Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deoxycorticosterone acetate (DOCA) dan Natrium klorida (NaCl)


2.1.1 Deoxycorticosterone acetate (DOCA)
Deoxycorticosterone adalah suatu hormon steroid yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal sebagai mineralokortikoid dan berfungsi sebagai
precursor aldosterone. Jalur utama untuk produksi aldosterone yaitu
pada zona glomerulosa adrenal. DOCA-garam merupakan suatu model
hipertensi sekunder karena pengaruh endokrin (hormon).6 Disintesis dari
bentukan DOC (Deoxycorticosterone) yang merupakan hormon steroid
yang tersusun dari dua puluh satu atom karbon7
2.1.2 Penggunaan DOCA
DOC dimanfaatkan untuk penatalaksanaan Addison dissease dan
post-adrenalectomy. Juga dapat digunakan sebagai penunjang
tambahan hormon lain pada hipertensi dengan kadar renin rendah,
congenital adrenal hyperplasia dengan defisiensi C-17 Hydroxylase,
congenital adrenal hyperplasia dengan aldosterone synthase (tanpa
penurunan kortisol) dan adrenocortical.7
2.1.3 Natrium Chlorida (NaCl)
Na (Natrium) adalah suatu kation utama di ekstraseluler yang
diabsorbsi melalui tubulus ginjal oleh hormon aldosterone.8 Kadar Na
yang tinggi di dalam darah menyebabkan peningkatan osmolalitas
darah, sehingga menarik cairan intrasel keluar ke pembuluh darah dan
menyebabkan peningkatan volume plasma. Cl (klorida) yaitu anion
utama ekstraseluler yang diabsorbsi ansa henle ginjal dan menyebabkan
tekanan darah menjadi meningkat, pada penelitian in vivo,
hiperkloremia menyebabkan vasokonstriksi ginjal dan terjadi penurunan
glomerular filtrat rate. Respon tersebut mengaktivasi RAAS untuk
mencegah kehilangan cairan. Selain itu, kadar NaCl ang tinggi dalam
darah menyebabkan eksitasi saraf simpatis yang menyebabkan
vasokonstriksi.9

3
2.1.4 Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-NaCl terhadap
Peningkatan Tekanan Darah

Model endokrin hipertensi diinduksi oleh mineralokortikoid


(Deoxycorticosterone Acetate). Mineralokortikoid dapat meningkatkan
reabsorpsi ion Na+ serta ekskresi ion K+serta H+ di tubulus distal pada
hiperkortisisme.10
Deoxycorticosterone merupakan salah satu mineralkortikoid yang secara
kualitatif mempunyai kemiripan dengan aldosterone, serta merupakan
hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosterone akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan
volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume
dan tekanan darah.6
Dalam hal ini mekanisme DOCA menyebabkan hipertensi dengan
meningkatkan reabsobsi air dan garam dari ginjal, meningkatakan
vassopresin untuk retensi air dan peningkatan aktifitas simpatis yang
menyebabkan vasokonstriksi.11

2.2 Herbal Sebagai Antihipertensi


Berikut ini adalah uraian herbal yang dipilih sebagai formula antihipertensi :
2.2.1 Pegagan (Centella asiatica)
2.2.1.1 Morfologi Pegagan
Pegagan (Centella asiatica) berasal dari famili Umbeliferae.12
Tanaman herbal ini tumbuh di daerah tropis dan berbunga sepanjang
tahun. Bentuk daunnya bulat, batangnya lunak dan beruas, tumbuh
menjalar hingga mencapai satu meter. Setiap ruasnya ditumbuhi akar
dan daun dengan tangkai daun panjang sekitar 515 cm dan akar
berwarna putih, dengan rimpang pendek dan stolon yang merayap
dengan panjang 1080 cm. Tinggi tanaman sekitar 5,3913,3

4
cm,dengan jumlah daun berkisar antara 58,7 untuk tanaman induk
dan 25 daun pada anakannya.13
2.2.1.2 Taksonomi Pegagan

Gambar 2.1 Tumbuhan Pegagan


(
http://obatjawa.blogspot.com/2013/04/segudang-khasiat-daun-
pegagan.html/15-07-2014)

