkotaan. Kendati demikian,
di pedesaan dan daerah terpencil kekurangan belum ditemukan data yang mendukung

- 11 -
terhadap hal tersebut, misalnya data jumlah ibu Durlack, Joseph A., Weissberg, Roger P. (2007). The
bekerja di luar rumah dengan anak usia 6-15 Impact of After School Programs That Promote
tahun di setiap wilayah, data mengenai kasus Personal and Social Skills. http://www.
penyimpangan perilaku anak pada jam-jam uwex.edu/ces/4h/afterschool/partnerships/
pulang sekolah di setiap wilayah. documents/ASP-Full.pdf, diakses 15 Agustus
Berdasarkan beberapa kondisi 2016.
pendidikan seperti yang telah disebutkan di Kemendikbud. (2014). Gawat Darurat Pendidikan
atas, tampaknya penerapan FDS untuk semua di Indonesia. , http://dikdas.bantulkab.go.id/
SD dan SMP di seluruh wilayah Indonesia filestorage/berkas/2014/12/Paparan%20
belum sesuai untuk saat ini. FDS memerlukan Menteri%20-%20Kadisdik%20141201%20
pematangan lebih lanjut jika ingin diterapkan -%20Low%20v.0.pdf, diakses 10 Agustus 2016.
di kemudian hari. Kemendikbud, The World Bank, BEC-TF, European
Union, Kingdom of the Netherlands. (2013).
Penutup Mendayagunakan Guru dengan Lebih
Ulasan di atas memperlihatkan bahwa Baik: memperkuat Manajemen Guru untuk
FDS bisa dimanfaatkan dengan baik apabila Meningkatkan Efisiensi dan Manfaat Belanja
mengikuti kaidah-kaidah evidence-based Publik. http://documents.worldbank.org/
training approach. Sayangnya, Indonesia curated/en/704271468044660179/pdf/74155
belum siap menerapkan FDS di semua SD 0BRI0INDO00Box377384B00PUBLIC0.pdf,
dan SMP saat ini. Tampaknya, pemerintah diakses 10 Agustus 2016.
perlu mematangkan konsep FDS ini. Dalam After School Programs In The 21st Century.
rangka persiapan FDS ada beberapa hal (2008). Harvard Family Research Project.
yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu: 1) Issues and Opportunities In Out Of School
membenahi permasalahan di dalam sistem Time Evaluation No 10, http://www.hfrp.
pendidikan; 2) membuat perencanaan yang org/publications-resources/browse-our-
jelas mengenai FDS; 3) memetakan kebutuhan publications/after-school-programs-in-the-
FDS di setiap wilayah untuk menyelaraskan 21st-century-their-potential-and-what-it-takes-
tujuan program dan pelaksanaan kegiatan; to-achieve-it, diakses 15 Agustus 2016.
4) mengkaji perkembangan dan kesiapan Asia's teachers say copying their school hours won't
psikologis anak sebagai acuan penetapan model help Britain, http://www.telegraph.co.uk/
kegiatan, substansi kegiatan serta penentuan education/expateducation/10064798/Asias-
lamanya jam sekolah; 5) mengkaji kesiapan teachers-say-copying-their-school-hours-wont-
sumber daya sekolah, seperti fasilitas, sarana help-Britain.html, diakses 16 Agustus 2016.
dan prasarana, guru; dan 6) mengkaji alokasi Di Balik Marak Kekerasan di Sekolah. http://
dana yang tersedia. Hasil pengkajian menjadi www.harnas.co/2015/09/22/di-balik-marak-
dasar bagi pemerintah untuk menilai apakah kekerasan-di-sekolah, diakses 11 Agustus 2016.
FDS bisa dilaksanakan secara efektif dan tepat Full Day School Tak Cocok di Desa. http://www.
sasaran. Dalam hal ini, DPR RI, khususnya harnas.co/2016/08/10/full-day-school-tak-
Komisi X, perlu memantau kajian yang disusun cocok-di-desa, diakses 11 Agustus 2016.
pemerintah untuk memastikan bahwa FDS Ini Alasan Mendikbud Usulkan "Full Day
bermanfaat bagi masyarakat dan negara. School". http://edukasi.kompas.com/
read/2016/08/08/12462061/ini.alasan.
Referensi mendikbud.usulkan.full.day.school, diakses 10
Gottfredson, Denise C., Gerstenblith, Stephanie Agustus 2016.
A., Soule, David A., Womer, Shannon C., Lu, Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Rencana Sekolah
Shaoli. (2004). Do After School Program Sehari Penuh. https://m.tempo.co/read/
Reduce Delinquency? Prevention Science. Vol 5 news/2016/08/09/079794524/ribuan-orang-
No 4, 253-265. teken-petisi-tolak-rencana-sekolah-sehari-
Burdumy, Susan James., Dynarski, Mark., Deke, penuh, diakses 10 Agustus 2016.
John. (2006). After School Program Effects on Survei ICRW: 84% Anak Indonesia Alami
Behavior: Results from the 21st Community Kekerasan di Sekolah. http://news.liputan6.
Learning Centers Program National Evaluation, com/read/2191106/survei-icrw-84-anak-
http://athens.src.uchicago.edu/jenni/EI/ indonesia-alami-kekerasan-di-sekolah, diakses
Burdumyetal/Burdumy_Dynarski_etal_EI_ 11 Agustus 2016.
final.pdf, diakses pada tanggal 12 Agustus 2016.

- 12 -

Anda mungkin juga menyukai