Nama latin Pegagan yaitu Centella asiatica (C asiatica). Sinonimnya


adalah Hydrocotyle asiatica. Di beberapa daerah tanaman ini dikenal
dengan nama Daun kaki kuda (Melayu), Papagan (Sunda), Takip
kohol (Filipina), Spadeleaf, pohekula (Inggris), Gotu kola (India).14

2.2.1.3 Klasifikasi Pegagan


Tanaman ini termasuk dalam Kingdom Plantae, Subkingdom
Tacheobionta, Superdivisi Spermatophyta, Divisi
Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Subclass Rosidae, Ordo
Apiales, Family Apiaceae, Genus Centella, Spesies Centella asiatica.
2.2.1.4 Manfaat Umum Pegagan
Pegagan biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
menguatkan daya ingat, menyembuhkan luka, meningkatkan sistem
imunitas tubuh, meningkatakan aliran darah, mencegah tukak
lambung, hepatoprotektor, anti nyeri dan anti peradangan. Selain itu di
Australia biasa digunakan untuk mengobati pikun maupun stres.
Pegagan juga memiliki efek diuretik sehingga bisa digunakan dalam
menurunkan tekanan darah.15

5
2.2.1.5 Kandungan Kimia Pegagan
Kandungan nutrisi tiap 100 g daun pegagan adalah 34 kalori; 89,3
g air; 1,6 g protein; 0,6g lemak; 6,9 g karbohidrat; 2,0 g serat; 1,6 g
abu; 170 mg kalsium; 30 mg fosfor; 3,1 mg besi; 414 mg kalium;
6580 g beta-karoten; 0,15 mg tiamina; 0,14 mg riboflavin; 1,2 mg
niasin, dan 4 mg asam askorbat.16
Sedangkan kandungan zat kimia yang terdapat didalamnya
adalah asiatikosida, madekosida, brahmosida, tannin, flavonoid,
polifenol, steroid, triterpenoid,alkaloid, resin, pectin, gula, vitamin B6
Selain itu juga mengandung garam mineral (seperi garam kalium,
natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine, dan zat
samak.14
2.2.1.6 Pegagan Sebagai Antihipertensi
Beberapa manfaat dari pegagan yaitu sebagai antioksidan dan
antihipertensi. Telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya bahwa
pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica) pada konsentrasi 16
g/20 ml/kg dengan kandungan flavonoid quercetin pada konsentrasi
5 mg/20 ml/kg (i.g.) memiliki efek antihipertensi pada tikus yang
diinduksi hipertensi.15
Antioksidan yang terkandung dalam pegagan antara lain flavonoid,
triterpenoid, alkaloid, polifenol yang dapat menurunkan tekanan darah
karena menurunkan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu juga dapat
mencegah deposisi kolagen, hipertrofi pembuluh darah serta
kerusakan pembuluh darah.17
2.2.2 Gandarusa (Justicia gendarussa)
2.2.2.1 Morfologi Gandarusa
Gandarusa yaitu salah satu tumbuhan perdu yang biasa
tumbuh sebagai semak-semak. Tinggi tumbuhan ini sekitar 1,8 meter
dan berakar tunggang. Berbatang kayu berwarna cokelat mengkilap
dengan banyak cabang, cabang yang masih muda berwarna ungu
gelap. Warna daunnya hijau tua, berupa daun tunggal yang berbentuk
lanset dengan panjang 3-5 cm dan lebar 1,5-3,5 cm. Tulang daun

6
menyirip, tepi daun rata, ujungnya meruncing dan letak daunnya
berhadapan. Warna bunganya putih atau keunguan berukuran kecil,
berupa bunga majemuk dengan bentuk malai atau bulir menguncup.
Bunga terletak menyebar, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai.
Bentuk buah gada, berbiji empat dan ketika muda warna buah hijau
dan menjadi hitam ketika buah sudah tua.18

2.2.2.2 Taksonomi Gandarusa


Gandarusa memiliki nama latin Justicia gendarussa. Di
beberapa daerah biasanya dikenal dengan nama Tuhod manok
(Filipina ), Jian wei fang (China).19

Gambar 2.2 Tumbuhan Gandarusa (http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/berita-


214-tanaman-biduri-gandarusa.html/15-07-2014)

2.2.2.3 Klasifikasi Gandarusa


Tumbuhan ini termasuk dalam Kingdom Plantae,
Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi Spermatophyta, Divisi
Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Subclass Asteridae, Ordo
Scrophularies, Family Achantaceae, Genus Justicia, Spesies
Justicia gendarussa.19
2.2.2.4 Manfaat Umum Gandarusa
Gandarusa sering dijadikan tanaman hias di halaman rumah,
selain itu juga mempunyai berbagai efek obat. Secara tradisional
biasanya digunakan untuk mengobati rematik kronis, inflamasi,

7
bronkitis, keputihan, dispepsia, penyakit mata dan demam,
hemiplegia, sakit kepala, gangguan pernafasan dan pencernaan.,20,21
Selain itu akar dari gandarusa juga dimanfaatkan untuk mengobati
batuk, jaundice, paralisis otot wajah, otalgia dan gangguan hepar.21
2.2.2.5 Kandungan Kimia Gandarusa
Kandungan utama tumbuhan ini adalah antioksidan
flavonoid,lignans, komponen fenol, triterpenoid dan alkaloid. Selain
itu juga mengandung essential oils,vitamin, asam lemak (asam
docosanoic) dan asam salisilat. Pada daun dan akar juga memiliki
komponen steroid yaitu steroids campesterol, stigmasterol, sitosterol
dan sitosterol-D-glucoside.21,22.
2.2.2.6 Gandarusa sebagai Antihipertensi
Kandungan utama gandarusa yaitu zat-zat antioksidan
diantaranya flavonoid, lignan, komponen fenol, triterpenoid dan
alkaloid yang diketahui dapat menurunkan tekanan darah.22 Penelitian
benalu teh oleh Nour Athiroh membuktikan bahwa flavonoid dan
golongannya seperti fenol yang juga terkandung dalam benalu teh
dapat menurunkan tekanan darah.23
2.2.3 Alang-alang (Imperata cylindrica)
2.2.3.1 Morfologi Alang-alang
Alang-alang adalah tumbuhan menahun. Dengan batang
semu, berpelepah, tegak dan tinggi dapat mencapai 2 m. Mempunyai
rimpang, beruas-ruas, bermata tunas pada setiap bukunya. Bentuk
daun pita dengan bulu pendek yang kasar serta pinggiran daun yang
bergerigi tajam. Pelepah daun rapat satu sama lain seperti batang,
panjang daun bisa mencapai 1,2 m dengan lebar daun 1,5 cm. Bunga
berbentuk malai yang berwarna putih, panjang bunga sekitar 21 cm
dan lebarnya 3,5 cm. Biji tumbuhan ini kecil dan terdapat dalam
malai. Alang-alang berkembang biak dengan biji dan rimpang.24,25

8
2.2.3.2 Taksonomi Alang-alang
Nama latin alang-alang yaitu Imperata cylindrica. Dengan
sinonim Imperata arundinacea, Lagurus cylindricus. Pada Di
beberapa daerah dikenal dengan nama Eurih (Sunda), Ambengan (Bali
), Kogon (Filipina), Kogon grass (Inggris), Bi mao gen (China),
Chigaya (Jepang).26

Gambar 2.3 Tumbuhan Alang-alang

(http://infomanfaat.com/category/tanaman/22-07-2014)

2.2.3.3 Klasifikasi Alang-alang


Tumbuhan ini tergolong dalam Kingdom Plantae,
Subkingdom Tracheobinta, Subdivisi Spermatophyta, Divisi
Magnoliophyta, Class Liliopsida, Subclass Commelinidae, Ordo
Poales, Family Poaceae, Genus Imperata, Species Imperata
cylindrica.25
2.2.3.4 Manfaat Alang-alang
Alang-alang dalam pengobatan tradisional biasanya
digunakan untuk mengobati disentri dan infeksi saluran kencing.27
Akar alang-alang biasanya digunakan oleh masyarakat suku Dayak
Kalimantan Timur untuk mengobati pendarahan dan sakit gigi.28 Pada
penelitian lain alang-alang bisa digunakan sebagai antihipertensi, anti
inflamasi dan antipiretik.24,28 Antioksidan yang terkandung dalam
alang-alang bisa bermanfaat sebagai hepatoprotektor.29

9
2.2.3.5 Kandungan Kimia Alang-alang
Rimpang tumbuhan ini mengandung asam kersik, damar dan
logam alkali. Hasil penelitian di Jepang menunjukkan bahwa pada
rimpangnya terdapat senyawa terpenoid iso-arborinol atau -arborinol.
Kandungan bahan pada batang dan rimpang secara rinci adalah
manitol, glukosa, sakarosa, asam malat, asam sitrat, coixol, silindrin,
fernenol, simiarenol dan anemonin.28,30 Dan juga alang-alang
mengandung senyawa seperti tannin, saponin, flavonoid, terpenoid,
glikosida jantung dan alkaloid.27
2.2.3.6 Alang-alang sebagai Antihipertensi
Karena kandungan senyawanya, alang-alang bermanfaat
sebagai antioksidan dan antihipertensi. Telah dibuktikan pada
penelitian sebelumnya dengan memberikan ekstrak alang-alang
(Imperata cylindrica ) pada konsentrasi 90mg/kg bw memiliki efek
antihipertensi yang cukup baik pada tikus yang diinduksi hipertensi.4
Dalam literatur lain dijelaskan bahwa efek antihipertensi ynag efektif
pada dosis 0,024 0,136 mg/ml ekstrak alang-alang dengan melalui
mekanisme relaksasi dan dilatasi otot polos pembuluh darah (pada
studi in vivo) serta jalur gastrointestinal (pada jalur in vitro).5
Kandungan antioksidan yang terkandung seperti alkaloid dan saponin
dapat menurunkan tekanan darah. Sedangkan flavonoid dan terpenoid
bekerja sebagai antiinflamasi serta keluarnya penanda kerusakan
pembuluh darah.27

2.3 Antioksidan sebagai Antihipertensi


Tekanan darah bisa diturunkan dengan pemberian antioksidan.31
Antioksidan bisa diperoleh alami dari dalam tubuh ataupun luar tubuh.32
Penelitian terhadap pegagan (Centella Asiatica) dengan dosis 16 g/20 ml/kg
dan flavonoid quercetin pada konsentrasi 5 mg/20 ml/kg (i.g.) mempunyai
efek antihipertensi.17 senyawa yang terkandung pada gandarusa (Justicia
gendarussa) yaitu flavonoid, lignan, triterpenoid, komponen fenol dan
alkaloid.21 Senyawa yang terkandung pada alang-alang (Imperata cylindrica)

10
yang dapat memberikan efek antihipertensi yaitu flavonoid, terpenoid,
polifenol, dan alkaloid dengan konsentrasi 90mg/kgBB.4 efek antihipertensi
yang dihasilkan senyawa flavonoid sebagai antioksidan dengan mengurangi
radikal hidroksi, anion superoksida dan radikal peroksida lemak dengan
memeperbaiki struktur dan fungsi pembuluh darah.31,32 melihat penelitian
sebelumnya pada benalu teh sebagai antihipertensi membuktikan bahwa
pemberian ekstrak metanol benalu teh yang mengandung antioksidan
flavonoid dapat memberikan efek antihipertensi. Kerja flavonoid langsung
pada sel otot polos pembuluh darah dan me-release EDRF (endothelial
derivate relaxing factor) yang menyebabkan pembuluh darah dilatasi. Fenol
bekerja dengan meningkatkan aktivitas NOS (nitrix oxide synthase) dan
quercetin bekerja dengan meningkatkan produksi NO (nitrix oxide).33
flavonoid menangkal radikal bebas dengan mekanisme pemutusan reaksi
berantai radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen dan
memperlambat laju autooksidasi dengan pengubahan radikal bebas ke bentuk
yang lebih stabil.34 Perbaikan sel endotel berefek meningkatkan pembentukan
NO sebagai vasodilator, anti inflamasi, antitrombotik dan proliferasi sel
pembuluh darah.35 ecSOD dapat distimulasi dengan meningkatkan kadar NO,
ecSOD yaitu senyawa antioksidan enzimatis yang digunakan sebagai
protektan alamiah sel endotel dari radikal bebas dan degradasi NO.36

11
2.4 Ginjal

2.4.1 Anatomi Ginjal

Sistem yang mengatur keseimbangan volume dan komposisi cairan


tubuh yaitu:

1. System gastro interstinal


2. System regulasi ginjal-cairan tubuh
3. Fungsi ginjal

Ginjal terletak di abdomen bagian atas, dibelakang peritoneum. Sebelah


posterior ginjal dilindungi oleh costae dan muskulus-muskulus
(transverses abdominis, kuadratus lumborum,dan psoas mayor) yang
mencakup dua costae terakhir, sedangankan di bagian anterior dilindungi
oleh bantalan usus yang tebal.37

Gambar 2.4. Anatomi Ginjal


Bentuk ginjal seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10-13 cm,
lebarnya 6 cm, berwarna merah dan berat kedua ginjal kurang dari 1%
berat seluruh tubuh atau beratnya antara 120-150 gram dan setiap sekitar
20-25% darah yang dipompa jantung mengalir menuju ginjal.37

12
Tubuh manusia mempunyai sepasang ginjal (masing-masing satu di
sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal, yang
berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen.
Letak ginjal kanan 1cm lebih rendah daripada ginjal kiri dikarenakan ada
hepar yang mendesak di bagian kanan.
ujung bagian atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11(vertebra T12) dan
ujung bagian bawahnya adalah processus transverses vertebra L2 (kira-
kira 5cm dari krista iliaca), sedangkan ujung bagian atas ginjal kanan
adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12 dan ujung bagian bawahnya adalah
pertengahan vertebra L3.38
Ginjal dilapisi oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis. Terdapat
cekungan pada sisi media, dikenal sebagai hilus, yaitu tempat keluar
masuk pembuluh darah dan keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar
dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai pelvis renalis. Pelvis renalis
akan terbagi lagi menjadi kaliks mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12
buah). Setiap kaliks minor melingkupi tonjolan jaringan ginjal dengan
bentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada potongan ginjal secara
vertical terlihat setiap papilanya merupakan puncak daerah piramid yang
meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini bermuara 10-25
buah duktus koligens. Satu lobus ginjal yaitu satu piramid dengan bagian
korteks yang melingkupinya.39

Gambar 2.5. Anatomi Ginjal37

13
Ginjal terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Korteks, merupakan bagian ginjal yang di dalamnya terdapat
korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus dital.
2. Medulla, terdiri dari 9-14 pyramid. terdiri dari tubulus rektus,
lengkung henle dan tubulus proksimal (ductus colligent) di dalamnya.
3. Columna Renalis, merupakan bagian korteks diantara pyramid
ginjal.
4. Processus Renalis, merupakan bagian pyramid/madula yang
menonjol kearah korteks.
5. Hilus Renalis, merupakan bagian di mana pembuluh darah, serabut
saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
6. Papilla Renalis, merupakan bagian yang menghubungkan antara
duktus pengumpul dan calyx minor.
7. Calyx Minor, merupakan percabangan dari calyx major.
8. Calyx Major, merupakan percabangan drari pelvis renalis.
9. Pelvis Renalis/piala ginjal, merupakan bagian yang
menghubungkan antara calyx major dan ureter.
10. Ureter, merupakan saluran yang membawa urin menuju vesica
urinaria.
Pada bagian korteks dan medulla terdiri dari kurang lebih 1 juta nefron.
Nefron merupakan satuan structural dan fungsional terkecil pada ginjal.
Secara histologi ginjal dilapisi kapsul atau simpai jaringan lemak dan
simpai jaringan ikat kolagen. Bangunan-bangunan yang terdapat pada
korteks dan medula ginjal adalah
1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu
Korpus Malphigi terdiri dari kapsula Bowman dan glomerulus
Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan
tubulus kontortus distal.
2. Medula ginjal terdiri dari pars descendens dan descendens ansa
Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus ekskretorius (duktus koligens) dan
duktus papilaris Bellini. 38

14
2.4.2 Korpus Malphigi
Korpus Malphigi terdiri dari kapsul Bowman dan glomerulus.
Kapsul Bowman adalah ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron)
yang melebar dan dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh glomerulus
sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Ruang
diantara ke dua lapisan ini disebut ruang Bowman yang berisi cairan
ultrafiltrasi. Setelah itu cairan ultrafiltrasi akan masuk ke dalam tubulus
kontortus proksimal39

Gambar 2.6 Histologi glomerulus ginjal

Glomerulus berbentuk bundar dengan warna yang lebih gelap dari


pada sekitarnya dengan sel-sel yang tersusun lebih padat. Glomerulus
adalah gulungan pembuluh kapiler yang akanakan diliputi oleh epitel pars
viseralis kapsul Bowman. Di sebelah luar terdapat ruang Bowman yang
menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke tubulus kontortus
proksimal. Ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal kapsul
Bowman.39
2.4.3 Apartus Yuksta-Glomerular
Sel-sel otot polos dinding vasa aferent di dekat glomerulus berubah
sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel ini tampak terang dan terdapat
granula yang mengandung enzim renin dalam sitoplasmanya, rennin
dibutuhkan untuk mengatur tekanan darah. Sel-sel ini dikenal sebagai sel
yuksta glomerular. Renin akan merubah angiotensinogen menjadi
angiotensin I. Selanjutnya angiotensin I akan dirubah menjadi angiotensin

15
II oleh enzim angiotensin converting enzyme(ACE)yang dihasilkan oleh
paru-paru. Angiotensin II berpengaruh terhadap korteks adrenal (kelenjar
anak ginjal) untuk melepaskan hormon aldosteron. Dimana aldosteron
dapat meningkatkan reabsorpsi natrium dan klorida termasuk juga air di
tubulus ginjal terutama di tubulus kontortus distal dan mengakibatkan
volume plasma meningkat. Angiotensin II juga dapat bekerja langsung
pada sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsopsi natrium, klorida
dan air. Di samping itu angiotensin II juga bersifat vasokonstriktor
sehingga dapat menyebabkan kontriksinya dinding pembuluh darah. 39
Sel-sel yuksta glomerular di sisi luar berhimpitan dengan sel-sel
makula densa. Dibagian ini, sel dinding tubulus tersusun lebih padat
daripada bagian lain. Sel-sel makula densa ini sensitif terhadap perubahan
konsentrasi ion natrium dalam cairan di tubulus kontortus distal. Tekanan
darah yang menurun akan berefek terjadinya penurunan produksi filtrat
glomerulus yang berakibat menurunnya konsentrasi ion natrium di dalam
cairan tubulus kontortus distal. Kondisi ini akan merangsang sel-sel
makula densa (berfungsi sebagai osmoreseptor) untuk memberikan sinyal
kepada sel-sel yuksta glomerulus agar mengeluarkan renin. Sel makula
densa dan yuksta glomerular bersama-sama membentuk aparatus yuksta-
glomerular.39
2.4.4 Sawar Ginjal
Sawar ginjal merupakan bagian pemisah darah kapiler glomerulus
dari filtrat dalam rongga Bowman. Terdiri atas endotel kapiler bertingkap
glomerulus, lamina basal dan pedikel podosit yang dihubungkan dengan
membran celah (slit membran). Pedikel podosit adalah sel-sel epitel
lapisan viseral kapsula Bowman. Sel-sel ini berubah menjadi berbentuk
bintang. Fungsi sawar ginjal yaitu untuk menyaring molekul-molekul yang
boleh yang seharusnya tidak dikeluarkan tubuh maupun yang seharusnya
dikeluarkan. Selanjutnya molekul-molekul tersebut akan diekskresikan
dalam bentuk urin (air kemih). Proses filtrasi ini tergantung tekanan
hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus.39

16
2.4.5 Inervasi Ginjal

Arteri renalis cabang dari aorta abdominalis menginervasi langsung


setiap ginjal. Cabangnya yaitu arteri interlobaris diantara piramid ginjal.
Setelah itu akan bercabang lagi menjadi arteri arteri arkuata atau
arsiformis. Dan kemudian arteri-arteri ini akan bercabang-cabang lagi.
Selanjutnya percabangan arteri ini berjalan secara radier ke tepian
korteks dan dikenal sebagai arteri interlobularis. Setelah itu dari arteri
interlobularis akan bercabang menjadi arteri intralobularis yang akan
berakhir sebagai arteriol glomerular aferen yang menginervasi
glomerulus.37
2.4.6 Sel Endotel Glomerulus
Glomerulus berbentuk bundar kecilyang terletak pada kebanyakan
korpuskulum ginjal. Yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Kapiler glomerulus: endoteliumnya berlubang-lubang (fenestrated)
2. Podosit: lapisan yang menutupu endote glomerulus beruba sel epitel
3. Mesangium: jaringan penyokong dimana terdapat sel mesangial dan
matriks di dalamnya.
Kapsula bowmans menutupi bundaran glomerulus. Sumber awal
plasma difiltrasi di glomerulus yang kemudian akan diproses menjadi
urin, sehinggal karena itulah maka glomerulus mempunyai fungsi
terbanyak dari nefron40

Gambar 2.7 skema glomerulus39

17
2.5 Hipertensi
Penyait kardiovaskular tersering dengan berbagai faktor dan mekanisme di
dalamnya yaitu hipertensi. Ketika hipertensi, terjadi shearstress yang rendah
terhadap pembuluh darah, kondisi ini mengakibatkan sel endotel menjadi
disfungsi sehingga terjadi penurunan kadar NO (nitric oxide) yang memiliki
fungsi pengaturan vasodilatasi, kontraksi dan diameter dari pembuluh darah.
Menurunnya kadar NO berefek pada peningkatan radikal bebas sehingga
menimbulkan respon inflamasi endoteldan terbentuklah plak aterosklerosis.
Disfungsi endotel juga dapat menyebabkan perubahan molekul adhesi seluler
endotel sehingga tidak dapat mempertahankan protein matrik dan
menstimulasi pelepasan dan apoptosis sel. Selain itu, shear stress yang
rendah juga dapat merangsang proses stres oksidatif dengan memproduksi
radikal bebas yang menyebabkan remodelling dan menurunnya integritas sel
sehingga ikut berpengaru terhadap kondisi sistemik.9

2.6 Glomerulosklerosis
Sel intra-glomerular dan ekstra-glomerular mempengaruhi Proses sklerosis
glomeruli yang progresif. Kerusakan bisa terjadi pada sel intrinsik
glomerulus (endotel, sel mesangium, sel epitel), maupun sel ekstrinsik
(trombosit, limfosit, monosit/makrofag).40

Gambar 2.8 Progresifitas glomerulosklerosis

18
2.6.1 Peran sel endotel
Peran sel endotel sangat penting dalam memproteksi integritas
jaringan vascular atau vascular bed termasuk glomeruli. Sel endotel
dapat mengalami kerusakan akibat gangguan hemodinamik (shear
stress), atau gangguan metabolik dan imunologis dalam kapiler
glomerular. Kerusakan tersebut menjadikan penurunan atau kehilangan
fungsi antiinflamasi dan antikoagulasi sehingga mengaktivasi dan
mengagregasi trombosit serta pembentukan mikro trombus pada kapiler
glomerulus, sehingga terjadilah mikro inflamasi yang menarik sel-sel
inflamasi (terutama monosit) sehingga berkontribusi dalam terjadinya
aktivasi, proliferasi, serta produksi matrix (ECM) ketika sel tersebut
berinteraksi dengan sel mesangium.40

2.6.2 Peran sel mesangium


Glomerulosklerosis disebabkan karena kerusakan sel mesangium
primer maupun sekunder. Seperti terjadinya mikroinflamasi, akibatnya
monosit menrangsang proliferasi sel mesangium melalui pelepasan
mitogen (seperti platelet derived growth factor atau PDGF) sehingga
terjadilah hiperselularitas yang berefek pada sklerosis mesangium.
pengaruh dari growth factor seperti TGF-1 mengakibatkan sel
mesangium berproliferasi mejadi sel miofibroblas, yang mensintesis
komponen ECM termasuk kolagen interstisial tipe III, yang bukan
merupakan komponen normal ECM glomerulus. Resolusi sklerosis
mesangial dan glomerular bergantung pada keseimbangan sintesis ECM
yang meningkat dengan pemecahan oleh glomerular kolagenase atau
metaloproteinase. 40

2.6.3 Peran sel epitel


Ketika sel podosit tidak mampu bereplikasi terhadap jejas
terjadilah stretching di sepanjang glomerular basement membrane

19
(GBM) sehingga area tersebut menarik sel-sel inflamasi dan
menimbulkan interaksi dengan sel parietal epitel yang menimbulkan efek
formasi adesi kapsular dan glomerulosklerosis. Keadaan tersebut
menyebabkan material amorf terakumulasi di celah paraglomerular,
kerusakan glomerular-tubular junction, dan akhirnya terjadilah atrofi
tubular serta fibrosis interstisial. 40

2.6.4 Peran trombosit dan koagulasi


Trombosit dan produk yang dihasilkannya terdapat dalam
glomerulus dengan mengalami nefropati. Stimulasi kaskade koagulasi
menyebabkan aktifnya sel mesangium dan menyebabkan sklerosis.
Trombin meningkatkan produksi di TGF-1 yang memberikan efek
produksi ECM mesangial dan inhibisi metaloproteinase.
Glomerulosklerosis tergantung pada sistem regulasi plasminogen yang
mengatur keseimbangan aktivitas trombus/antiproteolitik dengan
antikoagulan/proteolitik. 40

2.6.5 Peran limfosit dan monosit/makrofag


Dalam glomerulus yang rusak didapatkan sel limfosit T-helper dan T-
cytotoxic, monosit, dan makrofag. Progresifitas glomerulosklerosis
dipengaruhi oleh keseimbangan antara sel limfosit Th-1 yang bersifat
inflamasi dan sel Th-2 yang bersifat antiinflamasi. Deplesi sel monosit
atau makrofag dapat menyebabkan glomerulosklerosis karena fungsinya
sebagai protektan dikarenakan sel-sel tersebut dapat memproduksi
sitokin dan growth factor. 40

20
Gambar 2.9 Peran berbagai sel dalam terjadinya glomerulosklerosis

2.7 Hialinisasi
Peningkatan matriks ekstraselular dan materi lain menuju ke kehilangan
atau injuri yang merupakan pertanda dari sklerosis dari kapiler dan
kesatuannya dari semua bagian, sklerosis bisa juga dihubungkan dengan
injuri oleh kolagen pada traktus urinarius yang sejalan dengan peningkatan
matriks ekstraselular di keseluruhan kapiler, jika keadaan ini terjadi pada
seluruh glomeruli dinamakan sebagai glomerular hialinisasi (sklerosis
komplit).39
Menurut (Robin. Kumar, 2009) injuri merupakan etiologi hialinisasi pada
glomerulus. Injuri pada glomerulus bisa terjadi sebagai akibat dari
mekanisme inflamasi.41
Penebalan basement membrane capillary merupakan awal dari perubahan
glomerulus, kemudian epitel glomerulus menjadi lebih menonjol, diikuti
dengan peningkatan jumlah dan ukuran, sitoplasmanya juga menjadi terisi
droplets atau granula. Lesi ginjal yang terdapat pada peritubulus,
periglomerular, dan area perivaskular yang berupa vakuolisasi dan nekrosis

21
dari epitel tubulus dan infiltrasi dari sel plasma. Lesi ini berisi akumulasi dari
material hialin di dalam atau di atas basement membrane dari kapiler dan
proliferasi dari sel-sel epitel dari rangkaian glomerulus dan capsula secara
besar-besaran.42

22

Anda mungkin juga menyukai